[EXOFFI FREELANCE] My Lady (Chapter 46)

MY LADY

[ Chapter 46]

Title : MY LADY

Author : Azalea

Main Cast :

Byun Baekhyun (EXO), Lee Sena/Kim Jisoo (BLACKPINK), Oh Sehun (EXO)

Support Cast :

Shannon Williams, Lee Miju (Lovelyz), Kim Kai (EXO), Park Chanyeol (EXO), Do Kyungsoo (EXO), etc.

Genre : Romance, Sadnes, Adult

Rating : PG + 17

Length : Chapter

Disclaimer : Cerita ini murni dari otakku sendiri. Tidak ada unsur kesengajaan apabila ada ff yang memiliki cerita serupa. Kalaupun ada yang serupa, aku akan berusaha membawakan cerita milikku sendiri ini dengan gaya penulisanku sendiri. Kalian juga bisa membacanya di wattpad. Nama id ku @mongmongngi_b, dengan judul cerita MY LADY.

Credit poster by RAVENCLAW

Cerita sebelumnya :  Cast Introduce -> CHAPTER 1 -> CHAPTER 2 -> CHAPTER 3 -> CHAPTER 4 -> CHAPTER 5 -> CHAPTER 6 -> CHAPTER 7 -> CHAPTER 8 -> CHAPTER 9 -> CHAPTER 10 -> CHAPTER 11 -> CHAPTER 12 -> CHAPTER 13   -> CHAPTER 14 -> CHAPTER 15 -> CHAPTER 16 -> CHAPTER 17 -> CHAPTER 18 -> CHAPTER 19 -> CHAPTER 20 -> CHAPTER 21 -> CHAPTER 22 -> CHAPTER 23 -> CHAPTER 24 -> CHAPTER 25CHAPTER 26 -> CHAPTER 27 –> CHAPTER 28 -> CHAPTER 29 – > CHAPTER 30 -> CHAPTER 31 -> CHAPTER 32 -> CHAPTER 33 -> CHAPTER 34 -> CHAPTER 35 -> CHAPTER 36 -> CHAPTER 37 -> CHAPTER 38 -> CHAPTER 39CHAPTER 40 –> CHAPTER 41 -> CHAPTER 42 -> CHAPTER 43 -> CHAPTER 44 –>CHAPTER 45

Sehun kembali menatap layar yang ada di depannya. Sejak dua hari terakhir ini , pandangannya tidak bisa lepas dari layar datar tersebut. Mengawasi dengan teliti setiap kegiatan yang dilakukan di dalam video cctv yang sedang ia amati. Layar di depannya itu menampilkan keadaan dari setiap dermaga setiap detiknya.

Semenjak Sehun dan timnya mengetahui tanggal traksaksi narkoba dari klan mafia yang sedang ia incar, pengawasan di pelabuhan Busan lebih diperketat lagi. Petugas lebih memperketat pengecekan saat ada barang yang akan masuk ke Korea sekalipun itu berasal dari negara yang bukan menjadi target mereka.

Sebenarnya mata Sehun sungguh sangat lelah jika harus menatap layar berjam-jam tanpa henti. Beda lagi dengan Kyungsoo yang tidak memiliki keluhan apapun pada matanya. Ia terlalu terbiasa dengan menatap layar berjam-jam sehingga semuanya baik-baik saja. Ingin rasanya Sehun keluar dari ruang pengawasan saat ini juga, tapi ia harus menahannya sekuat tenaga karena memang saat ini adalah tugasnya mengamati layar datar tersebut. Jika disuruh memilih, Sehun lebih suka bekerja langsung di lapangan daripada harus seperti ini.

“Kita adakan briefing terakhir menjelang sore nanti,” ucap Junmyeon pada timnya melalui earpiece yang mereka pakai untuk tetap berkomunikasi. Selama ini, semua komando ada di bawah Junmyeon selaku ketua tim. Mereka tidak mau ambil risiko jika berkomunikasi secara langsung di tempat asing. Bukannya mereka tidak mempercayai petugas dari pelabuhan, hanya saja ini masalah internal mereka. Petugas pelabuhan tidak harus tahu. mereka hanya dibutuhkan untuk membantu menyediakan lokasi saja. Tidak lebih.

Tanpa menjawab secara langsung, Sehun dan Kyungsoo yang ada di ruangan itu menganggukkan kepalanya tanda mengerti. Ini adalah sebuah misi besar, maka mereka tidak ingin melewatkannya begitu saja. Nama semua orang akan naik jika misi kali berhasil. Terdengar lagi suara Junmyeon yang memberi tahu lokasi di mana harus berkumpul nanti.

Waktu yang ditentukan akhirnya tiba juga. Setelah tadi sempat briefing sebentar, sekarang semua orang sudah berada di posisinya masing-masing. Para penembak jarak jauh sudah di tempatkan di beberapa lokasi yang strategis. Menurut laporan petugas pelabuhan, sebuah kapal kargo dari Asia Tenggara akan berlabuh di dermaga lima sekitar hampir tengah malam. Semua perhatian tim dicurahkan pada dermaga lima, tapi dermaga-dermaga lainnya masih tetap di bawah pengawasan.

Sehun sendiri di tempat sebagai salah satu dari penembak jarak jauh. Kemampuan akurasi tembakannya membuat ia di tempatkan di salah satu atas atap dari dua buah peti kemas yang disusun vertikal. Ia sungguh senang bisa di tempatkan di sini karena ia bisa terbebas dari layar datar yang membuatnya bosan setengah mati selama beberapa hari terakhir ini. Lain halnya dengan Kyungsoo yang memang kembali ditugaskan untuk mengamati setiap pergerakan melalui layar datar tersebut. sedangkan Junmyeon dan beberapa orang tim mereka mengawasi dari suatu tempat tersembunyi di dermaga lima dengan beberapa mobil SUV yang di sebar agar memudahkan mereka saat penyergapan berlangsung.

Sehun sudah berada di lokasi yang sudah ditentukan. Ia mengamati keadaan sekelilingnya, lalu mulai mempersiapkan segala yang akan ia butuhkan. Sehun mengatur sniper jenis QBU-88 atau sering disebut Type 88 buatan Cina dengan kaliber 5,8 x 44 mm itu sedemikian rupa. Sniper ini merupakan jenis senapan runduk tapi bukan senapan runduk murni. Sniper ini lebih cocok disebut sebagai senapan petembak tepat. Penembakan semi otomatis dengan semampu mata memandang seperti standar senapan serbu infanteri.

Senapan ini dilengkapi dengan teleskop dengan pembesaran empat kali atau dengan pembidik malam, sehingga memudahkan Sehun untuk membidik saat malam hari seperti saat ini. Senapan ini memiliki bobot sebesar 4,1 kg dengan panjang senapan 920 mm dan panjang laras 620 mm. Senapan ini hanya bisa diisi peluru sebanyak sepuluh butir saja dan memiliki jarak tembak efektif sampai di atas 800 m. Tidak lupa Sehun memasang peredam tembakan di ujung snipernya agar musuh tidak mengetahui keberadaannya jika ia melakukan tembakan.

Sehun berbaring tertelungkup untuk menyembunyikan tubuhnya. Ia menggunakan mata kanannya untuk melihat melalui teleskop sniper. Waktu terus berjalan. Keadaan sudah hampir tengah malam tapi aktivitas pelabuhan seakan tidak terpengaruh dengan keadaan alam. Kegiatan bongkar muat barang masih terus berjalan.

Sebuah kapal kargo terlihat mendekat ke arah dermaga lima. Berbagai arahan tidak pernah berhenti dari Junmyeon melalui earpiece yang digunakan mereka. Suasana tegang pun tanpa terasa tercipta begitu saja. Tapi sebisa mungkin mereka merilekskan tubuh mereka untuk meminimalisir kesalahan yang terjadi karena mereka dituntut untuk tetap tenang agar semuanya berjalan lancar.

Mereka datang,” ucap Kyungsoo memberitahu anggota tim lainnya jika ada yang datang menuju dermaga lima.

Sehun yang mendengarnya pun segera memperbesar teleskopnya agar ia dapat melihat dengan jelas. Tidak berapa lama, empat buah mobil mendekat ke arah pintu kedatangan kapal. Satu di antara mobil tersebut adalah sebuah sedan mewah, satu lainnya truk kontainer, dan sisanya mobil SUV. Sehun mengamati semua orang yang keluar dari dalam mobil tersebut. Mengingat-ngingat wajah mereka. Untuk saat ini, Sehun dan timnya tidak bisa melakukan penyergapan karena kapal yang ditunggu belum berlabuh sepenuhnya.

Begitu kapal berlabuh sempurna, seseorang keluar dari dalam mobil sedan mewahnya. Sehun mengernyitkan keningnya kala melihat wajah orang tersebut. Ia merasa tidak asing dengan wajah tersebut tapi Sehun lupa di mana ia pernah bertemu dengannya. Tanpa menurunkan kewaspadaannya, Sehun terus mengamati apa saja yang dilakukan oleh orang-orang yang sedang diawasinya dengan seksama.

Seseorang terlihat keluar dari kapal dan langsung menghampiri orang yang keluar dari sedan mewah itu. Sehun memperkirakan jika orang tersebut adalah salah satu ketua dari klan mafia B.S. Kedua orang tersebut terlihat sedang mendiskusikan sesuatu. Setelah mereka selesai berdiskusi, orang dari kapal itu memberikan instruksi kepada seorang petugas yang ada di atas container crane agar menjalankan alatnya untuk memindahkan peti kemas dari kapal ke atas truk kontainer yang sudah tersedia. Container crane merupakan alat bongkar muat kapal yang ditempatkan secara permanen di dermaga dan berfungsi sebagai alat utama guna bongkar muat peti kemas dari dermaga ke kapal dan sebaliknya. Kapasitasnya bisa mencapai 40 ton untuk setiap peti kemas.

Sehun dan timnya masih harus bersabar sebelum peti kemas itu benar-benar sudah dipindahkan dari atas kapal. Kapal kargo itu tidak hanya mengangkut satu peti kemas saja. Ada puluhan peti kemas lainnya yang Sehun tidak tahu apa isinya. Maka dari itu, ia dan timnya harus menunggu salah satu peti kemas untuk diturunkan dari kapal. Hal ini akan mempermudah mereka saat melakukan penggeledahan.

Menit demi menit berlalu tanpa adanya gerakan mencurigakan. Semuanya terlihat normal. Tepat saat peti kemas itu sudah berada di atas truk kontainer, suara perintah dari Junmyeon untuk melakukan penyergapan terdengar di telinga Sehun. Sehun memposisikan snipernya pada posisi siap menembak, hanya tinggal menunggu perintah untuknya melepaskan tembakan, maka detik itu juga ia akan melaksanakannya.

Lebih dari sepuluh mobil polisi mengepung dermaga lima. Semua orang di dermaga lima mengangkat kedua tangannya ke udara tanda menyerah. Dari tempatnya Sehun bisa melihat, Junmyeon dan beberapa orang polisi mendekat ke arah kerumunan klan mafia itu sambil menodongkan pistolnya. Junmyeon terlihat memerintahkan orang-orang di sana untuk membuka isi dari peti kemas yang baru di pindahkan itu. Dengan terpaksa mereka membuka gembok dari peti kemas tersebut.

Tiga ekor anjing pelacak dikerahkan untuk melakukan penelusuran isi dari peti kemas. Sepuluh menit berlalu, dan ketiga anjing pelacak itu akhirnya keluar dari dalam peti kemas. Melalui bahasa isyarat, Junmyeon bertanya pada polisi yang mendampingi ketiga ekor anjing tersebut. mereka menggelengkan kepalanya sebagai jawaban.

Shit!” umpat Sehun sambil bangun dari posisinya. Tanpa menunggu penjelasan Junmyeon pun ia tahu apa yang terjadi. Dengan terburu-buru ia turun dari atas peti kemasnya. Berlari menuju kerumunan orang yang hampir membubarkan dirinya. Sehun tidak sempat melihat ekspresi Junmyeon karena fokusnya hanya satu.

Sehun mencekal pergelangan tangan dari pria yang ia anggap sebagai ketuanya dan menodongkan pistol tepat ke arah kepalanya. Pria tersebut langsung membalikan badannya sambil menodongkan sebuah pistol ke arah Sehun balik. Sehun mengernyitkan keningnya saat ia tidak melihat pergerakan pria di depannya saat mengambil pistol dari dalam saku jasnya.

Orang-orang yang ada di sana langsung saling menodongkan pistol mereka beberapa detik setelahnya. Keadaan kembali menjadi tegang kala tidak ada seorang pun yang berniat menurunkan senjata mereka. Tatapan menusuk dan waspada saling mereka lemparkan. Tubuh mereka bagaikan patung yang siap berperang karena sedikit saja mereka melakukan pergerakan, bisa saja menyulut perang peluru di detik berikutnya. Beberapa ada yang sampai menahan napasnya karena takut hal itu akan menimbulkan kecurigaan dari lawan mereka.

Tanpa menurunkan kewaspadaannya, pandangan Sehun teralih pada pergelangan tangan orang yang dicekalnya. Tepat di denyut nadinya, ia melihat sebuah tatto kalajengking dengan sebuah busur panah di ekornya. Tubuh Sehun langsung menegang menyadari siapa lawan di depannya saat ini. Kai yang merupakan orang yang dicekal tangannya oleh Sehun, langsung menyeringai begitu ia sadar apa yang menjadi objek penglihatan Sehun saat ini.

Hanya orang dalam klan mereka dan beberapa orang luar seperti anggota NIS yang mengetahui siapa dirinya sebenarnya jika melihat tatto yang ia punya itu. Seringaian Kai semakin lebar kala tatapan mata mereka bertemu. Seakan mengejek Sehun dengan keadaannya saat ini. Beberapa menit berlalu, dan mereka masih terdiam.

“Bisakah kau lepaskan tanganmu,Tuan?” tanya Kai memecahkan keheningan yang terjadi.

“OH SEHUN!!” teriak Junmyeon memperingati Sehun agar segera melepaskan cekalannya.

“Kalian bersenjata?” tanya Sehun tidak mengindahkan perkataan orang-orang.

Kai tersenyum misterius ke arah Sehun. “Tentu saja. Kami memiliki perusahaan menyedia jasa keamanan, jadi jangan heran jika kami membawa senjata ke mana-mana.”

“Apakah kalian sudah mengantongi izin dari kepolisian?”

“Kau bisa mengeceknya sendiri nanti.”

“Lalu apa yang kalian di sini dengan persenjataan lengkap?”

“Hanya untuk memastikan jika barang kami datang dengan keadaan utuh.”

“Aku tidak percaya.”

“Kau bisa menanyakannya sendiri pada ketua timmu.”

“OH SEHUN!!” terdengar lagi panggilan Junmyeon yang berusaha memperingatinya. “Lepaskan mereka.”

“TIDAK!!”

“Jangan bertindak gegabah!”

“Mereka orang-orang berbahaya!” geram Sehun saat Junmyeon masih saja menyuruhnya untuk melepaskan buruan yang ada di depan mata. Kapan lagi mereka menangkap salah satu petinggi dari klan mafia B.S.

“Kelakukanmu yang seperti ini bisa membuat pertumpahan darah.”

“Tapi – “

“Kita tidak punya bukti apapun untuk menangkap mereka. Jadi lepaskan mereka sekarang juga sebelum aku yang menangkapmu!”

Sehun menggertakan giginya karena ia tidak punya pilihan saat ini. Kemarahan Sehun semakin bertambah kala ia melihat Kai semakin tersenyum meremehkan ke arahnya. Mau tidak mau Sehun pun melepaskan cekalannya dan menurunkan pistolnya. Kai pun menurunkan pistol yang ia todongkan ke arah kepala Sehun. Semua orang yang ada di sana mengikuti apa yang dilakukan oleh Sehun dan Kai. Walau pistol sudah diturunkan, tingkat ketegangan di antara mereka tidak menurun sedikit pun.

“Sebaiknya kau ajari anggotamu dalam bersopan santun agar tidak sembarangan menodongkan senjata apinya kepada orang yang belum tentu bersalah, Ketua Kim,” ucap Kai menyindir sikap Sehun padanya.

“Maafkan kami, Tuan Kim. Kami akan lebih berhati-hati lagi,” jawab Junyeon yang mana semakin membuat Sehun mendidih saja.

“Tentu. Aku harap ini tidak akan terjadi lagi.” Kai tersenyum ramah ke arah Junmyeon, tapi di mata Sehun, senyum tersebut tidak seperti senyum ramah biasanya. Kai mengalihkan kembali perhatiannya untuk menatap Sehun. Lalu ia berkata dengan sangat pelan yang hanya bisa didengar oleh Sehun seorang. “Lain kali gunakan otakmu, NIS.”

Tubuh Sehun langsung mematung setelah Kai mengatakan hal itu. Kai berjalan menuju mobilnya tanpa menunggu jawaban dari Sehun yang masih terlihat tercengang atas perkataannya. Sama seperti Sehun, Kai mengetahui siapa sebenarnya Sehun. Perbedaan di antara keduanya adalah jika Kai berpikir bagaimana cara polisi bertindak, sedangkan Sehun berpikir bagaimana cara seorang penjahat bertindak.

~ tbc ~

Tadinya mau aku masukin partnya Baek, tapi karena kepanjangan jadi aku cut cuma sampai disini aja. Chapter depan full partnya Baek, tapi itu ngga tau kapan… /ketawa evil/

Sampai jumpa di chapter 47…

Bye-bye :-*

Regards, Azalea

21 tanggapan untuk “[EXOFFI FREELANCE] My Lady (Chapter 46)”

  1. hai hai /gkjlsabaikan/
    ak numpang komen di chap ini pdahal ak blm bca krna ini chap terbaru..
    ak cma mau minta ijin baca dari chap 1 sampe ini ntar ato ada yg bru lgi.
    karna ak udah lupa sma ni ff /dgampar/ sbenrnya inget dikit2 tpi gk ngikutin update /dtndang/ jdi ak mau baca lgi karna ak jga suka sama ni ff tpi entah kmna ak dulu, munkin sibuk /tenggelmkn/ ..
    so kyknya ak bkal jdi sider di tiap chapter sampe chapter ini ntar /dbunuh/
    maapkn saya ya thor!! /sudahdibunuhauthor/
    mohon ijin sekali lagi /sambilnangis/
    salam cintah^^

  2. Thor kok partnya baekhyun yg nangkep penghianat gk ada,,??
    Wah aq dah mati penasaran pngen tau to spa ,,di chap 47 banyak² partnya baekhyun yaa
    Wahhh makin menegangkann aja FF nee
    Next chap jangan lama² yaaa

  3. Astaga kak😣😣😣 aku nunggu banget loh ini FFnya. Kirain bakal ada partnya baek 😢😢😢 cepetan update kak, ditunggu banget banget banget ini mah asli 😣😣😫✌✌✌

  4. Kak😭😭😭😭😭 demi apapun ff ini sllu gue tunggu. Cepetan update yaaa❣ ini bakal jdi ff terbaik sepanjang masa👌 ga ada niat dinovelin gitu kak?

    1. Ada, tp nanti aku rombak sedikit kalo ff ini udah selesai… Ada usulan buat cast nya? Karena jujur aja aku ngga terlalu tau artis hollywood

Pip~ Pip~ Pip~