Cinderella Modern Chapter I

Cinderella Modern (Chapter 1)

 

 

 

Judul : Cinderella Modern

Author : Nana Kwon

Length : Chaptered

Main Cast : Oh Sehun, OC

Genre : School Life, Fluff, Comedy, Fantasy

Rating : PG-15 // berganti sesuai chapter

Disclaimer : Cerita dan OC dalam cerita ini murni hasil imajinasi liar saya, apabila ada kesamaan karakter itu merupakan ketidaksengajaan yang terjadi. Sehun milik dirinya sendiri dan milik saya.

Author Note : Typo bertebaran.

Cr Poster : Aphrodite’s

Summary :

Ini bukanlah cerita tentang cinderella yang disiksa oleh ibu tiri dan dua saudaranya, pergi ke istana dengan kereta labu, berubah dari yang pakaian compang-camping menjadi putri cantik dan kehilangan sepatu kaca. Bukan itu, melainkan perjuangan seorang gadis biasa yang mencoba hidup di istana dalam era modern.

****

 

 

Mungkin terdengar gila, well, -aku memang gila-membayangkan saja diriku seorang cinderella modern yang benar-benar mengharapkan adanya pangeran tampan yang nantinya menjadikanku permaisurinya.

 

****

 

Hari ini adalah hari Senin, well, hari yang biasanya dihindari –tepatnya oleh pelajar. Baik, itu tidak penting, yang terpenting disini adalah tokoh utamanya seorang gadis yang bisa dikatakan kurang pintar-bodoh, sangat tepat-mengharapkan akan adanya pangeran yang mau bersamanya. Dia memang benar-benar gila, apabila seseorang mau menjadikan dia menjadi teman saja itu sudah sangat menguntungkan. Gadis itu berpenampilan ya, tidak menarik, well, setidaknya dia masih memiliki impian–setidaknya. Gadis itu kini tengah berlari menuju ke sekolahnya yang masih sekitar 15 meter lagi, namun sayang kesialan memang selalu mengikutinya gerbang sekolahnya telah tertutup rapat.

 

“Ajusshi, bisakah kau membukakan gerbang ini?”, yeoja itu berbicara dengan satpam sekolah itu dengan aegyo yang bisa dibilang sungguh menjijikan.

 

“Mianhae Nona Park, kau telat lagi. Dan aku tidak bisa memberimu toleransi lagi.” Kini gadis itu atau kita sebut saja namanya sekarang Park Cheonsa, nama yang sesungguhnya sangat indah tapi, well, kehidupan serta dirinya tak seindah namanya itu hanya bisa mendesah.

 

“Hari aku terlambat karena mengerjakan tugas Kim Songsaenim sampai malam sungguh.” Ya, dia tidak menyerah dan mencari seribu satu alasan.

 

“Apa kemarin aku memberimu tugas Park Cheonsa-ssi?”, tanya seseorang dari arah belakang.

 

Cheonsa, gadis itu kini membeku dan hanya bisa menelan salivanya.

 

“Tugas apa yang kuberikan?,” tanya suara itu –lagi.

 

“Kim songsaenim, hehehe, kau tidak memberiku tugas?.” Pertanyaan yang sungguh bodoh Cheonsa -dia memang gadis bodoh.

 

****

 

Cheonsa Pov

 

Oh, ayolah aku memang terlambat hari ini-seperti biasa-karena memimpikan seorang pangeran tampan datang dengan membawa sebelah sepatu kaca untukku.

 

Dan karena mimpi itu kini aku benar-benar berakhir dengan tugas dari Kim songsaenim, guru dengan kacamata tebal dan mematikan apabila memberikan soal logaritma yang membuatku selalu ingin muntah tiap ujiannya.

 

“Huffft, sampai kapan aku seperti ini?,” tanyaku pada diriku sendiri.

 

Ingin rasanya aku memiliki wajah seperti Chanyeol-ehm, ia kakakku-yang memiliki kepintaran diatas rata-rata dan setiap harinya dikelilingi oleh yeoja. Ya, jangan salah paham maksudku disini aku juga ingin memiliki wajah rupawan yang dikagumi oleh kaum adam dan demi kaos kaki aboeji yang selalu kucuci dengan lima liter pewangi hal itu tidak mungkin terjadi karena, well, aku seorang yeoja dengan tampang bisa dibilang dibawah standar–sangat. Biar kupertegas, rambut yang berantakan selalu ada dikepalaku, baju yang kusut melekat ditubuhku, sepatu yang tidak pernah ku semir ada dikakiku dan pelanggaran sekolah yang selalu kulakukan menambah nilai kekuranganku.

 

Sudahlah, aku memang cinderella modern yang mengharapkan cinta dari seorang pangeran tampan, oke, hentikan sekarang.

 

Kita bercerita saja yang aku lakukan sekarang, aku yeah seperti yang kalian tahu aku sedang membersihkan toilet yang sangat bau yang merupakan tugas dari Kim songsaenim dan kini ada dua orang yeoja dalam deretan yeoja paling diinginkan sedang bergosip di depan cermin toilet ini.

 

“Hei, Sera apa kau mendengar bahwa Putra Mahkota akan masuk ke sekolah rakyat dan kabarnya sekolah kita. Ia masuk hari ini, benar?,” tanya salah satu yeoja itu memulai pembicaraan.

 

“Yeah, aku dengar. Dan yang terpenting Putra Mahkota sangat tampan, aku berharap dia sekelas denganku nanti,” kata yeoja itu.

 

Baik ini diluar dugaanku Putra Mahkota masuk sekolah rakyat, dan sebenarnya aku mengharapkan dia mencari, ehm, permaisuri di sekolah ini dan orang itu aku.

 

“Hei, pabo yeoja! Aku yakin kau dihukum lagi karena terlambatkan?,” baik yeoja itu yang kuketahui namanya Sera menggangu fantasiku dengan  bertanya padaku atau mungkin lebih tepatnya menghina.

 

“YA! Kenapa kau diam saja? Kau tuli, aku rasa tidak karena sepertinya tadi kau menguping pembicaraan kami, kan?.” Aku masih diam. “Cih, ternyata benar. Yeoja kampungan sepertimu tidak akan bisa melihat apalagi menyentuh Put–,” belum selesai dia bicara ku tarik rambutnya.

 

“AKH, apa yang kau lakukan?.”

 

“Rasakan ini yeoja genit! Akan ku buktikan saat Putra Mahkota masuk ke sekolah ini dia akan jatuh cinta padaku!.”

 

“YA! Lepaskan temanku Cheonsa gadis bar-bar!.” Baik teman Sera tepatnya Naeun mulai membantunya dengan menarik rambutku brutal. Aku tidak menyerah sekalipun dua melawan satu, walaupun aku memiliki banyak kekurangan yang perlu kalian ingat aku ini adalah atlet taekwondo yang memiliki sabuk hitam. Dengan sekali hentak tubuh dua yeoja genit, dan yeah, aku malas mengakuinya populer di sekolah ini tersungkur dilantai.

 

“AKHH, kau bukan manusia, gadis bar-bar!,” kata Sera penuh kesakitan, kasihan dia.

 

“HAHA, rasakan itu!,” ucapku sambil tertawa setan.

 

“Apa yang terjadi disini?!.” Baik tidak lagi suara ini –suara yang paling buruk yang pernah ku dengar– Kim Songsaenim.

 

****

 

Author Pov

 

“Mulai hari ini kau akan sekolah di Sungkyukwan High School, anakku,” kata seseorang yang berwibawa.

 

“Aku tahu aboeji,” jawab anaknya–tentu saja.

 

“Ini demi pembelajaranmu, dan jangan bersikap egois seperti saat kau bersekolah di sekolah kerajaan.”

 

“Aku tahu,” jawabnya singkat dan, ehm, dengan muka datar dan tidak melihat lawan bicaranya –sungguh tidak sopan.

 

“Hhhh, baik aku tahu kau sangat tidak menyukai posisimu ini. Tapi aku mohon kau adalah Putraku dan satu-satunya penerusku, bersikaplah layaknya Putra Mahkota, Oh Sehun.”

 

“Baik,” jawab namja bernama Oh Sehun itu dan pergi dari hadapan aboejinya –Raja Korea Selatan– tanpa berpamitan.

 

****

 

Sehun Pov

 

Hari ini aku mulai bersekolah di sekolah rakyat, tapi apa bedanya dengan sekolah kerajaan aku masih dibayangi oleh para pengawal istana, sungguh seperti burung dalam sangkar.

 

“Putra Mahkota ini kelasmu, kelas XII-III, silahkan masuk,” kata Kepala Sekolah yang kuketahui bernama Lee Donghae yang sekaligus membuyarkan lamunanku.

 

“Oh, nde,” jawabku singkat seraya masuk.

 

Saat aku masuk seisi kelas menatapku dengan kompak dan dengan berbagai tatapan –memuja sangat tepat– yang aku tidak tahu artinya.

 

“Silahkan perkenalkan diri anda, Yang Mulia,” kata guru yeoja yang sedang mengajar kelas ini.

 

“Aku rasa aku tak perlu memperkenalkan diriku karena kalian pasti sudah tahu siapa aku,” jawabku seadanya dan memang aku berbicara dengan nada bicarku yang biasa –dingin. Seisi kelas berbisik-bisik, hei, sungguh aku hanya berbicara fakta bukan?.

 

“Hahaha, benar juga Yang Mulia, silahkan anda duduk di kursi yang masih kosong disebelah sana.” Sungguh aku ingin muntah mendengar tawa garing guru satu ini, terdengar sangat terpaksa. Baiklah, aku mengikuti instruksinya dan berjalan ke kursi pojok yang kosong.

 

****

 

Author Pov

 

Putra Mahkota sangat tenang duduk dimejanya, apa terlihat aneh? Sepertinya tidak, ini merupakan jam pelajaran Kim songsaenim–logaritma–mungkin dia tidak mengerti.

 

“Pelajaran ini sungguh membosankan dan yang terpenting aku bisa dengan mudah mengerjakannya hanya dengan hitungan detik,” ucap Sehun dalam hatinya–kita salah.

 

Ya, Oh Sehun, anak dari orang yang paling dihormati di Korea Selatan itu, sangat sombong, apatis dan dingin. Kau berharap menjadi pendamping hidupnya, yang benar saja kau akan mati kedinginan–sungguh–dengan semua sifatnya kau tidak akan tahan, ya, sekalipun dia tampan dan cerdas.

 

Karena Putra Mahkota kita ini bosan dia lebih memilih melihat kearah jendela–disampingnya. Oh, ayolah, yang dia lihat hanyalah bodyguardnya yang berjaga di sekitar sekolah sungguh dia ingin membakar dirinya sekarang karena tak pernah lepas dari kekangan.

 

Baru saja dia mau mencari posisi untuk tidur, setidaknya untuk melupakan bebannya sejenak pintu kelas diketuk oleh seseorang yeoja dengan penampilan yang..errr, berantakan dan tak berupa yeoja, hei, ayolah mana ada yeoja dengan tubuh yang dipenuhi oleh debu dan seragam yang tak layak disebut seragam seperti baru saja terkena topan di daratan Amerika. Well, kalian pasti bisa menebak siapa yeoja ini, ya, Park Cheonsa. Dia baru saja kembali dari tugas tambahannya–membersihkan gudang–akibat pertengkarannya dengan Han Sera dan Son Naeun di toilet tadi.

 

“Maaf, Kim songsaenim hukuman saya sudah selesai. Apa saya boleh mengikuti pelajaran sekarang?,” tanya Cheonsa dengan nada yang terdengar hati-hati. Kim songsaenim yang tadinya hanya diam, mungkin terkesima dengan penampilan muridnya itu, akhirnya hanya menganggukan kepalanya. Dalam hatinya Cheonsa mendesah lega dan segera menuju ke bangkunya sebelum guru yeoja itu berubah pikiran.

 

Disudut kelas itu, Sehun, hanya melihat Cheonsa dengan tatapan datar dan, well, tentu saja dinginnya.

 

****

 

 

Cheonsa Pov

 

*Kringggg~*

 

Akhirnya suara surga itu pun terdengar. Aku mendesah lega di bangkuku saat Kim songsaenim mengakhiri kelasnya, sungguh perasaanku tak terdefinisikan seperti limit tak terhingga–ya, berlebihan.

 

Tapi tunggu, saat aku hendak pergi untuk menuju ke kantin aku melihat disudut kelas ada seorang namja berwajah datar dengan kulit putih pucat, namun membuatnya tampan seperti Edward Cullen, apa dia vampire? Oke, lagi-lagi aku–sangat–berlebihan. Pasti dia murid baru, baiklah mari berkenalan, mungkin, dia mau menjadi temanku atau namjachinguku.

 

“Hei,” ucapku berusaha menarik perhatiannya, dia hanya menatapku seakan bertanya, “Ada apa?,” dari ekspresinya.

 

“Kau murid baru disini, aku benar?,” ucapku berusaha sabar karena dia tampan.

 

“Ya.”

 

Apa? Yang benar saja dia hanya menjawab singkat dan tanpa menatapku. Demi dewa Saturnus dalam dunia bikini bottom sungguh aku merasa menjadi yeoja yang memiliki virus dari gary peliharaan spongebob, tapi aku masih berusaha bersabar, karena lagi-lagi dia tampan.

 

“Perkenalkan aku Cheonsa, Park Cheonsa, karena ka–” belum selesai aku bicara dia sudah menyelanya.

 

“Aku tak butuh tahu namamu, dan jauhi aku.” Ucapnya dingin dan bangkit dari tempat duduknya berjalan pergi meninggalkanku, sungguh kini aku benar-benar merasa jengkel padanya. Aku tak peduli lagi kalau dia tampan.

 

“Chogiyo,” ucapku berusaha menghentikan dia melangkah, tapi sia-sia.

 

“Chogiyo,” ucapku–lagi–dengan nada meninggi dan dia berhenti. Dan membuat murid atau lebih tepatnya teman sekelasku dan namja ini, menatap kami.

 

“Aku sedang berbicara denganmu, bukankah etikamu sangat buruk?,” kataku dengan nada emosi di ubun-ubun. Dia berjalan–lagi–tanpa menggubrisku, habis sudah kesabaranku.

 

“YA!” Ucapku sambil ku balik tubuhnya. “Oh Sehun-ssi, apa kau tidak diajarkan sopan santun oleh kedua orangtuamu, eoh?,” kataku sambil membaca name tag yang terpampang di blazernya.

 

Dia hanya mendengus dan menatapku tajam sambil membaca name tag-ku.

 

“Nona Park, aku memang tidak diajari sopan santun oleh orangtuaku tapi aku diajari oleh dayang-dayangku diistana dan–.” Dia memberi jeda pada kalimatnya sambil mengangkat satu alisnya. “–dan yang terpenting aku tidak pernah membuat onar dan menjadi seseorang yang bodoh sepertimu.” Ucapnya dengan nada dingin dan datar serta melanjutkan langkahnya pergi tanpa memperdulikanku yang masih mematung akan ucapannya.

 

Satu detik.

 

 

Dua detik.

 

 

Tiga detik.

 

Oh Sehun, dia diajari sopan santun oleh para dayangnya? Oke, aku mencoba tenang dan mengabaikan hipotesisku tentang siapa Oh Sehun sebenarnya sampai sebuah suara mengintrupsi pemikiranku.

 

“Park Cheonsa, apa yang kau pikirkan? Kau akan berurusan dengan istana!.”

 

Ya, matilah kau Cheonsa.

 

Benar, Oh Sehun adalah Putra Mahkota.

 

TBC

 

Hai, new author here^^  *bow*

Salam kenal, ini ff pertamaku yang berani aku pos-in. Sebenernya masih banyak ff yang udah kubuat cuma belum aku pos  karena berbagai alasan.

Dan untuk Cinderella Modern ini banyak banget ide yang aku pikirin dan kejadian-kejadian yang bakalan nggak terduga sebelumnya. Tapi kelanjutan fic ini juga tergantung dari tanggapan kalian.

Nah, berhubung karena baru pertama untuk itu aku minta tolong banget sama readers sekalian untuk menilai fic aku ini. RCL juseyo~^^

69 tanggapan untuk “Cinderella Modern Chapter I”

  1. cheonsa benar2 membahana saking membahananya kim saem dan yg lainnya di kelasnya sampai terpesona sm cheonsa, terpesona karena penampilannya yg super duper berantakan,(sorry cheonsa)

  2. ini ceritanya kayadrama princess hours tp cwe nya gk bego bego amat kel cheonsa eh wkwkkk, berubah kek cheonsa biar cakepan dikit wkwkwkw

  3. aigoo,,ide nya menarik bgt cingu!!!
    ya ampun sehunnya arogant bgt plus dingin and sombong
    dan choensa knp on on bgt,
    ya ampun,,,dilanjut cingu
    and salam kenal juga

  4. aku reader baru disini…
    penasaran dr judulnya, mau tau endingnya gimana. Biarkan aku baca sampai selese dulu baru ngasih komen panjang
    heee

  5. lagi iseng iseng nyari ff terus ketemu sama ff ini,pas baca langsung tertarik sama ceritanya😍 kata kata buat ngegambarinnya dapet ga berbelit belit pokonya suka dehh😁😊

  6. kerennnnnn……
    kalau aq tipe orang yg i hate monday, penting gak sih gue bilang ini.

    pokoknya kerennn

Pip~ Pip~ Pip~