Love Test

 HPIM4076

Asweety16

.

Wu Yi Fan , Xia Li Na(Oc)

/Other Cast you can find in story\

.

Horor , Mistery , Dark-romance , litlle humor freak

.

Oneshoot of urban legend story

.

PG 14 #Aman..

.

This Story is a Urban Legend story. I change this story into Storyline from my brain and my imagination. So, if You’re ever seen the Urban legend story like this..i just make it into the Story. The Cast belongs to God. The Oc is MINE!

.

DONT PLAGIATOR AND SILENT READERS GO AWAY!

 

©Asweety16

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Dikisahkan ada sebuah desa kecil dimana para penduduk disana ramah, sopan, bijaksana dan saling menolong. Namun  jika urusan mistis, desa inilah yang terkenal dengan kesan menyeramkannya. Desa ini bernama Haojin. Kemistisannya akibat banyak beberapa pemuda yang sudah tiba di Desa tersebut langsung lari ketakutan. Para pemuda itu bertujuan untuk  melamar sang gadis kembang desa disana. Cantik dan manis..namun apa penyebabnya para lelaki yang melamar gadis yang mereka yakini sebagai cintanya langsung pergi dari desa tersebut  seperti orang keserupan? Berteriak dan berlari ketakutan setengah mati?

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Seorang pemuda dari desa sebrang datang menuju desa dimana terdapat kembang desa yang masih membutuhkan seorang pemuda untuk menjadi pendamping hidupnya. Banyak para lelaki yang mencoba melamarnya namun nihil…mereka lari ketakutan menjauhi desa tersebut.

Lelaki itu bernama Wu Yi Fan. Pemuda manis yang tampan dan ramah senyuman ini bermaksud melamar sang gadis desa sebrang. Hanya beberapa baju dan sedikit kue yang ia bawa untuk pergi menuju desa sebrang tersebut. Dengan menggunakan kain yang dibentuk seperti tas. Dengan baju layaknya pemuda lain, baju panjang bewarna abu-abu, celana seperti jeans namun brbahan kulit bewarna coklat dengan sepatu khas orang pedesaan dulu.

Saat pemuda itu sudah sampai di desa yang menjadi rumor tentang kemistisan namun terdapat juga gadis cantik yang menjadi kembang desa tersebut, ia disapa oleh beberapa orang yang lalu lalang dihadapannya. Mereka tidak curiga dengan pemuda ini? tidak..mereka-para penduduk desa itu dapat membaca mimik wajah yang memancarkan aura yang hangat.

Saat pemuda itu masih melangkah mencari alamat dimana tempat tingal gadis itu berada, terdapat seorang pemuda lain yang berlarian seperti orang dikejar setan. Baju yang sudah berkeringat dan wajahnya yangmemerah dapat dilihat saat pemuda yang lari ketakutan itu melewatinya. Yifan segera menahan lengan pemuda itu dan segera bertanya apa yang telah terjadi.

“Maaf, kenapa anda seperti dikejar setan seperti itu?”

“Kemana tujuanmu? Jika kamu ingin menuju kerumah gadis itu..hosh..hosh..” pemuda itu menarik nafasnya panjang-panjang untuk mengatur nafasnya.

“Ada apa? Jika saya ingin kerumah gadis itu? Apakah ada yang salah?”

“JANGAN!! Gadis itu..gadis itu..” Yifan mengerutkan keningnya.

“Kenapa dengan gadis itu?”

“Dia..dia.. HUAHHH!! JANGAN DEKATI DIA!!” teriak pemuda itu lagi dan langsut melesat kabur pergi dari desa yang sedang dinjak oleh Yifan ini. Yifan bingung mengapa dirinya dilarang menemui gadis yang sedang dilamar oleh beberapa pemuda dari desa sebrang yang amat jauh. Yifan masih tetap jalan memasuki wiayah desa tersebut dan sempat bertanya dimana rumah gadis tersebut.

—-

Waktu sudah menunjukan malam. Yifan masih saja menkelana mencari rumah sang gadis yang ingin ia lamar. Akhirnya saat ia menanya kepada orang terakhir—seorang lelaki paruh baya sambil menyesapkan secangkir teh yang hangat—sedang duduk diteras rumah kecil yang sederhana namun terkesan nyaman—dan duduk dikursipanjang berjenis kursi kayu sejenis jati namun sudah diamplas.

“Oh..rumah keluarga Xi? Kau lihat2 pohon rindang itu? Rumah yang kau cari berada dekat pohon sisi kanan.” ia dapat melihat sebuah rumah kecil yang minimalis dekat deengan pohon besar yang rindang namun pandangan pohon itu menutup pandangan rumah yang menhadapa kejalan tersebut. Lelaki paruh baya itu tepat menunjuk pohon sisi jalan kanan. Ia juga dapat melihat jelas bulan yang seolah-olah berada ditengah jalan dan tenggelam ditengah jalan beraspal ini.

“Terima kasih..” Yifan tersenyum ramah kepada orang itu. Lelaki paruh baya itu kembali membalas senyuman Yifan yang tulus walaupun masih tercetak sikap depan yang terlihat cuek. Yifan kembali berjalan menyurusuri gelapnya alam yang hanya diterangi satu tata surya yang selalu bersinar jika sang surya lelah duduk dilangit sejuk sedari ayam berkokok sampai tenggelamnya sang surya.

Yifan berjalan kerumah gadis yang ingin ia lamari itu sampai dirinya sudah berhenti disebuah rumah yang cukup minimalis. Pasti yang menempati rumah ini cukup nyaman, pikir Yifan. Lalu Yifan segera mengetuk pintu kayu rumah yang sedang ia kunjungi.

TOK!TOK!TOK!

Kriek..

Tak beberapa lama kemudian pintu terbuka. Tampaklah seorang perempuan yang Yifan pikir adalah ibunya. Terlihat dari penampilannya. Wajahnya menampakkan kerutan-kerutan kecil diwajah perempuan itu namun masih terpancar kecantikan. Yifan tersenyum sambil membungkukan badannya 90 derajat. Perempuan paruh baya tersebut juga ikut membungkukan badanya untuk membalas salam Yifan. Yifan segera keposisi berdiri lagi setelah perempuan yang berada dihadapannya angkat bicara.

“Siapa namamu anak muda? Apakah kamu yang bernama Wu Yi Fan?”

“Benar! Saya Yifan, anda bisa memanggil saya Wu Fan atau YiFan. Wufan biasanya hanya dikalangan keluarga saya saja. Kalau anda ingin memanggil saya Wu Fan tidak apa-apa.” Perempuan paruh bayah tersebut hanya tersenyum mendengarkan perkenalannya kepada dirinya.

“Yifan saja sudah cukup. Mari, masuk kedalam..biar kita lebih leluasa untuk berbincang dengan keluarga kami serta Li Na.” Yifan menerima tawaran perempuan yang menjadi ibu sang gadis yang ingin dilamar olehnya. Sesudah Yifan masuk, perempuan paruh baya itu langsung menutup pintu agar tidak terjadi apa-apa. Setelah itu, ibu dari gadis yang bernama Li Na itu segera mengajak Yifan keruang tamu. Diruang tamu terdapat seorang gadis cantik bernama Li Na-para incaran lelaki pemuda untuk dilamar namun gagal dan seorang lelaki paruh baya yang diduga ayah dari Li Na.

Ayah Li Na memperkenalkan Li Na. Yifan juga sebaliknya memperkenalkan dirinya kepada keluarga sang gadis yang ingin ia lamari. Sepertinya Yifan tertarik dengan gadis yang ingin dilamarnya. Rambutnya yang sebahu namun bewarna hitam dan sedikit ikal, mukanya yang lugu dengan pipinya yang tembem dan semua tentang gadis ini ia sukai. Walaupun gadis yang sekarang sudah dihadapannya tak memilik hidung yang mancung, namun ia suka perilaku sopan terhadap dirinya dan cara tertawanya saat Yifan membicarakan hal-hal yang dialaminya namun terlihat lucu didepan  keluarganya. Bukan tentang kehidupan dirinya namun disaat perjalanan menuju kerumah gadis ini. gadis yang ia lamar. Li Na.

Akhirnya mereka makan malam bersama. Yifan dan Li Na duduk bersampingan. Dan dihadapan mereka terdapat kedua orang tua Li Na. Tanpa disadari oleh kedua orang tua sang gadis, gadis itupun segera membisikan ditelinga Yifan dengan pelan.

“Tengah malam nanti temuilah aku di luar rumah. Hati-hati, jangan ada siapapun yang tahu, termasuk orang tuaku!”

Yifan segera mengangguk sekaligus akan menepati janjinya.

Tepat tengah malam, Yifan menemui Li Na.yang telah menunggu di luar rumah. Di bawah pancaran cahaya rembulan, wajah gadis itu justru bertambah cantik.

“Malam ini aku akan mengajakmu ke suatu tempat. Namun sebelum itu berjanjilah bahwa kamu tidak akan menceritakan pada siapapun apa yang terjadi malam ini.”

“Baik, aku berjanji kepadamu!”

“Baiklah, bawa ini dan ikuti aku tanpa menanyakan apapun!” kata gadis itu sambil menyerahkan sebuah sekop, sementara ia sendiri membawa sekop yang lain. Yifan bingung mengapa ia membawa sekop. Namun Yifan tak peduli, ia hanya ingin gadis itu taik macam-macam seperti apa yang ia pikirkan.

Rembulan masih menggantung. Yifan dan   sudah sampai ditempat tujuan.    Mengajak Yifan kepemakaman. Pemakaman? Apa yang ia inginkan disini? Lalu mereka masuk kedalan pemakaman tersebut dengan hati-hati. Saat  mereka berdua sudah disebuah kuburan yang masih baru,   segera menggali kuburan tersebut. Terdapat peti mati yang sudah menampak setelah    menggali dalam. Saat  membuka peti mati, wajah ngeri Yifan sudah menampak. Mengapa gadis secantiknya berani sekali melakukan hal ini.

Telah membuka peti mayat tersebut. Lalu   mengambil sebuah tangan dan segera mengigitnya. Mengunyah dan menelannya.

“Jika kau memang sungguh mencintaiku, maka kau akan melakukan hal yang aku sukai.” Lalu   memberikan lengan mayat itu kepada Yifan. Tanpa diduga Yifan menerima tangan yang diberikan   . Yifan benar-benar memakannya. Ternyata lengan mayat itu hanya sebuah manisan yang dibentuk layaknya mayat seorang manusia. Lalu   tersenyum.

“Ini salah satu tes untuk menguji seberapa besar cinta para lelaki kepada ku. para lelaki-lelai muda yang sama seperti kau untuk melamariku langsung lari ketakutan karena ujian ini. Karena kau telah berhasil dalam hal ini, aku bersedia menikahimu.”

Setelah menelan makanan  yang Yifan kunyah terlebih dahulu itu, Yifan segera mencibir. “Hanya ini saja?” Yifan segera membuang lengan mayat yang palsu itu.  Li Na bingung apa yang dimaksud Yifan. Lalu Yifan segera mengambil sekop yang ia jatuhi tadi dan segera menggali kubur lainnya. Saat peti mati telah menampak, Yifan segera membuka peti mati tersebut dan segera mengambil lengan mayat yang sudah busuk dan segera memakannya.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

“Ku pikir..kau sama seperti ku..”

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

“SHIT! JANGAN CERITAKAN CERITA DONGENG SADIS ITU CHEN!”

Jina hanya bisa menutupi telinganya dengan kupingnya itu. Ia sungguh membenci cerita dongeng ‘Hasel dan Gretel’ yang sedang diceritakan oleh Chen-kakak sepepunya. Mereka berdua sedang berada dikamar milik adik Minwoo yang sedang pergi keacara selametan tante mereka. Chen dan Jina sebenarnya ingin ikut namun Jina disuruh jaga rumah sekaligus Chen yang harus jaga rumah selama 5 hari.

“Tidak akan sampai kau bilang ‘Abang Chen yang imut-imut kayak hamster’.” Mereka sedang duduk dilantai yang dialasi oleh karpet bundar bewarna merah.

“OGAH! Mendingan aku bilang ‘Abang ChenDOL kayak bebek nyosor nyari pacar’ baru aku mau!” Jina masih menutup rapat kedua kupingnya dengan bantal kasurnya. Namun ia masih saja mendengar cerita Chen yang ia anggap sadis itu.

“Oh? Berani? Benar ya gak mau bilang..?” Chen mengancam kepada adik sepupunya itu. “Lalu..sang nenek terlihat puas ketika Hasel dan Gretel sudah kenyang dan gemuk akibat memakan kue-kue dan..”

“STOP IT! IF YOU CONTINUE THE STORY, I’LL KILL YOU!”

“Really? If true, i agree, okay im continue my story..where I stopped my story?” Chen berpura-pura memikir. Jina masih menutup telinganya dengan bantal kasur sambil berposisi  tengkurap layaknya tentara yang mengendap-ngendap.“Ah.. nenek-nenek itu membawa Hasel dan-“

“ENOUGH, CHEN! I’LL KILL YOU NOW!” Chen segera berlari menghindar serangan bantal Jina. Walaupun Chen hanya ingin mengusilinya, Chen tak pernah marah jika ia dihajar oleh Jina karena Jina salah satu adik sepupunya yang ia sayangi.

“Kena’ kau abang ChenDOL!!” Jina segera memukul bantal yang sedari tadi ia pakai kepunggung Chen. Walaupun Chen menghindarnya dengan kedua tangannya namun tetap saja terkena oleh serangan Jina.

“Kau yakin ingin menghajarku sampai K.O ditanganmu?” Chen segera menjulurkan lidahnya ke Jina saat Jina selesai menggebuk Chen dengan bantalnya. Chen berlari keluar dari kamar Jina. Pintu terbuka lebar sehingga Jina langsung gemas dan geram kepada kakak sepupunya itu.

“ABANG TUKANG ES DAWET! AWAS YA!” Jina melempar bantal kesembarang tempat. Dan segera berlari menyusul Chen yang sudah melesat entah kemana.

Saat Chen turun dari tangga—karena kamar Jina yang berada dilantai atas—, Chen menjadi memperlambat larinya. Ia mendengar suara kegaduhan. Saat ia sudah  kakinya kelantai, ia mengendap-ngendap untuk mendengar suara kegaduhan yang berasal dari dapur. kegaduhan diawali oleh suara seseorang laki-laki sedang berbicara dengan seorang perempuan.

“Pisaunya mana? “

“Ya ampun!! SUPNYA KENAPA PEDAS SEKALI!!”

“Bukannya enak kalau makan yang pedas?”

“Ingat Jina dan Chen, Chacha maricha! Kalau mereka kekenyangan akibat minum terus?”

“Bukannya kalau mereka gemuk terlihat berisi?”

“NAH! Akh-“

“Sssstttt… diam,” Chen mendiamkan Jina yang sedang mengejarnya. Namun aksi Jina dihentikan oleh tingkah Chen yang sedang mendengarkan sesuatu dengan serius. Jina juga ikut mendengar apa yang sedang Chen dengar. kegaduhan itu kembali terdengar sehingga ada suara perempuan yang sedang memarahi seseorang laki-laki.

“Kau ini gimana sih? Kau ingin tanganmu terpotong hah?”

“Terus? Mengapa saat kau memarut tadi seperti ingin memarut jarimu sendiri?”

“Apa perlu kuajari cara memotong yang benar?”

Jina bingung apa yang dimaksud suara-suara kegaduhan tadi. Lalu ia bertanya kepada Chen.

“Bang..kenapa deh?”

“Mana aku tau..yang jelas aku dengar dari-tadi mereka sedang-“

PRANG!KETUBRANG! BLAM! BRUK! TENG!

Jina dan Chen terkaget akibat suara gaduh tadi seperti suara barang-barang alumunium yang terjatuh akibat tersentuh oleh lantai. Jina dan Chen segera menuju dimana sumber suara tadi berasal. Tak disangka ternyata suara itu berada didapur. Saat Jina dan Chen sudah didepan ruang dapur, mereka dapat melihat air yang bewarna merah serta daging yang sudah terpotong-potong masih segar tersebar bersama air yang amis bau darah tercecer dimana-mana.

Jina dan Chen melihat seorang laki-laki yang memegang perutnya dengan tangan yang berdarah. Dan serang perempuan yang memegang pisau dapur dengan darah yang menetes. Apron wanita itu juga terkena darah sambil melihat lelaki yang memegang perutnya seperti kesakitan.

Satu..

Dua..

“AAAHHHHH!!!!!” Jina dan Chen langsung jatuh pingsan ditempat. Seorang wanita itu yang melihat ada Jina dan Chen tadi segera memperlebar matanya karena mereka berdua sudah jatuh pingsan.

“Eh? loh?Jina? Chen..? kok pingsan?”

“Argh..perutku sakit,” seseorang yang tersungkur kelantai yang penuh dengan air darah daging yang dibawanya namun terjatuh berserakan akibat menyandung kaki meja.

“Ya Ampun CHANYEOL!! Lihatkan! Lantainya amis!!”

“Yak! Kalau bukan amis lalu apalagi? wangi sabun Downy?” seseorang yang bernama Chanyeol itu segera mendongakkan kearah wanita yang sedang memarahinya.

“Kamu juga nih! Gara-gara kamu megang perut, mereka pingsan’kan?” omel wanita yang membawa pisau itu kembali kepada Chanyeol.

“Kamunya juga! Kenapa kamu  megang pisau bekas motong daging tadi? jadinya mereka takut’kan kalau kamu disangka ngebunuh aku?”

Eh..kok aku? mereka juga takut liat kamu kayak begitu tau. Pantas saja mereka pingsan..apronmu saja juga terkena darah daging sapi..” wanita ini bernama Nana. Ia salah satu kakak sepupu Jina atau kakaknya Chen.

“Sudah kubilang ini juga salah kau. Salahkan saja dengan meja ini. meja ini yang menyandungku sehingga kakiku juga sakit.” Chanyeol salah satu kakak Jina dan kakak sepupu Chen itu segera bangkit sambil memegang perutnya yang sakit akibat benturan perutnya yang terkena lantai dingin itu. “Aish..baju ku kena darah juga? Oh tidak!!” Chanyeol menggerang frustasi akibat bajunya yang sedikit terkena darah akibat darah daging sapi yang baru dibersihkan selama 15 menit lamanya.

“Yah..dagingnya dibersihin lagi deh,” Nana menatap tajam Chanyeol dengan tatapan tajamnya yang membuat bulu Chanyeol bergidik.

“Bersihkan lantainya dan bereskan dagingnya  SE-KA-RANG!” bentak Nana dengan Chanyeol. Chanyeol yang tak ingin melihat bagaiman Nana marah itu segera melesat membereskan daging sapi yang sudah dibersihkan tadi.

Didalam rumah tak hanya mereka berdua saja—Jina dan Chen—namun juga ada Nana dan Chanyeol yang berada didapur untuk memasak rendang sekaligus sayur pepaya yang akan dimasak mereka. Namun tanpa diduga Nana dan Chanyeol mendapat respon mengerikan oleh Jina dan Chen. Jina dan Chen berfikir jika Nana dan Chanyeol sedang memasak daging ‘manusia’. Tak mungkinkan jika saudara sendiri memasakan daging kesukaan mereka berdua untuk dimakan nanti?

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

HOLALALALHEHOHEHIHU~

 Salam Jumpa dengan saya yang telah lama ditelan oleh kandang ayam atau longgggggggggg Hiatus #heheheapadeh-_- karena UAS yang melanda saya. STRES bisa jadi -_-. Banyak buku yang sudah saya baca tapi kadang gak nyantol. Agak refreshing sedikit nulis cerita beginian supaya nyantol lagi pelajarannya :3.  Apakah ada yang rindu dengan saya dan cerita horor gagal buatan saya ini? #Auuu~Guk..guk.. Errr…oke, ini terlalu seram karena bukan suara jangkrik seperti biasanya. maaf ya gak bisa buat cerita serem buanget kayak  the Conjuring gituan .+. Ini salah satu cerita horor favorite saya juga loh.. kan saya emang orang mistir #EHHHbercanda._.

RCL PLEASE! SAYA SENANG DENGAN ORANG YANG MENANGGAPI CERITA SAYA DAN BERKOMENTAR. DAN SAYA AKAN BERUSAHA SEMAKSIMAL MUNGKIN UNTUK MEMBUAT CERITA YANG LEBIH BAIK NANTINYA..

Dan penutupan salam curcol saya akan ditutup dengan RIDLE yang saya bawakan. Semoga kalian bisa menebaknya ._.

SEE YOU LOVE YA~

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

//&//

MAYAT DALAM SUMUR

Suatu hari aku kesal dengan suara tangisan adikku. Jadi aku membunuhnya dan melempar mayatnya ke sumur. Keesokan harinya, mayatnya hilang.

Lima tahun kemudian, aku berkelahi dengan temanku. Aku membunuhnya dan melempar mayatnya ke sumur. Keesokan harinya, mayatnya hilang.

Sepuluh tahun kemudian, pacarku hamil dan ia minta tanggung jawab. Jadi aku membunuhnya dan melempar mayatnya ke sumur. Keesokan harinya, mayatnya hilang.

Lima belas tahun kemudian, bosku memarahiku dan memecatku. Jadi aku membunuhnya dan melempar mayatnya ke sumur. Keesokan harinya, mayatnya hilang.

Dua puluh tahun kemudian, aku membutuhkan uang warisan dari ibuku. Jadi aku membunuhnya dan melempar mayatnya ke sumur.

Keesokan harinya, mayatnya tetap ada di sana.

33 tanggapan untuk “Love Test”

  1. Riddlenya aku gak bisa nebak kenapa mayat ibunya aja yg gak ilang keesokan harinya, apa karena surga ditelapak kaki ibu(apa hubungannya) atau setelah dia bunuh ibunya dia juga terbunuh??? Tu orang serem juga ya sebel dikit maen bunuh….iiiiiihhhhh…..oia baca urban legendnya dimana boleh tau gak? Jadi tertarik pengen baca….

  2. aku kira, ceritanya bakal tntang yifan aja.. Eh chen sama jina nongol — merusak feel horornya.. Dan aku agak bingung sama ‘mayat dalam sumur’ knpa cuma mayatnya ibunya yg tetap ada dikeesokan harinya??
    Daebak thor ^^

  3. hy ceritanya keren,aku jg penggemar urband legend cuman lebih suka tokohnya artis kpop hehehe.
    Suka sama semua cerita difanfic ini apa lg gk nyangka ada chen hehehe.

    1. Ngerusak? duh maaf ya ._. soalnya sedikit gimana gitu kalau gak ada epilog nge-feak nya gitu ._. tapi aku usahain suapaya ngerasa lagi mistis nya ._. makasih komentarnya ^^

  4. Annyeongg
    wahhh chinguuu kmu penggemar urbanlejen ya? sama dong *tos *eh
    hehe aku pernah nh baca ceritanya yang itu dan asli endingnya ga ktebak u.u
    sebenernya cukup bingung sih hubungan cerita di atas sama cerita chen n sepupunya itu
    aku sih nebaknya chen lagi ngegongengin jina pake crita love test itu kan? *sotoy
    trus kalimat di ending agak bkn bingung sih yaa o.O
    jdi chanyeol ama nana beneran makan daging manusia? *bingung

    tebakkan aku buat ridlenya klo sebenernya yg ngambil mayat2 sebelumnya itu sang ibu
    nahh pas ibunya dibunuh si tokoh ‘aku’ bingung karena mayat ibunya masih ada

    oke ditunggu ff selanjutnya ^^
    semangat!

    1. Wah….!!! SAMA! aku juga suka banget malah sama cerita horor kayak gini. Lumayan, adaptasian..biar bisa kerasa gimana gitu menurutku sih.. hehehe. BTW juga maaf juga kalau cerita ini juga kurang paham…dan lain-lain.lihat cerita urban legend yang lainnya ya^^

    2. masalah Jina dan Chen, yah begitulah.. kayak dongen-dongengan gitu namun yang terjadi.. jeng-jeng-jeng…maaf ya rada gak ngerti sama epilog gaje nya .-. emang yang buat juga agak gaje kok -_-

  5. aku tahu kamu baca urban legennya dimana, aku juga sering mmapir ke blok itu.. tapi kok gak liat ada user name kamu ya??

    btw, keren deh.. pasang riddle lagi biar tambah asik chingu..

    1. Oh.. kalau mampir ke blog sana, aku emang males ganti username dari blogger. Yap..aku usahain lagi bikin Ridle. BTW too, Thankyou to comment. sorry to late reply ._.

  6. ceritanya kereenn… waktu part jina sama chennya itu wkwkk 😀
    tapi aku kayanya pernah baca ff ini deh, ceritanya mirip, cuma yang bikin beda castnya
    mmm.. aku gk tau juga sih :/
    tapi ff ini keren (y)

    1. Oh.. kalau ada kemiripan, berarti itu tanpa disengaja ya.. Chen dan Jina orang yang aneh. namanya juga ya..sama-sama gaje jadinya beginilah akhir dari cerita. BTW thanks udah mampir^^ maaf keterlambatan balas komentarnya ._.

  7. Daebaaaaak .. Suka banget ceritanya :))) tapi yang terakhir kurang ngerti hehehe .. Ohiyah, sering sering dong bikin ff genre horror (˘⌣˘ʃƪ)

  8. aku rada gak ngerti sama cerita genre urban lagend tp karna aku penyuka horror jadi ya bagus aja, ceritanya gak gampang ketebak lagi sukalah pokoknya hehe ^^

    1. Urban legend itu kayak cerita mitos gitu deh. Mangkanya dari pertama aku baca urban legend ‘DOGS LICK’ aku jadi tertarik mencari sampai ujung merauke (?) buat baca-baca cerita urban legend. Makasih tanggapannya^^ maaf untuk keterlambatan balasnya 🙂 -_-

  9. Sedikit ngakak ya, HAHAHHAHA koplak emang jina sama chen-_____-
    Ohiya, menurutku ada beberapa kalimat yang kurang efektif min (?) kayak kepanjangan gituu, heheh itu aja sih, ceritanya ga mainstream! Goodjob~~

  10. Serem banget tuh abang kris beneran suka makan daging manusia yg udah mati x_x
    itu ridle’a kayanya udh banyak bunuh org deh, jadi udh banyak mayatnya di dalam sumur itu makannya mayat ibunya masih ada

  11. sebenernya urban legend kayak gini belom pernah denger sama sekali? kalo ini memang gubahan, ini gubahan yang kereeeeen banget, soalnya berasa orisinil.
    ide ceritanya itu baguuuuus banget.

    apalagi cerita yang wu yifan sama yang sumur, berasa banget mistisnya. tapi bukan cerita mistis yang cuma nyebarin suasana serem, soalnya penekanan mistisnya tuh ada di percakapan justru ya.

    alurnya juga bagus, ceritanya mengalir dan ending nya dijaga dengan rapih supaya gak gampang ditebak.

    but for God shake, cerita yang chen itu sangat-sangat mengganggu (padahal) lucu dan endingnya juga gak ketebak. yang bikin mengganggu itu diksinya, gak tau sengaja atau enggak, tapi diksi yangdipake gak enak banget dibacanya.

    dan banyak sekali typo.

    1. Hello ^^ Sorry to late reply. Terima kasih untuk tanggapan dalam cerita saya ini. sebenarnya mayat dalam sumur itu seperti teka teki otak. dan ini bersifat logika pikiran. Sekali lagi terima kasih untuk tanggapan cerita saya ^^
      Maaf juga buat beberapa alur cerita ini juga gak enak dibaca saat bagian epilog Chen dan Jina. Typo aku usahain untuk dikurangi. Terima kasih komentarnya^^

Pip~ Pip~ Pip~