Spell The Magic On You_Sequel Being Mine

Judul : Spell The Magic On You (Sequel Being Mine)

Author : Seu Liie Strife

Cast : Cho Kyuhyun (Super Junior)
Cho Han Yeol (OC)
Park Chanyeol (EXO-K)
Hatano Yuurika (OC)

Genre : Romance

Facebook : Hikari Keyheart Kurosaki

Twitter : SeuLieOctaviani

Pin : 24D7E4E6
^^^^^^^^^^^^^^^Seu Liie Strife^^^^^^^^^^^^^^^
“Kalian hati – hati selama di Indonesia….”, pesan aboeji dan eommonim. Ya, kedua mertuaku.

“Jangan sampai sakit..”, ujar Chanyeol oppa mengacak rambutku.

“Yaaa~~ Oppaa~~”, aku menyingkirkan tangannya dari kepalaku.

“Aku mengkhawatirkanmu…”, ujarnya memelukku.

“Anni, oppa…I’ll be okay..”, jawabku tersenyum membalas pelukannya.
^^^^^^^^^^^^^^^Seu Liie Strife^^^^^^^^^^^^^^^
“Sebenarnya kita ke mana oppa? Jawa? Kalimantan? Sumatera? Sulawesi? Bali? Atau Irian?”, tanyaku berturut – turut pada suamiku.

“Nanti kau tahu, sweety…sekarang tidur saja…”, ujarnya merebahkan kepalaku pada bahunya. Ganti lagi kan panggilan untukku. Haish…tak apa lah asal tidak ‘chagi’. Itu mengingatkanku pada mantannya dia. Aaaa!! Aku tak mau mengingatnya lagiii!!

“Tapi aku tidak bisa tidur…”

“Wae?”, aku hanya menggidikkan bahuku menanggapi pertanyaannya.

Tiba – tiba dia mengambil selimut. Dia melebarkan selimut itu dan menutup kedua kepala kita. Mwoo?!!! Apa yang mau ia lakukan di tempat umum seperti ini?!!

“Bisa tidur?”, ujarnya yang terdengar seperti bisikan.

“Oppa..kau mau apa sih??”

Dia tidak berkata apa – apa dan hanya mencium bibirku. Ommooo!! Depan umum seperti ini?!!! Meskipun tertutup selimut, tentu orang sudah mengetahui apa yang terjadi di balik selimut ini.

“Oppaaahh~~”, aku berusaha mendorongnya, tapi lagi – lagi dia menciumku. Anniii!! Ini french kiss!!

“Yaah~~ andwae yoo~”, ujarku mendorongnya dan menyibakkan selimut itu dari kepalaku. Pasti rambutku berantakan!

“Kau gilaa~~”, ucapku.

“But you like it. Isn’t it?”, dia terkekeh. Ughh!! Dia menyebalkan!
^^^^^^^^^^^^^^^Seu Liie Strife^^^^^^^^^^^^^^^
Waaiiittt!! Ini dimana?? Aku menengok ke kiri – kananku. Dengan santainya Kyuhyun jalan menggandeng tanganku dengan sun glasses yang bertengger di pangkal hidungnya.

“Oppa, kita dimana?”

“Indonesia.”

“Aku tahu ini Indonesia. Tapi ini dimana??”

“Jawa Timur. Kita akan ke daerah Pacitan.”

“Pacitan? Tempat apa itu?”

“Aku jamin kau akan suka. Terlebih lagi pantainya.”

“Pantai?? Karena itu kau membawa peralatan diving dan snorkeling?”, tanyaku.

“Yup! Tepat sekali nyonya Cho!”

Begitu tiba, sudah ada dua orang yang menunggu kami.

“Silahkan, sajangnim…”, mwo? Sajangnim dia bilang?

“Oppa, nugu ya?”

“Assistant kantor appa di sini.”

“Mwo??”

“Kenapa kau kaget? Dia orang asli sini. Tapi dia bisa bahasa Korea. Aku tahu tempat ini darinya.”

“Jinja?”

“Ne, dan kau pasti tidak akan menyesal.”
^^^^^^^^^^^^^^^Seu Liie Strife^^^^^^^^^^^^^^^
“Oppa, kita tinggal di sini?”, tanyaku.

“Ne..di desa…namanya Desa Candi.”, jawabnya sambil melepas sun glassesnya.

“Aku lelah, oppa…”

“Istirahatlah…karena liburan di sini akan membuat tenaga kita terkuras.”, dia tersenyum mengisyaratkan sesuatu. Oh noo!!

“Ma…maksudmu?”, tanyaku lagi.

Dia kemudian mendekatiku yang terduduk di samping tempat tidur, ikut duduk di sampingku, dan tiba – tiba dia melingkarkan lengannya hingga bahu kiriku, “Kau tidak mengerti maksudku, euhm?”, tanyanya meraih daguku dan mendekatkan wajahnya. Kurasa kini wajahku sudah memerah. Aaa!! Panasnya wajahkuuu!! Tiga senti, dua senti, satu senti, aaaa!!!

Tok! Tok! Tok!

“Aaaassshhh!! Siapa lagi yang mengganggu?!”, gerutunya

“Ffuuuhh~~”, aku menghembuskan napas lega. Entah kenapa tadi aku merasa seperti tercekat.
^^^^^^^^^^^^^^^Seu Liie Strife^^^^^^^^^^^^^^^
“Permisi, kami punya makanan ringan untuk kalian…”, ujar pemilik rumah, kepala desa tersebut.

“Aa…paman..tidak perlu repot – repot..”, Kyuhyun menggunakan keahliannya berbahasa Indonesia.

“Hanya keripik. Keripik singkong.”

“Keripik? Aa, terima kasih paman..astaga, sampai dibawakan ke kamar. Harusnya kami mengambil saja di depan..”, ujar Kyuhyun.

“Yeoboo, kemarilah..”, Kyuhyun menolehkan kepalanya ke belakang dan memanggil istrinya. Han Yeol memang belum ahli berbahasa Indonesia, karena itu lah hanya Kyuhyun yang bisa menemaninya berbahasa Korea sekaligus menjadi translator bahasa Indonesianya.

“Mwo?”, tanya Han Yeol.

“Coba ini..makanan dari ahjussi ini..”, ujar Kyuhyun menyuapi Han Yeol dengan keripik di tangannya.

Han Yeol pun mengunyah keripik itu, “Uhm..neoumu choahe…”, ujar Han Yeol yang kemudian mengambil sendiri dari toples itu.

“Dia menyukainya, paman.”, ujar Kyuhyun tersenyum pada kepala desa.

“Oppa…apa bahasa Indonesianya mashitta?”, tanya Han Yeol.

“Eoh? Enak..”, bisik Kyuhyun.

“Oo, enak..enak…”, ujar Han Yeol menunjuk keripik di tangannya pada sang kepala desa yang membuat beliau tersenyum.

“Yeobo, bagaimana kalau kita membaur dengan keluarganya Suranto ahjussi?”, tanya Kyuhyun pada istrinya yang dibalas dengan anggukkan kepalanya.

“Paman, bolehkah kami ke ruang tengah?”

“Tentu boleh…di sana ada istriku dan dua anakku.”

Dan akhirnya mereka berdua pun menghabiskan waktu untuk mengakrabkan diri dengan keluarga kepala desa tersebut. Tentunya ini dimanfaatkan Han Yeol melatih bahasa Indonesianya. Sesekali ia menoleh pada Kyuhyun untuk meminta tolong mengartikannya.
^^^^^^^^^^^^^^^Seu Liie Strife^^^^^^^^^^^^^^^
Sementara itu di Tokyo, lebih tepatnya di rumah keluarga Park, rumah itu tidak lagi kosong. Karena, Chanyeol akan tinggal di sana dalam jangka waktu yang lama.

‘Oppa harus cepat cari istri’, tiba – tiba saja ucapan adiknya terlintas di pikirannya saat berpakaian menuju kantornya di Tokyo.

“Haish! Kenapa kau Park Chanyeol? Hidupmu hanya untuk kerja dan kerja.”, batin pria itu lagi.

Pria itu kemudian melajukan mobilnya membelah jalanan Tokyo pagi itu. Dan di pagi ini, pria bermarga Park itu nampak sibuk karena jadwal meetingnya yang sangat padat.

“Yeobseyo?”, ujar Chanyeol melalui ponselnya.

“Ya, saya sedang….”

TIIN!! TIIIN!! CIIITT!! BRAAK!!!!

“A..astaga…”, lelaki itu langsung melepas savety beltnya dan keluar dari mobilnya.

^^^^^^^^^^^^^^^Seu Liie Strife^^^^^^^^^^^^^^^
Perbedaan waktu dua jam lebih awal antara Indonesia dan Seoul masih membuat pasangan yang baru menikah itu jet lack. Keduanya masih terlelap sampai akhirnya sang suami lebih dahulu terbangun karena kaget ada sesuatu yang menimpa tubuhnya. Tapi kemudian, seulas senyum terukir pada bibirnya.

Tangan istrinya kini melingkar di pinggangnya ketika tanpa sadar ia membalikkan tubuhnya dan memeluk Kyuhyun layaknya sebuah guling. Kyuhyun pun membetulkan posisi tidurnya dan menelusupkan lengannya di bawah kepala istrinya untuk bantalan tidurnya. Di usapnya rambut panjang Han Yeol, sesekali membelai pipi kanannya.

Rupanya Kyuhyun tidak bisa lagi menahan pesona dari istrinya yang terlelap tidur itu. Ia menciumi kening, kedua kelopak mata, hidung, bahkan bibir Han Yeol hingga dirinya terbangun. Wanita itu menggeliat karena tidurnya terganggu. Matanya masih terlihat kecil dan berusaha menyesuaikan cahaya yang masuk pada retinanya. Sesekali ia mengucek matanya dan menguap kecil.

“Annyeong nae anae…”, sapa Kyuhyun yang kemudian mencium bibir istrinya yang kesadarannya belum terkumpul sepenuhnya.

“Hng…oppa…”, wanita itu melingkarkan tangannya pada leher suaminya dan mencium bibir suaminya.

“Ayo kita keluar, sayang…”, ajak Kyuhyun.

“Nngg… Masih ngantuk, oppa..”, Han Yeol menelusupkan wajahnya pada dada bidang suaminya sambil memeluknya erat.

“Kau masih mau melanjutkan yang semalam, euhm?”, tanya Kyuhyun yang ikut memeluk tubuh istrinya. Pagi ini mereka berdua masih terlihat kacau, tubuh yang berkeringat, wajah yang berminyak karena banyaknya keringat keluar, bahkan kini mereka hanya ditutupi oleh selimut bermotifkan batik milik keluarga kepala desa tersebut.

“Annii oppa…kau gila semalam.. Sampai sekarang pun aku masih sakit!”, ujar Han Yeol memukul dada suaminya pelan.

“Jeongmal?”, tanyanya yang dibarengi dengan kekehan.

“Ugh! Kau menyiksaku, oppa!”

“Tapi kau menyukainya….you’re so hot last night.”, bisik Kyuhyun di telinga istrinya yang membuat wanita itu menggidikkan bahunya geli.

“Yaah~~ Oppa! Anni…”

“Aku mau menagih hutang padamu.”, ujar Kyuhyun.

“Hutang apa?”

“Pembalasan yang semalam.”

“Andwae yo…”

“Do it again, honey…”, pinta Kyuhyun.

“Shireo!”, jawab Han Yeol membalikkan tubuhnya.

“Just once…”, ujar Kyuhyun mencium tengkuk istrinya.

“Yaahh!! Oppa!! Kau menyebalkan!”, Kyuhyun hanya tersenyum puas karena istrinya kini berada dalam kendalinya.
^^^^^^^^^^^^^^^Seu Liie Strife^^^^^^^^^^^^^^^
“Berikan tindakan medis yang baik. Saya akan membayar berapa pun biayanya.”, ujar Chanyeol pada pihak rumah sakit dengan bahasa Jepangnya.

“Baik. Ini dokumen yang harus anda tanda tangani.”, Chanyeol pun menandatanganinya. Kini ia hanya berharap gadis yang ditabraknya membaik kondisinya. Dengan cemas ia berada di ruang tunggu dengan tas milik gadis itu. Dibukanya tas itu berharap Chanyeol menemukan identitas lebih lengkap gadis itu untuk memberitahukan orang tuanya.

“Hatano Yuurika, mahasiswi Tokyo University jurusan kimia..”, gumam pria itu membaca kartu mahasiswa milik gadis itu.

Chanyeol kemudian mencari – cari petunjuk lain. Dia menemukan banyak kertas bimbingan dari dosennya, “Berarti dia sudah mau selesai dong kuliahnya.”, batin Chanyeol lagi. Tiba – tiba ponsel milik pria itu berbunyi.

“Yeoboseyo…”

“Ah, ne! Saya segera ke sana. Mungkin agak terlambat. Saya masih ada urusan penting di sini. Tolong di handle dulu.”, ujar Chanyeol.

Pria itu kemudian ke bagian pembayaran. Membayar semua tagihan rumah sakit atas nama Hatano Yuurika sebelum kembali ke kantornya.
^^^^^^^^^^^^^^^Seu Liie Strife^^^^^^^^^^^^^^^
Siang ini aku dan suamiku, Kyuhyun sudah dijemput oleh anak buah Kyuhyun. Menurut suamiku, kami akan ke Pantai Srau. Entah pantai apa itu. Di mobil pun aku hanya sibuk dengan ponselku berusaha mencari tahu, apa itu Pantai Srau. Tapi tiba – tiba aku merasa bahu kananku memberat. Kutolehkan pandanganku, ternyata Kyuhyun yang menyandarkan kepalanya pada bahuku sambil memainkan PSP nya.

“Oppa, berat ah~”, kugoyangkan sedikit bahuku. Dia pun mengangkat kepalanya. Tapi kemudian, dia merebahkan kepalanya di pangkuanku. Hahaha dasar!

“Asshh! Apa mobil ini tidak bisa sedikit lebar?”, gerutunya. Karena memang dia hanya bisa berbaring dengan kaki yang terlipat. Aku hanya bisa terkekeh kecil mengusap keningnya.

“Honey…”

“Uhm?”, aku menolehkan pandanganku padanya yang tengah berbaring di pangkuanku.

“Kenapa kau melihat ponselmu terus?”

“Kau juga hanya melihat PSP mu terus.”, balasku.

“Sekarang tidak..”, dia meletakkan PSP nya di atas perutnya.

“Tapi kau malah memperhatikan ponselmu terus..”, lanjutnya.

“Diamlah, oppa..aku lagi mencari tahu Pantai Srau itu. Habisnya kau tidak mau kasih tahu aku sih.”

“Honey…”, panggilnya lagi sambil memainkan rambutku yang terurai hingga dada.

“Mwo?”

“Kiss me.”

“Mwoya?! Annii..annii…”, tolakku.

“Kissuu~”, rengeknya.

“Oppa…malu ah!”, aku melirik ke depan berusaha menunjukkan kalau ada orang lain saat ini.

“Orang juga mengerti, kita kan pengantin baru…”

“Aku tidak mau.”, ujarku. Tanpa meminta persetujuan dariku, tangannya beralih ke belakang kepalaku dan mendorong kepalaku ke bawah. Dan dia menciumku!! Ommoo!!
^^^^^^^^^^^^^^^Seu Liie Strife^^^^^^^^^^^^^^^
Kyuhyun saat ini menekan tengkuk istrinya untuk memperdalam ciumannya. Berkali – kali Han Yeol meronta, ia tidak dapat berbuat banyak dan hanya bisa menerima perlakuan suaminya.

“Saranghae, nae anae..”, ujar Kyuhyun yang kemudian mengecup bibir istrinya menyudahi hot kissing mereka.

“Uuugghhhh!!!”, Han Yeol hanya bisa mencubit hidung suaminya dengan kesal.
^^^^^^^^^^^^^^^Seu Liie Strife^^^^^^^^^^^^^^^
Perjalanan tadi hanya menempuh waktu setengah jam untuk tiba di Pantai Srau ini. Menurut sumber online yang kubaca tadi, Pantai Srau ini memiliki 3 lokasi berbeda.

Lokasi pertama terletak paling dekat dengan pos
penjagaan masuk lokasi wisata ini. Keindahan lokasi ini adalah karang yang mencuat membentuk bukit di sekeliling bibir pantai. Airnya yang jernih didominasi warna biru dengan kedalaman yang cukup mengerikan. Ombaknya pun cukup ganas walau kadang tak terlalu tingggi.

Lokasi kedua dapat ditempuh dengan menyusuri jalan aspal kecil dari pos penjagaan di pintu masuk sebelah barat. Lokasi ini merupakan tempat favorit bagi pengunjung atau muda-mudi yang sedang kasmaran untuk berpacaran. Mungkin aku dan suamiku bisa seperti itu. Hihihi. Di tempat ini disediakan tempat duduk dari beton dengan posisi menghadap pantai. Ombak di tempat ini cukup “jinak” namun tetap berbahaya. Kawasan ini juga merupakan spot yang digemari para surfer dengan tingkat intermediate. Bahkan tak sedikit surfer
mancanegara yang tertarik menjajal ombak di tempat ini. Tempat paling menarik dari lokasi ini adalah keberadaan gua laut yang terletak di bagian paling timur lokasi ini.

Lokasi ketiga terletak di sebelah barat lokasi kedua atau terletak pada bagian paling barat dari Pantai Srau. Terdapat anjungan kecil dan dari anjungan tersebut kita dapat menikmati pemandangan sunset yang menawan. Pantainya sendiri tidak terlalu menarik karena hanya merupakan teluk kecil yang menghadap ke Samudra Hindia. Ombaknya relatif kecil, namun perairannya juga masih cukup dalam.

Katanya, lokasi kedua dan ketiga tidak terlalu banyak diketahui orang karena lokasinya yang cukup sulit dijangkau. Pengunjung harus naik turun bukit untuk bisa sampai di tempat ini. Akan tetapi, rasa letih itu akan terbayar begitu kita sampai di lokasi ini. Kita bisa bermain air di siang bolong tanpa takut panas matahari karena terlindung oleh bukit yang menjulang dan melindungi bagian pantai tersebut.

Oh ya, dasar wilayah pasang surut pantai ini bukan pasir, melainkan karang. Aku baru tahu kalau ada sebuah pantai yang memiliki dasar yang dari karang. Karena aku biasanya hanya melihat pantai dengan pasirnya. Kita juga dapat
menyusuri pantai tanpa alas kaki dan berpetualang di celah-celah batuan tebing karang di tempat ini. Asal kita cukup berhati – hati terhadap karang – karang ini.

“Sayang, kita ke lokasi yang kedua saja ya? Lokasi pertama menyeramkan!”, Kyuhyun menggandengku.

“Ne, oppa…”
^^^^^^^^^^^^^^^Seu Liie Strife^^^^^^^^^^^^^^^
“Nah, kita di sini saja.”, ujar suamiku menunjuk tempat duduk yang terbuat dari beton.

“Kita diving di sini?”, tanyanya lagi.

“Boleh..kan katanya ada gua laut.”, sambungku.

Anak buah Kyuhyun yang sedari tadi membawa perlengkapan diving kami pun meletakkan peralatan itu di dekat kami. Salah satu dari penduduk sini menjadi guide kami untuk menyelam saat ini. Bersamanya lah kami mengikuti penyelaman ini. Selama menyelam, Kyuhyun tak sekali pun melepas tanganku.

Ah, kurasa kami akan lama menyelam. Tak peduli dengan kulitku yang akan segera menghitam. Hanya satu kekhawatiranku. Persediaan oksigen yang kubawa di punggungku ini. Hahaha.
^^^^^^^^^^^^^^^Seu Liie Strife^^^^^^^^^^^^^^^
Sementara itu di salah satu rumah sakit di Tokyo, Chanyeol kembali ke sana setelah dari kantornya.

“Dia sudah sadar, tuan.”, ujar perawat padanya.

“Ne, arigatou.”, ujar Chanyeol yang segera ke ruang rawat gadis itu.

Rupanya di dalam ruangan itu ada seorang dokter dan perawat yang sedang memeriksanya. Chanyeol pun memberi hormat padanya.

“Bisa anda ikut ke ruangan saya?”, ujar dokter itu. Chanyeol pun menyetujuinya dan mengikuti dokter itu.

“Janin yang dikandungnya tidak bisa diselamatkan.”

“Janin?”, tanya Chanyeol.

“Apa anda tidak tahu istri anda sedang hamil?”

“Istri? Hamil?”, pertanyaan – pertanyaan itu memenuhi benak pria itu. Rupanya dokter ini mengira dirinya adalah suami dari gadis itu.

“Istri anda hamil 3 minggu. Tapi karena kecelakaan itu, kami mengangkat janinnya karena membahayakan nyawa istri anda. Dan kini…istri anda mengalami gegar otak ringan.”

“Nani(apa)?! Gegar otak?”

“Tapi dia bisa dipulihkan dengan perlahan. Kembalikan memorynya dengan membantunya mengingat – ingat. Hal yang mudah saja dulu. Namanya, orang tuanya, diri anda, itu akan membantunya.”, jelas dokter.

“Baik..”, ujar Chanyeol.
^^^^^^^^^^^^^^^Seu Liie Strife^^^^^^^^^^^^^^^
“Apa yang harus kulakukan sekarang? Bahkan keluarganya tidak mau menjenguknya.”, batin Chanyeol yang sudah menghubungi pihak keluarganya.

Hatano Yuurika memang mahasiswi Tokyo University dengan jurusan kimia. Namun, menurut teman – temannya yang ditelepon Chanyeol melalui ponsel Yuurika, dirinya jarang bimbingan dosen. Dan baru – baru ini dia bimbingan. Dan Chanyeol baru mengetahui kalau Yuurika adalah korban pelecehan seksual. Gadis itu pernah diperkosa saat perjalanan pulang dari kampusnya. Itulah yang menyebabkan dirinya hamil 3 minggu. Dan karena kehamilan itulah, dia diusir dari keluarganya dan tidak pernah diakui keberadaannya.

“Calm down, Yeol! You can solve it!”, batin Chanyeol untuk dirinya sendiri. Dia pun mulai memegang handle pintu dan masuk.

“Hi…”, sapa Chanyeol canggung.

“Dare desuka (siapa)?”

“Aku jawab apa ini?”, batin Chanyeol.

“Bagaimana…kondisimu?”, tanya Chanyeol mengalihkan pembicaraan.

“Aku…aku pusing…”

“Istirahatlah kalau begitu.”, ujar Chanyeol lagi.

“Tapi….aku siapa?”

“Pulihkan kesehatanmu dulu.”, ujar Chanyeol sambil meletakkan tas milik Yuurika yang dibawanya sebelum kecelakaan tadi.

“Itu apa? Milikku?”

“Ya, ini punyamu.”, jawab Chanyeol.

“Boleh aku lihat?”

“Iie (tidak). Istirahatlah sekarang. Nanti kubangunkan kau kalau makan malamnya datang.”

^^^^^^^^^^^^^^^Seu Liie Strife^^^^^^^^^^^^^^^
“Besok kita ke sini lagi, sayang.”, ujar suamiku, Kyuhyun.

“Eoh? Ke sini lagi?”

“Ne, lokasi ke tiga pantai ini.”, ujarnya lagi.

“Terserahmu deh, oppa.”

“Apa yang sekarang kita harus lakukan?”, tanyanya.

“Makan malam?”, tanyaku balik.

“Well, kita makan makanan tradisional di sini.”, ujar Kyuhyun.
^^^^^^^^^^^^^^^Seu Liie Strife^^^^^^^^^^^^^^^
“Yuurika…Yuurika… Ayo makan dulu.”, Chanyeol membangunkan wanita itu. Pemilik nama itu pun langsung membuka matanya perlahan.

“Perutku sakit…”, ujarnya.

“Sakit? Kupanggilkan dokter ya…”

Setelah pemeriksaan dokter itu mengatakan hal yang membuat wanita itu sedikit tercengang, “Tidak apa – apa. Memang masih sakit setelah penguretan janin tadi.”

“Janin?”, batin Yuurika.

“Arigatou gozaimasu..”, ujar Chanyeol pada dokter itu di ambang pintu.
^^^^^^^^^^^^^^^Seu Liie Strife^^^^^^^^^^^^^^^
“Aku kenapa sebenarnya? Kau siapa? Siapa aku? Kenapa aku di sini?”, tanya Yuurika pada Chanyeol berturut – turut.

“Mati kau Chanyeol! Alasan apa lagi untuk menahannya tidak bertanya pertanyaan itu?”, batin Chanyeol.

“Kau…kau istriku.”, ujar Chanyeol akhirnya.

“Ini gila!! Kau gila Chanyeol! Kau pasti akan memanfaatkannya.”, batin pria itu menyesali ucapannya.

“Aku? Aku istrimu?”

“Ya, Hatano Yuurika, namamu sebelum menikah denganku. Dan kini menjadi…Park Yuurika. Aku Park Chanyeol, suamimu.”

“Oh astaga!! Kau benar – benar pecundang, Chanyeol!”, batin Chanyeol lagi.

“Kau suamiku?”, Chanyeol mengangguk menanggapi pertanyaan wanita itu.

“Lalu….janin…”

“Kau keguguran, Yuu..kau kecelakaan.”, ujar Chanyeol.

“Mianhae, karena aku membohongimu.”, batin Chanyeol.

“Aku keguguran…”, tanyanya menatap kosong ke arah perutnya.

“Jangan kau sesali itu…kau harus makan… Buka mulutmu.”, ujar Chanyeol yang sudah memegang makan malam dari rumah sakit untuk Yuurika.
^^^^^^^^^^^^^^^Seu Liie Strife^^^^^^^^^^^^^^^
“Oppa, bagaimana Chanyeol oppa di Tokyo ya?”, aku membuka pembicaraan pada suamiku malam itu.

“Kau telepon saja…”, jawab Kyuhyun. Baiklah. Aku akan menelpon Chanyeol oppa.

Nada sambung pun terdengar olehku.

“Oppa…!!”, seruku.

“Nani(apa)? Oppa??”, tanya suara dari seberang. Hah? Perempuan?!! Nugu yaaaa?!!!

“Ka..kau siapa??”, tanyaku cemas. Aaaa!!! Apakah oppa main perempuan di sana?!!! Gilaa!!

^^^^^^^^^^^^^^^Seu Liie Strife^^^^^^^^^^^^^^^
“Hannie?”, Chanyeol mengambil ponsel yang diberikan oleh Yuurika. Yuurika lah yang menerimanya saat Chanyeol ke toilet.

“OPPAA!!! APA YANG KAU LAKUKAN DISANA??!!!”, teriak Han Yeol yang membuat lelaki itu menjauhkan ponselnya dari telinganya.

“Mwo??”, tanya Chanyeol.

“Siapa wanita tadi?!! Kau sudah berani main api ya, oppa!!”

“Hah? Aku bisa menjelaskannya. Chakkaman.”, ujar Chanyeol yang langsung keluar ruang rawat Yuurika.
^^^^^^^^^^^^^^^Seu Liie Strife^^^^^^^^^^^^^^^
“Siapa wanita itu? Ada hubungan apa dengan Chanyeol suamiku?”, batin Yuurika yang hanya bisa menatap lelaki bertubuh jangkung itu.

“Dare(siapa)??”, tanya Yuurika pada Chanyeol.

Lelaki itu kemudian merapatkan ponselnya dengan tangannya, “Sebentar ya..”, ucapnya.
^^^^^^^^^^^^^^^Seu Liie Strife^^^^^^^^^^^^^^^
“Yaaa!! Apa yang kau lakukan di sana, eoh?!!”, tanya Han Yeol melalui ponselnya.

“Aku tidak melakukan apa – apa.”, jawab Chanyeol.

“Tapi kenapa perempuan yang menjawab?! Siapa dia?!!”

“Yeobo? Dia kenapa?”, batin Kyuhyun yang kaget saat melihat istrinya marah.

“Dia…aasshh!!! Harus kujelaskan dari mana ini?”, gerutu Chanyeol.

“Jelaskan siapa dia!”

“Well, aku menabrak orang, Han. Dan dia…dia orang yang kutabrak. Hatano Yuurika.”

“Lalu, kenapa dia bersamamu?”

“Itu karena dia hamil…”

“Mwoya?!! Kau menghamilinya?!!”

“Yaaa!! Bukan aku! Dia korban pelecehan seksual. Itu menurut teman – temannya. Dan sebelum aku menabraknya, dia hamil tiga minggu karena peristiwa perkosaan itu. Tapi, dia mengalami keguguran. Aku sudah menghubungi keluarganya, tapi mereka tidak mau menerima Yuurika dan menganggapnya sebagai aib besar keluarga. Tapi, sialnya…dia amnesia.”

“Amnesia?”, ulang Han Yeol.

“Yaa, karena itulah aku mengaku sebagai suaminya. Mau tinggal dimana lagi dia?”, ujar Chanyeol.

“Tapi sebelumnya kan dia sudah sendiri.”

“Han, dia keguguran karena aku. Aku yang menabraknya, dan karena aku juga lah dia amnesia. Aku harus mengembalikan ingatannya, Han.”

“Tapi aku tidak suka!”

“Wae?”

“Apa kau jamin tidak akan terjadi apa – apa, eoh?”

“Apa maksudmu?”

“You know..hubungan suami istri misalnya? Bisa saja itu terjadi kan? Di pikirannya kan kau itu suaminya. Dan sangat aneh kan kalau kau menolaknya?”

“Aigoo…Hannie…kurasa tidak. Dia masih sakit kan? Dan kupastikan itu tidak akan terjadi, karena aku akan memberitahukannya perlahan kalau aku bukan suaminya.”

“Kau sendiri tidak yakin kau bisa menahan diri atau tidak.”

“Yaa, kuakui, dia itu sangat cantik. Bahkan melebihimu, Han!”, ujar Chanyeol menggoda adiknya.

“Tuh kaaann!! Oppaaaa!!!”

“Ahahaha…tenang saja Hannie..aku tidak sebejat suamimu.”

“Oppaaa!! Maksudmu dia bejat, begitu?”

“Ahahaha…sudahlah…kau harus tidur. Aku juga harus tidur. Tapi kurasa kali ini aku tidak tidur sendiri. Hahaha.”

“Oppaaaa..kau…”

Tuuut…tuutt..tuuuttt.. Sambungan dimatikan oleh Chanyeol.
^^^^^^^^^^^^^^^Seu Liie Strife^^^^^^^^^^^^^^^
“Gaaaaaahhh!!!!”, aku menarik selimut dan membuangnya.

“Waeyo, yeobo?”, tanya Kyuhyun.

“Aaaaa!! Kau tahu, Chanyeol oppa menabrak wanita hamil hingga wanita itu keguguran dan amnesia!”

“What?!”, ucapnya terkejut.

“Dan…kini mereka berdua tinggal bersama!”

“Ti..tinggal bersama?”

“Katanya keluarga wanita itu menendangnya dari keluarga mereka karena hamil di luar nikah. Karena dia amnesia, dengan Chanyeol oppa lah dia tinggal.”

“Chanyeol menghamilinya?”

“Tidaaakk…tidakkk…korban perkosaan!”

“Hhh..yeobo, kau bercerita menghebohkan semuanya…”

“Aku panik, oppa! Tidak bisakah kau rasakan, eoh?!”

“Akan kubuat kau tidak panik malam ini.”, ujar Kyuhyun menarikku ke dalam pelukannya. Hhh…malam ini aku tidak selamat lagi!
^^^^^^^^^^^^^^^Seu Liie Strife^^^^^^^^^^^^^^^
“Kenapa kau senyum – senyum?”, tanya Yuurika.

“Hhm? Tidak apa – apa..”

“Kau selingkuh dariku.”

“Hah? Selingkuh?”, tanya Chanyeol.

“Ya. Kalau tidak kenapa kau keluar saat kau mendapat telepon dari wanita itu dan sekarang kau senyum sendiri!”, Yuurika melipat kedua tangannya di dada.

“Dia adikku. Han Yeol. Tadinya bernama Park Han Yeol. Tapi kini sudah menjadi Cho Han Yeol karena sudah menikah.”

“Adikmu? Sungguh dia adikmu?”

“Ne, mau lihat adikku?”, Chanyeol pun menunjukkan foto pernikahan adiknya di ponselnya.

“Itu adikku. Sebelahnya, suaminya, Cho Kyuhyun. Dan ini kedua orang tua Kyuhyun.”

“Lalu, mertuaku?”

“Mereka sudah tidak ada.”, jawab Chanyeol.

“Gomen ne (maaf), aku tidak ingat…”

“Tidak usah dipikirkan..tidurlah. Sudah malam.”, ujar Chanyeol lagi mengusap kepala Yuurika.
^^^^^^^^^^^^^^^Seu Liie Strife^^^^^^^^^^^^^^^
Aaaaa!!! Rasanya kaki ku ingin lepas! Lelah sekali rasanya…finally, aku dan Kyuhyun sudah tiba di lokasi ketiga Pantai Srau.

“Yeobo, ke sini…”, dia berteriak dari anjungan kecil.

“Chakkaman oppa..aku lelah..”, kulihat dia kemudian berlari ke arahku. Dan..lihat apa yang ia lakukan! Menggendongku!!

“Kyaaa!! Oppaa!!”

“Ssst! Diam lah.”

“Aaa!! Chakkaman! Sebelumnya kita main – main saja di sini dulu, oppa.”, Kyuhyun pun menurunkanku.

“Yaaaa!!”

SPLASH! Air pun mengenai wajahnya.

“Cho Han Yeeeoooolll!!”, dia terlihat membalas cipratan air padaku.

Di lokasi ketiga ini kita dapat menemukan berbagai hewan laut seperti bintang laut dan teripang di tempat yang benar-benar terlindung dari sinar matahari. Tapi, kalau nyali kita besar,
Kita bisa mendaki bukit-bukti karang di tempat ini dan nikmati pemandangan lepas pantai Samudera Hindia. Sayangnya aku tidak berani. Makanya Kyuhyun membatalkan niatnya.

Puas bermain – main di pantai, aku dan Kyuhyun ke anjungan untuk menikmati pemandangan sunset. Angin yang menerpa kami, membuat suasana semakin romantis. Tangan suamiku kini melingkar di pinggangku dan memelukku dari belakang.

“Kau suka dengan pantai ini?”, tanyanya yang kemudian mengecup leherku.

“Yaahh~ Geli, oppa!”, aku menggidikkan bahuku.

“Aku suka. Aku suka di sini.”, lanjutku.

“Oppa…”

“Uhm?”, tanyanya meletakkan dagunya di bahuku dengan tangan yang tetap melingkar di perutku, memelukku dari belakang.

“Gomawo…kau mengajakku ke sini, membuatku bahagia.”, ujarku yang kemudian berbalik badan mengalungkan tanganku pada lehernya.

“Aku akan jauh lebih bahagia jika ada Cho junior.”, ujarnya menyentuhkan hidungnya dengan hidungku.

“Kau mau memiliki berapa anak, tuan Cho?”, ujarku merengkuh wajahnya. Dengan jarak sedekat ini aku memang berniat menggodanya.

“Empat? Kuharap semuanya laki – laki. Jadi bisa menemaniku main.”

“Tidak boleh.”, ujarku mencubit hidungnya.

“Ahaha…kuharap aku bisa memiliki anak kembar. Tapi…bisa susah juga aku. Pasti perhatianmu teralihkan semua.”

“Jadi kau ingin aku lebih memperhatikanmu? Apa aku belum cukup memperhatikanmu, euhm?”, tanyaku sambil berbisik di telinganya.

“Honey, kau menggodaku??”, tanyanya lagi merapatkan tubuhnya denganku.

Aku hanya tersenyum, “Simpan tenagamu untuk nanti, tuan Cho…”, godaku sambil menelusuri wajahnya.

“Yeobo, what if I can’t stop it this time?”

“I’ll kill you, oppa…”, ujarku lagi dengan berbisik.
^^^^^^^^^^^^^^^Seu Liie Strife^^^^^^^^^^^^^^^
“Hi~ Bagaimana kesehatanmu? Perutmu masih sakit?”, tanya Chanyeol pada Yuurika sepulang kerja saat di rumah sakit. Gadis itu menggelengkan kepalanya.

“Kepalamu? Masih sakit, eoh?”

“Iie (tidak).”, jawabnya.

“Aku bawa ini…”, ujar Chanyeol memberikan kantung plastik.

“Apa ini?”

“Buka saja. Aku tidak tahu kau suka atau tidak. Cuma aku suka makanan itu. Mungkin saja kau suka, Yuu.”, ujar lelaki itu membuka jasnya dan melonggarkan ikatan dasinya.

“Takoyaki?”

“Ne, kau tidak suka?”, tanya Chanyeol.

Yuurika kemudian terdiam sejenak. Pandangannya lurus pada makanan yang ada di tangannya.

“Aaasshh!! Awww!! Kepalaku…”, ucapnya memegangi kepalanya dengan sebelah tangannya.

“Eoh?? Ka..kau baik – baik saja?”, tanya Chanyeol yang kemudian menyingkirkan makanan itu dari Yuurika dan menatap gadis itu cemas.

“Aku panggilkan dokter ya?”

Namun dengan cepat gadis itu menahan tangannya, “Jangan..tidak usah panggil dokter…”

“Tapi kau…”

“Daijoubu (tidak apa – apa)..”

Chanyeol mengambilkan minuman untuk gadis itu, “Ini…minumlah..”

“Kau…jangan memaksakan diri…”, ujar Chanyeol yang kembali meletakkan gelas seusai gadis itu minum.

“Aku hanya berusaha mengingat kejadian – kejadian kok…termasuk kau juga…”

Chanyeol tertegun mendengar ucapan Yuurika, “Apa jadinya jika ia mengingat kalau aku yang menabraknya?”

Chu~ Tiba – tiba saja Yuurika mengecup bibir Chanyeol singkat. Dan tentu saja Chanyeol terkejut setengah mati.

“Kenapa suamiku ini tiba – tiba diam?”, tanyanya merengkuh wajah Chanyeol.

“Aa..ehmm…aku keluar sebentar…”, ujar Chanyeol yang mengambil tangan kecil itu dari wajahnya.

“Mau kemana?”

“Aku lupa mengecek mobilku. Tunggu ya…”, ujar Chanyeol yang kemudian langsung keluar ruang rawat itu.

^^^^^^^^^^^^^^^Seu Liie Strife^^^^^^^^^^^^^^^
“Bahayaaa!! Ini bahayaaa!!!”, batin Chanyeol memegangi bibirnya.

“Bagaimana mungkin dia seenaknya saja menciumku?!”

“Aigooo aigooo…apa aku harus melanjutkan sandiwara ini?! Bagaimana kalau apa yang dikatakan Hannie benar?!”, Chanyeol mulai cemas.
^^^^^^^^^^^^^^^Seu Liie Strife^^^^^^^^^^^^^^^
Beberapa bulan kemudian, Kyuhyun dan Han Yeol sudah kembali ke Seoul. Setelah berbulan madu, memang mereka tinggal di Jakarta karena bisnis keluarga Cho. Mereka tinggal di rumah ayahnya Kyuhyun yang ada di Jakarta. Dan kini, urusan Kyuhyun di Jakarta sudah selesai hingga akhirnya mereka bisa kembali ke Seoul.

“Oppaaa… Cepat, nanti kau telaat!”, teriak Han Yeol pada suaminya.

“Neee, yeoboooo~~~”, ujar Kyuhyun dengan roti di mulutnya.

“Mian oppa..aku telat bangun..jadinya kau cuma makan roti deh.”, sesalnya.

“Gwaenchana…aku berangkat ya!”, ujar Kyuhyun yang melemparkan tasnya dan masuk ke dalam mobilnya.

“Annyeong..”, ujar Han Yeol.

“Aa! Ada yang ketinggalan!”, ujar Kyuhyun yang kemudian kembali keluar mobilnya.

“Mwo?”

Chu~ Kyuhyun menarik pinggang istrinya dan mencium bibirnya yang tipis itu.

“Morning kiss. Kau belum memberikannya.”, ucap lelaki itu yang membuat wajah istrinya memerah.

“Oppa~~ sudah sana berangkat!”

“Ne, aku berangkat, sayang.”, pamit Kyuhyun.
^^^^^^^^^^^^^^^Seu Liie Strife^^^^^^^^^^^^^^^
Sementara itu di Tokyo, Yuurika kini tinggal di rumah Chanyeol. Dan dengan terpaksa, mereka berdua sekamar karena yang ada di benak gadis itu, mereka berdua adalah suami istri. Tak lupa Chanyeol menyuruh anak buahnya untuk membelikan baju dan perlengkapan wanita untuk disusun di lemari sebelum kedatangan Yuurika dari rumah sakit beberapa bulan yang lalu.

“Kau sudah mau berangkat? Aku sudah siapkan sarapan untukmu…”, ujar Yuurika dari dapur.

“Tapi apa yang kau lakukan di dapur?”, tanya Chanyeol.

“Menyiapkan bekal untukmu.”

“Dibawa ke kantor?”

“Tentu saja. Kau tidak suka?”

“Uhm…aku hanya bertanya saja kok.”, jawab Chanyeol lagi.
^^^^^^^^^^^^^^^Seu Liie Strife^^^^^^^^^^^^^^^
Setelah sarapan, Chanyeol kemudian mengambil tas kantornya dan memakai sepatunya. Sedikit bercermin untuk memastikan penampilannya. Yuurika pun menghampirinya, “Sudah, berangkatlah. Nanti terlambat.”

“Uhm..ne…”

Tapi tangan gadis itu menahannya sejenak, “Eh? Doushite (kenapa)?”, gadis itu hanya menggeleng lemah. Dalam lubuk hatinya ia berharap mendapatkan ciuman dari suaminya sebelum ke kantor. Tapi kenyataannya, Chanyeol tidak pernah melakukan itu selama berbulan – bulan. Bahkan menyentuhnya saja pun dia tidak mau. Mereka berdua hanya tidur bersama dengan posisi saling berpunggungan dengan bantal guling di tengahnya.

“Kenapa….kenapa dia menikahiku?? Bahkan foto pernikahan kami pun tidak ada…”, batin Yuurika yang kemudian menangis setelah Chanyeol berangkat kerja.

Hati seorang istri mana yang tidak sakit ketika suaminya bahkan tidak mau menyentuhnya? Itu yang dirasakan Yuurika saat ini. Dibenaknya selalu muncul berbagai pertanyaan kenapa Chanyeol tidak mau ‘melakukannya’. Lelaki itu selalu menolak dengan alasan kesehatan gadis itu. Dan bahkan untuk berciuman pun Chanyeol enggan dengan gadis itu.
^^^^^^^^^^^^^^^Seu Liie Strife^^^^^^^^^^^^^^^
“Aaarrgghh!!! Apa aku harus membuat wajahnya seperti itu setiap pagi?! Apa aku harus menyakiti hatinya?”, batin Chanyeol saat perjalanan ke kantornya.

“Kau benar – benar pecundang, Park Chanyeol!”, batinnya lagi.
^^^^^^^^^^^^^^^Seu Liie Strife^^^^^^^^^^^^^^^
“Yeobo, kau sedang apa?”, Kyuhyun menelponku sore ini dari kantornya.

“Nonton tv, oppa…wae? Kau belum selesai juga?”

“Sebentar lagi ya, sayang…aku akan pulang dua jam lagi. Jam delapan aku dari sini.”

“Malam sekali..tidak bisa lebih cepat?”

“Kerjaanku menumpuk, sayang…mianhae…”

“Hhh..”, aku hanya menghela napas.

“Bogoshipo… Nan jeongmal bogoshipo…”, ujarnya.

“Kau bohong. Kalau kau rindu denganku kenapa tidak pulang cepat?”, sindirku.

“Aku memang pulang malam. Itu berarti, aku akan mendapatkan ‘jatah’ lebih cepat.”

“Apa maksudmu?”

“Bed scene? Prepare yourself for this night. It’s gonna be rude.”, ujarnya yang terdengar seperti bisikan.

“Yaaa!!! Apa maksudmu ‘rude’? Kau mau membuatku tak bisa jalan lagi?!”, hardikku.

“Aku bisa menggendongmu…”, dia kemudian terkekeh.

“Dasar yadooonnggg!!! Aku tahu apa yang dipikiranmu, tuan Cho!! Nada bicaramu menyebalkan!”

“I love you.”, ujar Kyuhyun kemudian.

“Love you, oppa…”, jawabku.

“Sudah dulu ya. Aku harus kembali kerja.”

“Uhm…usahakan cepat pulang…”

“Ne, I will..”
^^^^^^^^^^^^^^^Seu Liie Strife^^^^^^^^^^^^^^^
Sepulang kerja, Chanyeol yang disambut seorang gadis yang menganggap lelaki itu suaminya, kembali mengacuhkan keberadaan gadis itu.

“Sudah pulang?”, tanya Yuurika.

“Uhm…”, jawab Chanyeol singkat.

“Mau mandi dulu atau makan?”, tanyanya.

“Aku mau mandi.”

“Aku siapkan airnya.”

“Tidak usah. Aku bisa sendiri.”, ujar Chanyeol yang membuat Yuurika murung.
^^^^^^^^^^^^^^^Seu Liie Strife^^^^^^^^^^^^^^^
“Chanyeooolll!!! Sekali – kali pujilah dia!! Haish! Mulutmu ini kenapa tajam sekali!!”, batin lelaki itu menepuk – nepuk bibirnya.

“Aigoo…pasti dia sedih sekali aku mengucapkan kata itu…”, batinnya lagi.
^^^^^^^^^^^^^^^Seu Liie Strife^^^^^^^^^^^^^^^
“Ini..makan malammu.”

“Mewah sekali. Ada apa?”, tanya Chanyeol melihat makan malam di meja makannya yang hampir penuh.

“Tidak ada apa – apa…”

“Ini semua kau yang membuatnya?”, Yuurika pun mengangguk.

“Arigatou….kelihatannya enak.”, ujar lelaki itu yang kemudian duduk di salah satu bangku meja makannya. Sedikit rasa gembira di hati gadis itu saat Chanyeol memujinya.

“Ini enak…kau pandai memasak ya!”, ujar Chanyeol sambil mengunyah makanan.

“Tidak…aku tidak sepandai mama..aww!! Asshh!!”, gadis itu kemudian memegangi kepalanya dan membuat Chanyeol menghentikan makannya.

“Mama….mama…bisa masak…”, Yuurika berusaha merangkai kata – kata yang ia ingat. Tapi, gadis itu hanya memegangi kepalanya.

“Jangan dipaksa, Yuu…”, ujar Chanyeol menggenggam tangan gadis itu.

“Sakit..kepalaku sakit….”

Chanyeol kemudian merengkuh wajah gadis itu, “Yuu, lihat aku. Jangan memaksakan diri.”, ucapnya. Gadis itu kemudian memeluknya erat seolah tak mau kehilangannya.
^^^^^^^^^^^^^^^Seu Liie Strife^^^^^^^^^^^^^^^
“Malam ini…aku tidak mau menundanya lagi.”, batin Yuurika.

Dan seperti biasa, Chanyeol menyibukkan dirinya di ruang kerja setiap malam agar terhindar dari hal – hal yang tidak diinginkan.

“Sigh! Tahan dirimu, Yeol!!”, gumam lelaki itu di depan meja kerjanya sambil mengacak rambutnya.

Tok! Tok! Tok!

“Ya~”, sahut Chanyeol.

“Aku masuk ya…”, ujar Yuurika dari luar.

“Ne..”, jawab Chanyeol.

“Ayolah, Yeol!! Bertingkah seperti biasa!”, batin lelaki itu pada dirinya sendiri. Chanyeol tampak sibuk mengetik dengan laptopnya. Beberapa berkas terlihat menumpuk di sisi kirinya.

“Kau masih kerja?”, tanya Yuurika yang menghampiri lelaki yang tengah mengetik itu.

“Hhmm…”, jawabnya.

“Kapan kau tidurnya? Masih lama ya?”, tanya gadis itu lagi yang kini memeluk Chanyeol dari belakang yang masih menggerakkan jari – jarinya di keyboard laptopnya. Dagunya ia letakkan di bahu lelaki itu dan ikut memandang layar laptopnya.

“Calm down, Yeol…”, batin lelaki itu yang kemudian menarik napasnya panjang dan berkata, “Bisakah kau tidak usah menggangguku? Nanti aku bisa semakin lama.”

“Baiklah..kubuatkan minuman ya? Coffee?”

“Terserah.”, jawab Chanyeol singkat. Gadis itu kemudian keluar dari ruang kerja Chanyeol.

“Fuuuhhh~~~”, lelaki itu menghembuskan napasnya lega dan bersandar pada kursi kerjanya.

“Napasku seperti tercekat…”, gumamnya.
^^^^^^^^^^^^^^^Seu Liie Strife^^^^^^^^^^^^^^^
Di saat yang sama, Yuurika tampak membuatkan kopi untuk lelaki yang ia kira suaminya, Chanyeol.

“Nah…ini buat Chanyeol.”, ujarnya senang.
^^^^^^^^^^^^^^^Seu Liie Strife^^^^^^^^^^^^^^^
Cklek!

“Aaa!! Dia datang lagi..!!”, batin Chanyeol saat melihat dengan ekor matanya kedatangan Yuurika.

“Ini…untukmu..”, ujar Yuurika.

“Arigatou.”, ujar Chanyeol.

“Kenapa tidak diminum?”

“Haruskah aku minum saat aku tidak haus?”, tanya Chanyeol balik yang membuat Yuurika kembali sedih.

“Ya sudah, aku ke kamar saja..”, ujar gadis itu.
^^^^^^^^^^^^^^^Seu Liie Strife^^^^^^^^^^^^^^^
“Ugh! Ada apa denganku? Panas sekali..”, gumam Chanyeol sambil memeriksa remote AC nya.

“Sudah cukup dingin…”, ujarnya sambil mengipas – ngipas lehernya dengan tangannya.

“Aaa!! Aku tidak bisa kerja!! Kuharap dia sudah tidur.”, lelaki itu mematikan laptop dan lampu ruang kerjanya, berjalan menuju kamarnya.

“Hhhh…syukurlah sudah tidur…”, gumam Chanyeol.
^^^^^^^^^^^^^^^Seu Liie Strife^^^^^^^^^^^^^^^
Lelaki itu tidak bisa tidur. Dia berkali – kali membalikkan badannya dengan gelisah. Tanpa disadarinya, bantal guling yang memisahkan tempat tidur antara Chanyeol dan Yuurika, di lempar dari tempat tidurnya.

“Yuu, kau sudah tidur ya?”, lelaki itu berusaha membangunkan gadis itu.

“Yuu…”

Gadis itu mengerjapkan matanya berkali – kali, “Ada apa, Yeol??”

“Aku…”

“Oh, SHIT!! Ada apa dengan jantungku?!!”, batin Chanyeol saat melihat gadis itu yang menghadapnya dengan jarak yang dekat.

“Doushite(kenapa)??”, tanya Yuurika.

“Aku…oohhh.. I can’t stand it anymore!”, ujar Chanyeol.

“Kyaaaaaa!!!!”, teriak Yuurika.

^^^^^^^^^^^^^^^Seu Liie Strife^^^^^^^^^^^^^^^
Ugh! Kenapa aku mau muntah??

“Oppa….oppa banguuunnn…”, aku mengguncang – guncangkan tubuh Kyuhyun yang terlelap.

“Oppaaa~~~ Irreoonnaaaa~~~”, aku kini menarik bajunya.

“Waee, yeobo??? Ini masih jam 1..”

“Temani ke kamar mandi…”

“Ke kamar mandi saja sendiri…kamar mandinya kan ada di kamar ini juga, yeobo..”, ujarnya kembali menarik selimut.

“Temaniii~~”

“Sigh! Kau ini….kajja!”, ujarnya dengan mata terpejam.

Aku berlari ke kamar mandi saat kupastikan Kyuhyun di belakangku.

“Ugh! Hooeekk…hoeeekk…”

“Yeobo? Wae gurae?”, tanyanya.

“Molla…hoekk..”, aku rasakan tangan Kyuhyun yang memijat tengkukku.

“Hoeekk…oppa…asshh…sakit ah! Hoeeekk…”, aku enggan dipijat tengkukku olehnya.
^^^^^^^^^^^^^^^Seu Liie Strife^^^^^^^^^^^^^^^
“Kau kenapa, yeobo? Kenapa tengah malam begini muntah – muntah?”

“Aku tidak tahu…tiba – tiba saja aku terbangun karena mual…”

“Ya sudah, kalau begitu tidur lagi…kau butuh istirahat..”

“Aa! Chakkaman!”, aku kembali ke kamar mandi.

“Hooeeekkk~~”

“Aaaa!! Yeobooo!! Kapan aku bisa tidurnya??”

“Issshh!! Sana tidur sendiri! Di luar!”, aku kesal dengannya. Aku sakit, kenapa dia tidak perhatian sama sekali?!! Grrr!!
^^^^^^^^^^^^^^^Seu Liie Strife^^^^^^^^^^^^^^^
“Waaaa!!!!! Apa yang kulakukan?!!!”, batin Chanyeol yang mendapati dirinya pagi ini.

Tanpa busana, gadis yang tanpa busana, noda darah di tempat tidurnya, dan juga gadis itu yang terlelap memeluknya.

“Astaga!! Astagaaa!!! Kalau Hannie tahu, aku dibunuhnyaaaa!!”, gumam pria itu mengacak – acak rambutnya.

“Yeol…kau sudah bangun??”, Chanyeol semakin terkejut mendengar suara dari sisinya.

“Su..sudah…”, ujar Chanyeol yang langsung ke kamar mandi.

“Yeol, handukmu ketinggalan…”, Yuurika mengetuk pintu kamar mandi.

“Letakkan saja depan pintu.”

Di dalam kamar mandi, Chanyeol sibuk mengatur napasnya.

“Kau gila, Chanyeoolll!!!! Bagaimana kalau dia hamil?!!! Aaaaa!!!!”, Chanyeol mengguyur tubuhnya dengan air dari shower.
^^^^^^^^^^^^^^^Seu Liie Strife^^^^^^^^^^^^^^^
“Hoeeekk…hooeeekk…”, aku kembali muntah – muntah pagi ini.

“Aigoo yeoboo…sudah kukatakan kan? Pakai pembantu saja, yeobo..kau itu kelelahan.”, ujar Kyuhyun.

“Annii!! Aku lebih suka mengerjakan sendiri.”

“Tumben sekali kau. Dulu kau malas melakukan apa – apa.”

“Oppaa…kau mau rumah ini berantakan?”

“Hahaha, tapi aku tidak mau kau kelelahan, yeobo..”, ujarnya mengecup bibirku.

“Sudah sana, sarapan, lalu kau berangkat kerja.”

“Kajja, kita sarapan.”
^^^^^^^^^^^^^^^Seu Liie Strife^^^^^^^^^^^^^^^
Hari – hari terlewati oleh kedua pasangan ini di tempat yang berbeda. Dan di hari Minggu ini kedua pasangan ini memiliki agenda kegiatan masing – masing. Kyuhyun dan Han Yeol berencana ke rumah sakit karena istrinya kerap sering kali muntah – muntah jika mencium aroma parfume suaminya.

Sedangkan Chanyeol dengan Yuurika, tidak ada kegiatan yang dilakukan. Chanyeol seperti biasa hanya menghabiskan waktu bekerja, bekerja, dan bekerja di ruang kerjanya. Dan Yuurika sendiri, dia hanya di kamar, menatap keluar jendela. Sampai akhirnya, gadis itu menghampiri lelaki yang dia kira suaminya, di ruang kerjanya.

“Chanyeol…kau masih kerja? Ini kan hari Minggu.”

“Masih ada laporan yang harus kuperiksa.”

“Tapi aku mau bicara padamu.”

“Bicara saja. Aku tidak tuli.”

Gadis itu merasa diabaikan oleh Chanyeol. Perasaan kesal, marah, sedih, kecewa yang ia pendam selama ini bercampur satu di hatinya.

“Kenapa kau mengacuhkanku?”

“Siapa yang mengacuhkanmu? Aku tidak mengacuhkanmu.”, ujar Chanyeol sambil memeriksa berkas di tangannya.

Yuurika menatap Chanyeol dengan rasa kecewa. Gadis itu berusaha menahan air matanya, “Kau mengacuhkanku, Chanyeol!! Haruskah aku seperti ini terus menerus?! Haruskah aku menahan sakitku ini?!”, air matanya pun keluar dan membuat Chanyeol mengalihkan pandangannya pada gadis itu yang berteriak padanya.

“Kau bahkan tidak mau menyentuhku Chanyeol!!! Haruskah aku mencampurkan obat perangsang itu pada minumanmu terus menerus?!! Apa kau tidak pernah menganggapku sebagai istrimu, hah?!!! Aku istrimu, Chanyeol!!!”, ujarnya menunduk, menangis.

“Mwo?? Ja..jadi dia yang…”, batin Chanyeol.

“Kenapa kau menikahiku??!!! Akhiri saja semuanya, Chanyeol!!”, ujar Yuurika yang menangis dan keluar dari ruang kerja itu.

“AAARRGGHHH!!”, lelaki itu hanya berteriak frustasi melemparkan semua pekerjaannya.

^^^^^^^^^^^^^^^Seu Liie Strife^^^^^^^^^^^^^^^
“Lebih baik istri anda di bawa ke dokter kandungan, tuan..”, ujar dokter penyakit dalam yang terdengar olehku.

“Dokter kandungan?”, ulang Kyuhyun.

“Ya, menurut diagnosa, istri anda hamil, tuan Cho. Chukkae!”, hamil?!!! Aku hamiilll!!

“Mwo?! Ha…hamil?!!”

“Ya, segera periksakan kandungannya ke dokter kandungan.”

“Ne..gamsahamnida, uisa-nim..gamsahamnida…”, ujar Kyuhyun.

Kyuhyun pun segera membawaku ke dokter kandungan rumah sakit itu. Senyum selalu terkembang di wajahnya saat berjalan sambil merangkulku.

“Oppa, kau seperti orang gila, ah!”

“Jeongmal? Aku bahagia, yeobo…baby Cho sudah ada di sini..”, ujarnya mengusap perutku.

Setelah menunggu giliran, kini giliranku untuk diperiksa. Hiii…ini pertama kalinya aku diperiksa oleh dokter kandungan!!

“Kandungannya sehat…usianya masih sepuluh minggu…harap dijaga ya pola makannya. Jangan terlalu banyak mengerjakan pekerjaan.”

“Kau dengar, yeobo? Kau ini sering sekali lelah!”, oh great! Kyuhyun menyebalkan! Dia kenapa ikut angkat bicara soal ini?!!

“Tapi kenapa saya sering muntah, uisa-nim?”, tanyaku.

“Itu wajar. Itu memang ciri – ciri orang hamil. Mual karena mencium aroma menyengat, dan akhirnya muntah.”

“Hhmm…iya sih, uisa-nim. Parfume dia menyengat!”, aku menunjuk Kyuhyun. Kulihat dia hanya berdecak kesal.
^^^^^^^^^^^^^^^Seu Liie Strife^^^^^^^^^^^^^^^
Sementara itu, Yuurika sibuk memasukkan bajunya ke dalam tas dengan menangis. Chanyeol yang mendengar gadis itu masih menangis di dalam kamar, membuka pintu kamarnya. Ia mendapati Yuurika yang terlihat kalut.

“Kau mau kemana?”

Gadis itu tidak menggubris pertanyaan Chanyeol. Ia menutup tas nya dan berlalu melewati pria bertubuh tinggi itu.

“Hey, aku bicara padamu, Yuu.”, ujarnya menahan tangan gadis itu.

“LEPASKAN AKU!!!”, teriaknya berusaha melepaskan tangannya dari cengkeraman Chanyeol.

“TIDAK!!”, balas Chanyeol.

“LEPASS!!!!”

Plakk!! Gadis itu menampar Chanyeol. Kesempatan ini ia ambil untuk berlari meninggalkan lelaki itu.

“YUU!! YUURIKA!!”, Chanyeol berusaha mengejarnya. Tapi, ia tidak menemukan gadis itu.
^^^^^^^^^^^^^^^Seu Liie Strife^^^^^^^^^^^^^^^
“Aku harus segera pergi dari sini…harus!!”, batin gadis itu yang bersembunyi di balik pohon besar. Dia berjalan menyusuri jalan menuju jalan besar. Berjalan tak tentu arah. Berkali – kali orang menabraknya.
^^^^^^^^^^^^^^^Seu Liie Strife^^^^^^^^^^^^^^^
“Kemana dia…?? Kalau sampai terjadi apa – apa padanya, aku pantas dibunuh!”, batin Chanyeol sambil mengendarai mobilnya dan mencari ke sisi kiri-kanan jalan berharap menemukan gadis itu.

“Yuurika…kau dimana??”, gumam Chanyeol yang mengusap wajahnya frustasi.

“Mianhae…jeongmal mianhae, Yuu…”, gumam Chanyeol.
^^^^^^^^^^^^^^^Seu Liie Strife^^^^^^^^^^^^^^^
“Ah! Itu dia!!”, Chanyeol segera turun dari mobilnya dan menghampiri seorang gadis.

“Yuu! Yuurika!”, Chanyeol memegang tangannya.

“Eoh? Gomen ne, anata wa dare desuka (maaf, kau siapa)?”, ujar gadis itu.

“Ah! Gomen nasai(maaf)…gomen nasai(maaf)…”, ternyata itu bukan Yuurika, gadis yang dicarinya.

“Yuurika…kau dimana??”, Chanyeol mengedarkan pandangannya ke segala arah. Sampai akhirnya ia melihat gadis itu. Gadis yang berada di ujung zebra cross menunggu lampu hijau bagi pejalan kaki menyala.

“YUU!! YUURIKA!!”, teriak Chanyeol dari kejauhan.

“Hah?!!”, gadis itu tiba – tiba saja berjalan tanpa memperhatikan lampu lalu lintas.

“YUU!!!”

CIIITTT!!! BRAAAKK!!
^^^^^^^^^^^^^^^Seu Liie Strife^^^^^^^^^^^^^^^
Gadis itu berhasil diselamatkan Chanyeol. Lelaki itu buru – buru berlari dan menarik Yuurika yang hampir tertabrak mobil. Tasnya jatuh ke jalanan dan terseret. Sedangkan tubuhnya, jatuh tepat di atas tubuh Chanyeol yang menariknya.

Yuurika tertegun beberapa saat. Ingatannya semua hampir kembali.

“Takoyaki…mobil…rumah sakit…mama..hamil…”, seketika gadis itu menangis.

“Kau baik – baik saja?”, tanya Chanyeol.

“JANGAN SENTUH AKU!!!”, gadis itu mendorong Chanyeol.

Ingatannya kembali. Kecelakaan itu terjadi sesaat setelah ia membeli takoyaki. Dia ingat wajah pengemudi yang menabraknya, karena sempat melihat beberapa detik wajah itu. Dia juga ingat kalau dirinya pernah hamil karena korban perkosaan.

“Tuhan….apa aku harus hidup sehina ini?? Aku diperkosa hingga hamil, kehilangan anakku, diusir dari keluarga, mama jadi membenciku, dan aku melakukan hal yang tidak semestinya dengan bajingan itu! Bajingan yang sudah menabrakku dan mengaku dirinya adalah suamiku.”, batin gadis itu menangis di salah satu taman.
^^^^^^^^^^^^^^^Seu Liie Strife^^^^^^^^^^^^^^^
Tanpa sepengetahuannya, Chanyeol mengikutinya. Ia menghentikan mobilnya diujung jalan dan mengikuti kemana Yuurika pergi. Menangis. Itulah yang dilihat Chanyeol saat ini ketika mendapati Yuurika yang terduduk di sebuah ayunan.

Chanyeol pun menghampirinya perlahan, mendekatinya, hingga gadis itu tersadar ada seseorang yang berdiri di hadapannya. Dengan terburu – buru, ia menghapus air matanya, dan segera berlalu meninggalkan lelaki itu. Namun, dengan cepat ia menahan tangan gadis itu.

“Lepaskan!!”, ujarnya.

“Tidak.”, ujar Chanyeol tanpa menoleh.

“Lepaskan aku, brengsek!!”, gadis itu semakin menangis dan meronta. Ia bahkan memukuli Chanyeol.

“Lepaskaaann!!! Hiks..hiks..lepaskan!!”, tanpa meminta persetujuan, Chanyeol menarik gadis itu dan memeluknya erat.

“Huhuhu..lepaskan!! Lepaskan aku!!”

“Tidak. Aku tidak akan melepaskanmu, Yuu.”, ujar Chanyeol yang masih tetap memeluk gadis yang tengah menangis itu.

“Hiks..hiks..hiks…”, gadis itu hanya bisa menangis sesegukkan tanpa membalas pelukan Chanyeol.

“Maafkan aku. Aku membohongimu untuk menutupi rasa bersalahku.”, ujar Chanyeol yang masih memeluk gadis itu.

“Aku memang pengecut yang hanya bisa berlari. Tapi, ketika aku mencoba berlari untuk menjauhimu, membuat dinding besar diantara kita, aku tidak bisa. Semua perkataan kasar yang pernah kuutarakan, sejujurnya hanya untuk menutupi rasa sayangku padamu. Aku tidak pantas dicintai olehmu karena aku sendiri membohongimu. Menutupi kesalahan dengan kesalahan baru.”

“Aku menjaga jarak denganmu, menahan diriku, agar kau tidak terlalu sakit jika mengerti kenyataannya. Tahu kah kau, kalau aku juga merasakan sakit yang sama? Aku sakit jika melihatmu menangis, raut wajah kecewa mu…”

“Hiks..hiks..hiks..”, gadis itu hanya sanggup menangis, sesekali menggigit bibir bawahnya meredam tangisnya.

“Aku….maafkan aku karena malam itu…kau..jadi kembali mengingat masa kelammu.”

“Aku mencintaimu, Yuu.”, ujar Chanyeol akhirnya.

“Aku…aku yang hina ini sudah tidak pantas dicintai…”, ujar Yuurika melepaskan pelukan Chanyeol.

“Tidak! Itu tidak benar!”, ujar Chanyeol menggenggam kedua tangan gadis itu.

“Dengar Yeol, aku pernah diperkosa. Aku tidak bisa menjaga kehormatanku sendiri. Dan aku pernah mengandung untuk laki – laki lain! Aku tidak berharga!”

“Dimataku, kau sangat berharga, Yuu. Kau orang yang mengajarkanku untuk memikirkan hal lain selain pekerjaan. Aku pulang lebih awal dan membawa pekerjaanku ke rumah sebenarnya untukmu, Yuu. Pada dasarnya, karena keegoisan kita masing – masing lah yang semakin menjauhkan kita. Aku sangat mencintaimu, Yuu..”, ujar Chanyeol lagi yang sedikit merendahkan tubuhnya dan merengkuh wajah gadis itu.

“Hiks…hiks..hiks…”, gadis itu kemudian memeluk tubuh jangkung lelaki itu dan membenamkan wajahnya pada dada bidang lelaki itu.

“Jangan pernah lari dariku…karena aku akan bertanggung jawab dengan semua yang pernah terjadi.”

^^^^^^^^^^^^^^^Seu Liie Strife^^^^^^^^^^^^^^^
Aku hari ini memberitahukan Chanyeol oppa soal kabar ini. Tapi, belum sempat aku menelpon oppa, dia sudah menelponku.

“Hann, kau di rumah mana?”

“Eoh? Aku…di rumah aku dan Kyu. Wae??”

“Bisa kita ketemu? Di rumah kita… Kapan terakhir kau menengok rumah kita, eoh?”

“Baru dua hari yang lalu. Memang oppa…di Seoul?”

“Annii…di Tokyo…tapi aku mau pulang sekarang.”

“What?!! Ada apa memang?”

“Sudah, kita bicarakan di sana. Bye!”

Loh? Aneh sekali manusia ini…

“Wae, yeobo?”

“Chanyeol oppa katanya mau pulang. Entahlah. Tapi sepertinya dia buru – buru sekali. Kita menginap di rumah appa dan eomma ya…”, pintaku.

“Terserah kau saja…”, ujarnya sambil bermain PSP. Haish! Sebentar lagi mau jadi appa, masih saja senang main PSP. Ck!

“Gomawo, oppa…”, aku memeluk tubuhnya yang duduk di sofa dari belakang.

“Imbalannya?”, dia membuka telapak tangannya.

“Mwo?”

“Kau tidak memberiku apa – apa?”, tanyanya saat menoleh padaku.

“Mwo? Kau mau apa, oppa?”

Dia kemudian menatapku dengan senyuman evilnya. Tapi, setelah kuperhatikan, arah matanya tertuju pada bibirku!! Kyaaaa!!!

“Yaa!! Apa yang kau lihat, eoh?”, tanpa persetujuanku, dia mencium bibirku bahkan menggigitnya hingga memaksaku membuka bibirku. Dan benar dugaanku kan! Lidahnya masuk ke dalam rongga mulutku. Dengan segera, aku menarik rambutnya ke belakang hingga ciuman kami terlepas.

“Dasar mesum!”, aku menjulurkan lidahku padanya.

“Cho Han Yeol!! Kemari kau!”, hyaaa!!! Dia mengejarku!

“Kyaaa!!! Oppaaa!! Hentikaaann!!”, aku menjerit saat dia mendapatkanku dan menggendongku.

“Oppaaa!! Turunkan aku!”

“Kita bisa bermain – main sebentar kan di atas ranjang…hehehe…”

“Mwo?!! Yaaa!! Aku sudah hamil, yaa!!!”

“Don’t care~”
^^^^^^^^^^^^^^^Seu Liie Strife^^^^^^^^^^^^^^^
Setibanya di Incheon, Chanyeol membawa Yuurika ke rumahnya.

“Kita kemana?”

“Ke rumahku.”, jawab Chanyeol yang membukakan pintu taksi untuk gadis itu.

Di dalam taksi, Chanyeol terlihat enggan melepaskan tangannya dari tangan gadis itu. Bahkan ketika gadis itu ketiduran di bahunya, Chanyeol merangkulnya dan membiarkannya terlelap tanpa tautan tangannya terlepas.
^^^^^^^^^^^^^^^Seu Liie Strife^^^^^^^^^^^^^^^
“Kau dimana sih? Aku depan rumah nih. Cepat datang! Aku tidak bawa kunci rumah.”, Chanyeol oppa menelponku.

“Sebentar lagi sampai…aku sudah diujung jalan dengan Kyuppa.”, by the way, Kyuppa adalah nickname untuk suamiku hanya dariku.

Saat aku tiba, aku kembali dikejutkan oleh manusia itu. Dia membawa wanita? Nugu ya?

“Lama sekali sih!”

“Berisik! Kenapa oppa tidak masuk saja? Rumah ini kan masih ada ahjumma yang merawatnya. Pabbo!”

“Jeongmal? Bukannya sedang pulang? Ini kan hari libur.”

“Oppa tidak percaya? Isshh…”

“Ahjummaaa~~~”

Ting! Tong! Ting! Tong! Aku menekan bell berkali – kali.

“See? Ada kan?”, ujarku pada Chanyeol oppa saat melihat ahjumma keluar.

“Nona, tuan…”, sapanya.

“Ahjumma, kita semua akan tinggal di sini…”, ujar Chanyeol oppa. Aku menoleh padanya. ‘Kita’ dia bilang? Maksudnya, wanita itu juga?
^^^^^^^^^^^^^^^Seu Liie Strife^^^^^^^^^^^^^^^
Aku segera menarik Chanyeol oppa ke kamarku, “Hey, hey, hey!”, ujarnya protes.

“Yaaa!! Nugu ya?!”, tanyaku saat kami berada di kamar.

“Apa maksudmu?”

“Itu! Perempuan yang di luar itu.”

“Yuurika maksudmu?”, aku hanya menatapnya seolah minta penjelasan darinya.

“Dia…calon kakak iparmu.”

“What?!! Dia orang Jepang?”

“Yup!”

“Bisa bahasa Korea?”, oppa menganggukkan kepalanya.

“Kau bertemu dimana? Kapan kalian berhubungan?”

“Di jalanan. Tidak sengaja. Ya, mungkin seperti drama – drama yang kau tonton?”

“Kenapa kau yakin dia calon istrimu yang tepat?”, aku terus menginterogasinya.

“Ya…aku yakin saja..seperti kau dengan suamimu itu kan?”

“Selain itu…aku…aku…dia…”

“Mwo?”, aku bertanya dengan intonasi tinggi dengan bersandar pada dinding dan melipat kedua tanganku di depan dada. Chanyeol oppa kemudian berbisik padaku.

“IGE MWOYA???!!!!!! KAU!!!! OPPAAA!!!!!!!!”, aku mendorongnya hingga jatuh di lantai kamarku.
^^^^^^^^^^^^^^^Seu Liie Strife^^^^^^^^^^^^^^^
“OPPPAAA!!! KAU TAHU KAN ITU TIDAK BOLEH!!!!! KENAPA MASIH DILAKUKAN???!!!”, adiknya kini mengguncang – guncangkan kerah baju kakaknya yang kini ia duduki perutnya.

“Ugh! Hannie…Kau…Seperti..Setaaann!!”, ujar Chanyeol terbata – bata. Dengan posisinya yang terlentang di lantai dan adiknya yang menduduki perutnya, Chanyeol tidak bisa melakukan apa – apa. Memang ini yang sering dilakukan Han Yeol saat kesal dengan kakak satu – satunya ini.

“BIARKAN SAJA!! KAU PANTAS DIBERI PELAJARAN, OPPAA!!!! ATAU KAU HARUS MATI DULU, EOH??!!!”, Han Yeol mencekik kakaknya.

“Yaaa!!! Uhuk..uhuk…Hann..nie…uhuk…aku..uhuk..uhuk…napasku..”, Chanyeol berpura – pura tidak bisa bernapas agar adiknya melepaskannya.

“Kau menyebalkaaann!!! Menyebalkaaann!!! Kau melarangku melakukan ‘itu’ sebelum menikah, tapi kau sendiri melanggarnyaaa!!! Dasar! Semua pria sama sajaaaa!!!”, Han Yeol kini bangun dari atas tubuh kakaknya.

“Uhuk..uhuk..uhuk..neo micheoso, eoh? Kau benar – benar mau membunuhku?”, Chanyeol memegangi lehernya.

“Harusnya kau mati, oppa!”

“Apa kau rela kehilangan kakak tertampanmu ini, euhm?”, dia mencolek dagu adiknya.

“Issshh! Jangan pegang – pegang!”

“Jadi ceritanya kau marah denganku, euhm?”, Chanyeol berusaha berbaikan dengan adiknya. Dia memeluk adiknya dari belakang. Han Yeol memilih untuk mencuekin kakaknya.

“Waktu kau menikah, kau bilang padaku untuk segera mencari istri. Sekarang aku sudah menemukannya, tapi kau malah marah padaku..”

“Kenapa kau berbuat ‘itu’ duluan oppa? Kau mengecewakanku…”

“Ceritanya panjang, Han…”
^^^^^^^^^^^^^^^Seu Liie Strife^^^^^^^^^^^^^^^
Dan aku mengerti sekarang. Kalau kulihat dari cerita oppa, dia tidak salah. Karena Yuurika eonni yang mencampurkan obat itu pada minuman oppa karena mengira oppa itu suaminya.

Ck! Enak sekali dia! Sudah nabrak orang, dapat tubuhnya, bisa menikah lagi dengannya. Cih!
^^^^^^^^^^^^^^^Seu Liie Strife^^^^^^^^^^^^^^^
Dua bulan kemudian, Chanyeol benar – benar menikahi gadis asal Jepang itu, Hatano Yuurika. Dan kini namanya akan benar – benar menjadi Park Yuurika. Malam ini adalah resepsi pernikahan mereka yang digelar di salah satu rooftop hotel ternama setelah pemberkatan tadi siang.

Kandungan Han Yeol pun kini sudah menginjak bulan keempat. Wanita yang kini bermarga Cho itu kini sudah terbalut gaun khusus ibu hamil untuk menghadiri pernikahan kakaknya.

“Eonni~!”, serunya saat melihat kakak iparnya yang baru saja keluar dari ruang rias.

“Si baka (bodoh) itu mana?”, tanya Han Yeol.

“Chanyeol?”, dia pun mengangguk.

“Loh, katanya ke toilet? I don’t know.”

“Kajja, eonni kita ke rooftop duluan.”

“Waaaiiitt!!!”, mereka berdua menoleh. Ternyata Kyuhyun dan Chanyeol yang berlarian menuju lift.

“Kalian dari mana saja?”, tanya Han Yeol.

“Hahaha..urusan laki – laki!”, Kyuhyun terkekeh.
^^^^^^^^^^^^^^^Seu Liie Strife^^^^^^^^^^^^^^^
Fuuuhh~~~ Akhirnya pesta pernikahan oppa selesai juga…aku bisa pulang sekarang!

Di mobil pun aku mengantuk. Sampai akhirnya Kyuppa membuka pembicaraan, “Besok USG ya, yeobo…”

“Kau tidak lelah?”

“Anni…demi istri dan anakku.”, ujarnya yang kemudian mencium punggung tanganku.

“Ne, oppa…”, ujarku mencium pipi kanannya.
^^^^^^^^^^^^^^^Seu Liie Strife^^^^^^^^^^^^^^^
“Kok tidak ada orang?”, lelaki itu menoleh ke sampingnya.

“Mwo??! Where is Yuuri?!”, matanya semakin membulat ketika tidak mendapati istrinya tidak ada di sampingnya.

“Yuu?? Yuurika..??”

“Di dapur~”, teriak seorang wanita.

Chanyeol menghela napasnya ketika dia melihat istrinya sedang memasak.

“Buat apa??”, tanya Chanyeol yang melongok pada penggorengan.

“Aaaa!! Jangan lihat! Jangan lihat! Sana…sana..”, usir Yuurika.

“Kau buat apa sih??”

“Ja..jangan lihat duluuu~~”

“Tapi aku lapar…aromanya jadi membuatku lapar.”

“Tunggu saja. Sebentar lagi matang!”

Beberapa saat kemudian, Yuurika keluar membawa sepiring daging berbumbu merah.

“Apa ini?”

“Hhm..rendang.”

“Mwo? Apa itu?”

“Daging. Ini masakan Indonesia. It comes from Padang, West Sumatera.”

“Aku baru tahu ada masakan itu.”

“Tapi…ini pedas, oppa…”, semenjak menikah, Yuurika menambahkan panggilan ‘oppa’ untuk Chanyeol.

Chanyeol pun mencobanya. Mengunyahnya perlahan, “Kau hebat! Bisa bereksperimen makanan.”

“Tidak enak ya??”, tanya Yuurika ragu.

“Anni…oishi ne (enak sekali)!”, bibir Chanyeol semakin lama semakin merah karena makan makanan pedas itu.

“Oppa, terlalu pedas ya?”, tanyanya lagi.

“Anni… Aku suka kok.”
^^^^^^^^^^^^^^^Seu Liie Strife^^^^^^^^^^^^^^^
“Cho Han Yeol! Sudah kukatakan berkali – kali, hentikan pekerjaanmu!”, lagi – lagi suamiku mengomel. Haish!

“Sini sapunya.”

“Issh..oppa…aku belum selesai..”, ujarku sambil memegangi perutku yang sudah membuncit.

“Biar aku yang meneruskan.”, ujarnya lagi.

“Ck! Kau ini…sana masuk.”, Kyuhyun berdecak kesal mengambil sapu dari tanganku.

“Gomawo, nae nampyeon.”, ujarku mencium pipinya.

Aigooo!! Tapi sepertinya badanku ini tidak mau berhenti bergerak. Aku kemudian mengambil cucian dari mesin cuci.

“Oppaa…bisa bantu aku tidak??”

“Sebentar, yeobo..”, ujar suamiku. Tapi dia tidak masuk juga. Aku berinisiatif mengambilkan minuman untuknya. Pasti dia lelah. Kan dia tidak terbiasa dengan pekerjaan ini.

“Oppa…ini untukmu..kau pasti lelah kan? Dari tadi kau membantuku terus..”, ujarku memberikan minum untuknya. Aku juga menghapus keringat di dahinya dengan tanganku sendiri.

“Aku tidak ingin kau yang lelah, sayang…”

“Gomawo..”, ujarku tersenyum mengusap pipinya.

“Oh ya, tadi kau minta tolong apa?”

“Di belakang…bantuin aku ya..”, ujarku ber-aegyo dengannya.
^^^^^^^^^^^^^^^Seu Liie Strife^^^^^^^^^^^^^^^
Kini Kyuhyun dan Han Yeol menjemur pakaian mereka bersama. Kyuhyun yang mengambilkannya dari keranjang cucian, istrinya lah yang menjemurnya.

“Oppa, kau sudah daftar untuk pemeriksaanku kan?”

“Sudah dong. Dari kemarin juga aku mendaftarkanmu, sayang…”

“Habis ini, bantuin aku masak ya, oppa…”

“As your wish, yeobo…”, jawab Kyuhyun.

^^^^^^^^^^^^^^^Seu Liie Strife^^^^^^^^^^^^^^^
“Bayi kalian, laki – laki…”, ujar dokter kandungan pada saat Han Yeol di USG.

“Ini tangannya, ini kakinya…lihat, apa kalian bisa melihat wajahnya?”, ujar dokter pada layar monitor.

“Itu anakku…aku bisa melihatnya…kau harus sehat ya, nak…eomma tak sabar ingin menggendongmu..”, tanpa ia sadari, wanita itu menangis ketika melihat layar monitor itu. Kyuhyun pun langsung mengusap kepala istrinya dan mencium keningnya yang berbaring di sampingnya pada saat USG.

“Kandungan nyonya Cho baik, jadi saya hanya beri beberapa vitamin untuk menjaga jabang bayinya.”

“Ne, uisa-nim…”
^^^^^^^^^^^^^^^Seu Liie Strife^^^^^^^^^^^^^^^
“Oppa, aku mau buah kesemek.”, pintaku pada Kyuhyun.

“Mwo? Buah apa itu?”

“Ah! Kau norak sekali, oppa! Itu hanya bisa ditemui di Indonesia.”

“Yaaa~~!! Lalu bagaimana caranya? Aku tidak mengizinkanmu ke sana!”

“Pesan oppa…pesaaann… Aku mauuuu~~~”

“Eoh? Kau ini…kenapa tidak membeli buah yang ada di sini saja?”

“Tidak mau! Aku maunya ituuu!!!”

“Sigh! Ya sudah, nanti kita pesan.”

“Sekaraaaanngg!!!”
^^^^^^^^^^^^^^^Seu Liie Strife^^^^^^^^^^^^^^^
“Sedang baca apa?”, Chanyeol tiba – tiba meletakkan dagunya di bahu kanan istrinya yang sedang membaca majalah di sofa ayunan belakang rumah.

“Huwwaa!! Kau mengagetkanku!”

“Apa yang kau baca, euhm?”

“Ini…menu masakan…”

“Kau sering sekali mencoba menu baru ya, chagia..”, ujar lelaki itu yang kemudian beralih ke samping istrinya, ikut menemaninya duduk di ayunan.

“Tidak apa kan?”

“Ne…justru aku suka karena aku jadi tidak bosan.”, ujarnya yang kemudian mencium bibir istrinya.

“Oppa…”

“Euhm?”

“Jangan di siniii~~”

“Dimana pun tidak masalah kan? Di rumah ini hanya kita berdua.”, ujarnya yang kembali mencium istrinya.
^^^^^^^^^^^^^^^Seu Liie Strife^^^^^^^^^^^^^^^
Tidak terasa, kandunganku kini sudah enam bulan. Aku semakin susah untuk bergerak. Sebelum kerja, biasanya Kyuhyun selalu mencium perutku dan berlutut di depanku untuk menempelkan telinganya pada perutku. Termasuk pagi ini.

“Kau jangan kelelahan ne, yeobo…”, pesannya.

“Ne, oppa…”, ucapku sambil mengusap – usap perutku.

Dia kemudian menempelkan telinganya pada perutku. Seperti berusaha mencari tahu kondisi di dalam.

“Kok tidak ada suara, sayang?”

“Mungkin tidur?”, tanyaku balik.

“Aaa! Chakkaman! Tuh oppa..dia menendang!”, ujarku.

Kyuhyun pun mengusap perutku. Dan beberapa saat kemudian ia tersenyum. Mungkin dia sudah menyadari apa yang dilakukan anakku di dalam.

“Aku berangkat kerja dulu ya…”, ujarnya.

“Uhm…”, jawabku tersenyum.

Chu~ Dia mencium bibirku saat tangannya tidak berhenti mengusap perutku.

“Meski kau hamil, kau terlihat sexy…”, bisiknya yang kemudian kembali mencium bibirku.

“Ck! Sudah sana…nanti terlambat.”, suruhku.

“Ne. Cepat telepon aku kalau ada apa – apa. Jangan lupa minum susu kehamilanmu.”, ujarnya yang kembali mencium bibirku dan keningku.

Aku pun melambaikan tangan padanya saat mobilnya melaju meninggalkan rumah. Aduuh…perutku ini.. Benar – benar beraaat~~~
^^^^^^^^^^^^^^^Seu Liie Strife^^^^^^^^^^^^^^^
Ting! Tong!

Mwo? Siapa yang datang? Untuk memastikannya, aku berjalan menuju pintu dan mengintip dari balik gordyn.

“Eonni? Yuuri eonni?”, gumamku.

“Annyeong eonni..”, sapaku membuka pintu.

“Annyeong~ Waahh…perutmu sudah besar yaa…”

“Ne sudah masuk enam bulan….”

Ting! Tong! Tiba – tiba kudengar ada lagi suara bel berbunyi. Kali ini siapa lagi?

“Eomma!”, seruku yang langsung membukakan pagar untuknya. Ibu mertuaku datang!

“Aah… Perutmu… Eomma tak sabar menimang cucu darimu..”

“Eomma…masih tiga bulan lagi…hihihi…”, aku tertawa kecil.

“Kajja, eomma. Ada Yuuri eonni juga…”

“Jeongmal?”, aku mengangguk.
^^^^^^^^^^^^^^^Seu Liie Strife^^^^^^^^^^^^^^^
“By the way, eomma tumben sekali ke sini. Apa eomma tidak sibuk?”

“Annii…masih lenggang kok. Eomma ke sini untuk membawakanmu ini…”, ujarnya memberikan paper bag untukku.

Kudapati kantung plastik yang di dalamnya ada sesuatu. Entah itu makanan atau apa…yang jelas dalam bentuk sachet.

“Ini apa, eomma?”

“Jamu untukmu. Kau kan hamil, jadi perlu jamu.”

“Ja..jamu?? Andwae, eomma…aku tidak suka. Itu pahiittt…”

“Hahaha, kau harus minum, Han…”

“Hey, Yuu. Kelak kau juga akan meminum ini kalau kau hamil.”, bhueeehh!! Aku? Minum jamu? Andwaaaeeee!!!

“Dan ini…ramuan khusus dari keluarga kita turun temurun.”, ujar eomma memberikan sebuah termos padaku.

“Apa lagi ini, eommaaa???”

“Ramuan. Kau harus minum ini…untuk melancarkan kau saat melahirkan.”

“Tapi kan masih 3 bulan lagi, eomma..lagi pula aku juga ikut senam kehamilan, eomma…”

“Ini juga untuk pertumbuhan bayimu.”
^^^^^^^^^^^^^^^Seu Liie Strife^^^^^^^^^^^^^^^
Sore harinya, setelah kakak ipar dan ibu mertuanya pulang, Han Yeol memilih untuk beres – beres rumah.

“Hhmmm….lebih baik aku mengepel dulu sebelum si evil itu datang!”, batinnya.

Wanita hamil itu pun mulai mengepel dengan gerakan berjalan mundur. Tanpa ia sadari ia menginjak genangan air hingga ia terpeleset.

“Kyaaaaa!!!”

Bruukk!!

^^^^^^^^^^^^^^^Seu Liie Strife^^^^^^^^^^^^^^^
“Eehh?? Kok tidak sakit?”, batinku.

“Ka..kau tidak apa – apa, yeobo?”

Aku pun menoleh ke belakang, “Op..oppa??!!!”, aku berteriak kaget. Ya, tiba – tiba saja suamiku ada di belakangku. Dia ikut terjatuh bersamaku.

“Kau membereskan rumah lagi??”, dia bertanya penuh selidik.

“N..ne…”, jawabku takut – takut.

“Hhmm…bagus sekali! Lihat kan, kau jatuh sekarang! Apa jadinya jika aku tidak ada tadi?!!!”, huuwaaa!! Dia marah denganku!!

“Mi..mian…”, ujarku.

“Sana masuk kamar dan mandi!”

“Ne, oppa…”, aku hanya bisa menjawab lirih.
^^^^^^^^^^^^^^^Seu Liie Strife^^^^^^^^^^^^^^^
Kyuhyun pun melanjutkan pekerjaan istrinya yang sebelumnya mengepel rumah. Dia membuka jasnya, menggulung lengan kemejanya hingga siku, dan menggulung celananya hingga selutut.

“Hhhh…apa – apaan dia? Sudah tahu hamil, masiiiiihhh saja mengerjakan ini semua! Haissh! Anak itu!”, Kyuhyun menggerutu kesal sambil mengepel.

“Oppa, mau kubantu tidak?”, tiba – tiba Han Yeol menyembulkan kepalanya dari balik pintu kamarnya.

“Andwaaeee!! Sana masuk!”

“Huuuhh!!”

Braakk!! Bunyi pintu dibanting pun terdengar oleh lelaki itu.

“Haisshh!”, dengus lelaki itu.
^^^^^^^^^^^^^^^Seu Liie Strife^^^^^^^^^^^^^^^
Seusai makan malam, eomma menelponku dan menyuruh untuk meminum ramuan – ramuan yang dibawanya. Dan dengan enggan aku membuatnya.

“Apa itu?”, tanya suamiku yang menghampiriku di dapur.

“Dari eomma. Aku harus minum…”

“Ooh, eomma sudah membawakannya?”

“Kau tahu ini?”

“Tahu…”

“Ugh! Aku tidak mau minum ini..habisnya hitam beginiii~~”

“Anggap saja itu cola atau…kopi?”, aku hanya menatap minuman itu dengan…errr… Rasanya aku ingin mengenyahkan minuman inii!!

“Cha! Aku buatkan susu untukmu. Nanti kau minum susu setelah itu kau minum.”, ujarnya mengambil gelas dan membuatkan susu untukku. Susu hamil! Siapa bilang susu hamil itu enak. Walau pun rasanya strawberry, tetap saja terasa aneh di lidahku.

“Errrggh!! Haruskah aku minum ini, oppa?”, tanyaku menunjuk minuman dari eomma.

“Ya harus…kau mau anak kita sehat tidak?”, tanyanya sambil mengaduk susu untukku.

“Nih, susunya sudah.”, ujarnya.

“Aku minum itu saja deeehh…”, aku hendak mengambil gelas itu dari tangan Kyuhyun.

“Eeits! Minum itu dulu. Baru ini.”, ujarnya menjauhkan gelas itu.

“Huuwweee… Baunya saja begini…coba kau cium ini.”, aku menyodorkan gelasku padanya. Dia langsung menggosok – gosok hidungnya. Tuh kan! Ini pasti tidak enak! Buktinya saja, suamiku langsung menghindar saat aku menyodorkan gelasku lagi padanya.

“Cepat minum…”, ujar Kyuhyun.

“Huwwaaa..tidak mauuu…”

“Yeoboo…cepat minum..!”

“Shireo~”, tapi kemudian dia menatapku dengan tatapan evilnya yang mengesalkan!! Terpaksa deh, aku minum..huwweeee~~~

Aku menempelkan bibirku pada ujung gelas, dan perlahan meminumnya, “Ugh!”, aku mau muntaaaahhh!! Tidak enaakk!!

“Jangan dimuntahkan!”

“Ugh!”, aku menutup mulutku agar tidak muntah.

“Bueehh!! Tidak enak, oppa…”, ujarku yang masih menyisakan minuman itu.

“Habiskan, yeobo…”

“Haruskah? Ini benar – benar pahit, oppa!!”

“Cepat! Atau susu ini akan kubuang nanti.”, dia mengancamku.

Dan lagi, aku meminum minuman pahit itu! Dan aku lagi – lagi mau muntah!!

“Susu…susu….susuuu…”, aku mengibas – ibaskan tanganku. Kyuhyun memberikan gelas susu yang dia pegangnya padaku.

“Muaaahh!!! Tidak enaaakkkk!!!!!”, aku mencuci mulutku dengan air berharap rasa pahit itu hilang.

“Sepertinya aku harus mengawasi kau untuk minum itu setiap malam…”, ujar Kyuhyun.

“Huwwaaa…oppa…aku tidak mau lagi…”

“Hanya tiga bulan kan?”

“What?!!”

“Kata eomma kan kau harus minum itu sampai bulan kesembilan.”

“Aaaaa!!!”

“Kajja, kita tidur.”, ujarnya yang menggendongku.

“Kau lebih berat ya, yeobo…”

“Itu karena aku berbadan dua..”, aku hanya menelusupkan wajahku pada lehernya dan memeluknya.
^^^^^^^^^^^^^^^Seu Liie Strife^^^^^^^^^^^^^^^
Chanyeol yang kini sudah kembali kerja di Seoul, masih terlihat sibuk dengan pekerjaannya. Chanyeol dan istrinya kini menempati rumah peninggalan kedua orang tua lelaki bermarga Park itu.

“Oppa~”, istrinya-Yuurika, masuk ke ruang kerjanya.

“Hhmm?”

“Masih lama ya?? Huuh! Kau ini..selalu saja kerja, kerja, dan kerja!”

“Aku kerja juga untukmu, chagi…”

“Maksudmu?”

“Ya, supaya bisnis appa tidak failed. Kalau failed, memang kita mau makan apa? Aegi kita bagaimana?”

“Aegi??”

“Ya, aegi…nanti kan kita juga punya aegi seperti si evil dan Hannie-ku itu.”

“Huh! Kau memikirkan aegi, tapi tidak ada yang dilakukan.”

“Ooo, jadi kau menantangku, chagi?”, Chanyeol langsung mematikan laptopnya.

“Hng? Ti..tidak juga sih…tapi…iiihhh…ayo tidur, oppa…”, Yuurika menarik – narik lengan suaminya.

“Aa! Chakkaman, ini belum mati.”

“Ayooo~~~”

“Chagi, kau sepertinya ingin main – main denganku.”, Chanyeol menyentuh hidung istrinya.

“Main – main apa?”

“Hhmm, kau tidak tahu apa pura – pura tidak tahu, euhm?”, tanyanya yang kemudian menggendong istrinya dan menciuminya.

^^^^^^^^^^^^^^^Seu Liie Strife^^^^^^^^^^^^^^^
Pagi ini, Kyuhyun lebih dulu bangun. Tidak seperti biasanya yang biasanya susah bangun, hari ini dia bangun untuk menyiapi keperluannya sendiri. Sebelum beraktifitas, lelaki itu menyempatkan diri untuk mencium istrinya yang masih terlelap itu.

“Annyeong nae anae…”, ujarnya yang kembali mencium bibir wanita yang tengah hamil itu.
^^^^^^^^^^^^^^^Seu Liie Strife^^^^^^^^^^^^^^^
“Hah? Kok oppa tidak ada? Kemana dia?”, aku meraba – raba tempat tidurku.

Unngghh~~~ Rasanya pegal sekali…

“Annyeong nae aegi..”, aku mengusap perutku yang besar.

“Ooo? Kau sudah bangun?”

“Oppa….kau tumben sudah bangun..”

“Hhm..ini, sudah kubuatkan susu hamilmu.”, ujarnya yang kemudian duduk di samping ranjang.

“Uhm..gomawo…”, aku mencium pipinya.

“Ooh! Astaga! Aku lupa cincin pernikahanku.”, dia segera masuk ke kamar mandi dan kembali duduk di sampingku.

“Ayo minum…”

“Kau tidak ke kantor, oppa?”, aku mengalihkannya.

“Ke kantor kok.”

“Baiklah…aku siapkan dulu…”, aku kemudian menurunkan kakiku dari tempat tidur dan beranjak. Tapi Kyuhyun menahan tanganku.

“Tidak usah…aku sudah menyiapkannya untukku sendiri.”

“Aku telat bangun ya, oppa…”, ujarku lirih.

“Anni..aku yang memang bangun lebih awal. Supaya kau tidak kelelahan juga.”

“Karena aku, kau jadi repot sendiri…”, aku memeluk suamiku. Memang agak susah..karena aku terhalang dengan perutku.

“Aku beli ini kemarin. Aku lupa bilang padamu.”, ujar Kyuhyun mengeluarkan sesuatu dari laci nakas.

“Mwo?”

“Lagu – lagu klasik. Aku browsing di internet, katanya lagu – lagu klasik bagus untuk janin yang dalam kandungan. Kajja, kau harus melakukan ini saat kau senggang.”, aku hanya bisa menuruti kemauannya, menempelkan headphone pada perutku.

“Gomawo…”

“Waeyo, oppa?”, tanyaku.

“Karena aku justru aku semakin banyak menyusahkanmu. Aku yang menghamilimu, kau yang susah karena keberatan membawa aegi kita kemana – mana, melarangmu ini itu, harus minum ramuan pahit itu, dan harus memperdengarkan lagu klasik ini pada calon aegi kita.”, tuturnya.

“Gwaenchana, oppa…ini lah kewajiban istri…menurut pada suaminya.

“Aku bahagia memilikimu..”, ujarnya mengusap pipiku.

“Aku juga bahagia bisa memiliki oppa…”, jawabku tersenyum.

“Saranghae~”, ujarnya mencium keningku.

“Nado saranghae, oppa…”, ujarku.
^^^^^^^^^^^^^^^Seu Liie Strife^^^^^^^^^^^^^^^
Di bulan ke delapan ini, Han Yeol semakin banyak permintaan. Dia juga semakin manja pada suaminya. Berkali – kali suaminya, Kyuhyun harus tidak masuk kantor karena istrinya minta ditemani.

Begitu pula malam ini. Malam dimana seharusnya semua orang terlelap dengan nyenyak. Tapi justru Han Yeol membangunkan Kyuhyun, “Oppa…irreonaa…perutku sakiitt..oppa…”, wanita hamil itu mengguncang – guncangkan tubuh suaminya.

“Hhmm…tidur lagi, yeobo…ini masih jam dua pagi.”

“Perutku sakit, oppa…sakit sekali…”, wanita itu memegangi perutnya sambil menarik baju suaminya.

“Kau sudah membangunkan aku empat kali karena hal yang sama.”

“Tapi kali ini aku seriuss!! Perutku sakit, oppaaaaa!!!”, dia semakin menarik baju suaminya.

Lelaki itu pun membuka matanya dan melihat istrinya yang sedang menahan sakit.

“Apa yang kau lakukan?! Cepat siapkan mobil, oppa!! Sepertinya aku mau melahirkaann!!”

“Kau kan baru delapan bulan, yeobo..”

“Oppaaa!!!!”

“Ah! Ne!”, Kyuhyun langsung melompat dari ranjangnya.
^^^^^^^^^^^^^^^Seu Liie Strife^^^^^^^^^^^^^^^
“Oppa, kita pulang saja deh…aku sudah tidak apa – apa…”, ujarku pada suamiku saat di rumah sakit.

“Anni! Kau harus diperiksa, yeobo!”
^^^^^^^^^^^^^^^Seu Liie Strife^^^^^^^^^^^^^^^
“Istri anda hanya mengalami kontraksi palsu.”, ujar dokter.

“Kontraksi palsu? Apa itu berbahaya, uisa-nim?”

“Annio, ini bagus untuk persiapan istri anda melahirkan nantinya.”

“Gamsahamnida, uisa-nim…”, ujar Kyuhyun yang kemudian menuntun istrinya berjalan.
^^^^^^^^^^^^^^^Seu Liie Strife^^^^^^^^^^^^^^^
“Tuh kan, oppa! Aku tuh baik – baik sajaaaa~~”, ujarku.

“Kau sendiri yang heboh berteriak – teriak, menarik bajuku.”

“Hehehehehe…”, aku hanya menunjukkan deretan gigiku.
^^^^^^^^^^^^^^^Seu Liie Strife^^^^^^^^^^^^^^^
“Oppa, tidak usah masuk kerjaaa~~”, pintaku.

“Yeobo, ini hari kelima aku tidak masuk kerja… Haruskah kulakukan?”

“Iyaaaa!! Pokoknya aku tidak mau ditinggal! Titik!!”, aku berteriak menendang selimut dari ranjangku hingga jatuh. Dan aku juga melempari bantal – bantal hingga berantakan di lantai.

“Ne, ne, yeobo…aku tidak masuk lagi.”, ujarnya mengambil satu per satu bantal dan selimut yang bertebaran di lantai. Dia juga merapikan bantal – bantal itu dan menyelimutiku.

“Cha! Aku tidak ke kantor. Aku akan menemanimu di sini.”, ujarnya yang berbaring di sampingku, menopang kepalanya dengan sebelah tangannya, dan berbaring menghadapku dengan mendekapku ke dalam pelukannya.
^^^^^^^^^^^^^^^Seu Liie Strife^^^^^^^^^^^^^^^
“Oppa mianhae…..”, Han Yeol terisak saat Kyuhyun mendekapnya.

“Waee? Uljimma…”, lelaki itu menghapus air mata yang mengalir di pipi istrinya.

“Aku..hiks..aku jahat sama oppa…hiks..hiks..”

Lelaki itu hanya tersenyum, “Anni, kau tidak jahat padaku.”, ujarnya mencium kening istrinya.

“Geundae…”

“Sudah, istirahatlah, sayang…”, ujar Kyuhyun lagi.
^^^^^^^^^^^^^^^Seu Liie Strife^^^^^^^^^^^^^^^
Di lain tempat, lebih tepatnya di rumah Chanyeol, terjadi kejadian yang sempat membuat istri dari pria bermarga Park itu shock.

“Opppaaaa!!!!!!!!!”, jerit Yuurika.

“Waee?”

“Ano (itu)…ano (itu)…”, Yuurika menunjuk sebuah arah. Sebuah kepala boneka dengan kepala yang tertancap pisau di keningnya hingga pohon dan mengeluarkan cairan berwarna merah seperti darah.

“Kau masuk rumah. Biar aku yang membereskannya.”, ujar Chanyeol.
^^^^^^^^^^^^^^^Seu Liie Strife^^^^^^^^^^^^^^^
“Hahaha…rasakan itu…dasar wanita tidak tahu diri!”, seseorang memantau rumah itu dari jauh.

Sebuah mobil terparkir yang tak jauh dari rumah itu langsung pergi meninggalkan tempat itu.
^^^^^^^^^^^^^^^Seu Liie Strife^^^^^^^^^^^^^^^
“Aku berangkat dulu. Kalau ada apa – apa, hubungi aku, Yuu-chan.”, ujar Chanyeol.

“Ne, oppa…”, wanita itu mencium suaminya.

“Pulangnya jangan lama – lama…”, pesan Yuurika.

“Ne, aku tidak akan lama…”, ujarnya mencium kening istrinya.
^^^^^^^^^^^^^^^Seu Liie Strife^^^^^^^^^^^^^^^
Setelah meyakini Han Yeol, akhirnya Kyuhyun diperbolehkan kembali bekerja. Namun, kini Yuurika harus menemaninya hingga Kyuhyun pulang kantor. Chanyeol pun harus menjemput istrinya di rumah adiknya dari kantornya.

“Sajangnim…ini laporan yang sajangnim minta….”, seorang sekertarisnya masuk ke ruangan Kyuhyun. Penampilannya terbilang seksi dan sangat menggoda kaum adam. Tapi tidak untuk Kyuhyun. Dia hanya sibuk dengan pekerjaannya.

“Letakkan saja di mejaku.”, jawab Kyuhyun yang kemudian keluar dari ruangannya dengan kunci mobil di tangannya.

“Aku akan ke kantor Chanyeol saja.”, batinnya.
^^^^^^^^^^^^^^^Seu Liie Strife^^^^^^^^^^^^^^^
Di kantornya Chanyeol, lelaki itu ingin keluar sebentar dari kantornya karena ada urusan dengan Kyuhyun. Tapi baru sampai di pelataran parkir, ada tiga lelaki menghampirinya.

“Kau Park Chanyeol?”

“Ne…kalian siapa?”

Buaghh!! Bughh!! Dhuakk!!
^^^^^^^^^^^^^^^Seu Liie Strife^^^^^^^^^^^^^^^
“Chanyeol?!”, Kyuhyun yang baru sampai di pelataran parkir melihat Chanyeol yang sedang dikeroyok. Lelaki itu langsung keluar dari mobilnya.

“YAAAA!!!! BERHENTI!!!”, Kyuhyun ikut menghajar orang – orang itu hingga mereka bertiga lari menuju mobilnya dan kabur.

“Uhuk! Uhuk!”, Chanyeol memegangi perutnya yang terasa sakit. Pelipis dan ujung bibirnya juga berdarah.

“Neo….gwaenchana?”

“Gwaenchana, hyung…”, ujar Chanyeol yang menghapus darah dari sudut bibirnya.

“Siapa mereka?”

“Molla…aku tidak tahu..”, jawab Chanyeol lagi.

“Kau mau ke rumah sakit? Aku antar.”, tanya Kyuhyun.

“Tidak usah hyung. Kita langsung saja membicarakan bisnis itu.”, sambung Chanyeol.
^^^^^^^^^^^^^^^Seu Liie Strife^^^^^^^^^^^^^^^
Sore ini, Chanyeol baru pulang dari kantornya setelah bertemu dengan Kyuhyun. Dia langsung ke kamarnya meski pun para pelayannya berkali – kali menyodorkan obat untuk luka di wajahnya.

“Gwaenchana…nanti biar Yuu saja.”, ujar Chanyeol yang langsung menuju kamarnya.

“Yuu..??”

“Mandi, oppa…”, sahut wanita itu dari dalam kamar mandi di kamarnya.

Chanyeol pun hanya menunggunya duduk di ranjang sambil membuka jasnya. Sesekali ia melihat wajahnya di cermin yang ada di meja rias istrinya.

“Hhh…jadi membiru…”, gumamnya.

“Oppa, aku sudah sele…kyaaaa!!! Oppa kenapaaa???”, istrinya yang baru keluar dari kamar mandi dengan handuk di kepalanya, kaget melihat Chanyeol dengan wajah penuh lebam.

“Chagia, appo…”, Chanyeol berkata manja dengan istrinya.

“Mandi dulu, oppa…nanti aku obati.”, ujar Yuurika.
^^^^^^^^^^^^^^^Seu Liie Strife^^^^^^^^^^^^^^^
“Apa yang kau lakukan sampai begini?? Kau berkelahi dimana, oppa?”, tanya Yuurika berturut – turut setelah suaminya mandi.

“Di kantor.”

“Nani (apa)?!! Di kantor?! Dengan siapa? Kok bisa??”

“Aku tidak tahu. Tiba – tiba saja datang tiga lelaki, terus mengeroyok aku. Aww! Sakit, chagi!”, Chanyeol meringis kesakitan saat Yuurika mengobati lukanya.

“Gomen ne (maaf)…”

“Aww..asshh..chagia, sakiit..”

“Tahan lah sedikit…manja sekali sih!”

“Pelan – pelan…”

“Ini sudah pelan – pelan, oppa…”

“Tapi masih sakit…”

“Uuuugghhh!!! Berisik ah!”, Yuurika malah menekan luka pada wajah Chanyeol.

“Aaaa!! Chagiaaaa!!!”, lelaki itu hanya bisa menahan sakitnya.
^^^^^^^^^^^^^^^Seu Liie Strife^^^^^^^^^^^^^^^
“Mwoyaaa??!!! Chanyeol oppa dikeroyok?!!”, aku menjerit kaget mendengar berita itu dari suamiku, Kyuhyun.

“Ne…dengan siapa aku tidak tahu. Yang kulihat ada 3 pria mengeroyoknya.”

“Lalu oppa tidak membantu?”

“Aku membantunya, yeobo…mereka langsung kabur. Tapi kurasa aku telat juga. Si tiang listrik itu sudah banyak lebam di wajahnya.”

“Kyaaaaa!!!! Oppaaa!!! Kenapa kau telat siiihhh??!!”, aku mengguncang – guncangkan tubuhnya.

“Mwo? Aku mana tahu kalau dia mau dikeroyok. Kau ini aneh juga, yeobo…”, ujarnya enteng. Cih! Dia memang tidak peka! Atau sebenarnya aku juga aneh?

“Kalau kau mengkhawatirkannya, telepon saja dia.”, aku pun langsung menelpon Chanyeol oppa, sesuai saran suamiku.

“Ne, Hann??”, kudengar suaranya yang berat dari seberang sana.

“Oppa, oppa tidak apa – apa? Bagaimana luka – lukamu? Kata Kyuppa, kau dikeroyok? Banyak lukanya? Sudah ke rumah sakit belum?”, aku menyerbunya dengan berbagai pertanyaan.

“Aku harus jawab yang mana dulu nih? Hahaha…”, isshh! Di saat – saat seperti ini, bisa – bisanya dia bercanda!

“Semuanya!”

“Aku baik – baik saja, so tidak perlu ke rumah sakit. Cukup dengan Yuu-chan yang mengobatiku saja, itu sudah membuatku sembuh. Hahaha…”

“Kau yakin, oppa?”

“Ne…sangat yakin. Tidak usah mengkhawatirkanku, Hannie..”

“Geundae…”

“Hey, ini hanya luka lebam. Wajar kan? Sudah ah, aku mau tidur nih… Lebih baik kau tidur. Kau kan lagi hamil, Hann…lalu nanti si evil itu tidur sama siapa kalau bukan denganmu?”

“Ya sudah…jumuseyo, oppa…”, ucapku.

“Ne, jumuseyo, Hannie…sweet dreams…saranghae!”, ujarnya mengakhiri pembicaraan kami.

^^^^^^^^^^^^^^^Seu Liie Strife^^^^^^^^^^^^^^^
Bulan ini, adalah bulan ke sembilan istri dari pria bermarga Cho itu mengandung. Dan hari ini adalah sehari sebelum hari ulang tahunnya. Kyuhyun mengajaknya menginap di salah satu hotel mewah di ibu kota Korea itu.

“Haisshh!! Yeobo…aku ada meeting…kutinggal dulu tak apa?”

Raut wajah Han Yeol terlihat kecewa. Dia pikir mereka berdua akan menghabiskan waktu bersama merayakan ulang tahunnya. Tapi ternyata Kyuhyun ada meeting mendadak.

“Hhmm…gwaenchana, oppa..”, jawab Han Yeol dengan sedikit murung.

“Tapi, kuusahakan akan pulang cepat, sayang. Sebelum sore aku sudah kembali.”, janji Kyuhyun.

“Promise?”

“I promise.”, ujar Kyuhyun pada istrinya.

“Ya sudah…”
^^^^^^^^^^^^^^^Seu Liie Strife^^^^^^^^^^^^^^^
“Sudah hampir jam 10 malam, Kyuppa belum sampai juga… Sebenarnya kemana sih dia?? Bilangnya sebelum sore sudah sampai. Huuhh..!!”, gerutuku sambil mengganti – ganti channel tv di kamar hotel. Percuma saja kan menginap di hotel mewah kalau akhirnya aku sendirian.

Tiba – tiba ponselku berbunyi. Nama Kyuppa tertera pada layar ponselku, “Oppaa~”, aku merajuk padanya.

“Yeobo…kau dimana?”

“Ya aku di kamar lah! Di kamar hotel mewah yang kau sewa, duduk sendirian di pinggir ranjang sambil mengganti – ganti channel tv!”

“Yang di dekat lemari?”, tanyanya.

“Hhmm..”, jawabku kesal.

“Jalan lima langkah ke kanan deh…”

“Mau apa sih?”

“Sudah jalan saja…”, aku menurutinya.

“Oppa! Kau mau aku menabrak lemari, eoh?”

“Ahaha…mian, mian…coba kau buka lemarinya.”

“Memang ada apa?”

“Ck! Kau itu bertanya terus..turuti saja, yeobo..”

Aku membuka lemari itu. Dan ternyata, di dalamnya ada sebuah mannequin yang terbalut dress panjang khusus ibu hamil berwarna sapphire blue, lengkap dengan kotak perhiasannya.

“O…op…oppa…”, aku menahan air mataku karena terharu.

“Sekarang kau pakai semua itu, dan temui aku di ujung lorong ini. We will have romantic dinner tonight, yeobo…”

“Jangan lupa, dandan yang cantik. Aku menunggumu.”, ujarnya. Aku hanya bisa tersenyum sendiri seperti orang gila.
^^^^^^^^^^^^^^^Seu Liie Strife^^^^^^^^^^^^^^^
“Nan jeongmal yeppeo…”, Kyuhyun mencium punggung tangan istrinya saat istrinya datang.

Wanita itu hanya bisa tersenyum, “Kita kemana, oppa?”

“Makan malam…”, jawab lelaki itu tersenyum menggamit pinggang istrinya.

“Kajja….”, ucapnya lagi.
^^^^^^^^^^^^^^^Seu Liie Strife^^^^^^^^^^^^^^^
Makan malam romantis di sebuah ruangan dengan cahaya lampu yang dibuat romantis dan dikelilingi banyak lilin dan taburan kelopak mawar. Kyuhyun kini memperlakukanku dengan sangat istimewa.

Menarikkan bangku untukku, memotongkan steak untukku, menyuapinya, bahkan dia yang melakukan semua apa yang harus kulakukan sendiri.

“Aaa…”, aku ikut menyuapinya.

“Oppa, gomawo…jeongmal gomawo…”, aku merengkuh wajahnya dan mengusap pipinya. Astaga! Jantungku kenapa berdegup kencang sekali??

“Ne, yeobo….mianhae aku membuatmu kesal…”, dia mencium keningku.

“Tapi sebenarnya, kau tidak perlu menyiapkan semewah ini, oppa…aku senang juga kok meskipun harus sederhana…”, ucapku.

“Aku hanya mau kau mengingat ini untuk selamanya…”

“Aku akan mengingat hingga akhir hayatku, oppa…”, aku mengecup bibirnya.

Seusai makan malam, tepat jam dua belas malam, dia memberikan kejutan lagi untukku.

“Pejamkan matamu.”, ucapnya.

“Kau mau apa lagi, oppa?”, aku memejamkan kedua mataku. Aku merasa kalungku dilepas olehnya. Dan seperti ada kalung baru yang terpasang di leherku.

“Buka matamu.”, ujarnya yang berdiri di sampingku yang masih duduk.

Sebuah kalung dengan permata berwarna biru dengan rantai kalung dari emas putih terdapat di leherku.

“Saengil chukkae, nae anae…”

“Opppaaa….ini bagus sekalii…”

“Kau suka?”, tanyanya menarik bangku ke sampingku. Tangannya ia lingkarkan di belakangku.

“Ne. Suka. Suka sekali.”, ucapku memandangi kalung itu.”

“Gomawo, oppa…”, aku merengkuh wajahnya dan mencium pipi dan bibirnya.
^^^^^^^^^^^^^^^Seu Liie Strife^^^^^^^^^^^^^^^
Pagi harinya, pukul delapan pagi, Han Yeol kembali merasakan sakit perutnya.

“Oppaaa!!”, wanita itu langsung menjambak rambut suaminya yang tengah tertidur di hotel itu.

“Aa…aww!! Wae, yeobo?”

“Aku…aku…sepertinya…aegi kita….sudah waktunya, opppaaa!!!!!!”

“What?!!”, Kyuhyun langsung melompat dari ranjangnya. Dia berputar – putar mencari sesuatu untuk dibawanya ke rumah sakit.

“Ayolah…kunci mobil, dompet, ponsel…aduh..apa lagi…aigoo…PSP! Kemana PSP itu kutaruh??”, Kyuhyun bergumam.

“Opppaaaa!!!! Ppali waaaa!!!”

“Chakkaman, yeobo. Aissh!! Dimana ya??”

“Apa yang kau cari?! Semuanya ada di tanganmu!! Oppa, cepaaatt!!!”

“PSP ku, sayang.”, Kyuhyun memasukkan semua yang di tangannya ke dalam tas kecil hitam yang selalu dibawanya kemana pun.

“YAAAAA!!!! Kau masih memikirkan PSP?!! Oppaaaa!!!!!!!”

“Aaah!! Ne..ne!!”, Kyuhyun langsung menggendong istrinya dengan tas hitam di bahunya.
^^^^^^^^^^^^^^^Seu Liie Strife^^^^^^^^^^^^^^^
“Oppa, kok tidak keluar – keluar?? Tapi perutku sakit terus…”, rengekku.

“Coba kau jalan – jalan, nyonya Cho..”, saran perawat. Aku pun mengikuti sarannya berjalan mondar mandir. Dan benar saja, beberapa saat kemudian aku semakin sakit perutnya.

“Oppaaa!!!”

“Suster! Dokter!”, Kyuhyun berteriak – teriak memanggil mereka.
^^^^^^^^^^^^^^^Seu Liie Strife^^^^^^^^^^^^^^^
“Uuugghh!!! Aaaaaaa!!!!”, tangan Han Yeol menggenggam tangan Kyuhyun erat.

“Aaaaaa!!!!!!! Hufft..hufft..hufft…”

“Ayo nyonya, dorong lagi!”

“Uuuuugghhh!!!”, tangis bayi pun memecah ruangan yang diliputi suasana tegang tadi.

Bayi laki – laki yang berlumuran darah, seberat empat kilo itu terlihat menangis keras. Kyuhyun pun hanya bisa memperhatikan para suster yang menangani bayinya. Sementara Han Yeol, ia masih lemas.

“Gomawo, yeobo…”, Kyuhyun mencium bibir istrinya.

“Oppa…itu…hadiah terindah di ulang tahunku seumur hidupku.”, ujar Han Yeol lirih.

^^^^^^^^^^^^^^^Seu Liie Strife^^^^^^^^^^^^^^^
“Hanniiieee~~”, aku kaget saat melihat Chanyeol oppa datang dan memelukku. Dia bersama Yuurika eonni.

“Saengil chukkae, Hannie…aaahh! Anakmu lahir di tanggal yang sama denganmu berulang tahun!”

“Nyonya Cho…waktunya ASI..”, seorang perawat mendorong box bayiku masuk. Kyuhyun mengambilnya dan menyerahkannya padaku.

“Bayinya laki – laki atau perempuan?”

“Laki – laki, eonni…”, jawabku.

“Sudah diberi nama?”, Chanyeol oppa bertanya.

“Sudah….”, Kyuppa kali ini menjawab.

“Nugu?”

“Cho Shan Gi. Itu namanya, oppa…”, aku mengutarakan nama bayiku sambil menyusui anakku.

“Aaahh~Lucu sekali dia…lihat pipinya..aku gemas dengan anakmu, Han!”, Yuuri eonni mengusap – usap pipi anakku.
^^^^^^^^^^^^^^^Seu Liie Strife^^^^^^^^^^^^^^^
“Ooh, ada semuanya di sini…”, semua yang ada di ruangan itu menoleh ke arah pintu. Kedua orang tua Kyuhyun datang menjenguk.

“Appa, eomma..kapan pulang dari Swedia?”

“Baru tadi. Kami langsung dari bandara, jadi langsung ke sini..”

Shan Gi, anak mereka berdua pun sudah tidak mau menyusu lagi. Kyuhyun langsung menghalangi Han Yeol dengan selimut untuk membenarkan bajunya.

“Sini, eomma gendong…”, ibu mertua Han Yeol meminta Shan Gi untuk digendongnya. Han Yeol pun memberikan Shan Gi padanya.

“Aigoo, tampan sekali!”

“Sepertiku kan, appa?”, Kyuhyun bertanya pada ayahnya.

“Hhmm…..sedikit. Banyakan Shan Gi dong!”

“Kalian berdua juga cepatlah punya anak..”, ujar eommanya pada Chanyeol dan Yuurika.

“Ne..”, jawab Chanyeol tersenyum.
^^^^^^^^^^^^^^^Seu Liie Strife^^^^^^^^^^^^^^^
Chanyeol dan Yuurika pun berpamitan pulang karena hari sudah menjelang senja. Sementara kedua orang tua Kyuhyun masih berada di rumah sakit.

“Kita makan di luar mau tidak?”, tanya Chanyeol.

“Eh? Doushite (kenapa)?”

“Tidak apa – apa. Hanya ingin makan di luar. Mau tidak? Mau ya…”, Chanyeol sedikit memaksa pada istrinya.

“Ne, oppa…”, jawabnya.

Tanpa mereka sadari ada beberapa orang yang terus mengamatinya.

“Aaa, chagi..”, ujar Chanyeol menyuapi istrinya. Begitu pun dengan Yuurika, dia juga menyuapi Chanyeol. Mereka berdua seperti orang yang baru memiliki kekasih.

“Kita tahan – tahanan saling menatap. Yang kalah, harus mau diapain saja oleh yang menang.”, ujar Chanyeol.

“Mwo? Game macam apa itu? Tidak mau!”, Yuurika menolak.

“Payah! Kau takut dengan mataku, chagi?”

“Iie (tidak)…”

“Lalu kenapa kau tidak mau? Hahaha, berarti kau tahu aku pasti menang! Iya kan?”

“Tidaaakk!! Kajja, kau mau main itu kan? Okay! Ayo, saling menatap!”, jawab Yuurika kemudian.

“Kau yakin? Tapi nanti kau kalah loh…”

“Kau kan tadi yang menantangku.”

“Okay…hana..dul…set!”, Chanyeol dan Yuurika mulai saling menatap.

Sebenarnya saat ini wanita itu ingin tertawa karena kedua mata Chanyeol yang lucu, menurutnya. Sedangkan Chanyeol hanya menatap istrinya dengan sebelah tangan yang menopand dagunya.

“Hati – hati, kau bisa kalah dariku, nyonya Park.”, ujar Chanyeol.

“Oh ya? Itu tidak akan pernah terjadi, tuan Park!”, jawab Yuurika sengit. Wanita itu sambil mengaduk minumannya dan sedikit menggigiti sedotannya.

Satu menit, dua menit, tiga menit, mereka masih saling menatap. Sampai akhirnya…

“Oppa, bagaimana jika aku mau ke toilet?”, Yuurika perlahan menggenggam tangan Chanyeol dan saat itu pula, Chanyeol mengerjapkan matanya.

“Kau kalah, tuan Park!! Yeay!!”, Yuurika bertepuk tangan.

“Kau curang! Kau memegang tanganku.”

“Tidak ada di peraturan tuh.”, Yuurika menjulurkan lidahnya pada Chanyeol. Kelemahan Chanyeol adalah, mudah teralihkan perhatiannya dari suatu hal yang ia kerjakan jika tersentuh oleh istrinya.

“Yess! Kau harus menurutiku, oppa!”, ujar Yuurika senang.

“Apa hukumannya?”

“Kita harus pulang dulu.”, ujar Yuurika.
^^^^^^^^^^^^^^^Seu Liie Strife^^^^^^^^^^^^^^^
“Aku mau oppa terus bersamaku, selamanya. Itu hal yang harus kau turuti dariku!”, ujar Yuurika saat di halaman belakang rumah Chanyeol. Di ayunan sofa berwarna putih, wanita itu menyandarkan tubuhnya pada tubuh suaminya. Chanyeol pun merangkulnya dan terus membelai kepala istrinya, sesekali mencium puncak kepalanya.

“Kalau permintaan yang itu, tanpa kau minta, aku akan memenuhinya, chagi..”, ujarnya seraya mencium puncak kepala istrinya.

Ting! Tong!

“Aa! Ada orang! Aku keluar sebentar ne, oppa..”

“Kan ada pelayan..”

“Jangan malas ah!”, ujar Yuurika. Chanyeol pun melepas rangkulannya.

Wanita itu berjalan menuju pintu rumahnya.

“Ya, ada ap..hmmfftt!! Hmmfftt!! Hmfftt!!”
^^^^^^^^^^^^^^^Seu Liie Strife^^^^^^^^^^^^^^^
“Lama sekali, Yuu-chan…”, batin Chanyeol. Lelaki itu pun kemudian menyusul istrinya di depan.

Dilihatnya istrinya meronta – ronta diantara dua pria yang membekapnya.

“Yuurika!!!”, Chanyeol langsung berlari. Tapi terlambat. Kedua pria itu membawa istrinya serta masuk ke dalam mobil mereka.

Kedua petugas keamanan rumahnya pun sudah tergeletak bersimbah darah. Dengan segera Chanyeol menelpon polisi dan juga Kyuhyun.
^^^^^^^^^^^^^^^Seu Liie Strife^^^^^^^^^^^^^^^
“Sayang, aku pergi sebentar…”

“Kemana?”

“Sebentar saja, sayang. Eomma, appa, aku pergi dulu..”, ujar Kyuhyun mencium kening istrinya sebelum pergi.
^^^^^^^^^^^^^^^Seu Liie Strife^^^^^^^^^^^^^^^
“Bagaimana ini semua terjadi?”, tanya Kyuhyun setelah tiba di rumah Chanyeol.

“Entah hyung…”, Chanyeol terlihat frustasi mengacak rambutnya.

“Tidak ada petunjuk ya? Istrimu tidak pernah cerita apa – apa padamu?”, Chanyeol menggeleng menanggapi pertanyaan Kyuhyun.

Tiba – tiba ponsel Chanyeol berbunyi. ‘Unknown Number’ itu lah tulisan yang tertera dalam layar ponselnya.

“Hahaha, akhirnya kudapatkan boneka yang ku mau!”, lelaki itu berbicara dalam bahasa Jepang. Chanyeol langsung membuat ponselnya loud speaker hingga terdengar oleh Kyuhyun dan juga petugas kepolisian yang mengerti bahasa Jepang.

“Hey, jangan kau buat ponselmu loud speaker. Aku tidak se tolol kau!”

“Aku tidak melakukan apa – apa.”

“Hahaha…kau pikir aku tidak tahu? Hitungan ketiga, polisi di sebelahmu akan mati. Atau…lebih baik adik iparmu saja??”

“Mwo?! Dia tahu posisi kita?”, batin Chanyeol. Dan akhirnya Chanyeol mengubah ponselnya seperti biasa.

“Kau sudah berani – beraninya mengambil bonekaku. Dan karena kau juga anakku mati!”

“Apa…dia yang memperkosa Yuurika?”, batin Chanyeol.

“Kau ingin dengar suaranya?”, tanya lelaki itu.

“Opppaaa!! Tolong akuu!! Oppaa!! Aaarrrkkhh!!”

“Yuu! Yuurikaa!!!”, Chanyeol menggigit bibirnya kesal.

“Kalau kau tidak ingin istrimu tercinta ini mati, datanglah ke sebuah rumah tua tak berpenghuni dengan membawa uang 100 juta won. Akan kuberitahu alamatnya nanti. Ingat! Datang sendirian!”
^^^^^^^^^^^^^^^Seu Liie Strife^^^^^^^^^^^^^^^
Malam itu juga Chanyeol mendatangi alamat yang dikirimkan lelaki itu. Ia juga membawa 100 juta won. Hasil profit perusahaannya dan perusahaan Kyuhyun yang dipinjamnya.

“Kau yakin tidak dikawal polisi? Atau paling tidak aku mengawasimu.”, ujar Kyuhyun.

“Anni, hyung. Kembali lah ke rumah sakit dan temani Hannie. Dia pasti khawatir karena kau belum pulang.”, Chanyeol langsung melajukan mobilnya dengan koper berisi uang.

^^^^^^^^^^^^^^^Seu Liie Strife^^^^^^^^^^^^^^^
“Hey!! Keluar kau!! Lepaskan Yuurika!”, teriak Chanyeol.

“Ooh! Sang pahlawan sudah datang!”

“Oppa!!”

“DIAM!!”, lelaki itu menampar Yuurika.

“Yuu!! Hey!! Jangan sakiti dia! Lepaskan dia! Aku sudah bawa apa yang kau mau!”, Chanyeol melempar koper uang itu.

“Hahahaha….lihat, betapa kayanya dia…pantas kau mau dengannya, sayang..”, lelaki itu menciumi wajah Yuurika. Meskipun dia mengelak ke sana – ke mari, ia tidak bisa melawannya.

“Lepaskan dia!”, ujar Chanyeol lagi.

“Ooh…tidak semudah itu, tuan Park!”

Ctek! Lelaki itu menjentikkan jarinya dan dalam sekejap ada dua pria menarik Chanyeol dan mengikatnya di tiang.

“Karena kau sudah menghilangkan nyawa anakku, maka kau harus membayarnya!!”, lelaki itu mengarahkan ujung pistolnya pada kepala Chanyeol yang tengah terikat disebuah pilar rumah.

“BRENGSEK!! Bajingan kau!!”

“Andwaeeee!!! Oppaaa!!!”

“Hhhmm…atau…kau melihat live show antara aku dan istrimu? Kurasa itu lebih menarik!”, lelaki itu mulai menggerayangi tubuh wanita itu.

“Kau masih saja sexy, sayang..”, bisik lelaki itu.

“Andwaaeee!!! Bunuh saja aku!! Jangan kau sentuh dia dengan tangan kotormu!!”, Chanyeol berteriak meronta.

Bughh!! Ditinjunya perut pria tinggi itu.

“Kau berani menantang rupanya! Hahaha sayang sekali..aku tidak akan memenuhi permintaanmu. Aku lebih tertarik untuk menjamah tubuh sexy istrimu ini…”, lelaki itu mulai merobek pakaian Yuurika yang hanya bisa menangis tanpa perlawanan karena terikat di sebuah kursi.

“Andwaaaeeeee!!!!!”, teriak Chanyeol.
^^^^^^^^^^^^^^^Seu Liie Strife^^^^^^^^^^^^^^^
“LETAKKAN SENJATA KALIAN!! BERBALIK DAN LETAKKAN TANGAN KALIAN DIATAS KEPALA!!!”, tiba – tiba kepala polisi masuk. Terlihat Kyuhyun berada di belakang semua ini. Kyuhyun membebaskan Chanyeol dan membuka jaketnya.

“Berikan pada istrimu. Aku akan langsung ke rumah sakit.”, ujar Kyuhyun.

“Gomawo, hyung…”

Semua orang yang ada di lokasi itu pun segera ditangkap polisi. Chanyeol langsung menghampiri istrinya dan menutupi tubuh istrinya dengan jaket milik Kyuhyun.

“Mianhae, chagia….mianhae….”, Chanyeol berlutut memeluk tubuh istrinya yang menangis.

“Aku tidak pantas..hiks..hiks..aku tidak pantas untukmu, oppa…”

“Tidak..tidak..jangan pernah mengucapkan itu. Aku mencintaimu. Tidak peduli dengan semua yang telah terjadi…”, Chanyeol menghapus air mata istrinya.

“Hiks..hiks..hiks….”

“Aku akan menghapus itu semua dari ingatanmu.”, ujar Chanyeol mencium bibir istrinya yang masih menangis.

^^^^^^^^^^^^^^^Seu Liie Strife^^^^^^^^^^^^^^^
Tak terasa ini sudah bulan ke empat aku hidup bertiga di keluarga kecilku ini. Setelah sebelumnya aku shock dengan berita diculiknya Yuuri eonni empat bulan silam.

Tapi kini, kudengar dia sedang mengandung. Kyaaaa!! Akhirnya aku punya keponakan juga! Kini kami ada acara makan malam keluarga di rumah mertuaku. Aku membawa Shan Gi serta.

“Kami senang kalian menyempatkan waktu ke sini… Apalagi kau Kyu. Kau membawa Shan Gi juga, eomma senang bisa menimang cucu. Hanya saja…eomma harus bersabar menunggu cucu kedua eomma dari Yuurika.”

“Eomma, Yuu eonni kasih ramuan juga dong!”, aku protes.

“Mwo?? Annii…annii..shireoo~~”

“Ahahaha..rasakan kau, eonni! Kemarin – kemarin kau menertawaiku. Sekarang kau juga harus meminumnya. Hahaha…”, aku tertawa puas.

“Tenang saja, eomma pasti akan memberikan yang terbaik untukmu, Yuu. Untuk cucu eomma juga..”

“Mwo??”

“Kuberitahu ya eonni, rasanya tuh….errrr…meskipun kau sudah minum susu, rasanya masih berbekas di lidahmu!”, aku menakut – nakutinya.

“Jeongmal? Separah itukah?”

“Buktinya saja aku harus diawasi Kyuppa terus kalau minum itu.”

“Mwoo?? Pahit sekali yaa??”

“Ahahaa…tidak terlalu pahit kok.”, ujar eomma.

“Itu kata eomma loh..kataku sih, pahit sekali.”, bisikku.
^^^^^^^^^^^^^^^Seu Liie Strife^^^^^^^^^^^^^^^
“Aku mencintaimu…aku menyayangimu…selamanya kau akan jadi milikku dan aku milikmu…”, Chanyeol membisikkan kalimat – kalimat itu ketika sudah tiba di rumahnya.

“Your words are like the magic word for me…”

“Jeongmal?”, tanya Chanyeol.

“Ne… Saranghae…”, ujar Yuurika mencium bibir Chanyeol dengan mengalungkan tangannya pada leher lelaki itu.
^^^^^^^^^^^^^^^Seu Liie Strife^^^^^^^^^^^^^^^
“Hannie, Shan sudah tidur kan?”

“Sudah..wae?”, tanyaku.

“I will whisper something to you.”

“What?”

“I love you, babe….”

“I love you more…”, ujarku.

“I’ll spell the magic on you this night..”, ujar Kyuhyun yang membaringkanku, mengurungku di bawahnya.

“Oppa, chakkaman!”, ujarku.

“Wae??”

“Matikan dulu lampunya…nanti banyak yang lihat loh!”, ucapku.

“As your wish, yeobo..”

Klik!

THE END

9 tanggapan untuk “Spell The Magic On You_Sequel Being Mine”

  1. huaaa . daeeeeeebbbbbbaaaakkkk . bikin ff lagi thor yg married lifd dong tapi critanya anak sekolah sma udh kerja kyknya seruu. hehe

  2. wiih daebak, top banget ff nya, seru menarik, keren lah pokoknya, daebak author ^^
    keep writing, ditunggu ff yang lainnya 🙂

  3. wohoo, superduperrapper*loh?* panjaaaaangg..
    Good sequel, hahaha..
    Pervert kalilah si kyu wkwk..
    Trnyata kunci judulnya ada di akhir wohoo..
    Keep writing^^

Pip~ Pip~ Pip~