Dear EXOFFI, IRISH

 

██║ ♫ ♪  ║██ 

 

Dear, EXO Fanfiction Indonesia

https://exofanfictionindonesia.wordpress.com/

Love Letter © IRISH

Working period: 2015. 08. 21 ~ present time

[   2016. 08. 26   ]

 

|    sebuah persembahan cinta, dari pelangi virtual EXO Fanfiction Indonesia    |

██║ ♫ ♪  ║██ 

KATA PENGANTAR

Pertama, biarkan saya haturkan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa atas izin dan karunianya sehingga saya—Irish—bisa menyelesaikan Love Letter ini dalam keadaan sehat wal’afiat.

Kedua, perlu saya peringatkan bahwa Love Letter ini bukan postingan biasa. Akan ada banyak hal mengejutkan tak layak baca di dalamnya. Dan diperlukan waktu yang cukup banyak untuk menyelesaikannya.

Ketiga, semua keanehan yang ada dalam Love Letter ini murni berasal dari pemikiran abnormal milik saya—Irish—selaku salah satu staff di EXO Fanfiction Indonesia.

Keempat, saya haturkan terima kasih sekaligus permohonan maaf pada semua staff EXO Fanfiction Indonesia yang nanti namanya akan ikut tersangkut di dalam Love Letter ini.

Kelima, lagi-lagi saya peringatkan para pembaca untuk bersiap secara lahir dan batin untuk menghadapi semua keanehan yang akan ada di dalam Love Letter ini. Insya Allah tidak sampai menyebabkan penyakit menular/mematikan, mungkin hanya menciptakan gelak tawa saja.

Indonesia, 26 Agustus 2016

Penulis, Irish Levyona—

██║ ♫ ♪  ║██ 

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………..……..…..……..sebelumnya daftar isi

DAFTAR ISI…………………………………………..………………..…….…………..….………………………bagian ini

BAB I  PENDAHULUAN……….……….……….……….……………….……………………setelah daftar isi

BAB II   RANGKUMAN WUJUD CINTA……….……….……….………………….ini yang pertama

            Asal Muasal Saya Mengenal EXO Fanfiction Indonesia

            Mengapa Saya Ingin Menjadi Penulis di EXO Fanfiction Indonesia

            Bagaimana Saya Bisa Menjadi Penulis di EXO Fanfiction Indonesia

            Apa Prestasi Yang Sudah Saya Capai di EXO Fanfiction Indonesia

            Kesan Tentang EXO Fanfiction Indonesia

            Pesan Berkaitan dengan EXO Fanfiction Indonesia

            Visi dan Misi untuk Kemajuan EXO Fanfiction Indonesia

BAB III  SERBU – SERBI KEHIDUPAN……….……….……….…………………………ini yang kedua

            Tentang Administrator dan Kesibukan Mereka

            Tentang Author dan Ide Gila Mereka

            Tentang Freelance dan Kesan yang Mereka Berikan

            Tentang Readers dan Keajaiban Mereka

BAB IV  TRUTH INSIDE DARE……….……………………………………………………..ini yang ketiga

            Sebuah Fiksi Untuk Pembaca

BAB V  PENUTUP……….……….……….……….…….………….…………………………….setelah bab tiga

UCAPAN TERIMA KASIH……….……….……….……….…………….…………………..setelah penutup

DAFTAR PUSTAKA……….……….……….……….……….……………..……………..……………….ini terakhir

██║ ♫ ♪  ║██ 

BAB I

PENDAHULUAN

Seharusnya, ada batas berasas normalitas yang mendasari penulisan sebuah posting. Tapi maaf teramat sangat, karena postingan kali ini bener-bener akan keluar dari jalur normalitas. Bermodalkan lagu ballad dan penerangan super minim juga proses berhari-hari, aku enggak pernah terpikir kalau akan membuat sebuah Love Letter dalam bentuk aneh seperti ini.

Aku tahu beberapa dari kalian bakal keinget sama makalah saat baca postingan ini, tapi enggak apa-apa. Toh kalian mengenal makalah, jadi postingan ini akan terasa akrab, iya kan? Tentu saja, bedanya makalah kali ini diciptakan oleh orang absurd yang idenya tentu absurd juga.

Jangan terkecoh sama daftar isi yang memamerkan begitu banyak isi. Aku sengaja membuat sebuah posting seperti ini karena ya… setahun sekali gitu bisa bikin posting semacem ini. Berhubung aku sudah bertambah tua (beberapa hari lalu) jadi aku ingin memamerkan kesan sedikit dewasa dalam postingan aku.

Meski ujung-ujungnya astral. So, you ready?

██║ ♫ ♪  ║██ 

BAB II

RANGKUMAN WUJUD CINTA

Asal Muasal Saya Mengenal EXO Fanfiction Indonesia

Sebagai seorang penulis awam yang baru tercebur dalam dunia perfanfiksian, tentu akan ada sebuah awal. Dan ya, pertama kali aku mengenal EXO Fanfiction Indonesia itu sekitar akhir tahun 2014, saat itu aku tersasar di sebuah cerita berchapter (yang aku lupa judulnya) bergenre fantasy (serius aku lupa judulnya, maaf ya) yang entah mengapa menarik perhatian aku.

Sejak itu aku rajin mempergunakan fasilitas kampus berupa Wi-Fi untuk membaca fanfiksi. Ajaran sesat memang, tapi seperti kalian—para readers—yang seringkali tergoda untuk baca fanfiksi di tengah pelajaran, aku juga pernah mengalami saat seperti itu.

Mengapa Saya Ingin Menjadi Penulis di EXO Fanfiction Indonesia

Ini alasan klasik, sebenernya. Yang sudah jelas akan jadi alasan nomor satu bagi semua penulis (jangan sok munafik dengan memberi alasan x, y, dan z, karena pada dasarnya apa yang jadi alasanku juga pasti jadi alasan kalian) yaitu: karena EXO Fanfiction Indonesia adalah sebuah blog besar.

Mengawali kemunculan di dunia perfiksian, tentu semua penulis ingin ceritanya dibaca banyak orang. Dan itu juga yang mendasari aku begitu pengen buat jadi one of the lucky person who’s being here. Setelah membaca alasan ini mungkin ada yang mau mencemooh aku, silahkan saja. Aku manusia, punya ego, punya keinginan manusiawi. Bukankah alasanku adalah alasan paling logis yang mendasari siapapun mendaftar untuk jadi staff di salah satu blog?

Bagaimana Saya Bisa Menjadi Penulis di EXO Fanfiction Indonesia

Setelah lama berkutat dengan Ujian Tengah Semester, aku punya waktu untuk kembali membaca fanfiksi. Dan saat itu jantung aku mulai terkena gangguan—sesungguhnya jantung aku normal, setelah jadi staff EXOFFI jadi gangguan, apa ini cinta?—karena sebuah posting berisikan reborn author muncul.

Bagian yang bikin sakit jantung itu bukan di bagian posting, tapi karena saat aku buka postingan itu, batas pendaftarannya sudah lewat dua hari. DUA HARI. FOR THE GOD’S SAKE BAYANGKAN BAGAIMANA KEADAAN KOKOROKU SAAT ITU? (sorry for the capslock). Tapi serius, bisa dibilang, aku salah satu orang gak tahu diri yang masih nekat aja mengirim form pendaftaraan saat sudah jelas pendaftaraan sudah ditutup.

I really give a big thanks for Arum, this blog’s owner, karena kebaikan hatinya dia masih menerima orang tidak tahu diri sepertiku yang mengirim form pendaftaran dua hari setelah pendaftaran ditutup. Bayangkan kalau aku ini mahasiswa/siswa yang mau daftar sekolah, sudah diketawain sama Kepsek kali, ya. Kepseknya brewokan pake kopyah terus ketawa sambil nari Artificial Love.

Apa Prestasi Yang Sudah Saya Capai di EXO Fanfiction Indonesia

Kata prestasi ini bisa dwimakna, tergantung bagaimana kalian melihatnya, dan dari sudut pandang apa. Dari sudut pandang penulis fiksi yang terjebak dalam dunia fiksi tanpa ujung, haruskah aku bangga karena sudah berprestasi menyelesaikan beberapa buah cerita? Bolehkah aku menyebut semua karya aku di EXO Fanfiction Indonesia sebagai prestasi yang sudah aku capai?

Dari sisi manusia yang membutuhkan orang lain dan wajib bersosialisasi, kedekatanku dengan beberapa penulis di dunia perfiksian dan juga pembaca adalah prestasi. Sudah aku bilang kalau kata prestasi itu dwimakna kan?

Aku rasa prestasi enggak harus dipamerkan dengan piala.

Kesan Tentang EXO Fanfiction Indonesia

Sebenernya, ini mungkin bersifat sedikit privasi—terutama segi privasi antara sesama staff—tapi mungkin enggak apa-apa sedikit membagi kisahnya sama pembaca. Supaya mereka tahu juga bagaimana keadaan di EXO Fanfiction Indonesia sebenarnya.

Well, kalau kalian pikir kami—para staff EXO Fanfiction Indonesia—enggak begitu akrab dan mengenal satu sama lain, aku paksa kalian buat menghapus pemikiran itu. Karena sesungguhnya, kami ini keluarga virtual.

Bayangkan, dimana lagi kalian bisa menemukan penulis-penulis baik hati dan lemah lembut yang di author’s note biasa menyapa pembaca dengan kata-kata gemulai kalau di grup chat khusus staff bisa menggila? (aku enggak berharap kalian menunjuk aku sebagai penulis penuh kelembutan itu, karena pada dasarnya aku di cuap-cuap dan di group chat itu sama gilanya).

Aku juga enggak perlu memberi contoh siapa dan siapa, sudah jelas pembaca mengenal banyak penulis di sini, dan perlu kalian ketahui kalau secara mental, sebagian besar dari kami perlu di rukyah secepatnya. Tolong, bagi siapa saja yang mengenal link untuk rukyah jamaah jarak jauh, hubungi saya di kolom komentar.

Seperti penjelasanku di atas, kami ini keluarga. Enggak ada saling iri-irian, enggak ada saling ngomongin di belakang, enggak ada saling mengumpat apalagi saling menjambak. Sesungguhnya menjambak staff itu enggak bisa dilakuin kecuali ketemu langsung gitu.

Di sini, aku merasa sudah menemukan tambatan hati (BAHASA ENTE, RISH—oops, sorry for the capslock). Istilahnya, secara enggak langsung aku menemukan adik, kakak, kakak yang serasa adik, adik yang serasa kakak, aku juga menemukan teman sesama lulusan Akademi Sakit Jiwa & Pikiran, kutemukan juga sosok-sosok alim yang kemudian terkontaminasi. Pokoknya, manis, asem, kecut, asin, pesing, semuanya ada.

Itu tentang staff.

Kemudian tentang pembaca, ini termasuk yang bikin ngakak saat ngetiknya. Ada banyak spesies pembaca yang aku temukan saat aku menjadi salah satu penulis di sini, dan melalui mereka, aku mengenal banyak jenis karakter perorangan.

Ada, iya ada mereka yang enggak bisa aku pahami apa maunya. Ada juga yang sama menggilanya seperti aku, sampe hobi bagi-bagi capslock di kolom komentar, rela saling berbalas capslock dan drabble di kolom komentar, sungguh dunia yang aneh.

Ada juga yang berbakat jadi editor dan patut aku beri acungan jempol atas ketelitiannya pada fanfiksiku—ini di fanfiksiku ya karena aku enggak tahu bagaimana karakter orang-orang ini di fanfiksi penulis lain—yang hobi meneliti EYD, tanda koma titik dan petik, perhatian sama struktur kalimat dan paragraf, sampai akhirnya komentarnya berakhir dengan editan pada fanfiksi. Ya mau bagaimana, yang bikin fanfiksi manusia, penuh ketidak sempurnaan.

Yang lucu ini yang seringkali typo dalam komentar. Ini sungguh selalu jadi pengocok perutku yang enggak berabs (APAAN RISH) karena seringkali jenis-jenis ini bikin aku ngakak sendiri di tempat umum, berakhir dengan tatapan dari orang-orang yang rupanya tahu kalau aku salah satu lulusan cumlaude dari Akademi Sakit Jiwa & Pikiran.

Pesan Berkaitan dengan EXO Fanfiction Indonesia

Blog ini rumah virtual, jadi dimana-mana kalau ngasih pesan buat rumah itu kerasa aneh. Iya kan? Coba aja kalian berpesan ke pintu rumah kalian: Hey, pintu, jaga diri ya, kalau ada maling mau masuk tendang aja. Kan enggak lucu. Atau aku yang gagal paham sama makna pesan di sini?

Sesungguhnya aku enggak mau bikin Love Letter yang bikin mewek-mewek, karena sudah mainstream dan aku bukan jiwa melodrama yang suka bikin mewek. Aku ini jiwa thriller, sayangnya gak bisa mencincang-cincang dalam Love Letter, jadi bikin aja jiwa comedy, sesekali gitu aku bikin komedi.

Pesan aku cuma satu: BERTAHAN.

Aku enggak pengen staff rontok (kalau mungkin beberapa pembaca tahu tentang rontoknya staff kami yang sebenernya enggak wajar buat aku bahas di sini dan enggak perlu di bahas, lebih baik jangan diingat, tapi jangan dilupakan juga) karena ya, EXO itu forever twelve di EXO Fanfiction Indonesia, meski dalam kenyataan rontok, tapi dalam delusi sebenernya enggak.

Aku juga pengen semua staff bertahan untuk menghadapi cobaan seberat apapun. Baik itu dari segi internal maupun eksternal. Aku pengen pembaca juga bertahan di blog ini, tetap menjadi pembaca di sini meskipun kita enggak tahu apa yang mungkin terjadi beberapa bulan ke depan. MUNGKIN BEBERAPA BULAN KEMUDIAN, DUNIA KIAMAT (kemudian Irish dibalang sandal).

Aku juga begitu ingin blog ini bener-bener bertahan, dalam arti yang sesungguhnya. Meski staffnya hilang-muncul bagai ingus balita, meski pembaca muncul enggaknya sungguh gak jelas macem kejelasan kapan gajian, meski rumput tetangga terlihat lebih indah saat bergoyang… ketahuilah bahwa tak ada tempat lain seindah rumah. Home sweet home, guys.

Secara pribadi, aku ingin bertahan sampai waktu yang Tuhan telah tentukan, untuk terus menjadi penulis di blog ini. Mungkin gitu, empat tahun yang akan datang kita masih bisa bertemu di Love Letter lainnya.

Visi dan Misi untuk Kemajuan EXO Fanfiction Indonesia

Ini biar terkesan formal kayak pemilihan Kepsek gitu, atau kayak kalian para mahasiswa baru/siswa baru yang diharuskan menghafalkan visi dan misi universitas/sekolah kalian.

Biar kerasa efek tahun ajaran barunya, jadi perlu diciptakan sebuah visi dan misi secara pribadi oleh diri yang seringkali tersesat dalam delusi ini.

Visi:

1. Bertahan di EXO Fanfiction Indonesia
2. Menjadi penulis sekaligus staff yang lebih baik lagi
3. Menyejahterakan pembaca EXO Fanfiction Indonesia
4. Menyesatkan pemikiran pengunjung EXO Fanfiction Indonesia
5. Menyebarkan luaskan delusi tentang EXO

Misi:

1. Menjadi anak baik supaya enggak dipecat dari kedudukan sebagai penulis, meski menjadi staff dengan keberuntungan dan kebaikan Arum, tetep aja harus dipertahankan, gak akan ada kesempatan kedua bukan?
2. Belajar dan mencari referensi bermutu lebih banyak lagi untuk bisa menciptakan cerita-cerita yang menggebrak pemikiran pembaca, membawa mereka pada alam out of the box yang tidak akan mereka duga, menyuguhkan cerita berkesan dan apik untuk pembaca
3. Berusaha tidak PHP dan posting fanfiksi lebih teratur supaya tidak terus menuai protes dari pembaca yang kehabisan kesabaran akibat molornya posting dari penulis astral ini
4. WAJIB hukumnya untuk menciptakan cerita astral dan makin astral (bagi saya pribadi) agar pikiran pembaca semakin sesat (kemudian ditendang karena melanggar visi nomor 1)
5. Ini wajib dilakukan dengan menciptakan fanfiksi yang baik dan semakin baik lagi, agar pembaca terus bertahan di EXO Fanfiction Indonesia andaikata member EXO tinggal sebiji

██║ ♫ ♪  ║██ 

BAB III

SERBI – SERBU KEHIDUPAN

Tentang Administrator dan Kesibukan Mereka

Admin, adalah pondasi dari sebuah blog. Bisa dibilang, mereka ini Ketua Kelas, Wakil Ketua, Sekretaris, Bendahara, Seksi xxx, yyy dan zzz, kalau ada dalam sebuah organisasi. Bisa aku katakan, kalau administrator di EXO Fanfiction Indonesia punya kesibukan yang nyaingin Ibu Rumah Tangga.

Bayangkan, enggak bosen-bosennya beberapa tetua administrator kita tiap hari mengingatkan administrator lain (termasuk aku) untuk menunaikan tugas mereka, bahkan tak jarang memberikan bantuan.

Haruskah aku jelaskan ke kalian kalau sebagai tetua alias kakak tua, mereka sebenernya punya kesibukan yang lebih kompleks daripada kalian yang masih duduk manis dengan seragam indah sekolah?

Meski ada yang berpikir kalau kerjaan administrator ini enteng, kalian pasti enggak paham gimana puzingnya mereka yang setiap pagi melek mata harus inget sama kewajiban di blog dan kewajiban di dunia nyata.

Well, dunia virtual memang punya aturan mengikat, sebagai pengunjung di EXO Fanfiction Indonesia aku rasa kalian layak tahu dan berterima kasih kepada para administrator karena sudah meluangkan waktu dan pikiran mereka untuk membangun EXO Fanfiction Indonesia ini.

Tentang Author dan Ide Gila Mereka

Ini bagian yang bikin ngakak sebenernya, karena saat inget kata penulis, aku kembali diingatkan bahwa di blog kami, administrator punya peran ganda sebagai penulis juga. Yang bikin ngakak, aku seringkali menemukan sisi serius si administrator ketika berada di group administrator. Ya kasarnya kalian bayangin aja aku yang gila ini tetiba jadi kalem gitu (meskipun di grup administrator aku banyak gilanya sih).

Author ini bisa dibilang sebagai anak-anak kelas, anak murid yang seringkali bikin masalah baik masalah yang berbau negatif maupun positif. Hal positifnya, konversasi gila mereka seringkali jadi ide buat fanfiksi. Negatifnya, seringkali gambar abs juga meme bertebaran dan akhirnya menciptakan konversasi dewasa.

Tentang Freelance dan Kesan yang Mereka Berikan

Kalau kalian pikir aku tipe penulis yang enggak alias ogah ngebaca karya orang lain, mohon maaf kalian salah. Well, aku seringkali membaca fanfiksi freelance yang dikirimkan ke EXO Fanfiction Indonesia. Meski kadang jadi silent readers, kadang muncul dengan id/username yang berbeda-beda, tergantung mood dan tergantung aku ingetnya sama e-mail yang mana. LOL.

Dan sejujurnya aku bener-bener (dan selalu) excited saat tahu berapa banyak penulis yang ingin karyanya untuk dipublikasikan di EXO Fanfiction Indonesia. Cerita mereka juga luar biasa sekali, sampe aku kadang ngeronda demi baca fanfiksi.

Beberapa dari kalian yang membaca posting ini juga mungkin seorang penulis pemula seperti aku yang dari penulis pemula sudah berubah jadi penulis pemual. Dan satu pesan aku, jangan merasa kurang percaya diri dalam mempublikasikan cerita kalian. Semangat, para freelancer!

Tentang Readers dan Keajaiban Mereka

Pembaca itu sesuatu, istilahnya. Konon, kodrat pembaca ini sama seperti pembeli yang dalam dunia dagang jadi raja. Tapi kadang, pembaca itu enggak bersikap kayak raja (atau ratu ya?) dimana seharusnya mereka bersikap adil dan bijaksana, rendah hati, meski suka memerintah dan menginginkan kesempurnaan.

Enggak, aku bukannya berharap pembaca EXO Fanfiction Indonesia akan jadi kaum pembaca yang sempurna, cukup jadi hampir sempurna aja udah cukup. Keberadaan kalian adalah keajaiban virtual bagi kami—para pekerja virtual—yang berusaha untuk terus mempertahankan kinerja blog kami.

Itulah mengapa, kehadiran pembaca itu sangat-amat penting. Dan secara otomatis kalian juga masuk hitungan yang perlu aku sebut sebagai bagian penting dari EXO Fanfiction Indonesia.

██║ ♫ ♪  ║██ 

BAB IV

TRUTH INSIDE DARE

Sebuah Fiksi Untuk Pembaca

[RULES: kalimat yang dicetak miring (italic) adalah kutipan dari karya yang ada di EXO Fanfiction Indonesia, sedangkan kalimat yang tidak dicetak miring adalah sedikit pemanis buatan dari saya, Irish.]

 

Tuhan sudah memberi garis takdirnya pada setiap makhluk ciptaannya. Ketika takdir itu telah ditetapkan, maka seiring berjalannya waktu mereka akan menghadapi takdirnya yang tak akan pernah dapat berubah. Sekuat apapun kekuatan yang dimiliki, tak akan sekuat pondasi takdir buatan Tuhan—bukan? Karena Tuhan tak pernah salah, bagaimanapun kalian melancarkan protes pada-Nya.

Tapi sungguh, percayalah bahwa ia tidak pernah berbuat kesalahan. Termasuk saat Ia membuat sebuah takdir tentang keberadaan seseorang, yang mungkin dianggap tak pantas oleh orang lain. Sebenarnya, Tuhan pasti sudah merencanakannya.

Astaga, darimana aku belajar bicara dengan kalimat semacam ini?

—dikutip dari: Different Creatures by HYRPark

“Aku lagi ada tugas bikin surat cinta nih, Kak. Kasih tugas kok susah banget gini sih—Ugh, harus gimana sekarang? Aku enggak bisa mikir satu kalimat pun untuk dijadiin surat cinta. Sekarang aku harus gimana?

—dikutip dari: Confession by bebhmuach

Ya, aku memang bukan tipikal orang yang romantis. Biasanya mereka menyatakan perasaannya dengan sebuah dinner yang dikelilingi lilin, atau dengan sebuah surat yang dikelilingi kelopak-kelopak mawar. Menurutku segini saja sudah cukup—sungguh, bagiku, sebuah kisah seperti ini saja sudah lebih dari cukup. Bukan sekedar cukup.

Lagipula, untuk apa untaian kata-kata manis penuh makna yang menguras air mata? Aku tidak suka. Aku lebih suka berkelakar santai saja.

—dikutip dari: Triangle by tissakkamjong

Aku tak begitu pandai mengutarakan sesuatu—jadi, harus ada sebuah jalan keluar. Mengingat bahwa tugas membuat surat cinta itu tidaklah mudah, tentu saja jawaban atas tugas tersebut juga tidak mudah.

—dikutip dari: Her Password by l18hee

Maafkan aku, aku berpikir terlalu lama. Jika aku bisa, aku ingin—mengakhirinya. Sungguh. Apa aku sudah menghabiskan waktu kalian? Apa aku sudah membuang tenaga kalian? Maaf. Sudah kukatakan aku tak pandai mengutarakan sesuatu bukan?

—dikutip dari: Girl X Friend by anneandreas

Bagaimana dengan buku diary? Para gadis biasanya menulis hal-hal semacam itu—untuk meluapkan isi pikiran mereka. Ugh, apa kalian hidup di zaman purbakala? Kalian berharap aku mengutarakan semua yang ada dalam pikiranku melalui sebuah benda kuno seperti diary? Jangan bercanda. Zaman sudah modern, diary sudah jadi peninggalan sejarah.

—dikutip dari: Skyreach by Aichan

Salahkan saja pada film–film Disney yang begitu mendominasi dunia masa kecil hingga menjadi sebuah doktrin tanpa di sadari—oleh orang-orang sepertiku. Hal aneh seperti ini… semuanya terjadi begitu saja dalam pikiranku, terealisasi dalam waktu yang cukup lama, tentu, akan menghabiskan waktu cukup lama juga untuk menyelesaikannya.

—dikutip dari: Dangerous by Christy Wu

Ottokhae? Apa yang harus aku lakukan sekarang? Aku bisa gila kalau begini caranya—karena mungkin imajinasiku bisa terkuras habis. Aku bahkan sudah berkutat dengan tulisan selama tiga hari. Tanpa peduli omelan orang-orang disekitarku.

—dikutip dari: Stuck On You by Shaekiran & Shirayuki

Kalian tahu dia adalah orang yang sangat tidak peduli dengan sekitarnya. Ia hanya berbicara—saat ingin, dan diam dalam sisanya. Ya, itu yang seorang penulis seringkali lakukan bukan? Sayang sekali aku bukan penulis penuh kelembutan seperti itu. Aku malah mengomel tanpa henti karena kebingungan yang melanda.

—dikutip dari: Repeat by Shuu

Mungkin hanya beberapa orang yang menganggap dirinya cukup ‘dewasa’ lah yang sering menginginkan keajaiban, tanpa tahu seperti apa wujud keajaiban—yang sebenanrya. Haha. Ya. Pernah ada yang mempertanyakan bagaimana ajaibnya pemikiranku yang bisa menciptakan hal semacam ini. Padahal semuanya terjadi begitu saja.

—dikutip dari: Dear Imaginary Friend by IRISH

Kau tahu? Hal berharga dalam hidupku selain waktu dan kedua orang tuaku—hal yang dianggap tidak berarti tapi berpengaruh cukup kuat dalam kehidupan. Aku setuju dengan ungkapan ini. Lalu apa hal selanjutnya? Imajinasi.

—dikutip dari: Selamat tinggal! Maafkan aku by Lizzle Ayumu Rin

Dia hidup dalam dunianya sendiri, dalam khayalannya sendiri—dan bertahan hidup karena itu. Imajinasi yang indah tidak bisa diciptakan oleh orang-orang berpikiran biasa, bukan?

—dikutip dari: The Man Who Cant Be Moved – nuevelavhasta

Aku hanyalah wanita dengan sejuta kekurangan yg mengharapkan takdir mendatangkan pangeran tampan tuk mewujudkan mimpi-mimpi kecil penuh kebahagian. Saat itu, aku hanyalah seorang gadis berhati rapuh—ya, aku sungguh sadar aku memang penuh kekurangan, dan satu-satunya kelebihan yang bisa kubanggakan hanyalah karena aku bangga mengakui kekuranganku. Harus bagaimana? Pangeran tidak tampakku sudah tercipta tiap kali aku menciptakan fanfiksi.

—dikutip dari: Go Back To December – maia_nisa  dan One Love in The Darkness by Shin Tama

Kamu pikir kita masih anak kecil yang selalu mengadukan masalah kita sama ayah dan ibu?—tidak, aku tidak seperti itu. Dulu aku memang anak kecil, sebelum aku memahami arti dari kehidupan yang sebenarnya dan hey! Sebenarnya alasanku membuat cerita seperti ini bukanlah untuk menceritakan kehidupanku—tapi aku ke sini ingin memberitahumu sebuah kabar yang akan sangaaaaaat mengejutkanmu!

Ya, mengejutkan karena aku berusaha membuat sebuah kisah pendek menggunakan kutipan dari karya hebat yang pernah dipublikasikan di sini.

—dikutip dari: Demigods by truwita dan A Warm Hug by shanshoo

Pada hakikatnya, aku dan kamu adalah dua kata berbeda yang tak akan pernah menjelma menjadi kita. Dan hal yang paling menyakitkan adalah; bagimu, hal tersebut hanyalah perkara biasa—memang, aku tahu kalian menganggapnya biasa. Sangat biasa, malahan. Sudah kukatakan bahwa aku ini penuh kekurangan bukan? Tapi aku juga tidak kecewa karena hal itu. Well, setidaknya aku bisa membanggakan hasil jerih payah tiga hariku.

Bagaimana dengan mereka yang memilih menyimpan rasa sakit semacam ini?

—dikutip dari: Unsaid Thoughts by eunike

Katakan kalau itu sungguh menyakitkan untukmu, katakan kalau kau tak bisa menahannya sendirian. Kalau perlu berteriaklah, ringankan bebanmu—dan luapkan pada dunia, teriakkan pada mereka kalau memang itu menyakitkan.

—dikutip dari: FIN by bebhmuach

Kala senja menyapa, kala tubuh lemah ini dipaksa untuk kembali berkarya padahal melanjutkan kehidupan saja belum, kadang aku merasa marah. Mengapa? Kenapa mereka melancarkan segala bentuk protes pada penulis sementara mereka tidak berusaha memahami kehidupan kami?

Aku menyukai langit senja, begitu indah dan menenangkan. Apalagi jika dipandang dari udara terbuka. Senja ibarat batas, disaat terang mulai tergantikan oleh gelap. Dan disaat langit senja mulai menyembul di langit tempat kita berpijak saat itu, aku melihat senyummu. Iya, senyummu. Membayangkan kalian tersenyum saat membaca cerita ciptaanku adalah sebuah motivasi, yang sejenak membuatku sanggup melupakan semua kemarahan yang tadinya ingin diluapkan.

—dikutip dari: They Never Know by thanasa

Lantas, saat mereka kembali menuntut, dan menuntut—yang bisa kulakukan hanya berlari dan bersembunyi dari mereka—dan berharap bahwa mereka akan melupakan protes yang ingin mereka ungkapkan.

—dikutip dari: Lullaby by truwita & IRISH

Kau beruntung bisa menikmati semuanya—bisa menikmati fiksi yang penulis ciptakan tanpa harus memikirkan apa yang harus terjadi selanjutnya pada cerita, bisa dengans santai menuntut ini-itu untuk terjadi kemudian, tapi—bagaimana dengan kami yang tak bisa merasakan yang kau rasakan?

—dikutip dari: All That I… by IRISH

Iya, aku ingat benar bagaimana beberapa rekan penulis mendapatkan ledekan, hinaan, dan protesan juga kritikan dari pembaca mereka yang hanya muncul untuk mengutarakan hal-hal negatif seperti itu. Jika kau kemari hanya untuk mengatakan hal serupa dengan orang-orang sialan itu, lebih baik kau pergi.

—dikutip dari: The Guardian Side by truwita

Kadang aku ingin egois, aku ingin marah pada mereka semua yang tidak tahu caranya berterima kasih pada kami—para penulis—yang selalu berusaha menciptakan cerita yang menyenangkan hati mereka. Tapi lagi-lagi aku berpikir, harusnya aku juga berterima kasih karena sudah menemukan pembaca yang baik. Tapi terkadang, mereka—yang dulunya baik—pun bisa berubah menjadi pembaca yang buruk juga. Lantas—kenapa aku menemukanmu jika akhirnya aku kehilanganmu?—

—dikutip dari: Midnight Train by Azure Ran

Aku lebih marah lagi pada mereka yang dulu menjadi bagian dari kami, lalu kini menghilang. Karena alasan kehidupan, katanya. Tapi mengapa di mataku hanya terlihat sebagai alasan untuk menjauh dari tanggung jawab? Well, kemudian aku disadarkan bahwa bukan aku seorang yang kehilangan, mereka—keluarga kami yang lain—juga merasakan hal yang sama. Sekali lagi—sekeras apapun mereka mencoba, mereka tak akan bisa kembali bersama.

—dikutip dari: Erase by honeybutter26

Jadi apa yang harus kulakukan sebagai bentuk pertanggungjawabanku karena sudah menjadi seseorang yang berbahaya bagimu—dan sudah menyakitimu? Sekarang mungkin mereka bertanya seperti ini padaku. Baik kalian—pembaca—maupun mereka yang sudah meninggalkan keluarga ini.

—dikutip dari: Unfair by anneandreas

Bahkan kau bisa meminta hal yang lebih dari pelukan. Aku akan memberikannya—padamu sebagai ucapan maaf. Jangan bodoh. Kalian kira semua masalah bisa berakhir dengan cara sepele seperti ini?

—dikutip dari: Pregnant [2^nd Sequel of Keep Your Promise] by deagoldea

Menyesal. Aku ingin kalian menyesal. Karena sudah menyakiti, karena sudah meninggalkan. Mungkin juga kalian ingin memperbaiki kesalahan yang telah lalu. Tapi tolong—hidup bukanlah sebuah musik. no REWIND buttton, man!

—dikutip dari: Rewind by Shareena

Lelah. Terkadang aku juga lelah menghadapi semua permasalahan yang tercipta. Mulai dari hilangnya anggota keluarga, sampai hilangnya pembaca-pembaca yang kurindukan. Entah, kemana mereka pergi sekarang, atau apa kesibukan mereka. Mungkin juga mereka bosan, dan ya, kalau aku ada di posisi mereka—jika aku bosan, pasti aku pergi dari sini.

—dikutip dari: Unforgettable Smile by twelveblossom

Sayangnya aku masih ingat sebuah tanggung jawab yang harus aku lakukan. Kalau tidak, aku pasti sudah pergi duluan. Dengan siapa?—dengan siapapun tidak masalah. Kadang aku juga merasa lelah dengan delusi yang menguasai fiksi.

—dikutip dari: Malang by redshiraayuki

Kadang aku punya ambang sadar, yang mengingatkanku bahwa selama ini aku terjebak dalam fiksi tidak nyata yang sudah menjadikan imajinasiku nyata. Tapi dibalik semua itu, ada sebuah rasa sakit tidak tertahan yang tak kasat mata. Meski mereka katakan aku harus bertahan, tapi semua perkataan mereka—tak berarti apapun dan tak akan pernah bisa mengobati rasa sakit yang jelas terlihat.

—dikutip dari: Rendezvous Again by Christy Wu

Dia Cheonsa (malaikat) aku tahu kau sangat mencintainya. Tapi sampai kapanpun kau tak akan memilikinya—haha. Jangan ingatkan aku tentang ini. Kalian pasti tahu siapa yang aku maksud bukan?

—dikutip dari: 1004 by Allea

Sebagai manusia kita diberi perasaan, dan terkadang, ada beberapa orang yang tanpa sadar melewati batas perasaan tersebut untuk kemudian menebar luka. Termasuk saat mereka menyadarkanku tentang fiksi yang kuciptakan, kadang ada yang meledek, menertawai, mengatakan bahwa yang kulakukan adalah hal percuma. Tapi sekali lagi—sedalam apapun kau menyakitiku, aku pasti akan selalu memaafkanmu.

—dikutip dari: Regret by deagoldea & Nidhyun

Banyak orang yang sudah berusaha menyadarkanku dari dunia virtual ini dan memaksaku untuk pergi. Mengatakan padaku bahwa cinta terhadap mereka—kau tahu siapa—tidaklah nyata. Tapi mau bagaimana, dia sudah mencuri hati ini, menghancurkan batas nyata dan tidak nyata—dan dia tak pernah bisa membuatku berpaling.

—dikutip dari: Hello, Silver’s Ocean by Arrylea

Dan pemikiran itu juga yang sudah membuatku bertahan. Hingga—akhirnya mereka berkumpul juga dalam tubuhku, jadi gunungan, membeku tak mau keluar.

—dikutip dari: Yellow, Snow, December by WWW

Kadang, pemikiran itu bicara padaku. Yang kemudian membuatku meyakinkannya bahwa ia—tidak akan mati, kau akan abadi denganku—imajinasi.

—dikutip dari: Pixiophobia by Hanri

Aku hanya menghindari orang yang ingin dihindari—well, begitu caraku bertahan. Dan begitu juga cara imajinasiku bertahan. Kami sama-sama kuat, bukan?

—dikutip dari: Don’t Escape Me by acu

Tapi kadang-kadang, mereka menang, dan aku tersadar. Aku segera lupa diri dan kehilangan keinginan untuk menulis fiksi demi menghidupkan imajinasi. Meski kemudian kusadari bahwa ia—selalu ada di hatiku.

—dikutip dari: Chatting by shansoo

“Kenapa kau melakukan hal itu padaku? Apa kau ingin membunuhku?”—aku ingat imajinasi pernah bertanya seperti ini. Saat aku kembali menghidupkannya dalam benakku. Sudah sepantasnya ia bertanya seperti itu bukan?

—dikutip dari: Don’t Go Again by Kimiham/Pampin Honnor

“Dia bagai iblis bermuka malaikat.”—sekali lagi aku mengingatkan diriku bahwa imajinasi pasti pernah mengumpat seperti ini padaku, tentang aku, penulis yang sudah memaksanya untuk terus bertahan hidup.

—dikutip dari: Kapan? Entahlah by Arrylea

Ia memang punya sebuah tugas yang harus ia selesaikan—kadang aku rasa seharusnya imajinasi tahu bahwa aku punya tugas yang harus diselesaikan. Well, imajinasi kadang tidak mau mengerti. Ia berimigrasi ke benak orang lain dan meninggalkanku, sendiri. Kemudian kembali saat waktu yang berimigrasi.

—dikutip dari: Fata Cruenta by GECEE

“Topeng yang kau gunakan tersenyum, padahal pemiliknya sedang menangis. Topeng itu benar-benar menipu—satu pesan dariku: jangan percaya saat aku memamerkan sebuah senyum bahagia. Belum tentu aku benar-benar tersenyum.

—dikutip dari: Timebreak by IRISH

██║ ♫ ♪  ║██ 

BAB V

PENUTUP

Alhamdulillah, akhirnya Love Letter ini sampai pada penutup. Iya aku tahu sudah banyak yang menunggu bagian penutup ini, dan karena aku peka, aku enggak kasih banyak penutup. Takut kalau Love Letter nembus enam ribu kata terus aku dilempar sama staff lain akibat kerasukan macem ini.

Kesimpulannya, Love Letter ini yang penting bagian Bab I sama Bab II sih sebenernya, Bab III itu enggak jelas sama sekali, cuma sekedar bukti kalau aku rajin baca fanfiksi gitu di sini.

Kritik dan sarannya sudah ada di atas ya jadi engga perlu kuulas lagi. Apa lagi… ucapan terima kasih nanti ada sendiri… ah SUDAH ya. LOL. Anyway, terima kasih banyak pada kalian yang sudah meluangkan waktu untuk membaca makalah (apaan) ini, semoga ada sisi positif yang bisa diambil, sisi negatifnya dilupakan saja karena engga baik buat mengingat kekurangan orang lain.

Kurang lebihnya mohon maaf. Saya, Irish Levyona yang baru menginjak dua puluh tahun lebih dua hari ini undur diri, senengnya pamer ulang tahun yang mepet sama EXO Fanfiction Indonesia ya gini, LOL.

Akhir kata, saya menagih ucapan ‘Selamat Ulang Tahun’ dari kalian (kemudian disambit) dan mohon maaf sebesar-besarnya apabila ada kata-kata yang kurang berkenan di dalam hati. Kita manusia, mari saling memaafkan agar di akhirat saya tidak dicekik malaikat.

██║ ♫ ♪  ║██ 

UCAPAN TERIMA KASIH

Pertama, terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa karena telah mengizinkan aku bertahan hidup sampai usia dua puluh tahun lebih dua hari, terima kasih. Terima kasih untuk kedua orang tua aku karena sudah bersabar membesarkan aku dengan penuh kasih sayang dan imajinsi. Adik kesayangan aku yang selalu ngebantu aku menyembunyikan folder fanfiksi dari orang tua, sukses ya calon ibu dokter.

Thanks to Arum selaku owner EXO Fanfiction Indonesia karena terciptanya blog ini sudah jadi sumber pahala juga dosa (iya dosa ceritanya, karena banyak bias ternistakan) (kemudian disambit Arum).

Kak Della selaku ‘big-sister’ kami yang selalu berusaha meluruskan otak sengklek dan nafas naik-turun juga kelakuan kami yang terkadang diluar batas kemanusiaan. Kak Anne selaku ‘second-big-sister’ yang seringkali berusaha untuk dewasa ke kami tapi terkadang Kak Anne galauers juga. Mohon do’anya untuk kelancaran bagi Kak Della dan Kak Anne agar lekas menempuh hidup baru, semoga dikaruniai rumah tangga yang saqinah, mawadah, dan warrohmah, amin. Tolong aminin, karena mereka tetua yang senormalnya harus naik pelaminan dalam waktu dekat. P.s: untuk Kak Ne, mari sukseskan kolaborasi kita yang sudah direncanakan sejak akhir tahun kemarin huhu!

Buat Kak Farah, yang selalu menjadi Goldenway juga ceramah keagamaan meski kadang suka berubah jadi tante haus belaian Osehun. Dua orang astral Tata dan Nida yang kadang keabsurdannya membuatku kesulitan membedakan kalian berdua karena kalian sama-sama abnormal. P.s: untuk Kak Farah thanks buat saran-sarannya saat laptop dan hape aku eror, hiks; buat Tata mari sebagai calon ibu-ibu kita kuatkan iman saat bekerja; buat Nida, sukses ya MaBa, selamat berkutat dengan tugas.

Teman seperjuangan dan sejawat aku, Tata (Irene Agatha) dan Christy, wahai rekan sedurjana dunia kesehatan, mari kita sukseskan kehidupan kita agar lekas sukses, amin! P.s: untuk Christy, mari sukseskan kolaborasi karena tempat tinggal kita berdekatan!

Dea dan Grace, adik-adik mungil menggemaskanku (huek) thanks karena seringkali merayuku dengan sogokan foto Byun Baekhyun, kalian berdua selalu tau cara meluluhkan iman labilku.

Nada, Arnada buka hatimu, thanks karena sudah sering nyepam aku sampe hape sering hang, alhamdulillah hape aku sudah pensiun dan berganti dengan yang baru dan tahan spam. Vixxo, yang namanya belum kuketahui, sebut saja Bunga atau Vivi, thanks karena sudah sama-sama mencintai Chen, kita harus lestarikan Kim Jongdae!

Kak Acu, kakak dewasa yang seringkali jadi satu-satunya makhluk normal diantara kami semua (kemudian ditendang Kak Della) thanks untuk semuanya.

Hami sama Tissa, another duo abnormal digaris ‘adik’ yang terkadang membuatku tidak mengerti. Alasannya: aku susah bedain Tissa/Dea/Mechan (kemudian ditendang) dan karena Hami… memang sulit dimengerti. Thanks sudah jadi adik astral untukku.

Almira, Yasmin, Fely, Nabilah, Isan, Intan, segilima adik unyu (yang ini enggak pake huek) yang sudah turut mewarnai hariku dengan keastralan dan kesucian kalian (cem darah suci gitu) thanks a lot, adik-adik!

Kemudian, yang sengaja pura-pura kulupakan buat dua orang adik yang cukup mencolok mata batin, Len sama Arum (yang kerap disebut Ayum) thanks a lot karena kalian berdua memegang rekor sebagai dua adik paling abnormal diantara yang lainnya, pft, pengen jedotin kepala (kepala aku) ke tembok tiap inget kelakuan dan keabnormalan kalian sebenernya, tapi akhirnya aku jedotin kepala bias dalam imajinasi.

Wuse, Shareena, Selva, Warda, Rastya (nama paling metal), Karin, Nami, Anjeli, walau kita engga deket tapi kalian tetep deket di hati, jauh di mata.

Terakhir, untuk para mantan… Mechan, Hani/Arra, kalian berdua termasuk yang deket banget sama aku, dan kupengen mewek bombay tiap inget kalian berdua udah enggak jadi bagian dari keluarga ini, semoga kehidupan kalian jadi jauh lebih baik, sukses ya, terus berkarya, semoga Tuhan mempertemukan kita, suatu hari nanti. Kalau masih ada umur dan kesempatan.

Yang paling spesial, untuk semua pembaca EXO Fanfiction Indonesia, khususnya lagi untuk mereka semua (yang kalau aku sebutin satu-satu aku takut ada yang terlupa) yang sudah membaca fanfiksi aku, aku ucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya. Terima kasih karena sudah mengenalku, walau kita enggak pernah bertemu secara nyata, kalian harus tau kalau aku sayang sama kalian.

Semoga Tuhan mempertemukan kita di lain waktu, masih dalam keadaan sama-sama bernafas dan berstatus manusia bukannya makhluk astral.

Ya Allah, sudah 5636 words (coba dijumlah jadi berapa), sebaiknya saya sudahi saja secara terhormat sebelum saya ditendang secara bersungguh-sungguh. Terima kasih.

Love you, EXO Fanfiction Indonesia. Salam kecup, Pelangi Virtual.

██║ ♫ ♪  ║██ 

DAFTAR PUSTAKA

Acu. Don’t Escape Me. Staff. EXO Fanfiction Indonesia.

Aichan. Skyreach. Freelance. EXO Fanfiction Indonesia.

Allea. 1004. Freelance. EXO Fanfiction Indonesia.

Anneandreas. Girl X Friend. Staff. EXO Fanfiction Indonesia.

Anneandreas. Unfair. Staff. EXO Fanfiction Indonesia.

Arrylea. Kapan? Entahlah. Staff. EXO Fanfiction Indonesia.

Arrylea. Hello, Silver’s Ocean. Staff. EXO Fanfiction Indonesia.

Azure Ran. Midnight Train. Freelance. EXO Fanfiction Indonesia.

Bebhmuach. Confession. Staff. EXO Fanfiction Indonesia.

Bebhmuach. FIN. Staff. EXO Fanfiction Indonesia.

Christy Wu. Dangerous. Staff. EXO Fanfiction Indonesia.

Christy Wu. Rendezvous Again. Staff. EXO Fanfiction Indonesia.

Deagoldea, Nidhyun. Regret. Staff. EXO Fanfiction Indonesia.

Deagoldea. Pregnant [2^nd Sequel of Keep Your Promise]. Staff. EXO Fanfiction Indonesia.

Eunike. Unsaid Thoughts. Staff. EXO Fanfiction Indonesia.

GECEE. Fata Cruenta. Staff. EXO Fanfiction Indonesia.

Hanri. Pixiophobia. Freelance. EXO Fanfiction Indonesia.

Honeybutter26. Erase. Staff. EXO Fanfiction Indonesia.

HYRPark. Different Creatures. Freelance. EXO Fanfiction Indonesia

IRISH. All That I… . Staff. EXO Fanfiction Indonesia

IRISH. Dear Imaginary Friend. Staff. EXO Fanfiction Indonesia.

IRISH. Timebreak. Staff. EXO Fanfiction Indonesia.

JSHA. Rewind. Staff. EXO Fanfiction Indonesia.

Kimiham, Pampin Honnor. Don’t Go Again. Staff. EXO Fanfiction Indonesia.

L18hee. Her Password. Staff. EXO Fanfiction Indonesia.

Lizzle, Ayumu Rin. Selamat tinggal! Maafkan aku. Staff. EXO Fanfiction Indonesia.

Maia_nisa. Go Back To December. Freelance. EXO Fanfiction Indonesia.

Nuevelavhasta. The Man Who Can’t Be Moved. Staff. EXO Fanfiction Indonesia.

Redshirayuki. Malang. Freelance. EXO Fanfiction Indonesia.

Shaekiran, Shirayuki. Stuck On You. Freelance. EXO Fanfiction Indonesia.

Shanshoo. A Warm Hug. Staff. EXO Fanfiction Indonesia.

Shanshoo. Chatting. Staff. EXO Fanfiction Indonesia.

Shin Tama. One Love In The Darkness. Fanfiction. Staff. EXO Fanfiction Indonesia.

Shuu. Repeat. Staff. EXO Fanfiction Indonesia.

Thanasa. They Never Know. Freelance. EXO Fanfiction Indonesia.

Tissakkamjong. Triangle. Staff. EXO Fanfiction Indonesia.

Truwita, IRISH. Lullaby. Staff. EXO Fanfiction Indonesia.

Truwita. Demigods. Staff. EXO Fanfiction Indonesia.

Truwita. The Guardian Side. Staff. EXO Fanfiction Indonesia.

Twelveblossom. Unforgettable Smile. Staff. EXO Fanfiction Indonesia.

WWW. Yellow, Snow, December. Staff. EXO Fanfiction Indonesia.

██║ ♫ ♪  ║██