[EXOFFI FREELANCE] Candour (Chapter 3)

Untitled-1

Judul    : Candour [Chapter 3]
Author  : halolen28
Cash     :   – Irene
– Krystal
– Sehun
– etc.
Genre   : Romance/Hurt/Friendship
Rating  : T
Disclaimer : original bikinan aku^^ kata² membingungkan mungkin bertebaran komen-juseo^^

 

-Happy Reading-

“Kalau begitu ayo pulang bersama”

“Apa??”

“Sudah kubilang aku tidak suka mengulang ucapan ku” Sehun memasukan tangannya ke saku celananya.

“Tapi-”

“Cepatlah,hari mulai gelap” Irene hendak menolak tapi aura dingin Sehun membuatnya tak bisa berkata-kata dan terpaksa menuruti Sehun.

***

Seperti yang sudah-sudah,Irene dan Sehun lebih banyak diam.

Angin sore itu bertiup dengan tenang. Menerbangkan helaian rambut panjang Irene dan menggerakan rambut blonde Sehun.

“Ekskul apa yang kau ikuti?” tanya Sehun masih dengan ekspresi dinginnya.

“Ak-aku mengikuti ekskul menulis. Sebenarnya ini bukan ekskul,semacam komunitas yang diberi nama ‘Writternes’ bagi murid yang menyukai menulis,seperti membuat novel dan semacamnya. Begitulah” terang Irene. Sehun bergeming. Ia tak menanggapi penjelasan Irene.

“Rumah ku sudah terlihat. Itu di ujung gang ini. Sampai disini saja. Kau boleh pulang sekarang” Irene tersenyum tipis.

“Baiklah. Aku pergi” kemudian ia berbalik dan meninggalkan Irene yang masih melihat punggung Sehun semakin menjauh.

‘Dia memang seperti es. Dingin sekali’ Irene bicara pada dirinya sendiri.

***

-Keesokan harinya di Sekolah-

“Apa?! Sehun bergabung dengan Writternes?!” Irene terkejut mendengar berita yang ia dengar barusan. Pasalnya temen satu tim nya di komunitas menulis baru saja mengatakan bahwa Sehun bergabung dengan komunitas mereka.

“Eoh!Daebak! Aku tak menyangka Sehun yang tampan itu memilih komunitas kita sebagai ekskul nya”

“Nado”

“Tapi aku dengar dia juga bergabung dengan tim basket”

“Benarkah?”

“Eoh,aku mendengar ini dari anggota basket lainnya”

“Wahh,dia luar biasa”

Ketika teman-temannya sedang bergosip ria,Irene malah melamun,menerawang pembicaraannya dengan Sehun kemarin.

‘Apakah Sehun benar-benar berminat untuk menulis,atau ada alasan lain?’ Irene bertanya-tanya dalam hati.

“Yakk,Irene-ah,apa kau melamun?” tanya Yeon Ah salah satu member Writternes.

“Ahh ani” jawab Irene cepat.

***

Krystal mendapat giliran piket di perpustakaan. Ia mendapat tugas untuk menata kembali buku yang baru saja di pinjam. Alhasil sekarang ia harus membawa tumpukan buku dengan kedua tangan kecilnya untuk dikembalikan ke rak nya masing-masing.

“Astaga,berapa bobot buku-buku ini?! Kenapa berat sekali!” Krystal mengeluh.

Kemudian

BRUKK!!

Buku-buku di tangan Krystal terjatuh berserakan di lantan.

“Arrrgg,menyebalkan!” Krystal kembali menggerutu.

Krystal memungut kembali buku-buku yang berserakan di lantai. Namun tiba-tiba sebuah tangan terjulur mengabil buku bersampul coklat yang baru saja akan Krystal pungut.

“Sehun-ssi” itu Sehun. Krystal terkejut melihat Sehun yang berjongkok untuk membantunya mengambil buku-buku yang terjatuh.

Sementara Sehun memunguti buku yang berserakan,Krystal justru melamun menikmati pemandangan indah di depannya. Jantung Krystal bagai di pompa lebih cepat. Wajah tampan Sehun seolah bersinar di mata Krystal.

‘Ya Tuhan,betapa indah ciptaan mu ini. Wajah nya bagai lukisan. Ahh indahnya’ tanpa sadar Krystal tersenyum dengan pipi merona.

“Sudah selesai mengamatiku?” suara dingin Sehun membuyarkan lamunan Krystal.

“Hah?” Krystal gelagapan,sementara Sehun sudah berdiri dengan tumpukan buku di tangannya.

“Cepat selesaikan tugasmu” Sehun memberikan tumpukan buku itu pada Krystal.

“Gomawo Sehun-ssi” tanpa membalas ucapan Krystal,Sehun langsung berlalu begitu saja.

***

Krystal baru saja selasai merapikan buku. Krystal meletakan telapak tangannya di dadanya.

‘Kenapa jantung ku masih berdegup kencang?’

‘Jantungku berdegup saat memikirkannya. Apa aku jatuh cinta? Secepat itu?’ Krystal berdebat dengan dirinya sendiri. Perdebatan itu berakhir ketika bell tanda istirahat usai telah berdering.

***

Kelas sudah usai beberapa menit lalu,tapi Irene dan Krystal masih enggan untuk kembali ke rumah dan memilih bersantai di kelas yang sudah kosong.

Irene membuka tas nya untuk mengambil buku novel yang belum selesai ia baca,sedangkan Krystal berdiri di depan kaca kelasnya dengan pandangan menerawang.

“Apa kau pernah jatuh cinta?” pertanyaan Krystal membuat Irene menghentikan aktivitas membacanya.

“Mengapa tiba-tiba kau menanyakan pertanyaan macam itu?” Irene memiringkan duduknya agar mengahadap Krystal.

“Irene,aku rasa aku jatuh cinta” kata Krystal kemudian.

Irene hanya diam. Membiarkan Krystal menyelasikan ceritanya terlebih dulu. “Cinta pertama ku. Sehun. Cinta pertama ku jatuh pada pengeran es itu” pipi Krystal kembali merona mengingat Sehun.

“Apa yang membuat mu yakin kau jatuh cinta padanya?” tanya Irene.

“Jantung berdetak lebih cepat tiap memikirkannya” Krystal memegangkan dadanya.

“Hanya itu?”

“Lalu apa lagi?” Krystal nyilangkan tangan di depan dadanya.

“Entahlah” Irene bangkit dari duduknya dan mendekat pada Krytal yang masih berdiri di depan jendela. “Aku juga tak tau,karna aku sendiri belum pernah merasakan jatuh cinta” angin meniup rambut Irene.

“Hahh~” Krystal mendesah. “Dia terlalu dingin. Terlalu sulit mendekatinya” Krystal menyandarkan kepalanya di dinding.

Irene menepuk pundak Krystal,kemudian tersenyum pada sahabatnya itu, “Jangan terlalu di pikirkan” Krystal juga tersenyum getir pada Irene.

“Sudahlah,ayo pulang. Ibu ku pasti sudah menunggu” Irene menarik tangan Krystal.

“Arraseo. Kajja”

***

Krystal dan Irene berpisah di gerbang sekolah karna arah rumah mereka yang berlawanan.

Irene berjalan seorang diri sebelum seseorang tiba-tiba berjalan di sebelahnya.

“Sehun?? Bagaimana bisa-”

“Aku baru saja selesai bermain basket dengan teman-temanku” Sehun menyela pertanyaan Irene.

“Lalu? Mengapa kau tak duluan saja?” Irene memberi gestur pada Sehun agar berjalan mendahuluinya.

“Sudah aku bilang,aku baru saja selesai” jawab Sehun datar.

Irene kemudian diam,membiarkan Sehun berjalan di sampingnya. Kemudian seperti biasa tak ada pembicaraan berarti di antara keduanya sampai mereka berpisah di persimpangan.

***

Malam harinya Sehun tak bisa berkonsentrasi dengan beberapa tugas yang diberikan songsaenim. Pikirannya tertuju pada seseorang. Ia mencoba menipiskan pikirannya tentang orang itu,namun tak bisa. Akhirnya ia menyerah dengan tugas didepannya dan meninggalkan meja belajarnya.

‘Sebenarnya tak ada yang spesial dari dirinya. Hanya saja,ia bisa membuatku nyaman’

‘Tapi mengapa ia tampak taktarik dengan ku?’

Sehun bermonolog dengan dirinya sendiri. Sejak perasaan nyaman itu muncul,gadis itu selalu muncul di otak Sehun. Membuatnya ingin berada di sekitar gadis itu.

***

Akhir-akhir ini Krystal mendekati Sehun dengan berbagai cara. Walaupun demikian,Sehun sama sekali tidak tersentuh dengan kegigihan Krystal,sebaliknya Sehun malah merasa terganggu dengan usaha-usaha Krystal.

“Sehun,ini aku bawakan bekal untukmu” Krystal menyodorkan kotak bekal pada Sehun.

Sehun hanya menatapnya dingin tanpa berniat mengambilnya dari tangan Krystal.

“Aku sudah kenyang” kemudian Sehun keluar dari kelas meninggalkan Krystal dengan wajah kecewanya.

***

Sehun pergi ke pohon besar belakang sekolah untuk menjauh dari kebisingan. Sesampainya disana ia mendapati Irene sedang duduk di ayunan dengan kepala bersandar di tali ayunan.

Sehun tersenyum kecil dan mulai mendekati Irene.

Merasa ada seseorang mendekat,Irene langsung menoleh kebelakang.

“Sehun”

“Apa yang kau lakukan disini?” tanya Sehun.

“Tak ada. Hanya ingin sendiri. Bagaimana denganmu?” Irene tersenyum pada Sehun.

Jantung Sehun berdebat ketika melihat manis Irene. Untuk beberapa saat Sehun mematung menatap wajah cantik Irene.

“Ak-aku juga sama seperti mu” tak biasanya Sehun gugup,tapi Irene tiba-tiba saja membuatnya salah tingkah.

“Eoh” Irene menganggukan kepalannya.

“Irene-ssi” Irene melihat kearah Sehun.

“Kenapa kau selalu menunduk saat di sekitarku?” tanya Sehun.

“Kar-karna kau terlalu bersinar jadi aku tak bisa melihatmu” jawab Irene. Mendengar jawaban Irene,Sehun langsung tertawa terbahak-bahak.

“Yak,kenapa tertawa? Tunggu,kau tertawa? Daebakk,pangeran es bisa tertawa juga ternyata” Irene ikut tertawa terbahak-bahak.

“Wahh,aku tak menyangka seorang pendiam sepertimu bisa tertawa seperti ini”
“Aku tidak seperti itu. Kau hanya tak mengenalku” Irene mengilah.

“Kalau begitu izinkan aku mengenalku” kata-kata Sehun membuat Irene terkejut.

“A-apa?”

“Izinka aku menjadi-”

TBC

 

 

4 tanggapan untuk “[EXOFFI FREELANCE] Candour (Chapter 3)”

  1. Wowowo… apa sehun ingin jadian dengan Irene?? aku setuju dan bisakah author menghadirkan jongin ato joomyeon agar Krystal bisa berpaling??? hoho kutunggu lanjutannya fighting and keep writing thor 😉

Pip~ Pip~ Pip~