Mistake

tumblr_mr402kgeA11rmd078o1_500
Tittle : Mistake
Author : Arashi (@AngganaRaras30)
Main Cast :

  1. Xi Luhan
  2. A Girl

Cameo : Oh Sehun
Genre : Romance, Sad, fluff
Rating : PG
Length : Oneshoot

No silent reader,
Do not take anything from here, do not copy my fanfiction. Plagiarism get OUT please, comments are needed.

posted on chocolatelovestory

——

Luhan tidak mengerti.
Dia tidak mengerti kenapa dia berdiri disini, di atas gedung sekolah dan memandangi gadis yang sedang berdiri membelakanginya. Mengingat hari ini adalah hari yang spesial bagi mereka berdua, tadinya ia akan pergi ke toko cokelat, untuk mebeli satu batang cokelat kesukaan gadis yang berada disana memandangi langit yang mulai berwarna oranye. Perlahan kakinya terangkat, melangkah menuju gadis berambut cokelat panjang itu. Dalam pandangannya gadis itu benar-benar cantik. Melihatnya menikmati angin sore dengan rambutnya yang terbang terbawa angin perlahan, dan wajahnya yang diterpa oleh sinar matahari senja, membuat dirinya menelan saliva nya dengan susah payah.

Luhan menempatkan dirinya disamping gadis itu. Ia bersender pada tembok pembatas, mengikuti apa yang gadis itu lakukan. Menoleh ke arah gadis di sebelahnya yang memandangnya dengan tatapan heran. Senyum manis terlukis dari wajahnya, dia pun mulai membuka suara.

“Hei,” Ujar Luhan singkat.

“Ah, Hei juga” Gadis itu menjawab Luhan malu-malu.

“Apa yang sedang kau lakukan disini ?”

“Aku.. Hanya menikmati angin sore saja”

Luhan menganggukkan kepalanya. Menatap matahari yang semakin terbenam di ufuk barat. Dia menghirup nafas dalam-dalam, mencari ketenangan dalam dirinya. Kemudian menatap gadis disampingnya dan menatap wajah gadis itu lekat.

“Kau tau hari ini hari apa ?” Tanya Luhan lagi.

“Hari ini ?” Gadis itu berpikir sejenak. “Hari ini hari selasa” Jawab gadis itu dengan nada santainya.

“Bukan sayang, masa kau lupa hari ini hari apa ?”

Gadis itu malah menggeleng-gelengkan kepalanya -dengan tampang polos wajahnya. Luhan terkikik geli melihat wajah gadisnya yang terlihat lucu saat ini. Dia menarik tangan gadis itu perlahan dan menggenggam tangan mungil itu. Membuat semburat merah muncul pada kedua pipi tirus milik gadisnya.

“Hari ini hari bersejarah untuk kita, sayang” Ujarnya pelan. Luhan mencoba bersabar menghadapi kenyataan bahwa gadis nya ini sedang berusaha mengingat sesuatu yang penting bagi mereka berdua.

“Sungguh ?” Masih dengan tampang polosnya gadis itu bertanya.

“Iya sayang, hari jadi kita yang ke 1 tahun 10 bulan” Ada sedikit nada kecewa dalam kata-kata Luhan. Dia tidak percaya bahwa gadis itu bisa melupakan hari jadi mereka.

Mereka memang memiliki kebiasaan untuk memperingati hari jadi mereka setiap tanggal 30. Dan sekarang adalah tanggal 30 Juli 2013.
Yang artinya, dua bulan lagi hubungan mereka menginjak umur dua tahun.

“Astaga ! Aku baru ingat sekarang tanggal 30…” Kata-kata gadis itu terhenti. “Maafkan aku Luhan, aku tidak benar-benar bermaksud untuk melupakan hari jadi kita” Ucapnya lirih. Raut wajahnya menunjukkan kekecewaan yang mendalam. Dia tau dia bersalah, sangat sangat bersalah karena beraninya dia melupakan hari ini. Hari peringatan hubungannya dengan laki-laki bernama ‘Xi Luhan’. Lelaki yang notabene menjadi kekasih nya sejak tanggal 30 September 2011 lalu.

“Luhan, ak-aku..” Gadis itu terbata. Dia terlalu takut jika Luhan marah kepada dirinya.

Takut dengan kemungkinan Luhan akan mengacuhkannya selama beberapa jam, bahkan sampai berhari hari.

Meskipun terdengar konyol, dia tidak mau hal itu terjadi. ‘Bodoh bodoh bodoh, kau sangat bodoh’ Dia merutuki dirinya sendiri.

Luhan masih terdiam di tempatnya. Sejenak ia menghela nafas kasar, menunjukkan kekecewaannya pada gadis yang kini menatapnya khawatir. Luhan membalikkan badan dan mulai berjalan meninggalkan tempatnya tadi. Sampai tiba-tiba, gadis itu memanggil namanya.

“Luhan !”

Langkah Luhan terhenti. Tapi dia tidak membalikkan badannya menatap gadis itu. Dia terlalu kecewa, kecewa dengan apa yang telah gadis itu perbuat.Dia benar-benar lupa dengan hari ini.

Melihat Luhan yang tidak kunjung membalikkan badannya, gadis itu berlari kecil menghampiri Luhan dan memeluk tubuhnya dari belakang. Dia menangis, menangis merutuki kebodohannya sekali lagi.

“Aku minta maaf, aku sungguh minta maaf. Aku mungkin lupa dengan hari ini, tapi bukan berarti aku tidak menyayangimu. Manusia memiliki keterbatasan dan kamu tau itu. Aku tidak bermaksud melakukan itu, aku bersungguh-sungguh” Jelas gadis itu panjang lebar.

“Apakah kau hanya menganggap ini masalah sepele ?” Luhan bertanya dengan nada dingin, membuat bulu kuduk gadis itu meremang.

“Tidak, tentu saja tidak. Sejak kapan aku menganggap hal ini adalah hal sepele ? Bagaimana aku bisa menganggap hal ini sepele sementara kau selalu mengganggu pikiran ku ? Kamu adalah salah satu kebahagiaan bagiku, aku sungguh menyesal karena melupakan hari ini”

Luhan hanya berdiam diri mendengar penuturan gadis yang tengah memeluknya. Hatinya masih berkecamuk saat ini -tentu kalian tau karena apa. Yang dilakukannya sekarang hanyalah melepaskan ikatan tangan gadis itu pada tubuhnya dan kembali melangkah pergi meninggalkan tempat teratas di gedung sekolahnya. Membiarkan gadis itu menangis sendirian di tengah angin yang bertiup cukup kencang.

“Luhan…”

——

Luhan sedang berbaring di kamarnya, melepas segala penat yang hinggap di kepalanya. Mencoba melupakan kejadian sore tadi yang hanya akan menambah rasa kecewanya kepada gadis itu. Dia masih tidak habis pikir kenapa bisa-bisanya gadis itu.. Ah lupakan saja.

Dia terus mengusap wajahnya perlahan, terkadang dia mengacak-acak rambutnya kesal. Terus mencoba membuat dirinya tertidur di atas ranjang nya yang empuk. Baru saja dia akan memejamkan matanya, tiba-tiba dia mendengar sebuah ketukan pada kaca jendela yang menyerupai pintu pada kamarnya. Dengan rasa malas yang menyeruak, dia bangkit dari pembaringannya dan berjalan untuk membuka pintu kaca itu. Berpikir apa yang Sehun -tetangga sebelah sekaligus sahabat baiknya- lakukan malam-malam begini. Kenapa Luhan bisa berpikir bahwa itu Sehun adalah, karena Sehun mempunyai kebiasaan untuk mengunjungi Luhan melalui balkon kamarnya daripada harus mengetuk pintu rumah di lantai bawah.

Srekk !

Luhan membuka tirai yang menggantung di pintu kaca itu terlebih dahulu, tidak mau langsung membuka pintu kaca itu. Bukannya Sehun yang ia dapatkan, melainkan gadisnya yang sedang berdiri di teras balkonnya. Luhan terkejut. Bagaimana ia tidak terkejut ketika mendapati seorang gadis datang ke rumahnya pada pukul 10 malam, dan mengunjunginya melalui balkon kamarnya. Belum lagi kamar Luhan yang terletak di lantai dua membuatnya berpikir dengan apa gadis itu bisa membuatnya berada disini ? Memanjat kah ? Luhan rasa iya.

Karena dia tau, gadis itu termasuk perempuan yang nekat.

Gila memang, tapi memang beginilah gadisnya.

Luhan buru-buru membuka pintu kaca dan menyuruh gadis itu masuk kedalam kamarnya. Tidak pantas memang, tapi mau bagaimana lagi ? Dia tidak mungkin membiarkan gadis itu mati kedinginan  diluar karena malam ini memang cukup dingin. Tidak, dia tidak setega itu.

“Apa yang kau lakukan ? Kau sadar tidak bahwa kau bisa mati di luar sana ?!” Terdengar seperti pertanyaan sekaligus nada menghardik yang keluar dari mulut Luhan. Tapi gadis di hadapannya itu malah diam. Wajahnya terlihat pucat dan Luhan rasa pergelangan tangan gadisnya itu pasti dingin. Dingin sedingin es di kutub utara. Karena Luhan tau bahwa tubuh gadis itu tidak rentan terhadap udara dingin.

“Aku ingin memberikan ini padamu, aku sungguh minta maaf” Ucap gadis itu lirih. Ia menarik tangan Luhan dan memberikan sebuah amplop berwarna pink pastel dengan gambar berbentuk hati pada sudut kanan atas amplopnya serta satu kotak cokelat buatan tangannya sendiri. Dia menundukkan kepala den berjalan menuju teras balkon kamar luhan. Luhan mengernyitkan dahi nya, apa yang sebenarnya gadis itu akan lakukan ?

“Aku pamit pulang, maaf aku mengganggumu” Ujar gadis itu kembali, bersiap menuruni pohon cemara kecil yang memang terletak di samping balkon kamar Luhan.

“Andwae (tidak boleh) ! Kau ini bodoh atau apa sih, kau bisa membahayakan dirimu sendiri !”

Gadis itu tidak jadi turun. Dia menatap lekat Luhan yang kini berada di hadapannya -entah sejak kapan. Bulir-bulir air matanya mulai menumpuk, bersiap jatuh membasahi pipinya.

Gadis itu tidak tahan lagi, dia merengkuh erat tubuh Luhan dan mulai terisak memeluk Luhan.

“Aku benar-benar bodoh ! Aku minta maaf Luhan.. Aku ini memang tidak sempurna, aku tidak bisa menjadi kekasih yang baik bagimu. Aku sungguh minta maaf, aku benar bodoh, bodoh bodoh bodoh !” Gadis itu kembali merutuki dirinya sendiri. Luhan yang melihat hal itu merasa tidak tega, maka dia pun membalas memeluk gadis itu.

“Tidak, kau tidak bodoh sayang. Jangan pernah kau menghina dirimu sendiri lagi, aku tidak suka..” Ujar luhan perlahan, mencoba membuat gadis dalam dekapannya merasa lebih tenang terlebih dahulu. “Kita ini memang tidak sempurna, kamu tidak perlu menjadi sempurna. Karena dengan segala kekurangan yang kita miliki, kita dapat saling melengkapi satu sama lain”

Gadis itu malah terdiam, mencoba meresapi kata-kata yang Luhan lontarkan kepadanya.

“Aku memaafkan mu, aku harap kamu tidak akan pernah merutuki dirimu sendiri dengan mengatakan bahwa kau bodoh” Gumam Luhan perlahan.

“Aku tidak mau jika kau memaafkanku hanya karena keterpaksaan”

“Aku serius, aku benar-benar memaafkanmu”

Gadis itu mendongkak-kan wajahnya menatap wajah Luhan, menatap manik mata Luhan lebih tepatnya. Mencoba mencari kebohongan pada diri Luhan. Tapi tidak ada, Luhan tidak berbohong. Benar, tatapan Luhan begitu tulus menatap wajah gadis itu.

Singkat kata, Luhan sudah memaafkannya.

“Gomawo, Luhan. Neomu neomu gomawoyo (terima kasih banyak)”

“iya, sama-sama sayang” Luhan semakin mengeratkan pelukannya pada gadis itu.

Beberapa menit berlalu, mereka masih tetap pada posisi mereka. Sampai akhornya gadis itu melepaskan pelukannya pada tubuh Luhan.

“Aku lebih baik pulang sekarang. Aku takut Omma dan Appa akan mencari anak gadisnya ini karena menghilang malam-malam.”

“Aish iya Omma dan Appamu pasti mencarimu, perlu aku antarkan ?”

“Tentu saja boleh, ayo kita turun ke bawah, Luhan” Ujar gadis itu sembari meraih dahan pohon cemara yang sekiranya cukup kuat untuk menahan tubuhnya.

“Kenapa tidak lewat pintu saja ? Kau ini aneh, Hyera” Sahut Luhan dengan nada mencibir kepada gadis bernama Hyera itu. Ya Kim Hyera gadisnya yang sangat sangat aneh menurut nya itu.

Tapi dia tetap menyayangi Hyera. Bukan, tapi mencintai Hyera.

“Tidak, aku lebih suka turun lewat pohon cemara dibandingkan melalui pintu rumah mu itu” Sahut Hyera setengah berteriak.

Luhan terkikik geli mendengar jawaban Hyera, gadis nya itu. Kemudian dia mulai menyusul Hyera yang sudah berada di bawah pohon cemara.

Tapp !

Luhan mendaratkan kakinya di atas tanah. Dia menarik tangan Hyera dan membawanya pergi dari halaman rumahnya.

“Aku melupakan sesuatu” Sahut gadis itu tiba-tiba berhenti berjalan.

“Kau melupakan apa ?”

Chup~

Hyera mencium pipi Luhan sekilas dan berjalan melewati Luhan. Sementara Luhan, dia hanya terpaku menatap Hyera akibat perlakuan yang barusan gadis itu lakukan padanya.

Hyera yang semula berjalan di depannya, kini ia membalikkan badannya menghadap Luhan. Sembari tersenyum ia berkata

“Happy Anniversarry, Luhan. Aku harap hubungan kita akan semakin erat seiring berjalannya waktu-” Hyera menggantungkan kalimatnya. “-dan aku sangat mencintaimu” Seulas senyum terkembang dari sudut bibir Hyera, Luhan juga tentunya.

Dan jam yang melekat di pergelangan tangan Luhan kini menunjukkan pukul 00.00

Yang artinya, Hyera terlambat mengucapkan hal yang seharusnya sejak tadi gadis itu sampaikan kepada dirinya.

Tapi Luhan hanya tersenyum menatap gadisnya yang aneh itu.

Ya, Hyera memang aneh.

END

 

11 tanggapan untuk “Mistake”

  1. Ya ampuun..!>_< Dan kemudian ada yang menyesali sebuah kesalahan(/'mistake') ituu..^o^ ;( #eakkB-) oiya.., btw, aku suka kak, Gomapsumnidaa..!^^ 

    1. *Typoo:Ya ampuun..!>_< Dan kemudian ada yang menyesali sebuah kesalahan(/'mistake') ituu..^o^ ;( #eakkB-) oiya.., btw, aku suka kak, Gomapsumnidaa..!^^ 

Pip~ Pip~ Pip~