12 Sunshine Boys – Chapter 2

12 Sunshine Boys chapter 2

12 Sunshine Boys

Author : Nana Kim

Genre : Fantasy, Romance, School Life

Main Casting :

✩Moon Jin Ha (OC)

✩Oh Sehun (EXO-K)

✩Ahn So Jin (OC)

✩Kim Jong In (EXO-K)

Support Casting :

✩EXO Members

✩Other, find it by yourself

Length : Chaptered

Rating : PG-13

Summary :

Moon Jin Ha, Gadis penyihir yang berasal dari planet Witch yang tersesat di bumi karena kecerobohannya. Kini ia harus menanggung akibat dari sifat buruknya tersebut. Nasib membawanya pada 12 namja, Jin Ha jatuh di sebuah rumah penuh keramaian tersebut. Dengan segala kekuatannya untuk memohon tinggal di rumah 12 namja tersebut ia berhasil mendapatkan izin ke 12 namja tersebut. Ia harus tinggal di rumah 12 namja itu sampai portal yang membawanya ke dunia asing baginya kembali untuk menjemputnya, tapi bila waktu telah mengizinkannya pulang ke alamnya. Dirinya selalu terbebani dengan sebuah kalimat yang menjadi teka teki yang belum pernah temukan jawabannya.

Kenapa harus rumah ini yang menjadi pendaratannya di Bumi ?

OST / Songs Recomendation :

♬F(Amber, Luna, Krystal) ft. D.O EXO-K – Goodbye Summer

♬Lee Ki Chan – Apeun Hwimang (아픈 희망) Dream High 2 OST. Part 5

♬Apink – My My

♬Kilgu & Bonggu – Shine (비춰줄께) Rooftop Prince OST . Part 3

♬IU – Peach (복숭아)

Author Note :

Annyeong, bertemu lagi di chapter 2. Bisa di lihat chapter 2 ini agak panjang dari sebelumnya. Rasanya chapter 1 pendek banget makannya untuk chapter 2 author panjangin supaya readers merasa puas ^^

Sebenernya sedikit pusing juga untuk chapter 2, pembahasaannya itu lohh yang perlu di koreksi.. author banyak pakai kalimat kiasan untuk chapter 2 biar jalan ceritanya terasa oleh readers ^^ untuk Artnya .. baru di buat tadi.. jadi kurang bagus. ㅋㅋㅋㅋ di maklumkan aja ^^”

Dan mohon maaf sebelumnya, untuk Chapter 2 POV akan terus bertetap pada author. Jadi di chapter 2 ini, tidak akan ada POV sampai seterusnya ^^” Joseonghaeyo.. author lebih suka gak ada POV. Jadinya gak ribet.

Semoga kalian suka chapter 2nya walaupun banyak yang gak nyambung & typo.. Selamat bersenang-senang ! chuu!(*^3^)/~☆

-Happy Reading^^-

“Benarkah ?” Sambar Chanyeol dengan terkagum-kagumnya.

Setelah insiden pintu yang membuat Sehun tak tau harus bercakap apa, ke-12 namja berkumpul termasuk Jinha di ruang utama. Sehun berusaha untuk menjelaskan bahwa dirinya bukanlah namja murahan yang membawa perempuan ke dalam kamarnya. Para hyungnya pun sudah tentu sangat tau sifat Sehun.

Jinha berterus terang ketika menjelaskan hal yang sebenarnya terjadi. Walaupun 12 namja ini pintar tetap saja mereka tidak mengerti fakta yang Jinha jelaskan. Bagi 12 namja tersebut penjelasan Jinha dapat di katakan fantasi. Tapi tetap saja Jinha tidak dapat di katakan seorang pembohong.

Begitulah cerita singkat yang membuat Chanyeol tiba-tiba berkata “Benarkah ?”.

Alasan yang fantasi tersebut memang lumayan masuk akal. Jadi .. 11 namja itu mencoba untuk mempercai alasan Jinha, kecuali Sehun.

Untuk mengenal lebih dekat lagi sosok Jinha, 11 namja tersebut memperkenalkan diri kecuali Sehun, Jinha pun sebaliknya. Kini mereka mulai mengenal Jinha, Jinha juga sudah mengenal mereka perlahan-lahan. Itu pun ia masih harus mengingat wajah ke-12 anggota yang sulit di ingat.

Tak terasa, percakapan memang selalu memakan waktu yang panjang tanpa sepengetahuan kita. Jarum jam rumah tersebut menyadarkan kita bahwa sudah larut malam. Jinha memang bukan bagian dari anggota rumah tersebut. Hari ini pun merupakan sebuah pertemuan pertama Jinha dengan mereka. Bagaimana ia dapat memohon untuk tinggal dengan orang yang baru ia kenal ? tidak sopan bukan ?

Jinha melangkah perlahan-lahan dengan membawa perasaan ragu-ragu untuk keluar dari rumah yang satu-satunya ia tau di Bumi. Mana ia tau kapan sebuah keberuntungan datang padanya.

Lay yang berbaik hati menghentikan langkah Jinha, kini tubuhnya berada di depan Jinha. Jinha tampak kaget bersama dengan namja lainnya. Namja berlesung pipi itu tidak tega melihat seorang yeoja keluar di malam hari. Namja yang sopan.

“Tinggal lah bersama kami, mungkin mereka juga berpikir yang sama denganku” ujar Lay sembari menatap 11 namja di belakang Jinha.

11 namja super tampan itu mengangguk tanpa Sehun setelah mendengar ucapan Lay. Semua setuju untuk mengizinkan Jinha tinggal di rumah mereka sampai portal kembali menjemput Jinha.

“Hyung !” hanya Sehun lah satu-satunya yang menentang kalimat Lay. 11 : 1 ? sudah pasti 11 yang menang. Lidah Jinha keluar untuk memberi ejekan kepada Sehun, Sehun sendiri tampak kesal dengan Jinha & para Hyungnya. Mau bagaimana lagi ? Sekarang Sehun hanya bisa pasrah dengan keputusan hyungnya.

******

Sepertinya menunggu portal menjemput Jinha kembali membutuhkan waktu yang lama. Makanya sekarang ini para namja sibuk membersihkan sebuah ruangan yang kebetulan sekali kosong di rumah mereka. Mungkin Jinha dapat memakainya untuk beberapa waktu. Tapi sayangnya mereka hanya tidak punya persediaan ranjang.

Baekhyun yang manis tidak akan pernah membiarkan seorang yeoja tidur di sofa apalagi sampai di lantai. Karena menurutnya seorang namja yang tega membiarkan hal seperti itu terjadi bukanlah seorang namja sejati. Ia menawarkan ranjangnya untuk Jinha tiduri selama beberapa hari sampai mereka membelikan peralatan untuk Jinha. Sementara itu, namja manis tersebut tidur bersama Chanyeol. Sepertinya Baekhyun akan membeli beberapa penutup telinga untuk menutupi telinganya

******

Jarum jam saat ini sedang menunjuk angka 2 dini hari. Tetap saja mata Jinha tidak bisa tertutup walaupun jarum jam sudah berada di angka 2. Mungkin karena siang tadi ia sudah cukup tidur makanya malam harinya ia tidak bisa menutup kedua matanya.

Beberapa saat kemudian setelah ia berpikir.. ia sudah menetapkan sebuah keputusan, yap keputusan yang sudah bulat. Ia akan berjalan-jalan di sekitar rumah sampai ia mulai merasa mengantuk.

Dengan berhati-hati, ia berusaha agar tidak ada seorang pun yang mendengar langkah kaki Jinha. Tapi apa jadinya jika ternyata seseorang menyadari keberadaan Jinha. Kyungsoo mengikuti Jinha dari belakang, ia terheran-heran dengan kelakuan Jinha saat ini. Ternyata Kyungsoo berhasil membuat jantung Jinha hampir lepas. Ia kira hantu mengikutinya dari belakang.

Kini Kyungsoo & Jinha berada di ruangan yang sama. Jinha menemani Kyungsoo yang sibuk menonton TV. Keadaan mereka berdua bisa di katakan sangat canggung. Yap, Di keadaan yang canggung tersebut, Jinha memberanikan diri angkat bicara.

“Apa yang kau mainkan itu Kyungsoo-sshi ?” Tanya Jinha.

“Umurmu berapa ?” Sebenarnya ucapan Kyungsoo bukanlah 100% berbentuk pertanyaan melainkan merupakan sebuah pengingat. Jinha ingat bahwa umur Kyungsoo & dirinya berbeda 1 tahun. Ia lupa mengganti ‘Sshi’ menjadi ‘Oppa’

“Joseonghaeyo… Kyungsoo oppa..”

Suasana kembali canggung lagi. Kyungsoo sibuk dengan TVnya, Jinha sibuk berjalan-jalan melihat isi rumah. Namja bersuara indah yang satu ini memang pendiam & sulit untuk di ajak berbicara jika belum mengenalnya.

TV yang tadi sedang Kyungsoo tonton tiba-tiba mati, hal tersebut membuat Jinha berpaling ke arah Kyungsoo. Ternyata Kyungsoo memang sengaja mematikannya.

Tubuh Kyungsoo menghampiri Jinha yang tidak jauh dari tempatnya setelah ia mematikan TV miliknya. Sedangkan Jinha, ia terheran-heran melihat Kyungsoo. Ia pikir Kyungsoo langsung membencinya karena ia tidak memanggilnya ‘Oppa’ hingga akhirnya Kyungsoo kembali ke kamarnya & meninggalkan dirinya. Jinha terus-terusan menggigit bibir bawahnya karena takut Kyungsoo benar-benar marah padanya.

Tangga yang di gunakan untuk pergi ke lantai 2 dimana kamar Kyungsoo berada justru Kyungsoo lewati begitu saja. Kini Jinha sadar bahwa Kyungsoo bukanlah pergi meninggalkannya tapi sebaliknya. Kyungsoo menghampiri Jinha yang tengah memandanginya.

“Sepertinya rumah ini membuatmu penasaran” ujar Kyungsoo sesampainya di tempat Jinha berdiri.

“A-aniya.. aku hanya ingin tau saja kehidupan di bumi” Jinha merasa lega di karenakan Kyungsoo ternyata tidak membencinya.

******

Kedua orang itu kini sedang berjalan-jalan di luar rumah, padahal sudah dini hari seperti ini. Di tambah lagi mereka berdua masih mengenakan piyama mereka. Merekalah orang bumi satu-satunya yang berani berjalan-jalan pada jam 2 pagi.

Sesampainya di sebuah taman bermain, mereka terlihat lebih akrab dari sebelumnya. Bahkan Kyungsoo pun sudah menampakan sifat bawelnya.

“Bumi itu tampak sama seperti planetku ya ?” Jinha menggoyangkan ke depan-belakang ayunan yang sedang ia mainkan.

“Mereka sama-sama dapat melihat dengan jelas gemerlap cahaya di malam hari” lanjut Jinha. Kyungsoo melirik yeoja yang kini tengah berada di sebelahnya dengan alisnya yang naik sebelah.

“Gemerlap cahaya ? Bintang maksudmu ?”

“Bintang ?” Jinha terheran-heran mendengar kalimat yang asing baginya terdengar di telinganya.

“Benda yang kau lihat berkelap-kelip di langit malam itu namanya bintang” terang Kyungsoo.

Jinha mengangguk-angguk. Selama ini ia tidak pernah tau benda bercahaya di langit malam itu adalah sebuah bintang. Namanya seindah rupanya, pikirnya.

“Selama ini, sebuah gemerlap cahaya yang selalu ada di langit malam itu.. kau pikir itu apa ?”

“Ku kira itu adalah sebuah Kunang-kunang” Kyungsoo mencoba menahan tawa mendengar jawaban Jinha, hal tersebut justru membuat Jinha kesal melihatnya.

Tawa Kyungsoo mereda beberapa saat kemudian, sedangkan Jinha masih terlihat kesal & marah pada Kyungsoo. Dengan kemampuannya, ia mencoba menenangkan amarah Jinha. Jinha yang berbeda posisi dengan Kyungsoo masih tidak mau membalikkan badannya menghadap Kyungsoo.

Sepertinya, apa yang Kyungsoo lakukan tidak berpengaruh terhadap yeoja yang satu ini. Kyungsoo pun menyerah setelah sudah beberapa kali mencoba menenangkan amarah Jinha. Ia meninggalkan Jinha sendirian untuk beli beberapa minuman.

Jinha tampak sedang sibuk melakukan kegiatan yang tidak di ketahui Kyungsoo. Ketika Kyungsoo baru saja berjalan 5 langkah Jinha berlari menyusul Kyungsoo.

“Yeogi….” Dengan tubuh yang membutuhkan beberapa hirupan oksigen ia memberikan sebuah jus jeruk kaleng kepada Kyungsoo.

“Dari mana kau mendapatkannya ?” Kyungsoo kaget melihat Jinha yang lebih cepat membeli minuman darinya.

“Kukira penyihir dapat melakukan apa saja” Jinha tersenyum-senyum sembari menarik nafas. Kyungsoo tertawa kecil melihat tingkah yeoja yang satu ini.

Dengan senyuman & candaan mereka kembali berjalan menuju rumah mereka, tempat paling hangat bagi mereka. Kunang-kunang yang menghiasi dunia saat malam itu kunjung menghiasi perjalanan mereka ke rumah.

******

Mentari pagi membangunkan seluruh manusia, memberi pengingat bahwa hari baru akan segera di mulai. Semua orang kompak terbangun di jam yang sama karena cahaya matahari yang menembus tameng mata mereka.

Hari ini adalah hari pertama Jinha belajar di Bumi. Semua namja kecuali Sehun sudah setuju untuk mendaftarkan Jinha ke sekolah Youngae dimana para 12 namja bersekolah.

Minseok, Luhan, Kris, Suho, Yixing, Baekhyun, Chanyeol, Jongdae, Kyungsoo, Jongin, Zitao & Sehun. Mereka sudah siap dalam balutan kemeja putih. Bersiap-siap untuk menghadapi sekolah & juga para yeoja. Tampang yang keren memang banyak di puji, tapi terkadang melelahkan.

Sepanjang perjalanan Jinha sibuk menurun-nurunkan rok mininya. Yeoja yang satu ini memang tidak terbiasa mengenakan rok mini. Karena di sekolah biasanya ia mengenakan jubah hitam & juga topi kerucut. Kini kakinya yang biasa tertutupi harus terpampang & dapat di lihat semua orang.

Sesampainya di sekolah, ke-12 namja tersebut sudah di tunggu ‘fans’nya yang datang untuk memberi ucapan selamat pagi di depan gerbang utama sekolah, tanpa Jinha. Dirinya bersikeras untuk tidak keluar dari mobil hanya karena malu menggunakan rok mini.

Chanyeol seoranglah yang menyadari kehadiran Jinha. Ia masuk kembali ke dalam mobil dan mengabaikan para yeoja yang menyapanya. Ia melirik seluruh sisi mobil, dan kini matanya sudah bertetap pada seseorang di dalam mobil. Seketika melihat Jinha yang masih ragu-ragu untuk keluar tawa kecil muncul di bibir Chanyeol.

Di dalam mobil kini hanya ada mereka berdua. Chanyeol yang duduk di samping Jinha berusaha untuk menyemangati Jinha dengan senyumnya & tingkah lakunya yang ceria. Jinha merasa telah di semangati, kini ia harus membalas kerja keras orang yang berusaha meyakinkannya.

Dengan segenap kepercayaan, Jinha akhirnya mau keluar dari mobil setelah Chanyeol berhasil menyemangatinya. Yeoja yang menjadi fans ke-12 namja itu sangat terheran-heran melihat sesosok yeoja keluar dari mobil 12 idola mereka. Ada kecemburuan & juga ada keterkejutan pada diri yeoja-yeoja yang menggerumuti 12 namja yang lebih di kenal 12 flower boys itu.

“Kalian tidak usah khawatir, ia hanya sepupu kami yang baru pulang dari Paris” ujar Suho yang berusaha mencegah adanya rumor.

******

Karena kelas mereka yang berbeda, mereka harus berpisah untuk masuk ke kelas masing masing. Suho berkata pada Jinha sewaktu di rumah bahwa Jinha harus mencari ruangan bertuliskan 1-A, jika ingin mencari ruangan 1-A ikuti saja Sehun. Jinha pun menuruti pesan Suho & mencari Sehun yang entah dimana.

“Kau ini salah satu dari fans yeojaku ?” tanya Sehun sewaktu Jinha berhasil menemukannya & mengikutinya dari belakang.

“Ani, kata Suho oppa aku harus mengikutimu jika ingin sampai ke kelasku” Jawab Jinha sembari mencoba menyusul Sehun yang berjalan dengan langkahnya yang lebih besar darinya.

Sehun tak memperdulikan Jinha & terus saja berjalan. Yeoja yang mengikutinya semakin tertinggal jauh dengan Sehun.

Lagi dan lagi .. Sehun mendapat sambutan oleh para yeoja sekelasnya. Tapi tetap saja hal itu tidak membuatnya melirik beberapa yeoja di depannya & mengatakan “Selamat pagi”. Ia terus berjalan sehingga yeoja sekelasnya mendapat pengabaian.

Akhirnya, Jinha berhasil menemukan kelasnya walaupun merasa kelelahan karena berusaha menyusul Sehun yang pada akhirnya gagal. Sesampainya di kelas, Jinha masuk dan menghampiri Sehun yang sedang sibuk dengan I-Padnya.

“Langkahmu itu.. membuatku berkeringat ! sudahlah lupakan.. menurutmu aku duduk di mana ?” tanya Jinha sembari menghirup beberapa oksigen untuk paru-parunya.

“Aku bukan ketua kelas” ketus Sehun

“Menyebalkan.. sudahlah biar aku cari sendiri saja tempat dudukku !”

BRUUGHH !

Tak di sengaja, Jinha mendapati seseorang menabraknya saat hendak mencari bangku kosong. Orang yang menabrak pun jatuh ke lantai, begitu juga Jinha.

“J-joseonghaeyo..” ujar seorang yeoja yang tadi menabrak Jinha. Tampak seorang yeoja berambut sebahu tengah meraba-raba lantai di depannya. Mungkin saat menabrak Jinha tadi, ia menjatuhkan beberapa barangnya.

Mata Jinha beralih ke sebuah kaca mata yang berada di dekat kakinya. Sayangnya.. kacamata tersebut sudah pecah. Benda ini mungkin yang di cari yeoja tersebut.

‘Mungkin ini….. baiklah!” Batin Jinha.

Merasa kasihan melihat yeoja malang tersebut mencari kacamatanya yang sudah pecah Jinha langsung menggerakan jemarinya perlahan. Ia gerakan jemari kecilnya tanpa sepengetahuan orang. Lalu dengan sihir ia kembalikan kacamata itu dengan kaca yang utuh sepenuhnya.

Tangannya terulur untuk memberi pertolongan pada yeoja malang itu. Tanpa ragu-ragu lagi yeoja tersebut langsung menerima bantuan Jinha.

“Kacamatamu… inikah yang kau cari ?” tanya Jinha sambil meletakan kacamata tersebut ke dalam telapak tangan yeoja yang berada di depannya.

“Gam-gamshamnida !” Yeoja yang bernama lengkap Ahn So Jin ini tampak kegirangan & berterima kasih pada Jinha. Dengan cepat ia langsung memakai kacamatanya. Jinha yang melihat yeoja tersebut tampak senang juga dapat melihatnya tersenyum.

******

Sojin sudah mendapatkan kembali kacamatanya, begitupun Jinha. Berkat Sojin ia berhasil mendapatkan 1 bangku kosong. Mengapa ? karena kebetulan Sojin adalah ketua kelas 1-A. Jinha yang beruntung.

Insiden tabrakan membuat kedua yeoja itu berteman. Sojin merupakan siswa teladan di Youngae High School. Ia juga merupakan yeoja yang disiplin & pintar. Yeoja yang memegang beasiswa tersebut lebih suka menghabiskan waktunya di perpustakaan. Keteladanannya berhasil membuatnya menjadi ketua kelas & wakil osis.

“Jadi kau pindahan dari mana ?” tanya Sojin.

“P-paris ?” untungnya Jinha ingat, Suho pernah mengatakan bahwa dirinya berasal dari Paris sewaktu di gerbang sekolah. Walaupun sebenarnya Jinha tidak tau apa itu Paris.

“Paris ? wahh kau beruntung sekali !” puji Sojin.

“Ya.. begitulah..” jawab Jinha dengan senyum simpul karena masih tak mengerti apa itu ‘Paris’.

Begitulah percakapan mereka hingga bel berbunyi, menandakan jam pelajaran yang akan di mulai. Layaknya orang biasa yang baru kenal. Mereka hanya bercakap tentang tempat tinggal, kota asal, & lainnya.

******

“Sebelum pelajaran di mulai songsaenim rasa ada sosok yang membuat songsaenim penasaran di kelas kita. Gadis manis yang duduk di depan Sojin. Bisakah maju sebentar ?” Kyungrim Songsaenim membuat Jinha menjadi pusat perhatian. Dengan malu-malu Jinha berjalan ke arah Kyungrim Songsaenim untuk memperkenalkan dirinya yang asing bagi warga kelas tersebut.

“Annyeonghaseyo.. nae ireumi, Moon Jin Ha imnida.. bangapseumnida”

“Jinha berasal dari mana ?” pertanyaan Kyungrim songsaenim membuat sosok Jinha menelan ludah. Di tatapnya mata Sehun yang juga menatap dirinya. Mengisyaratkan Jinha agar tidak menjawab hal yang tidak masuk akal.

“P-paris” jawab Jinha pada akhirnya.

“Paris ? wahh berarti bahasa inggrismu baik, benar ? kau harus mengajarkan temanmu yang baru suatu saat. Ibu berpesan pada kalian agar menjaga Jinha dengan baik, oke ? Jinha pun sama, kau harus besahabat dengan keluargamu yang baru” jelas Kyungrim songsaenim. Para murid pun menjawab dengan kompak pertanyaan yang di lontarkan Kyungrim Songsaenim kepada para murid.

“Sebenarnya tidak juga.. tentu”

“Ohya, tempat tinggalmu di mana ?” tanya Kyungrim songsaenim. Jinha yang terlalu polos menjawab jujur pertanyaan yang satu ini.

“Aku tinggal satu rumah dengan Sehun” sontak seluruh murid kelas kaget, terlebih lagi para fans yeoja Sehun. Mata Sehun pun langsung terbelak, jawaban Jinha membuatnya berpaling dari I-Pad kesayangannya. Ia menatap murid kelas yang menatapnya balik. Sehun merasa dirinya telah mendapat pembalasan dari Jinha akibat kelakuannya tadi. Padahal Jinha tidak bermaksud membalas Sehun. Ia hanya terlalu polos.

******

Semua 12 flower boys sudah berkumpul di cafe sekolah. Tentu saja dengan perhatian yang sangat besar. Di ruangan lain, Jinha mengajak Sojin untuk istirahat bersama. Sojin pun tidak menolak Jinha. Ia menerima tawaran Jinha dengan senang hati.

Sojin & Jinha melangkahkan kaki bersama menuju cafe di mana para ‘oppa’ Jinha menunggunya. Jinha yang tidak menyadari 12 flower boys tersebut menunggunya menghampiri mereka dengan membawa Sojin.

“Kau memang mudah bergaul, Jinha” Puji Luhan yang melihat Jinha membawa Sojin bersamanya.

“Joseonghaeyo.. aku tidak tau kalian menungguku” ujar Jinha sambil duduk di samping Xiumin yang sibuk melahap roti isi buatan Jinha.

“Lagi pula siapa yang mau menunggumu ?” begitulah sapaan Sehun ketika bertemu Jinha. Jinha mencibir-cibirkan mulutnya saat telinganya mendengar kata yang tidak enak.

“Sudahlah Sehun-ah.. jangan seperti anak kecil” Suho menyudahi pembicaran mereka yang ia ramal 75% berujung pertengkaran. Sehun tampak kesal dengan hyungnya yang selalu membela orang lain dari padanya sedangkan Jinha meledek Sehun yang terkena marah.

“Waahh Jinha-ya ! besok buatkan aku roti isi lagi ya ? sebentar lagi mungkin posisi D.O tergantikan” Xiumin memberi sebuah wink ke arah D.O, D.O hanya cemberut mendengar kata ‘tergantikan’. Chanyeol, Baekhyun, Luhan, Chen, & Lay langsung menyambar kota bekal Xiumin yang terdapat roti isi buatan Jinha yang hanya tinggal sepotong.

Sementara Suho berusaha menghentikan pertengkaran yang terjadi karena sepotong sandwich, Kai bertanya tentang kelas baru kepada Jinha.

“Semuanya baik-baik saja” jawab Jinha sembari mengacungkan jempolnya.

“Baguslah kalau begitu”

“Apanya yang bagus ?” sambar Sehun tiba-tiba, tanpa mengalihkan pandangannya dari I-Pad miliknya.

“Jadi, tidak berjalan lancar ?” mata Kai membesar seketika mendengar pernyataan Sehun.

“Bukan begitu Kai oppa, ketika di tanya di mana aku tinggal, aku menjawab bahwa aku satu rumah dengan Sehun. Aku tidak tau itu salah jadi aku benar-benar menyesal” jelas Jinha.

Kai mengangguk-angguk setelah mengerti kejadian yang lebih lengkapnya. Beberapa detik kemudian, Jinha ingat sosok Sojin di sebelahnya yang dari tadi menunggunya sambil berdiri.

“Sojin-ah mianhae..” Pikirannya menyesal telah melupakan Sojin yang menunggunya.

“Tidak apa-apa, aku mengerti” Beruntungnya Jinha memiliki teman yang sangat memahaminya.

******

Hari ini ada pelajar olah raga, Jinha tidak bisa ikut karena belum memiliki seragam. Makanya ia terpaksa harus berdiam diri di kelas sambil melihat teman-temannya yang asik bertanding bola voli di lapangan dari jendela kelas.

Sosok Sehun yang muncul tiba-tiba membuat jantung seorang yeoja hampir lepas. Sehun masuk ke kelas dengan membawa perban di pergelangan tangannya. Sebenarnya, ketika Sehun melakukan slam dunk saat test basket tangannya menjadi kaku. Memang Sehun itu jarang melakukan pemanasan awal pelajaran olah raga tapi tangannya tak pernah kaku seperti saat ini. Terpaksa Sehun harus berhenti bermain & kembali ke kelas.

Setelah Sehun membawa tubuhnya duduk di bangkunya, Jinha menghampiri Sehun, bermaksud melihat keadaan Sehun.

“Kau kenapa ?” tanya Jinha sesampainya di bangku Sehun.

“Kedua matamu itu berfungsi bukan ?” ketus Sehun.

Awalnya Jinha ingin membantu Sehun menyembuhkan tangannya yang sedang sakit. Tapi karena Sehun sudah bersikap dingin padanya ia urungkan niatnya untuk berbuat baik pada Sehun.

“Baiklah ! kau memang tidak ingin di bantu !” Jinha kembali ke bangkunya sambil membawa perasaan kesal.

“Membantu ? kau bisa menyembuhkannya ?” entah dari mana datangnya semangat Sehun ketika tau rasa sakitnya ini bisa di sembuhkan.

“Lalu sebenarnya aku ini penyihir jenis apa kalau tidak bisa melakukan hal yang tidak mungkin ?” Kini tangan yeoja itu menyilang, matanya menolak untuk menatap Sehun.

“Sudahlah.. lupakan, cepat sembuhkan tanganku” dengan seenaknya, bahkan tanpa mengucapkan kata tolong. Sehun memerintah Jinha sehingga membuatnya semakin mengurungkan niatnya menyembuhkan pergelangan tangan Sehun.

“Sungguh tidak sopan..” gumam Jinha sembari menarik bangkunya mendekati bangku Sehun.

Karena perilaku Sehun yang kasar pada Jinha, Jinha pun membalas perlakuan Sehun padanya. Pergelangan tangan Sehun di tarik oleh Jinha hingga membuat Sehun berteriak kesakitan.

“Ya ! kau harusnya bersikap baik padaku” Ujar Sehun setelah merasa tangannya tersakiti.

“Bukankah kau yang seharusnya bersikap baik padaku ? kau itu selalu berbicara tidak sopan dan seolah kalimatmu itu mengejekku” Keluh Jinha dengan tangannya yang sibuk menyembuhkan tangan Sehun.

Sepasang mata Jinha sudah ia tutupi, tangannya menyentuh dengan lembut pergelangan Sehun yang terluka. Dengan terheran-heran Sehun menatap yeoja di depannya yang  tampak begitu serius mengobati luka di pergelangannya.

Sehun merasa pergelangannya lebih baik dari sebelumnya. Kini ia sudah dapat bermain basket kembali. Sihir Jinha memang sangat berguna sekali di bumi.

“Terima kasih” ucapan terima kasih muncul dari mulut Sehun untuk yeoja yang telah menyembuhkan pergelangannya. Tampak Sehun merasa malu untuk berterima kasih pada Jinha. Ia selalu berkata kasar padanya & bersikap dingin, tapi apa yang ia dapatkan kembali ? sebuah bantuan. Senyuman manis nampak di wajah Jinha ketika Sehun mengucapkan kalimat ‘Terima kasih’.

Dari Jendela, Jinha memperhatikan gerak-gerik seseorang berambut coklat yang sedang berlarian dengan semangat di lapangan. Tawa kecil muncul dari diri Jinha melihat sosok yang bersemangat tersebut. Ia tak pernah melihat Sehun se-semangat itu sebelumnya.

******

Karena hari ini ke-12 namja ada latihan basket, mereka menyuruh Jinha untuk pulang lebih awal. Lantas Jinha kembali ke rumah dengan peta yang di berikan Suho padanya.

Sesampainya di rumah pukul 3 sore, Jinha berniat untuk memasak makan malam. Memasak makan malam yang seharusnya tugas Kyungsoo kini Jinha gantikan untuk hari ini. Sehabis pulang nanti, Kyungsoo pasti kelelahan & tidak memungkinkan untuk memasak makan malam.

Akhirnya.. mereka semua kembali ke rumah dengan perasaan lelah setelah latihan bermain basket bersama. Seketika terdengar suara langkah kaki dari balik pintu, dengan eyesmile khasnya menjadi sebuah sambutan untuk 12 namja yang tengah kelelahan. 11 namja itu merasa sangat senang dapat sambutan yang tak pernah mereka dapat sebelumnya. Sehun yang merasa hal itu biasa saja tak memberikan sambutan kembali kepada yeoja manis berbalut celemek di depannya.

12 namja di tambah 1 yeoja, Mereka semua tengah asik menyantap makanan yang di buat oleh tangan Jinha. Berbagai makanan yang mengiurkan lidah mereka nikmati sambil bercanda. Baru kali ini kebahagiaan mereka dapati, biasanya semua orang di rumah tersebut lebih suka melakukan aktivitas individu. Sekarang mereka berada dalam satu ruangan yang sama & tertawa bersama.

******

Hari kedua di bumi, rasa rindu Jinha kepada planet witch semakin bertambah. Eommanya yang selalu menyambutnya di pagi hari kini tak ia rasakan. Bagaimana jika ternyata portal tersebut tidak menjemput kembali Jinha ? apa yang harus Jinha lakukan ? Itulah hal yang membebani pikirannya sekarang ini.

Awan gelap menutupi cahaya matahari yang berniat menyinari bumi. Sepertinya tak lama lagi akan terjadi hujan yang besar. Sedari tadi sepasang mata tengah menatapi langit di balik jendela sebuah kelas. Tidak lain yeoja tersebut adalah Jinha.

Pikirannya kini sedang berdiskusi tentang portal yang membawanya ke bumi. Portal tersebut terus menjadi beban baginya. Sudah sekitar 3 hari ia di bumi, tak ada tanda-tanda kemunculan portal yang membawanya. Sehun yang berada di sebelahnya menjadi penasaran melihat tingkah yeoja di sebelahnya yang tak seperti biasanya.

******

Ramalan yang tepat bukan ? Hujan besar membasahi dengan rata seluruh sisi kota. Dengan terpaksa, beberapa murid sekolah Youngae harus menunggu hujan tersebut reda. Salah satu murid Youngae yang termasuk adalah Jinha. Karena lupa membawa payung, Jinha terpaksa harus menunggu hujan reda. Yap, bersama Sehun.

Dengan perasaan menyesal, 11 namja yang lain tidak bisa pulang karena masih ada tugas yang harus mereka kerjakan di sekolah sebagai anggota OSIS. Jadi hari ini, Jinha & Sehun terpaksa harus pulang duluan, terpaksa menunggu hujan reda, & terpaksa pulang berjalan kaki. Karena mobil yang biasa mengantar mereka ke sekolah & membawa mereka pulang ke rumah di pakai oleh 11 namja yang sibuk akan tugasnya.

Sedangkan Sojin yang selalu menemani sahabat barunya menanti 12 oppanya juga sibuk oleh tugas-tugasnya sebagai wakil OSIS. Jadi, Sojin tak bisa menemani Jinha.

Entah kenapa Jinha merasa situasinya dengan Sehun sangat canggung. Padahal mereka berdua tinggal di rumah yang sama. Jinha & Sehun memang bisa di bilang kurang akrab, lebih tepatnya selalu bertengkar. Makanya jika mereka di biarkan berdua suasananya akan sangat canggung.

Beberapa murid bergender yeoja berdatangan ke arah Sehun, bermaksud untuk menawarkan payung mereka untuk di tawari ke salah satu anggota Flower Boys tersebut. Banyak yang menawari payungnya untuk Sehun & banyak juga orang yang tawarannya telah di tolak Sehun.

Terkadang ada beberapa murid yang bergumam di depan Sehun sembari menatap yeoja yang berdiri di samping Sehun dengan jarak yang cukup jauh. Fakta bahwa Jinha tinggal bersama Sehun sudah menyebar di seluruh sekolah.Tidak aneh kalau ada beberapa fans yeoja Flower Boys tersebut ada yang marah & iri.

Akhirnya yang tunggu-tunggu berhenti juga. Hujannya sudah terlihat mereda dari sebelumnya. Sehun melangkahkan kaki keluar dari gedung sekolah di susul Jinha di belakangnya.

Sepanjang Jalan selalu ada jarak dia antara mereka, padahal mereka satu rumah. Sehun yang langkahnya lebih besar dari Jinha melangkah lebih cepat dari Jinha. Jinha selalu saja tertinggal di belakang Sehun.

Seketika sudah setengah perjalanan menuju rumah tiba-tiba, hujan yang tadinya tenang kini seperti badai. Hujan besar tersebut kembali membasahi seluruh kota. Sudah pasti kedua murid tersebut basah karena Hujan.

Jinha melepaskan jasnya yang merupakan satu-satunya kain penghangat bagi tubuhnya untuk melindungi buku & tasnya agar tidak basah. Kini, yeoja itu hanya di hangati oleh kemeja yang bahkan sudah basah oleh hujan. Sehun pun sama, ia lepaskan jasnya untuk melindungi tubuhnya dari guyuran air hujan. Ia lebih mementingkan kesehatan, berbeda dengan Jinha yang lebih memilih untuk melindungi buku-buku sekolahnya.

Langkah Sehun terhenti sebentar di sebuah toko yang dapat di buat sebagai tempat berteduh, walaupun hujan masih bisa membasahi tubuhnya. Tiba-tiba mata Sehun beralih dari langit ke seorang yeoja yang melintas di depannya.

Mata Sehun membesar dari mata normalnya melihat yeoja yang membiarkan hujan membasahi tubuhnya. Sehun yang melihat hal tersebut berjalan menyusul Jinha dengan jas di kepalanya. Untungnya saja Jinha belum terlalu jauh dari posisi Sehun. Sehingga masih ada kesempatan untuk Sehun mengejarnya.

“Kau ini bodoh sekali !” tegur Sehun setibanya di tempat Jinha berdiri.

Memang, Sehun itu orang yang tidak peduli pada lingkungan sekitarnya. Ia tidak suka memperhatikan orang-orang di sekitarnya. Tapi sebenarnya Sehun adalah namja yang mampu untuk melindungi orang-orang sekitarnya. Kepolosan serta kepribadiannya yang berlawanan arah dari sifat yang ia tunjukan sangat berbeda. Sehun sebenarnya orang yang sangat peduli & baik pada setiap orang. Hanya saja ia enggan untuk menunjukan sifatnya pada orang lain. Ia tak merasa punya alasan untuk bersikap baik.

“Aku ? Kau berbicara padaku ?” Jinha menggerakan kepalanya ke kanan-kiri untuk memastikan siapa yang Sehun ajak bicara. Ia tampaknya tak tau Sehun berbicara padanya.

“Ya ! Aku sedang berbicara denganmu, Moon Jin Ha !” Suara Sehun agak tinggi dari biasanya. Jinha masih di buat bingung melihat tiba-tiba Sehun yang berkata ‘bodoh’ padanya.

“Tidak usah meninggikan suaramu ! telingaku masih berfungsi dengan baik tau !” Mendengar Sehun yang terus berbicara padanya dengan nada tinggi membuat Jinha semakin kesal. Telinganya masih berfungsi dengan baik, tapi Sehun membuatnya harus menutup kedua telinga normalnya.

Sehun menghela nafas setelah mendengar kalimat Jinha.

Beberapa selang waktu kemudian tanpa berbasa basi lagi dengan segera ia lepaskan jas yang menjadi payung baginya. Tangannya bergerak ke arah Jinha. Pikiran Jinha di buat bingung dengan tingkah Sehun yang peduli padanya. Jinha berusaha menolak tawaran jas Sehun, tapi apa dayanya kalau Sehun terus menerus berusaha melindungi Jinha dari hujan yang membasahi mereka berdua ?

Paksaan Sehun berhasil membuat Jinha menerima tawaran jasnya. Kini Jinha yang tadi di buat basah oleh hujan sudah tidak lagi. Jas Sehun membantu menghangatkan Jinha yang sudah basah & melindungi Jinha dari Hujan. Sekarang ini mereka berdua melindungi diri dari hujan yang menerpa mereka dengan berdiri di toko tempat Sehun berteduh sebelumnya.

******

“File yang begitu banyak” Tangannya penuh dengan file-file organisasi OSIS. Sojin benar-benar sibuk dengan tugasnya sebagai wakil OSIS. Sangking sibuknya Sojin ia sampai tak bisa menemani Jinha menunggu oppa-oppanya. Sojin benar-benar merasa bersalah pada Jinha. Sepertinya ia akan pulang telat hari ini. Tugasnya masih menumpuk di ruang OSIS

BRUUGGHH !

Mungkin karena terlalu berusaha mengangkat semua file yang berjumlah 20, malah berubah menjadi mala petaka. Jatuhan file membuat Sojin harus berhenti berjalan & merapihkannya kembali.

“Biar kubantu !” suara berbentuk tawaran terdengar dengan jelas di telinga yeoja berkacamata tersebut. Jongin yang melihat Sojin sedang kesulitan mencoba untuk membantu sebisanya.

“G-gomapseumnida” gaya bicara Sojin menjadi terbata-bata. Mungkin jantungnya sedang berdetak kencang saat ini. Pasalnya Sojin adalah salah satu fans yeoja Jongin. Bukan.. Sojin bukanlah seorang fans yeoja Jongin.. perasaan Sojin lebih dari sekedar perasaan seorang fans.

Perasaan Sojin timbul ketika Jongin menjadi anggota OSIS yang baru, saat itulah hari Sojin mulai berbunga-bunga. Tapi sayangnya ia merasa dirinya telah salah untuk memilih Jongin sebagai cinta pertamanya. Ia merasa tak mampu untuk menjadi orang yang menyukai Jongin. Dirinya merasa tak mampu melakukan hal yang hatinya inginkan. Bahkan untuk mendekati Jongin saja ia masih merasa malu. Bagaimana ia dapat mengambil hati Jongin jika ia bahkan tak bisa mendekatinya ?

******

“Gomawo.. Sehun” ujar Jinha dengan rasa malu yang menyangkut padanya. Sehun tidak membalas rasa terima kasih Jinha dengan kalimat, ia hanya menatap yeoja di sampingnya & mengangguk-anggukan kepalanya.

Belum lama setelah Jinha yang berterima kasih pada Sehun. Hati Jinha tergerak ketika melihat Sehun yang memeluk dirinya sendiri. Sudah pasti Sehun kedinginan, apalagi kemeja putihnya pun sudah basah. Jika kalau hal tersebut di biarkan, Sehun akan terserang demam.

Kini tangan Jinha lah yang bergerak untuk menyelimuti Sehun dengan jas yang Sehun berikan. Sepasang mata namja itu kini tengah melihat yeoja di sampingnya yang berusaha menyelimuti dirinya. Karena Jinha cukup pendek & Sehun sangat tinggi, Jinha harus berusaha untuk berbagi jas dengan Sehun.

Sama seperti yang di terjadi beberapa waktu yang lalu pada Jinha. Sehun enggan untuk menerima jasnya kembali. Tanpa berbicara sepatah katapun, perlakuan Jinha sekarang ini sudah jelas memaksa Sehun untuk menerima tawaran baiknya.

“Jangan pernah abaikan apa yang takdir berikan padamu. Aku tidak tau mengapa aku melakukan ini padamu, apa yang kulakukan ini mungkin sudah ada di catatan takdirmu” bibir Jinha mencibir-cibir ketika menjelaskan.

Hati Sehun luluh karena kalimat yang di ucapkan seorang yeoja yang lebih muda beberapa bulan darinya. Setelah mendengar kalimat tersebut, Sehun tak merasa ragu lagi untuk menerima tawaran Jinha.

******

“Gomapseumnida Jongin-sshi..” ucapan terima kasih datang dari mulut Sojin. Jongin telah membuat Sojin mengucapkan terima kasih padanya karena sudah menolong Sojin. File yang begitu menumpuk tersebut ternyata dapat membawa keberuntungan juga. Hati Sojin senang karena file-file itu jatuh.

“Sama-sama, lain kali berhati-hatilah Sojin-sshi” dengan gaya karismatik khasnya. Jongin tersenyum kepada yeoja di depannya yang tengah melangap menikmati pemandangan yang tak biasa.

“N-ne.. algeseumnida” kepala Sojin tertunduk karena ia malu untuk memperlihatkan wajahnya yang sudah sepenuhnya merah.

“Jabatanku hanya anggota, lagi pula kita ini berumur sama, jangan terlalu formal padaku” Sekali lagi, Senyum menawan seorang flower boys Jongin membuat hati sang wakil ketua OSIS luluh. Karena sifat Jongin yang mudah tersenyum ketika bersama Sojin membuat Sojin salah tingkah & tidak tau harus berkata apa pada Jongin.

Melihat sikap Jongin padanya membuat Sojin merasa tak perlu takut lagi untuk mengungkapkan perasaannya sedikit demi sedikit. Sojin rasa Jongin bersikap sopan & baik padanya. Kini berkat Jongin, Sojin mampu menguatkan rasa percaya diri sosoknya yang pemalu.

“Arraseoyo, Jongin-sshi” Kini keputusan Sojin sudah menjadi tujuan utamanya. Ia tak mau menyembunyikan perasaannya yang terpendam. Selagi masih ada 2 tahun waktu miliknya untuk 1 sekolah bersama Jongin, ia tak mau menghasilkan cinta yang sia-sia. Menunjukannya sedikit-sedikit adalah permulaan yang bagus.

******

Hujan masih mengguyur seluruh kota, sudah 1 jam mereka menunggu hujan mereda. Tapi apa hasilnya ? Hujan tak kunjung reda. Sampai kapan mereka harus menunggu ?

“Hujannya.. tidak reda..” keluh Jinha sambil menadah air hujan di kedua tangannya.

“Bagaimana kalau berlari saja sampai rumah ?” tawar Sehun. Ajakan Sehun membuat Jinha menatapnya dengan mata yang membesar 2 kali lipat.

“Di tengah-tengah hujan besar ? kau gila ?”

“Aku akan jadi lebih gila jika terus berdiam diri di sini” celutuk Sehun.

Berlarian di tengah hujan besar ? ide yang kurang baik. Tapi mau bagaimana lagi ? mereka sudah menunggu hujan mereda selama 1 jam. Jika menunggu lebih lama lagi mungkin malam akan datang.

“Mau bagaimana lagi….” gumam Jinha. Pikiran Jinha berubah setelah berpikir kembali ide yang Sehun ajukan. Memang sih.. jika di pikir-pikir lagi ide Sehun itu lebih baik dari pada menunggu hujan yang tak kunjung reda.

“Baiklah ! ayo kita lari !” kini keputusan Jinha sudah bulat. Mereka berdua bersiap-siap untuk lari di tengah hujan yang besar.

“Ku hitung ya ! Satu….. du-“ seru Jinha yang sangat bersemangat.

“Hidupmu itu memang lamban ya” Sangking kesalnya menunggu Jinha selesai menghitung, Tak pakai basa basi lagi Sehun yang kesal akut menarik tangan Jinha & segera berlari ke tengah-tengah hujan besar yang sedang berlangsung.

Mereka berdua melangkahkan kaki di tengah hujan yang deras. Tangan Sehun yang menggeggam Jinha, menuntuntun yeoja lugu tersebut menuju rumah mereka. Hujan membasahi sekujur tubuh mereka. Walaupun tubuh mereka sudah di lumuri air hujan, mereka tetap menikmati masa-masa yang biasanya di nikmati sewaktu kecil. Tingkah kedua orang itu layaknya anak kecil yang sedang hujan-hujanan, sangat kekanak-kanakan.

******

Sesampainya di rumah, mereka menatap diri mereka masing-masing & menertawai diri satu sama lain. Mereka benar-benar menikmati berbasah-basahan di tengah hujan.

Waktunya untuk membersihkan diri. Sementara Sehun sedang membersihkan diri di kamar mandi, Jinha mengutak-atik dapur untuk membuat makanan yang dapat menghangatkan tubuh mereka yang kedinginan.

“Sehun ! ppaliwayo ! kau ini lama sekali mandinya ! membuatku darah tinggi saja” Beberapa menit kemudian Sehun keluar dari kamar mandi setelah Jinha mengetuk-ngetuk pintu kamar mandi. Tanpa berbicara dengan Sehun, Jinha langsung melesat ke kamar mandi. Tubuhnya sudah meningigil.

Kini giliran Sehun untuk meneruskan masakan Jinha, sementara itu Jinha membersihkan dirinya di kamar mandi. Beberapa saat kemudian dengan rambut yang terbungkus handuk, Jinha menghampiri Sehun yang sedang mencicipi ramen yang mereka buat.

“Jangan cicipi terlalu banyak ! nanti aku tidak kebagian !” protes Jinha yang melihat Sehun melahap 1 mangkuk berukuran kecil yang penuh dengan ramen untuk di cicipi.

“Panci itu masih memiliki ramen yang cukup untuk di makan berdua” jawab Sehun sembari menunjuk panci di depan mereka berdua. Bibir Jinha mencibir melihat Sehun mencicipi ramen lebih dulu darinya. Sangat tidak adil.

Pikiran Sehun kini sedang berdiskusi, bagaimana caranya mengerjai yeoja di sampingnya tersebut. Jinha yang tak menyadari dirinya akan di kerjai sedang asik mengaduk-aduk ramen yang ia masak.

“Jinha, buka mulutmu” tawar Sehun sambil memberikannya sebuah sumplit bergulungkan ramen. Kepolosan Jinha berhasil menang, ia mengikuti apa kata Sehun & menyuap ramen yang di suapi Sehun.

“Rasanya …” wajah Jinha mulai terlihat aneh. Ternyata, ide Sehun mengerjai Jinha berhasil. Kecap, saus, garam, gula, bubuk cabe, & cuka ia tuangkan ke dalam kuah ramen yang tadi ia suapi pada Jinha. Ide yang sukses tersebut membuat sosok Sehun tertawa geli melihat Jinha yang memakan jebakan Sehun.

******

Hujan masih berjatuhan ke bumi, menemani kedua orang yang tengah menghangatkan diri di sebuah rumah besar. Uap panas dari semangkuk ramen saja sudah cukup untuk menghangatkan tubuh. Ramen yang mereka masak tadi kini sudah berada di dalam perut mereka. Asiknya makan ramen yang baru di masak saat air awan turun ke bumi.

Kini perut mereka sudah tidak kuat untuk menerima makanan lagi. Badan sudah bersih, Perut sudah terisi, apa lagi ? Tidur. Yap, sangat menyenangkan tidur di hari hujan. Karena tidak ada aktivitas yang di lakukan saat hujan. Hampir cenderung orang menghabiskan waktunya di ranjang saat hujan tengah berlangsung.

Tak berbeda dengan fakta di atas. Jinha langsung tertidur pulas begitu selesai makan. Bahkan peralatan makannya belum ia rapikan satupun. Terpaksa Sehun yang harus melakukannya.

Celemek bergambar bebek yang terlipat rapi di atas meja menarik perhatian Sehun. Celemek manis ini adalah celemek yang biasa di gunakan Jinha saat memasak.

******

Piring-piring tersusun rapi di raknya, gelas-gelas terlihat sangat berkilau, Sendok & garpu sudah terpisah sesuai tempatnya. Dapur menjadi bersih karena Sehun. Ia sangat bersemangat sekali melakukan hal yang tak biasa ia lakukan. Celemek yang menggantung di badannya membuat ia lebih bersemangat ternyata.

Di ruangan lainnya, Jinha masih tertidur di lantai dengan bantal di lehernya. Seperti kaki seribu yang peka terhadap rangsangan, ia tidur melingkar untuk melindungi dirinya dari dingin. Suara langkah kaki terdengar mendekati tempat Jinha. Siapa lagi jika bukan Sehun.

Daya Sehun sekarang ini seperti sebuah ponsel yang belum di cas. Sangat membutuhkan istirahat untuk mengisi kembali tenaganya. Sehun duduk di samping Jinha yang tertidur. Selagi untuk beristirahat, ia menjaga Jinha yang tertidur.

Tetesan hujan mengetuk jendela rumah yang sedang dihuni hanya 2 orang. Para embun menutupi pemandangan yang di tampilkan oleh Jendela. Suara hembusan angin terdengar seperti nafas. Jarum detik yang berjalan setiap detiknya terasa seperti irama langkah menuju masa depan. Rumah yang sepi & tenang.

Di tatapnya yeoja di sampingnya yang sedang tertidur pulas. Wajahnya yang menawan, manis & juga polos saat tidur membuat Sehun ketagihan untuk menatapnya terus. Hari ini ia sudah cukup bersenang-senang bersama Jinha. Rasa senang yang jarang ia dapatkan.

Sesuatu mungkin sedang menyerang pikiran Sehun. Apa yang ia lakukan, baik itu baru niat sangatlah berbeda arah dengan sifatnya yang selalu bertengkar dengan Jinha. Ia merasa pikirannya sekarang telah terkena virus yeoja yang selalu di anggapnya musuh, ia merasa dirinya tidak waras karena melakukan hal ini.

Semakin lama waktu berjalan semakin Sehun mendekatkan diri pada Jinha. Perlahan-lahan wajah Sehun semakin mendekati wajah Jinha. Kini sudah berjarak kisaran 10 Cm.

Semakin dekat & semakin dekat…

-To Be Continued-

Thanks for reading sista ! brother ! #wink (⌒▽⌒)/

415955_1374407998_anigif

36 tanggapan untuk “12 Sunshine Boys – Chapter 2”

  1. Huhu~
    aq senyum2 sndiri baca niH FF, eotte? Alur crita dan settingan mu keren thor.. Good job dEh.
    Tpi kalau bsa sih, banyakin dialognya ya thor. . 🙂

  2. suamikuuuuuhh ;AAA; *peyuk peyuk thehun cuyung*
    lanjut thorr~ aku gemes nih(?)
    T.O.P banget deh authornya bisa bikin ff se-unyu ini(?) mumumuah thor(?):*

    1. bukan author…………. *gigit thehun*(?)
      ndee~~ cheonma^o^
      arraseo._. jangan lama lama banget tapi ya(?) *plak

  3. Aish author TBC nya ga tepat banget –”

    tapi Top lah bagus ceritanya semakin menarik.aku tunggu chapt selanjutnya dan kalo bisa banyakin moment romantisnya ya author^^ HiHi

  4. Thor, boleh kasih saran gak? Aku suka cerita ini, tapi buat chapt ini aku rada bosen sama pusing bacanya. Terlalu banyak narasi, percakapannya kurang thor. Coba kalo author banyakin percakapannya, percakapan yang ada di cerita author bisa di hitung jari lho thor, kalo percakapan lebih banyak yang bacapun gak akan bosen dan alur cerita gak keliatan terlalu cepet. Tapi cerita author ini tetep masuk list cerita fav aku kok :D.

    1. ㅎㅎㅎㅎ~~~ abisnya author rasa ff yang banyak narasi itu lebih terasa suasananya.. eh ternyata gak terlalu ya ^^ joseonghaeyo~~~~ algeseumnida ! neomu gomapseumnida, Liyin-sshi atas kritikannya ^^ sangat membantu lohh komentarmu

  5. oh god, apa.. Apa..??
    Apa mungkin ada gangguan pas momen itu? Hahaha 11 namja blm pulang tuh ekhmm…
    Yaampun thor seneng bgt post nya cepet panjang pulaa.. Wawawawaw
    err… Kalo author nya msh berkenan sii, panjang terus kayak gini aku bakal senang skali.. Hehehe
    yaa, kaya apa ajadeh, aku tetep bca ampe ending.. Wehehe
    itu poto luhannya unyu sekaliiii hahaha
    next chapter ditunggu thor..^^a

    1. Mungkin 😀 #lalalala~~~
      iYA DONG supaya para readers puas bacanya, #walaupun akhirnya otak author jadi gosong :3 soalnya kalau di liat2 lagi chap 1 itu pendek banget.. rasanya gmana gtu #curhat ceritanya
      Wahh oke dehh entar author usahain chap 3 di panjaaaaaaangiiiiinnn kayak cinta author ke Luhan #boong banget :3
      IYA DONG, calon nampyeon author gitu #di tabok telekinesis
      Siap dehh ! ^^~~~

Pip~ Pip~ Pip~