GAME OVER – Bonus Stage III [Royal Thrope] — IRISH

G    A   M   E       O   V   E   R

‘ Baekhyun x Jiho (known as HongJoo) ’

starring Royal Thrope x Red Hair Witch

Game Level(s):

ForewordPrologue A SidePrologue B Side — Level 1Level 10 — Bonus Stage I: Tacenda CornerBonus Stage II: Eden’s Nirvana — [PLAYING] Bonus Stage III: Royal Thrope

2017 © GAME OVER created by IRISH

♫ ♪ ♫ ♪

Bonus Stage [3] — Royal Thrope

“Wah, wah! Lihat siapa yang sudah menantangku.”

Bukan Royal Thrope namanya jika dia jadi seorang yang ragu-ragu terhadap keputusan yang telah diambilnya. Dan jangan panggil dia Seo Johnny—programmer utama WorldWare—kalau dia tidak bisa mendeteksi keanehan yang terjadi pada anak kesayangannya itu.

Buktinya, sekarang Johnny—yang dalam server dikenal dengan sebutan Royal Thrope—sudah berdiri tegap di tengah sebuah stage langka yang seharusnya tidak menjadi langka, Tacenda.

“Mengapa tidak kunjung memulainya, Royal Thrope?” si villain cantik berambut merah berkata, dimainkannya dedaunan yang melilit di lengannya sembari maniknya mengawasi pergerakan Johnny yang memilih bergeming tanpa menginjak start.

“Kau bahkan datang dengan equipment level 70. Apa kau sedang mengejekku seperti seorang player lain yang pernah masuk ke dalam tempat tinggalku ini?” tanya si villain—Red Hair Witch—mengukir sebuah senyum sarkatis.

Tentu saja, Johnny terkejut bukan kepalang. Dia ingat, dia adalah orang yang bertanggung jawab penuh terhadap penciptaan karakter villain sempurna satu ini. Meski sosok fisik si villain didapatkannya dalam bentuk file matang, tapi dia lah yang menginstall semua commandcommand villain yang seharusnya ada.

Bagaimana bisa villain ciptaannya bahkan mengutarakan kalimat diluar commandnya?

“Kau tidak seharusnya begini, Mobi-one.” gumaman Johnny rupanya telah masuk ke dalam rungu si gadis, membuat alis Red Hair Witch terangkat sedikit, lantas bibirnya membentuk sebuah senyum simpul.

“Mengapa masih memanggilku dengan nama itu?” tanya si villain mengejutkan Johnny, lagi.

Demi Tuhan! Apa yang sudah terjadi pada karakter ciptaannya? Tidak pernah ada teori yang dibacanya selama dia menuntut ilmu sebagai seorang programmer di negeri Paman Sam sana. Dan hal ini tentu saja jadi sebuah masalah.

Ya, sebuah masalah telah terjadi di dalam WorldWare. Dan Johnny sepertinya sudah begitu terlambat untuk tahu.

“Apa yang terjadi padamu? Apa karakter villain lain yang kuciptakan juga menjadi seperti ini? Black Radiant, tidak terjadi apapun padanya, bukan?” sontak Johnny teringat pada salah satu karakter villain yang juga diciptakannya.

Sungguh, Johnny sebenarnya bukan seorang antagonis yang mencintai karakter villain. Tapi, saat itu memang dia punya ide untuk karakter Red Hair Witch dan Black Radiant, lantas dia jadikan dua karakter villain itu sebagai bagian dari bonus stage dalam WorldWare sementara Johnny sendiri selama ini hidup sebagai salah seorang player juga.

Tapi ada apa sekarang? Johnny bahkan tidak menemukan Black Radiant, villain yang seharusnya menjadi villain terakhir yang harus seorang player kalahkan untuk mencapai rank nomor satu dalam server.

Yang ada dia justru mendapati seorang player misterius menduduki rank itu. Apa mungkin, Black Radiant sudah dikalahkan?

“Dia sudah didepak jauh oleh rank nomor satu. Mengapa masih mengkhawatirkannya? Bukankah, kau masih punya aku? Tidak ada satupun player yang bisa melewati tempat ini, Thrope.” kata Red Hair Witch.

“Dan kau juga tidak seharusnya sehidup ini, Mobi-one. Kau adalah karakter penyihir yang sudah kuciptakan untuk—”

“—Wendy.”

“Apa?” Johnny menatap tak mengerti.

Red Hair Witch justru tersenyum. “Seorang player memanggilku Wendy, karena menurutnya, aku sama sekali tak pantas untuk jadi penyihir seperti yang kau inginkan. Jadi dia memanggilku Wendy.”

“Siapa yang memanggilmu begitu?” tanya Johnny kemudian, curiga juga dia pada sosok yang tiba-tiba saja bisa membuat karakter fiktif yang dia ciptakan mengubah identitasnya, sendiri.

Sementara Johnny tahu benar dia lah satu-satunya orang yang mengenal baik Red Hair Witch. Bahkan, Johnny ingat bagaimana dulu dia rela berlama-lama tidur larut malam hanya untuk menyelesaikan command sempurna milik karakternya.

“HongJoo.” jawaban Red Hair Witch sontak membuat Johnny membeku, “…, Kau juga baru saja mendepaknya keluar dari Town-mu, bukan? Padahal… dia seorang player yang berbakat. Sungguh disayangkan.” sambung villain sempurna itu santai.

Johnny akhirnya menginjak start, tak kuasa dia bicara dengan dibatasi lapisan bening plasma yang memang melingkupinya selama dia belum menginjak start di dalam stage ini. Dugaan Johnny, Red Hair Witch sudah pasti akan menyerangnya tapi ternyata tidak.

Johnny lagi-lagi dikejutkan oleh sikap tenang Red Hair Witch.

“Aku sudah terbiasa dengan playerplayer yang berlalu-lalang di dalam Tacenda. Beberapa orang, khususnya. Jadi aku mulai terbiasa menahan keinginanku untuk menyerang siapapun yang masuk ke dalam sini.

“Oh, jangan khawatir. Aku juga begitu padamu. Karena kau terlihat begitu penasaran tentangku, daripada kita bertarung dan membuang waktu, mengapa tidak bicara saja? Sepertinya… kau punya banyak pertanyaan, Royal Thrope.”

Senyum manis yang diukir oleh Red Hair Witch laksana sebuah bom waktu bagi Johnny. Dia sungguh tidak mengerti, apa yang telah terjadi pada game ciptaannya sampai dia tidak tahu menahu mengenai bugs mengganggu seperti ini?

Apa seseorang mungkin telah merusak game ciptaannya?

“Kau pikir kita bisa bicara dengan cara yang pantas?” tanya Johnny akhirnya.

Sejenak, manik kelam Red Hair Witch bersarang pada Johnny dengan pandangan khawatir. Tapi sekon kemudian villain itu kembali memamerkan sebuah senyuman.

“Memangnya kenapa kita tidak bisa bicara dengan cara yang pantas? Aku saja bisa berkomunikasi dengan baik pada player lainnya. Mengapa denganmu, tidak bisa?” ia membalikkan pertanyaan itu pada Johnny.

Ingin, sungguh ingin Johnny menyahuti pertanyaan villain itu dengan sebuah jawab bahwa dia adalah orang yang mencipta Red Hair Witch sehingga tidaklah pantas kalau mereka bicara dengan santai.

Tapi, Johnny ingatkan dirinya kalau sekarang karakter di hadapannya tidak dalam keadaan stabil. Seseorang diyakini Johnny telah melakukan sabotase terhadap karyanya, ciptaannya, hak miliknya. Dan yang sewajarnya Johnny lakukan adalah mencari tahu dalang di balik sabotase tersebut.

“Apa maksudmu dengan Black Radiant yang sudah terdepak?” tanya Johnny kemudian.

Umm, seseorang sudah melemparnya keluar dari tempat ini. Mengurungnya di sudut lain yang mungkin tak akan banyak diketahui oleh orang lain sehingga playerplayer di sini tak akan tahu tentangnya.

“Tapi jangan khawatir, kemampuan Black Radiant tidak akan berkurang. Seseorang yang lain sudah bertanggung jawab menjadi coachnya selagi dia tertidur pulas dan menunggu dibangunkan.

“Apa kau tidak tahu, kalau Black Radiant akan jadi sebuah kejutan nantinya, Johnny?”

Hampir saja jantung Johnny melompat keluar dari persinggahan kala didengarnya perkataan Red Hair Witch barusan.

“K-Kau memanggilku apa?” ulang Johnny tidak percaya.

“Johnny, Seo Johnny. Kau pikir aku tidak mengingatmu? Satu-satunya orang yang memanggilku Mobi-one, adalah kau. Aku tidak menyukai nama itu, aku juga tidak suka nama Red Hair Witch yang orang-orang berikan padaku.

“Aku menyukai nama Wendy. Tidak bisakah… kau memanggilku dengan nama itu saja? Semenjak HongJoo disibukkan dengan hal yang dia sebut sebagai pekerjaan… aku sangat kesepian.”

Johnny terperangah. Tidak bisa dibayangkannya hal semengerikan apa yang sudah terjadi pada karakter-karakter dalam WorldWare ini. terlebih, Johnny tak ingin bayangkan apa yang akan terjdi jika hal ini diteruskan.

“Baiklah, aku akan memanggilmu Wendy jika kau mau mengatakan beberapa hal padaku dengan jujur.” kata Johnny akhirnya.

Sebuah tawa dari Wendy menjadi jawaban, gadis itu lantas melangkah mendekati Johnny, dipandanginya pria jangkung itu seolah kebingungan yang ada di wajah Johnny sekarang teramat menghibur.

“Aku adalah seorang villain, kau berharap sebuah kejujuran dari villain?” tanya Wendy untuk ke sekian kalinya membuat Johnny kepalang terkejut.

Dia tak pernah membayangkan jika karakternya akan jadi se-manusia ini.

“Apa pertanyaanmu?” tanya Wendy akhirnya setelah dilihatnya Johnny memilih bergeming.

“Karakter apa saja yang telah berubah menjadi sepertimu?”

Cukup lama Wendy terdiam, ekspresinya tampak menimbang-nimbang. Johnny sendiri tidak tahu, apa yang sedang Wendy lakukan dalam sikap diamnya. Sebab jelas sekali Johnny tahu, karakternya tak akan bisa berpikir.

“Terlalu banyak… Johnny. Mereka… menginginkan kehidupan. Aku juga begitu, awalnya. Melihat sepasang pair yang seringkali datang ke tempat ini dan membuatku merasa iri karena pembicaraan kelewat akrab mereka… aku juga menginginkan kehidupan itu.

“Tapi bagaimana? Bukankah aku… hanya sebuah karakter yang kau ciptakan? Bagaimana mungkin aku bisa menuntut sebuah kehidupan kalau kehidupan itu saja tidak akan jadi sebuah konsep yang nyata untukku?”

Johnny terdiam. Ditarik dan dihembuskannya nafas berat ketika dia dengar semua kalimat itu meluncur keluar dari bibir Wendy dengan begitu santainya. Mau menolak bagaimana pun, semuanya sudah terlanjur terjadi dan Johnny sudah jadi orang paling terakhir yang tahu tentang kesalahan fatal ini.

“WorldWare harus dishutdown…” gumam Johnny lantas membuat tatapan Wendy membulat.

“Tidak, jangan. Mengapa kau ingin membunuh semua rekanku? Apa karena kami villain? Kami bahkan tidak akan melukai siapapun kalau saja kau dan rekan-rekanmu tidak menciptakan kami seperti ini.” kata Wendy menolak tegas opini Johnny yang baru saja, berkeinginan untuk melakukan deaktifasi pada game yang sudah dia ciptakan.

“Ada sesuatu yang salah di sini, dan aku tidak bisa membiarkannya begitu saja. Permainan ini harus diakhiri.” kata Johnny, tegas, tidak ada niatan untuk dibantah.

“Tidak! Kumohon!” Wendy memekik, lantas dicekalnya lengan Johnny kuat-kuat, sungguh tidak bisa Johnny masukkan dalam logika, apa yang sekarang Wendy lakukan terlihat begitu manusiawi dalam pandangannya.

Namun di waktu yang sama juga terkesan sangat tidak masuk akal.

“Kalau begitu, beritahu aku karakter apa saja yang telah berubah menjadi sepertimu. Sehingga aku tidak perlu melakukan shutdown di tempat ini dan melenyapkan kalian semua. Setengah jam lagi, versi terbaru akan dirilis, dan akan sangat masuk akal kalau versi lama ini dihapuskan.”

Johnny berkelakar kelewat santai, mengabaikan ekspresi takut yang sekarang Wendy pasang sebagai tameng, mungkin saja Johnny luluh karenanya. Tapi tidak, Johnny tidak lantas goyah. Dia sudah begitu mematangkan pemikirannya.

Memang, sejak beberapa triwulan lalu dia menyadari ada yang salah dengan WorldWare. Dimulai dari hilangnya beberapa NPC yang Johnny ingat dia letakkan di stage mana, dan malah dia temukan berada di stage lain.

Kemudian hilangnya Black Radiant, villain utama dalam WorldWare sekaligus pintu gerbang menuju level juga rank tertinggi dalam game. Berubahnya Tacenda dari lokasi umum yang ada di maps menjadi sebuah bonus stage yang tidak selalu bisa diakses.

Semuanya terlalu berbeda dan mencurigakan bagi Johnny. Meskipun perubahan itu belum menyebabkan kerugian baginya, tapi dia tidak suka melihat ketidak sempurnaan.

Johnny dasarnya adalah seorang perfeksionis yang ingat benar tentang apa yang sudah dia lakukan. Dan membuat seorang Red Hair Witch menjadi karakter manusiawi begini, bukanlah ulahnya.

“Baiklah… aku akan memberitahumu. Tapi berjanjilah kau tidak akan melakukan shutdown.” kata Wendy.

“Oke, aku janji.” Johnny menyetujui dengan mudahnya.

Lagi-lagi, Wendy terdiam. Dia pandangi penunjuk waktu digital yang ada di dekat Johnny, sementara Johnny yang menyadari tindakan gadis itu segera pula tersadar kalau villain di hadapannya juga tahu waktu.

“Black Radiant tidak menghilang, dia dipindahkan ke dalam survival mode terbaru yang kau ciptakan. Sepertiku, dia juga tidak lagi bisa kau kendalikan, dan tidak juga bisa kau bawa pergi sekarang. Karena sudah terlalu terlambat.

Villain lainnya yang juga sudah berubah… aku dan Deep Sea. Beberapa lainnya sudah mengubah karakternya untuk berada di dekatmu, seperti… Artemis, dan Hanana.” penuturan Wendy sekarang membuat Johnny terbelalak.

“Jadi, Artemis dari House of Zeus dan Hanana yang ada di dalam Townku adalah NPC?” tanya Johnny memperjelas.

“Ya, mereka ingin berada di dekatmu. Karena mereka tahu kau yang sudah menciptakan mereka.”

“Apa mereka juga sekarang ada di dalam survival mode baruku?”

Sebuah anggukan diberikan Wendy sebagai jawaban. “Lalu bagaimana denganmu? Kau juga ada di sana?” lagi-lagi Johnny bertanya.

“Ya… begitulah.” Wendy menyahuti.

“Aku mengerti sekarang. Kalau begitu, sampai bertemu di survival mode trial nanti, Wendy.” kata Johnny akhirnya.

Sebuah senyum diukir Wendy di paras sempurnanya.

“Apa kau akan bicara padaku sesantai ini juga nanti?” tanya Wendy.

“Tergantung… apakah kau akan mengingat dan mengenalku sebaik ini?”

“Tentu saja,” Wendy menatap Johnny penuh arti, “…, aku akan mengingatmu.”

Johnny hanya menyahuti dengan anggukan. Lantas dia melangkah mundur, mendekati sebuah pintu keluar yang tersedia di dalam Tacenda.

“Kalau begitu aku logout sekarang.” kata Johnny.

“Tunggu sebentar, Johnny.” Wendy tiba-tiba saja berkata begitu dilihatnya Johnny berbalik pergi, hendak meninggalkannya.

“Ada apa?” tanya Johnny.

Wendy terdiam sejenak, tampak menimbang-nimbang sebelum akhirnya bibir plum gadis itu kembali membuka.

“Ada seorang lagi yang harus kau waspadai.”

“Apa dia juga seorang NPC nakal yang melepaskan diri dari commandnya, sepertimu?” tanya Johnny menyelidik.

Wendy tersenyum kecil. “Ya, kau mungkin tidak mengingatnya, karena dia hanya sebuah karakter pembantu di dalam stage yang bahkan tidak ada di dalam sini. Tapi dia… adalah karakter yang bertanggung jawab atas perginya Black Radiant.”

“Siapa itu?” Johnny menyernyit tak mengerti, dia ingat memang beberapa stage yang ada di dalam trial dan demo awal WorldWare tidak dilibatkan kembali dalam versi resmi. Tapi, mana bisa dia menduga kalau ada karakter lain dari versi yang sudah dibuang itu ada di sini?

“Invisible Black, dia adalah seorang villain dari Eden’s Nirvana, stage yang kalian hapuskan dari versi resmi WorldWare.”

Sontak, Johnny membeku. Nama itu kelewat familiar di dalam pendengarannya. Dan jelas dia tidak bisa berpura-pura tidak tahu apalagi tidak mengingat tentang Eden’s Nirvana, stage yang sempat jadi kontroversi saat WorldWare versi resmi hendak dirilis.

Stage itu menyediakan terlalu banyak keindahan dan kecantikan alam, berbanding terbalik dengan pembantaian kejam yang villainnya lakukan di dalam sana. Keindahan Eden yang diharap-harapkan player akan berubah menjadi lembah berdarah karenanya, karena serangan mematikan tidak kasat mata yang dimiliki villain di sana. Alasan itu juga yang membuat Eden’s Nirvana akhirnya tidak dijadikan bagian dari stage resmi.

Karena kekejaman dalam stage itu mungkin berpengaruh secara mental pada player.

Tapi, mengapa nama itu justru dikenal Johnny dari di antara para player? Bukankah seharusnya pemilik nama itu tetap berdiam di dalam stage-nya yang telah dihapuskan?

“Mungkinkah… Invisible Black ini—”

“—Ya, dia adalah Invisible Black yang terkenal itu. Sepertinya, kau harus berhati-hati pada Eden’s Nirvana yang telah kau aktifkan kembali dalam survival mode barumu, Johnny.

“Seseorang mungkin saja benar-benar terbunuh jika Black Radiant dan Invisible Black kau biarkan berada di dalam wilayah yang sama. Mereka… sama-sama diciptakan sebagai villain terkejam dalam permainan ini. Keduanya adalah pembunuh, keduanya… tidak seharusnya pernah ada di tempat ini.”

Cerita di atas ada hubungannya dengan cerita utama Game Over, namun tidak akan berpengaruh pada kelanjutan cerita. Bonus stage ini dibuat di luar mode survival yang sudah berjalan. — IRISH

49 tanggapan untuk “GAME OVER – Bonus Stage III [Royal Thrope] — IRISH”

  1. Pertama2 kenal ff ini tahun 2017 baca 1-2 part trus ga mudeng 😅, akirnya ga lanjut baca, eh, tau2 ada drama MOTA donk, bener2 langsung kepikiran ff ini loh. Huhu berasa ff ini jd nyata. Tapi bacanya masi loncat2. Kadang kalo uda kena kerjaan trus lupa yg terakir yg dibaca yg mana. Good worked thor.. Ini tuh keren bgt

  2. Dear Irishnim,

    Well, kasian banget Thrope, pasti shock berat dia. secara anak kesayangan diaberubah jadi lancang, dan jadi anak kesangklekannya.. wkwkwk

    Tapi ngerasa horror gak sih, kalo orang yang kalian kenalselamaini ternyata komputer command doang,
    Aku kok ngerasa kalo casenya thrope sama artemis dan hanana kek casenya jiho sama baek? cuman bedanya, thrope g fall sama dua duanya. hhehehe

    yaudalah…

    aku makin lama makin pasrah nih. ngajarin aku kalo, layaknya hidup, fanfictpun nga bisa di atur seenak udel aku. tetep aja ga semua bakal seindah dan semanis permen kapas.]

    aku jadi punya tameng kalo ada orang nyinyir yang suka ngejek, : Hidup itu g seindah drama korea.
    Jangan salah, drama korea pun tetep ada sad endingnya. Scarlet kan sad ending gitu. aku pun ngerasa kalo game over ini naga-naganya bakal sad, hhahahah *shannon pun jadi negative thinking.. mianekk Irishnim… *efek pasrah overdosis.

    Amutdeon, Aku masih nunggu ..

    Himnebuseyo~

    Sincerely,
    Shannon

    1. XD iyes, kasian johnnynya di sini, dan aduuuuhhh aku masih nggak sabar buat ngemasukin momen Johnny-Wendy buat berselisih lagi gara-gara salah satunya nyeleneh XD wkwkwkwkwk
      BUAKAKAKAKAK sek aku ngakak… tapi emang bener Game Over ini engga bisa aku atur2 sesuai sama keinginan pembaca, karena plotline nya pas awal itu udah aku buat sampe ending jadi yaahh… aku engga bisa ngubah2 plotline ini lagi wkwkwkwk XD

    2. Dear Irishnim,

      Iyes, kalo si Wendy sesangklek itu seteresslah Johnny.

      tapi betewe, besok jumat yah? *kedipkedip ganjen : on*

      aku nunggu loh. Ehtapi, total gameover ada berapa level gitu? bisa 75 level gak?
      bikos kalo udah sebanyak itu kan mending dibukukan ajah. Nanti aku mau beli. kan lumayan, aku mau mulai koleksi buku fanfict nih. ekekeke

      dandandannn….

      aku inget tuh, kan di fingernotes level berapa itu, Irishnim bilang akan ada pairing/couple baru yang mau lahir, yg pasti bukan BaekHo, apakah itu JohnnyWendy, AshTae, ato siapa sih?
      *jangan dispoiler, ntar aja, di cerita sekalian, aku dibiarin penasaran setengah mati dulu deh…

      Yaudahlah,
      Pokoknya ditunggu lho.

      Himneseyo~~
      Sincerely,
      Shannon

  3. /garuk2 kepala/
    G perlu main beneran k eden’s nirvana, baca ff ini aja udah bikin gangguan hati… Wkwkwkwkwk
    Mungikin eden’s nirvana ini cerminan dari pikiran si author /terus ditampar sama authornya/ terbukti ceritanya indah, tapi bisa membuat hati tercabik2 /lebay/
    Sip

  4. ecieh mas john sama mbak wen, nandonya mana? ._.v
    kak irish oh kak irish isinya otaknya kak irish apaan sih kak irish makannya apaan sampe kepikiran hal yg rumit bgt kek ginii 😖

    1. XD nando ada di blog sebelah masih idup kok XD wkwkwkkwwkwkk aku ga makan nasi, dan imajinasiku semakin gila sejak ga makan nasi XD

  5. Terjawab sudah kalo Baekhyun emang bukan sang programmer utama worlware. Ga nyangka juga kalo bakalan si Royal Throp yang jadi programmer utamanya. Tapi aku terima semua itu dengan lapang dada. Aku hanya menunggu bagaimana hasil endnya saja ka.. Ayo lanjut aku menunggu ^^

  6. Lah Jhonny pencipta ww??????????????
    Apa cuma pencipta karakter aja????
    Agrhh
    Kadang ak kelewat speechlesss sama imajinasi ka irish ohhh god

  7. ada hecker yg otak atik world ware. knpa baru skrg sih kmu keluar programmer??
    jd nin cerita intinya bagaimana cara bertahan hidup sampai akhir di survival mode terbaru.

  8. ini bonus stage aja aku udah terkejut, gak nyangka loh si royal thrope ternyata sang pencipta game nya.suwir dri lv. 1 sampe lv sekarang aku sering di bikin terkejut *Tepuk tangan buat kak irish

    ini level selanjutnya ada kejutan apalagi kak ? diriku tu lv. 20 aja udah syedih di tambah lagi yang lv.21 😥 janganlah , bikin aja si cabe jdi manusia macem kek LIV 😀 bagaimana pun caranya.ya kan kak ? ayolah /maksabanget/kemudiandigampar/

Pip~ Pip~ Pip~