[EXOFFI FREELANCE] The Boy Next Block (Chapter 1)

tbnb.JPEG

Tittle/judul fanfic: The Boy Next Block

Author: Baekbby

Length: Chaptered

Genre: Romance, drama, school-life

Rating: PG-17

Main Cast & Additional Cast: Byun Baekhyun, OC, EXO member

 Summary: (Niat awal Joonhee yang hijrah ke Korea hanya untuk menemui sang ayah, mengantarkankannya pada berbagai konflik yang mengguncang.)

Disclaimer : (cerita ini murni hasil karya saya. Dilarang keras untuk mempublikasikan cerita ini tanpa seizin author)

Author’s note: (cerita ini pernah di post-tapi sudah di hapus- dengan judul yg sama dan jalan cerita yg sama tapi berbeda cast. Saya sengaja merubah cast nya dengan alasan pribadi. Jadi jika menemukan cerita dengan alur yang sama dan gaya bahasa yang sama persis, itu bukan berarti saya memplagiat cerita itu, melainkan itu memang cerita saya yang saya edit menjadi cerita yang sekarang ini. CERITA INI AKAN DI UPDATE SETIAP HARI DI WATTPADS)

PROLOG

Lee JoonHee, seorang remaja blasteran Indo-Korea yang sejak kecil tinggal bersama ibunya di Indonesia, memutuskan untuk hijrah ke Korea dan menetap di sana dengan sang Ayah saat ia genap berusia 17 tahun. Joonhee merasa sudah cukup dewasa untuk berkelana sendiri di negeri yang bisa dibilang sangat jarang sekali ia tapaki. Dengan kepercayaan diri dan kerelaan sang ibunda, dia pergi menemui sang Ayah.

Kesukaannya terhadap kopi mengantarkan JoonHee kepada seorang pemuda bernama Baekhyun. Kedekatan pun tak terhelakkan dari keduanya. Meskipun kedekatan itu tak selamanya berdampak baik ketika seorang wanita yang telah di jodohkan dengan Baekhyun murka setelah mengetahui kedekatan mereka. Joonhee pun juga harus di repotkan dengan masa lalunya yang tiba-tiba hadir. Ditambah lagi dengan persoalan keluarga yang kian memburuk.

Niat awal Joonhee yang hijrah ke Korea hanya untuk menemui sang ayah, mengantarkankannya pada berbagai konflik yang mengguncang.

***

Ya Tuhan, ini seperti mimpi yang menjadi kenyataan, Well ini memang mimpi yang menjadi kenyataan. Bagaimana tidak, ibuku akhirnya mengizinkanku untuk tinggal bersama  di Korea. Aku sudah lama sekali menginginkan untuk tinggal di negeri tersebut. Bukanya aku tidak suka tinggal di Indonesia, hanya saja aku sudah tinggal disini selama 16 tahun dan aku mulai merasa bosan. Akhirnya aku meminta ibu ku untuk mengizinkan ku tinggal di Korea sebagai hadiah ulang tahun ke 17, dengan beberapa pujuk rayu dan alasan yang memojokkan, akhirnya ibu menyetujuinya.

Dan besok adalah hari ulang tahunku dan hari dimana aku akan berangkat ke Korea. Oh Tuhan, aku benar-benar tidak sabar.

Tok…tok…tok…

Pintu kamarku dibuka dan ibupun masuk sambil membawa beberapa barang yang menurutnya akan sangat aku butuhkan di Korea nanti.

“Belum selesai packing nya ?”

“Belum bu, sebentar lagi” jawabku sambil tersenyum. Dan ibu membalas senyumku.

Ibu ku sangat cantik, diumurnya yang menginjak 38 tahun dia masih terlihat sangat manis dengan style wanita berpendidikan yang Modern. Aku sangat berharap aku akan tetap cantik seperti ibu diumurku yang tua nanti.

“Ini jangan lupa dibawa” ucap ibu sambil mengulurkan beberapa barang yang ada ditangannya. “Terus itu kain batik, jangan lupa buat kasih sama Kakek nenek mu disana. Mereka sangat suka kain batik”

“Oke bos” ucap ku sambil mengangkat tanganku layaknya orang yang sedang hormat.

“Ya udah kamu selesaikan packingnya, habis itu tidur jangan malam-malam besok penerbanganmu pagi”

“Alright mommy”

Setelah itu ibuku keluar dari kamar dan aku pun melanjutkan packing.

Selesai packing aku memutuskan untuk menuruti apa yang dibilang ibu untuk langsung tidur.

‘I can’t wait for Tomorrow, Korea, i’m coming’

******

“Joonhee, bangun honey”

Aku membuka mataku dan seketika langsung menutupnya lagi karena sinar terang menyilaukan yang datang dari jandela.

“Joonhee bangun, nanti kamu ketinggalan pesawat”

Pasawat ? Pesawat apa ?

Oh! Korea! Pesawat ke Korea!

Aku langsung membuka lebar mataku dan membuka kasar selimut yang melilit tubuhku, lalu berlari menuju kamar mandi.

Bisaku dengar suara tawa ibu dari kamar mandi.

“Kalau sudah mandi langsung turun ya, sarapan sudah siap” ucap ibu sambil sedikit teriak.

“Iyaouu bueuuu” balas ku sambil terus menggosok gigi.

Selesai mandi aku langsung memakai outfit yang sudah aku persiapkan malam tadi, yaitu sebuah rok merah hati yang hanya satu jengkal di atas lutut dan baju kaos crop putih yang bertulisan ‘I ain’t a b*tch’ serta sepatu Nike berwarna merah dan putih, sesuai dengan warna baju dan rok ku.

Setelah itu aku memoleskan sedikit make up ke wajah ku. Tidak terlalu berlebihan, hanya make up natural saja. Lalu ku langkahkan kaki menuju dapur.

“Good morning, bu” aku menyapa ibu yang sedang meletakkan piring ke atas meja makan.

“Morning honey”

“Penerbanganku jam berapa, bu ?”
Aku meletakkan 3 buah pancake kedalam piring dan melumurinya dengan saos Apel kesukaan ku.

“Jam 9. Semuanya sudah siap kan ?” Aku mengangguk. “Tiket pesawat ?” Aku mengangguk lagi. “Passport ?” Dan lagi. “Baiklah kalau begitu, habiskan sarapan mu”

“Ibu nanti ikut ke bandara gak ?”

“Ibu gak bisa sayang. I have to go to The office.. I’m sorry”

“That’s okay. Ngomong-ngomong ibu lupa sesuatu gak ?”

Ibu sedang berfikir, itu bisa dilihat dari kerutan di keningnya.

“I don’t think so, why ?”

“Nothing” balas ku malas.

Bagaimana bisa ibu lupa ya ? Tidak mungkin ibu lupa. dia ingat bahwa hari ini adalah hari aku akan pindah ke Korea, tapi dia tidak ingat bahwa hari ini juga hari ulang tahun ku. Jadi malas.

Aku melihat ibu menyodorkan sebuah kotak yang dibungkus dengan pita berwarna merah muda. Aku menatap ibu heran.

“Kamu pikir ibu akan lupa hari ulang tahun kamu ?” Aku mengangguk. “Itu tidak mungkin sayang, hari ulang tahun kamu itu adalah hari yang tidak akan pernah ibu lupakan”

“Aaaww ibu, kirain lupa”

“Kamu udah besar sekarang, udah 17 tahun. Gak nyangka kamu secepat ini tumbuhnya, dan sebentar lagi kamu mau ninggalin ibu” mata ibu mulai berkaca-kaca begitu juga dengan mata ku.

“Aku gak ninggalin ibu kok, kan kita masih bisa ketemu. Nanti kalau liburan aku main ke sini, atau ibu yang main ke Korea. Lagi pula aku gak mau jadi penghalang ibu buat jatuh cinta lagi”

“Kamu gak pernah jadi penghalang kok. Kalau memang ibu ditakdirkan untuk jatuh cinta lagi, cinta itu pasti akan datang dengan sendirinya kok”

Aku tersenyum lalu beranjak dan memeluk ibu erat. “I love you so much, bu.”

“I love you too, honey”

Aku melepaskan pelukan lalu melirik jam tanganku. 9.35.

Oh my god, aku harus berangkat sekarang.

“I have to go” ucap ku panik sambil menyandang backpack ku yang berisi semua peralatan hias.

“Iya, ayo cepat. Mang Ali sudah masukan semua koper kamu kedalam mobil”

“Bye bu, I love you and i’ll miss you”

“I’ll miss you too, honey. Bye and take care of yourself”

Dengan itu aku pun berangkat menuju bandara. Menuju Korea, negara yang selalu aku impikan. Negara yang selalu aku harapkan akan menghadirkan cerita-cerita baru dalam hidupku.

Amerika, here I come….

****

Udara segar musim panas, itulah yang pertama kali kurasakan ketika menginjakkan kaki ku di negeri gingseng ini. Senyum seketika mengembang di wajahku.

Aku berjalan keluar sambil menarik koper ku. Melihat sekeliling untuk mencari Appa yang sudah menunggu. Setelah mencari di antara banyak manusia yang berlalu-lalang, akhirnya aku menemukan appa. Dia sedang berdiri tidak jauh dari sebuah tiang besar penyanggah gedung bandara. Aku tersenyum lalu berlari menujunya.

“Appa!”  Teriakku sambil terus berlari. Appa yang mendengar teriakan ku langsung mengalihkan pandangannya kearah ku.

“Hi honey” sapa appa lalu langsung memelukku erat. “I miss you so much joonhee-ah”

“I miss you too, appa”

“Look at you, kamu sudah menjadi gadis yang sangat cantik” appa mengacak rambutku.

Aku hanya tersipu malu.

“Now, let’s go to our home”

*****

Ibu ternyata benar. Appa sudah sangat sukses, itu terbukti dari rumah yang sekarang ada didepan ku. Rumah mewah bergaya modern dan mempunyai 2 lantai. Aku tersenyum menyadari bahwa appa bahagia tinggal disini.

“Rumah ini sangat cantik, appa”

“Yeah well, sekarang ini rumah mu juga”

Aku berjalan menuju rumah yang tidak memiliki pagar ini. Meninggalkan dad yang sedang membawa koper ku. Aku membuka pintu lalu berjalan masuk kerumah, lagi-lagi senyumku terukir.

“Selamat datang, joonhee-ssi”

Aku menoleh ke sumber suara. Ibu-ibu paruh baya sedang berdiri sambil tersenyum kepada ku.

“Perkenalkan, ini Park JungSoo-ssi, asisten rumah tangga disini” ucap appa.

Aku hanya menangguk dan tersenyum kearah Jungsoo ajumma”

“Kamar kamu sudah dad appa siapkan, Jungsoo-ssi akan mengantar kamu”

“Okay appa”

Setelah itu Joongsoo ajumma mengantarku ke kamar baru ku. Kamar yang berwarna ungu muda dengan wallpaper bunga berwarna putih dan pink membuat kamarku terlihat girly. Kamarnya lebih besar dari kamarku di Indonesia. sebuah flat TV yang tergantung di dinding menghadap kasur ku yang berwarna putih polos dengan beberapa boneka diatasnya. Di sebelah kiri kamar terdapat satu pintu lagi yang menuju ke kamar mandi pribadi ku. 2 buah lemari yang cukup besar berdiri tegak dan 1 meja hias berjejer disebelah pintu masuk kamar. Aku suka kamar ini, dad benar-benar masih mengingat selera ku dalam menata kamar.

Aku mulai meletakkan barang-barang yang ku bawa ke tempat yang ku inginkan. Foto ku bersama ibu dan appa ku panjang diatas meja kecil disebelah kasur ku. Aku tersenyum kecil memandang foto itu. Saat itu aku masih berumur 10 tahun. Saat-saat yang sangat menyenangkan, sebelum akhirnya appa dan ibu memutuskan untuk bercerai, lalu appa memutuskan untuk kembali ke negara kelahirannya.

Kurasakan mataku mulai berair mengingat masa-masa menyedihkan yang aku dan ibu harus lewati setelah appa pergi. Langsung ku usap air mata yang nyaris saja jatuh. Aku memutuskan untuk keluar, melihat-lihat sekeliling lingkungan ku yang baru.

“Mau Kemana, honey ?” Tanya appa ketika aku sedang berjalan menuju pintu depan.

“Mau lihat-lihat sekeliling, appa”

“Oh sebelum kamu pergi, disini ada cafe baru dan rasa kopinya luar biasa enak.”

Lagi-lagi aku tersenyum, menyadari bahwa appa tahu aku sangat menyukai kopi.

“Oke, nanti aku kesana. Bye appa “

“Bye”

*****

Aku sudah mengitari perumahan ini sekitar satu jam. Sambil sesekali mengambil foto dengan iPhone ku untuk nanti di upload di Instagram.

Aku sedang dalam perjalan pulang ketika aku teringat dengan ucapan appa tentang cafe baru. Aku belum sempat pergi ke cafe itu dan aku sekarang sedang ingin minum kopi. Ku putuskan untuk tidak jadi pulang dan pergi ke cafe itu.

Aku meraih iPhone ku untuk menelepon appa dan bertanya dimana tepatnya cafe itu. Tapi nasib buruk sedang bersama ku, iPhone ku kehabisan baterai.

“Ugh” ucapku kesal.

Aku berjalan memasuki gang yang menuntunku ke block berikutnya, berharap aku bisa menemukan cafe itu dengan mudah. Ya Tuhan, tempat ini masih sangat baru bagi ku. Rasanya aneh berjalan sendirian ditempat asing.

Brukkk!

Tubuhku terjatuh dengan cukup kuat ketika sesuatu menabrak ku.

“Aw..” Aku meringis kesakitan.

“Oh my god, i’m so sorry. Are you okay ?”

Orang yang tadi menabrak ku sekarang sedang mengulurkan tangannya untuk membantu ku berdiri. Aku meraih tangan itu dan berusaha berdiri dengan sedikit susah.

“Kamu baik-baik saja ?” Tanya nya lagi.

“Aku baik-baik saja” aku menoleh kearah orang itu. Mata ku seketika membesar ketika melihat laki-laki tampan yang sedang berdiri didepan ku sambil memegang papan skateboard. Mata cokelat indah yang memancarkan rasa panik itu mampu menghipnotis siapapun yang memandangnya. Rambut pirang emas yang tidak tertata rapi dengan sedikit keringat di beberapa helainya membuatnya terlihat sangat seksi. Siapa laki-laki berwajah malaikat ini ?

“Hello ?” Dia melambaikan tangan didepan wajahku

“Oh ?” Tanyaku spontan

“Are you okay ? I’m sorry, tadi aku kehilangan kendali”

“It’s okay. Aku baik-baik saja kok”

“Kamu yakin ? Kamu tadi jatuh tepat di bokongmu”

Pipi ku seketika memerah. Dia ternyata tahu bahwa aku jatuh tepat di bokong ku.

“I’m okay” ucapku dengan rasa malu.

“Okay. Anyway, aku Baekhyun, Byun Baekhyun. Dia mengulurkan tangannya, yang langsung ku balas.

“Aku joonhee, Lee Joonhee”

“Kamu baru ya disini ? Aku belum pernah melihat kamu sebelumnya”

“Iya, aku baru saja pindah”

Baekhyun mengangguk. “Wellcome”

“Thanks”

“Sekali lagi aku minta maaf”

“Gak papa kok”

“Okay. Nice to meet you”

“Nice to meet you too” jawabku sambil tersenyum.

“Bye”

Lalu Baekhyun mulai berjalan menjauhiku.

“Baekhyun tunggu!!” Aku berteriak memanggil Baekhyun yang sudah berada cukup jauh. Dia sepertinya mendengar teriakan ku dan langsung berjalan kembali mendekati ku.

“Ada apa ?”

“Aku dengar ada cafe baru disekitar sini, apa kamu tau tempatnya ?”

“Oh cafe EXODUS ? iya aku tahu. Aku juga rencananya mau pergi kesana” ucap baekhyun.

“Benarkah ?” Tanya ku senang.

“Yeah, Pergi kesana sama-sama ?”

Aku membuang nafas lega.

“Tentu saja mau”

Lalu aku dan Baekhyun pun berjalan bersama.

^^^

A/N

Okeeee, soooooo
Gimana menurut kalian ? Boringkah ? Abal-abal kah ? Menarik kah ?
Tentu saja belum menarik karna ini masih Chapter 1, tapi aku janji untuk Chapter-chapter kedepan nya bakal lebih menarik lagi.. jadi stay tune yaaaa dan jangan comment serta kritik dan saran kalian sangat diperlukan^^^

Peace, baekbyy ^^

3 tanggapan untuk “[EXOFFI FREELANCE] The Boy Next Block (Chapter 1)”

Pip~ Pip~ Pip~