[LUHAN BIRTHDAY PROJECT] Hyung, Don’t Go! – rende00

timeline_20170421_184230

[LUHAN BIRTHDAY  PROJECT] Hyung, Don’t Go! – rende00

|| Luhan, Sehun, EXO(-Kris) || Friendship,Angst || G

.

Luhan’s POV

Sejak perginya Kris dari EXO, semuanya berubah. Didepan kamera, kami harus tersenyum seolah tidak terjadi apa-apa. Pikiran-pikiran itu mulai menghantuiku. Bagaimana kalau aku keluar? Aku tidak mau meninggalkan memberku, tetapi agensi kami sudah keterlaluan. Kami diperlakukan berbeda dari EXO-K. Aku tahu, member EXO-K tidak ingin mendapat perlakuan berbeda, Suho dan Kris pernah membahas hal itu ke agensi, tetapi mereka tidak menghiraukannya. Kami member China benar-benar diperlakukan tidak adil oleh agensi. Yang lebih parah lagi, kesehatan member tidak diperhatikan. Aku sudah berpikir beberapa kali, dan akhirnya aku membulatkan keputusanku.

“Aku ingin keluar dari EXO dan kembali ke china, aku akan pergi malam ini.” Kataku saat kami sedang berkumpul di ruang santai. Senyum dan tawa mereka luntur, mereka menatapku dengan ekspresi bertanya-tanya. “Kau serius, hyung? Ini tidak lucu, ayolah jangan bercanda!” Seru Lay, “Aku serius Yixing, aku sudah lelah dengan semua ini, maafkan aku.” Kataku, aku menunduk menghindari tatapan mereka, terutama Sehun. Aku menyayangi semua member seperti saudara ku sendiri, terutama Sehun yang sudah seperti adikku. Walaupun kelihatan dingin, Sehun memiliki hati yang sangat lembut karena ia adalah maknae kami. Aku khawatir dia tidak akan mengerti mengapa aku mengambil keputusan ini. “ Apa kau yakin, Lu? Pikirkanlah dengan matang.” Kata Xiumin. Matanya mulai berair, dia berlari memelukku. “Minseokkie…” Air mata mulai terkumpul di mataku. Semua member datang memelukku, aku menangis dipelukkan mereka. Apakah aku siap meninggalkan mereka?

Pelukan kami terhenti saat bunyi pintu ditutup dengan keras. Saat aku melihat sekelilingku, Sehun sudah tidak ada. Aku berjalan ke arah pintu untuk berbicara dengannya. Saat aku sudah dekat, lengan Kyungsoo mencegatku “ Biarkan aku bicara padanya, Luhan hyung. Dia mungkin sedang kesal dan sedih sehingga ia tidak ingin berbicara denganmu.” Kata Kyungsoo. Aku agak sedih mendengar kata-kata Kyungsoo, tetapi itu memang benar. Kyungsoo mengetuk pintu kamar Sehun tetapi tidak ada jawaban. Semua member kecuali diriku sudah mencoba membujuknya keluar. Bahkan ajakan Jongin yang sangat dekat dengan Sehun, tidak membuat Sehun bergeming. “Yah! Oh Sehun, ayolah! Luhan hyung akan pergi, keluarlah! Kau hanya membuang waktu yang bisa kau gunakan untuk bisa bertemu Luhan hyung” kata Jongin. “ayolah Sehunnie, kita tidak bisa mencegah Luhan hyung” bujuk baekhyun. “kami tahu kau sedih, kami semua juga begitu, tetapi mengunci dirimu didalam kamar tidak akan mengubah apapun.” Chanyeol berkata. “Sehun, keluarlah! mari kita makan malam, sebelum Lu hyung pergi. Kita harus sebisa mungkin menghabiskan waktu bersamanya, bukan? Kyungsoo sudah memasak spaghetti kimchi.” Chen mencoba membujuknya. “Sehun, bagaimana kalau kita membeli bubble tea setelah makan? Aku akan mentraktirmu.” bujuk tao. “Mari kita makan! Sehun, kami akan makan sekarang. Keluarlah dari sana dan ikutlah kami makan! Ayo Luhan hyung!” Suho memutuskan.

Member yang lain pun menuju ke ruang makan, tetapi aku tetap berdiri didepan pintu. Aku duduk bersandar ke pintu. “Sehunnie~ kau mendengarku kan? Aku minta maaf. Aku tidak ingin pergi, aku tidak ingin meninggalkan kalian. Tapi aku lelah, Hunnie. Maafkan aku bila aku terlalu egois. Aku mencintai kalian semua dan aku akan merindukan kalian.” Aku berkata panjang lebar, tetapi tidak ada jawaban. “Sekali lagi maafkan aku, aku harus pergi sekarang. Maukah kau keluar untuk menemuiku terakhir kali?” Tanyaku untuk terakhir kalinya, tidak ada jawaban dari dalam. Aku merasa sedih tapi aku tetap harus pergi “Baiklah, selamat tinggal, Sehunnie… Hyung akan sangat merindukanmu”

Sehun’s POV

Air mata membanjiri mataku, aku tidak sanggup melihat kepergian Luhan hyung. “Baiklah, selamat tinggal Sehunnie. Hyung akan sangat merindukanmu” Mataku membelalak, aku segera membuka pintu kamarku. Saat aku keluar, pintu utama baru saja tertutup menandakan Luhan hyung sudah pergi. “HYUNG!” Teriakku. Aku segera mengejar Luhan hyung keluar. Saat aku keluar dari gedung, hujan sedang turun dengan derasnya. Mobil Luhan hyung sudah bergerak meninggalkan apartement kami. “LUHAN HYUNG!” Aku berteriak. Aku terduduk di jalan, hujan membasahi badan dan mukaku, menyamarkan air mata yang mengalir di pipiku. “Hyung, jangan pergi..”

Pip~ Pip~ Pip~