[EXOFFI FREELANCE] Unfair (Chapter 3)

1230102212

Title : Unfair

Author : Han Rami (@larasaamelia)

Length : Chaptered

Genre : Romance, School, Slice of Life

Rating : General

Main Cast :

Jung Soojung [f(x)] // Oh Sehun [EXO]

Additional Cast :

Kim Jongin [EXO] // Bae Sooji [Miss A] // Park Chanyeol [EXO]

Sisanya, temukan sendiri.

Disclaimer : FF ini adalah FF pertama saya, jadi mohon maaf jika masih banyak kesalahan yang ada di FF ini, tanggapan dari readers akan sangat berpengaruh pada postingan berikutnya, don’t be a silent readers.

Author’s Note : Dalam beberapa chapter ke depan, bisa saja terdapat pergantian genre.

 

C H A P T E R T H R E E

Soojung menangis semalaman suntuk, hingga matanya membengkak, tangisnya benar-benar tak bisa dihentikan, sebuah penyesalan tumbuh di dalam hatinya. Mengapa ia disini? Korea tak seindah itu lagi bagi Soojung.Bantalnya sekarang basah, Soojung masih tetap tak bisa menghentikannya.Hingga akhirnya Ilhoon pun datang.

“Kau kenapa?” tanya Ilhoon ketika ia melihat matanya membengkak.

“Ani, pergilah.” usir Soojung, Ilhoon menolak.

“Apa yang terjadi?” tanya Ilhoon lagi.

“Bukan urusanmu, bodoh!” bentak Soojung.

“Lalu urusan siapa?Ibuku?Ayahmu? Ibumu?” tangis Soojung yang sempat berhenti menjadi semakin menjadi-jadi, Ilhoon tak benar-benar mengerti dengan apa yang diucapkannya pada gadis itu, sehingga tangisnya menjadi semakin kencang.

“Aku bertemu dengan beberapa teman di kelas, mereka begitu menyenangkan.” lirih Soojung pelan, sedikit tak terdengar karena tangisnya.

“Lalu mengapa kau menangis, bodoh?”Ilhoon menghela nafas, “Bukankah itu yang kau inginkan sampai-sampai kau harus pergi ke Korea seorang diri?” Soojung mengusap air matanya, ia benar-benar tak tahu bagaimana mengatakannya.

“Err, sebenarnya, aku merindukan Mom dan kakakku.” Soojung pun akhirnya bisa mengatakan hal itu, lantas Ilhoon langsung tertawa mendengar penjelasan Soojung.

“Itu hal biasa, aku juga sering melakukannya, tapi aku tak menangis.” ujar Ilhoon masih tertawa.

“Itu karena kau namja.”Soojung menatapnya sinis.

“Tak selalu, kadang seorang namja mempunyai alasan tersendiri untuk menangis. Kau tahu kan? Ayahku tak pernah kembali, kakakku tak pernah mengingat kami, aku sangat ingin bertemu dengan mereka, mereka memiliki emosi yang sama denganku. Terkadang aku juga menangis, mengapa mereka benar-benar tega melakukan hal ini padaku dan Eomma?” Soojung menghentikan tangisnya, ia benar-benar tak tahu jika kesedihannya sedalam ini.

“Tapi tenang saja, aku memiliki beberapa teman yang menyayangiku, memiliki kau yang juga menyayangiku, dan memiliki orang yang kusuka.Masa-masa ini tak membuatku menjadi anak-anak nakal seperti mereka, aku masih bersyukur.” jelas Ilhoon, Soojung pun mengusap air matanya.

“Lalu bagaimana jika gadis yang kau sukai mengkhianatimu?” tanya Soojung.

“Maksudmu?”Ilhoon heran mengapa Soojung menanyakan hal seperti ini padanya.

“Tidak, lupakan, aku harus tidur.” jelas Soojung.

“Baiklah, selamat malam.”Ilhoon berjalan menuju pintu kamar.

“Ilhoon!” panggil Soojung kemudian, Ilhoon membalikkan badannya dan menunggu Soojung untuk berbicara, mungkin saja ada hal yang harus dikatakan lagi.

“Apa kau benar-benar menyangka aku merindukan mereka?” tanya Soojung.

“Hah? Tentu saja bodoh, kau pasti merindukannya.”Ilhoon pun langsung pergi meninggalkan Soojung, gadis itu menghela nafas.

“Menyebalkan, kau yang bodoh!Maksudku bukan begitu!” gerutu Soojung.

***

Gadis itu masih terdiam disana, ia sama sekali belum menyantap makanannya. Berbeda dengan laki-laki itu, bahkan ia menyantap semua yang ada di mejanya tanpa memperhatikan si gadis. Lalu gadis itu mengalihkan pandangannya menuju ponselnya.

“Kau akan memakannya tidak?Jika tidak biarkan aku yang memakannya, aku sangat lapar.” ujar Sehun, namun tak membuat Sooji menatap matanya.

“Makan saja.” hanya dua kata itu yang keluar dari mulut Sooji.

Sehun melanjutkan kegiatan makannya, tak lama kemudian, makanan di meja itu lenyap. Laki-laki itu mengambil segelas minuman, dan ia membersihkan mulutnya dengan tissue.

“Sehun.” panggil Sooji.

“Hm?” sahut Sehun.

“Mengapa tadi kau menciumku?” tanya Sooji.

“Hah?” Sehun cukup terkejut dengan pertanyaan itu.

“Aku bertanya, mengapa tadi kau menciumku?”Sooji mengulangi ucapannya.

“Hm, aku hanya ingin.” jelas Sehun singkat, benar-benar jawaban yang tak diinginkan.

“Sebenarnya tadi aku sangat ingin memarahimu, siapa laki-laki yang mencium seorang gadis di taman bunga sebagai kencan pertamanya?”Sehun hanya terdiam.

“Apakah alasanmu itu benar-benar hanya ingin?” tanya Sooji lagi. Sehun mengangguk.

“Lalu mengapa kau membuatku menikmatinya?”Sooji bertanya lagi.

“Maafkan aku.” ujar Sehun, Sooji pun terdiam.

“Aku berjanji aku takkan mengulanginya lagi.”Sehun berbicara lagi.

Sooji masih tak menjawab.

“Kupikir alasanku bukan hanya ingin, tapi juga karena aku nyaman berada di dekatmu.”

Setahun yang lalu.

Banyak gadis yang menyatakan cinta kepada Sehun, tapi tak ada yang seberani Sooji.Gadis itu menyatakannya tanpa ragu, pandangannya menatap Sehun dalam.

“Aku menyukaimu, sejak kita berteman, bukan, sejak pertama kali kita bertemu.” ujarnya mantap.

“Apa maksudmu?”

“Aku mencintaimu, itu lebih tepat, bukan?” tanya Sooji.

“Kau salah paham dengan hatimu, itu bukan cinta.”

“Lalu kau kira apa?”

“Entahlah, kurasa itu tak seperti kedengarannya.”

“Akan kubuktikan bahwa kau salah, dan akan kubuktikan, bahwa aku tak pernah salah paham dengan hatiku.” gadis itu meninggalkan laki-laki di hadapannya.

“Sebenarnya apa yang dia lakukan?! Bahkan dari sikapnya pun aku tahu, ia tak mencintaiku!”

***

Kali ini Soojung datang dengan wajah lemas, dan sekarang ketika jam istirahat ia tak ingin beranjak dari tempat duduknya, Jongin menatap Soojung sekilas, lalu ia mengeluarkan sesuatu dari tasnya, bekal makanan, ya, hampir setiap hari ia membuatkan dua bekal makanan, satu untuknya, dan satu lagi untuk Soojung, tak peduli seberapa berat makanan itu jika berada di tasnya. Dengan ekspresi sumringah, Soojung langsung membuka dan melahap makanan itu, ia benar-benar kelaparan.

“Kau tahu tidak?”Soojung menatap Jongin sekilas.

“Apa?”

“Masakanmu enak,” jawab Soojung, Jongin hanya tersenyum, karena hal itu adalah suatu hal yang Soojung ungkapkan tiap hari setiap kali Jongin membuatkannya makanan.

“Dan kau juga tampan.”Soojung melanjutkan kata-katanya, laki-laki jangkung itu hanya terdiam tak dapat berpikir jernih, Soojung baru saja mengatakan suatu hal yang ingin semua laki-laki di dunia ini dengar.

“Maksudmu?Tak ada yang bilang begitu sebelumnya, ibuku pun bahkan tak pernah mengatakan itu.”Jongin berusaha menyangkal kata-kata itu.

“Tapi aku bilang begitu sekarang, dan aku benar, Jongin,” jelas Soojung.pelan, Jongin hanya menundukkan kepalanya, ia tak percaya gadis sepertinya berbicara itu padanya.

“Cobalah untuk tak menunjukkan sisi lemahmu kepada orang lain, kau adalah laki-laki yang hebat, cerdas dan juga—“ ucapan Soojung terpotong ketika seseorang mendobrak pintu kelasnya dengan sengaja, mata birunya celingak-celinguk, lalu ia melihat Soojung.

Laki-laki jangkung itu menghampiri Soojung dan menarik tangannya dengan kasar, gadis itu berusaha menepis tangan laki-laki aneh itu, tapi tenaganya kalah besar dengannya.Ia bahkan menyeret Soojung hanya dengan satu tangan saja.

“Kembalikan bolpoinku!” bentak laki-laki itu seraya menunjukkan telapak tangannya, Soojung masih bersikap seolah ia tak mendengarkan ucapannya.

“Dasar gadis brengsek! Kembalikan bolpoinku! Kau boleh meminta apa saja padaku, asal kau jangan mengambil bolpoinku!” bentak laki-laki bernama Chanyeol itu, sepertinya ia bukan siswa kelas 2.

“Lalu apa salahnya meminta maaf?!”

Kemarin.

Sepulang dari tempat les, Soojung berkunjung ke kedai eskrim favoritnya ketika ia berumur 6 tahun, ia meninggalkan Ilhoon sendiri di gerbang komplek rumahnya. Ia ingin pergi kesini sendiri, jadi ia menyuruh Ilhoon untuk menunggunya sebentar.

Malam-malam seperti ini masih terlihat terang di tempat ini, apalagi di depan kedai eskrim ini terdapat sebuah lapangan basket yang masih digunakan untuk anak-anak siswa dan siswi juga tak jarang mahasiswa bermain basket di lapangan itu.

Tak jauh dari kedai eskrim, Soojung duduk seraya memperhatikan beberapa orang yang tengah bermain basket, canda tawanya, benar-benar menyenangkan, ini mengingatkannya kepada laki-laki bodoh itu.

Tiba-tiba, sebuah bola basket mengenai kepalanya. Gadis itu berdiri, ia benar-benar kesal dengan apa yang mereka lakukan padanya.

“Hei, lemparkan bola itu, cepat!” perintah laki-laki bertubuh tinggi itu.

Soojung malah memeluk bola basket itu dan menghampiri mereka.

“Tak perlu kau kemarikan, cukup lemparkan pada—apa yang kau lakukan, hah?!” bentak laki-laki itu, gadis ini melemparkan bola basket ke arah wajahnya sekeras mungkin.

“Itu yang kau lakukan tadi padaku!” laki-laki itu mendekat dengan emosi yang memanas.

“Kau mau mati, hah?” ancam laki-laki itu, tapi Soojung sangat berani, ia sama sekali tak terlihat takut dengan laki-laki itu.

“Aku yang harusnya mengatakan itu padamu, minta maaflah.”ujar Soojung dengan tatapan mata yang tajam, namun laki-laki itu masih enggan, ia bahkan menarik lengannya.

“Kau mau mati?!” bentak Soojung yang merasa tangannya kesakitan. Lalu kemudian ia melihat sesuatu di saku seragamnya, tak kehilangan akal, gadis ini menggunakan tangan kirinya untuk meraih bolpoin itu.

Ia menusukkan bolpoin itu pada lengannya, hingga lengan laki-laki itu berdarah.

“Dasar gadis jalang! Akan kutemui kau besok di sekolah!” teriak laki-laki itu, ia mengusap lengannya yang mengeluarkan darah. Tak lama ia terdiam, lalu ia ingat akan sesuatu.

“Bolpoinku!”

Chanyeol berusaha merebut bolpoin itu dengan paksa dari tangan Soojung, namun gadis itu masih tak ingin memberikannya, sekuat apapun usaha Chanyeol.

“Kembalikan, atau kau akan mati!” bentak Chanyeol.

“Meminta maaflah, atau kau akan mati!” Soojung mengikuti suara Chanyeol yang berat itu, nampaknya laki-laki itu hendak tertawa, namun ia menahannya.

“Bukan aku yang salah!”Chanyeol melotot.

“Lalu siapa?Aku?Aku benar-benar tak bersalah, kau duluan yang melemparkan bola basket itu padaku!” elak Soojung.

“Dan apa kau pikir aku melakukannya dengan sengaja?” Chanyeol menatap Soojung dengan tajam, kali ini ia benar-benar kesal dengan apa yang gadis ini lakukan.

“Sengaja atau tidak sengaja kau harus meminta maaf!Apakah itu sulit untukmu? Meminta maaf atas apa kesalahan yang kau lakukan? Kau mungkin tidak melakukannya dengan sengaja, tapi pikirkan juga perasaan orang lain. Aku tidak ingin membesar-besarkan hal sepele!” Chanyeol terdiam, ia berpikir sejenak, lalu ia pun memegang tangan Soojung dengan sangat kencang.

“Sakit.”Soojung pun meringis kesakitan.

“Lepaskan, bisakah kau hanya meminta maaf dan pergi?”

-to be continued

Terimakasih buat readers yang masih mau menunggu FF ini, btw aku mau FF ini cepet beres :3 Maafkan kalau selama ini masih banyak kesalahan dimana-mana, atau jalan cerita yang kurang dimengerti.Buat yang masih bingung Ilhoon itu siapa, dia itu sepupu laki-laki Soojung, waktu kecil mereka deket banget, jadi gitu deh. RCL jangan lupa ya readers!

5 tanggapan untuk “[EXOFFI FREELANCE] Unfair (Chapter 3)”

  1. Author ini ff nya bagus,bikin gemes,ceritanya juga lumayan banyak konflik cuman yg jadi masalahnya disini cuman alurnya sama kurangnya penjelasan.. Jongin itu kenapa bisa akrab sama soojung padahal soojung anak baru,Kenapa soojung tinggal dirumah ilhoon,kenapa sehun jutek sama suji padahal mereka pacaran,kenapa soojung nangis dan masih banyak yg aku bingungin karna alurnya:’ Mungkin sebaiknya ceritanya dipanjangan lagi terus lebih rinci lg.. maaf banyak komen

Pip~ Pip~ Pip~