My Little Girlfriend [Chapter 7]

Displaying mlgc10.jpg

◾Tittle/judul fanfic: My Little Girlfriend

◾Author: @kharismanurul

◾Length: Multi Chapter

◾Genre: Comedy, School life, romance

◾Chapter : Chapter 7

◾Main cast :

  • Park Chanyeol
  • Han Sae Ron
  • Xi Lu Han

◾ Additional cast :

  • Byun Baekhyun
  • Oh Sehun
  • Kim Jongin
  • Do Kyungsoo
  • Kim Junmyeon
  • Wu Yi Fan
  • Kim Minseok
  • Kim Jongdae
  • Huang Zi Tao
  • Zhang Yixing
  • Kim Taeyeon
  • Lee Ji hye

◾Disclaimer: karya sendiri lebih asik aha ha ha *ketawa ala baekhyun* :v

◾Author’s note: Anyeong! Akhirnya setelah mudik lebaran, aku bisa update chapter ke-7nya! Yeay!! Ingat ya! Cerita ini hanyalah fiktif belaka, karangan, dan apabila ada kesamaan cerita atau tokoh dengan ff lain, mungkin saat itu kita memandang langit yang sama~ :v oke, selamat membaca! ^^

Han Sae Ron POV

Tunggu.. Apa ini? Kenapa pikiranku tidak bisa lepas dari kejadian tadi dengan si jerapah itu. Dia menolongku lagi? Meskipun dia menyebalkan, tetapi mengapa dia selalu menolongku? Apa mungkin karena dia adalah seorang pria, maka sudah sewajarnya menolong wanita yang kesusahan? Kalau alasannya hanya seperti itu, kenapa aku selalu tidak bisa berkutik jika berada di dekatnya? Bukan hanya sekali, bahkan berkali-kali. Semenjak dia tersenyum padaku saat membantuku untuk berbicara pada Kim seonsaengnim. Saat dia membisikkan kata-kata rayuan di taman yang membuatku seakan tidak bisa bernafas. Saat dia membantuku membayar belanjaanku tadi. Saat dia memegang pergelangan tanganku dengan erat. Dan saat dia membuatku kesal namun setelah itu mengacak rambutku pelan. Ah, ottokhae? Aku benar-benar tidak bisa dalam keadaan seperti ini. Aigo, kepalaku rasanya mau pecah karena terus memikirkan hal ini. Kau ini memang menyebalkan, jerapah!

Beep beep~

Malam-malam begini ada pesan masuk. Biasanya kalau tidak Ji Hye yang menanyakan soal tugas padaku, pasti Luhan oppa yang memintaku untuk menemuinya besok untuk latihan basket. Namun saat aku melirik layar ponselku, disana tertera nomor baru yang tidak diketahui. Aih, siapa malam-malam begini yang iseng mengirimiku pesan?

From: 0123****

Apa hari ini melelahkan? Tidurlah.. perempuan tidak baik tidur terlalu malam. Kuharap kau bisa mimpi indah setelah tadi kau menangis di supermarket kekeke~

Aku jadi menyesal setelah membuka pesan ini. Orang itu lagi.. Kenapa kau begitu menyebalkan?!

To: 0123****

Yak! Tutup mulutmu yang menyebalkan itu! dan, darimana kau tahu nomerku? Katakan padaku!

Aku mengetik pesannya dengan cepat dan penuh emosi. Mau apalagi orang ini? Aish jinjja..

Beep~

From: 0123****

Kau ini galak sekali ¬_¬ sahabatmu Ji Hye yang memberikannya padaku. Ternyata dia baik juga, tolong sampaikan rasa terima kasihku padanya ya, bebek!^^

JI HYE-YAAA!!! Kau tega melakukan ini padaku? Kau bahkan tidak izin terlebih dahulu untuk memberikan kontak pribadiku pada sembarang orang. Apalagi kau memberikannya pada laki-laki tinggi, kurus dan menyebalkan itu? Astaga..

To: 0123****

Apa yang kau lakukan padanya sampai dia mau memberikan nomorku padamu?! Sampaikan rasa terima kasihmu? Kenapa tidak kau saja yang bilang padanya. Jerapah paboya! -___-“

Beep~

Haish, kenapa cepat sekali membalasnya? Tangannya terbuat dari apa, huh? Aku curiga dia sudah mengetik terlebih dahulu sebelum aku membalasnya, atau mungkin dia memiliki rekor tercepat dalam hal mengetik pesan?

From: 0123****

Kenapa tidak kau tanyakan saja pada orangnya langsung? kekeke kau lucu kalau sudah marah-marah seperti ini ^^ baiklah.. Aku akan pergi tidur. Yak bebek! Jangan tidur larut malam, itu buruk untuk pertumbuhanmu. Kau mau tubuhmu tetap kecil seperti itu? Kekeke tidurlah cepat, ne? Bye~

Kecil? Kau secara tidak langsung menyebutku pendek! Haish, aku benar-benar ingin meremasmu, lalu membuangmu jauh-jauh dari kehidupanku! Park Chanyeol, pabo!

Beep~ Beep~

Apa dia belum puas meledekku, eoh?

From: Ji Hye

Sae Ron-aaah~ mianhaeyooo (^0^)v Chanyeol oppa memaksaku untuk memberikan nomermu padanya.. Dia bilang kalau aku tidak memberikannya, dia akan terus mengganggumu, bahkan setiap hari. Memangnya kau tahan jika diganggu olehnya? Karena aku tahu kau tidak suka padanya dan karena aku menyayangimu, maka dari itu aku memberikannya. Kau.. jangan marah padaku, ne? ^^

Justru kau malah membuatku semakin diganggu olehnya setiap detik, Ji Hye-ya… Astaga, kenapa semenjak bertemu pria itu, hidupku menjadi tidak tenang?

Ruang Kelas 3A

Lee Shin Jae seonsaengnim, atau kerap disebut Shin seonsaengnim, dengan kacamata bulatnya dan rambutnya yang botak, bertubuh gemuk, dan kumis yang lebat memberi kesan menakutkan dimata murid-murid SM school. Ya, memang begitulah Shin seonsaengnim yang terkenal sebagai guru paling mengerikan disana.

“Seluruhnya perhatian!” ucapnya lantang.

“Ne!” jawab seluruh murid serempak.

“Apa kalian semua akan mengikuti perkemahan sekolah besok lusa?” tanya guru shin sambil mengusap kepalanya yang mengkilap.

“Ne seonsaengnim!”

“Bagus. Jadi sekarang, tinggal giliranku untuk membagikan kelompoknya” ujarnya sambil membuka buku absen siswa. Guru itu berdehem keras, seperti ada sesuatu di dalam tenggorokkannya. Semua yang ada di dalam kelas menutup mulutnya rapat, tidak ada yang berani mengeluarkan satu huruf pun ketika Shin seonsaengnim berbicara.

“Kim Junmyeon, Kim Taeyeon, dan… Lu Han kalian satu kelompok. Lalu.. Kyuhyun, Lee Donghae, dan Yoona.. Kemudian Kim Minseok, Yixing, Yifan….” Shin seonsaengnim menyebutkan 10 kelompok dan masing-masing berjumlah 3 orang. Tidak ada yang berani protes saat Shin seonsaengnim menyebutkan nama-nama siswa dari setiap kelompoknya.

“Maaf, Shin seonsaengnim. Boleh aku bertanya?” Lay mengacungkan tangannya setelah Shin seonsaengnim selesai berbicara.

“Silahkan, Yixing” ujarnya.

“Apa dari kelompokku tidak ada yang wanita? Aku malas jika harus bersatu de..” kris segera membekap mulut Lay yang berani-beraninya mau mengajukan protes pada Shin seonsaengnim. Lay terlihat melakukan perlawanan, namun Kris mengancam jika Lay tidak bisa diam, ia akan meniup lehernya. Mendengar ucapan Kris, Lay langsung terdiam dan pasrah merelakan dirinya akan satu kelompok dengan mereka berdua. Ya, dia dengan mudahnya menyerah karena dirinya memiliki fobia yang aneh, yaitu merasa geli jika ada yang meniup lehernya. Kris memberikan isyarat kepada Xiumin yang duduk di bangku belakang Lay untuk menjelaskan kepada Shin seonsaengnim. Xiumin yang melihat Kris menunjuk-nunjuk Shin seonsaengnin dengan dagunya, langsung mengerti maksud Kris lalu berdiri dan membungkukkan badannya.

“Maaf, seonsaengnim. Mungkin maksudnya adalah apa kelompok yang bersama wanita, akan tidur bersama-sama?” ucap Xiumin hati-hati. Bisa dikatakan jantung Xiumin kini seperti sebuah orchestra karena cemas menunggu reaksi guru di depannya itu.

“Oh, ku kira apa. Tentu saja tidak, itu hanya kelompok dalam kategori permainan saja di tempat perkemahan nanti” katanya menjelaskan sambil tertawa keras, seakan pertanyaan muridnya itu adalah pertanyaan konyol yang tidak perlu dijawab.

“Oh, begitu. Terima kasih seonsaengnim” ujar Xiumin membungkukkan badannya sekali lagi, lalu kemudian kembali duduk. Kris menghembuskan nafas lega, lalu melepas bekapannya terhadap Lay.

“Kau hampir bunuh diri, Lay” bisik Kris.

“Mianhae” sahut Lay pelan.

“Aaah, kenapa aku harus dimasukkan lagi ke dalam kelompoknya..” keluh Suho dalam hati. Ya, tentu saja, Suho akan mengeluh dan tidak terima karena dimasukkan ke dalam kelompok bersama Luhan, yang notabene nya adalah musuh bebuyutannya sejak masuk sekolah SM. Juga, karena pengalaman buruk dirinya bersama Luhan, saat mereka pernah berada dalam satu kelompok yang sama.

“Aku sudah lelah dengan semua ini… Shin seonsaengnim.. Kau benar-benar menakutkan” batin Luhan pasrah. Sama hal nya dengan Suho, Luhan pun tidak ingin berada dalam kelompok yang sama, karena alasan yang sama.

“Entah apa yang akan terjadi saat aku berada dalam kelompok 2 pria yang merupakan rival abadi” gumam Taeyeon dalam hati. Wajahnya terlihat cemas. Disisi lain ia senang berada satu kelompok dengan Luhan, namun disisi lain ia juga khawatir karena ada Suho disana.

Ruang Kelas 2A

Mrs. Kwon Na Bi, yang merupakan guru bahasa inggris di SM school sekaligus wali kelas bagi kelas 2A adalah guru termenakutkan setelah Shin Seonsaengnim. Jika Shin Seonsaengnim akan menghukum muridnya yang nakal dengan menyuruhnya membersihkan seluruh toilet sekolah dan lari keliling lapangan sebanyak 10 putaran, maka Mrs. Kwon akan menghukum muridnya untuk keluar dari kelasnya dan tidak boleh mengikuti pelajarannya selama 3 kali pertemuan. Ini bukan menguntungkan bagi siswa, justru sangat disayangkan karena selama pertemuan Mrs.Kwon pasti memberikan tugas atau kuis yang akan masuk ke dalam buku nilainya. Dan hal itu terjadi kepada Chanyeol minggu terakhir ini, karena dia membuat kesalahan, yaitu melamun di tengah pelajarannya.

Mrs.Kwon dengan tubuhnya yang cukup tinggi, 170cm. Berparas cantik, dengan bulu mata yang lentik, mata bulat, dan rambutnya yang panjang terurai selalu menjadi pusat perhatian para siswa dan guru laki-laki disana. Sesuai dengan namanya Na Bi, yang artinya adalah kupu-kupu. Mrs.Kwon benar-benar guru tercantik yang ada di SM school. Dirinya juga dikenal dengan kebiasaannya membawa tongkat kecil, tujuannya yaitu untuk memukul tangan muridnya yang berkuku panjang dan yang memakai kuteks. Mrs.Kwon benar-benar tidak suka dengan murid yang merusak anggota tubuhnya, terutama bagian kuku. Karena menurutnya kuku adalah bagian terpenting bagi manusia. Meski banyak murid yang tak mengerti, mengapa kuku bisa menjadi bagian yang terpenting, namun banyak dari mereka yang kini sudah merawat kukunya dengan baik. Banyak sekali murid di SM school yang menganggap bahwa anak kelas 2A sangat beruntung memiliki wali kelas seperti Mrs.Kwon, namun tidak bagi mereka yang hampir setiap hari harus bertemu dengan singa cantik namun ganas.

“Baiklah, saya akan membagi kelompok kalian untuk perkemahan nanti!” ucapnya tegas yang membuat seluruh murid di kelas menjadi tegang.

“Karena jumlah disini 28 orang, maka saya akan membagi dengan 7 kelompok, masing-masing 4 orang” katanya menjelaskan, semuanya hanya bisa mengangguk tanpa bersuara. Sambil memukul-mukulkan tongkatnya pada meja, Mrs.Kwon mulai membacakan kelompoknya satu persatu.

“Byun Baekhyun, Do Kyungsoo, Kim Jongdae dan..” Mrs.Kwon terlihat bingung untuk memilih siswa ke4nya.

“Selamat! kalian satu kelompok dengan Chen” ledek Chanyeol sambil terkikik pelan.

“Park Chanyeol” ucap Mrs.Kwon menuntaskan.

“MWO?!” Chanyeol terkejut.

“Ahaha selamat yeol!” balas Baekhyun sambil tertawa puas.

“Aaah. Mrs.Kwon, bisakah aku tidak berada dalam satu kelompok dengan mereka?” pinta Chanyeol.

“Bisa. Dengan satu syarat…” ucapnya terhenti.

“Apa itu?” tanya Chanyeol.

“Kau tidak usah mengikuti perkemahan ini”. Semua murid yang ada di kelas tertawa mendengar jawaban Mrs.Kwon yang pasti membuat Chanyeol malu.

“Jangan tertawa!” bentak Mrs.Kwon. Semuanya kembali terdiam.

“Baekhyun yang berisiknya melebihi aku, D.O yang terlalu pendiam, kali ini ditambah dia, Chen, yang juga mulutnya tidak pernah berhenti bicara. Mungkin setelah perkemahan itu, tidak lama lagi aku akan masuk rumah sakit..” Chanyeol terus mengeluh tanpa henti dalam pikirannya. Rasanya seperti mimpi buruk yang sudah terbaca.

“Aku bersatu dengan tiga orang itu? Semoga aku baik-baik saja disana” gumam Chen pelan. Wajahnya kini khawatir, karena ia tidak ingin kejadian saat dulu terulang lagi.

Ruang Kelas 1A

Kim Yoo Jun seonsaengnim atau Kim seonsaengnim. Berbeda dengan Mrs.Kwon dan Shin seonsaengnim, ia merupakan guru yang paling bisa memahami muridnya. Bisa dikatakan, ia adalah guru yang jarang sekali memarahi muridnya. Dan Kim seonsaengnin merupakan wali kelas bagi kelas Sehun dan teman-temannya. Kali ini, Kim seonsaengnim pun akan membagikan kelompok perkemahan. Perkemahan ini merupakan kegiatan sekolah yang diusulkan langsung oleh kepala sekolah, yaitu Lee Soo Man. Ia sangat mengharapkan seluruh siswa akan berpartisipasi dalam kegiatan ini.

Dengan suara tenangnya, Kim seonsaengnim mengabsen murid kelasnya. Tidak hanya dijuluki sebagai guru paling pengertian, kim seonsaengnim juga dikenal sebagai guru paling tampan di SM school. Wajahnya seringkali disebut mirip dengan artis muda ternama, Lee Min Hoo. Meskipun begitu, ia tidak pernah mau dibandingkan dengan Lee Min Hoo, karena menurutnya, dirinya lebih tampan dari artis itu.

“Oke saya mulai! Han Sae Ron, Lee Ji hye, dan Young Ji. Kemudian Oh Sehun, Kim Jongin, dan Zitao, lalu Hwang Jackson, Jungkook, Taeyong, lalu….” Kim seonsaengnim terus menyebutkan nama-nama kelompoknya hingga selesai.

“Sehun-ah, kita satu kelompok dengan si jago wushu itu. Bagaimana kalau kita teraniaya disana? Kau, jangan cari gara-gara ya Sehun-ah. Aku tidak ingin kita berdua mati sia-sia di dalam tenda” bisik Kai yang menasehati Sehun dengan wajah memelas.

“Aku mengerti. Kai-ya, kalau begitu, lebih baik kita jangan tunjuk dia sebagai ketuanya. Nanti jika kita melakukan kesalahan, tamatlah sudah riwayat kita” saran Sehun.

“Aku setuju, Sehun-ah” percakapan antara dua sejoli ini sudah sangat mengkhawatirkan, keduanya sepakat untuk tidak menjadikan Tao sebagai ketua kelompoknya.

“Aku satu kelompok dengan mereka yang berisik. Ottokhae…” keluh Tao, ia rupanya juga tidak ingin berada dalam satu kelompok bersama Kai dan Sehun.

..

2 hari kemudian~

Pagi ini seluruh siswa SM school sedang bersiap-siap untuk berangkat ke tempat perkemahan. Setiap kelompok membawa perbekalan masing-masing. Mereka akan menggunakan bis untuk pergi ke lokasi perkemahan.

Luhan yang hanya memakai setelan celana pendek, kaos polos dan topi dengan tas ranselnya yang isinya tidak terlalu banyak, berupa pakaian ganti, snack, parfum dan jaket. Di dekatnya Taeyeon yang sudah siap dengan tas ransel kecil, karena dirinya hanya membawa pakaian ganti, selimut kecil, dan jaket. Di dekat Taeyeon, Suho yang membawa segala macam perbekalan, bahkan dia menggunakan koper, bukan tas ransel. Dan juga dirinya membawa bantal kesayangannya, perbekalan makanan, vitamin, beserta tenda dan tikar.

“Yak! Kenapa barang bawaanmu banyak sekali? Pakai koper segala lagi, kau pikir kita ini mau liburan ke jeju? Kita kan cuma ke hutan, dasar pendek!” protes Luhan, sekaligus menyinggung perasaan Suho.

Suho menarik nafas berat. “Kau barusan memanggilku apa, hah? Jangan harap kau bisa tidur di tendaku!” ancam Suho.

“Aku bisa tidur dengan mereka!” balas Luhan sambil menunjuk ketiga temannya yang sedang mengabsen barang bawaannya.

“Yak! Kalau kalian terus bertengkar, aku tidak mau menjadi ketua di kelompok kalian!” ujar Taeyeon mengancam.

Luhan dan Suho saling bertatapan. Tatapan sinis dari keduanya menunjukkan bahwa mereka seperti bumi dan langit yang tidak bisa disatukan. Sampai saat ini, keduanya masih menaruh dendam. Suho yang masih dendam karena Luhan terus mengatainya pendek. Juga Luhan yang masih dendam karena Suho yang telah memukulnya hingga masuk rumah sakit dan tidak masuk sekolah selama beberapa hari.

.

Chanyeol, Baekhyun, D.O dan Chen, mereka adalah kelompok yang paling banyak membawa peralatan kemah. D.O membawa perlatan memasak, seperti wajan, pisau, sumpit, gelas plastik, piring plastik, dll. Baekhyun membawa peralatan untuk tidur seperti bantal, selimut, dan tikar. Chen membawa peralatan kemah dan alat mandi, yaitu tenda, sabun, shampoo, sikat gigi, pasta gigi, dll. Sedangkan Chanyeol membawa tas ransel yang berisi seluruh pakaian miliknya, dan ketiga temannya itu. Juga perbekalan makanan dan obat-obatan.

“Kita pilih ketuanya. Bagaimana kalau D.O?” usul Chanyeol.

“Aku tidak mau” jawab D.O.

“Kau kan paling bisa mengatur segalanya D.O-ya, apalagi dalam hal memasak. ayolah.. Kau mau, kan?” ujar Chanyeol memohon.

“Kau saja, Chanyeol-ah” sanggah D.O.

“Aku setuju dengan D.O” kata Baekhyun.

“Aku juga setuju” kata Chen mengikuti.

“Yak! Kenapa jadi aku?” ujar Chanyeol dengan mata yang membulat.

“Karena kau juga bisa memasak” jawab D.O.

“Karena kau tinggi” kata Baekhyun.

“Karena kau memang pantas jadi ketua” ujar Chen mengakhiri.

“………..” Chanyeol hanya bisa menerima dengan pahit atas usulan tersebut. Daripada harus mendengar D.O yang akan menasehatinya tiada henti, baekhyun yang akan terus menyebutkan kelebihannya dan Chen yang hanya bisa mengangguk setuju dengan keduanya.

“Chanyeol, jadilah ketua yang benar!” ucap D.O sambil mengasah pisau yang ia bawa dari rumahnya.

Chanyeol tertegun melihat D.O berbicara seperti itu sambil mengasah pisau. Pikirannya mulai tidak tenang. “Apa dia sengaja membuatku tertekan?” batinnya kesal.

“Benar kata D.O, kalau kau tidak bisa melakukannya, kau bisa memintaku untuk mengajarimu. Yah.. hanya 150rb won per bulan” ucap Baekhyun memberi tawaran.

“Haish! Ya sudah kenapa tidak kau saja yang menjadi ketua?” dengus Chanyeol kesal.

“Ah, itu karena D.O sudah memilihmu. Aku yakin pilihan D.O selalu benar” kata Baekhyun alasan.

“Bilang saja kalau kau juga tidak bisa!” pekik Chanyeol.

“Kau belum tahu, sih..” ujar Baekhyun sambil menatap Chanyeol dalam.

“Apa?”

“Rahasia. Makanya kau belum tahu, kan?” Baekhyun memasang tampang aegyo yang membuat Chanyeol kesal. Chanyeol mendecikkan lidahnya pelan. ‘Apa aku bisa tahan menjadi ketua disini?’ ucapnya dalam hati. Belum juga sampai di lokasi perkemahan, Chanyeol sudah terlihat stres duluan. Ia terus merutuki dirinya yang salah mengambil keputusan untuk ikut berkemah. Sebenarnya alasan dirinya ikut, adalah karena Sae Ron yang juga ikut ke perkemahan ini. Kalau bukan karena gadis itu, dirinya tidak akan pernah mau mengikuti kegiatan seperti ini. Ia akan lebih memilih membuat lirik lagu di rumah daripada membuat kulitnya menjadi hitam seperti Kai.

.

Berbeda dengan Kris, Lay dan Xiumin yang terlihat santai dibandingkan kelompok yang lain. Mereka diam-diam sudah mempersiapkan semuanya tanpa ada yang kurang satupun.

“Lampu senter?” tanya Kris.

“Ada!” jawab Xiumin.

“Perbekalan makanan?” tanya Xiumin.

“Ada!” jawab Lay.

“Pakaian dalam?” tanya Lay.

“Lengkap!” jawab Kris.

Ketiganya tersenyum puas. Kelompok yang dipimpin oleh Kris ini sudah sangat siap untuk mengikuti perkemahan ini.

.

“Young ji-ah, tolong masukan ini ke dalam tasmu ne, tasku dan tas Ji Hye sudah penuh” ujar Sae Ron sambil memberikan beberapa snack yang dibelinya kepada Young Ji, teman kelompoknya.

“Oh, ne” Young Ji menerima snack itu, lalu memasukkannya ke dalam tas.

“Ji Hye-ya, semuanya sudah siap kan?” tanya Sae Ron memastikan.

“Ne! Semuanya sudah siap tanpa ada yang tertinggal satu pun!” jawab Ji Hye lantang. Ia terlihat sangat ceria. Tentu saja, karena ini kegiatan pertama kalinya yang ia ikuti di sekolah. Apalagi, seluruh namja yang ia sukai di sekolah hadir dalam perkemahan ini.

“Bagus! Tim kita harus menjadi tim yang paling kompak. Fighting!” kata Sae Ron selaku ketua yang memberi semangat kepada kedua anggotanya. Senyum merekah terpancar dari wajah Sae Ron yang mungil. Inilah yang membuat Baekhyun, Sehun, dan Kai menyukai kepribadian Sae Ron yang periang. Meski, akhir-akhir ini Sae Ron selalu terlihat galak jika di depan Chanyeol, namun sebenarnya gadis ini adalah gadis yang ceria, baik hati, dan penyayang terhadap semua orang.

.

Di belakang kelompok Sae Ron, ada Sehun, Kai dan Tao yang masih belum menentukan ketuanya. Sehun masih asyik dengan bubble teanya. Kai yang sibuk makan fried chicken yang dibekalkan oleh ibunya. Dan Tao yang berdiri mematung, bingung apa yang harus dilakukannya.

“Aku yang akan menjadi ketuanya” ucapan Tao yang mengejutkan itu membuat Sehun tersedak oleh bubblenya dan Kai oleh fried chickennya. Kedua mata mereka saling bertatapan, memberi sinyal agar semua ini tidak boleh terjadi begitu saja.

“Ah, Kungfu panda. Bagaimana kalau Kai saja?” usul Sehun.

“Tidak bisa. Aku kan jago wushu. Jadi jika ada yang macam-macam pada kita, cah cah cah!! aku bisa menghajarnya. Jadi, aku bisa melindungi anggotaku” jawab Tao yakin sambil memperagakan gerakan wushunya.

Sehun bungkam. Ia bingung apa yang harus ia katakan pada Tao jika sudah dalam keadaan seperti ini. Sehun pun memejamkan matanya dan mencoba mengingat kelemahan Tao.

10 detik

30 detik

60 detik

‘Aha! Aku ingat’ ujarnya yang akhirnya menemukan jawabannya.

“Kungfu panda, kau tahu kan kita akan berkemah di tempat seperti apa?” tanya Sehun pada Tao yang mulai mengernyitkan dahinya.

“Hutan, kan?” jawab Tao ragu.

“Benar. Kau tahu, kalau di hutan itu pasti banyak sekali binatang buasnya?” tanya Sehun lagi.

“Memangnya kenapa? Aku bisa melawan semua binatang itu” sahut Tao sambil melipat kedua tangannya di dada.

“Ya aku tahu itu.. Tapi, apa kau sudah dengar tentang arwah gentayangan di hutan sana?” bisik Sehun tepat di dekat telinga Tao. Seketika saat itu juga, bulu kuduk Tao berdiri. Wajahnya kini mulai cemas dan ketakutan. Tao benar-benar fobia dengan hantu.

“Yak, Sehun! Kau mencoba menakut-nakutiku, eoh?” pekik Tao.

“Aish.. Aku tidak sedang menakut-nakutimu. Ibuku menceritakan semuanya tentang hutan itu padaku semalam” ucap Sehun sekenanya, namun alasannya justru langsung membuat Tao percaya. Tanpa pikir panjang akhirnya Tao memutuskan siapa yang akan menjadi ketuanya.

“Baiklah, kau saja yang menjadi ketuanya” ujar Tao menyerah dan memberikan kepercayaannya kepada Sehun.

“Kenapa tidak Kai saja?” sergah Sehun, yang sebenarnya dirinya juga tidak ingin menjadi ketua.

“Karena ibumu sudah menceritakan semuanya padamu, aku rasa kau tahu banyak tentang hutan itu” jelas Tao.

“Ah benar. Kalau begitu kau saja Sehun-ah yang menjadi ketuanya” ujar Kai yang kini malah menyetujui pendapat Tao dan mengkhianati Sehun. Ia masih sibuk melahap fried chickennya, karena dirinya tidak sempat sarapan di rumah.

“Kai.. Kau tega padaku?” desah Sehun dengan wajah memelas.

“Mianhae Sehun-ah, aku tidak bermaksud jahat padamu. Kau bisa memanggilku jika butuh bantuan!” ucap Kai merasa bersalah, namun wajahnya terlihat bahagia.

Sehun menghela nafas, lalu menghembuskannya beserta rasa sesak dalam dadanya. Dirinya merasa dikhianati oleh temannya, Kai. Padahal, sebelumnya mereka sudah merencanakan cara agar Tao tidak sampai menjadi ketua dan sebisa mungkin yang menjadi ketuanya adalah Kai sendiri. Namun, kenyataan tak sesuai dengan harapan. Kai telah menghancurkan semuanya.

“Aku akan membalasmu, Kim Kai. Awas saja!” ujar Sehun dalam hati. Dirinya benar-benar kesal saat ini.

Sekitar pukul 11 siang, akhirnya seluruh siswa SM school sampai di daerah songnisan, lokasi dimana mereka akan melakukan perkemahan. Seluruh kelompok mulai membuat tenda sebagai tempat peristirahatan mereka.

Suho terlihat membangun tendanya sendirian. Ia kesusahan karena tidak ada yang membantunya. Seluruh siswa kelas 3 sibuk membangun tenda bersama kelompoknya masing-masing. Bahkan, Luhan yang merupakan teman satu kelompoknya, tidak ingin membantunya. Karena Luhan mengatakan akan tidur bersama ketiga temannya, Kris, Xiumin, dan juga Lay. Jadi, kini ia sedang membantu tenda milik kelompok ketiga temannya tersebut.

“Taeyeon-ah. Bisa kau membantuku? Aku kesusahan” ujar Suho meminta tolong pada gadis yang kini sedang asyik membaca buku sambil memakan permen karet.

“Suho-ya. Mian. Aku akan tidur bersama mereka” ucapnya sambil menunjuk sekumpulan teman wanitanya.

“Ketua macam apa ini. Mentang-mentang kau sahabat Luhan, lalu kau sekongkol dengannya untuk tidak membantuku. Haishh menyebalkan!” Suho bergerutu kesal dalam hati.

“Suho hyung, kau butuh bantuan?” tawar Sehun yang tiba-tiba menghampiri tempat Suho.

“Ah, akhirnya kau datang juga Sehun-ah” batin Suho senang.

“Ne, tolong ikatkan yang itu, aku akan memegang bagian sini” ujar Suho meminta tolong. Sehun pun melakukan apa yang dikatakan oleh Suho.

“Sehun-ah, memangnya kau sudah selesai membuat tendamu?” tanya Suho.

“Sudah hyung” jawabnya singkat sambil mengikat tali tenda.

“Cepat sekali, memang dimana tendamu?” tanya Suho lagi.

“Tentu saja. Kai dan Tao yang melakukannya. Itu, di sebelah sana, hyung” jawab Sehun sambil menunjuk tenda miliknya. Saat Suho melihat tenda milik Sehun, ia terkejut sekaligus ingin menangis. Ya, tenda milik Sehun sangat minim, hanya cukup untung dua tubuh anak kecil.

“Yak! Tenda milik siapa itu? Kenapa kau membawa tenda untuk ukuran anak-anak? Seharusnya kau bilang padaku jika butuh tenda yang lebih besar” Suho memarahi Sehun. Bukan apa-apa, hanya saja Suho merasa kasihan pada temannya yang mungkin tidak akan tidur nyenyak malam ini.

“Hyung, kau tidak boleh begitu. Meskipun tenda itu kecil, tapi itu milik Kai. Kalau sampai Kai mendengar ucapanmu barusan, kau bisa menyakiti perasaannya, hyung” ujar Sehun membela. Suho yang mendengar rasanya ingin memasukkan sesuatu ke dalam mulut Sehun. ‘Anak ini, sejak kapan dia membela Kai, padahal dirinya selalu berkelahi dengan dia cibir Suho.

“Aku punya ide. Bagaimana kalau kau, Kai dan Tao tidur di tendaku? Setidaknya mengisi tempat yang masih kosong, daripada kau tidak bisa tidur nyenyak di tenda itu” ujar Suho memberi usul.

“Benarkah, hyung? Kami bertiga boleh tidur di tendamu? Waah daebak! Gomawo hyung!” Sehun langsung memeluk Suho erat, sampai-sampai Suho merasa dirinya sesak nafas.

“Sehun-ah..” desah Suho pelan, seperti telah kehabisan oksigen.

“Ehehe mian..mianhae hyung. Aku terlalu senang” ujar Sehun kemudian melepas pelukannya. Mereka pun melanjutkan membuat tendanya sampai selesai.

Chanyeol POV

Aku berhasil memotret gadis yang kini sedang membuat tenda dengan kameraku. Aku tertegun saat melihat hasil bidikanku, senyum cerah yang menghiasi wajahnya benar-benar indah, membuatku kagum melihatnya. Gadis itu benar-benar memiliki sisi yang berbanding terbalik dengan sosok yang selama ini kukenal. Kali ini aku percaya dengan ucapan Sehun dan Kai beberapa waktu yang lalu. “Dia memang gadis yang ceria, hyung. Namun, entah mengapa semenjak bertemu denganmu, dia menjadi sedikit galak”. Ya, ucapan mereka memang benar. Sepertinya gadis itu memang selalu menjadi galak jika sedang bersamaku.

Just love me right aha~ baby love me right aha~

Kenapa saat aku sedang asyik memotretnya, harus terganggu oleh suara panggilan ini.

“Yeoboseyo?” sapaku pada laki-laki sainganku, Luhan.

“Yak, Park Chanyeol. Kau tahu kan setelah ini kepala sekolah mengatakan akan ada pencarian jejak? Aku akan menggunakan ini untuk tantangan kita selanjutnya. Siapa yang lebih dulu sampai, maka dia adalah pemenangnya. Kau setuju?” ujarnya menjelaskan tantangan baru padaku.

“Sangat setuju” jawabku singkat.

“Baiklah, ingat! Jangan curang!” serunya, seakan aku ini memiliki beribu-ribu cara untuk membuatnya kalah.

“Kau tenang saja” ucapku kemudian menutup telponnya dan mengakhiri pembicaraan dengannya. Sepertinya Luhan masih ingin bicara, namun aku malah menutupnya. Untung saja tantangan ini mudah, aku yakin bisa memenangkan ini dan tinggal selangkah lagi untuk mendapatkan Han Sae Ron.

“Yak, yoda! Pencarian jejak akan segera dimulai, ayo cepat berkumpul!” Baekhyun mengagetkanku dari arah belakang. Bahkan ia memanggilku dengan sebutan itu. Kenapa dia selalu membuatku kesal?

“Kau barusan memanggilku apa? Huh? Sini kau!” aku mengejar Baekhyun yang mulai kabur. Dia selalu memanggilku dengan sebutan alien starwars itu, karena telingaku yang besar.

Author POV

“Yang maju terlebih dahulu adalah kelompok Luhan dari kelas 3A, lalu disusul kelompok selanjutnya. Setelah kelompok dari kelas 3A habis, dilanjutkan dengan kelompok-kelompok dari kelas 2A. Setelah habis dilanjutkan oleh kelompok-kelompok kelas 1A, lalu setelah itu dilanjutkan ke kelas 3B, dan begitulah seterusnya hingga kelas F. Kalian mengerti?” pria paruh baya itu membenarkan kacamata hitamnya. Lee Soo Man. Dirinya yang mengusulkan acara pencarian jejak ini sangat bersemangat sekali.

“Nee” jawab seluruh murid pelan, terdengar malas untuk menanggapi kepala sekolahnya yang aneh itu.

“Jangan lupa! Bawalah peralatan seperlunya seperti senter, air minum, tongkat, dan kompas. Jangan terpisah dengan teman satu kelompoknya. Kalian harus bisa melatih kekompakkan kalian dan ikuti petunjuk arah selama pencarian jejak ini, Kalian mengerti?” tambah Mrs.Kwon yang berdiri tegap disamping Lee Soo Man.

“Ne Mrs.Kwon!” sahut seluruh murid serentak.

“Baiklah! Kelompok Luhan, Suho dan Taeyeon silahkan jalan!” perintah Shin seonsaengnim. Mereka pun melangkah pergi, Luhan berjalan paling depan, Taeyeon di tengah dan Suho dibelakang.

“Pantas saja dia menggunakan kesempatan ini untuk tantangan ketiganya. Karena dia kelompok yang maju terlebih dahulu! Haish..” Chanyeol mendesis kesal. Ia merasa dicurangi oleh Luhan. Dan kelompok Chanyeol adalah kelompok urutan ke 13 yang akan maju.

.

Setiap kelompok kini sudah berjalan menelusuri hutan untuk mencari jejak. Kelompok Luhan masih memimpin. Urutan ke-3 yaitu kelompok Kris. Kelompok Chanyeol yang mengejar di urutan ke-10. Kelompok Sae Ron yang berada di urutan ke-18 serta kelompok Sehun yang masih di urutan ke-20.

Jalanan yang sedikit licin membuat Taeyeon terus berpegangan pada lengan Luhan. Luhan yang berjalan cepat, seringkali meninggalkan Suho yang berjalan lambat di belakang.

“Suho! Cepat! Kau ini lambat sekali” teriak Luhan pada Suho yang kini jaraknya 10meter darinya.

“Luhan, tolong aku! Kakiku terjebak di tanah ini. Rasanya kakiku akan dimakan hidup-hidup oleh bumi!!!” teriak Suho meminta tolong. Ia kini sedang berusaha untuk mencabut kedua kakinya yang masuk ke dalam tanah, yang sudah seperti tanah hidup yang mematikan.

“Aigo.. Suho kau kenapa? Makanya kubilang hati-hati..” Taeyeon menghampiri Suho untuk membantu mengangkat Suho yang terjebak.

“Sini tanganmu!” ujar Luhan sambil mengulurkan tangannya kepada Suho. Suho pun menerima uluran tangan Luhan tersebut. Luhan dan Taeyeon mencoba menarik tubuh Suho dengan seluruh kemampuan mereka. Tak butuh 5 menit, akhirnya Suho pun tertolong, meski kini pakaian dari ketiganya menjadi kotor oleh tanah.

“Gomawo” ucap Suho pelan, masih ada rasa tidak enak dalam dirinya untuk berterima kasih kepada Luhan, rivalnya sendiri.

“Kau bisa berjalan, kan?” tanya Luhan memastikan kakinya yang kini penuh dengan tanah, kemudian membersihkannya dengan air minum yang ia bawa.

“Hmm, aku bisa berjalan. Kalian tidak usah khawatir!” jawab Suho yakin, dirinya tidak ingin membebani kedua temannya lagi.

“Jangan geer! aku tidak mengkhawatirkanmu. Aku hanya tidak mau tim kita kalah karena kesalahanmu” sungut Luhan sambil mengelap kaki Suho dengan kain. Taeyeon yang melihat kedua temannya itu tertawa kecil, merasa lucu jika mereka sedang bertengkar.

“Ternyata satu tim dengan kalian, tidak seburuk yang kukira” batin Taeyeon senang.

“Suho, kajja!” ajak Taeyeon pada Suho untuk berdiri. Suho mengangguk, kemudian berdiri dan mereka pun melanjutkan perjalanannya. Kini ketiganya saling berpegangan satu sama lain, dan berjalan dengan penuh kehati-hatian. Luhan tetap berjalan paling depan, meski Taeyeon merupakan ketua kelompoknya. Luhan merasa untuk urusan seperti ini, pria lah yang harus berada di barisan paling depan.

.

“Sehun! Kita tidak tersesat kan?” tanya Tao yang ragu, karena sedari tadi kelompok mereka tidak bertemu dengan kelompok lain.

“Tidak. Kau tidak usah khawatir, serahkan semuanya padaku!” jawab Sehun yakin sambil menyeruput bubble teanya. Minuman itu tidak pernah lepas dari tangannya.

“Jangan terlalu sering meminum bubble tea! Kau mau, nanti malam kau sakit perut, eoh?” Kai mengambil bubble tea dari tangan Sehun.

“Aih.. Kai! Berikan padaku! Bubble tea sudah bersahabat dengan lambungku, jadi aku tidak akan sakit perut” ujar Sehun membela diri, ia merebut kembali bubble tea dari tangan Kai.

“Yak! Lihat itu kelompok Sae Ron!” teriak Tao dari jauh, dia sudah menghampiri mereka lebih dulu.

“Kungfu Panda! Tunggu!” Kai dan Sehun mengejar, dengan langkah cepat.

“Yak! Han Sae Ron kau kenapa?” Tao yang melihat kaki Sae Ron berdarah-darah, membuka tas ranselnya segera untuk mengambil kotak P3K.

“Sae Ron terjatuh, dan kakinya terkena kayu yang tajam. Kami lupa tidak membawa kotak P3K” Ji Hye membalas pertanyaan Tao dengan nada khawatir.

“Biar aku obati” ujar Tao. Ia lalu membuka kotak obatnya, dan mulai mengobati kaki Sae Ron.

“Sae Ron-ah kami!! Kau tidak apa-apa?” Sehun dan Kai pun tak kalah cemasnya ketika melihat kaki Sae Ron yang penuh dengan darah.

“Aku tidak apa-apa” jawab Sae Ron, dari wajahnya terlihat ia sedang kesakitan.

“Aku akan menelpon Chanyeol hyung” batin Sehun. Ia segera membuka ponselnya. Untung saja, meski di dalam hutan, jaringan masih bisa terjangkau.

“Yeoboseyo?” suara berat dari ujung telepon sana terdengar.

“Chanyeol hyung! Sae Ron-ah kami!!! Dia terluka!” ujar Sehun dengan nada keras dan terburu-buru.

“Yak yak Sehun-ah! Ada apa dengan dia? Kenapa bisa terluka?” tanya Chanyeol keheranan.

“Dia terjatuh, kakinya tertusuk kayu tajam. Apa kau bisa kemari untuk menolongnya?” ujar Sehun. Kemudian ia menarik napas pelan, dan melanjutkan ucapannya dengan nada yang sedikit dipelankan “Ini kesempatanmu, hyung”. Sehun melirik ke arah sekitar, berharap tidak ada yang mendengar ucapannya barusan.

“Oh? Aaah.. Aku mengerti. Baiklah aku akan menyusul, dimana kau sekarang?” tanya Chanyeol lagi.

“Aku berada sekitar 3 km dari lokasi perkemahan. Kutunggu, hyung!” Sehun langsung menutup telponnya dan kembali menghampiri Sae Ron.

“Apa kau bisa berjalan?” tanya Sehun pada Sae Ron yang sedang memegangi kakinya.

“Tentu saja tidak, bodoh!” ujar Sae Ron kesal. Sehun tertegun mendengar balasan dari Sae Ron yang terdengar agak sinis.

“Chanyeol hyung akan datang kesini untuk menolongmu. Jangan bergerak satu langkah pun dari tempat ini. Ji Hye, Young Ji jaga Sae Ron sementara disini. Aku, Kai dan Tao akan melanjutkan perjalanan kami. Arra?” suruh Sehun dengan gaya seakan dirinya adalah guru pembimbing.

Chanyeol POV

Sudah 15 menit aku berjalan, namun tidak menemukan tanda-tanda adanya Sehun. Awas saja kalau dia membohongiku! Aku sudah rela berjalan sejauh ini demi menyelamatkan Sae Ron.

“Oh? Bukankah itu Sehun dan Kai? Juga, si Kungfu Panda Tao? Yak, kenapa mereka tidak bersama Sae Ron?” aku segera menghampiri mereka yang jaraknya tidak jauh denganku.

“Sehun-ah, dimana Sae Ron?” tanyaku pada Sehun yang sudah ada dihadapanku.

“Dia menunggumu hyung. Tidak jauh dari sini, mungkin 10 menit kau akan sampai di tempatnya beristirahat” ujar Sehun sambil meneguk sisa bubble teanya.

“Baiklah, aku pergi!” kataku sambil menepuk pundak Sehun pelan. Aku berlari dengan seluruh kemampuanku. Aku bisa mendengar Sehun dan Kai yang berteriak memberiku semangat.

.

.

10menit aku berjalan..

Akhirnya aku bisa melihat Sae Ron dari kejauhan. Wajahnya terlihat lesu, dan kelelahan. Kenapa bisa dia tidak berhati-hati dan terjatuh seperti ini? Aku berlari menghampirinya yang kini sedang duduk bersandar di pohon besar yang rindang. Dengan kedua teman yang setia berada di sampingnya.

“Bebek! Kau tidak apa-apa? Mianhae aku terlambat, dan membuatmu menunggu lama”. Rasanya ingin menjerit ketika melihat kakinya yang kini sudah diperban. Tubuh kecilnya terlihat tak bertenaga.

“Aku akan menggendongmu!” ujarku sambil mengangkat tubuhnya, untuk disandarkan ke punggungku, namun tangan kecilnya mendorong keras tubuhku.

“Kau mau menggendongku, sedangkan nafasmu masih terengah-engah? Kau harus istirahat sebentar, baru bisa menggendongku” kata-katanya membuatku kagum. Rupanya, dia memperhatikanku.

“Aah, kau mengkhawatirkanku?” kataku percaya diri.

“Ani. Untuk apa aku mengkhawatirkanmu?” jawabnya dengan sedikit tergagap. Sepertinya dia malu untuk mengakui yang sebenarnya.

“Baiklah.. Aku akan beristirahat disini. Ji Hye-ya, bisakah kau meninggalkan kami berdua disini?” kataku memohon. Biasanya Ji Hye akan menurut padaku.

“Ne, Oppa. Young Ji, ayo kita pergi!” benar, kan? Ji Hye memang bisa diandalkan.

“Hei Ji Hye-ya, kenapa kau malah menurut padanya? Sebagai anggota, kau harus menurut padaku, bukan pada jerapah ini!” gadis di sampingku mulai galak lagi.

“Aku akan mewakilimu untuk sampai di lokasi, Sae Ron-ah. Jadi, kau tidak perlu khawatir. Aku akan membuat tim kita menang!” ucap Ji Hye sambil berjalan tanpa mempedulikan Sae Ron yang berteriak-teriak meminta agar tetap bersamanya.

“Jangan terlalu dekat denganku! Minimal satu meter!” perintahnya dengan bibir yang mengerucut. Ah, kenapa bisa dia terlihat lucu ketika sedang marah.

“Baiklah.. Nenek sihir” kataku meledek, aku menjauhkan tempat dudukku dengannya. Satu meter. Sesuai dengan apa yang ia minta.

“Apa kau bilang? Kau ini benar-benar menyebalkan!!” ia mendengus kesal. Bibirnya semakin maju, dan wajahnya terlihat lebih tua karena ia yang sering marah-marah. Aku hanya menertawainya puas, dan ia semakin mengerucutkan bibirnya. Sekarang, aku sedikit lebih lega karena kini ia kembali menjadi Sae Ron, gadis yang galak. Kurasa, rasa sakit di kakinya perlahan mulai hilang.

14 tanggapan untuk “My Little Girlfriend [Chapter 7]”

  1. akhirnya chapter 7 ada juga dan panjang :3 varokah tor ngetiknya :v
    aaa chapter 7 keren gue ngakak terus, ditunggu chapter 8nya tor!

  2. Anjir gue ngakak yang pada packing, apalagi xiulaykris wkwkwkwk next thor daebak, moment member exo nya lebih disomvlakin lg aja :v

  3. Oh tidak bagaimana ini ? Chanyeol yang menolong sae ron akan menghambat taruhan yang ia setujui dengan luhan .
    Oh tidak tapi ia sangat care apalagi ia rela menyusul sae ron dan mengendongkan dan melupakan tentang taruhan itu.
    Walaupun luhan menang belum tentu juga ia mendekati sae ron apalagi melihat kedekatang yang terjalin antara sae ron dan chanyeol walaupun mereka banyak debatnya tapi hidup suasananya .

    Next chapternya ya

  4. Yeeeeeehhheeeet!!! Ceritanya panjang😄
    Thor moment sehun kai sama sae ron nya dibanyakin dong,, karena aku suka merekaaaa😁

Pip~ Pip~ Pip~