One And Only – SLICE #1 — IRISH’s story

poster1

Author : IRISH

Tittle : One and Only

Main Cast : EXO’s Baekhyun, Red Velvet’s Yeri

Supported : EXO, Red Velvet, Twice, and SMRookies Members

Genre : Romance, Life, Fantasy, Sci-fi

Rate : PG-16

Disclaimer : This story is entirely fantasy and created by Irish. Any resemblance to real persons or organization appearing in this story is purely coincidental. EXO, Red Velvet, Twice and SMRookies Members belong to their real-life.

Previous Chapter

Prologue

 ██║ ♫ ♪ │█║♪ ♫ ║▌♫ ♪ │█║♪ ♫ ║▌♫ ♪ ║██

In Yeri’s Eyes..

Aku dan Baekhyun—kucoba untuk membiasakan diri menyebut namanya walau didalam pikiranku karena aku merasa canggung untuk mengucapkan namanya sedangkan kami, oh, istilah kami malah terdengar lebih canggung, kami akan bersama, untuk beberapa waktu ini—berjalan menyusuri lorong pendek bawah tanah yang kukenal.

Tentu saja kukenal, karena Ia ingin kami ke Sentral kota, walaupun aku kembali ketakutan setengah mati saat Ia menyebut Sentral, Ia bilang bahwa aku akan baik-baik saja walaupun berkeliaran dengan bebas di Sentral—padahal selama ini aku selalu berusaha terlihat tersembunyi karena manusia lain akan melaporkanku pada Servicer jika tau aku berkeliaran sendirian, tanpa Humanoid.

“Kau tau, kurasa kau ingin membunuhku hidup-hidup.”, ucapku saat kulihat cahaya menyilaukan diujung lorong.

“Kenapa?”, tanyanya

“Karena kau memaksaku untuk muncul di Sentral sekarang. Ini hari senin, dan semua orang di Sentral akan berada diluar rumah.”

Baekhyun tertawa pelan.

“Tidak akan terjadi hal buruk apapun padamu, tenang saja,”

“Jangan katakan alasannya adalah karena kau adalah Humanoid Pelindung.”, ucapku sedikit kesal karena Ia terus mengutarakan jawaban yang sama atas pertanyaan berbedaku.

“Tentu saja karena itu memang jawabannya.”

Aku menghela nafas panjang.

“Kenapa?”, tanyanya lagi

“Entah mengapa aku merasa Humanoid lebih dominan dikehidupan ini. Manusia tidak pernah bicara mengutarakan pikiran dan keinginan mereka, Humanoid yang akan bicara, dan Humanoid lain yang menanggapi.

“Saat manusia terluka, Humanoid akan mengobati mereka. Saat manusia lapar, Humanoid yang akan memasak. Semua hal dilakukan oleh Humanoid, dan manusia sepertinya lebih sibuk duduk dikursi dan menerima hasil dari semua pekerjaan yang Humanoid lakukan,”

Ia menatapku saat aku bicara panjang lebar, tapi kemudian aku mendengarnya menghembuskan nafas panjang.

“Apa kau tidak berpikir itu bagus? Manusia suka saat tidak melakukan apapun.”

“Ya, tidak, maksudku, tidak seperti itu.”, ucapku kemudian

“Jadi itu karena manusia lebih membutuhkan kami daripada manusia lainnya?”

Ucapannya kali ini membuatku mengangguk.

“Dan karena banyak manusia mati karena manusia lain lebih membutuhkan Humanoid.”

Kali ini Baekhyun mengangguk-angguk.

“Itu karena kalian selalu berpikir egois dan tak mempedulikan yang lainnya.”, ucapnya membuatku menatapnya beberapa saat.

“Apa? Aku mengucapkan hal yang salah?”, tanyanya kujawab dengan gelengan

“Tidak, kau benar, kau benar.”

Beberapa lama kami sama-sama terdiam.

“Aku ingat bagaimana Ownerku hidup sendirian selama beberapa tahun, dan di umur tuanya, Ia sadar Ia butuh keluarganya. Jadi Ia mencari keluarganya, dan selama enam bulan aku melihat bagaimana Ia terlihat senang saat bersama keluarganya.

“Hingga akhirnya Ia merasa tak membutuhkanku dan menonaktifkanku. Aku tidak tau apa alasan Ia terbunuh, tapi karena tindakannya, aku tau, manusia tak akan membutuhkan Humanoid lagi jika mereka sadar mereka membutuhkan manusia lainnya.”

Aku terkesima saat Baekhyun tiba-tiba saja bercerita.

“Apa menyenangkan?”, tanyaku tanpa sadar

“Apa?”

“Bagimu saat melihat Ownermu senang bersama keluarganya.”

Ia menggeleng dan tersenyum kecut.

“Tidak.”

Aku menyernyit.

“Kenapa tidak?”

“Selama enam bulan aku terabaikan, seperti sampah dirumah itu, Ia tak lagi bicara padaku, atau membutuhkan pertolonganku. Saat terluka Ia lebih suka tetap terluka karena keluarganya, anaknya, akan mengobatinya walaupun luka itu sembuh dalam waktu lama.

“Dan aku benci keadaan seperti itu. Maksudku, kami tidak diciptakan untuk menjadi penonton dari semua hal itu. Saat Ia bicara tentang menonaktifkanku pada istrinya, aku begitu marah. Karena aku—”

“Kau takut dibuang?”, ucapku memotongnya

Ia menatapku, dan mengangguk.

“Aku sudah hidup bersamanya sejak Ia ditinggalkan istri dan anak-anaknya. Sekitar tiga puluh tahun. Dan karena enam bulan itu, Ia ingin membuangku.”

Aku yakin dahiku semakin berkerut mendengar penjelasannya.

“Tapi kau hidup sekarang, hidup sendiri, kau bisa berpikir mandiri, tak lagi harus mendengar perintah apapun, atau merasa dibuang lagi.”, ujarku

“Ingatan kami begitu kuat, bayangan enam bulan itu tak bisa sedikitpun hilang dari memoriku.”

Aku menatapnya saat intonasi suaranya berubah lebih pelan. Kami bertindak seperti ini saat merasa kecewa, saat merasa terluka, saat merasa sakit. Apa mungkin.. Ia sekarang tengah merasakan hal yang sama karena dibuang oleh Ownernya?

“Humanoid tidak dipersiapkan untuk dibuang, diabaikan, dan memori yang kudapatkan, benar-benar berbekas.”, Ia lagi-lagi berucap

“Kau sakit hati?”, tanyaku membuatnya menatapku

“Aku robot, aku tak bisa sakit hati.”, ucapnya

“Tapi kau merasa sedih karena Ownermu membuangmu.”

“Tidak. Aku tidak merasa seperti itu.”

“Ya, kau merasa seperti itu. Kau terluka, kau kecewa.”

Ia menyernyit.

“Apa yang membuatmu menyimpulkan seperti itu?”

“Karena kau bicara dengan sangat pelan, dan tatapanmu menerawang, sama persis seperti yang manusia lakukan saat kecewa dan terluka.”

“Tapi aku robot, aku tidak bisa merasa—”

“Kau robot yang sekarang bisa berpikir sendiri dan memiliki kontrol atas tubuhmu sendiri, ingat?”, Ia mengerjap beberapa kali saat mendengar ucapanku.

“Aneh,”, gumamnya

“Kenapa aneh?”

“Karena aku tidak seharusnya merasa seperti ini.”

“Bagiku itu tidak aneh sama sekali. Manusia menciptakan Humanoid dengan elemen dasar yang sama persis seperti manusia, konsepnya adalah manusia, hanya komponen-komponen yang membuat kalian tercipta saja yang membuat kalian berbeda.

“Chip dan prosesor yang tertanam ditubuh kalian yang membuat kalian menjadi robot seperti yang kau ucapkan. Tapi sekarang, kau sudah mandiri, kurasa hal seperti ini terjadi pada Humanoid tanpa Owner lainnya.”

“Jadi maksudmu, aku mungkin akan bisa merasakan ketidak stabilan aneh dan peningkatan hormon seperti yang terjadi pada manusia lainnya?”

“Peningkatan hormon?”, aku menyernyit

“Seperti saat dua orang yang, um, saling mencintai? Saat mereka saling memandang hormon dimasing-masing manusia itu sama-sama meningkat. Dan saat kalian takut, tertawa, menangis, marah, hormon didalam tubuh kalian berubah.

“Begitu juga dengan tanda vital ditubuh kalian. Semuanya berubah saat fenomena aneh itu muncul.”

“Bukan ketidak stabilan,”, ucapku menyadari maksud ucapannya

“Apa?”

“Yang kau bicarakan, bukan ketidak stabilan aneh, tapi perasaan, dan emosi.”

Ia menyernyit.

“Perasaan dan emosi tidak punya deskripsi seperti yang kukatakan tadi.”

“Kau mencari arti kata perasaan dan emosi di kamus? Dua hal itu bagiku sama-sama tak bisa dideskripsikan. Tapi saat terjadi, kau akan sadar artinya. Saat seseorang sudah marah, Ia akan sadar emosinya tengah meningkat.

“Saat dua orang yang saling mencintai saling memandang, mereka sadar perasaan mereka sama, itulah yang membuat emosi dan perasaan sama-sama tak bisa di deskripsikan.

“Karena hanya dengan mengalaminya, kau akan tau apa yang tengah terjadi padamu.”

Kami sama-sama melangkah dalam diam setelah aku berucap. Aku dan pikiranku akan keanehan yang terjadi, dan Baekhyun.. dengan pemikiran yang sama sekali tak bisa kuduga karena Ia bukan seorang manusia.. dan Ia tidak seharusnya bisa berpikir.

“Apa menurutmu hal yang sama mungkin bisa terjadi padaku?”

Aku menatapnya.

“Tidak ada yang tidak mungkin, kita bahkan hidup didunia yang tidak masuk akal bukan?”

Ia tersenyum padaku dan mengangguk, tapi tak bicara atau berkomentar apapun. Ia kembali terdiam, tampak sangat sibuk dengan pemikirannya sendiri. Jika para Servicer bisa tau apa isi kepala masing-masing Humanoid saat mereka masih menjadi Humanoid terikat, bagaimana dengan isi pikiran Humanoid yang ada disampingku sekarang?

Ia tak lagi punya pikiran terikat dengan program dan sistem bukan?

“Kita sudah sampai di Sentral.”

Ucapan Baekhyun menyadarkanku. Aku segera terhenti, nafasku seolah tersendat karena ucapannya.

“Kau takut?”, tanyanya sambil menatapku

“Sentral seperti mimpi buruk bagiku.”

“Aku akan melindungimu,”, ucapnya untuk ketiga kalinya membuatku teringat bahwa Ia akan melindungiku.

Seseorang akan melindungiku.

“Siapapun akan tau aku sedang dalam pelarian jika mereka melihat penampilanku, Baekhyun.”, ucapku

Ia tersenyum seolah menenangkanku.

“Hanya Servicer yang bisa tau Humanoid mana yang tak punya Owner. Kau bersama seorang Humanoid sekarang, bagaimanapun, mereka akan berpikir kau adalah Ownerku.

“Kau bilang Humanoid hidup lebih dominan bukan? Beberapa kebohongan kecil tidak akan tampak kentara.”, ucapnya membuatku terkesiap.

“Humanoid tak bisa berbohong.”

Ia lagi-lagi tersenyum.

“Itu berlaku pada Humanoid yang terprogram.”

Aku mengerjap cepat. Saat kami keluar dari lorong gelap ini, Ia menarik lenganku, membuat jarak antara kami lebih dekat.

“Justru kau yang terlihat lebih kesulitan berbohong, Yeri.”

“Itu karena aku tak pernah bicara dengan banyak orang.”

Ia menatapku, kembali tersenyum menenangkanku.

“Kalau begitu diamlah dan biarkan aku saja yang bicara.”

“Kau yakin?”

“Apa aku terlihat tidak yakin?”

Aku menyernyit mendengar pertanyaan Baekhyun.

“Bagaimana kau akan bisa—”

Baekhyun menghentikan ucapanku karena Ia sekarang tengah menarik lenganku dan dengan tenang membawaku melintasi jalanan Sentral. Sentral. Sekali lagi aku memperingati diriku bahwa aku ada di Sentral.

“Baek—”

“Jangan berisik,”, potongnya

Ia membawaku dengan tenang ke arah sebuah taman kecil, dimana beberapa orang tampak sibuk dengan kehidupan mandiri mereka. Sementara Humanoid disamping mereka tampak lebih sibuk lagi.

“Selamat pagi,”, aku hampir melonjak saat mendengar Humanoid disebelahku tiba-tiba saja berucap menyapa beberapa orang itu.

Tiga orang manusia disana tampak tidak ambil pusing, melirik kami sekilas, sementara tiga Humanoid disana menatap kami berdua bergiliran, dengan lebih fokus.

“Oh, astaga, apa yang sudah terjadi?”, salah seorang Humanoid bicara dengan nada khawatir yang sangat tampak kaku, setidaknya Ia diprogram untuk peduli pada keadaan disekitarnya.

“Aku dan Ownerku baru saja datang dari kereta di Daegu. Ia masih begitu shock karena kebakaran besar di gedung apertemennya. Apa ada tempat tinggal sementara yang kosong di daerah ini?”

Sejak kapan aku menjadi korban kebakaran? Dan juga, memangnya sejak kapan Sentral menyediakan tempat tinggal secara gratis?

“Ah, kebakaran karena ledakan pipa gas kemarin petang?”

“Ya. Dan Ownerku masih sangat shock. Aku ingin menenangkannya secara psikologis tapi beberapa sistemku butuh di upgrade terlebih dulu.”

Dua dari tiga Humanoid itu menatapku prihatin, entah bagaimana raut itu bisa tampak jelas diwajah kaku mereka, sementara satu Humanoid lain disana masih fokus menatap Baekhyun.

“Tipe apa kau? Apa Ownermu tidak memprogram upgrade otomatis tiap minggunya?”, ucap Humanoid itu

Baekhyun memandangku, dan tersenyum, entah senyum sebagai tanda apa, tapi Ia kemudian menatap Humanoid dengan rasa ingin tahu tinggi itu.

“Alpha 12, aku tak bisa di upgrade bersamaan dengan tipe lainnya.”

Humanoid itu masih menatap Baekhyun dengan tatapan yang sama, tapi Ia kemudian memandangku, dan kemudian melemparkan pandangannya ke arah deretan rumah-rumah yang terlihat sama persis dibelakangnya.

“Nomor 3 kosong untuk beberapa minggu.”

“Baiklah, terima kasih.”, ucap Baekhyun, entah mengapa sekarang Ia terlihat dengan kaku membimbing langkahku, sementara aku membiarkan diriku berpura-pura tak tau apapun dan hanya pasrah menerima perlakuannya.

Langkah kami terhenti saat Humanoid—yang tadi menatap Baekhyun dengan sangat curiga itu tiba-tiba saja menghadang langkah kami.

“Ada masalah?”, tanya Baekhyun masih dengan nada tenang yang sama

“Aku perlu tau nama kalian berdua untuk bisa membuat reservasi di sana.”

“Aku Grey, dan Ownerku, Sara.”

Aku hampir saja menyernyit saat mendengar ucapan Baekhyun, tapi kucoba untuk menahan diriku dan tidak bereaksi apapun.

Karena aku tau perubahan sekecil apapun pada tanda vital atau hormon ditubuhku akan diketahui oleh Humanoid didepanku ini.

Sementara aku tau Ia mencurigai kami berdua.

“Ah, satu lagi, aku tak pernah tau Alpha 12 diproduksi di Daegu juga.”, imbuhnya membuktikan spekulasiku bahwa Ia mencurigai kami berdua.

Tidak, kurasa Ia tak mencurigai Baekhyun karena mereka bangsa yang sama. Tapi Ia mencurigaiku, penampilanku sungguh sangat tidak sinkron untuk ada disini.

Seorang korban gempa bumi bahkan punya penampilan lebih rapi daripada aku.

Baekhyun melepaskan pegangannya dilenganku, dan Ia membuka lengannya, menunjukkan tanda gelap, entah stempel, barcode? Entahlah, yang jelas Ia menunjukkannya pada Humanoid dihadapan kami.

“Aku diproduksi di Seoul, Seulgi-ssi.”, ucap Baekhyun, kali ini aku tak bisa membohongi diriku sendiri jika aku terkejut mengetahui bahwa Baekhyun pasti sudah tau banyak hal tentang Humanoid didepannya.

Dan ekspresi keterkejutanku di wakilkan oleh Humanoid dihadapanku. Alisnya terangkat sedikit, dan sudut bibirnya melengkung membentuk senyuman.

“Seperti berita yang sudah tersebar, Alpha 12 memang lebih sempurna.”, ucapnya sambil melangkah menyingkir dari jalan setapak yang akan kami tuju.

“Selamat datang di Sektor 18 Sentral.”, lanjutnya dijawab dengan anggukan pelan oleh Baekhyun, “Terima kasih.”, ucap Baekhyun singkat.

Ia kemudian kembali membimbing langkahku dan membawaku ke jalan setapak yang tadinya terhalangi oleh Humanoid cantik bernama Seulgi itu.

Aku menatapnya saat kami melangkah, ingin memberinya pujian karena Ia sudah berbohong dengan sangat sempurna, tapi aku tak ingin mengucapkannya sekarang karena Humanoid dibelakang kami mungkin akan tau.

Satu hal yang aku tak pernah perhatikan, atau malah tak kuketahui, bahwa sejak Humanoid mendominasi kehidupan dan manusia tak lagi harus bekerja keras, semuanya didapatkan manusia dengan mudah, dan gratis.

Tak lagi ada peperangan atau diskriminasi—kecuali pada orang-orang buangan sepertiku tentu saja. Semuanya diberikan gratis. Bukankah tak adil bagi orang-orang sepertiku?

Kami masih berjalan dalam diam, tentu saja diam karena aku, yang tak ingin bicara karena masih merasa Humanoid itu mengawasi kami, dan Baekhyun yang lagi-lagi tampak sibuk dengan pemikirannya.

“Kau mau masuk duluan?”, tawar Baekhyun saat Ia mengambil kunci dari atas sebuah pot kecil diujung pintu rumah bernomor tiga sangat besar di atapnya.

“Bagaimana kau tau tempat kuncinya?”, tanyaku sepelan mungkin

Baekhyun tertawa mendengar pertanyaanku.

“Jangan khawatir, Ia tak bisa mendengar kita dijarak ini.”, ucap Baekhyun membuatku menyernyit.

“Bagaimana bisa kau tau namanya?”, tanyaku lagi teringat bahwa Ia tau nama Humanoid itu sementara Humanoid itu menanyakan nama kami tadi.

“Dan apa itu Alpha 12?”, kali ini Ia menyernyit

“Pertanyaan mana yang harus kujawab lebih dulu?”

“Aku tau kau mengingat semua pertanyaanku dengan baik, jadi kau pasti bisa menjawab semuanya sekaligus.”, Baekhyun mengabaikanku sejenak, dan Ia bergerak membuka pintu rumah minimalis itu.

“Kau mau masuk atau berjaga disini?”, tawarnya

“Kau bercanda?”, komentarku membuat Baekhyun tertawa pelan dan membuka pintu rumah itu.

Bau manis babyblue segera menyambutku saat pintu terbuka, menyejukkan penciumanku, memenuhi rongga paru-paruku, karena selama ini aku tak pernah sempat lagi menikmati keindahan di bumi ini.

Aku menghembuskan nafas panjang dan akhirnya melangkah masuk ke dalam rumah asing itu, sementara Baekhyun mengikuti dibelakangku, tak lupa, Ia mengunci pintunya, membuatku menatapnya.

“Kenapa kau menguncinya?”

Baekhyun menatapku, dan menyernyit.

“Itu pertanyaan ke empat.”, ucapnya membuatku tergeragap

Ia benar-benar mengingat semua pertanyaanku bukan?

“Aku tau tempat kuncinya karena semua Humanoid menaruh kunci rumah manusia di pot bunga yang ada didekat pintu, kami diprogram seperti itu. Aku tau namanya karena aku bukan lagi Humanoid terprogram dan aku bisa mengakses apapun yang aku mau.

“Alpha 12 adalah Humanoid keluaran terbaru yang didesain memiliki akses lebih luas daripada Humanoid lainnya karena mereka bisa mengetahui identitas setiap orang yang bicara dengan mereka dengan menganalisis suara mereka.

“Dan aku mengunci pintunya karena bisa saja ada bahaya diluar sana, bagaimana jika seseorang tiba-tiba menerobos masuk? Bukankah kau juga merasa aman saat rumah terkunci?”

Aku mengerjap saat Ia bicara begitu panjang menjawab semua pertanyaanku sedari tadi. Dia benar-benar mengingatnya, oh tentu saja dia ingat, tapi mendengarnya menjawab seperti ini membuatku merasa Ia seolah mengejekku.

“Kau tidak mengejekku karena aku terus bertanya bukan?”

Baekhyun menaikkan alisnya, dan menggeleng.

“Tidak, aku hanya menjawab pertanyaanmu.”

Aku lagi-lagi menghembuskan nafas panjang.

“Aku tidak bisa bayangkan seperti apa Alpha 12 sebenarnya.”

“Hanya ada tiga Alpha 12 yang sudah di ciptakan, tapi Humanoid lain tentu tidak tau. Hanya Servicer saja yang tau. Kurasa kebohongan kecilku tadi berguna.”

Aku mendengus pelan.

“Aku tak tau seorang Humanoid bisa berbohong dengan sangat baik.”

Baekhyun tersenyum.

“Manusia sudah sangat terbiasa berbohong. Aku bahkan tak akan tau saat kau berbohong padaku.”

“Kapan aku berbohong padamu?”, ucapku tak terima, aku bahkan tak pernah menceritakan apapun padanya, kenapa Ia berucap seperti itu?

“Kau mengucapkan terima kasih tapi tak terdengar mengucapkannya dengan tulus jadi kau mungkin berbohong.”

Aku tersentak.

“Aku mengucapkannya dengan tulus,”, sanggahku

“Benarkah?”

“Ya, kau berpikir semua ucapanku bohong?”

“Kau masih berpikir Humanoid akan membunuh manusia.”

“Aku tidak—”, ucapanku terhenti saat sadar akan ucapannya, ya, aku memang masih berpikir suatu hari Humanoid akhirnya akan membunuh manusia Ownernya untuk mendapatkan kebebasan seperti yang Baekhyun miliki.

“Kau berpikir begitu.”

“Tidak. Aku benar-benar tidak—”

“Kau berbohong lagi.”, potongnya membuatku memejamkan mataku, berusaha menenangkan pikiranku atas spekulasinya.

“Dan kau sekarang sangat pintar menuduh orang lain.”, ucapku

Baekhyun menghembuskan nafas panjang.

“Aku tak diprogram untuk menuduh orang lain.”

“Kau juga berbohong padaku karena kau katakan kau tidak merasa kecewa saat Ownermu mengabaikanmu.”, ucapku membuat Baekhyun bungkam.

Ia menatapku, dengan tatapan yang tak kumengerti, tapi kemudian Ia mengalihkan pandangannya, menatap keluar jendela berbentuk setengah lingkaran yang ada didekat pintu, tatapannya seolah menerawang, menembus deretan rumah-rumah sama persis dan gedung-gedung menjulang.

Beberapa lama kami sama-sama terdiam, sampai Baekhyun angkat bicara.

“Yeri, bisa aku bertanya satu hal?”

“Apa itu?”

“Catatan kriminal pertamamu adalah pembunuhan, sedangkan catatan lainnya hanyalah pencurian atau pemberontakan, apa kau.. benar-benar pernah membunuh seseorang?”

Aku tersentak untuk beberapa saat. Ucapannya entah mengapa membawa ingatanku pada sebuah perkebunan jagung luas diujung kota, dengan cahaya matahari senja memantul dari daun-daun kering jagung yang sudah siap di panen, sementara di ujung perkebunan itu terdapat dua rumah kecil yang tampak tak terawat.

Rumah. Tempat mengerikan itu adalah rumahku. Dulunya, tentu saja.

“Rumahku..”, ucapku memulai, sementara Baekhyun akhirnya menatapku dengan keingintahuan.

“Aku membenci Humanoid, melebihi rasa benciku pada dunia tak adil ini. Aku membenci Humanoid, karena seorang Humanoid sudah menghancurkan rumahku.”

“Apa?”, Baekhyun menyernyit

“Saat Ayahku membeli seorang Humanoid wanita, Ia mulai mengabaikan Ibuku, mengabaikan dua adik perempuanku, mengabaikanku, bahkan mengabaikan satu-satunya adik laki-laki ku yang lumpuh saat usianya masih lima tahun.

“Ayah begitu sibuk bersama dengan Humanoid berambut pirang itu hingga Ia tak lagi membutuhkan Ibuku, Ia tak lagi memanggil Ibuku saat Ia membutuhkan sesuatu. Ia tak lagi bicara pada anak-anaknya, atau mendengarkan celotehan anaknya.

“Ia tak lagi menyempatkan setengah jam waktunya setiap minggu untuk membawa adikku berkeliling perkebunan, menikmati waktu singkatnya.

“Di tahun kedua setelah kedatangan Humanoid itu, Ibu jatuh sakit, tapi Ayah malah sibuk bepergian kekota untuk mengurus perkebunannya dengan bantuan Humanoid itu.”

Aku terhenti, dadaku terasa sesak, tapi Baekhyun masih serius menatapku.

“Humanoid itu membunuh keluargamu?”

Aku tertawa pelan.

“Aku yang menjadi tersangka pembunuhan bukan?”, ucapku membuat Baekhyun mengerjap cepat.

“Kenapa tak kau lanjutkan lagi ceritamu?”, tawarnya sambil tersenyum lembut padaku, seolah.. berusaha menenangkanku.

“Satu hari, aku pulang ke rumah dan menemukan Ibu dan adik kecilku tergantung di langit-langit ruang tamu rumahku, dengan mata terbelalak menatapku. Aku sangat ketakutan saat itu, jadi aku berlari ke kamar dua adik perempuanku.

“Aku melihat mereka tertidur pulas di tempat tidur dengan memeluk Bunny, satu-satunya boneka yang pernah mereka miliki. Aku memeluk mereka dan menangis, berharap mereka tak akan pernah melihat keadaan Ibu dan adik kecilku.

“Tapi aku menyentuh darah, kasur mereka penuh dengan genangan darah. Aku sadar, dua adikku tertidur untuk selamanya karena pisau dapur yang menancap diperut mereka.

“Aku sangat ketakutan, sampai aku berdiam dirumah itu selama berhari-hari, menunggu Ayahku pulang, tapi sampai polisi datang ke rumah, Ayahku tak pernah kembali. Mereka bilang seseorang melaporkan pembunuhan dirumahku. Padahal siapa yang akan peduli pada rumah kecil yang berjarak puluhan kilometer dari Sentral?

“Aku katakan pada mereka yang sebenarnya, tapi Humanoid-humanoid itu mulai mengikatku dengan rantai yang menyengatku dengan listrik setiap kali aku berusaha melepaskan diri.

“Dipengadilan, Ayah datang bersama Humanoid-nya, dan berkata bahwa Ia sudah bertahun-tahun meninggalkan rumah kami dan bekerja keluar kota, Ia bahkan membawa saksi-saksi yang menguatkan ucapannya.”

Aku menatap Baekhyun saat menghentikan ceritaku.

“Saat pengadilan berakhir dengan menjatuhiku hukuman lima belas tahun, Humanoid Ayahku datang, dan tersenyum padaku. Aku berteriak padanya, bertanya tentang apa yang sudah Ia lakukan pada Ayahku.

“Tapi kau tau apa jawabannya?”, ucapku sambil menatap Baekhyun

“Apa?”

“Aku menyelamatkanmu.”, ucapku membuat tatapan Baekhyun melebar.

“Tapi itu juga yang kukatakan padamu saat kita pertama kali bertemu.”, ucapnya kali ini membuatku tersenyum tanpa sadar.

“Ia diprogram sebagai Humanoid Pelindung, tapi Ia tak pernah sekalipun melindungi keluarga. Disatu sisi, aku merasa Ia hanya melindungi Ayahku, tapi aku masih yakin, Ia tidak benar-benar melindunginya.

“Ucapannya benar, Ia menyelamatkanku, aku hanya terkena hukuman percobaan selama tiga bulan karena bantuannya. Ia memang menyelamatkanku. Tapi Ia merebut Ayahku, merebut keluargaku, merebut segalanya dariku.”

Aku terdiam. Rasa sesak melingkupi dadaku, meledak-ledak memaksaku untuk mengeluarkan air mata yang begitu enggan untuk kukeluarkan. Aku tak ingin menangis. Sudah bertahun-tahun aku melalui kehidupanku tanpa menjatuhkan air mata.

Bahkan saat nyawaku terancam aku tak menjatuhkan air mataku. Kurasa rasa shock ku akibat kejadian itu berefek secara mental padaku. Aku tau tubuh ini begitu ingin menangis, tapi air mata ini enggan terjatuh.

“Lalu.. siapa yang sebenarnya membunuh keluargamu?”, pertanyaan Baekhyun kini mengorek timbunan pertanyaan-pertanyaan lama lainnya yang beberapa tahun lalu membuatku terpuruk.

Aku menatap Baekhyun, dan tersenyum.

“Aku juga tidak tau.”

“Apa?”, Ia menyernyit

“Aku benar-benar tidak tau. Siapa yang membunuh keluargaku.. Mengapa Ia melakukannya.. Mengapa Ia membiarkanku hidup.. Aku benar-benar tidak tau.”

Baekhyun mengerjap pelan.

“Kau tak ingin menemukan pembunuh yang sebenarnya?”

Aku menggeleng. Bukan karena aku enggan untuk menemukannya, bukan juga karena aku takut Ia mungkin membunuhku jika tau aku masih hidup. Atau karena aku takut jika Ia adalah seseorang yang kukenal.

Aku takut. Aku begitu takut menggali lagi memori yang dengan keras berusaha kupendam selama beberapa tahun ini. Aku takut aku akan mendapati diriku meratapi kesedihan yang sama lagi saat aku mengingatnya.

Aku.. ingin melupakannya.

“Aku benar-benar ingin melupakannya. Aku bahkan tak lagi memakai nama yang sama saat aku masih kecil, karena aku tak ingin menemukan pembunuhnya. Aku tidak masalah menerima tuduhan sebagai pembunuh, aku bahkan sudah menjalani hukumannya.

“Tapi aku tak ingin.. kembali mengingat masa kelam itu. Aku takut aku mungkin akan hancur karena kenangan itu, dan aku tak ingin memulai lagi hidupku. Aku sudah cukup menikmati kehidupanku sekarang.”

Baekhyun terdiam mendengar penjelasanku. Walaupun ucapanku mungkin terdengar tak logis baginya, tapi bagiku, ini adalah alasan yang sangat masuk akal.

“Lalu.. apa kau ingat siapa nama Humanoid itu?”

Aku tertawa pelan. Humanoid itu. Humanoid berparas sempurna pertama yang kulihat dalam hidupku itu..

“Bagaimana mungkin aku bisa lupa? Namanya adalah nama terindah yang pernah kudengar seumur hidupku.”

Baekhyun menyernyit.

“Siapa namanya?”

“Kau tau Syren? Legenda Mermaid yang sangat terkenal di Sektor 25? Dari legenda itu, Ayahku memberinya sebuah nama, Irene, namanya Irene.”

۩۞۩▬▬▬▬▬▬ε(• -̮ •)з To Be Continued ε(• -̮ •)з ▬▬▬▬▬▬▬۩۞۩

102 tanggapan untuk “One And Only – SLICE #1 — IRISH’s story”

  1. Yeri T.T masalalu kelamnya membuatku menitikkan airmata /eaaaaa :’v
    thor, aku mau humanoid cem baekhyun juga plz ❤ ❤ kirim ke alamat aku ya thor xD

  2. Yeri ahh 😭😭😭 semangat ya,, gue sedih sendiri bacanya😭😭

    Irene ko jahat huhuhu,, bias kuh lo padahal kak😭 tapi aku tetep di pihak yeri,,, yeri Fighting…. rin, mendingan lu tobat deh dari pada nanti kena karma ya kan kak😂😂/plak

    Makin sweet aja nih cieee,,, aku ngebayangin visual yeri itu kaya anak kecil cerewet gitu kak😂😂 tapi ngeliat dia sedih gini aku jadi kretek kretek gimana gitu😭😭

  3. Bitterpast’ny Yeri trnyt tragis bgt >.< and.. pas nm si Humanoid bpk'ny Yeri tu disebut, serta-merta-seketika itu saya kena 'serangan' goosebumps-merinding disco!! iih.. siapa itu penjahat pembantai klrg Yeri?? apa her own father?! Pantes aja bpk'ny Yeri lupa daratan, Humanoid'ny si Irene! -_- pedofil x tu bpk'ny Yeri!
    Baekhyun Humanoid jenis Alpha 12? yg cm ada 3? a.k.a Limited Edtion?! baper lho Rish klo ff exo bw2 angka sakral 12 😥 /khss'ny bwt saya yg mager/ga mao move on dr exo formasi lngkp?/
    kpn y Sehun-kuh muncul? Jgn dideket2in sm si Irene y Rish -.- daku bs jealous! /tp gmn Irish'ny sk/

Pip~ Pip~ Pip~