( FF COMPETITION ) The GodReally Love Her

Shining girl

 

 

Tittle: The GodReally Love Her

Author: VendaShi Hyukkie

Main Cast: Kim Joonmyeon aka Suho, EXO K

Park Hae Rin, OC

and other cast

Length: Oneshoot

Genre: Angst,Romance, Family.

PG: 16+

Summary: Gadissetegar dia begitu luar biasa.

Ost: 100% – Guylike Me, BTOB – Father, TARA – We were in Love

Note:Sebelumnya, saya mengucapkan jeongmal gomawo kepada teman saya, Nindi, yangtelah bersedia meluangkan waktunya untuk saya tanyai. Sepenggal kisahnya sayatulis dalam ff ini. Nindi, kau adalah inspirasi dan motivasi dalam hidupku.

Lets Enjoy toReading

Author POV

Di sebuah kafe, duduklah seorangnamja yang tengah menikmati coffee lattekesukaannya. Di depannya terdapat laptop, note, dan sebuah pena. Setelah menyesap manis kopinya, ia menulis di note. Menggesekkan ujung penanya diataskertas putih. Ia seorang novelis terkenal dengan karangannya yang merupakankisah hidup nyata seseorang.

Ia melihat jam tangan yangbertengger di pergelangan tangan kanannya. Ia telah menunggu lima belas menitdari waktu yang telah dijanjikan. Ia menunggu seseorang yang akan menceritakankisah hidup orang tersebut kepadanya. Ia menyesap kembali kopinya.

Tak lama kemudian, seorang yeojaberparas cantik memakai gaun blue softlymemasuki kafe. Si novelis tersenyum lalu melambaikan tangan kearah gadistersebut. Lalu yeoja itu mendekatinya.

“Perkenalkan nama saya Suho.”

Ternyata, si novelis itu bernamaSuho, ia mengulurkan tangannya.

“Hae Rin.”

Dan yeoja cantik bernama Hae Rin itumembalas uluran tangan Suho. Setelah itu, Suho mempersilakan Hae Rin duduk.Kemudian Suho memesan coklat panas untuk Hae Rin.

“Anda yang mengirimi saya pesan?”

“Ne.”

“Darimana Anda mengetahui nomorsaya?”

“Tuan Muda Park Chanyeol.”

“Kakak? Huft, kakak sungguhberbahaya.”

Suho tersenyum mendengar ucapan HaeRin.

“Anda mengenal kakakku?”

“Dia sahabatku saat duduk di bangkukuliah.”

Hae Rin mengangguk mengerti. Taklama kemudian, coklat panas pesanan Suho datang. Lalu Suho mempersilakan HaeRin untuk menikmati coklat panas tersebut dan dapat memulai bercerita. NampakHae Rin menghela napas sejenak.

“Waktu itu…”

Flashback

Saat Hae Rin masih kecil, ia selalukesepian. Tak ada teman yang ingin menemaninya. Hari – harinya ia habiskan dengan bermain sendiri dan terkadang bersama kakaknya, Park Chanyeol.

Tuan Park, ayahnya, tak terlalupeduli dengan Hae Rin. Beliau merasa Hae Rin bukan buah hatinya. Ya, Tuan Parktak menyukai Hae Rin disebabkan ia seorang yeoja. Tuan Park menginginkan anaknya itu namja agar dapat meneruskan perusahaannya. Maka dari itu, Tuan Park lebih membanggakan Chanyeol.

Hae Rin yang sedang duduk di ayunan meneteskan airmatanya, ia teringat saat sang ayah memarahinya apabila iamelakukan kesalahan kecil seperti memecahkan gelas. Hae Rin sangat sedih. Tiba– tiba tubuh kecilnya direngkuh seseorang. Chanyeol memeluk Hae Rin. Chanyeolmenenggelamkan kepala Hae Rin ke dalam pelukannya.

“Kakak…. hiks. Kakak….”

“Aku ada disini.”

Chanyeol mencium surai adiknya lalumengelus sayang. Chanyeol ikut menangis.

~”~

Lalu hari dimana wajah Hae Rin menjadi pucat dan perutnya yang kecil nampak membuncit,tak ada satupun yang mengkhawatirkannya. Namun beberapa hari kenudian, NyonyaPark melihat putri kesayangannya merengkuh tubuh mungilnya sendiri di ranjang,beliau panik dan segera memanggil ambulans.

Tuan Park yang berada di kantormendapat kabar dari istrinya bahwa Hae Rin sedang koma. Tuan Park menggenggamtangannya erat hingga kukunya menjadi putih, wajahnya merah, lalu beliaumemecahkan vas yang berada di meja.

“Argh…!!!”

Beliau duduk tersungkur di lantai dan menangis. Lalu beranjak menuju rumah sakit dimana Hae Rin dirawat.

Di kamar rawat inap, Hae Rin terbujur lemah dengan selang infus terhias di pergelangan tangan kirinya. Nyonya Park menggengam tangan Hae Rin sambil menangis.

“Bangunlah, Nak, eomma ada disini. Apakah kau tak rindu dengan eomma dan Chanyeol?”

Chanyeol yang berdiri di samping Nyonya Park mengelus pundak eomma – nya itu.

“Eomma…”

“Chanyeol…”

Nyonya Park memeluk Chanyeol.

“Eomma, Hae Rin itu anak yang kuat dan ceria. Ia sangat mencintai eomma dan appa.Tak tahukah eomma kalau Hae Rin selalu menyelipkan kartu ucapan ‘Selamat bekerja! Aku mencintai kalian.’ di tas eomma dan appa?”

Nyonya Park terkejut begitu pulaT uan Park yang berdiri di depan pintu.

“Aku seorang appa yang gagal. Hiks,betapa bodohnya diriku yang tak adil.”

Nyonya Park menghampiri sang suami dan memeluknya.

“Jangan berbicara seperti itu! Hae Rin tak merasa kau seperti itu. Ia sangat mencintaimu.”

Chanyeol terharu lalu ia mengelussurai adiknya yang panjang nan lembut. Nampak merespon sentuhan Chanyeol,tangan Hae Rin tergerak dan perlahan kedua kelopak matanya terbuka.

“Hae Rin!”

Chanyeol memeluk Hae Rin. Tuan Park segera memencet tombol merah di dekat ranjang dan Nyonya Park mencium kening Hae Rin.

“Appa…”

“Appa disini, Nak.”

Tuan Park menggenggam tangan Hae Rin.

“Appa, Hae Rin sayang appa.”

“Appa juga sayang Hae Rin.”

Hae Rin tersenyum dan keluarga Park saling berpelukkan sejenak. Lalu dokter dan suster memasuki kamar, memeriksa Hae Rin.

“Bagaimana putri saya, Dok?”

“Tuan, bisa kita bicara berdua diruangan saya?”

Tuan Park mengangguk kemudian beliau mengikuti langkah dokter dan suster yang meninggalkan kamar. Sesampainya diruangan sang dokter, Tuan Park dipersilakan duduk.

“Tuan Park, sebelumnya Anda haruskuat dan tabah setelah saya memberitahukan keadaan putri Anda.”

Tuan Park menelan salivanya kasar.Ada firasat buruk sepertinya.

“Hae Rin menderita Talesmia Major,tidak dapat menghasilkan sel darah merah yang berkualiti dalam kuantiti yang mencukupi. Ia harus menerima transfusi darah dan suntikan satu atau dua bulansekali. Saya peringatkan, Talesmia itu penyakit yang dapat merenggut nyawa,Tuan.”

Tuan Park membelalakkan kedua matanya atas perkataan dokter.

“Tapi ia major, ia hanya pesakitTalesmia. Masih ada kesempatan untuk sembuh tapi tak tahu itu kapan. PenyakitT alesmia Major tak akan menurun ke keturunannya.”

Tuan Park sedikit bernapas lega bahwa Hae Rin masih ada harapan.

~”~

Ternyata, Tuan Park menuruti pesan dokter agar Hae Rin menjalani tranfusi darah selama satu atau dua bulan sekali. Namun lama kemudian, tranfusi darah sengaja dihentikan oleh Tuan Park. Beliau mengalami keterpurukkan akibat orang kepercayaannya di perusahaan membawa uangnya pergi. Perusahaannya mengalami keterbelakangan, banyak karyawannya yang di PHK. Beliau kembali dari nol. Namun ia tak sendiri, Chanyeol yang memasuki kelas dua SMA juga ikut membantu bekerja.

Tuan Park duduk di bangku taman belakang rumah. Beliau memandang ikan- ikan koi yang berenang di kolam.

“Appa.”

“Hae Rin?”

“Appa, apakah Hae Rin itu anak pembawa kesialan?”

“Mengapa Hae Rin bicara sepertiitu?”

“Hae Rin sudah besar, Appa. Hae Rin mengerti.”

“Tidak, Hae Rin itu anugrah terindah yang diberikan Tuhan untuk keluarga Park. Putri appa yang cantik. Selalu mencintai dan memberikan kehangatan untuk appa, eomma, dan kakak.”

Tuan Park memeluk Hae Rin. Tiba –tiba, Hae Rin merintih kesakitan. Tuan Park panik, beliau bergegas membawa Hae Rin ke rumah sakit. Tak lupa, Tuan Park menghubungi Nyonya Park dan Chanyeol yang berada di kantor segera ke rumah sakit.

Sialnya, jalanan macet. Mobil Tuan Park terjebak diantara mobil lainnya. Sedangkan Hae Rin sedang menahan sakit, peluh membasahi parasnya. Lalu Tuan Park menepikan mobil, beliau menggendong Hae Rin dan berlari menuju rumah sakit. Beliau sekilas melihat wajah Hae Rin yang sangat pucat dengan napas yang tersengal – sengal. Tuan Park mempercepat larinya, tak mengindahkan pengguna jalan yang tak sengaja ditabraknya.

Di rumah sakit, Hae Rin ditidurkan di ranjang dorong dan diberi masker oksigen. Lalu dibawa ke UGD. Tapi setelah diberi transfusi darah maupun suntikan, Hae Rin masih merintih kesakitan. Dokter kembali mengecek Hae Rin. Ia geram dengan hasil pengecekannya. Ia keluar dari ruang UGD dan menemui Tuan Park.

“Tuan Park?!”

“Ne.”

“Anda terlambat membawa Hae Rin kerumah sakit. Hb – nya hanya 2,8. Itu sangat rendah sekali.”

“Memang mengapa jikalau Hb – nya rendah?”

“Hae Rin akan meninggal.”

Tuan Park menarik rambutnya.

“Dan ia masih kesakitan. Saya berpikir untuk mengurangi sakit, limpanya harus dipotong sebagian. Namun, imunitas akan menurun. Saya akan melakukan operasi pengangkatan limpa jika Anda mengizinkan.”

“Silakan, Dok, apapun untuk kesembuhan putri saya. Saya akan membayar administrasinya.”

Tuan Park segera ke tempat administrasi dengan keadaan kacau, matanya yang sembab. Selesainya, ia terduduk di lobi, Nyonya Park dan Chanyeol yang baru datang mendekatinya. Sedangkan dokter dan para medis sibuk menyiapkan alat operasi.

“Appa, apa yang terjadi pada Hae Rin?”

“Appa telat membawa Hae Rin ke rumah sakit dan karena masih merasa sakit, limpa Hae Rin akan diangkat.”

Nyonya Park menangis dan Chanyeol pun memeluknya. Sedangkan Tuan Park tengah menangis hebat sambil memukul dadanya. Tak lupa, mereka juga memohon kepada Tuhan untuk kesembuhan Hae Rin.

Flashback End

“Setelah operasi itu, aku tidakmengalami sakit kembali dan tidak menjalani transfusi darah maupun suntikan. Aku mendapat sembilan jahitan di perutku bagian kiri. Saat menunggu keringnya jahitan itu, aku sangat tersiksa. Sakit, hiks..”

Hae Rin menangis dan Suho mendekatinya. Memeluk gadis yang begitu kuat tersebut. Kuat menjalani masa dimana ia memperjuangkan antara hidup dan mati. Dan Tuhan sangat menyayanginya, ia diberikan kesembuhan. Ia diberikan kasih sayang keluarga yang luar biasa.

“Perusahaan appa juga bangkit kembali. Menyebar luas ke luar negeri. Aku sayang appa. Ia begitu hebat. Appa…hiks…”

Suho semakin mengeratkan pelukkannya. Lalu Suho memberikan coklat panas yang belum tersentuh itu untuk Hae Rin. Hae Rin pun meminumnya.

Saat pamit pulang, Suho dan Hae Rin saling membungkukkan badan. Lalu Hae Rin masuk ke dalam mobil dan melaju dijalanan. Setelah itu, Suho masuk ke mobil. Ia memegang dada. Ada rasa yang ganjil.

“Jantungku berdegup kencang. Walau aku selalu melihat beberapa orang yang menangis setelah menceritakan kisah pilunya, aku hanya dapat menghentikan tangisannya. Namun mengapa Hae Rin dapat membuatku seperti ini?”

Suho memukul dada sebelah kirinya sambil menangis.

Author POV END

Suho POV

Pagi hari yang segar, aku berada diruang kerja. Mengetik novel tentang kisah hidup Hae Rin. Tanpa permisi, airmataku mengalir. Mengapa aku selalu menangis saat mengingat kisah harunya?

Lalu aku menyambar jaket dan melesatke kediaman Park. Sesampainya, aku meminta izin kepada Chanyeol untuk membawa HaeRin pergi berjalan – jalan keliling Seoul. Kasihan Hae Rin harus terkurung dirumah terus.

“Kau benar, bawa – lah dia refreshing.”

Setelah mendapat izin, aku mengajak Hae Rin ke Seoul Tower. Hae Rin senang, ia dapat melihat pemandangan Kota Seoul dari atas. Saat ia tersenyum, aku bahagia. Aku juga ikut tersenyum.

Setelah itu, aku mengajak Hae Rin berkeliling Seoul menggunakkan mobil. Lalu aku memarkirkan mobil di dekat deretan toko. Aku mengajak Hae Rin jalan – jalan dengan berjalan kaki.

Hae Rin berjalan mendahuluiku. Iamelihat – lihat barang yang di jual di toko – toko lewat kaca. Langkahnya terhenti saat ia melihat boneka Teddy Bear. Aku menarik tangannya memasuki toko boneka.

Aku memberikan boneka Teddy Bear untuk Hae Rin. Hae Rinlangsung memeluknya.

Setelah aku dan Hae Rin puas berjalan – jalan, kami menuju mobil. Dalam perjalanan ke mobil, Hae Rin terus memeluk bonekanya.

“Gomawo, Suho Oppa. Kau baik sama seperti appa, eomma, dan kakak. Aku sayang, Oppa.”

Hae Rin tersenyum. Aku yang mendengar perkataan Hae Rin terkejut dan menunjukkan wajah tercengang. Lalu Hae Rin menepuk pipiku.

“Oppa?”

“Ne?”

“Ayo kita pulang! Aku lelah sekali.”

Maklum Hae Rin lelah, dari sore hingga malam kami berjalan – jalan. Aku mengantar Hae Rin ke rumah.

“Gomawo, Oppa. Jangan sungkan –sungkan untuk mengajak Hae Rin jalan – jalan lagi.”

Aku tersenyum.

“Hae Rin.”

“Ada apa?”

Aku mengecup keningnya. Hae Rinmembulatkan matanya.

“Jalljayo~, semoga mimpi indah.”

“Ah, ne, jallja. Gomawo untuk hari ini. Aku suka Teddy Bear – nya.”

Hae Rin memeluk boneka tersebut lalu keluar dari mobil. Setelah itu, aku melajukan mobil dan ia memasuki rumah.

Suho POV END

Hae Rin POV

“Ya Tuhan, Teddy Bear, tahukah aku sangat sayang pada Suho Oppa. Dia baik.”

Aku tersenyum samil memeluk boneka tersebut. Aku memandang bintang yang bersinar di malam hari lewat jendela kamar. Menakjubkan, bintang yang ditemani bulan itu menyinari bumi saat malam hari.

“Hae Rin, kau tak tidur?”

Kakak memasuki kamarku. Segera aku menutup jendela dan bergegas menuju tempat tidur.

“Kau pasti lelah, tidurlah.”

Chanyeol menarik selimut sampai ke daguku. Lalu ia mencium keningku lembut. Orang – orang terdekatku ternyata senang mencium kening dan memelukku.

Ia mematikan lampu kamar, menutup pintu, dan pergi.

“Kakak memang baik.”

Kemudian aku terlelap dalam tidur.

Hae Rin POV END

Author POV

Beberapa bulan kemudian, novel terbaru Suho telah diterbitkan. Suho berkunjung ke butik terbaru Hae Rin. Disana ia disambut ramah oleh pegawai – pegawai butik.

Suho memberikan novel kepada HaeRin. Hae Rin membaca novel tersebut di tempat ia menggambar design. Suho menemaninya membaca dari siang hingga sore. Saat Hae Rin membaca setengah darinovel tersebut, ia menangis.

“Oppa, kau menulisnya dengan sangat apik. Penuh kehangatan dan kasih sayang.”

Suho mengusap airmata Hae Rin.

“HaeRin

Kaugadis yang bersinar

Berusahategar

Berusahamemberikan cahaya kehangatan

PantasTuhan sangat mencintaimu

Pantasorang terdekat selalu ingin bersamamu

Karenakau pemberi cahaya nan terang

Memberiarti kehidupan

Kau– lah orang tercinta

Kau– lah orang terkasih

Kau– lah orang tersayang.”

~”~

Suho berkunjung ke kantor Chanyeol. Banyak pegawai wanita melirik Suho.

“Dia, kan, pengarang novel The God Really Love Her yang best seller itu.”

Suho hanya tersenyum menawan kepada mereka.

Memasuki ruangan Chanyeol, Suho dipersilakan duduk.

“Aku ingin menikahi Hae Rin.”

Chanyeol terkejut, hampir saja memuntahkan kopi yang sedang diminumnya.

“Kau serius?”

Suho mengangguk mantap.

Lalu Chanyeol menelepon Tuan Park. Selesainya, Chanyeol mengatakan kedua orangtuanya masih berada di Jepang dan mungkin dua hari ke depan baru kembali ke Korea. Suho mengerti.

Chanyeol menepuk pundak Suho.“Terimakasih, Suho. Semoga kau selalu membahagiakan adikku.”

“Pasti.”

~”~

Suho duduk di depan laptop sambil menyeruput coffee latte. Ia sedang melihat – lihat foto Hae Rin yang ia dapatkan dari Chanyeol.

“Yeppeo. Jeongmal yeppeo…”

~”~

Kali ini Suho datang ke rumah keluarga Park dengan dandanan yang sangat rapi. Ia terlihat berwibawa.

Suho berbincang dengan kedua orangtua Hae Rin, Chanyeol juga berada disitu. Setelah lama berbincang, Tuan Park menyuruh Suho ke taman belakang. Hae Rin ada disana.

Suho melihat Hae Rin, ia mendekati dan memeluk Hae Rin dari belakang, dagunya menopang di pundak Hae Rin.

“Kau sedang apa?”

“Aku sedang membuat sketsa baju pengantin.”

“Apakah kau telah mengetahuinya?”

“Sudah.” Pipi Hae Rin merona.

“Kalau begitu, apakah kau menerima lamaranku?”

Hae Rin menganggukkan kepalanya.

“Jeongmal saranghae, Hae Rin.”

“Nado saranghae, Oppa.”

Mereka berdua berpelukan dengan penuh sayang.

Chanyeol yang melihat keduanya, berbali kpergi. Nyonya Park meledek Chanyeol.

“Chanyeol, sepertinya kau kalah dengan Hae Rin soal cinta, ne.”

Tuan Park menambahi.

“Kau harus segera mencari pasangan hidup, Park Chanyeol.”

“Oh no!”

Chanyeol memekik sempurna.

Sedangkan Suho dan Hae Rin tertawa bersama melihat Chanyeol digoda Tuan dan Nyonya Park.

“Park Hae Rin, sebentar lagi margamu akan berubah menjadi Kim, Kim Hae Rin.”

Hae Rin memukul pelan lengan Suho. Suho memeluk Hae Rin kembali.

908953_445515695524237_455173086_n

END

Gomawo untuk readers yang sudah mau membaca ff saya. Maaf kalau tidak mengena atau apa –lah.

7 tanggapan untuk “( FF COMPETITION ) The GodReally Love Her”

  1. saya suka saya suka 😀 walau klimaks nya tak terlalu memuncak tapi dilihat dr segi cerita saya suka … cukup simpel dan menarik 🙂 good job thor 🙂

  2. hal pertama yg terlintas pas lihat ni ff adalah… “SUHOOOO!!!” xixi, tp gk kebayang baca suhonya jd novelis =_= oppa kan harusnya bikin cerita tntg aku n oppa xD #plak
    Sipsip author, daebak! 😀

Pip~ Pip~ Pip~