[Lay Birthday Project] Wish | by L.Kyo

14572343_1283636538327710_2415313560342321506_n

Title: Wish | Author: L.Kyo♪ [ @ireneagatha ] | Artworker: Lyeorin Art | Cast: Lie Yue (OC/YOU), Zhang Yixing (EXO)  | Genre: Fluff, Romance | Rating: PG-15 | Lenght: Vignette | Disclamer: This story is mine. Don’t plagiarize or copy without my permission.

 

[ http://agathairene.wordpress.com/ ]

.

—oOo—

 

H A P P Y  R E A D I N G

 

 

Yue memandang kue dengan hiasan marsmallow diatasnya. Bahkan tak ada niatan untuk meniupkan lilin. Tak ada balon maupun confetti yang bersiap mengotori kamar apartemennya yang sempit. Ruangan yang super dingin, bermodalkan kaus kaki double dan jaket super tebal tak membuat Yue duduk menunggu menatap kue dan ponselnya.

 

Ia berulang kali menghela nafas. Bahkan jam sudah menunjukkan pukul 10 malam. Tak ada gerangan datang untuk menemaninya. Jika tak ada yang datang, ia merasa percuma membeli kue itu sendiri walaupun ia mendapatkannya dari pemberian uang  Ayahnya. Kue itu tak ada gunanya jika ia memakannya sendiri.

 

“Yixing-ah! Kemana anak sialan itu?” Yue menekan ponselnya berulang kali. Berharap ada secercah harapan ia akan datang menemaninya. Yue membaringkan tubuhnya, mencoba mencari celah diantara kamarnya yang sempit. Ia sudah mengenakan topi dan terompet kecil dimulutnya. Bahkan ia tidak tahu kenapa justru yang berulang tahun harus menunggu sebodoh ini.

 

Bukannya ia yang harus mendapatkan kejutan dan tak repot-repot memakan kuenya tanpa menunggu orang-orang? Bahkan Yixing yang selalu mengirimnya sms tiap menit dan hari ini lelaki itu sama sekali tak memberikan kabar. Yue tahu jika Yixing saat ini sibuk dengan pekerjaan part time nya. Tapi sungguh, Yixing bisa membagi waktu luangnya walaupun sekedar mengucapkan ‘Hi! Selamat ulang tahun sayang’

 

Jendela yang berada dibelakang tubuhnya terbuka lebar. Membiarkan celah udara dingin masuk didalam rumahnya. “Aku menyerah. Terserah! Tak ada ulangtahun hari ini!” Yue menggeser kuenya diatas meja dengan kakinya, seolah mengabaikan kenikmatan kue yang selalu memanggilnya. Selama tak ada Yixing, semua seolah tak ada gunanya. “Bye 21th!” Yue menutup kepalanya dengan selimut. Berharap besok segera menemui matahari, mengisi perutnya dan bersiap-siap memukul Yixing didepan tempat kerjanya.

 

 

***

 

“Zhang Yixing!” Yue memukul pintu apartemen Yixing dengan kakinya. Bahkan ia tak peduli jika tetangga Yixing akan menatapnya aneh. Yang ia pedulikan adalah dimana Yixing dan kenapa ia tak ada dihari ulangtahunnya.
“Aku akan membunuhmu jika kau tak keluar!” Hening. Bahkan pukulan kaki Yue yang sudah berulang kali sama sekali tak ada respon apapun.

 

Biasanya Yixing akan keluar kurang dari 10 detik, takut Yue akan mencekiknya. “Apa dia tidak ada dirumah?” Gadis itu mengecek ponselnya, berharap pagi ini akan mendapat ucapan permintaan maaf. Namun nihil. Yue menendang sekali lagi pintu rumah Yixing dan berlalu. Menimbulkan rasa kesal yang luar biasa.

 

Bahkan gadis itu tak sadar jika ada sepasang bola mata memperhatikannya dibalik kaca bulat kecil ditengah pintu. Menatap Yue hingga sampai belokan. Lelaki itu bergidik saat ia selesai memicingkan mata sebelahnya. “Jika aku tak tahan untuk membukanya, mungkin aku sudah mati ditangannya”. Yixing bergidik, membayangkan tubuh mungil Yue yang sebenarnya sama mengerikan dengan petarung sumo.

 

“Aku merindukan Lie ku!” Yixing meremat rambutnya yang super berantakan. Sudah 2 hari ini ia sudah berusaha keras tak membuka pesannya. Bahkan ia tak biasa sengaja untuk tidak menghubungi Yue setengah jam pun. Bahkan ia cinta mati pada Yue, ingin tahu aktivitas Yue sekecil apapun. Makan apa, sedang apa dan berada dimana.

 

Baginya, ide yang dibuat Jongdae malah justru membuatnya menderita setengah mati. Membuat Yue sendiri mencari Yixing yang memang hal yang diidamkan lelaki itu. Berhubung selama ini dialah yang selalu memulai duluan. Tapi jangan tanya prosesnya, bahkan ia meminta  Jongdae untuk mengganti rencananya. “Apa yang kau katakan? Kita sudah jauh. Kau ingin melamarnya atau tidak?”

 

Jongdae melempar tangan Yixing yang bertengger dibahunya. “Dengar! Aku serius! Aku benar-benar gila kalau tidak menanyakan kabar Yue seharian ini. Ijinkan aku mengirim sms sekali saja. Kumohon!” Yixing sudah menekan ponselnya namun bukan Jongdae yang sudah merencanakan persiapan matang dan ia tak akan mau rencananya gagal hanya kesalahan kecil sedikitpun.

 

“Jangan harap ponselmu kembali. Aku akan mengembalikannya besok. Percayalah, Yue akan mengingat hal mengejutkan ini seumur hidupnya. Dia akan bangga padamu. Sebaiknya ayo kita sarapan”. Yixing melongo, membiarkan tubuhnya diseret Jongdae menuju meja makan. Semangkuk sereal pun sama sekali tak membuatnya selera.

 

“Apa aku tidur saja?” Yixing meletakkan sendoknya dan menatap Jongdae sayu. “Kenapa? Kau masih ngantuk?” Tanya Jongdae. “Hanya, aku ingin 24 jam cepat berlalu”. Yixing terkikik, menggaruk lehernya yang sebenarnya tak gatal. “Ya Tuhan Yixing!” Dan pada akhirnya Jongdae menepuk dahinya lalu menggelengkan kepalanya. “Aku sungguh tidak tahu seberapa cintamu sampai menunggu sehari saja tak bisa”.

 

***

 

Yue mengaduk susu cokelatnya tanpa berselera. Bahkan hujan di luar sana tak membuat Yue bergegas memakai pakaian hangat atau sekedar memilih menikmati film romantis dengan berselimutan dan menikmati secangkir susu panas. Namun yang ia kerjakan dalam seharian ini adalah memandang jendela sana yang sudah gelap gulita.

 

Dan entah berapa kali ia terus menghela nafasnya. “Baru  pertama ini kau melakukan ini kepadaku. Aku sudah membelikanmu pulsa tapi kau tidak membalas pesanku. Kau pasti berselingkuh!” Tanpa sadar Yue meletakkan gelasnya kasar hingga isinya tumpah. Astaga, baru kali ini Yixing membiarkan dirinya linglung. Terkadang ia rindu dengan chat penuh spam milik Yixing. Walau risih tapi ia menyukai semua perhatian kecil darinya.

 

Langkah Yue terhenti saat akan menuju ke ruang tengah. Dan satu kata umpatan meluncur bebas dari mulutnya. “Sialan!” Tangannya meraba-raba mencari meja. Dan lampu padam ketika ia benar-benar sudah sangat di ujung suntuk. Yue meletakkan segelas susunya dan berbalik menuju dapur. “Aku sudah membayar tagihan listrik tepat waktu, masih saja ada pemadaman seperti ini. Mereka bisa bekerja dengan benar apa tidak sih?”

 

Yue tak henti berceloteh. Ia mencari lemari di atas pantri sekedar mencari lilin ataupun senter di laci sana. “Dimana aku menyimpannya?” Yue menyerah. Sama sekali tak ada sebatang lilin pun yang ia temukan. “Ahh kau bodoh Lie Yue. Apa gunanya ponselmu yang canggih ini. Ini semua karena Yixing!” Gadis itu kembali mengumpat. Ya, itu semua adalah salah Zhang Yixing.

 

Pikirannya sudah blank sebagian dan ia kesal sungguh. Yue menekan light dalam ponsel dan cukup menjadi penerang dalam ruangannya. “Lie Yue!” Yue terdiam sesaat. “Apakah aku sedang halusinasi pendengaran?” Yue menerka-nerka. Pasalnya sebelumnya ia sudah menyebut nama Yixing berulang-ulang kali dan sekarang ia mendengarkan suara Yixing 100% persis.

 

Yue memandang wallpaper ponselnya dan tampak foto mereka berdua menikmati sebuah ice cream. “Aku gila hari ini, aku akan menuntutmu karena sudah membuatku berhalusinasi yang tidak-tidak!” Yue meremat ponselnya dan bermaksud berbalik namun sebuah pelukan hangat dari punggung membuatnya tersentak luar biasa.

 

Dan BANG! Yang awalnya ruangan redup gelap gulita itu pun sudah membuat penglihatan Yue jelas. Dan ia bisa melihat sepasang tangan memeluk pinggulnya. “Yue, aku merindukanmu!” Dan fix, 100% itu adalah Zhang Yixing. Yue berbalik dan menatap Yixing dengan senyuman tanpa dosa miliknya. “Kau benar-benar ingin aku mengatakan putus sekarang juga!” Teriakan Yue dan satu bogeman di dada Yixing tak mengubah ekspresi lelaki itu.

 

“Apa kau merindukanku?” Goda Yixing. Yue terdiam, lalu membalikkan tubuhnya seakan mencari sesuatu di pantri. “Merindukanmu? Sama sekali tidak. Aku bahkan berniat akan mengakhiri ini!” Jangan salah dengan semua ungkapan Yue dan Yixing tahu itu hanya sebuah rajukan termanis yang ia dengar.

 

“Kau yakin ingin mengakhiri hubungan ini?” Yixing merogoh sesuatu di dalam sakunya. “Tentu saja!” Bahkan Yue berpura-pura membersihkan pantry nya walaupun itu sudah benar-benar bersih. “Benarkah? Sangat disayangkan sebenarnya aku akan memberikanmu sebuah kejutan besar!” Goda Yixing. Yue menghentikan aktivitasnya dan ekor matanya mulai penasaran.

 

Tck, kejutan? Apa sebuah boneka hantu dalam box? Aku akan membunuhmu!” Yixing menggeleng. “Bukan. Hal yang selalu diharapkan semua wanita!” Yue membalikkan tubuhnya dan alisnya terangkat seakan bertanya-tanya. “Apa kau akan mengajakku berbelanja? Aku sedang tidak mood Gege ku sayang”. Dan lagi-lagi lelaki itu menggelengkan kepalanya.

 

Yixing mengeluarkan benda yang sedari tadi tersembunyi di balik tubuhnya. “Kau tahu ini apa?” Bohong jika Yue tak tahu apa benda itu. “Apa kau bercanda?” Dan Yue tak percaya, sebuah kotak merah berbentuk tanda cinta berada didepannya. “Apa kau mulai mengerjaiku? Aku tidak percaya kau akan membelikanku sepasang cincin emas yang nyata.” Ayolah, seorang Zhang Yixing yang bahkan sangat menimbang-nimbang makanan dan tempat mana saat akan berkencan. Menentukan itu saja sudah menjadi bahan debatan. Bagaimana bisa Yixing membelikannya sepasang cincin nyata?

 

“Apa perlu aku membukanya. Aku akan membebaskanmu untuk membukanya”. Kotak merah itu benar-benar ada dihadapannya, bersiap menjawab semua dugaan yang  ia pikirkan. “Kau tidak sedang mengerjaiku, kan?” Yixing hanya mengedikkan bahunya. Yue menghela nafasnya dan merematnya lalu ekor matanya seakan bersiap menerkam Yixing kapan saja.

 

“Jika kau mengerjaiku kali ini, aku akan menumpahkan susu ini kebajumu!” Yue melirik susunya yang masih hangat tak jauh darinya. “Hmm, aku terima tantanganmu!” Yue menghela nafasnya. 1 , 2 , 3. Tanpa sadar Yue menghitung berulang kali dalam hatinya. “Kapan kau membukanya?” Yixing tak sabaran dan pada akhirnya Yixing mengambil benda yang digenggam Yue. “Ya! Aku belum membukanya!”

 

“Kau … kau ingin menikah denganku?” Dan kotak itu sudah terbuka. Yang benar saja, sebuah cincin cantik emas putih dengan satu manik indah diatasnya. Dan Yue tak bisa berkata apa-apa lagi. Seorang Zhang Yixing bisa melakukan ini padanya. “Kau … kau benar-benar Yixing? Pacarku? A … aku tidak percaya. Sungguh! Ini asli?” Yixing menghela nafasnya. Yang benar saja, ia sudah menabung mati-matian dan yang ia dapatkan adalah pertanyaan konyol keluar begitu saja dari mulut Yue.

 

“Yue-ya! Kau tidak menghargai usahaku? Kau tidak ingin menikah denganku ya?” Dan Yixing menjadi sewot. “Aku … aku hanya kaget. Kenapa kau marah sih? Aku kan bertanya padamu!” Dan Yixing benar. Memang ini yang menjadi semua harapan wanita. Sebuah moment lamaran yang Yue yakini memang tak 100% harapannya. Tak seromantis seperti di drama-drama yang ia tonton. Tapi, ia sungguh menyukai semua hal kejutan yang diberikan Yixing.

 

“Jadi … kau tidak menghubungiku beberapa hari karena mempersiapkan ini?” Yue tersenyum, hatinya mulai melunak. “Aku benar-benar ingin memutuskanmu jika kau tidak cepat datang kesini”. Yue merajuk. Tapi siapa yang tak bahagia dengan apa yang ia dapatkan, sebuah kejutan teramat indah. Tentu saja ia bahagia. “Jangan mengatakan itu. Kau tidak tahu aku begitu tersiksa tidak menghubungimu sehari saja. Ini semua karena ide Kim Jong …”

 

Persetan dengan mulut Yixing. Lelaki itu menelan salivanya tatkala gadis di depannya mulai menyipitkan matanya. “Apa? Kim Jong? Kim Jongin? Kim Jongdae? Apa maksudmu?” Lelaki itu mulai menggeleng dan memeluk bahu Yue untuk merapat ditubuhnya. “Kita kembali ke topik ini.”

 

Dada Yue berdegup kencang dan rasanya ia sulit bernapas. “Aku tahu ini terlalu cepat. Kita sudah berhubungan selama setahun. Cukup waktu yang lama. Kau tahu kan seberapa besar cintaku untukmu? Mungkin aku orang yang selalu ingin tahu semua kabarmu? Entah itu adalah hal sekecil pun. Tapi kau tidak merasa terganggu, kan? Sungguh, aku melakukan itu karena aku begitu mengkhawatirkanmu. Aku takut kau terlambat makan, terlambat untuk berangkat kerja. Bukannya aku mengatur, bukan! Aku ingin memperhatikanmu sekecil apapun. Supaya kau bisa merasakan jika kau akan membutuhkan ku nanti”.

 

Penjelasan panjang Yixing membuat Yue tak berkedip. “Dan aku mencari semua dari info di SNS. Dan aku ingin memberikan suatu hal yang luar biasa. Dan ini adalah jawabannya. Semua mengatakan jika lamaran romantis adalah semua harapan dan impian wanita. Dan aku ingin melakukannya. Apa ini cukup membuatmu bahagia?” Yixing membuka kotak cincin itu dan Yue tak bisa menahan senyumnya.

 

Sebuah cincin dengan satu permata ditengahnya. Begitu berkilau dan cantik. “Kau ingin menikah denganku? Hidup bersamaku dan menjaga anak kita kelak? Apa kau mau menerima semua kekuranganku dan sanggup hidup bersamaku dalam satu atap? Membangun sebuah momen baru untuk keluarga kecil kita?” Yixing mengambil cincin itu dan mengarahkan pada Yue. Berharap gadis itu mengambilnya dan mengangguk kepalanya.

 

“Tentu saja aku mau. Jika aku tidak menikah denganmu, lalu aku menikah dengan siapa? Pertanyaanmu konyol sekali!” Teriak Yue diiringi dengan isakan harunya. Yixing memeluk Yue erat. “Kau kan menyukai orang yang konyol, makanya kau tidak bisa pergi dariku. Iya, kan?” Yue hanya terdiam, menikmati pelukan Yixing. “Lalu, apa kau tidak memakaikan cincin itu padaku? Apa perlu aku mengatakan apa saja yang harus kau lakukan? Apa kau masih belum selesai membaca info dari SNS yang kau maksud itu?” Yue cemberut.

 

Yixing tertawa. “Maaf”. Dan pada akhirnya Yixing memakaikan cincin di jari manis Yue. “Sangat cocok”. Keduanya tersenyum. “Aku sangat menyukaimu. Terimakasih. Terimakasih kau sudah mengatakan ini padaku. Aku menyukainya. Sangat!” Dan pada akhirnya Yixing mendapatkan sebuah kecupan di pipinya.

 

-FIN-

3 tanggapan untuk “[Lay Birthday Project] Wish | by L.Kyo”

Pip~ Pip~ Pip~