[EXOFFI FREELANCE] Universe in His Eyes (Chapter 6)

Title        : UNIVERSE IN HIS EYES – Chapter 6

Author        : Arifia Pahlawan (Wattpad: @arifiart)

Length        : Chaptered

Genre        : AU, Friendship, Romance, School-life.

Rating        : PG 17

Main cast    :

  • Oh Serin (oc)
  • Do Kyungsoo
  • Byun Baekhyun
  • Park Chanyeol

Summary    : Sepertinya siswa laki-laki itu pun sama terkejutnya dengan Serin. Matanya yang besar dan berwarna cokelat gelap terlihat membulat saat mengetahui Serin adalah siswi yang akan mengikuti program exchange bersamanya.

Disclaimer    : Cerita ini merupakan bentuk dari imajinasi author. Jika terdapat kemiripan pada nama tokoh, tempat ataupun jalan cerita, hal itu merupakan unsur ketidaksengajaan.  Dilarang keras untuk memplagiatkan atau merepost karya ini tanpa seizin author. Please leave comment after reading. Thank you so much and happy reading! ❤

CHAPTER 6

-Program ke Jepang-

Siang yang cerah. Serin sedang berjalan santai di koridor sekolah namun langkahnya mendadak terhenti karena melihat sosok Baekhyun yang sedang diam berdiri menatap majalah dinding sekolah. Serin mendekatinya secara perlahan yang menyembunyikan langkah kakinya agar tidak ketahuan oleh Baekhyun. Lelaki itu tidak sadar dan diam saja sambil memerhatikan sebuah pamflet yang tertempel di dinding.

“Kau sedang apa?” tanya Serin pelan dari belakang.

“Oh!” Baekhyun langsung menoleh agak terkejut karena gadis itu tiba-tiba saja sudah berada di belakangnya.

Baekhyun tidak menjawab dan kembali membalikkan tubuhnya ke depan. Serin langsung mencari objek mana yang telah mencuri perhatian Baekhyun. Pertukaran pelajar ke Jepang?

“Baekhyun-ah, kau mau ke Jepang?”

Baekhyun menggeleng dengan cepat. “Tidak.”

Serin kembali menatap pamflet yang dibuat sekolah untuk program pertukaran pelajar ke Jepang selama tiga bulan itu. Ia melamun. Untuk sesaat ia berpikir sepertinya itu akan menarik. Ia berpikir sebentar apakah ia akan tertarik dengan progam itu.

“Aku hanya sedang lihat-lihat saja, kok.” jawab Baekhyun lagi langsung menghadapkan tubuhnya ke Serin. “Ayo masuk, sebentar lagi jam istirahat akan berakhir.” ajak Baekhyun kemudian berjalan duluan menuju kelas.

Serin tidak mengikuti langkah Baekhyun. Ia tetap berdiri di depan majalah dinding. Kelihatannya kali ini Serin benar-benar tertarik. Dan sepertinya pengalaman ini akan sangat bagus untuknya. Selain itu, sebenarnya ia juga ingin mengalihkan pikirannya dari lelaki bernama Do Kyungsoo itu. Sudah hampir seminggu sejak terakhir kali percakapan suramnya dengan Kyungsoo waktu itu. Entah kenapa pikirannya tetap tidak bisa lepas dari lelaki itu walaupun ia sudah berusaha untuk tidak terus-terusan teringat akan wajah lelaki itu.

Apa aku ikut saja, ya? Tanyanya dalam hati.

Serin memberitahu Baekhyun dan Chanyeol bahwa sepertinya ia benar-benar memiliki minat untuk mengikuti program pertukaran pelajar itu. Seperti biasa, Baekhyun akan berpura-pura merengek sedih karena ia tidak akan bertemu Serin dalam waktu yang cukup lama.

“Nilai bahasa Jepang-mu kan jelek.”

Serin mencubit pinggang Chanyeol kesal karena diejek seperti itu. “Yah! Setidaknya kan aku ingin berusaha menjadi lebih baik, tidak seperti kau yang kerjaannya membuat keributan terus.”

“Hey, aku hanya khawatir kau tidak akan mampu bertahan hidup di sana karena  kemampuan bahasa Jepang-mu yang jelek. Kalau kau tersesat bagaimana? Bagaimana nanti kau akan bertanya pada orang sana?”

Serin hanya tertawa. Tidak biasanya Chanyeol cerewet seperti ini.

    “Ngomong-ngomong apa kalian tidak ada yang mau ikut ke Jepang bersamaku?” tanya Serin sedikit memelas berharap salah satu sahabatnya mau ikut program itu juga.

    “Aku ingin tapi aku tidak tertarik.” jawab Baekhyun.

    Serin mendengus kesal. “Ingin tapi tidak tertarik, maksudmu bagaimana, sih?”

    “Aku ingin, asalkan bersamamu. Tapi kalau aku ikut pergi, nanti siapa yang akan mengawasi si brengsek ini?” tanya Baekhyun sambil menunjuk Chanyeol. “Kalau nanti dia membuat masalah lagi bagaimana?”

    “Hish!” Chanyeol langsung menepak kepala Baekhyun setelah menyadari bahwa ialah si brengsek yang dimaksud.

    “Lagipula sekolah memang hanya akan mengirim dua siswa kita ke sana, sih. Sudah jelas aku akan pergi bersama Junmyeon sunbae.”

    Baekhyun menatap gadis itu bingung. “Junmyeon sunbae? Maksudmu Kim Junmyeon, ketua OSIS kita tahun lalu? Yang jenius itu?”

    Serin mengangguk.

    “Yah, kau ini bodoh atau bagaimana, sih? Junmyeon sunbae kan sekarang sudah kelas tiga, dia tidak akan bisa ikut program seperti ini lagi. Sekolah pun pasti tidak akan mengizinkannya. Tentu dia akan fokus dengan ujian masuk universitas.”

    Ah, benar juga. Serin sama sekali tidak kepikiran akan hal itu. Seingatnya, setiap akan ada pertukaran pelajar ke luar negeri, senior Kim Junmyeon itulah yang selalu ikut dalam program. Karena selain otaknya yang sangat cerdas, kabarnya keluarganya juga sangat kaya raya.

    Serin berpikir sebentar. “Yah, kalau Junmyeon sunbae tidak ikut, lalu kira-kira siapa yang akan pergi bersamaku?”

***

Keesokan harinya…

    “EEEHHH?!”

    Suara Serin cukup keras hingga terdengar sampai ke seluruh ruangan. Guru yang berada di dalam ruangan itu langsung menoleh ke arah siswa perempuan yang baru saja seperti sedang berteriak.

Serin begitu terkejut melihat seorang siswa laki-laki yang berdiri bersamanya saat hendak akan melengkapi persyaratan untuk program pertukaran pelajar ke Jepang. Sepertinya siswa laki-laki itu pun sama terkejutnya dengan Serin. Matanya yang besar dan berwarna cokelat gelap terlihat membulat saat mengetahui Serin adalah siswi yang akan mengikuti program exchange bersamanya.

“Kau-” lelaki itu tidak melanjutkan kata-katanya. Serin lebih tidak ingin mengatakan apapun lagi.

“Do Kyungsoo?” akhirnya Serin menyebut nama lelaki itu pelan. Ia sungguh tidak dapat menahan dorongan dari dalam dirinya untuk menyebut nama pria itu.

Bayangan seorang pria yang sama sekali nampak tidak asing terlihat jelas terpantul di bola matanya. Seorang siswa lelaki yang posturnya tidak terlalu tinggi, bahkan sedikit agak lebih pendek dari rata-rata siswa laki-laki lain dan sedang berdiri menatapnya dengan matanya yang bulat. Mata yang sangat dikenal Serin. Mata yang biasanya selalu memancarkan kebencian padanya. Ia tahu betul mata itu, milik Do Kyungsoo.

“Oh, kalian sudah saling mengenal? Baguslah.” guru Kim sebenarnya agak sedikit heran melihat kedua siswanya tidak mengatakan apa-apa dan hanya saling melemparkan pandangan satu sama lain. Baik Serin maupun Kyungsoo tidak ada yang merespon ucapan guru Kim.

Suasana hati Serin berubah drastis dalam waktu yang sangat singkat. Satu jam yang lalu ia merasa sungguh bersemangat dengan program ke Jepang ini, namun tiba-tiba saja jantungnya tidak berhenti berdegup kencang setelah mengetahui siswa yang akan menjadi rekannya saat di Jepang nanti. Lebih sialnya lagi, detik ini juga ia harus terjebak bersama rekannya itu untuk mengikuti pembekalan bahasa Jepang.

Sial. Sial. Siaaaaal.

Serin tak dapat berhenti meremas rambutnya karena ia sungguh tak mampu berkonsentrasi karena siswa di sampingnya terus membuat jantungnya berdegup kencang.

Do Kyungsoo, siswa yang dimaksud itu menoleh ke kanan dan melihat Serin tajam. Lelaki itu juga sebenarnya kesulitan berkonsentrasi pada materi yang sedang diberikan karena gadis di sampingnya terus saja bergerak gelisah tidak jelas.

“Bisakah kau diam?” bisik Kyungsoo sambil menatap gadis itu kesal.

Serin langsung menoleh dalam waktu sepersekian detik karena ia tahu betul pertanyaan itu ditujukan untuknya. Tentu saja, memangnya ada siapa lagi di ruangan ini?

“A-ah- mi-mian.” jawab Serin sedikit terbata. Sial, kenapa juga suaranya sampai bisa terdengar gugup seperti itu? Bodoh sekali, Oh Serin.

“Fokuslah.” ujar Kyungsoo pelan dan singkat, namun berhasil membuat Serin merasa seolah lelaki itu memberikan peringatan keras padanya.

Kyungsoo kembali fokus pada pelajaran. Sesekali ia melirik gadis di sampingnya yang mulai sedikit tenang namun sama sekali tidak ingin menengok ke arahnya. Gadis itu meletakkan sikunya di atas meja, sedangkan wajahnya menempel pada telapak tangan kirinya yang mebuat dirinya seperti sedang memunggungi Kyungsoo.

Walaupun saat ini Serin sudah sedikit diam dan tidak segelisah tadi, kali ini justru Kyungsoo yang merasa tidak tenang berada di samping gadis itu. Entah kenapa ia jadi tidak fokus dan perhatiannya selalu beralih ke sosok gadis itu.

Serin tidak sengaja memutar tubuhnya dan tanpa sadar jadi sedikit menghadap ke Kyungsoo. Ia menyematkan sedikit rambutnya ke belakang telinga. Diam-diam Kyungsoo menyadari perubahan pada posisi tubuh gadis itu. Ia dapat melihat tengkuk gadis itu dengan jelas. Kyungsoo menelan salivanya dan berdehem sebentar. Ia mengedipkan matanya dengan cepat dan dengan paksa ia arahkan pandangannya kembali ke depan agar matanya tidak terus menangkap bayangan gadis itu.

Kyungsoo melirik arloji di tangan kirinya. Baru berjalan empat puluh lima menit. Waktu terasa begitu panjang dan kelas ini bahkan belum berlangsung setengahnya. Sebenarnya ia dan Serin sama-sama sulit untuk fokus pada kelas ini karena satu sama lain, tapi mereka memilih untuk saling diam dan berusaha keras saja pada pembekalan hari ini.

Serin melihat matahari yang berwarna sedikit kemerahan di langit sore itu. Pemandangan itu terlihat begitu jelas dari jendela ruang kelasnya. Ah, aku rindu Baekhyun dan Chanyeol. Batinnya dalam hati. Detik ini juga ia berharap bisa pulang bersama kedua sahabatnya itu, namun karena keputusannya sendiri untuk ikut program ke Jepang, mau tidak mau ia harus mengikuti kelas pembekalan untuk exchange-nya nanti. Dan ia justru malah terjebak di ruangan yang hanya berisi seorang guru dan pria yang selama ini ingin dihindarinya. Ia juga tidak percaya bahwa ia akan lebih sering terjebak dalam situasi tidak mengenakan ini selama sebulan ke depan sampai tiba waktunya ia benar-benar berangkat ke Jepang.

“Hisssh…” Serin menghela napasnya dengan pasrah sambil meratapi nasibnya sekarang ini.

Tadi itu merupakan seratus menit yang panjang. Dengan cepat Serin merapikan alat-alat tulisnya dan segera beranjak keluar dari kelas. Ia merentangkan kedua tangannya ke atas. Ia menghela napas lega. Seratus menit di dalam ruangan itu sungguh terasa seperti satu tahun. Ia sungguh ingin cepat-cepat pulang dan segera keluar dari situasi canggung itu.

Kyungsoo keluar dari kelas. Langkahnya mendadak terhenti ketika ia menangkap sosok gadis itu masih berdiri di depan pintu ruangan. Serin menoleh ke belakang dan mendapati Kyungsoo sedang berdiri di belakangnya.

Canggung.

Tidak ada sepatah katapun keluar dari mulut keduanya selama beberapa detik.

“Aku pulang duluan.” ujar Kyungsoo memecah kecanggungan di antara keduanya. Lelaki itu tidak menunggu jawaban Serin dan langsung pergi duluan, meninggalkan Serin yang hanya dapat menatap punggungnya.

“O-oh.” jawab Serin kemudian dengan suara pelan. Entah Kyungsoo mendengarnya atau tidak. Ia terus memandangi punggung kecil lelaki itu pergi meninggalkan dirinya yang masih terdiam di depan ruangan kelas. Entah kenapa tiba-tiba saja jantungnya kembali berdebar setelah melihatnya.

-To Be Continued-

2 tanggapan untuk “[EXOFFI FREELANCE] Universe in His Eyes (Chapter 6)”

Pip~ Pip~ Pip~