Memoire

cover memoir1

.M E M O I R E.

Genre : Romance-angst| Cast : Kim Jongin-a girl (or you) | Length : Drabble | Rating : General

story by : SleepingPanda

Udara membeku. Jongin masih duduk di bangku taman dengan kaleng kopi kosong di genggamannya. Keadaan taman cukup sepi hari itu, hanya segelintir orang yang tetap bersikeras ingin berpergian di tengah cuaca yang ekstrim. Salju turun cukup deras, membuat jalanan manjadi basah dan licin.

Suhu Seoul hari itu mencapai minus 15 derajat dan dengan bodohnya Jongin hanya memakai selambar kaus, celana jeans biru yang sedikit lusuh dan jaket tipis yang menggelayut di tubuhnya. Tanpa syal, tanpa tanpa coat tebal berbulu, tanpa sarung tangan yang akan menjaga jemari lentiknya untuk tetap hangat.

Ia bahkan tidak begitu tahu sudah berapa lama ia duduk di besi dingin kursi taman dengan wajah menunduk dan kaleng kopi yang hampir remuk di tangannya. Ia linglung. Sesuatu menghilang dari raganya, namun ia hanya tidak yakin apa yang telah menghilang. Alisnya berkerut, mencoba menangkap apa berkecamuk di pikirannya sedari tadi. Namun otaknya hanya terlalu lemah untuk sekedar di ajak berpikir.

Dan pada akhirnya ia tetap tidak mendapatkan jawaban.

Ia menghela napas pelan lalu bangkit dari duduknya menuju mesin penjual minuman otomatis di sudut jalan untuk sekedar mengganti kaleng kopinya yang kosong. Satu kaleng kopi lagi sepertinya belum terlalu buruk untuk lambungnya dicuaca sedingin ini.

“Permisi, sepertinya anda manjatuhkan ini.” Suara asing itu sedikit mengejutkan Jongin. Ia baru saja memasukkan beberapa koin dan sedang menunggu kopi keduanya untuk hari ini, saat seorang pria paruh baya menyentuh pelan pundaknya. Tangannya terulur memberi sesuatu.

 

Ah―

 

Selembar foto Polaroid yang sudah agak lusuh dengan beberapa coretan tinta warna-warni. Ada Jongin di sana, sedang tersenyum lebar  tepat di sebelah seorang gadis seumurannya. Rambut kelamnya diikat ekor kuda dengan senyum merekah di bibir yang mungil, menggunakan seragam keabuan yang sama dengan milik Jongin.

With my best friend, Kim Jongin

Sepasang iris kecoklatan Jongin tampak redup, berbeda dengan hari-hari lain saat sepasang benda indah itu berkilatan memancarkan sesuatu yang hangat. Dan tanpa ia bisa sadari, sesuatu merembes keluar dari matanya. Air mata pertama sejak beberapa tahun lalu−sejak gadis itu memutuskan pergi dari sisinya.

Ia menangis. Seorang Kim Jongin menangis.

Napasnya naik turun dan tubuhnya melemah. Sebuah foto lusuh membuatnya kembali bernostalgia. Otaknya memutar semua kejadian bagai film pendek yang menguras air mata.

 Angin dingin berhembus mengenai tengkuknya, membuatnya sedikit menggigil di tengah isakan pelan. Ia meremas kausnya, ada lubang besar yang menganga di hatinya yang bahkan bisa menelan perasaannya yang  kacau bulat-bulat.

 

“Jongin-ah.”

 

Sayup, telinga Jongin menangkap suara lembut seorang wanita. Hanya samar kemudian segera melebur dalam bekunya udara pertengahan musim dingin, seolah semua hanya permainan otaknya. Napasnya sedikit terengah meninggalkan kepulan asap putih yang melayang.

 

Is it you ?

 

Jongin menoleh dan mendapati seorang wanita tengah memandanginya dengan raut wajah yang hangat. Wanita yang sama dengan yang pada foto di genggaman Jongin. Sama, namun ia bukan lagi gadis remaja belasan tahun dengan rambut kelam berkuncir kuda. Rambut kecoklatannya terurai dan ada sedikit sapuan lipstick tipis di bibirnya−sama sekali berbeda dengan apa yang masih tertinggal di ingatan Jongin.

Jongin pikir otaknya telah dikuasai delusi,  tapi semua persepsinya runtuh begitu saja setelah tangan hangat wanita itu menyentuh pipinya. Megalirkan kehangatan yang terasa familiar.

 

Time passes, and he’s just stuck in the moment.

 

Dengan agak kasar, Jongin meraih pinggang wanita itu. Memeluknya dengan erat. Wangi tubuh wanita itu memenuhi rongga hidung Jongin, mengisinya dengan harum nostalgia. Membawa jiwanya kembali pada suatu waktu dalam hidupnya saat ia bisa tertawa lepas.

Ia menemukannya. Menemukan sesuatu yang hilang dari tubuhnya. Separuh raganya kembali, lubang besar di hatinya perlahan tertambal. Ia bersumpah setelah ini ia bisa tidur dengan tenang di pelukan wanita itu saat sebuah bisikan pelan yang memabukkan menggema di telinga Jongin

 

“Yes. It is me, sweetheart.”

 

 

―Just stay beside me, okay ?

 

―End

 

Note :

Another absurd drabble. Argh ! what is this !? jangan tanya kenapa ini ceritanya gaje banget soalnya aku juga nggak tau kekeke~ this story was just popped out in my mind. Satu drabble di tengah writer block buat ngelancarin kerja otak. Comments are welcoming 😀

 Visit my blog at : http://babykungfupanda.wordpress.com/

16 tanggapan untuk “Memoire”

    1. halo arinii 😀
      makasih udah mau baca dan komen XD
      berharap jadi kenyataan ? hope soooo 😀

  1. argh!!! Gak tau mau komen apa. Yang jelas aku suka BANGET.
    Drabble begini yang aku cari chingu. Singkat tapi bahasanya manis.
    Udah gitu aja. Gak ada koreksi sih menurutku soalnya udah bagus banget. Oiya, salam kenal chingu 🙂

    1. dan aku juga nggak tau aku mesti bales apa soalnya aku seneng BANGET kamu mau komen di fic absurd ini, ya Luhaan *nangis bombay
      bahasanya manis ? semanis kamuu #abaikan oke ?
      salam kenal juga potarulicious #eh, what should i call you ?
      panggil asa aja kalo mau
      makasihhh banget udah mau baca dan komeen :*

    1. Ya Tuhaan *nangis bombay
      makasih udah bacaa, comment lagi T^T aku kira nih ff ga bakalan ada yang komen hahaha *kicked
      pendek ya ? iya nih, otak lagi nggak bisa diajakin bikin cerita hehehe
      big thanks for hepidianaa 😀 #lempar jongin

    2. Haha, iya aku gak suka silent reader, so aku gak bakal jadi sider xD hoho .. Ntar bikin yg panjang lah ya thor, suka kok 😀 oke, oke *tangkep jongin* *bawa ke KUA*

    3. aku juga lagi usaha nih buat nggak jadi siders mhahaha~
      tunggu yah, aku mau semedi dulu buat cari ide #kicked
      #tarik jongin balik
      makasiih 😀

Pip~ Pip~ Pip~