Spooky Birthday

Cuaps-cuaps : This is special for my ‘Abang Donat’ tercintah 😀

Enjoy aja deh ya bacanya *visit my own blog too ya ^^ #promote haha*

ff-d.o-spooky-birthday-

***

Langit mendung diluar.

 

Dari balik kaca jendela yang berembun, seorang pria berambut coklat kehitaman –yang bernama Kyungsoo menatap hujan rintik-rintik yang dari tadi semakin besar dengan tatapan mata lesu. ‘Hujan sebelum hari ulang tahunku… Pertanda buruk.’

Sesaat kemudian dia berbalik dan berjalan gontai ke ruang tengah. Nampak beberapa temannya yang sedang bersantai di ruang tengah. Bercanda, dan dari raut wajahnya, dia terlihat sebal dengan itu semua. ‘Apakah tak ada yang mengingat ulang tahunku? Cih, mereka bahkan tak tersenyum sedikit pun atau barangkali menyapaku.’ Lagi-lagi dia menggerutu. Tapi sesaat kemudian, sebersit kalimat yang terlintas di benaknya membuatnya tersenyum lebar. ‘Pasti ini seperti yang sudah-sudah. Mereka cuek padaku lalu memberikan kejutan. Ya, pasti.’

 

Dia berjalan dengan langkah yang riang sambil menebar senyum pada teman-temannya. Sedangkan temannya yang tak tahu menahu merasa kalau dia sudah… Emm, gila.

 

“Psst.. Apakah Kyungsoo hyung sudah, tak waras??” Sang maknae bertanya dengan berbisik.

 

“Sstt.. Berisik sekali kau, Sehun. Dia hanya merasa stress karena tak ada yang memperhatikannya,” Kai menjawabnya dengan berbisik juga.

 

Sehun hanya manggut-manggut saja –meskipun tak tahu benar apa yang di ucapkan Kai barusan.

 

“Ah, Kyungsoo..” Suho –sang leader angkat bicara sambil menghampiri Kyungsoo yang sibuk menebar senyumnya. “Kau mau ikut bersama kami, kan?”

 

“Kemana??” Mata Kyungsoo langsung berbinar-binar senang.

 

“Ke lotte world.”

 

“Whoaaa! Aku mau!!!” Kyungsoo berseru kencang dengan ekspresi senangnya yang –sulit di deskripsikan. ‘Mereka pasti akan memberiku kejutan di Lotte World. Dengan ribuan balon dan kejutan dari para fans..’ Kyungsoo bergumam senang dalam hati. “Kapan???”

 

“Besok sore. Kebetulan sekali besok kita tak ada jadwal,”

 

“Baiklah, aku mau, hyung.”

 

 

***

 

12th  february 2013. Saturday Afternoon.

 

 

Rombongan EXO datang ke Lotte World dengan berbagai macam penyamaran. Dan hampir semuanya, memakai masker. Bagi yang tak tahu, mereka berbisik sambil menjauh. Rombongan orang penyakitan kenapa main ke lotte world ya? Luhan yang mendengarnya bergerumel kesal sepanjang jalan. Tidak tahukah mereka di balik masker hitam ini tersimpan wajah-wajah orang tampan??? Sedangkan Chen sedari tadi sibuk menenangkan Luhan.

 

“Kita akan kemana dulu?” Chanyeol bertanya sambil menatap semuanya yang sekarang sedang berhenti tepat di depan komedi putar yang sedang banyak di naiki anak-anak kecil.

 

Rollercoaster!”

 

“Bianglala!”

 

“Kenapa kita tidak naik perahu cinta saja?”

 

Ucapan Lay barusan membuat semuanya langsung menatapnya dengan tatapan aneh.

 

“Dasar…” Xiumin bergumam pelan.

 

“Yasudah, bagaimana kalau kita naik Rollercoaster saja?” Saran Kris menengahi.

 

“Boleh, boleh!!!” Koor semuanya setuju…

 

Kecuali satu. “Ah, jangan yang itu. Bianglala saja, ya??” Kyungsoo memohon dengan memelas. Wajar saja, Kyungsoo memang sangat takut dengan apapun tentang  yang membahayakan detak jantungnya.

 

“Sebelas lawan satu! Ya, kau kalah, Kyungsoo! Mari kita pergi ke wahana Rollercoaster!” Kris memberi komando dan semuanya langsung berlarian ke loket karcis rollercoaster, menyisakan Kyungsoo yang berdiri dengan lemas di tempatnya. “Heyy, jangan bermuram durja seperti itu. Nikmati saja apa yang ada, oke?”

 

Kyungsoo mengangguk lemas sambil mengikuti langkah Kris yang lebar dari belakang. ‘Sabar, sabar, sabar. Mungkin sebentar lagi mereka akan memberikanku kejutan.’

 

 

***

 

 

2 Hours Later.

 

 

“SUDAH CUKUPPP!!!”

 

Setelah menaiki Rollercoaster dan banyak wahana yang mengguncang jiwanya, Kyungsoo berteriak tak karuan karena sudah tak kuat. Dua jam dengan semua permainan gila yang –anehnya di senangi oleh semua member EXO terkecuali dirinya.

 

“Oh ayolah, kenapa kau begitu bermasalah dengan semuanya? Masih ada satu wahana lagi, lho.” Suho berbicara sambil merangkul bahunya yang nampak melemas.

 

“Tapi semua permainan yang kita naiki sudah hampir membuat jiwaku melayang pergi meninggalkan raganya ini,” Ucap Kyungsoo pernuh dengan kata kiasan.

 

“Aku janji, satu lagi saja. Sehabis itu kita akan makan, oke?”

 

Dia mengangguk. Dia tak bisa menolak permintaan Suho kalau tatapan Suho sudah di iringi tatapan yang mengisyaratkan sesuatu padanya. Dia –lagi-lagi- terpaksa mengikuti kembali jejak-jejak kaki member lainnya. Tapi begitu sadar dengan papan panel yang berkerlap-kerlip menjelang petang ini, kakinya langsung terasa kaku.

 

Ghost House

 

Andwae!

 

“Sstt.. Banyak orang yang melihat ke arah kita. Bisa repot kalau mereka tahu kita EXO,” Tao yang kebetulan berjalan di sebelahnya berbisik sambil menatap orang-orang di sekitarnya yang mulai berbisik-bisik pelan. “Ayo masuk, hyung. Nanti ketinggalan lho,”

 

Dia benar-benar merasa seperti orang bodoh ketika dengan mudahnya di seret Tao masuk ke dalam rumah hantu dengan kesan angker dan menyeramkan itu. Apalagi di pintu masuknya dua drakula bertaring putih mengkilat menyambutnya dengan senyuman mengerikan.

 

“Tao.. Kalau aku pingsan, kau akan menggotongku, kan??”

 

“Sip! Tenang saja, hyung! Tidak perlu khawatir!” Tao mengedipkan sebelah matanya dan menarik Kyungsoo semakin menjauh ke dalam, dan semakin dekat dengan rombongan EXO yang sudah mulai mengantri naik… Kereta? “Tao, apakah kita akan naik kereta kecil itu?”

 

“Ya, kenapa memangnya?”

 

“Bukankah itu kereta itu kecil dan jalannya… Lamban? Bagaimana kalau ada hantu yang mengejar-ngejar kita???” Kyungsoo bertanya sambil memandang sekeliling dengan takut.

 

“Yaa… Itu sih sudah resiko, hyung.”

 

Kyungsoo mencoba menetralkan nafasnya yang mulai memburu. Dia takut menaiki semua wahana yang tadi dia naiki bersama semua member EXO, akan tetapi… Hal ini jauh lebih menakutkan! Bagaimana kalau ada hantu yang mengejar kereta yang ia tumpangi?

 

“Tuan, anda mau masuk, tidak?”

 

Belum sempat lamunan anehnya selesai, seorang gadis yang mengatur menyortir karcis menatapnya dengan alis yang terangkat sebelah, menatapnya aneh.

 

“Hmm.. Ya.” Sahutnya ragu. Melihat Tao berada di gerbong depan dengan seorang nenek-nenek membuatnya dongkol sendiri. “Pstt, Tao, kenapa kau tidak duduk denganku saja??”

 

Tao menoleh. “Kasihan nenek ini, hyung. Nenek yang renta ini butuh di temani.”

 

Huh, selera maknae zaman sekarang. Gerutu Kyungsoo dalam hati. Tapi tiba-tiba gerbong yang berisi Kris, Suho, Luhan dan Lay maju duluan. Disusul oleh gerbong yang berisi Chanyeol, Xiumin, Kai dan Sehun lalu tak lama kemudian gerbong yang berisi Baekhyun, Chen, Tao dan nenek-nenek itu maju. Meninggalkannya sendirian dengan satu kursi kosong dan satu gerbong kosong di belakangnya.

 

“Whoaa!!! Kereta ini putus! Putus!” Teriaknya panik.

 

“Tenanglah, Tuan. Kereta ini memang maju dua gerbong-dua gerbong. Dasar norak,”

 

Dalam kepanikannya, dia masih bisa menatap penyortir karcis itu dengan tatapan sinis. “Hei, Nona, apakah tak ada penumpang lainnya?” Kyungsoo bertanya takut-takut pada penyortir karcis tadi.

 

“Tidak ada. Selamat menikmati perjalanan anda.”

 

Dan kereta itu pun maju. Kyungsoo mulai merasakan kakinya yang mulai menegang ketika kereta mulai memasuki lorong gelap dengan suasana mencekam. Dia mulai menggigit bibirnya dan menatap sekeliling dengan sorot mata awas. Memperhatikan setiap perubahan gerak yang ada di sekitarnya.

 

“Whoahahahaha…”

 

Tawaan itu membuatnya hampir meloncat turun dari atas kereta. Tapi untungnya tidak. Dia melihat ruang terang di depan. Dan dia melihat… Keretanya Tao! Dia merasa di tarik keluar dari lembah pedalaman yang lembab dan menakutkan ke dataran yang terang benderang ketika melihat Tao di tak jauh dari keretanya. ‘Aku bisa meloncat turun dan duduk berhimpitan dengan Tao dan nenek itu.’ Pikirnya sambil tertawa dalam hati.

 

Tapi ketika semakin dekat, kereta yang ia tumpangi malah berjalan ke jalur lainnya yang berlawanan arah dengan kereta yang di tumpangi Tao.

 

“Oh tidakk!!! Kenapa kereta ini malah ke jalur yang lain???” Serunya panik. Dia merasa kembali tertarik ke dalam lembah pedalaman yang lembab dan menakutkan yang kini di huni binatang buas.

 

Kereta yang di tumpanginya melewati kastil-kastil khas eropa zaman dahulu. Ada dua patung wanita dengan gaun yang mengembang lebar lengkap dengan senyuman mengerikan yang membuatnya bergidik. Dia memperhatikan patung itu takut-takut, lalu tak di sangka-sangka… Kedua mata dari salah satu patung wanita itu berkedip ke arahnya.

 

“HUAAA!!! DIA MENGEDIPKAN MATANYA KE ARAHKU! PATUNG ITU MENGEDIP! MENGEDIP!!!” Dia sudah berteriak tak jelas dan kalang kabut di atas kereta. Dia sudah tak kuat. Dia takut, bahkan takut hanya dengan di kedipi oleh patung mekanik berwajah cantik sekaligus menyeramkan itu.

 

Rasanya ingin sekali turun dari kereta ini dan berlari sekencang yang ia bisa. Tapi apadaya kakinya serasa lemas tak berdaya. Sedangkan sekujur tubuhnya kaku dan bergetar hebat.

 

Sekarang hanya satu hal yang ia inginkan saat ini… Yaitu keluar dari sini dengan selamat sentosa.

 

Dia menyenderkan tubuhnya ke sandaran kursi plastik yang keras ini dengan lesu. ‘Aku tak mau pingsan di hari ulang tahunku.’ Yakinnya sambil menahan sekuat mungkin rasa pusing yang tiba-tiba melanda kepalanya.

 

Lalu serbuan siluet cahaya memburamkan matanya sesaat sampai akhirnya membuat pandangannya jelas kembali. Dia melihat sebuah ruangan putih dengan… Semua member EXO yang berdiri di sana sambil tersenyum lebar.

 

Kereta berhenti perlahan, dia turun dari kereta dengan limbung, lalu di papah oleh Chen. “Kenapa kalian ada disini?” Tanyanya lemas, sekaligus heran.

 

Bukannya menjawab, semuanya malah diam. Tiba-tiba Sehun menjentikkan jarinya  dan keluarlah Kai dari balik pintu coklat dengan sebuah kue dan lilin dengan cahaya redup. Kai tersenyum –senyuman khas yang sering membuat para fans-nya menjerit histeris. “SAENGIL CHUKHA HAMNIDA, URI D.O!

 

Sebuah spanduk besar berwarna biru terang membentang dengan bacaan yang sama seperti apa yang di serukan ke sebelas member EXO –teman-temannya itu. Dia merasakan matanya memanas sampai akhirnya menangis. Dia menangis tersedu-sedu di bahu Chen. “Huhuhu.. Kukira kalian lupa ulang tahunku. Ternyata… Tidak. Terima kasih. Aku benar-benar berterima kasih.”

 

“Jangan seperti itu. Kami tak mungkin melupakan ulang tahunmu, Kyungsoo. Kami sangat mengingatnya,” Suho mengeluarkan senyum manisnya sambil mengedipkan sebelah matanya pada Kyungsoo.

 

“Sekarang, waktunya make a wish dan tiup lilin!” Sehun menengahi suasana mellow-dramatis ini dengan seruannya yang membuat yang lainnya bersorak sorai.

 

Kyungsoo berjalan mendekat, sempat berbisik terima kasih pada Kai yang sudah rela membawakan kue untuknya. Dia memandang kue itu sambil tersenyum bahagia. Benar apa kata feelingnya. Semuanya pasti akan mengingat dan merayakan ulang tahunnya. Tapi yang beda hanyalah cara mereka memberi kejutan itu padanya. Padahal yang dia pikirkan jauh dari ini. Yang hanya di pikirannya adalah semua hal manis yang sering orang lakukan untuk seseorang terdekatnya yang ulang tahun.

 

“Hoi, cepat make a wish.”

 

Sebuah senggolan pelan dari arah kiri membuatnya tersadar. Dia menatap nyala lilin yang sudah tertiup angin –hampir padam sempurna. Dia berdoa dalam hati. Semua doanya yang baik tentang keluarga dan sahabat terbaiknya saat ini yang tergabung dengannya di EXO.

 

“Hmm, lama sekali dia make a wish,” Chanyeol bergumam kecil yang langsung di pelototi oleh Suho.

 

Setelah make a wish dia segera meniup lilinnya di iringi riuh tepuk tangan dan siulan yang memperamai suasana.

 

Kyungsoo tersenyum tipis. Meskipun ulang tahunnya ini di rayakan di rumah hantu, dia tetap merasa bahagia dan senang. Walaupun sebelum ini dia benar-benar merasa tersiksa dengan ketakutan akan hantu-hantuan yang membuatnya merasa lebih baik mati saja.

 

Konyol. Tapi ini adalah kekonyolan yang ia nikmati.

 

Tiba-tiba saja sepotong kue berkrim coklat mendarat di wajahnya. Dia mengerjapkan matanya dan menatap semuanya yang sedang tertawa lepas –menertawainya. Dia menyunggingkan senyum licik dan mulai meraup kue yang belum sempat ia potong pada si pelempar tadi –Kai. Dan aksi lempar-lemparan kue pun mulai terjadi. Semuanya terkotori dengan krim kue coklat dan ruangan putih itu pun penuh dengan noda coklat.

 

Semuanya tertawa. Semuanya bahagia. Dan inilah salah satu hal yang di inginkannya.

 

Suho berhenti sejenak dari perang krim kue itu dan menjulurkan sebelah tangannya ke depan. “Mari kita keluarkan yel-yel kita!” Semuanya langsung menjulurkan tangannya, menjadi sebuah tumpukan tinggi yang di akhiri oleh tangan Kyungsoo.

 

“WE ARE ONE WE ARE EXO!”

 

 

Life is not just about Love. But about friendship too. A True Friendship.

 

 

*END*

6 tanggapan untuk “Spooky Birthday”

  1. ahahaha ngakak parah waktu lay bilang perahu cinta XD but, it really fit him somehow #oh, sorry lay
    gak bayangin banget gimana ekspresi waktu kyungsoo teriak-teriak haha~
    good job aisou, fic ini bikin aku ngakak malem-malem 😀
    keep writing 🙂

  2. Wah ff baru nih, ngakak cuma gara gara kedipan mata patung langsung histeris gitu kyahahah, endingnya keren thoor terharu :’) Keep writting thor (y)

    1. Haha.. biasa dia kan ngga pernah di kedipin patung jadi sekalinya di kedipin langsung histeris 😀
      Makasih udah baca ya chingu 😉

Pip~ Pip~ Pip~