[EXOFFI FREELANCE] Holler – Chapter 2

HOLLER chapter 02

HOLLER

¤

Choi’s

¤

Park Minah – Byun Baekhyun – Oh Sehun

¤

Ocs – EXO members – Others

¤

Complicated-romance – School Life – Fluff

¤

Chaptered

¤

T(eenager)

¤

The OCs and the stories are purely mine, EXO members belong to EXO-L

¤

“Let’s look for a special secret! Shall we go? Where should we go?”

¤

Previous Chapter

Teaser and TrailerI

 

¤

¤ II ¤

¤

 

“Sehun……”

Sehun agak terkejut ketika tiba-tiba Mina memanggilnya, “Hm?”

“Besok aku akan tinggal bersama kalian berdua.”

 

uhuk uhuk

 

Mwo? Ya micheosseo (Apa kau sudah gila)?!”

“Kau kabur dari rumah dan tinggal bersama Baekhyun kan? Aku juga, aku akan kabur dari rumah dan tinggal di rumah Baekhyun.”

Wae?! Kenapa kau mau kabur dari rumah?”

Mina membuang pandanganya kearah kanan dan menunduk, ia enggan atau lebih tepatnya malu untuk mengatakan apa yang telah oemmanya katakan tadi kepada Sehun.

Geunyang (Hanya)…… masalah keluarga.”

“Ah….. Geunde (Tapi)…..”

Gwenchanji (Tak apa kan)? Lagi pula Baekhyun kan namja chinguku.”

Sehun menghela nafasnya setelah menelan potongan Kimbab terakhir di bekal Minah.

“Terserah kau saja.”

 

Skip. Pulang sekolah.

 

Setelah songsaenim keluar dari kelas, keadaan kelas kembali ramai. Beberapa siswa mulai meninggalkan kelas. Sementara Mina, ia dengan malas memasukkan buku-buku dan alat tulisnya kedalam tas. Sehun hanya melihatnya dengan tatapan datarnya, sampai akhirnya Mina selesai dan mereka keluar dari ruang kelas bersama-sama.

 

Belum ada kabar dari Baekhyun dan Mina pun masih tidak berani untuk mengusiknya. Lagi pula saat ini yang ada difikirannya adalah perkataan oemmanya saat ditelfon tadi.

 

Mina masih mengekor Sehun sesudahnya turun dari bus, sekarang mereka sampai di jalan setapak menuju rumah Mina dan Baekhyun.

 

Bugh!

 

Sampai langkahnya berhenti saat ia menabrak punggung Sehun yang berjalan di depannya dan tiba-tiba berhenti. Sehun menoleh dan melihat Mina yang masih saja menundukkan kepalanya.

“Rumahmu kearah sana Park Minah.”

 

Mereka berhenti tepat di persimpangan jalan. Mina hanya menengok jalan kearah rumahnya lalu ia kembali menunduk sebentar sebelum akhirnya ia menatap Sehun.

“Aku tidak ingin pulang.”

“Hhhh… Terserah kau saja.”

Lalu mereka kembali berjalan dan Mina kembali mengekor Sehun.

 

 

Rumah Baekhyun.

 

Setelah membuka pintu Sehun masuk kedalam rumah diikuti dengan Mina. Tanpa dipersilahkan Mina langsung duduk disofa didepan TV yang berada diruang tamu sementara Sehun langsung masuk kekamar. 15 menit kemudian Sehun keluar dari kamar dan sudah berganti baju dan ia membawa sebuah sweater berwarna abu-abu.

“Ini milik Baekhyun, ganti bajumu dengan ini, kamar mandi ada dibelakang.”

 

 

-Oh Sehun’s POV-

Gadis ini mengambil sweater yang kuberikan tanpa sepatah katapun dan langsung menuju kebelakang. Benarkah ia akan tinggal disini? Tidak mungkin, nanti malam pasti Ibunya akan menelfon lagi dan ia pasti akan pulang.

 

Aku harus memberi tahu Baekhyun tentang ini. Aku sudah mengirim sms kepadanya ‘Kapan kau akan selesai?‘ sejak pulang sekolah tadi tapi sampai sekarang ia belum membalas pesanku.

 

“Sehun?”

Gadis itu menghampiriku dan sudah berganti baju dengan sweater milik Baekhyun tadi, meski agak kebesaran karna sweater itu sampai di atas lututnya, “Hm?” Jawabku saat ia memanggilku.

“Dimana hanger baju nya?”

“Diatas mesin cuci, gantung bajumu di depan kamar mandi.”

Lagi-lagi tanpa berkata ia langsung berjalan menuju kamar mandi. Apa yang sebenarnya gadis ini pikirkan?.

 

Tak lama kemudian ia kembali dan duduk di sofa sampingku dan ikut menonton TV.

“Sehun?”

“Hm?”

“Apa yang didepan itu mobilmu?”

“Hm.”

“Sehun?”

“Hm?”

“Aku lapar.”

“Apa kau bisa memasak?”

“Tidak.”

Aku pun juga tidak bisa, tapi perutku ini juga sudah mulai lapar. “Kau ingin makan apa?”

“Terserah.”

Apa yang harus kami makan? Aku malas keluar rumah, lagipula warung nasi goreng yang biasa aku beli tutup pada hari Sabtu dan Minggu, dan hari ini hari Sabtu. Semoga Baekhyun masih memiliki simpanan mie instan.

 

Tapi nihil saat ak membuka rak mie instan didapur. Bagaimana kalau memesan makanan cepat saji saja.

“Apa kau mau pizza?”

“Terserah kau saja, kalau pizza tolong jangan pakai keju dan jamur.”

“Hm.”

 

15 menit kemudian pizza yang kami pesan sudah datang. Gadis itu hanya memakan 2 potong saja, padahal katanya tadi dia lapar.

 

“Sehun?”

Tck, sekarang apalagi yang dia inginkan. “Hm?”

“Aku mau mandi.”

“Hm.”

“Sehun?”

“Hm?”

“Apa ada handuk lain untukku?”

“Pakailah handuk dan sikat gigi yang berwarna merah, itu milik Baekhyun.”

Gadis itu pun mengangguk dan langsung menuju kekamar mandi. Dasar gadis aneh. Tapi apa yang sebenarnya terjadi kepadanya? Sudahlah, itu bukan urusanku.

 

¤

¤ H O L L E R ¤

¤

 

-Park Minah’s POV-

“Sehun mengapa kau mematikan lampunya?”

Aku berteriak kepada Sehun karna sekarang aku sedang mandi dan tiba-tiba lampunya mati. Sepertinya Sehun tidak mendengarku.

“Sehun?!” Kali ini aku mengeraskan suaraku.

“Oh Sehun?!” Tidak mendapat jawaban dari Sehun, akupun mempercepat mandiku dan segera mengganti baju. Tck! Menyebalkan.

 

Setelah selesai memakai baju aku segera keluar dari kamar mandi, saat aku melangkah keluar seluruh ruangan terlihat sangat gelap. Sepertinya ini mati lampu.

“Ehem….”

Aku terlonjak dan seketika tubuhku bergidik mendengar suara dehuman seseorang, suaranya berasal dari arah kananku. Secara perlahan aku mulai menoleh kearah kanan dan betapa terkejutnya aku mendapati Sehun yang tengah berdiri dengan sinar dari ponselnya yang ia sorotkan kearahku.

“Gosh Sehun kau mengejutkanku.”

Sehun tidak menjawab, ia justru malah mengarahkan sinar dari ponselnya keseluruh ruangan.

 

“Apa ini mati lampu?”

“Hm.” Gumamnya masih dengan kepalanya yang terus menoleh menelusuri ruangan yang gelap ini.

Karna sorotan dari lampu ponsel Sehun aku mulai berjalan menuju ruang tamu dan Sehun berjalan dibelakangku. Sehun terlihat aneh. Aku bahkan dapat mendengarkan deru nafasnya yang tidak teratur dan ia terlihat seperti sedang ketakutan.

 

Aku berjalan kearah lemari dengan laci-laci kecil, kubuka satu persatu laci tersebut.

“Apa di sini ada lilin?”

Eobseo (Tidak ada). Hanya ada lampu baterei tapi sepertinya Baekhyun lupa untuk mengecasnya kembali karna kami memakainya saat mati lampu kemarin.”

Huh… Ini sungguh tidak menyenangkan, tapi ini lebih baik daripada pulang ke rumah. Saat ini sepertinya rumahku bukanlah istana lagi bagiku. Setelah apa yang oemma katakan tadi siang, aku sudah memutuskan untuk kabur dari rumah dan tinggal disini untuk sementara sampai oemma mau mengubah pikirannya. Tapi bagaimana dengan buku sekolah dan baju-bajuku? Tidak mungkin aku harus mengambilnya dulu dari rumah, kalau menyuruh pembantuku pun pada akhirnya mereka pasti memberi tahu oemma dimana keberadaanku sekarang.

 

Apa aku harus membeli yang baru? Aku punya cukup tabungan di atm ku dan atm yang diberikan oemma. Ya, aku harus segera membelanjakan uangnya sebelum oemma memblokirnya.

 

Aku menoleh kesampingku dimana Sehun duduk dan sedang bermain dengan ponselnya yang masih menyorotkan flash.

“Sehun bagaimana kalau kita keluar membeli lilin? Apa kau bisa mengantarku ke mall?”

Agak aneh rasanya karna pergi ke mall hanya untuk membeli lilin, tapi selain membeli lilin aku ingin membeli beberapa perlengkapan seperti baju dan lain-lain.

Sehun tidak menjawab tapi tangannya masih saja sibuk menggeser dan menyentuh layar ponselnya. Terlintas ide cemerlang dipikiranku. Sehun sepertinya takut dengan kegelapan mengingat tadi ia menghampiriku ke kamar mandi saat mati lampu.

 

“Kalau tidak kau bisa menunggu disini.”

Seketika Sehun langsung menoleh kearahku. Karna sinar dari ponselnya, aku bisa melihat matanya yang sedikit melotot dan bibirnya yang bergetar.

“Baiklah, kita pergi.”

 

Sehun sedang memanaskan mobilnya sementara aku mengambil dompet dan ponselku di kamar. Ini sudah pukul tujuh malam namun belum ada kabar apa pun dari Baekhyun.

Apa kau benar-benar sangat sibuk Baek?

 

din din

 

Sepertinya Sehun sudah selesai memanaskan mobilnya, aku pun segera menuju keluar. Tak lupa aku mengunci rumah sebelum keluar.

 

-Author’s POV-

Mina pun masuk kedalam mobil Range Rover berwarna putih tersebut dan duduk di sebelah kursi pengemudi namun Sehun tak kunjung menjalankan mobilnya, ia hanya memegang setir mobil tersebut. Mina menoleh kearah Sehun yang tak kunjung menjalankan mobilnya,

 

Wae?”

Sehun menoleh kearah Mina dan tangannya meraih sabuk pengaman yang letaknya berada di samping telinga Mina. Ia menarik sabuk pengaman tersebut dan memasangkannya. Lalu ia kembali memegang setir dan mobilnya mulai berjalan keluar dari apartemen, sementara Mina hanya diam terpaku.

“Lain kali kau tinggal bilang saja, aku bisa melakukannya sendiri.” Mina membahas tentang sabuk pengamannya namun Sehun tidak meresponnya.

 

Sepanjang perjalanan tidak ada percapakan yang terjadi diantara Mina dan Sehun. Sehun memfokuskan pandangannya kearah jalan raya di depannya sedangkan Mina juga sedang menikmati pemandangan malam yang mati lampu di kota Seoul lewat kaca jendela disampingnya sampai akhirnya mobil Sehun masuk kedalam parkiran salah satu mall yang lumayan besar.

 

¤

¤ H O L L E R ¤

¤

 

Sehun memarkirkan mobilnya di basement. Setelah mobil terparkir dengan benar Mina melepas sabuk pengamannya dan turun dari mobil. Ia menutup pintu mobil lalu berjalan menuju pintu masuk basement. Mina menoleh kesamping kanan lalu kesamping kiri sampai akhirnya ia membalikkan badannya, Sehun tidak ikut turun. Mina kembali berjalan menuju mobil Sehun yang mesinnya masih menyala dan Sehun yang masih duduk dikursinya, Mina mengetuk kacanya, Sehun membukanya.

“Apa kau tidak ikut turun?”

“Tidak.”

“Kenapa?”

“Aku malas.”

“Apa kau akan menungguku disini?”

Sehun tidak menjawab pertanyaan Mina. Belum, belum menjawab, ia terlihat seperti sedang berfikir.

 

“Sehun?”

“Kalau kau lama, aku akan meninggalkanmu”.

“Bisa aku meminjam handphonemu?”

“Tidak.”

“Tapi aku ingin memanggil temanku, aku tidak membawa handphone.”

Sehun pun menyerahkan handphonenya kepada Mina, namun Mina tidak memanggil temannya, ia justru menelpon ke nomornya sendiri dan ia ternyata juga membawa handphoneya. Mina mengambil handphonenya sendiri dari dompetnya, lalu mengembalikan handphone Sehun.

“Apa yang kau lakukan?”

“Kalau aku sudah selesai, aku akan menelponmu.”
Mina berlalu dan pergi meninggalkan Sehun.

 

Skip.

 

Tak terhitung berapa kali Sehun menengok kearah arlojinya, ini sudah pukul 09:02 sedangkan mereka berangkat dari rumah sekitar pukul setengah tujuh. Ia segera menyalakan mesinnya ketika melihat sosok Mina keluar dari pintu basement.

 

-Park Minah POV-

Daebak! Dia benar-benar menungguku, sebaiknya aku segera masuk kedalam mobil. Aku membuka pintu belakang dan menaruh belanjaanku, lalu aku masuk kedalam mobil. Tapi lagi-lagi Sehun hanya terdiam memegang setir dan tak kunjung menjalankan mobil. Ah sabuk pengaman. Aku langsung memakai sabuk pengamanku.

 

“Aku sudah memakai sabuk pengamanku, ayo.”

Sehun masih terdiam.

“Oh Sehun? Apa kau tuli? Kubilang aku sudah memakai sabuk pengamanku.”

Sehun menoleh kearah belakang, kearahku dengan wajah datarnya.

“Apa kau pikir aku ini supirmu?”

“Apa maksudmu?”

“Cepat turun dan duduk dikursi depan.”

“Oh…. Mian, aku sudah terbiasa dengan sopir pribadiku.”

Aku langsung melepas sabuk pengamanku, turun dari kursi belakang dan pindah ke bangku depan. Lalu kupasang sabuk pengamanku, tak lama kemudian Sehun mulai menjalankan mobilnya.

 

“Apa tadi kau terus menungguku disini”

“……….”

“Apa yang kalu lakukan selama menungguku?”

“Tidak ada.”

“Maksudmu kau hanya berdiam diri selama….kurang lebih 2 setengah jam?”

“Aku tidak tau kalau membutuhkan waktu 2 setengah jam untuk membeli lilin.”

“Ah mian, tadi aku sempat membeli seragam baru dan beberapa buku tulis.”

Sehun tidak menjawab. Aku menoleh kearah Sehun, wajahnya masih saja datar dan matanya menatap lurus kedepan. Dia benar-benar aneh, menakutkan. Aku baru pertama kali menemui orang seperti Sehun, aku ingin tahu apa yang ada dipikirannya.

 

“Hei.”

Aku sedikit terkejut ketika Sehun bersuara.

“Apa kau memanggilku?”

“Apa disini ada orang lain lagi selain kau?”

“Sudah kubilang aku punya nama, Oh Sehun.”

“Apa perlu aku mengantarmu pulang?”

Aku sempat berfikir sejenak mendengar pertanyaan Sehun. Pulang? Aku ingin sekali, tapi tidak untuk saat ini.

 

“Tidak.”

“Ibumu akan mengkhawatirkanmu.”

“Aku bisa menjaga diriku sendiri, lagi pula sekarang aku memiliki Baekhyun.”

Entah mengapa kata-kata tersebut keluar secara spontan dari mulutku, aku merasa sedikit malu setelah mengatakannya.

 

Baekhyun.

Sebenarnya aku ingin Baekhyun menjadi orang pertama yang akan mendengarkan ceritaku ini, tapi apakah ia akan baik-baik saja setelah aku bercerita kepadanya tentang apa yang tadi siang oemma katakan padaku?

Sebaiknya aku meminta saran dari Sehun.

 

“Sehun?”

“Hm?”

“Apa kau mau mendengar alasanku kabur dari rumah?”

Sehun tidak menjawab. Aku menoleh kearahnya untuk melihat ekspresinya, namun tidak ada ekspresi apa-apa yang terpampang di wajahnya. Seperti biasa, datar.

 

“Ibuku menyuruhku untuk bertunangan dan menikah sesegera mungkin.”

Aku memberanikan diri untuk mulai bercerita kepada Sehun. Sehun masih belum merespon, tapi rasanya aku ingin bercerita kepada seseorang tentang masalahku ini walaupun dengan manusia kulkas seperti Sehun.

 

“Ibuku menjodohkanku dengan seorang anak CEO dari perusahaan yang bekerja sama dengan perusahaan ayahku. Kau tau, selisih umur kami 10 tahun. Aku baru berumur 17 tahun dan pria itu berumur 27 tahun. Bukankah ibuku gila? Menjual anaknya sendiri demi keperluan bisnisnya.”

“Kenapa kau menceritakan ini kepadaku?”

“Hanya saja aku tidak mempunyai teman lain untuk aku ajak bercerita, dan aku juga ingin meminta saranmu apakah aku harus menceritakan ini juga kepada Baekhyun?”

“Tentu saja.”

“Bagaimana bisa? Kami bahkan baru mulai berpacaran.”

“Justru dia itu pacarmu dan harus tau tentang masalahmu itu, ini bukan masalah yang sepele.”

Aku terdiam mendengar perkataan Sehun. Dia benar, ini bukan masalah yang sepele.

 

“Apa kau pernah bertemu dengan pria itu?” Sehun bertanya.

“Belum, dan aku tidak ingin bertemu dengannya.”

“Apa nama perusahaannya?”

“Cho. Cho Company.”

“Sepertinya aku pernah mendengar tentang perusahaan itu.”

“Benarkah?”

“Hm. Cho Company perusahaan Korea Selatan terbesar nomor 2 di Asia setelah perusahaan China Zhang Company. Perusahannya sudah mulai bekerja sama dengan beberapa perusahaan di Amerika, bahkan kudengar baru-baru ini mereka mulai menanam saham di Eropa.”

“Wah Sehun, kau banyak mengetahui tentang masalah perusahaan.”

Sehun terdiam lagi, dan lagi-lagi ia terlihat seperti sedang berfikir. Aku pun penasaran.

 

“Apa ada yang ingin kau katakan?”

“Kakakku lebih memilih menjadi seorang Jaksa ketimbang seorang wirausahawan jadi aku harus menggantikannya untuk mengambil alih perusahaan ayahku nantinya. Ayahku menyuruhku untuk sekolah khusus mempelajari tentang perusahaan di luar negeri. Aku bersedia jika hanya menjadi pewaris yang menjalankan perusahaan ayahku, tapi aku tidak mau jika harus bersekolah keluar negeri. Maka dari itu aku kabur dari rumah.”

 

Aku kembali terdiam setelah mendengarkan tutur panjang dari Sehun. Ternyata dibalik sikap santainya ia juga memiliki masalah.

“Sekolah diluar negeri itu tidak buruk. Setidaknya lebih baik daripada menikahi seseorang yang berumur 10 tahun lebih tua darimu.”

 

¤

¤ H O L L E R ¤

¤

 

-Author’s POV-

Kedua insan ini kembali terdiam untuk waktu yang cukup lama, sibuk dengan pikirannya masing-masing.

 

Mobil Sehun mulai memasuki jalan setapak menuju rumah Baekhyun. Setelah selesai memakirkan mobilnya, Sehun turun dari mobilnya dan berjalan menuju pintu belakang mobil. Tadi Sehun sempat melihat barang belanjaan Mina yang sangat banyak dan sepertinya ia berfikir untuk membantu membawa barang-barang tersebut masuk kedalam rumah.

 

Sehun pun membuka pintu belakang mobilnya dan mengambil beberapa bungkus belanjaan yang terlihat besar lalu membawanya. Melihat hal tersebut Mina bergumam didalam hari.

‘Ternyata dia baik juga.’

 

Mina mengambil beberapa belanjaan yang ditinggalkan Sehun dan mulai berjalan menuju rumah Baekhyun yang masih gelap karna masih mati lampu.

 

“Baekhyun belum pulang ya?” Kata Mina sambil memasukkan kunci rumah.

“Sehun apa aku harus mengunci pintunya?” Tanya Mina setelah mereka masuk kedalam rumah dan menutup pintunya.

“Tidak usah, karna Baekhyun belum pulang.” Jawab Sehun sambil meletakkan belanjaan Mina di sofa dan ia langsung duduk disebelahnya.

 

Mina telah menyalakan beberapa lilin disebagian sudut rumah, ia memasuki kamar tidur Baekhyun dan Sehun sudah berbaring di atas ranjang.

“Astaga Sehun, kenapa kau menyalakan begitu banyak lilin dikamar?”

Banyak, Sehun menyalakan 6 batang lilin atau lebih tepatnya satu bungkus.

“Itu salahmu, kenapa kau membeli lilin tidak membeli baterei.”

“Tapi aku lebih menyukai lilin, lagi pula ini lilin aroma terapi. Aku memilih aroma apel, menyergarkan bukan?”

“Pantas saja baunya aneh.”

Mina berdecak kecil. Ia berjalan menuju sudut-sudut kamar yang diberi lilin oleh Sehun dan mematikannya satu persatu menyisakan satu lilin yang masih menyala.

 

“Apa yang kau lakukan?!”

“Satu lilin saja sudah cukup Sehun, kita harus berhemat.”

Sehun mendengus kesal dan lebih memilih untuk menarik selimutnya. Sementara Mina, ia sedang berfikir dimana ia akan tidur. Dikamar tidur ini hanya memiliki 1 tempat tidur bertingkat dengan 2 ranjang, 1 dibawah dimana Sehun berbaring dan yang satu lagi diatas. Jika ia menggukannya untuk tidur maka dimana Baekhyun akan tidur nanti? Bersama Sehun? Itu tidak mungkin, melihat ukuran ranjangnya yang hanya cukup untuk 1 orang saja. Mungkin ia akan tidur disofa? Tapi Mina agak sedikit enggan untuk tidur di sofa.

 

Mina terlalu mengantuk untuk berfikir, ia pun mulai berjalan menuju tempat tidur yang berada diatas tempat tidur Sehun. Ia memeriksa ponselnya sejenak, hanya ada 39 panggilan tak terjawab dan 11 pesan baru dari oemmanya, belum ada 1 pesanpun dari Baekhyun. Ia terlalu lelah untuk mulai mengkhawatirkan Baekhyun karna tadi ia berkeliling mall untuk berbelanja, akhirnya ia mulai terlelap.

 

 

-Baekhyun’s POV-

Hah….. Akhirnya otakku bisa beristirahat sebentar didalam mobil yang mengantar kami pulang. Sebenarnya lomba sudah berakhir pada pukul 4 sore tadi namun karna kami memenangkan lombanya jadi kami harus belajar lagi untuk maju ke semi final minggu depan. Kami, aku dan Geumhee sempat mampir ke rumah Jung songsaenim untuk membahas beberapa soal olimpiade Matematika tahun lalu dan sekarang pukul setengah sepuluh malam dan kami baru saja selesai dengan semua angka-angka dan rumus-rumus.

 

Aku bahkan belum sempat mengirim pesan kepada Mina dan hanya membaca pesan dari Sehun. Sepertinya minggu ini waktuku akan tersita untuk olimpiade ini, besok aku dan Geumhee masih harus berlatih mengerjakan soal-soal lagi.

 

“Baekhyun bisakah besok kita belajar di rumahmu saja? Terlalu jauh jika kita harus kerumah Jung songsaenim.”

“Tentu saja.” Jawabku pada partner lombaku ini.

Oh iya, setidaknya aku harus mengirim pesan kepada Mina.

Me:
Apa kau sudah tidur? O.O

 

Apa ia sudah tidur? Apa kutelfon saja? Tidak, tidak sekarang. Mungkin nanti sesampainya dirumah.

 

¤

¤ H O L L E R ¤

¤

 

Gamsahamnida….”

Sesampainya di depan rumahku, aku keluar dari mobil dan membungkuk pada sopir Jung sonsaengnim. Geumhee sudah turun terlebih dahulu tadi. Aku masih menunggu mobil Jung sonsaengnim menjauh dari pandanganku sebelum aku masuk kedalam rumah.

 

Kenapa ada banyak lilin didalam rumah? Apa tadi mati lampu? Aku berjalan menuju dapur sambil meniup beberapa lilin di beberapa sudut rumah.

“Sehun-ah?”

Apa anak ini sudah tidur? Tidak biasanya ia tidur pada jam segini saat malam minggu. Biasanya ia berkutat dengan PSPnya didepan TV.

 

Aku mengambil sebotol air dingin dari kulkas dan meminumnya, seteguk, dua teguk terasa menyegarkan. Aku teringat kembali untuk menelfon Mina. Aku mengambil ponsel di saku celanaku dan mulai menelfonya, sambil membuka dasi sekolahku yang seharian aku pakai dan terasa begitu mencekik leherku.

 

Are you ready kids?

Aye Aye Captain!

I can’t hear you

Aye Aye Captain!

Ohh……….

 

Hm? Suara tersebut muncul bersamaan dengan tersambungnya telefonku saat aku menelfon Mina dan besaral dari kamar tidur. Akupun segera berjalan menuju kamar tidur.

 

Who lives in the pineapple under the sea?

Spongebob Squarepants

Absorbant and yellow and porous is he

Spongebob Squarepants

 

Aku tidak menemukan Sehun diranjangnya, dan suara ini berasal dari ranjangku. Aku pun segera naik keatas tempat tidurku dan menemukan seseorang sedang berbaring disana dengan ponselnya yang berdering disampingnya.

 

If nautical nonsense be something you wish

Spongebob Squarepants

 

Aku tidak bisa memastikan siapa orang tersebut karna ia berbaring menghadap dinding dan memakai selimutku, yang terlihat hanya rambut panjangnya yang berwarna cokelat. Seorang perempuan.

 

Then drop on the deck and flop like a fish

Spongebob Squarepants

Ready?

 

Aku pun meraih ponselnya dan langsung menekan tombol hijau tanpa melihat siapa yang memanggil.

Yeobuseo?”

Aku mendengar suaraku sendiri di ponselku saat aku berucap di ponsel yeoja ini, akupun melihat layar ponsel yeoja ini dan terdapat tulisan ‘Spongebyun is calling

Mina? Apa yeoja ini Park Minah?

 

Aku melangkah lebih dekat untuk memastikan bahwa yeoja ini benar-benar Park Minah. Ranjangku terlalu sempit untuk aku merangkak di sampingnya, aku pun merangkak perlahan di atasnya menggunakan kedua tangan dan lututku agar aku tidak menindihnya. Saat wajahku sampai diatas telinga kanannya, yeoja ini mulai menggeliat pelan dan ia membalikkan badannya.

 

Alhasil wajahku berhadapan tepat dengan wajahnya. Ternyata dia benar-benar Park Minah. Tapi apa yang ia lakukan disini? Apa ia tidak pulang kerumah?

 

Aku menatap wajahnya dengan sangat dekat dan begitu lama. Melihat kedua kelopak matanya yang bergerak-gerak meskipun sedang tertutup rapat karna aku sengaja menghembuskan nafasku tepat di atasnya, sangat lucu. Ia sempat menggeleng pelan saat hidung kami bergesekkan. Aku menurunkan pandanganku kearah bibirnya yang sedikit terbuka karna posisi kepalanya yang mendongak keatas.

 

Chu~

 

Aku memberikan kecupan kecil disana.

Chaljjayeo (tidur yang nyenyak) baby…”

 

¤

¤ H O L L E R ¤

¤

 

Visit my personal blog.

 

36 tanggapan untuk “[EXOFFI FREELANCE] Holler – Chapter 2”

  1. ohhh jadi itu yg terjadi ..hmm i know sekarang…
    bingung mau ngomong apa lagi..mau lanjut baca chap selanjutnya..hehehhe

  2. Yaampun dijodohin sama om om kalo gitu caranya. Etapi jangan jangan itu perusahaannya sehun? Tapi kan sehun marga oh? Ah molla. Dan sempet bingung gimana caranya anak sma bisa punya mobil mahal. Dan ternyata bener, sehun punya duit ._.
    Baca lanjutannya deeh daripada banyak nanya hehehe.
    -XOXO-

  3. Sehun gx bete apa ningguin mina d dlm mobil terus?
    Eehh sehun kmana kok gx ada d ranjangnya?
    Kan dia takut gelap tuh..kkk
    Aduhh baekhyunn..hihihi

  4. Wahh daebak 😍
    Sehun walaupun dia dingin tapi dia baik mau nunggui minah
    Apakah sehun juga akan mencintai minah??
    Next and fighting buat ngelanjutin ffnya 😉

  5. Waduuhh,,apa jangan-jangan kyuhyun ya yg dijodohin sama mina…??

    Itu ngapain coba baekhyun pakek merangkak segala diatas mina..??
    Gak takut jatuh apa..??? 😀

    Ditunggu kelanjutannya ya thor… 🙂

  6. Ping-balik: Chaptered | Choi's
  7. Woaahh akankah nantinya sehun dan mina saling mencintai? Kuharap tidak…
    Ayolah baekhyun apa apaan dia ngerangkak diatas minah, apalagi tempat tidurnya diatas, kalo jatuhkan lumayan sakit bisa bisa geger otak :v wkwk
    lanjutnya cepet ya thor 😀

Tinggalkan Balasan ke baekii Batalkan balasan