[EXOFFI FREELANCE] Our Story (Chapter 7)

Our Story [Chapter 7]

aliensss

Genre : au, drama, romance, friendship, sad/hurt, school life

Length : Chaptered

Rate : T

Cast:

Park Chanyeol (exo) ǁ Oh Sehun (exo) ǁ Kim Sae Jin (oc) ǁ Kim Ah Ra (oc)

etc

Summary

Chapter 7

Drama Begin

Disclaimer : ide cerita dan alur asli milik saya. Cast milik Tuhan YME dan semua yang berhak atas mereka. Terinspirasi dari berbagai sumber (cerpen, novel, ff, film, dan lagu). Dibuat untuk hiburan semata. Cerita yang masih banyak kekurangan, kesalahan ejaan, alur yang aneh, penokohan yang kurang maksimal dsb, jadi harap maklum.

Jangan lupa tinggalkan jejak ya..

Our Story [Chapter 00] ǁ Our Story [Chapter 1] ǁ Our Story [Chapter 2] ǁ Our Story [Chapter 3] ǁOur Story [Chapter 4] ǁOur Story [Chapter 5] ǁ Our Story [Chapter 6]

♣ ♥ ♣

Sae Jin keluar dari mobilnya dan berpamitan pada Pak Jang. Sae Jin terpaksa harus berlari menuju sekolah sekarang. Mobilnya mendadak rusak. Tak masalah. Sae Jin suka berlari.

Setelah dua menit berlari, Sae Jin dikejutkan oleh suara klakson sebuah mobil yang mendadak berhenti. Dari sana Sae Jin melihat Chanyeol keluar dan pria itu segera menghampirinya

“kenapa kau berlari dijalan?” tanya Chanyeol panic. Bagaimana ia tak panic? Ia melihat Sae Jin berlari di jalan raya. Apa gadis itu gila? Bagaimana jika ia tertabrak?

“aku hampir terlambat” jawab Sae Jin dengan napas tersengal

“kau bodoh?” dahi Chanyeol berkerut karena kesal. Pernah melihat wajah kesal Chanyeol? tampan sekali..!

“hmm?” Sae Jin bingung

“kenapa kau berlari? tak ada taksi lagi dibumi? Tak ada bus? Atau kau itu gila?” jangan salahkan Chanyeol karena marah-marah dan mengomeli Sae Jin. Pria itu hanya khawatir, hingga tak peduli soal alasan kenapa Sae Jin berlari seperti tadi. Juga ia tak mempertimbangkan tentang berhak atau tidaknya ia khawatir pada Sae Jin

“kenapa kau marah padaku? kurasa kau yang gila” tak terima di marahi, Sae Jin balas berucap dengan lumayan tak sopan. Lupakan bahwa Chanyeol adalah kakak kelasnya, Sae Jin juga kesal sekarang. Gadis itu kemudian melangkah, berniat meninggalkan Chanyeol. Tapi langkah Sae Jin terhenti saat Chanyeol menarik tangannya. Ups…ini kedua kalinya Chanyeol melakukan itu

“masuk ke mobilku” perintah Chanyeol

Bukannya mendengar dan menuruti perintah Chanyeol, Sae Jin malah menarik tangannya dari pria itu dan segera berlari. Kali ini bukan hanya karena takut terlambat, tapi karena Sae Jin ingin melarikan diri dari Chanyeol. Pria itu baru saja memegangi pergelangan tangannya. Oh, Sae Jin bisa benar-benar jadi gila setelah ini.

“menyebalkan” gumam Chanyeol sembari menatap perginya Sae Jin

Hari itu untuk pertama kalinya Sae Jin terlambat. Gadis itu pun dihukum untuk lari mengelilingi lapangan basket, sebanyak 11 putaran. Harusnya itu tak menjadi hukuman yang sulit, karena Sae Jin suka berlari. Tapi semuanya berubah jadi sangat sulit, saat Sae Jin melihat gurunya datang bersama Chanyeol. Apalagi sekarang?

“Chanyeol akan mengawasimu” kata guru tadi pada Sae Jin

“aku tak akan berbohong, Pak. Akan kulakukan, 11 putaran” Sae Jin berusaha membuat gurunya tadi membatalkan mandatnya pada Chanyeol. Sae Jin masih kesal karena omelan aneh Chanyeol tadi pagi, dan ia malu

“aku percaya padamu. Hanya saja aku perlu memastikan kau tidak pingsan” ledek sang guru, lalu tersenyum
“11 putaran Sae Jin. Ini yang pertama untukmu kan? Chanyeol hanya akan berjaga-jaga” setelah berkata demikian, guru Sae Jin pun pergi

Ruangan itu terasa sangat sepi. Baik Chanyeol maupun Sae Jin tak ada yang mau membuka mulut. Chanyeol masih menatap Sae Jin, sementara Sae Jin terus menunduk. Mengomel kenapa hari ini ia sangat tidak beruntung

“kau akan terus berdiri disana?” tanya Chanyeol kemudian

“pergilah. Aku tak akan berbohong. Lagipula sebentar lagi jam istirahat”

“siapa yang bilang kau akan berbohong? Kenapa kau menganggap buruk perhatian orang lain? Pak Shin menyuruhku mengawasimu karena dia takut kau tak sanggup berlari 11 putaran, dan akhirnya pingsan. Dia tak bisa melakukannya karena ada orangtua murid yang ingin bertemu dengannya. Dia tak khawatir kau akan berbohong, dia khawatir kau pingsan” Chanyeol sekalian menuntaskan rasa kesalnya tadi pagi, saat Sae Jin menolak masuk kedalam mobilnya

“…” Sae Jin diam dan menatap Chanyeol dengan wajah datarnya
Aku terganggu kau disini. Aku merasa tak nyaman saat kau terus melihatku dengan tatapan aneh itu. Aku merasa malu karena dihukum dan kau harus melihatnya. Aku juga masih kesal karena tadi pagi kau mengomel tak jelas padaku. Sae Jin mengucapkan semua itu dalam hati

Chanyeol berusaha mati-matian untuk mengerti arti tatapan Sae Jin itu. Ia sama sekali tak bisa membaca apa yang gadis itu pikirkan. Juga, apa Sae Jin sudah tak kesal padanya karena kejadian tadi pagi? Kenapa gadis itu bisa  menatapnya seolah tak ada yang salah sekarang

“yaah, kau menyeramkan saat menatap seperti itu” Chanyeol tak tahan akan tatapan Sae Jin
“jika kau ingin mengatakan sesuatu, katakan saja. Atau kau ingin marah padaku?”

Sae Jin masih diam dan terus memberikan tatapan datarnya pada Chanyeol. Dalam hati, Sae Jin menyebutkan semua sumpah serapah pada dirinya sendiri yang entah kenapa semakin gugup hanya karena tatapan Chanyeol barusan, juga karena ia tak ingin berhenti menatap kakak kelasnya itu.

“Sae Jin..” Chanyeol setengah berteriak. Ia pikir Sae Jin sedang melamun karena tak kunjung bersuara atau berhenti menatap dirinya. Tapi apa? Sae Jin masih diam
“yaah, berhenti menatapku seperti itu”

“maafkan aku..” Sae Jin berucap dan memilih segera melakukan hukuman berlarinya. Berlama-lama menatap Chanyeol tak baik untuk kesehatan Sae Jin.

Selama Sae Jin berlari, Chanyeol terus menatapnya dengan minat. Oh, apa yang lebih menyenangkan dari ini? Sae Jin ada didepan matanya. Jika saja bisa, Chanyeol ingin seperti sekarang satu hari penuh.

~

Bel pulang berbunyi dan semua siswa bersorak senang. Orang aneh macam apa yang merancang pelajaran matematika sebagai pelajaran terakhir? Hasilnya, seluruh kelas mengantuk parah.

“Sehun, kau mengerti soal nomor tiga yang dijelaskan tadi? Aku tidak, bisa kau bantu aku?” Ah Ra bertanya pada Sehun didepannya. Mendengar itu, Sae Jin menghentikan gerakan tangannya diatas buku dan melirik Sehun yang sekarang mengerjap bodoh atas pertanyaan Ah Ra

Sehun tak tahu harus apa. Apa Ah Ra sengaja bertanya demikian? Apa Ah Ra lupa bahwa Sehun bukanlah siswa yang suka belajar? Lalu Sehun harus menjawab apa sekarang? Jika dia tak menyukai Ah Ra mungkin statusnya sebagai murid malas tak akan jadi masalah. Tapi ia menyukai gadis itu. Ia ingin terlihat sempurna dimata Ah Ra

“Ah Ra” Sae Jin yang mengerti keadaan genting Sehun pun akhirnya membuka suara. Gadis itu memanggil Ah Ra sambil menatap Sehun
“kau mau mengejek Sehun?” tanyanya tanpa mengalihkan tatapannya dari Sehun

“hmm?” Ah Ra yang sama sekali tak mengerti bertanya

“Sehun tak pernah suka matematika. Ia bahkan tak mencatat materi tadi. Sehun lebih berbakat dalam olahraga” kata Sae Jin sambil membereskan bukunya

“oh, maafkan aku, Sehun” angguk Ah Ra paham, lalu tersenyum pada Sehun

“tidak masalah” jawab Sehun lega. Ia selamat. Berikutnya pria itu menatap lagi pada Sae Jin
“aku berbakat dalam olahraga?” tanyanya pada Sae Jin yang sudah balas menatapnya. Sehun ingin memukul kepala Sae Jin karena baru saja mengarang cerita. Sehun tak marah hanya merasa itu lucu

“iya” Sae Jin mengerti arti tatapan dan pertanyaan Sehun. Ia sendiri tak tahu kenapa bisa mencetuskan pernyataan demikian. Ia hanya ingin membantu Sehun
“bela diri..” detik kemudian Sae Jin mengepalkan kedua tanganya dan membuat sikap kuda-kuda. Melihat itu Ah Ra dan Sehun tertawa

~

Sehun, Ah Ra dan Sae Jin saat ini tampak sedang duduk di halte bus. Sae Jin dan Sehun memang sedang menunggu bus mereka. Sedangkan Ah Ra ia hanya ingin menemani dua temannya itu. Menambah sedikit lagi waktu untuk berbincang dengan mereka.

“Sae Jin, aku mendapat boneka baru kemarin” Ah Ra memulai ucapannya. Itu pasti boneka dari Chanyeol
“Chanyeol oppa memberikannya padaku” Ah Ra mengucapkan kalimat barusan dengan malu-malu dan pipi merona

Sehun terkejut. Boneka? Chanyeol? Ah Ra tersenyum merona. Oh, apa yang terjadi disini?

“Chanyeol?” Sae Jin memastikan ia tak salah dengar.

“iya, aku bertemu dengannya kemarin di toko boneka. Dia bilang dia ingin membeli hadiah dan akhirnya memilih sebuah boneka yang lucu. Tapi akhirnya ia malah memberikan boneka itu padaku” Ah Ra menepuk kedua pipinya yang mendadak terasa panas.

Sae Jin menatap wajah kecewa Sehun. Sae Jin lupa bahwa ia juga perlu kecewa disini

“kau menyukai Chanyeol?” tanya Sae Jin tiba-tiba

“aku? Tidak. Aku hanya berpendapat ia sangat manis” jelas Ah Ra

“jangan menanggapinya terlalu serius. Semua orang juga bisa bersikap manis” kata Sehun. Oh, semoga Ah Ra tak menyadari nada cemburu yang terselip diantara rentetan kalimatnya barusan

“aku mengerti..” angguk Ah Ra paham

Setelahnya, sebuah mobil berhenti didepan halte itu. Pintu mobil terbuka dan seseorang turun dari sana. Dia orang yang tadi Sae Jin, Ah Ra dan Sehun bicarakan. Park Chanyeol.

“oh, kenapa dia ingin menemuiku?” kata Ah Ra. Ia mendadak jadi gugup. Ah Ra kemudian berdiri dan bersiap menghampiri Chanyeol

Sehun hanya bisa menatap kesal pada Chanyeol. Dia cemburu. Sementara Sae Jin, gadis itu memilih memperhatikan. Hanya memperhatikan

“oppa, ada apa?” tanya Ah Ra setelah Chanyeol berdiri didepannya

“ada hal penting, Ah Ra” jawab Chanyeol tanpa menoleh pada wajah antusias Ah Ra. Chanyeol bahkan melewati Ah Ra dan malah memposisikan dirinya berdiri didepan Sae Jin yang masih duduk.

Seketika wajah kecewa Ah Ra perlihatkan. Ia malu karena sempat besar kepala. Chanyeol bukan ingin bertemu dengannya. Oh, Ah Ra malu sekali. Sehun yang melihat wajah kecewa dan malu dari Ah Ra hanya bisa menatap iba

Chanyeol sudah berdiri didepan Sae Jin, pria itu juga sudah menatap gadis itu. Tapi apa yang Sae Jin lakukan? Ia hanya diam. Bertanya pun tidak. Dia hanya diam dan menatap Chanyeol

“menyebalkan. Kau bahkan tak bertanya kenapa aku disini?” kesal Chanyeol

“kurasa itu bukan urusanku” jawab Sae Jin sambil mengalihkan tatapannya dari Chanyeol. Jangan salahkah Sae Jin. Ia bukannya ingin bersikap tak sopan. Tapi ia bingung harus berekpresi seperti apa. Apa ia harus senang karena alasan Chanyeol turun dari mobilnya adalah dirinya? Atau Sae Jin harus kesal pada pria itu karena sudah membuat Ah Ra memasang wajah sedih seperti sekarang. Atau Sae Jin harus mengikuti jantungnya yang sekarang melompat-lompat? Atau Sae Jin harus berteriak karena sama sekali tak punya prediksi tentang kenapa Chanyeol disini.

“kau tak merasa telah kehilangan sesuatu?” Chanyeol bertanya sembari mengeluarkan sebuah gelang dari saku celananya. Itu gelang Sae Jin, karena Chanyeol menemukannya di lapangan basket, sehabis mengawasi Sae Jin melakukan hukuman.

Chanyeol lalu membungkukkan tubuhnya dan memasangkan gelang itu ke tangan Sae Jin. Oh, Sae Jin bisa mati. Ini jarak paling dekat yang pernah Sae Jin alami. Kepala Chanyeol tepat berada didepannya. Pria itu membungkuk didepannya. Sial ! Sae Jin ingin mati saja.

Gadis itu dengan cepat memejamkan matanya, menunduk dan mengepalkan kedua tangannya. Sae Jin benar-benar merasa tak nyaman.

“jangan lakukan itu padanya” suara Sehun membuat Sae Jin kembali membuka mata. Sae Jin tak lagi menemukan Chanyeol membungkuk didepanya. Pria itu sudah berdiri dan memandang tak suka pada Sehun

“ada apa?” tanya Chanyeol pada Sehun

“kau tidak perlu berdiri sedekat itu dengannya. Sae Jin bisa memakai gelangnya sendiri” jelas Sehun sembari mengambil gelang Sae Jin yang sempat terjatuh. Sehun hanya ingin membantu Sae Jin. Sehun tahu Sae Jin suka adegan barusan

“siapa namamu?” tanya Chanyeol kemudian

“aku? Sehun. Oh Sehun”

“siapa kau?” sambung Chanyeol lagi. Ia mulai tak suka dengan pria bermata tajam ini. Kenapa ia bersikap layaknya sangat perhatian pada Sae Jin?

“terima kasih sudah mengembalikan gelangku” Sae Jin memotong pembicaraan tadi. Ia tahu sebentar lagi bisa saja terjadi percekcokan yang tak ada gunanya disini. Sehun sudah tampak kesal sekarang
“Ah Ra, pergilah pulang duluan. Bus kami akan datang sebentar lagi” Sae Jin bicara pada Ah Ra dan gadis itu menurutinya

“aku pamit duluan” kata Ah Ra dan kemudian menuju mobilnya yang memang sejak tadi terpakir disana

“siapa dia, Sae Jin?” selepas Ah Ra pergi, Chanyeol meneruskan pertanyaannya tadi pada Sae Jin

“kurasa kau tak perlu sampai seperti ini. Kau marah ? kalau begitu maaf karena Sehun sedikit tidak sopan padamu” kata Sae Jin

“dia mendorongku tadi. Aku perlu tahu kenapa dia berhak melakukan itu padaku. Aku tak melakukan sesuatu yang salah padamu. Dia tak perlu bersikap berlebihan” Chanyeol tak terima

“kau juga tak berhak melakukan itu padanya” balas Sehun

“Sehun..”

….

To be continued 

 

 

10 tanggapan untuk “[EXOFFI FREELANCE] Our Story (Chapter 7)”

  1. Aduhhh..
    mereka ini bergerak lambat banget sih, chanyeol cuma bisa ngeliatin mlu kadang isengin sae jin.sehun juga. Tapi aq bingung..sehun kok protek banget ke sae jin. Ini perasaan sehun yang bener ke siapa sih..??keder..aq..hehe..lanjut thor.. semangat ya..

  2. Haii…
    If angel : geregetan kah? Banyakin sabar ya lihat mereka ber4. Trus makasih sudah ngasih pencerahan buat aliensss. Dirimu juga, keep writting.
    Malcazia : cinta segiempat nggak seru ya? Hehe. Semoga nggak kecewa untuk next chap.nya.
    KikiexoL : terima kasih sudah penasaran. Sekedar info, our story udah selesai diketik. Jadi silahkan ditunggu saja.
    Terima kasih…

  3. Sumpah, aku gregetan bgt sama mereka berempat. Pada malu-malu buat ngakuin perasaan masing-masing, dan jadinya pada salah paham gini..
    Ampun dah >o<
    Keep fighting and writing author -nim..

  4. Lanjut thor..
    Koq aku lebih setuju abang sehun ama Sejin yaa..mereka kyak saling mngerti satu sma lain..
    Jdi pnsaran klanjutannya gmn..keep writing thoor..

Pip~ Pip~ Pip~