[LAY BIRTHDAY PROJECT] RUSSIAN ROULETTE — IRISH’s Story

irish-russian-roulette

   RUSSIAN ROULETTE   

~

  EXO`s Lay & Red Velvet`s Irene with EXO`s Kyungsoo  

  psychology, riddle story rated by T served in vignette length  

Disclaim: this is a work of fiction. I don’t own the cast. Every real ones belong to their real life and every fake ones belong to their fake appearance. Any similarity incidents, location, identification, name, character, or history of any person, product, or entity potrayed herein are fictious, coincidental, and unintentional. Any unauthorized duplication and/or distribution of this art and/or story without permission are totally restricted.

2016 © IRISH Art & Story all rights reserved

A dazzling secret you can’t turn away from it anymore.

Reading list:

〉〉 Lay x IreneKris x MomoChanyeol x JinsolD.O. x KeiKai x MijooXiumin x SeulgiSehun x SeungheeLuhan x ChunghaTao x MijooBaekhyun x SowonSuho x SanaChen x Yebin 〈〈

  Russian Roulette   

██║ ♫ ♪ │█║♪ ♫ ║▌♫ ♪ │█║♪ ♫ ║▌♫ ♪ ║██

Tahukah kalian kalau mungkin saja… tidak pernah ada pembunuhan apapun?

.

.

.

In Author’s Eyes…

“Apa yang sedang kau lakukan, Kyungsoo? Siapa yang akan kau bunuh kali ini?”

Pemilik nama Do Kyungsoo—seorang pria yang sibuk mencoret-coret di atas kertas dengan menggunakan pensil berujung tumpul—mendongak, menatap pria dengan setelan jas putih yang berdiri di depannya.

“Apa Kyungsoo masih sibuk menulis deretan kalimat mengerikan tapi kau tidak tahu ditujukan untuk siapa?” suara seorang gadis terdengar mengudara, momen yang kemudian membuat Zhang Yixing—pria berjas putih tersebut—menolehkan pandang.

“Ah, Joohyun.” ucapnya, tersenyum pada gadis yang tengah berdiri tidak jauh darinya, bersandar di dinding dengan kedua tangan terlipat di depan dada.

“Cih. Kalian lagi-lagi muncul.” decihan sarkatis kali ini turut andil memenuhi rungu seorang Yixing. Dipandanginya sumber suara—Do Kyungsoo—tengah melirik dirinya dan Bae Joohyun dengan tatapan yang sarat akan kebencian.

“Kalian seharusnya sudah mati, jadi berhentilah mengganggu kehidupanku.” Kyungsoo berucap, kalimat yang membuat Yixing tersenyum tanpa sadar. Dipandanginya Joohyun sebelum ia kembali menatap Kyungsoo.

“Oh, ya? Bisa kau jelaskan tentang bagaimana cara kami mati?” tanya Yixing antusias, dilemparkannya sebuah senyum kecil pada Joohyun sebelum pria Zhang tersebut duduk di ruang kosong yang ada di sebelah Kyungsoo.

Seolah enggan berada di dekat Yixing, Kyungsoo pun menggeser duduknya.

“Kyungsoo? Kami menunggu ceritamu.” ucap Yixing, lengannya bergerak untuk merapikan kemeja putih yang Kyungsoo kenakan sementara sang pemilik tubuh menepis tangan Yixing dengan kasar.

“Bukankah semua orang sudah tahu bagaimana?” ucap Kyungsoo dengan nada setengah kesal. Sudut bibir Yixing kini membentuk sebuah senyum kecil.

“Tidak, Kyungsoo. Kau hanya membuat Wu Yifan membayangkan bagaimana aku dan Joohyun saling membunuh. Tapi kami sebenarnya masih baik-baik saja.” ucap Yixing, diiringi sebuah kekehan kecil.

Kyungsoo akhirnya menghembuskan nafas panjang.

“Seharusnya kalian kubunuh sejak awal.” ucap pemuda itu enteng, tangannya kini bergerak membalik kertas yang ada di meja sebelum lirikan tajam ia berikan pada Yixing.

“Pergilah. Aku tidak suka saat seseorang melihat rencanaku.” ucap Kyungsoo.

Yixing mengedikkan bahu acuh.

“Masa bodoh. Lagipula, aku ingat kalau kau menyebutku sebagai penderita Erotomania (sebuah kelainan psikologis pada pria yang merasa wanita mencintainya), dan aku datang untuk memberi penjelasan padamu kalau Joohyun memang jatuh cinta padaku.” ucap Yixing.

Mendengar pembicaraan yang mulai menyenangkan, Joohyun akhirnya melangkah ke arah dua orang itu, duduk di sebelah Yixing dan lagi-lagi, berhasil membuat Kyungsoo menghela nafas.

“Lihat? Kau mulai lagi, Yixing. Kau pikir aku tidak ingat bagaimana Joohyun berhalusinasi tentang apa yang kau lakukan padanya? Ah, bahkan pria bernama Wu Yifan itu juga ikut menjadi gila, sungguh menyedihkan.” tutur Kyungsoo.

“Yifan?” kali ini Joohyun menyernyit.

“Kau lupa?” Kyungsoo menatap dengan alis terangkat, lengannya kemudian bergerak membuka laci meja, mengeluarkan beberapa lembar kertas dari dalam sana.

“Ini, adalah rencana yang kubuat terhadap Wu Yifan. Dia bahkan membunuh seseorang karena berhalusinasi tentangmu. Dan di waktu yang sama…” tangan Kyungsoo lagi-lagi bergerak mengambil kertas lain di dalam lacinya. “diwaktu yang sama, seorang pria bernama Kim Jongdae juga aku bunuh melalui perantara gadis buta.” ucap Kyungsoo melanjutkan.

“Ah…” Yixing menggumam, memperhatikan tulisan yang ada di lembaran tersebut sebelum ia kembali menatap Kyungsoo. “Aku tidak pernah dengar tentang Kim Jongdae. Mengapa ia kau bunuh?” tanya Joohyun kali ini.

Kyungsoo mengangkat bahu, sudut bibirnya melengkung membentuk sebuah senyum sarkatis. “Karena dia tahu aku merencanakan pembunuhan orang lain, kurasa. Aku hanya ingin melihatnya mati saja.” ucap Kyungsoo.

“Lalu? Setelah Wu Yifan, dan Jongdae, siapa lagi—ah! Aku ingat, Momo. Hirai Momo, atau yang juga kau kenal sebagai Moyoung. Kau juga membunuhnya, bukan? Tapi kau menjebak Chanyeol dan Mijoo untuk ikut dalam rencanamu.” ucap Yixing setelah mengingat-ingat selama beberapa saat.

“Aku tidak pernah menjebak Mijoo. Dia adalah tangan kananku.” Kyungsoo membantah, dari nada bicaranya sepertinya Kyungsoo jelas tidak menerima bagaimana Yixing menuduhnya telah memanfaatkan Mijoo dalam rencana pembunuhannya.

“Aku hanya menjebak Park Chanyeol. Karena dia sudah tergila-gila pada adik Mijoo. Lagipula, Mijoo dan Moyoung adalah saudara tiri yang saling membenci. Tiga saudari Lee itu semuanya menjadi korbanku, karena mereka sama-sama tidak waras, kecuali Jinsol, tentu saja.

“Dia hanya kebetulan saja menjadi korban.” Kyungsoo mengakhiri penuturannya, sekon kemudian netranya menangkap kegiatan kecil yang tengah Joohyun lakukan.

“Kenapa kau menulisnya?” tanya Kyungsoo.

“Karena aku tidak tahu tentang cerita ini, Kyungsoo. Jadi aku menulisnya. Kau hanya pernah menceritakan bagaimana rencana menakutkanmu melibatkan aku.” ucap Joohyun menjelaskan maksud dari tindakannya.

Decakan kesal lolos dari bibir Kyungsoo. Meskipun begitu, ia tampak tidak ambil pusing dengan apa yang Joohyun lakukan sekarang.

“Bagaimana dengan Jongin? Teman masa kecilmu itu. Dia juga kau bunuh?” tanya Yixing kembali membuka cerita. Sebagai jawaban, Kyungsoo mengangguk.

“Ya, aku membunuh Jongin dengan perantara Mijoo. Dan saat itu… Mijoo juga terbunuh oleh seorang pria suruhanku yang bernama Tao. Apa kau tahu? Ada beberapa hal yang diuar rencanaku. Seperti kematian Tao karena dia sudah berani membunuh Mijoo.

“Ah, kau bilang aku membunuh mereka, bukan? Sebenarnya, aku tidak pernah benar-benar membunuh mereka dengan tanganku. Aku pintar memanipulasi orang lain untuk melakukan apa yang aku inginkan.”

Joohyun mendengus kala mendengar ucapan Kyungsoo.

“Tapi bukankah kau juga pada akhirnya terbunuh?” Joohyun kemudian bicara.

“Ya, aku memang terbunuh. Di tangan teman kecilku, Seulgi. Karena aku tidak tahu jika dia masih dekat dengan Kim Minseok—salah satu teman kecilku juga—dan ya… Seulgi juga Minseok membuat rencana pembunuhanku dengan sempurna.

“Mereka bahkan mendapatkan bantuan dari Oh bersaudara. Sialan. Aku merasa sudah dirugikan di sini. Seharusnya mereka lah yang mati, tapi aku yang terbunuh. Namun lihat apa baiknya? Mereka berempat pasti tidak tahu kalau mereka hanya berhalusinasi saja.

“Berhalusinasi tentang pembunuhanku, juga kanibalisme yang terjadi atas tubuhku. Ugh.” Kyungsoo menghentikan penuturannya, sejenak dialihkannya pandangan dengan tidak nyaman—karena meski menjadi otak dari pembunuhan berencana terhadap beberapa orang, Kyungsoo juga enggan membayangkan bagaimana dia terbunuh dan berakhir menjadi santapan orang lain.

“Mengapa? Kau tidak terima karena kematianmu tidak melalui proses yang lebih mengerikan daripada yang kau rencanakan pada orang lain?” ucap Yixing, terkekeh menahan geli karena ia paham benar arti tatapan Kyungsoo sekarang.

Lagi-lagi, Kyungsoo mengangguk.

“Untung saja itu hanya halusinasi mereka.” ucap Kyungsoo membuat Yixing mengangguk-angguk paham. “Lalu bagaimana dengan rencanamu yang lain? Apa tidak ada orang yang tiba-tiba terlibat dalam rencanamu?” tanya Yixing kemudian.

Kyungsoo terdiam sejenak, meletakkan pensil tumpulnya di meja sementara tatapannya menerawang, berusaha mengingat-ingat.

“Byun Baekhyun. Xi Luhan. Dan Suho.” Kyungsoo berucap, melirik ke arah Joohyun yang sibuk menulis dan juga ke arah Yixing. “Tapi mengapa kau menanyakannya?” sambung Kyungsoo kemudian.

“Tidak ada, aku hanya ingin tahu saja. Berapa banyak orang yang sudah kau bunuh setelah aku dan Joohyun menjadi korbanmu.” ucap Yixing enteng.

Kyungsoo memutar bola mata jengah.

“Baekhyun membunuh gadis yang ia sukai, Kim Sowon. Lalu Luhan… dia seorang psikopat sepertiku juga, kurasa. Dan gadis yang ia cintai juga seorang gila yang mencintai psikopat mengerikan.

“Suho, dia seorang kaya yang berotak kosong. Dia terobsesi pada gadis Jepang yang membuat hidupnya berakhir sia-sia di tangan Jongdae—ingat Jongdae yang kuceritakan padamu?”

Yixing mengangguk-angguk mendengar penuturan Kyungsoo.

“Ya, aku ingat Jongdae. Dan juga, sekarang aku sudah tidak penasaran lagi tentang apa yang kau tulis selama ini di kertas-kertas itu.” Yixing melirik ke arah laci Kyungsoo—yang segera ditutup rapat oleh pemiliknya.

“Lagipula Joohyun sudah mencatatnya, kau mau tahu apa lagi? Pergilah. Aku sedang berusaha memikirkan cara membunuh lainnya.” ucap Kyungsoo disahuti dengan kedikan bahu pelan oleh Yixing.

“Baiklah kalau begitu. Aku juga tidak ingin mengganggumu lebih lama lagi.” tutur Yixing, ia segera mengerling pada Joohyun, membuat gadis itu paham tentang apa yang harus ia lakukan.

Segera, Joohyun bangkit dari tempat duduknya, memasukkan notes yang ada di tangannya ke dalam saku jas putih yang ia kenakan sebelum ia melangkah keluar ruangan tempat Kyungsoo berada.

Mengikuti Joohyun, Yixing juga beranjak dari tempat duduknya, merapikan bagian jasnya yang kusut dan berbalik hendak melangkah meninggalkan Kyungsoo saat kemudian langkahnya terhenti.

“Ah, aku lupa bertanya padamu.” ucap Yixing, berbalik menatap Kyungsoo yang tengah memandangnya dengan mata menyipit.

“Apa itu?” tanya Kyungsoo tanpa mengalihkan pandang.

“Memangnya, siapa yang ingin kau bunuh kali ini?” tanya Yixing.

Kyungsoo terdiam sejenak sebelum ia menjawab.

“Mereka yang sudah membaca cerita ini.”

“Cerita ini?” Yixing menyernyit bingung. Sementara Kyungsoo kini menyunggingkan sebuah senyum kecil.

“Ya, kau tahu maksudku, bukan? Dan juga, lain kali jangan datang ke dalam imajinasiku dengan dandanan seperti dokter, kau dan Joohyun sangat tidak cocok untuk berpenampilan seperti itu.

“Lagipula, bukankah kau juga masuk dalam kategori orang-orang yang membaca cerita milikku? Kau sudah tahu semua pembunuhan yang aku lakukan.”

Tanpa berkomentar apapun, Yixing akhirnya hanya memasang senyum kaku. Mengangguk-angguk pelan sementara netranya terus bersarang pada Kyungsoo.

“Baiklah kalau begitu, sampai bertemu. Oh, jangan lupa ceritakan tentang Kyungmi besok.” ucap Yixing saat ia akhirnya melangkah keluar dari ruangan tersebut, menatap ke arah Joohyun yang berdiri tidak jauh darinya.

“Apa lagi yang Kyungsoo ucapkan?” tanya Joohyun saat pemuda itu sudah tiba di hadapannya. Yixing tersenyum kecil, melirik ke arah ruangan Kyungsoo sebelum ia mendekat ke arah Joohyun.

“Kyungsoo katakan kali ini ia ingin membunuh semua orang yang tahu tentang ceritanya, termasuk aku. Dan juga, aku memintanya untuk menceritakan tentang Kyungmi—yang ia sebut sebagai adiknya—besok.” ucap Yixing sambil terkekeh geli, ia mulai melangkah pergi, diikuti dengan Joohyun di belakangnya.

“Apa kau tidak merasa kasihan pada Kyungsoo? Dia terus berhalusinasi tentang membunuh orang-orang. Kurasa sebelum berada di tempat ini, Kyungsoo pasti seorang dokter yang depresi.” ucap Yixing sementara Joohyun masih sibuk mencatat di notes miliknya.

“Dia bahkan berkata jika kau berpikir jika aku membunuhmu dalam halusinasimu sendiri, Joohyun.” ucap Yixing, menatap ke arah Joohyun dengan tatapan menyipit dan senyuman geli.

“Ya, kurasa dia tidak salah.” Joohyun menggumam, ia masukkan notes tersebut ke dalam saku jas putihnya sebelum ia tersenyum pada Yixing. “Terkadang aku memang membayangkan jika suatu hari kau tiba-tiba saja menyerangku, atau membahayakan nyawaku.” tutur Joohyun membuat Yixing menyernyit.

“Mengapa aku harus melakukan hal seperti itu padamu? Kau satu-satunya orang yang baik padaku di tempat ini.” ucap Yixing, sekon kemudian ia menambahkan. “Tapi tentu saja itu karena kau mencintaiku, bukan? Aku heran mengapa Kyungsoo terus mengatakan jika kau menderita penyakit halusinasi yang parah.” Yixing berdecak.

Joohyun hanya tersenyum kecil mendengarnya. Mereka kini berhenti di depan sebuah pintu. “Tapi kupikir-pikir lagi, Kyungsoo tidak seburuk itu.” ucap Joohyun kembali memulai konversasi.

“Apa maksudmu?”

Joohyun terdiam sejenak. “Dia sudah memberitahukan kita sebuah rahasia yang mengejutkan. Rahasia yang bahkan tidak akan bisa kita mengerti meski kita bisa memutar balikkan waktu dan tidak juga bisa kita hindari.

“Tidakkah kau berpikir Kyungsoo itu seperti sebuah peluru di dalam revolver yang orang-orang mainkan di Rusia?” Joohyun mengakhiri penuturannya.

Russian Roulette, maksudmu?” ucap Yixing.

“Hmm, ya. Dia seperti peluru itu, bukan? Dari beberapa buah revolver, kita tidak akan tahu di mana dia berada, dan tidak tahu juga siapa yang mendapatkannya. Ada yang bilang, mendapatkan peluru Russian Roulette itu sebuah keberuntungan, tapi ada juga yang menyebutnya kesialan.

“Karena berujung pada kematian, orang-orang menganggapnya kesialan. Dan karena mereka cukup beruntung untuk mendapatkan sebuah peluru dari senjata tua, maka mereka disebut beruntung. Bagaimana menurutmu?”

Joohyun kini menatap ke arah Yixing, menunggu tanggapan dari pemuda itu.

“Lalu… orang-orang yang mati karena peluru Russian Roulette adalah mereka yang terbunuh karena ulah Kyungsoo, begitu?” ucap Yixing dijawab dengan anggukan pelan oleh Joohyun.

“Ya, mereka seperti itu.” Joohyun membenarkan.

Beberapa sekon tercipta keheningan di antara mereka. Sampai akhirnya Yixing menyernyit, dan kembali buka suara. “Jika Kyungsoo adalah peluru, lalu bagaimana denganku?” tanya Yixing kemudian.

“Kau? Ah, kau adalah revolvernya.” ucap Joohyun, membuka pintu di belakang Yixing dengan sebuah tawa pelan di sela ucapannya. Mengerti dengan apa yang Joohyun lakukan sekarang, Yixing melangkah mundur, mencipta jarak antara dirinya dan Joohyun sekaligus masuk ke dalam ruangan yang Joohyun buka.

“Mengapa aku jadi revolver?” tanya Yixing saat Joohyun hendak menutup pintu yang bisa menjadi batas di antara mereka berdua.

“Kau jadi sebuah revolver karena kau lah yang menjadi perantara antara pemain Russian Roulette dengan pelurunya. Bukankah begitu?” ucap Joohyun menuturkan, sekon kemudian ia bergerak menutup pintu ruangan tersebut, menguncinya secara perlahan agar pemuda di dalam ruangan tersebut tidak menyadari tindakannya.

“Lalu bagaimana denganmu? Kau akan jadi apa?” kepala Yixing sekarang menyembul dari jeruji kecil yang terbentuk sebagai jendela di ruangan tersebut.

“Aku hanya salah seorang penonton, Yixing. Aku menonton permainannya. Umm, kalau begitu istirahatlah sekarang, besok pagi aku akan mengunjungimu lagi, dan kita bisa bicara pada Kyungsoo juga.”

Sesaat setelah mengakhiri ucapannya, Joohyun segera berbalik meninggalkan ruangan yang sudah terkunci itu tanpa menunggu jawaban atau sahutan dari Yixing.

“Zhang Yixing… Zhang Yixing…” Joohyun menggumam, mengeluarkan notes dari dalam sakunya sembari menulis di sana.

“Gangguan halusinasinya masih begitu parah. Hari ini dia bahkan bercerita tentang kehadiran seorang bernama Do Kyungsoo yang ia katakan sebagai pasien di rumah sakit ini. Ah, dia pasti berpikir jika dia juga dokter di sini. Dan Kyungmi. Kyungmi. Menurut Yixing, Kyungmi adalah adik dari Do Kyungsoo.”

Joohyun kini terhenti, ditatapnya notes yang telah penuh tulisan tersebut sebelum ia menghela nafas panjang. “Ah… Aku heran bagaimana bisa seorang dokter jiwa seperti Zhang Yixing bisa berakhir terkena gangguan jiwa juga.”

Sekon kemudian, Joohyun berbalik, menatap ke arah ruangan yang tadi menjadi tempatnya berbicara bersama Yixing dan Kyungsoo. Ingatannya tentang bagaimana konversasi konyol tercipta di sana sangatlah kental di dalam benak Joohyun.

Meski yang ia lakukan hanyalah memberi konseling untuk kesembuhan pasiennya, tetap saja, terkadang Joohyun tergelitik untuk terus tahu tentang sosok-sosok tidak nyata dan kejadian tidak masuk akal yang diceritakan oleh pasiennya.

Joohyun akhirnya menutup notes miliknya, memasukkan benda kecil tersebut ke dalam sakunya sebelum ia ciptakan sebuah senyum untuk muncul di wajahnya.

“Sampai bertemu lagi esok hari, Do Kyungsoo. Dan terima kasih karena tidak berniat untuk membunuhku meski aku sudah tahu cerita tentangmu. Sejujurnya, aku penasaran tentang apa yang akan terjadi pada mereka yang sudah mengetahui ceritamu.”

.

.

.

Jadi… bagaimana cerita yang sebenarnya?

FINAL

.

.

.

AFTERWORD

AKHIRNYA. YA LORD.

AKHIRNYA SERIES INI BERAKHIR.

Dan lagi, karena aku enggak tau harus membuat afterword seperti apa jadi lebih baik afterword-nya aku buat di sini aja, ya. LOLOLOLOLOL. DAN TOLONG, jangan mengumpatku karena sudah membuat sebuah twist enggak jelas dan masih patut dipertanyakan seperti ini. Sesungguhnya aku sebenernya mau ngebuat cerita ini sebagai thriller juga tapi kasian.

Masa iya Lay aku siksa di thriller di dua series?

Ya… terus. Tentang apa sebenernya cerita ini? Aku rasa kalian bisa nebak sendiri seperti apa. Aku udah enggak perlu menjelaskan apapun lagi di afterword ini, kan? Aku juga lagi enggak mau banyak-banyak mengetik karena deadline berhamburan dimana-mana.

Satu lagi, untuk besok, aku rasa aku sudah bisa menyambut kalian dengan sebuah series birthday EXO yang baru. Enggak lagi dengan series thriller tapi kali ini aku mengangkat sebuah petualangan! Gak lupa, aku akan menggandeng beberapa orang penulis berbakat di dalam ceritaku nantinya. Jadi, kalian enggak perlu merasa ngeri karena was-was aku membawa thriller di hari ulang tahun member EXO.

Dan kalau kalian ingin membaca bagaimana cerita series bergenre cukup berat dan berplot cukup… membingungkan—digarap secara kolaborasi dengan penulis lainnya, aku rasa kalian boleh melihat sendiri hasilnya di EXO Birthday Series terbaru milikku: HOL(M)ES.

Sekian dariku, aku berharap kalian memahami akhir dari cerita ini. See you!

P.s: pertengahan Oktober nanti aku akan mengenalkan seseorang yang baru ke kalian lewat sesuatu yang amazing (buat aku, LOL). Later, be nice to him, okay? Wanna spoiler? Look at this picture :p

new-face-to-know

.

.

.

BANTU AKU MENEMUKAN CINTA DI SINI → HELP! I NEED YOUR VOTE [3]

48 tanggapan untuk “[LAY BIRTHDAY PROJECT] RUSSIAN ROULETTE — IRISH’s Story”

  1. Haha gila ini intinya semua itu cuman halusinasi?😂😂 dari chapt awal? Bravooo.. udah greget dari awal eh padahal ujung2nya semua cuman halusinasi dan si d.o sakit jiwa juga:v

    Yeeeyyy!! Pokoknya bakal aku tunggu deh buat new birthday seriesnya ama something new di pertengahan oktober nanti.
    fighting👊👊

    1. Iya dari awal ternyata dia cuma halusinasi aja XD kudu gimana lagi aku mengakhiri nasib Kyungsoo dkk di sini? XD wkwkwkwkwkwkwk yang di oktober sudah datang :v

  2. Baru aja selesai baca series ini dan aku nggak bisa berhenti merinding. Twistnya bener-bener luar biasa. Siapa yg nyangka kalo semua itu ternyata cuma halusinasinya Lay, dokter jiwa yg sakit jiwa.

    Terima kasih buat author cerita ini karna ngebuat aku merinding disco. Respect!!
    Aku putuskan mulai sekarang utk jadi penggemar Irish’s stories 😆😆. I can’t wait to read your another story..

    1. Buakakakakkaa merindingnya bagian thriller-thriller unyu yang kuciptain entah pas kesurupan setan dari mana XD wkwkwkwkkwkwkwk ya Lord sekarang diriku udah engga ada jiwa thriller sama sekali malahan XD wkwkwkwkwk jangan jadi fansku, jadi fans oppa-oppa aja udah cukup XD thanks anyway yaa ~

  3. Astaga -_- jadi ini gimana… Demi do kyungsoo yang super imut kece badayy gue benci otak gue ygsaat ini gakbisa di ajak kompromi -,-
    njiiiirr.. Jad gue ketipu nih kak? Ya ampun.. Ya ampun.. Jadi ? Dan si dio itu cuma khayalan juga? Jadi beneran gak ada adegan bunuh2an nih? Ya ampuuunn… /standing ovation/ bener2 gila! Nggak” nyangka endingnya bakal kk gini… Keren kak irish 🙂 😀 aku pikir semua orang dalam cerita bakal mati.. Taunyaaaaa… Subhanallah banget yaaa… Hmm… -_-

    1. 😂😂😂😂😂 pada dasarnya iya anda sudah tertipu oleh diriku yang tiba2 berniat untuk menipu alias nikung ending wkwkwkwk sebenernya engga pernah ada yang mati sih ._.

  4. woah, ini riddle ketiga yg kutemuin di lay BD project /cmiwiw 😀 aku masih rada bingung dg plot keseluruhannya karena-ya, hallo aku reader baru, jadi mungkin nanti aku bakal ijin buat menyantap riddle series ini, boleh tanya sebaiknya aku baca dari urutan mana dulu? 😀 btw, penulisanmu rapi, typo pun aku gk nemu, cma hati-hati dg tanda baca saja ya hehee and you said what? HOLMES? SHERLOCK HOLMES? GOD, He’s my freaking favorite consultant detective ever! XD kebetulan aku jga lgi nyoba-nyoba buat ff rasa riddle pendek bertema sherlock, dan apa kamu jga membuat fanfict/riddle-nya? may I touch it, pls? :p yup, keep writing~

    1. Pftt ~~ ya ampun kamu udah nyasar di cerita yang salah dan sesat 😂😂😂😂😂 kalau mau baca aku saranin dari series Dumb Dumb nya Lay tapi yaaahhh sudah ada begitu banyak series 😂😂
      Ya ampuuunn aku juga mulai nulis holmes ini awalnya dari baca2 kisah sherlock loh XD wwkwkwkwk

  5. hol(m)es ,,,,itu nama Sherlock yg di garap sma Conan Doyle di novelnya kan? bahkan smpe karang aku masih terpukau sma tuch detektif semua yg dia duga dan katakan amazing banget sma dech kyk Irish

  6. Oh, jadi ini khayalan Lay sama D.O yang sakit? Sakit jiwakah mereka? Aku kirain setelah kejam membunuh member EXO itu beneran, karena efeknya bikin was-was, taunya gegara penyakitan semua. Kak rish, ditunggu another storynya…^^ dan spoilernya/apaan ini?

    1. Aku rasa dirimu membutuhkan pencerahan dari cerita sebelumnya dear ~ :”) karena sejauh ini hanya dirimu yang engga memahaminya ~~

  7. YEHET, FINALLY FINAL JUGA. YATUHAN,.TERNYATA INI SEMUA HALUSINASI PASIEN RSJ, —
    DAKU TAK DAPAT BERKATA-KATA KAK RISH, TERNYATA SEMUA THRILLER INI GEGARA LAY DAN KYUNGSO, MCMC..😂
    DUDUH, ITU GAMBAR SPOILER APAAN COBA? EKI KAGAK NGERTI GAMBARNYA, SUMPAH.😂
    DITUNGGU HOL(M)ES SERIESNYA KAK RISH😂
    SALAM KETCHUP LEHER DARI JONGSUK DAN GUDKISSER BOGUM….😂
    HWAITING KAK!!😆

    1. BUAKAKAKAK INI KENAPA KEPSLOK SEMUAAAH XD XD XD
      IYA INI TERNYATA HALUSINASI ICING SEMATA 😛 WKWKWKWK
      GAMBARNYA ITU BERARTI SESUATU YANG BERMAKNA FEATURING XD XD HOLMES NTAR MALEM INSYAOWOH KALO NIAT WKWKWKWKWK
      ANJIR EKI GUDKISSER JANGAN DIBAHAS DI SINI PLIS XD XD KETAUAN KALO ANE DEMEN NYEPAM GAMBAR GUDKISSER XD XD

    2. HUSH, JANGAN BANGKITKAN JIWA NC KU DI SINI. DI LATAR PERPENAAN DIRIKU ANAK ALIM YANG GATAU APA ITU FF NC. DI GRUP AJA ANE SABLENG WKWKWKKWWK

  8. Aduh, ketipu. Ziyalan-_-ternyata yang dokter si irene.
    Yes!adventure!!!!!.ditunggu ya another story nya^^
    Keep writing and fighting!!

  9. Tau ga tau ga tau ga? Pas ada email notif di hape dengan judul russian roulette, pas saat itu juga aku lagi dengerin lagu itu kak wkwkwkkw. Gamau komen banyak :(((( dd kesel sama keyboard laptop yang rusak :””

    1. Dd sepertinya sehati sama akak ;((( dd kenapa laptopnya ;(( mau akak beliin baru? Tunggu akak gajian aja nanti akak urunin beli keyboard ;(( demi dd seorang ini ;((

    2. Cie sehati cie:(( dd kangen akak irishou:(
      Keyboard idiot ini kak 😦 azeque mau atuh kak :v macbook yha :3 wkwk.
      Laptopnya aja sekalian kak, dd ridho lillahi ta’ala :v /plak

    3. Hubungan akak-adek yang terperangkap dalam delusi kuat virtual rainbow :v :((((
      Akak aja ngga kuat apalagi dd :” dd udah cape kak :”

      ANJU NAIS :(((((((( BARU NYADAR APA YANG DIMAKSUD SELEBARANNYA AJA 😦

    4. ;((( kakak ade macam apa kita ini ;((
      Nae kokoro ini hurted kalo hubungan kita terus macem ini de ;((
      KAN AKAKMU INI BAIK DE. AKAK BELIIN SELEBARANNYA LAPTOP

    5. Macam-macam bentuknya hahaha :’v
      Terus harus macem begimana pula atuh akak :(( sudah takdir illahi kita seperti ini 😦

      YA TAPI GAK SELEBARANNYA DOANG JUGA :(((

Tinggalkan Balasan ke IRISH Batalkan balasan