[EXOFFI FREELANCE] Hold Me Tight (Chapter 20A)

hmtposter3

Hold Me Tight

#20A

RahayK

–Main Cast–

Irene Bae as Park Ae Ri

Byun Baekhyun as Baekhyun

Song Yun Hyeong as Yun Hyeong

–Support Cast–

Da Hyun Kim ‘Twice

Wang Jackson ‘GOT7

Do Kyung Soo ‘Exo

Wendy ‘RV

AU | Married -Life | Romance | Sad | Life | Human | Little Medical

Karya ini dapat tercipta atas inspirasi  satu musik berjudul ‘Hold Me Tight’ dari BTS. Dan diambil dari potongan kehidupan manusia. Tidak ada plagiat atau unsur peniruan yang bersifat merugikan seluruh pihak.

Tidak di Copy – Tidak di plagiat –

*Mohon banget buat para pembaca yang nemuin ff dengan jalan cerita yang sama kayak gini segera bilang ke aku.

#Prolog _ #1_#2_#3_#4_#5_#6_#7_#8_#9

_#10_#11_#12_#13_#14_#15_#16_#17

#18_#19_#20A (now)

H             O           L            D           M  E                  T           I            G           H             T

02 hari menjelang operasi

Da Hyun side’s

Semua orang tahu, hari ini adalah lusa sebelum hari operasi Joo Eun dilaksanakan.Namun, Ae Ri masih saja sibuk dengan pekerjaannya. Bukan aku tak ingin menyalahkan Baekhyun Oppa, tapi ini kan situasi dimana seharusnya seorang ibu yang bersiaga di rumah sakit. Sedangkan, Baekhyun adalah kepala keluarga ya tentu saja harus bekerja,bukankah aku benar begitu?

Aku memutar mataku begitu panggilan Jackson tidak dijawab oleh Ae Ri. “Noona semakin sering tak menjawab panggilanku akhir-akhir ini.” Jackson bersuara yang terdengar seperti mengeluh.

“Apa lagi alasannya jika bukan sibuk,Wang.Jika kau tanya kemana juga paling juga bersama boss -nya tercinta, Tuan Song Yun Hyeong.” ketusku. Rasanya sudah lama sekali aku menyimpan kebencian pada wanita yang satu itu.

Bukan aku benci karena ia menikah dengan Baekhyun, hanya saja, bukankah seharusnya ia tahu diri dan tempatnya. Ia sudah punya keluarga, bukankah seharusnya ia lebih mengutamakan keluarganya dari pada pekerjaan? Apalagi saat lelaki itu mengalami kecelakaan, bagaimana bisa ia meninggalkan Baekhyun yang sudah susah payah mereservasi tempat dan juga tentang gaun –pilihan Baekhyun Oppa, ia kira itu adalah pilihanku, –lihatlah betapa tak tahu bersyukurnya dia, punya suami seperti Baekhyun Oppa.

Aku mengambil ponselku dan menekan dial 2, yang langsung tersambung ke Baekhyun Oppa.Tentu saja, nomor 1 adalah Wang. Walau sebelumnya, no 1 adalah Baekhyun tapi, aku putuskan untuk menggantinya begitu kami mulai berkencan.

“Yeobseyeo?”

“Oppa.. ini aku, Jackson ingin bicara..”

Jackson mengerutkan keningnya, aku mengisyaratkan untuk menerima ponselku dan berbicara pada Baekhyun. ‘Cepat!’ kataku tanpa suara.

“Eoh, ini aku, apa kau sudah di Seoul?” tanya Jackson gelagapan. “Belum, karena cuaca buruk aku harus menunda penelitiannya. Baru aku hari ini akan kembali berlayar.” suara Baekhyun terdengar samar-samar. “Umm, jangan lupa dengan operasi Joo Eun, oke hyung?”

“Tenang saja,Joo Eun itu putriku, kenapa kau yang harus mengingatkanku. Seharusnya Ae Ri..” suaranya menjadi rendah diakhir kalimat. Membuat aku dan Jackson sama-sama saling lempar pandang, memutar otak apa jawaban yang paling masuk akal selain ‘ia sibuk berkerja.’

“Ae Ri noona ia jarang menjawab panggilannya akhir-akhir ini.Tapi, tak usah cemas -hyung mungkin ia sedang rapat dan kelehan jika pulang kerja jadi, ia tak menjawab telponku ataupun telponmu.Kami –sudah memeriksanya ke tetanggamu..”

“Siapa?–” selidik Baekhyun. Tampaknya ia tak percaya dengan apa yang kami katakan. Tapi, memang benar sih, itu cuman akal-akalan kami saja agar Baekhyun Oppa tak khawatir.

‘Kyung Soo yang dokter magang.’

“Kyung yang dokter magang?” jawab Jackson seperti tak yakin.

“Kyung soo maksudmu?”

“Aah, ya benar. Kau pasti sedang sibuk –lanjutkan pekerjaanmu, Hyung. Kami tutup telponnya.”

Buru-buru Jackson mengakhiri perbincangannya dengan Baekhyun. “Kenapa tak kau saja yang berbicara tadi pada Hyung?–kau tahu aku tak bisa berbohong.”desisnya lalu mengembalikan ponselku.

“Aku tak bisa,mengatakan kebohongan tentang Ae Ri. Aku hanya merasa sesuatu tidak benar tentangnya dan atasannya itu.” lontarku begitu saja, lalu aku memilih pergi meninggalkan Jackson daripada ceritanya nanti jadi panjang.

¶¶¶

Baekhyun hanya menaikkan bahu begitu Jackson dengan tiba-tiba memutus sambungan panggilannya. Padahal, banyak yang ia tanyakan pada lelaki yang sudah ia anggap seperti adiknya itu.

Dan, juga ia heran apa lelaki itu sedang berbohong padanya mengenai Ae Ri, karena ia tampak ragu untuk menjawab pertanyaan yang Baekhyun tanyakan.

Namun, ia mencoba menghapus pikiran buruknya tentang apapun. Baik itu Jackson, Dahyun, ataupun Ae ri sekalipun.

Ia tak bisa berburuk sangka tanpa alasan yang mendasar.Baekhyun juga tak bisa menyudutkan ketiga orang yang paling berarti dihidupnya tanpa bukti yang akurat.

Ia lalu mengecek kalendernya, hanya dua hari sebelum operasi Joo eun berlangsung, namun mengapa Ae ri sama sekali tak memberi kabar apapun padanya.

Apa ia sibuk sekali sehingga sama sekali tak memegang ponsel barang sebentar saja? pikir Baekhyun.

Tak masuk akal menurut Baekhyun,karena sesulit apapun dan sedikitnya peluang untuk menghubungi istrinya, ia tetap melakukanya walau hanya sekedar mengirim pesan teks.

“Semoga, kau bisa tumbuh besar,dan aku bisa melihatmu tumbuh..” gumam Baekhyun seraya memandangi wallpaper ponselnya yang adalah foto sang putri.

“Siapa yang akan tumbuh besar?” suara lain tiba-tiba menyapa indera pendengaran Baekhyun yang membuat  lelaki itu langsung mengalihkan fokusnya kesana. Seorang lelaki tinggi dengan mantel hitam yang membuatnya semakin terlihat bak model berjalan kearahnya. Membuat Baekhyun berpikir, tak seharusnya ia menjadi penelitian riset pertambangan.Ia lebih cocok jadi seorang ‘Super-model’.

“Tentu saja putriku..” pungkas Baekhyun semangat.

“Oh, ku kira apa.Memangnya, kenapa kau berkata begitu?Tentu saja, ia akan tumbuh besar.”sahut Yeol dengan cengiran diakhir kalimat. Ia hanya memandang langit, mungkin ia teringat pada mendiang istrinya.

“Bukan seperti itu, putriku akan menjalani operasi, diumurnya yang baru genap satu tahun awal musim panas ini.” ujar Baekhyun menjabarkan masalah yang terjadi.

“Omo!benarkah–maaf, tak seharusnya aku mengatakan itu.” kata Yeol lalu mengusap lehernya, raut wajahnya seperti merasa bersalah karena sudah mengatakan sesuatu yang tak seharusnya.

“Yah, tak apa.Aku senang kau berdo’a yang baik-baik untuk putriku.” Baekhyun menepuk punggung Yeol, membuat lelaki itu hanya terkekeh pelan, ia kemudian melihat layar ponsel rekannya yang terus menyala, tak jelas siapa, yang jelas itu panggilan masuk.

“Ya!ponselmu terus bergetar sejak tadi, kau tak angkat?”tanya Yeol yang menyenggol lengan Baekhyun.Sepertinya, Baekhyun melamun.

Baekhyun baru sadar kalau ponselnya bergetar berulang kali. Dan itu dari dokter Ji. Ia segera menggeser dan membalikan badannya dari padangan Yeol.

“Yeobseyeo?”

“Aku perawat Na, apa ini ayahnya Joo Eun?”

“Ya, aku ayahnya, ada apa?” suara Baekhyun terdengar seperti tertahan. Mungkin itu dari pihak rumah sakit, pikir Yeol dalam hati.

“Sesuatu terjadi–sehingga operasi harus dilakukan dengan segera, apa anda bisa segera kesini?”

Mata Baekhyun membulat, kakinya ingin melangkah, namun tertahan, entah karena ragu atau apa Yeol sama sekali tak tahu. Seperti panggilan itu mendesak. “Mwo?!Baiklah!Aku akan kesana!”

panggilan diputus. “Apa sesuatu terjadi, Baekhyun?” tanya Yeol hati -hati.

“Sunbae!sebentar lagi kita akan berangkat–cepat naik ke kapal!!” teriak Won Woo dari jauh. Yeol hanya mengangguk, karena memang mereka masih di Dermaga saat ini, akibat cuaca buruk jadi mereka harus menepi lebih dulu.

“Apa kau ada mobil?” tanya Baekhyun, suaranya terdengar begitu gemetar. “Ada, apa yang terjadi?Apa itu rumah sakit?”

“Eoh,kalau begitu, berikan aku kuncinya.Sesuatu terjadi pada putriku –operasinya harus dimajukan dari jadwal semula.Bisa kau katakan hal ini pada ketua Jung?” tanya Baekhyun dengan ponsel menempel ditelinganya, namun panggilan itu tak dijawab juga.

“Eo!baiklah.Ini. Aku akan bilang situasinya mendesak di Rumah sakit.Cepatlah pergi!” ujar Yeol lalu menyerahkan kunci mobilnya. Ia harus kembali ke penginapan untuk mengambil mobilnya Yeol.

Baekhyun segera berlari sekencangnya dari Dermaga.Tak perduli lagi soal ia akan dipecat atau tidak, yang penting adalah Joo Eun.

Lebih dari apapun.

‘Nomor yang anda tuju sedang tidak aktif, silahkan–‘

Baekhyun mematikan sambungannya. “Ya Tuhan, kemana kau Ae Ri?”

Baekhyun menyetop taksi dan menuju penginapan dimana mobil Yeol terparkir.

*

*

*

“Kita sudah sampai, Presdir..” seru Ji won lalu menghentikkan mobilnya tepat didepan pintu masuk resot. Ae Ri hanya menggangguk, begitu juga dengan Yun Hyeong, mereka kemudian turun dari mobil.

Yun Hyeong tampak sibuk berbincang dengan seseorang yang menyambutnya begitu ia turun dari mobil. Ae Ri hanya berdiri dibalik mobil lalu mengeluarkan ponselnya, ia baru sempat mengaktifkan ponselnya kembali karena tadi rapat, dan ia tak mau mengganggu profesionalitasnya dalam bekerja, lagipula masuk Song Corporation bukan perkara yang mudah.

Tak sempat ia melihat ponselnya yang baru menyala, Yun Hyeong sudah memanggilnya. “Ae Ri -ssi, kemari..”

“Pimpinan Seo, perkenalkan pemimpin baru Resort dan pariwisata, Park Ae Ri. Dan, Ae ri kenalkan pemimpin Resot dan pariwisata Seo Hyun Jin.” Yun Hyeong memperkenalkan masing-masing karyawannya.

Ae Ri membungkukkan badan, lalu memperkenalkan dirinya. “Park Ae Ri -imnida. Mohon bantuannya,Ketua Seo..”

“Senang bertemu denganmu, Ae Ri -ssi. Semoga kinerjamu kedepan baik ya.Kalau begitu kita mulai saja rapatnya sekarang –karena kau dipilih sebagai divisi  tentu kau yang harus memberikan ide brilian apa untuk resot ini agar terus berkembang..” oceh ketua Seo panjang lebar, sepertinya ia adalah orang yang lugas dan tegas.

Pasti, ia ingin segala sesuatunya mempunyai proses yang cepat dengan hasil yang akurat, pikir Ae Ri.

“Nde, Algeseubnida!Saya akan bekerja keras.” ujar Ae Ri dengan senyum lebar. Ia menoleh kearah Yun Hyeong.

Yun hyeong tersenyum kecil kearah Ae Ri, lalu ia berjalan lebih dulu.

“Mari kearah sini, Ae Ri -ssi.” ujar ketua Seo, lalu mensejajarkan langkahnya dengan Yun Hyeong dan meninggalkan Ae Ri dibelakang.

Mereka tampak sibuk berbicara, entah apa yang mereka bahas. Tapi, kurang lebih seperti tentang devisa, pengeluaran atau apapun itu.

Ae Ri tak mau ikut campur.

Baru saja, mereka mau menaiki lift, tiba-tiba seseorang datang. “Ketua Seo!” panggilnya dari jauh. Membuat Ae Ri dan Yun Hyeong ikut menoleh kesumber suara. Seorang lelaki dengan tinggi bak tiang listrik menghampiri mereka.

“Kau harus ikut rapat dengan Direktur Han dari Dream Group –“

“Um, bukankah itu tugas Manajer Ryu?Dengan Direktur Kim Myung Soo ‘kan?”

“Iya, tapi ada hal mendesak sehingga Direktur Kim dan Manajer Ryu harus pergi ke Jepang. Jadi, hari ini istrinya yang datang –Anyeonghaseo, Presdir Song..”

Lelaki itu membungkukkan  badannya, memberi hormat pada Yun Hyeong. Yun Hyeong hanya tersenyum lalu menundukkan kepalanya. “Baiklah Seung Hoon-ssi, silahkan kembali ke ruangamu–maaf, Presdir aku tak bisa membahas proposal denganmu –begini saja, Presdir dengan Nona Park  diskusikan lebih dulu, jika nanti masih ada waktu, aku akan kesana. Karena ruang rapat dipakai, kalian bisa diskusikan di Ruanganku.” tawar Ketua Seo, Yun Hyeong hanya tersenyum kecil. “Pergilah, aku akan memperkenalkan fasilitas dan para karyawan dulu.” kata Yun Hyeong.

Ketua Seo membungkukkan badannya dan segera pergi dari sana. Sepeninggal ketua Seo, Ae Ri masih berdiri dibelakang Yun Hyeong, kemudian lelaki itu berbalik.

“Ayo, ada suatu tempat yang menarik untuk mendiskusikan proposalmu..” ujar Yun Hyeong kemudian mempersilahkan Ae Ri untuk berjalan lebih dulu.

Setelah berjalan memutari resot, penghentian terakhir mereka berada diruang terbuka. Sebuah lapangan luas terbentang, dengan corak lintasan untuk berkuda. Lelaki itu mengajak Ae Ri duduk disebuah bangku penonton.

Ada beberapa orang yang sedang berkuda, mungkin salah satu dari mereka adalah atlit. Karena, Ae ri pernah melihat mereka dalam acara tv olahraga.

Gadis itu memandang takjub tempat pacuan kuda itu.Kemudian, ia terpikir tentang satu hal.

“Presdir?jika aku memasukkan satu hal yang tak ada di proposal apa boleh?”tanya Ae Ri ragu. “Tentu saja.Oh ya, kau tak perlu memanggilku ‘presdir’ jika tak ada karyawan lain, agak sedikit asing mendengarnya.”

Ae Ri hanya tersenyum tertahan. “Kau benar. Aku kira, hanya aku yang berpikir begitu.” ujar Ae Ri lalu duduk disamping Yun Hyeong.

“Kalau begitu, bisa kita mulai diskusinya?” tanya Yun Hyeong lalu menyedekapkan tangannya. “Nde.”

Ae Ri lalu berdiri dan mengeluarkan proposalnya. “Jadi, setelah kau mengajakku untuk berkeliling dan melihat fasilitas resort tiba -tiba aku berpikir tentang olimpiade olahraga yang akan diadakan pada akhir musim gugur nanti.Kira-kira dari sekarang itu akan terlaksana sekitar 1 bulan setengah lagi. Sekarang masih pertengahan September, aku pikir akan cukup waktu untuk melaksanakan proposal ini.”

“Teruskan..”

“Kupikir, selain menjadi sponsor untuk tempat tinggal para atlet  dan petinggi negara, ada baiknya beberapa kategori olahraga yang fasilitasnya ada di resort ini dijadikan sponsor. Jadi, yang kumaksud untuk olahraga Squash, Golf dan juga Pacuan Kuda mari kita adakan disini.Sebagai langkah publisitas yang tepat kupikir kemungkinan langkah ini dapat menaikkan saham Song Corporation. Bagaimana?” ujar Ae Ri bersemangat. Yun Hyeong bertepuk tangan lalu tertawa. “Bingo!Seperti dugaanku, kinerjamu tak perlu diragukan lagi.”

“Gamsahamnida,Yun Hyeong -ssi.”

“Oh ya, apa kau mau mencoba menunggangi kuda?”

“Nde?”

*

*

*

Baekhyun menekan dial 4 yang langsung tersambung ke Kyung Soo. Ia mengambil handsfree yang ada didasbor mobil Yeol.

“Yeobseyeo?”

“Bagaimana keadaan Joo Eun, Kyung Soo -ah?” ujar Baekhyun. “Kami sedang mempersiapkan ruang operasi,hyung.Kau ada dimana?”

“Aku dalam perjalanan, dari Busan ke Seoul.Baiklah, hubungi aku jika terjadi sesuatu.”

“Arraseo,Hyung!”

sambungan  diputus, kemudian Baekhyun menekan dial 5 dan tersambung ke Jackson.

“Eo Hyung?”

“Apa kau bisa ke Rumah Sakit sekarang bersama Dahyun?Operasi Joo Eun dilakukan hari ini.”

“Bagaimana bisa?Apa terjadi sesuatu?!?”

“Entahlah, perawat Na tak menjelaskan detailnya.Aku hubungi kau lagi nanti, aku sedang dalam perjalanan ke Seoul.”

“Eo, Geurae, Arraseo.”

Baekhyun mempercepat laju mobilnya, ia masih menghubungi Ae Ri namun gadis itu sama sekali tak menjawab panggilan darinya.

Baekhyun memukul roda kemudi begitu jalanan terjadi kemacetan.Pikirannya kalut tentang Ae Ri, bagaimana bisa istrinya itu mengabaikan panggilan dari suaminya sendiri.

Tak lama, ada panggilan dari Da hyun.

“Bagaimana?”

“Aku sudah dirumah sakit dengan Jackson,tapi, Ae Ri –unni belum disini.”

“Lupakan saja,soal Ae ri biar aku yang mengurusnya. Sekitar sejam lagi aku tiba.”

sambungan telpon diputus, Baekhyun mendesah frustasi. “Park Ae Ri..apa yang kau lakukan saat ini?”

*

*

*

Baekhyun mengambil lajur kanan lalu segera masuk ke Song Corp. Ia ke resepsionis namun ia tak menemukan Ae ri disana. Memang, sejak Ae Ri bekerja, Baekhyun belum pernah datang ke kantor Ae Ri karena ia harus berada di Busan untuk waktu yang tak sebentar.

Ia lalu memcoba menghubungi Jin Hwan, barangkali ia dapat menemukan dimana Ae Ri sekarang.

“Yeobseyeo?”

“Um, sunbae ini aku –suami Ae Ri.”

“Aah, ya ada apa?”

“Apa kau tahu dibagian apa Ae Ri bekerja di Song Corp.?”

“Kalau aku tak salah dengar, di divisi Resort dan Pariwisata.”

“Baiklah, terimakasih –sunbae.”

Baekhyun kembali kedalam mobil,ia kemudian memutuskan untuk ke Rumah Sakit lebih dulu.Karena,bagaimanapun, Joo eun harus diantar ke ruang operasi oleh salah satu orang tuanya. Entah itu ayah atau ibunya. Barangkali, Ae ri masih memiliki pekerjaan yang mendesak dan tak bisa ditinggal.

Baekhyun sebagai suami harus mengerti itu,kiranya itulah mind -set Baekhyun saat ini.

Tak butuh waktu lama, Baekhyun tiba di rumah sakit. Dari kejauhan, Dahyun dan Jackson sudah melambaikan tangannya pada Baekhyun.

“Hyung,Joo Eun baru akan dibawa ke Ruang Operasi.”

“Syukurlah kau lebih cepat datang dari yang kukira,Oppa.”

“Joo Eun -Abeonim, silahkan ke Ruang dokter Ji lebih dulu, sesudah itu anda bisa mengantar Joo Eun ke Ruang Operasi.” jelas perawat Na, Jackson hanya menepuk bahu Baekhyun, dan Ayah dari Joo eun itu hanya mengangguk pasrah.

Baekhyun berjalan menjauh dari mereka,barulah Dahyun bertanya pada Jackson. “Apa wanita itu tak bisa dihubungi?”

Jackson hanya menggeleng sambil melakukan panggilan ke Ae Ri namun hasilnya nihil.

“Sekarang ponselnya aktif, tapi ia tidak menjawab. Ada apa dengannya sekarang?”

“Apa lagi?Tentu ia sedang bersama Yun Hyeong!Aish!Sial sekali sih!Kenapa ibu Joo Eun harus wanita jalang satu itu?!?” rutuk Dahyun keras-keras membuat suaranya menggema ke sekoridor Rumah sakit. Jackson memukul kepala Dahyun dengan ponselnya, walau hanya pelan. Habis, ia suka gemas dengan kata-kata kotor gadis itu.

“Tutup mulutmu, Kim Da hyun!kau tak tahu situasi yang sebenarnya.” ujar Jackson geram. Mata Da hyun mendelik, ia tak percaya bahkan dalam hal ini Jackson masih membela wanita itu.

“Arraseo!Arra!Aku akan ke toilet sebentar.”

Da hyun menghentakkan langkah kakinya karena kesal.

*

*

*

Baekhyun melangkahkan kakinya gontai,ia nyaris tak dapat menghirup udara begitu melihat Joo Eun secara langsung tanpa ada penghalang kaca bening seperti yang ia biasa lihat dengan Ae Ri.

Matanya berkaca-kaca, bagaimana bisa putri kecilnya tertidur berbaring disini dengan banyak alat yang menempel ditubuhnya yang mungil, itu tampak seperti robot manusia.

“Dimana Joo Eun -eomma, Baekhyun -ssi?” tanya dokter Ji yang sibuk memindahkan Joo Eun dari tempatnya berbaring.

“Ia akan datang, setelah operasi berjalan.Ponselnya tak aktif untuk sekarang.”

“Dimana ada hal seperti itu sekarang,Baekhyun -ssi? Setidaknya, ia harus melihat Joo Eun dari sini, ini adalah alternatif terakhir sebelum kami masuk kedalam ruang operasi.” ujar dokter Ji.

Namun, Baekhyun enggan untuk memikirkan Ae Ri. Sama sekali.

“Joo Eun, tetap  terlihat cantik seperti ibunya,bagaimanapun–Maafkan aku, belum bisa menjadi ayah yang baik untukmu, Joo Eun -i..” Baekhyun malah mengalihkan topik.

“Yah, kau benar. Jika ia tumbuh, pasti sangat cantik.”

“Kalian bisa melakukan operasinya sekarang, aku akan menjemput Ae Ri.”

*

*

*

“Kau harus mencobanya,Ae Ri -ssi..” ujar Yun Hyeong dengan memegang tali kuda, Ae Ri tampak takut untuk naik, namun ia juga ingin mencoba. “Aku akan membantumu, kau tidak akan terjatuh.”ujar lelaki itu meyakinkan. “Ehm,baiklah..”jawab Ae Ri.

Ia menatap Yun Hyeong lagi, perasaan takut masih memenuhi dirinya. Ini adalah pengalaman pertama untuknya. Yun Hyeong mengangguk lalu mengulurkan tangannya pada Ae Ri, mengingerupsi agar gadis itu menerima uluran tangannya, agar ia bisa naik keatas kuda yang sudah jinak itu.

“Kau sudah aman, tenang saja. Aku akan membantumu.” ujar Yun Hyeong lagi, kemudian barulah Ae ri mengenggam tangan Yun Hyeong dan akhirnya ia berhasil menaiki kuda berwarna hitam itu.

Ae Ri menghela nafasnya panjang, setelah itu ia tertawa,ternyata itu tak seburuk dan tak semenakutkan yang ia pikir.

“Tak seburuk yang ku kira, Yun Hyeong -ssi..” kata Ae Ri sambil tertawa. “Benarkan?–kau lebih cocok jadi penunggang kuda daripada menjadi wanita kantoran, Ae ri -ssi.” sahut Yun Hyeong tertawa juga. Ia kemudian ikut naik dibelakang Ae Ri. Lalu mengajarkan gadis itu bagaimana menunggangi kuda dengan benar.

“Fokus saja, jangan gugup. Aku ada dibelakangmu,dan aku tak akan membiarkan kau terjatuh..” ujar Yun Hyeong. “Nde, aku mengerti..” ujar Ae Ri mengikuti instruksi.

Perlahan, kuda mulai berjalan pelan. Tak henti-hentinya ia tertawa karena takjub. “Wah!keren sekali.”

“Kau suka?Sepertinya idemu menarik untuk direalisasikan..”

Ae Ri menoleh kearah Yun Hyeong membuat mereka saling bersentuhan hidung kalau saja Ae Ri tak memalingkan wajahnya lagi. “Benarkah?maksudku–ini benar -benar lebih seru dari yang kupikir.”

*

*

*

“Maaf, aku ingin menemui Park Ae Ri, ketua dari divisi Resort dan pariwisata dilapangan.” ujar Baekhyun pada sang resepsionis.

“Tunggu sebentar–“

“Apa ia datang bersama Tuan Song hari ini?” tanya sang resepsionis, Baekhyun hanya terdiam sejenak dan tak tahu harus menjawab apa.

“Ye?Aah –sepertinya begitu..” Baekhyun mengusap tengkuknya ragu.

“Anda bisa mencarinya di tempat Pacuan kuda, letaknya ada di belakang bangunan utama di sebelah selatan.”

“Baiklah, terimakasih..” Baekhyun memberi hormat lalu segera berlari menuju tempat pacuan kuda.

Baekhyun dicegah oleh pihak keamanan begitu ia tiba di tempat pacuan kuda. “Maaf, anda siapa?”

“Aku ingin bertemu dengan Park Ae Ri, ia bersama presdir Song Yun Hyeong.”

“Apa anda sudah membuat janji?”

“Nde?”

Ia kemudian berjalan kesudut lain dan menelpon Ae Ri, namun sama sekali ia tak menjawab panggilannya. Matanya sibuk mencari sosok yang adalah istrinya itu, waktunya sudah tak banyak. Ia harus melihat Joo Eun.

Diwaktu yang sama, ia teringat dengan kata-kata dokter Ji di ruangannya tadi.

“Aku disini akan berbicara sebagai dokternya Byun Joo Eun, Joo Eun -abeonim.”

“Ya, silahkan bicara.”

“Aku sudah pernah bilang padamu,kasus Joo Eun adalah yang pertama di Korea, dan banyak kemungkinan yang terjadi dalam operasi ini. Efek dari operasi jika berhasil adalah, Joo Eun tidak akan memiliki sistem imun yang kebal –ia akan lebih rapuh terhadap dunia luar, dan bisa jadi kecacatan pada program syaraf atau panca indera yang ia miliki. Lalu, keberhasilan operasi ini hanya berkisar sekitar 2.1% dari presentase 100%, yang artinya tingkat keberhasilannya sangat rendah dan banyak sekali resiko yang akan ditanggung. Dan–kemungkinan yang paling aku takutkan ketika operasi berlangsung adalah.. kondisi Joo Eun menurun drastis seperti sekarang sehingga –‘

“Sehingga apa dokter Ji?”

“Ia bisa saja tak tertolong dalam operasi ini.Kau bisa mengubah keputusanmu jika kau tak mau hal itu terjadi –hanya saja, sama seperti kanker atau tumor, kami hanya bisa memperlambat perkembangan virusnya yang dapat menyebabkan komplikasi dijantungnya, yang artinya masa hidup Joo Eun hanya berdasarkan bulan, atau bahkan minggu saja, Baekhyun –ssi.”

Deg!

Mata Baekhyun beralih, pada dua orang yang sedang menunggangi kuda berwarna hitam. Wanita itu tampak tersenyum –tidak, tertawa begitu bahagia. Hingga lelaki yang sekarang berdiri menunggu dengan kecemasan yang tak terbendung ini saja, tak pernah melihat senyum wanita itu yang begitu sumringah dan tanpa beban.

Saat ini, ia melihat dengan mata kepalanya sendiri, bahwa orang yang membuatnya tertawa seperti itu bukan dirinya, bagaimana bisa ia menghancurkannya dalam hitungan sepersekian detik dalam hidupnya.

Ia hanya terlalu menyanyangkan jika senyum itu hilang begitu saja secara tiba-tiba. Kakinya merasa meleleh seketika, jantungnya serasa merosot kebawah begitu saja ketika tawa gadis itu semakin terlihat begitu bahagianya.

Dengan lelaki lain, dan karena lelaki lain.

Mulutnya kelu menyebut nama gadis itu, ia merasa sebaiknya ia menabrakkan dirinya atau baiknya ia terkena epilepsi saja sehingga lidahnya bisa saja putus dan tak dapat menyebut atau bersuara dengan keras menyerukan namanya.

Bagaimana bisa ia menjadi sebodoh ini?Seharusnya ia sudah berlari menerobos para petugas itu dan menarik gadis itu dan pergi dari tempat ini. Tapi, bagaimana bisa ia merasa tak tega untuk menarik kembali tawa yang terpancar dari gadis itu.

Apa ia harus sebahagia itu sekarang?

Ponsel miliknya masih menempel ditelinganya. Ia hanya dapat meninggalkan pesan suara.

Dan, semoga istrinya itu mendengarnya.

Setelah usai ia tertawa berbahagia dengan lelaki yang bukan dirinya.

‘Tinggalkan pesan suara setelah nada berikut’

*Beep*

“Seharusnya dari awal aku tak menginjinkanmu. Datanglah ke Rumah sakit, Joo Eun –Joo Eun– menunggu ibunya untuk datang melihatnya.Aku mohon –datanglah–setelah kau merasa cukup bahagia.”

Baekhyun tak dapat melangkah maju lebih jauh lagi, ia hanya membalikkan badannya dan berjalan untuk kembali ke Rumah Sakit. Karena, bagaimanapun, apapun yang terjadi, Joo Eun harus ada yang menunggunya.

Konsekuensi apapun ia terima, baik itu soal Joo Eun atau soal ‘istrinya -yang–sedang–tertawa–berbahagia’

Ia seperti jatuhi hukuman mati, padahal ia tak melakukan kesalahan.

Baekhyun masuk kedalam mobil, begitu mesin menyala, ia tak segera menginjak pedal gas agar mobil melaju.Ia hanya menghubungi seseorang.

Seseorang yang ia tahu bisa menjaga rahasianya dengan baik.

Suaranya parau. Sesak memenuhi dadanya.

“Bagaimana bisa aku menariknya dan memberitahu sebuah kabar buruk tentang putrinya sementara ia tertawa begitu bahagianya –Bagaimana bisa aku tak menghiraukan dia. Bagaimana bisa aku membiarkan sesuatu yang salah. Kau tahu harusnya ia tak sebahagia itu!!–Mengapa ia harus melakukan ini pada keluarga kecilnya?!Wae?!Wae?!!Wae?!!!”

Sambungan telpon tak diputus oleh si penerima hingga lelaki itu membanting ponselnya dan mati.

Lelaki itu memukul roda kemudinya berkali -kali. Ia sudah kehilangan akal sehatnya. Tapi, tak seorangpun boleh tahu tentang hal ini.

*

*

*

10 tanggapan untuk “[EXOFFI FREELANCE] Hold Me Tight (Chapter 20A)”

  1. Plin plan banget seh…..!!!
    Baek, pergilah
    Gw gg mau baek terlalu sakit hati jarna apa.. Saat sakit itu menhanga terlalu lebar maka akan sangat sulit untuk menyembuhkannya

    1. huehehe emang harus gtuh yaa maaf baekhyun tersiksa hingga akhir kawan kawan.. sequel insyaallah akan dipost juga disini doakan saaaajaa

  2. astaga ka, nyesek banget jadi baekhyun -__- bener kaya dahyun, aeri engga punya pendirian -__- keselllll tapi lanjut ceritanya ka… makasiihhh 👏👏👏👏💪💪💪💪💪

  3. aeri sudah keterlaluan…gk punya malu atau apa gitu ya…aku kasian sama baekhyun..tapi aku jadi males baca kalo udah berhubungan sama aeri + yun hyeong, aku bener” gk suka karakter mereka..
    mian, tapi alur cerita aeri sma yunhyeong udah terlalu membosankan…karna mereka mengulangi sesuatu (hubungan kedekatan mereka) yg salah tapi gk sadar”…
    mian…

    1. MIAN MIAN memang orang kayak mereka menyebalkan pengen tak bunuh rasanya yaa untung cuman fiksi kekeke thx udah ngikutin hold me tight silahkan baca juga sequelnya nanti

Tinggalkan Balasan ke RahayK Batalkan balasan