New Christmas for Me [OneShoot]

Gambar

Title     : New Christmas

Cast     :

  • Lee Junghee         (OC)
  • All member exo

Genre  : Happy, Romance

Author : Choi Inji

Lenght : Oneshoot

Annyeong! Aku comeback dengan fanfic terbaruku. Ini oneshoot tapi khusus christmas. Nah… gak usah basa-basi langsung aja deh. Selamat membaca J

Warning           : Typo bertebaran.

DONT PLAGIAT and PLEASE RCL

~Happy Reading~

Junghee Pov

Suara berisik yang membuatku bangun dengan wajah yang aku yakini tidak akan ada yang mau memandangnya. Rasa malas mulai menjalari tubuhku. Apalagi setelah kejadian semalam. Kejadian dimana seorang namja menyebalkan menabrakku dan tanpa berkata sepatah katapun, dia meninggalkanku. Aku harap.. Aku tak akan pernah bertemu dengannya lagi. Hah… Jam 8, satu jam lagi Aku harus pergi bekerja. Lebih baik aku mandi.

SKIP

Setelah mengenakan mantel bulu, topi biru muda dan syal putih yang mengalung di leherku, aku keluar dari apartementku untuk menyambut hari baru. Berharap mendapat keberuntungan di hari yang dingin ini. Sekarang di seoul memang musim salju. Ya.. Sebentar lagi akan natal. Menyenangkan bukan?

O iya, aku lupa menceritakan tentang diriku. Apa klian ingin tahu tentangku? Aku harap iya. Aku adalah seorang yeoja yang.. Mm… Bisa dibilang cantik. Bukannya mengelu-elukan diriku. Terbukitai dari orang2 yang memujiku begitu. Dan aku pernah ditawari menjadi ulzzang. Tapi aku menolak. Because What? Because I DISLIKE ULZZANG.

Bukan hanya ulzzang yang tidak aku suka. Boy band, girl band, aku juga tak suka. Hah.. Tapi di kota ini malah sedang gempar-gemparnya boy girl band. Apalagi.. Aa.. Apa itu? EXa? Ah bukan. Exi? Mm.. Bukan-bukan. Ixo? Aa.. Exo. Nama apa itu? Exo? Yang benar saja. Mana personilnya berjamaah lagi. Beraninya barengan. Gayanya selangit lagi. Eh, kenapa jadi ngurusin mereka? Hah..Terserah deh.

Aku lanjutin ceritaku ya.. Aku kerja sebagai penyanyi cafe. Ya… Aku akui suaraku lumayan. #GR banget sih ni orang. Aku tinggal sendiri di apartement. Keluargaku telah tinggal di surga sana. Dan.. Mau tak mau, aku harus hidup sendiri. Tak ada keluargaku yang lain. Kecuali Sepupuku yang benar-benar-benar-benar menyebalkan. Tapi… Ia tak prnah menemuiku setelah ia pergi ke kota ini 2 tahun lalu. Aku dulu memang tidak tinggal disini. Tapi di Daegu.

~back to the story~

Aku membuka pintu cafe yang memang baru saja buka itu.

“annyeong hyungmi-ya!” sapaku.

“annyeong junghee-ya! Kau kenapa? Mukamu jelek sekali!” ejeknya. Aku terkejut. Aku pun menyentuh wajahku.

“apa aku jelek hari ini?” tanyaku. Hyung mi mengangguk.

“apa kau mengalami kejadian yang membuatmu kesal?” tanyanya. Mendengar hal itu, aku berhenti menyentuh wajahku dan tersenyum padanya. Sahabatku yang satu ini memang tahu sekali jika aku ada masalah. Dia adalah orang yang pertama kali menyambuntuku dengan begitu ramah saat aku bekerja di cafe ini. Dia bekerja di bagian kasir.

“gwaenchanyeolayo. ” Jawabku singkat yang kmudian duduk dan mengambil gitar kesayanganku untuk aku set. Hyung mi mendekatiku.

“ayolah.. Apa kau tak mau berbagi cerita sedikit kepada sahabatmu ini?” tanyanya.

“geurae. Semalam aku…”

BUKK

sebuah lap terlempar begitu saja mengenai wajah hyungmi. Ia menepis dengan kasar dan menoleh pada seorang yeoja yang sedang menatapku dan hyungmi dengan smirknya.

“kau kira pekerjaanmu telah selesai?” tanya Hyeeun.

“apa maksudmu? Pekerjaanku hanya di bagian kasir. Lagipula aku sudah membantu dengan menyapu lantai cafe ini.” bentak hyungmi. Aku mencoba menenangkan hyungmi.

“Kalau begitu serahkan saja pada si penyanyi cafe ini.” ucapnya yang sekarang benar-benar membuatku muak dengannya.

“mwo? Memangnya apa hakmu menyuruh junghee untuk membersihkan cafe? Ini tugasmu! Bukan tugasnya!” lagi-lagi Hyungmi tak tahan untuk membentak yeoja sombong ini.

“hey! Tukang kasir! Sebentar lagi aku akan jadi pemilik cafe ini.” Ucapnya membanggakan diri. Benarkan? Yeoja ini sangat sombong.

“cih. Percaya diri sekali kau. Hey, ingat ya.. Kalau mimpi itu jangan ketinggian, jatuh sakit. Tahu?” ucap hyungmi. Ya.. Aku setuju dengan perkataan hyungmi. Namun fakitaanya, hyeeun malah tertawa.

“ahaha.. Kalian tak tahu? 1 minggu lagi yonggu oppa (pemilik restoran) akan menikah denganku. Ops.. Aku lupa mengundang kalian. Undangan kalian akan menyusul. Jadi, ditunggu ne?” ucapnya sembari melangkah pergi meninggalkanku dan hyungmi yang masih terbengong tak percaya.

Jam makan siang tiba. Pengunjung cafe pun semakin ramai. Mereka ingin menghangatkan diri di cafe ini yang terkenal dengan kopinya yang hangat. pengunjung cafe hari ini rata-rata Yeoja. Sedangkan Namja, bisa dihitung dengan jari. Dan sekarang, Saatnya aku tampil.

 JRENGG

kupetik gitar untuk mengawali penampilanku.

“And i believe, that in my life i will see” kumulai bernyanyi dengan awalan reff lagu stand up for love. Akhir-akhir ini aku memang senang dengan lagu itu. Dan kukira, lagu untuk musim salju bagus jika aku nyanyikan di akhir penampilanku.

“if we all stand toghether this one..”

BUKK

baru saja aku bernyanyi, sudah ada yang melempariku menggunakan kertas. Apa-apa’an ini? Ini namanya merendahkan harga diri. Aku menoleh pada seorang yeoja yang melempariku dengan kertas itu. Yeoja itu mengisyaratkan agar aku membaca kertas itu. Dengan segera, kubuka kertas itu.

“DASAR PAYAH!!!” mwo? Payah? Apa-apa’an ini? Kulihat segerombol yeoja itu tertawa yang juga melihatku. Emosiku memuncak. Kudekati mereka dan menggebuk meja.

“apa-apa’an ini hah?” Bentakku.

“Payah! Kau kira kami senang mendengarmu bernyanyi dengan lagu yang sama hah? Kau itu menyanyikan lagu itu 1 minggu lebih! Kami itu bosan! Kau bisa menyanyi lagu lain kan? Apa jangan-jangan…. kau hanya menyanyikan 1 lagu?” tanyanya dengan nada mengejek. Kini emosiku semakin bertambah.

“agashi! Aku mohon jangan mengejekku! Aku bisa menyanyikan banyak lagu!”

“jinjja? Kalau begitu, kau bisa menyanyikan lagu exo untuk kami?” tanyanya dengan smirknya. Mwo? Exo? Aish jinjja. Itu lagi-itu lagi. Hah.. Melihat wajah mereka saja tak mau, apalgi mendengarkan lagu-lagu mereka. Nama-nama mereka saja tak tahu.

“kenapa diam? Kau tak bisa kan? Dasar payah! Aku benarkan? Kau ini P-A-Y-A-H alias payah!!” ucap yeoja tengik itu dengan mengetuk-ngetukkan jarinya ke kepalaku. Aku memang emosi, tapi aku mencoba sabar. Aku yakin.. Ini hanya cobaan sementara. Ada hadiah terindah dibalik semua ini. yeoja itu pergi dengan semua teman-temannya. Aku masih mematung walau teman-teman yeoja tengik itu menabrakku dengan sengaja.

“junghee!” panggil hyungmi. Aku masih tak mau berbalik.

“Gwaenchanyeola. Aku ijin hari ini. Aku ingin pulang! Annyeong hyungmi” pamitku sembari meninggalkan cafe setelah aku mengambil tasku.

hah… Benar-benar menyebalkan. Yeoja itu benar-benar membuatku malu. Aaa.. Ini semua gara-gara BoyBand yang bernama exo itu! Awas kalian.. Kalau aku bertemu dengan kalian.. Akan kubunuh kalian semua! Kalian benar-benar membuatku malu.

Kududuk di kursi panjang dekat lampu kota pinggir jalan. Hari ini benar-benar dingin. Aku mengeratkan jaketku. Berkali-kali bus berhenti di depanku tapi aku menolaknya. Aku memang tak ingin pulang saat ini. Aku masih ingin merilekskan pikiranku.

Setelah sekitar 15 menit aku berdiam diri, tiba-tiba ada seorang namja yang keluar dari bus itu. Ia menggunakan kacamata hitam, topi hangat hitam, syal putih, dan mantel bulu.. Hitam. Kenapa serba hitam? Ya.. Kecuali syalnya. Tidak terlalu tinggi, tapi.. Tetap lebih tinggi dia daripada aku. Dia berjalan dengan.. Pincang.. Apa kakinya sakit? Dia duduk di kursi yang sama denganku. Dia menoleh dan menatapku yang kemudian ia tersenyum dan menganggukkan kepala padaku. Aku membalas perbuatannya.

“kau sendiri agashi?” Tanyanya Sopan. Aku mengangguk.

“kau berani.” pujinya. Baru kali ini ada yang mengatakan itu padaku.

“siapa namamu agashi?” tanyanya.

“naneun lee junghee imnida. Neo?” tanyaku balik.

“kau tak mengenalku?” tanyanya dengan memasang wajah terkejut. Walaupun dia menggunakan kacamata, tetap saja aku tahu jika dia terkejut. Aku menggeleng. Ia kemudian melepas kacamatanya.

“jika begini kau pasti mengenalku.” ucapnya yang kini tak memakai kacamata dan menatapku. Mata bulat dengan putih dominan. Bibir tebal yang terlihat, mm.. Lumayan seksi. Hidung mancung. Kurasa aku familiar dengannya. Tapi… aku tetap tak tahu siapa dia.

“jeosonghamnida. Aku tak tahu siapa dirimu.” jawabku jujur. Dia mengangguk mengerti.

“geurae. Naneun Do Kyungsoo Imnida.” ucapnya. Ooo.. Namanya kyungsoo.

“benarklah kau tak tahu aku?” tanyanya. Aku menggeleng.

“apa kau pernah lihat TV? Atau membaca majalah? Atau apa begitu?” tanyanya yang mulai aneh.

 “mm… Mian, aku hanya lihat TV jika sedang mood saja. Itupun aku hanya lihat drama dan berita. Jika majalah, aku tak pernah membelinya. Aku menghemat uangku.”

“berita ya.. Apa kau lihat berita selebritis?” aku menggeleng

“apa kau ini artis?” tanyaku. Ia tersenyum padaku.

“ne.” Jawabnya sambil mengangguk.

“kalau begitu.. Aku ketinggalan jaman ya? Kenapa aku tak tahu kalau dirimu itu artis?” ucapku merutuki diriku sendiri. Ia malah tertawa.

“gwaenchanyeolayo. Aku malah senang. Seandainya fansku begini, aku malah lebih bisa dekat dengan mereka”

“begitu ya.. Hah.. Fans sekarang memang mengerikan.”

“ah ne, kakimu kenapa?” tanyaku.

“oh ini.. Kakiku terkilir. Tapi agak mendingan sekarang.”

“kenapa bisa terkilir?”

“aku tidak berhati-hati.”

“lain kali Lebh hati-hati” dia tersenyum. Aigoo, Jika dia tersenyum, dia bagaikan malaikat.

“sebentar lagi natal. Apa yang kau harapkan?” tanya kyungsoo kemudian.

“aku berharap, natal tahun ini, aku dapat merayakan natal ini bersama sepupuku. Dia… pergi entah kemana. Dulu aku dan dia tinggal bersama setelah kedua orang tuaku dan kedua orang tua sepupuku itu meninggal. Tapi sekarang… Dia pergi entah kmana. Kejadian itu sekitar 2 tahun lalu. Dan aku masih berharap dapat bertemu dengannnya. Aku benar-benar merindukannya.”.

Hening. Aku tersadar.

“aa.. mian. Aku..”

“siapa nama sepupumu?” tanyanya yang memotong perkataanku. aku terdiam.

“namanya….. Park Chanyeolyeol” kulihat dia terkejut.

“ada apa? Kenapa kau terkejut? Apa kau tahu dimana yeolli oppa?” tanyaku mulai senang.

“yeolli.. Kau mirip baekhyunhyun hyung. Sering memanggilnya dengan sebutan itu.” baekhyunhyun? siapa itu?

“Chanyeolyeol hyung adalah temanku.” Lanjutnya kemudian.

“jinjja? Dimana dia? Dimana chanyeolyeol oppa?” tanyaku yang kini bahagia memuncak.

“dia ada di china hari ini.” kesenanganku luntur seketika.

“Kau bisa bertemu dengannya besok!” ucapnya yang membuatku senang.

“jinjja? Kau akan membawanya kesini kan?” tanyaku. Dia mengangguk.

“aa.. Lebih baik.. Kita bertemu di cafe. Jaraknya hanya 5 rumah ke selatan dari sini. Eotthae?” dia mengangguk.

“gomawo kyungsoo-ya!”

“panggil aku D.O!” ucapnya. “Di-o(D.O)?” tanyaku bingung. Ternyata ada nama Di-O. “dio!” aku tersenyum kemudian mengangguk.

“geurae. Aku tunggu besok di cafe. Gomawo dio! Annyeong!” pamitku.

“annyeong!” balasnya.

D.O pov

“annyeong!” Balasku. Yeoja yang lucu. Aku heran.. Kenapa chanyeolyeol hyung tak berinisiatif bertemu dengan junghee? Dia bilang dia rindu dengan sepupunya. Aneh sekali. Hah.. Eh, tunggu dulu. Bukankah seharusnya aku ke dorm sekarang? Aish.. Tentu saja aku harus memasak untuk member lain. Mereka pasti lelah sehabis show di china. Hah.. Lebih baik aku kembali ke dorm sekarang. Mana hujan salju lagi.

Dorm exo

Selesai juga memasaknya. Semua sudah rapi. Tinggal menunggu member lain datang.

Ting Tong

wah pas sekali. Kubuka segera pintu dorm dan kusambut mereka penuh keceriaan. Mereka juga membalas sambutanku dengan ceria. Apalagi kai. Ya.. Roomateku yang selalu menjadi coupleku.

“Waaahh.. Hyung! Gomawo!” ucap sehun heboh yang melihat makanan yang sudah aku siapkan di atas meja. Member lain pun berlari untuk makan. Aku tersenyum. Keluaga kedua yang tak akan pernah aku lupakan.

Selesai makan, member lain mengerjakan akitaivitas yang berbeda-beda. Aku tahu mereka lelah. Tapi anehnya, mereka tak mau tidur. Malah bermain-main tak jelas. Itu memang kebiasaan kami. Lagipula esok tidak ada job.

Aku mendekati chanyeol hyung yang masih asyik bermain game dengan baekhyun hyung.

“Hyung! Aku ingin bicara denganmu.” ucapku.

“bicara saja.” Ucapnya yang masih fokus pada game.

“berdua. Dan tak disini.”

“aish.. Kau ini banyak bicara Mata bulat! Bicara saja disini!” ucap baekhyun hyung mengejekku. Tapi aku tetap sabar.

“geurae. Hyung, junghee merindukanmu!” ucapku yang membuat chanyeol hyung berhenti dan menatapku.

“YEAAAYY. AKU MENANG!!!” sorak baekhyun hyung yang memang memenangkan game itu. Kulihat Chanyeol hyung menatap tajam baekhyun.

“kau bisa diam??!” bentak chanyeolyeol Hyung. Baekhyun hyung langsung terdiam sambil mengerucutkan bibirnya. Kini chanyeol hyung melihatku.

“kau bertemu junghee?” Aku mengangguk.

 “bagaimana keadaannya? Apa dia baik-baik saja? Kau bertemu dia dimana? Kapan?” Tanya chanyeol hyung berturut-turut.

“hyung, aku akan menjawab semua pertanyaanmu. Tapi satu-satu.” Chanyeol hyung mengangguk.

“geurae. Dia baik-baik saja. Seperti yeoja biasa pada umumnya. Hanya saja. Mungkin dia tidak biasa. Dia..”

“tidak penting bagian itu. Yang terpenting, kau bertemu dia dimana?”

“aku brtemu dia di… Ee.. Pinggir jalan. Ya, dia duduk di kursi panjang dekat lampu kota dan pinggir jalan.”

“kau berbicara banyak dengannya?”

“ne. Dia bercerita banyak denganku. Hanya saja.. Dia benar-benar tak tahu aku. Apa aku kurang terkenal hyung?”

“ahahaha.. Itu lucu. Itu sangat lucu! Kau kurang terkenal! Ahahaha” tawa baekhyun hyung yang kini meledak.

“BAEKKIII DIAMLAH!!” baekhyun hyung langsung diam. Takut dengan Chanyeol hyung tentu saja. bahkan aku juga terkejut ketika Chanyeol hyung membentak Baekhyun hyung seperti itu.

“tapi dia lebih banyak cerita tentang dirimu hyung. Aku rasa dia bnar-benar merindukanmu. Apa dia sepupu yang selalu kau bicarakan padaku?” chanyeol hyung mengangguk

“sudah aku duga. Hyung! Apa kau tak merindukannya??”

“kau gila? Tentu saja aku merindukannya. Dia seperti saengku sendiri.”

“lalu knapa kau tak menemuinya? Mencarinya? Atau bagaimana agar bisa melihatnya?” kulihat chanyeol hyung menundukkan kepalanya. Oh tidak. Aku membuatnya sedih.

“yeolli, kau tak apa?” tanya baekhyun hyung.

“aku tak yakin akn menemuinya. Aku…”

“ani.. Kau harus menemuinya. Besok! Di cafe! Denganku!” Ucapku mengakhiri perbincangan (?) ini. Kudengar samar chanyeol hyung memanggil namaku. Tapi aku pura-pura tak mendengarnya.

Aku memutuskan untuk ke kamar. Hah… Ternyata kai sudah tidur. Ya.. Pasti show di china melelahkan. Mungkin bukan shownya, melainkan perjalanannya. Kalian heran kenapa aku tak ikut show di china? Ya.. Karna kakiku ini. Karna hal ini yang mengharuskanku tak ikut show di cina. Dan aku bisa lebih bebas berkeliling kota seoul. Sendiri. Krna aku menggunakan penyamaran yang baik, kukira tak ada yang mengenaliku. Terutama junghee.

 Lee junghee. Yeoja manis nan cantik yang aku temui tadi. Dia lucu. Kukira hatinya baik. Eh, tunggu dulu. Apa dari tadi aku memikirkannya. Aaa.. Tidak! Tidak! Apa aku… Mencintainya? Jinjja? Apa ini yang disebut cinta? Kurasa ini hanya sebuah kekaguman padanya. Tak mungkin aku mencintainya dalam sekejap. Atau….. Aku mencintainya pada pandangan pertama?? Aaahhh molla!!!  lebih baik aku tidur. Yang jelas, aku harus mempertemukan chanyeol hyung dengan junghee.

Esoknya

Seperti biasa, aku bangun pagi untuk mempersiapkan semuanya. Lay hyung juga membantuku. yang lain?? Tentu saja masih di balik selimut bersama teman setia yang selalu dipeluknya. Apalagi kalau bukan guling? Setelah selesai mempersiapkan makanan dan apapun, satu per satu member exo aku bangunkan. Tak hanya aku, lay hyung dan suho hyung yang sudah bangun juga ikut membangunkan member lain.

Sepert biasa pula. Kai dan luhan hyung yang selalu terakhir bangun. Aku hendak membangunkan mereka tapi suho hyung mencegahku. Katanya mereka berdua lebih extra jobnya kemarin. Yah.. Dasarnya tukang tidur juga. Akhirnya Aku ikut makan bersma member lain. Tentu saja mereka sudah ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Kami pun makan masakanku dengan lay hyung. Walaupun diantara kami masih ada yang mengantuk.

Jam 10. Kurasa cafe itu sudah buka Kutemui chanyeol hyung yang msh asik mengobrol dengan sehun.

“Ya! Sehun-ii, daripada kau mengobrol disini mending kau bangunkan luhan hyung. Suruh dia mandi lalu makan.”

“ne” Sehun pergi. Ini baik.

“sudah siap? Kajja, kita berangkat. Junghee sudah menunggu.” kulihat chanyeol hyung nampak ragu menerima ajakanku namun pada akhirnya ia bangkit dan merangkulku dengan senyuman khasnya.

“kajja!” ajaknya. Aku tersenyum. Akhirnya ia mau.

Cafe

Sampai cafe, ku masuk bersama chanyeol hyung yang mengekor di belakangku.

Wake up in the morning feeling like P Diddy

(Hey, what up girl?)

Grab up my glasses, I’m out the door, I’m gonna hit this city

(Let’s go)

Before I leave, brush my teeth with a bottle of Jack

‘Cause when I leave for the night, I ain’t coming back”

Sebuah suara indah terbesit di telingaku. Yang membuatku tercengang adalah.. Itu suara junghee. Jadi… Selama ini dia penyanyi cafe? Wow, aku tak tahu dia berbakat.

“kenapa berhen…ti..?” suara chanyeol hyung berhenti menandakan dia ikut terkejut karena melihat junghee menyanyi atau… karena melihat Junghee?

“Junghee!!” panggil chanyeol hyung. Kulihat junghee menoleh ke arah chan hyug.

“Yeolli oppa!!” sorak junghee.

Kulihat chanyeol hyung mendekati junghee. Begitu pula junghee. Mereka berpelukan. Entahlah, yang satu ini membuatku tak enak. Ya.. Walau mereka sepupu, tapi tetap saja… Ee.. Tunggu apa aku cmburu?? Ah ani.. Andwae!! Aku tak boleh mencintai Junghee. Tapi…. Ah.. Knapa aku melarang diriku untuk mencintai seseorang? Aku… Ya.. Perasaaan ini benar. Aku mencintai junghee. Secepat ini? Kenapa bisa? Aneh.

“D.O!” panggil sesorang yang aku yakini itu adalah junghee. Aku tersenyum dan mendekati Chanyeol hyung dan Junghee.

“kita duduk disini ne?” tawar junghee. Kamipun duduk dan mengobrol. Lebih tepatnya, hanya chanyeol hyung dan junghee yang mengobrol. Dan aku yang jadi obat nyamuk.

“D.O? Kau D.O exo kan?” seorang yeoja yang kuyakini lebih muda dariku ini tersenyum padaku. Apa dia mengenaliku?

“kau D.O exo kan? Dan ini Chanyeol kan?” tanyanya. Mampus. Penyamaran kami terbongkar. Aish jinjja. Kenapa para fans tahu betul fisik kami?

“Ee.. Jeosonghamnida. Kami bukan member exo.” Aku angkat bicara.

“Ani. Kau pasti D.O exo. Aku kenal suaramu. Boleh aku minta tanda tangan dan foto bersamamu?” aish.. Bagaimana ini? Ya.. Terpaksa aku harus melayani fansku yang satu ini. Saat hendak bangkit dari duduk, sebuah tangan menahanku. Aku menoleh. Junghee? Kenapa dia menahan tanganku? Dan… Kenapa tatapannya tajam begitu?

“ada apa?” tanyaku yang memang agak takut.

“kau! Kau member exo? Dan… Kau juga oppa?” tanyanya. Sejujurnya aku bingung melihat junghee yang seperti.. Tidak senang jika aku member exo. Dan.. Kenapa chanyeol hyung hanya diam?

“hey agashi! Kalau mau minta tanda tangan dan foto nanti aja ya! Sekarang aku dulu.” ish.. Jika saja tidak ada larangan memukul yeoja, aku akan memukul yeoja rusuh ini.

“Hah.. Mianhae. Aku tak ingin tanda tangan ataupun foto dari pembohong seperti mereka! jika kau ingin mereka, ambil saja.” aku tak percaya junghee mengataiku pembohong. Kenapa junghee jadi begini? Apa karena aku member exo?

“aku kecewa padamu oppa!” kulihat junghee begitu kecewa dengan chanyeol hyung. Hey, kupikir dari tadi chanyeol hyung diam seribu bahasa. Ada apa dengannya? Junghee… Ya, ia sudah pergi.

“D.O oppa!” panggil yeoja yang mengaku fansku.

“MWO?!” bentakku. Sungguh, itu hanya refleks. Tapi sejujurnya aku lebih lega. Yeoja ini benar-benar mengganggu.

Dorm exo

Hah, ini bukan pertemuan manis yang aku harapkan. Melainkan… Pertemuan yang sangat-sangat-sangat buruk. Aku masih penasaran kenapa chanyeol hyung tadi diam begitu. Ya.. Sejujurnya aku ingin bertanya padanya. Tapi aku ragu. Tapi… Aku tidak akan menyia-nyiakan kesempatan. Mengingat dia berada di sampingku kini. Masih seperti tadi. Diam dan menurutku.. Kini lebih fokus melamun seperti sedang memikirkan sesuatu.

“hyung!” panggilku. Chanyeol hyung menoleh ke arahku sebentar dan kembali seperti semula. Ish.. Menyebalkan.

“hyung! Aku ingin bertanya.” ucapku kesal.

“tanya saja.” ucapnya singkat

“Kenapa saat yeoja gila tadi menghampiri kita dan mengenali kita, kau hanya diam? Dan kenapa junghee mengatakan kalau kita pembohong? Kenapa junghee kecewa padamu? Dan kenapa saat junghee pergi, kau hanya diam dan tidak mencegahnya? Kenapa hyung jadi begini?” tanyaku berturut-turut tanpa jeda.

“sekarang kau tahu. Itulah yang menjadikan alasan kenapa aku ragu untuk menemuinya.” ucapnya dengan wajah sedih.

“apa maksudmu hyung?” tanyaku.

“dia.. Dia benci baik boy band maupun girl band.” Ucapnya.

 “jika hyung tahu kalau junghee tidak suka boy band atau girl band, kenapa hyung mendaftar jadi trainee SM? Kenapa hyung mau menjadi member exo?” tanyaku lagi.

“aku tahu bahwa Junghee tidak suka boy band dan girl band 1 tahun lalu. Tepat setelah kita debut. Pada saat itu, aku ingin menemuinya. Dan tak sengaja aku melihatnya di cafe. Cafe tadi. Aku hendak masuk namun.. Tak sengaja aku mendengar ejekan junghee tentang boy band dan girl band kepada temannya, aku mengurungkan niatku. Aku yakin dia akan kecewa padaku. Dan.. Terbukti kan? Ia kecewa padaku.” Ucapnya.

Aku.. Aku jadi merasa bersalah. Tapi.. Tidak-tidak. Aku melakukan hal yang benar. Mereka harus bertemu walaupun akhirnya pahit. “Hyung! Semua pasti akan terbongkar. Kau tak bisa menyembunyikan semuanya. Itu pilihanmu sendiri. Tapi…Kau juga harus mengobati rasa rindumu kepada adik sepupumu. Kau tidak bisa bersembunyi darinya selamanya.”

Kulihat chanyeol hyung tersenyum ke arahku.

“mungkin kau benar. Gomawo. Aku ke kamar dulu ne? Annyeong.” pamitnya. Aku tahu. Dia tegar tapi tetap saja aku tahu. Dia menyembunyikan rasa sedihnya dengan melontarkan senyuman padaku.

Junghee… Kenapa kau membenci orang yang telah lama merindukanmu?

Junghee pov

Pagi yang cerah, tapi suram untukku. Cuaca hari ini benar-benar tak mendukung suasana hatiku. Walaupun salju masih turun, tapi ini bisa dikatakan cerah. Ya.. Aku harap ada hujan salju besar-besaran. Tapi jangan untuk saat ini. Tentu saja jangan. Aku masih di perjalanan. Bisa-bisa aku jadi patung tuan salju.

Cafe

Aku memasuki cafe yang masih belum ramai pengunjung. Temanku hyung mi juga masih sibuk menata apapun yang bisa dia tata agar tidak kena marah hye eun.

“huh, hari baru.. Suasana hati baru.. Fighting!” ucapku lirih menyemangati diriku.

“annyeong Hyungmi-ya!” sapaku.

“eoh? Junghee? Kau masuk hari ini?” tanya Hyungmi. Aku bingung dengan pertanyaannya.

“apa maksudmu?”

“Ya… Kulihat kemarin kau keluar dan… Tidak kembali lagi ke cafe ini.” ucapnya.

“ah.. Itu. Ani. Tentu saja aku masuk. 2 Hari ini aku ijin. Benarkan?” kulihat hyungmi mengangguk.

_()_()_()_()_()_

Aku masih sibuk mengatur piano. Sekarang aku akan menyanyi dengan piano.

“Sedang sibuk?” mendengar sebuah suara, aku pun menoleh. Itu Hyungmi.

“ani. Ada apa?” tanyaku.

“mmm.. Besok adalah hari natal. Karena besok libur, aku ucapkan selamat natal.” aku tersenyum.

“ne. Selamat natal juga.” Ucapku.

“kau akan merayakan natal dengan siapa?” tanyanya. Itu benar. Aku akan merayakan natal dengan siapa? Aku.. Tak punya keluarga lagi. Ya.. Kecuali sepupuku yang membuatku kecewa.

“molla.” jawabku singkat.

“geurae. Kalau begitu, Marry Chrismast and Happy new year my best friend.” ucapnya gembira. Aku menanggapinya hanya dengan sebuah senyuman.

Aku pun bersiap-siap menyanyi. “we wish you marry chrismast. We Wish you marry christmast. We wish you marry chrismast. And happy new year.” aku mulai menyanyi dengan lagu Natal di awalnya.

Masih sepi hari ini. hujan salju yang aku yakini penyebabnya. Kulihat seorang namja masuk ke cafe. Ah ani.. Ada banyak namja. Aku tak tahu betul berapa jumlahnya. Aku tak bisa mengenali mereka karena Mereka menggunakan mantel bulu tebal, memakai syal yang menutupi leher sampai mulut mereka, memakai topi dan kacamata. Aish.. Kukira mereka gila. Kenapa harus memakai kacamata di cuaca yang berkabut? Dasar aneh.

Walaupun begitu, aku tetap menyanyi dan tidak mengindahkan mereka. Tapi… Lama kelamaan aku risih dengan mereka. Kenapa tidak? Mereka terus memandangiku seolah-olah aku adalah penyiar berita yang sedang menyiarkan berita di televisi.

Memang tidak semua. Ada pria jangkung yang sangat cuek. Ya.. Kukira cuek. Dan ada pria berambut blonde aneh, juga.. Cuek hampir seperti pria jangkung tadi. Yang membuatku risih adalah.. Ada seorang namja yang benar-benar menatapku. Ani.. 2 Namja. Yang satu Namja mungil dan yang satu namja… hmmm… Agak jangkung. Tunggu! Bukankah kedua namja itu adalah…

Aku berhenti bernyanyi seketika. Aku.. Terkejut. Bagaimana mereka bisa disini? Kenapa mereka disini? Atau… Atau jangan-jangan… Mereka semua adalah.. Exo?

“hai agashi! Kenapa berhenti? Kau tahu? Suaramu itu bagus. Ayo menyanyi lagi!” ucap salah satu dari mereka yang mulai membuka syalnya. Aku hanya diam dan memandangi mereka satu persatu. Mereka ada 12?

“Geurae. Kalau kau tak mau bernyanyi. Biar aku yang bernyanyi.” ucap namja yang membuka syal tadi. Ia mendekatiku dan duduk disebelahku. Aku masih diam membeku.

“aku punya ide yang lebih baik. Bagaimana kalau kita berduet?” tawarnya. Aku masih diam.

“hey, kenapa dari tadi kau diam? Naneun byun baekhyun imnida. Siapa namamu?” tanyanya. Baekhyun? Apa dia member exo?

“apa kau member exo?” tanyaku hati-hati tapi agak sedikit ketus. Dia melepas kacamatanya.

“bagaimana menurutmu?” tanyanya balik. Apa-apa’an? Aku yang bertanya, kenapa dia balik bertanya?

“ne. Aku member exo. Wae? Kau tak mengenaliku?” tanyanya. Aku diam dan mulai berfikir bahwa 12 namja ini adalah.. member exo. Kenapa ia tak menyadarinya daritadi?

“agashi?” panggil namja ini lagi.

“ya.. aku tak mengenali kalian padahal kalian begitu populer. Aku memang tak tahu dan tak ingin tahu menahu tentang boy band atau girlband. Gamsahamnida tapi aku tak ingin bernyanyi bersamamu. Jelas aku akan kalah populer.” Ucapku ketus yang kemudian meninggalkan cafe untuk yang ketiga kalinya.

Gereja

Aku pergi ke gereja untuk Menenangkan pikiranku. Akhir-akhir ini aku ada masalah. Aku duduk di barisan kedua. Aku tidak suka angka 2. Tapi.. Entahlah, angka 2 selalu membawa keberuntungan bagiku. Sepi. Tak ada orang selain aku disini.

“Bapa! Apa yang harus aku lakukan? Aku benar-benar kecewa dengan sepupuku. Aku.. Sangat merindukannya. Sangat dan sangat. Tapi… Aku masih trauma karena ia adalah member boy band. Member exo.” Keluhku pada tuhan berharap tuhan bisa mendengarku.

“bapa! Apakah boy band exo suka menghina dan  melecehkan seorang yeoja? Bapa! Aku.. Aku hampir saja kehilangan harga diriku karena seorang namja yang pada waktu itu mabuk berat. Dia… Dia tiba-tiba memelukku dan hampir… Hah. Bapa! Aku tidak bisa mengatakannya. Aku bingung sekali. Aku harus bagaimana? Aku kecewa dengan sepupuku. Tapi disisi lain, aku merindukannya. Aku ingin natal esok, aku bisa merayakan natalku dengannya bapa!” Ucapku meneteskan air mata.

“Junghee!” sebuah suara yang membuatku menoleh ke sumber suara.

“Oppa!” ucapku lirih. Aku segera menghapus air mataku. Aku bangkit dan kini berhadapan dengan chanyeol oppa yang tidak terlalu jauh denganku.

“aku mendengar semuanya. Maafkan aku mengecewakanmu. Aku hanya ingin mengejar cita-citaku. Aku.. Aku hanya ingin sukses. Dan jika aku sukses, aku bisa membangunkanmu sebuah rumah. Maafkan aku jika aku tidak pernah menemuimu. Aku tahu ujung-ujungnya akan seperti ini. Tapi… D.O memberitahuku jika perbuatanku ini salah. Pada akhirnya kau akan tahu. Dan… Benar. Kau sudah tau.” Ucap chanyeol oppa. Aku menunduk menahan air mata. Aku tak ingin terlihat lemah di depan oppa.

“Aku juga merindukanmu junghee. Aku merindukanmu lebih dari yang kau tahu.” ucap chanyeol oppa yang kemudian memelukku.

Aku senang, terharu, semua perasaan bercampur menjadi satu.

Rumah Junghee

KRIIIIINNGGGG

Aku terbangun begitu mendengar alarm berisik yang merusak mimpi indahku. Mimpi? Jadi… Tadi itu hanya mimpi? Sayang.. andai itu kenyataan, aku pasti bahagia sekali.

Aku pun kembali tidur. Selang beberapa detik aku kembali membuka mata. Tunggu dulu? Bukankah sekarang hari natal? Waaaahhh… Natal..

“NATAAAALLL!!” Sorakku gembira. Aku yang masih memakai baju tidur berbulu putih dan memakai sandal kelinci putih pun segera berlari Menuju lemari.

“Waahh.. Topi Santa Clauseku masih ada!” Kupakai topi itu dan tak lupa mengeluarkan kurcaci-kurcaci hijau untuk kupasang di bawah pohon. Tunggu Pohon? Aku tak punya pohon. Aish..

“Hah.. Kalau begitu, aku letakan kurcaci ini di depan rumahku saja.” ucapku. Akupun keluar kamar.

CKLEK

aku membulatkan mataku.

“MARRY CRISHMAST!!!” omona! Bukankah.. Aigoo.. Ini member exo. Kenapa mereka bisa di rumahku?

“bagaimana bisa kalian kerumahku?” tanyaku yang masih terkejut.

“kau pikir aku menghilangkan kunci yang sekian lama ini aku jaga? Tentu saja kami bisa masuk rumah.” ucap chanyeol oppa.

“kapan kalian masuk?” tanyaku lagi.

“Kau tak lihat? Kami masih memakai baju tidur semua. Tentu saja dari tadi malam. Dan ini semua akibat saran chanyeol!” ucap baekhyun yang masih mengucek-ucek matanya.

“hey, aku kan hanya menyarankan. Lagipula aku tidak memaksa kalian untuk ikut” Ucap chanyeol oppa. Kulihat D.O mendekatiku. Ia mengulurkan tangan ke arahku.

“mianhae” Ucapnya. Aku tersenyum.

“ani. Mianhae. Aku yang salah.” ucapku.

“tapi aku tidak tahu jika kau membenci boyband dan girl band.” ucap D.O

“apa kau juga ikut di gereja?” tanyaku penuh selidik.

“ani. Tapi yang lain. Lagipula aku sudah tahu dari chanyeol hyung.” jawab D.O. aku menatap tajam ke arah chanyeol oppa.

“Bukan aku. Ini semua ide baekki!” ucap chanyeol oppa.

“Mwo? Aku kan hanya memberi saran.” oo.. Jadi dia menjebakku. Benar-benar menyebalkan. Tidak aku permasalahkan hal ini. Aku menatap pada seorang namja yang… Aku kira.. Aku kenal dengan orang itu. Aku pun mendekatinya.

“hey! Kau! Bukankah kau..”

“aigoo. Mianhae. Nan jeongmal mianhae. Bukannya aku tak ingin meminta maaf pada waktu itu. Tapi aku terburu-buru. Mianhae.” ucapnya. Orang ini benar-benar aneh. Tapi.. Tak apalah. Aku tersenyum padanya dan ia membalas.

“naneun xiumin imnida.” Ucapnya. “naneun Lee Junghee imnida. Kau orang cina? Koreamu baik” ucapku. Dia tertawa. Member lain pun ikut tertawa. Kenapa? Apa aku salah? apa yang lucu?” tanyaku yang benar-benar tak tahu apa yang mereka tertawakan.

“ani… Hanya saja. Pertanyaanmu lucu. Aku memang orang korea.” ucap xiumin. Ow.. Jadi begitu. Aish menyebalkan. Pantas saja.

“junghee-ya! Kau benar-benar tak tahu exo?” tanya namja yang mm.. Bisa dibilang hitam?

“ne.” jawabku singkat.

“Tapi sekarang kau tahu kan?” tanya namja hitam tadi. Aku menggeleng. “molla. Namamu saja tidak tahu.”

“geurae. Namaku kai” ucapnya. Oo.. Kai. “sehun” oo.. Namja cuek itu adalah sehun. “aku adalah maknae exo!” tambahnya. Aku mengangguk.

“naneun suho imnida. Aku leader exo k” exo k?

“Exo k?” ucapku bingung. “Biar aku jelaskan!” Tawar baekhyun. Kurasa dia memang suka berbicara.

“jadi.. Kami dibagi menjadi 2. Exo k dan exo m. Exo k adalah exo korea. Exo m adalah exo mandarin. Exo K ada aku, Chanyeol, D.O, Suho hyung, Sehun dan Kai. Exo M ada Kris hyung, Lay hyung, Chen hyung, Xiumin hyung, Luhan hyung, dan Tao.” jelasnya. Aku hanya ber ‘o’ ria dengan mengangguk-anggukan kepala.

Aku pun menatap namja yang sepertinya sibuk dengan kuenya. “Hey! Bukankah itu kueku?” tanyaku yang menyadari bahwa itu adalah kue yang aku buat kemarin lusa. Dia tersenyum.

“kuemu enak. Apa kau masih punya kue yang lain?” tanyanya.

“aigoo luhan gege! Kenapa kau selalu menghabiskan makanan entah dimanapun dan kapanpun” ucap namja berambut coklat dengan suara khasnya itu. Jadi, nama namja yang hobi makan itu luhan?

SKIP (pengenalan aku skip)

“nah, perkenalan kami cukup Sekarang.. Mari buka hadiah!!!” sorak baekhyun yang ternyata benar-benar heboh.

Satu demi satu mereka membuka kado yang ada di bawah pohon. Oiya, aku belum cerita tentang pohon ini. Pohon ini entah dari mana asalnya. Tapi yang jelas, pohon dan kado ini ada bersama dengan semua member exo.

“junghee-ya! Ini kado untukmu.” ucap chanyeol oppa. Aku menerima hadiah itu. Aku membaca surat yang berada di pojok atas kado itu.

‘junghee-ya! Jika kau sudah menerima kado ini, datanglah ke tempat dimana kita bertemu pertama kali ne?’ Surat ini… Apa ini dari D.O? Tidak ada nama pengirimnya.

“Kado dari siapa saeng-ii?” tanya chanyeol oppa.

“mungkin dari D.O!” jawabku.=0A”kalau begitu bukalah.” perintahnya. Akupun membuka kado itu.

“waaa.. Sebuah kalung.” Teriak baekhyun oppa yang tiba-tiba datang.

“dari siapa junghee?” tanya baekhyun oppa.

“dari D.O baekki! Ternyata D.O bisa romantis ne?” ucap chanyeol oppa.

Kalung ini.. Benarkah dari D.O? Kalung ini.. Kalung yang selama ini aku inginkan. Tapi.. Bagaimana D.O bisa tahu? Aku tak pernah mengatakan kepada siapapun. Ah, lebih baik aku ke tempat itu sekarang.

“mau kemana?” tanya chanyeol oppa.

“mengurusi sesuatu!” jawabku yang kemudian memakai mantel bulu dan payung.

Benar-benar gila. Di hari natal, hujan salju sangat deras. Huuuhhh.. Dingin sekali. Apa benar D.O ada di sana? Jika ada, dia gila. Ini dingin sekali. Aku yakin aku terlambat lebih dari 30 menit jika dipikir-pikir.

“hah.. Dimana D.O? Berarti dia tidak gila. Syukurlah.” Akupun berbalik dan mendapati D.O berdiri di hadapanku.

“D.O?” panggilku. Kulihat D.O tersenyum.

“apa kau menyukai pemberianku?” tanyanya. Aku mengangguk.

“apa bisa kita bicara di tempat lain? Apa kau sadar? Kau hanya memakai celana dan kaos tebal. Kau tidak kedinginan?” tanyaku. Dia menggeleng.

“ani. Apa kalung pemberianku kau pakai?” tanyanya.

“ani. Aku menyimpannya. Gomawo!” ucapku. D.O pun duduk di kursi. Aku pun ikut duduk.

“bagaimana bisa kau tahu jika aku menginginkan kalung ini?” tanyaku.

“menurutmu? Aku ingin memberikan hadiah yang terbaik untukmu.” jawabnya. Aku mengangguk-anggukan kepala.

“mana kalungmu?” tanyanya. Aku mengambil kalung dari saku mantelku dan memberikannya pada D.O. D.O pun mendekatiku dan memakaikan kalung hati itu di leherku.

“sudah kuduga. Kalung ini cocok denganmu.” ucapnya. Aku tersenyum.

“kajja. Kita pulang. Kau ingin beku disini eoh?” tanyaku dengan sedikit candaan.

“boleh. Biarkan aku beku disini.” ucapnya.”kau gila?”

“mungkin.” Jawabnya. “ada apa denganmu?” tanyaku yang tak mengerti.

“memang ada apa denganku?” tanyanya. “kau aneh.” ucapku.

“geurae.” Aish.. Benar-benar menyebalkan. Kuputuskan untuk menarik D.O. Tapi D.O tetap bersikukuh.

“D.O! Kajja kita pulang!” ajakku. D.O tetap diam.

“ya sudah! Aku akan pulang!” ucapku yang hendak pergi. Baru beberapa langkah aku berjalan, ada yang memelukku dari belakang. Aku terkejut.

“kau harus pulang bersamaku.” suara ini… D.O?

“Apa yang kau lakukan?” tanyaku.

“saranghae!” ucapnya. Mwo? Apa yang dia katakan? saranghae? D.O.. D.O mencintaiku? Jinjja?

“apa maksudmu?”

“saranghae.” ucapnya lagi. Jadi.. Benar. D.O mencintaiku.

“apa kau serius? Kau tak membohongiku kan?” tanyaku yang membuatku dibalikkan olehnya. Dia menatapku penuh kelembutan.

“apa aku terlihat seperti pembohong? Aku serius. Aku benar-benar mencintaimu. Perasaan ini sangat-sangat-sangat cepat datang. Dan sangat-sangat-sangat susah hilang. Apa kau percaya padaku?” tanyanya. Aku diam. Namun sedetik kemudian, aku tersenyum.

“aku percaya.”

“kalau begitu, apa kau mau menjadi yeojachinguku?” tanyanya. Aku diam kembali. Sulit bagiku untuk memutuskan hal ini. Sejujurnya.. Aku juga mencintainya. Entah sejak kapan aku mencintainya. Tapi.. Disisi lain, aku masih takut.

“tenanglah. Aku akan mencoba membuat traumamu itu hilang. Dan kau akan aman. Karena ada aku yang melindungimu. Ani.. Bukan hanya aku. Tapi ke-11 saudaraku. Termasuk sepupumu. Apa kau mau?” mendengar hal itu, akupun menjadi tenang.

“ne.” Jawabku. D.o pun tersenyum dan memelukku.

“YYYEEEAAYYYY!!!!” sebuah sorakan yang membuatku melepaskan pelukan D.O. Aku terkejut. Semua member exo keluar dari tempat persembunyian. Jadi.. Daritadi mereka melihatku dan D.O? Oh.. Sungguh memalukan.

“siap! Aku akan melindungimu tuan putri!” canda baekhyun oppa. Aku malu sekali.

“chukkae!” ucap semua member. Aku dan d.o hanya bisa menundukkan kepala karena malu. Ini benar-benar natal terbaik yang pernah aku alami. Berkumpul bersama keluarga baru. Keluarga exo. Dan namjachinguku, D.O do kyungsoo.

.

.

.

.

.

END

Waaaa… ini banyak banget yah? Gak papalah. Sekali-sekali. Ya udah deh. Aku Cuma mau ngucapin “Marry Chrismast and Happy New Year” J.

PLEASE RCL and DONT BASH.

Gamsahamnida J

22 tanggapan untuk “New Christmas for Me [OneShoot]”

Pip~ Pip~ Pip~