Periculum [Chapter 2]

Poster - Periculum

Tittle: Periculum

Author: Genie

Length: Chaptered

Genre: Angst

Main cast: Im Yoona & Kris

Posterhere

Terinspirasi dari Mv Se7en – I’m going crazy

[Suara pintu di tutup dari luar. Memaksa Yoona menelan kembali kata-katanya sebelum di ucapkan, meninggalkan gadis itu berdua hanya dengan idolanya]

Kris duduk di sofa dorm mereka dengan kedua telapak tangan menutupi wajah tampannya.

 

“Hyung..” sebuah suara dari belakang terdengar pelan, nyaris berbisik.

 

———–

 

“ge…”

 

———-

 

“Kris hyung..” merasa di abaikan, sang pemilik suara memberanikan diri ikut duduk di sisi Kris.

 

“aku baik-baik saja Chanyeol” Kris berbicara dengan kedua telapak tangan masih menutupi wajah. Meskipun tak bisa melihat wajah Kris, Chanyeol cukup yakin bahwa saat ini Hyungnya itu sedang tidak baik-baik saja.

 

“jangan berbohong padaku, aku tahu apa yang terjadi jadi aku tak akan memaksamu untuk bercerita. Hanya saja, jangan pendam perasaanmu seperti ini. Kau terlihat menyedihkan.”

 

Kris masih tak bergerak.

 

“Jangan menyiksa diri sendiri hyung, keluarkan apa yang ingin kau keluarkan sekarang karna besok dan seterusnya, mungkin kau tak akan pernah bisa. Kita dan tuntutan pekerjaan kita, ingat itu hyung. Sekarang atau tidak sama sekali.” Tegas Chanyeol.

 

Beberapa detik kemudian Kris bereaksi. Di turunkan kedua lengan dari wajah, pandangannya lurus ke depan, ke arah ponselnya yang tergeletak di atas meja.

 

“Chanyeol..” ia mulai bersuara. Chanyeol tak menjawab, hanya menatap Kris lekat.

 

“kau pernah merasakannya? Apakah sakitnya seperti ini?” sebelah tangan Kris bergerak,  meraba dada kirinya dengan kedua kelopak mata terpejam.

 

“rasanya sakit.. sakit sekali Chanyeol..” mata Chanyeol membulat, mulutnya terbuka setengah melihat cairan bening perlahan membasahi wajah putih mulus milik Kris. Semakin lama cairan bening itu semakin banyak, meninggalkan jejak di pipinya tanpa suara. Hanya bahunya bergerak naik dan turun dengan cepat. Chanyeol, walaupun ia sendiri yang meminta agar Kris mencurahkan perasaannya malah membeku di tempat. Tak tahu apa yang harus di lakukan.

 

Lalu saat suara tangis Kris mulai pecah dengan sigap Chanyeol merapatkan dirinya, mengusap pelan pundak laki-laki itu berharap sakitnya bisa sedikit berkurang tapi ternyata tidak. Suara tangis Kris semakin mengeras dan Park Chanyeol menggigit bibir bawahnya.

 

Sang Happy Virus tak punya ide harus bertindak apa. Jadi yang di lakukannya hanyalah duduk menemani hyungnya itu mengeluarkan rasa sakit dengan air mata..

 

“seperti ini lebih baik, hyung” bisiknya.

 

Flashback 3 years ago

 

Baru satu langkah Kris memasuki dorm ketika paduan antara suara bass dan cempreng meneriaki namanya keras-keras. Penghuni dorm lainnya yang mendengar-pun tak luput merasa terganggu dan menutupi kedua daun telinga malang mereka.

 

“YA! Byun Baekhyun! Park Chanyeol! Kenapa harus berteriak seperti itu?” protes sang magnae mewakili Luhan, Kai, Tao dan Suho dari sofa ruang TV. Alih-alih menjawab kedua member paling berisik itu malah mendekati Kris yang memasang wajah tanpa ekspresi, merasa tak terganggu di teriaki.

 

“hyung!” teriak keduanya, untuk kedua kali.

 

“kau bertemu Yoong? Kenapa tidak memberitahuku?” tambah Chanyeol.

 

“kau juga tak memberitahunya kalo kau mengenalnya dari kami? Kenapa? Yoong sangat terkejut saat kami ceritakan hyuuung” Baekhyun dan Chanyeol mengekor di belakang Kris menuju dapur. Seperti tak mendengar, yang di tanya malah membuka lemari es lalu mengambil sebotol mineral dingin  dan langsung menegak hampir setengah dari isinya.

 

“Hyuung!!” Chanyeol dan Baekhyun berteriak frustasi, Kris benar-benar mengabaikan mereka.

 

“haruskah aku memberitahunya?” Kris balik bertanya setelah selesai dengan minumannya.

 

“harus!” Baekhyun menjawab tanpa keraguan.

 

“apa untungnya bagiku?” pertanyaan kedua Kris membuat Chanyeol dan Baekhyun mengerutkan wajah kesal.

 

“yong? Siapa yong?” tau-tau Tao bersuara dari ruang TV. Kris melangkahkan kaki jenjangnya ke arah ruang TV dan mendudukan diri ikut bergabung bersama member lainnya.

 

“siapa yong,  ge?” tanya Tao lagi.

 

“Yong? Im Yoona?” Tao memutar bola mata menatap Sehun.

 

“Im Yoona? Im Yoona siapa? Tao masih bingung.

 

“dia sahabatku” Chanyeol duduk di sebelah Kris.

 

“sahabatku juga” Baekhyun tak mau kalah, menjatuhkan diri di sisi Kris yang lainnya.

 

“lalu ada apa dengan Im Yoona?” Kai mulai bergabung ke dalam obrolan. Kris menarik sudut bibir membentuk seulas senyum.

 

“oh lihat senyumnya!” Baekhyun mendelik pada Kris.

 

“hei, hei, hei ada apa ini?” Suho juga tak tahan untuk tak bertanya melihat kelakuan ketiga sahabatnya yang kurang biasa.

 

“Kris hyung, aku bertanya padamu.” Kris menoleh, mendapati Suho mentapnya lurus-lurus, menunggu penjelasan.

 

“apa yang ingin kau tahu?”

 

“Im Yoona. Ada apa dengan gadis itu?” sekarang semua bola mata di ruang TV menatap Kris, mengabaikan tayangan yang beberapa saat lalu masih menjadi fokus mereka.

 

“dia sahabat Baekhyun dan Chanyeol”

 

“lalu?’

 

“lalu apa?”

 

“ayolah hyung, pasti ada yang kau sembunyikan”

 

“aku hanya satu pesawat dengannya kemarin, kami duduk bersisian. Hanya itu Suho”

 

“kenapa kau tidak memberitahunya kalo kau mengenal Yoona?” kali ini Chanyeol yang bertanya.

 

“aku berniat memberitahunya saat kami bertemu lagi”

***

Tuhan sepertinya punya sebuah rencana untuk Kris & Yoona. Hanya beberapa hari setelah kejadian Yoona mendapati fakta bahwa sebenarnya sang idola tahu mengenai dirinya dan juga kejadian di dorm EXO yang di sebabkan oleh Chanyeol dan Baekhyun menuntut penjelasan mengapa Kris membohongi Yoona, kedua manusia itu di pertemukan lagi…

 

Hari ini libur. Member EXO tidak perlu melakukan latihan, jadwal-pun mereka kosong. Ketika yang lain memilih menghabiskan waktu di luar maka Kris lebih memilih berdiam diri menonton TV di dorm mereka, seorang diri.

 

Ia sedang menikmati spagetthi buatan D.O ketika pintu depan berderit terbuka dari luar.

 

“kami pulang!” suara milik Chanyeol terdengar ceria. Laki-laki dengan senyum menawan itu masuk di ikuti Baekhyun dan… Im Yoona! Kris tak sadar, nafasnya sempat berhenti sejenak melihat gadis manis itu melangkah masuk ke dormnya.

 

Im Yoona, masih sama cantiknya sejak terakhir kali mereka bertemu. Kali ini sang gadis melengkapi penampilannya dengan celana jeans berwarna hitam di padukan atasan swetaer bermotif tribal dan rambut coklatnya di biarkan tergerai membingkai wajah. Sederhana dan manis.

 

“hyung kau tidak pergi bersama yang lain?” Kris mendengar jelas pertanyaan yang di lontarkan Baekhyun, hanya saja bola mata laki-laki itu asik menatap ke milik Yoona. Ia bisa melihat Yoona mengerjapkan mata beberapa kali saat menyadari Kris sedang menatapnya, lekat.

 

“Yoong kau sudah bertemu Kris hyung kan?” suara Chanyeol mengalihkan pandangan Yoona beberapa saat sebelum kemudian bola mata hitam itu kembali menatap milik Kris yang masih tak bergeming.

 

“sudah” Yoona melangkahkan kaki-kakinya ragu, mengikuti Baekhyun duduk di ruang TV sementara Chanyeol menuju lemari es yang berada di dapur. Yoona memilih duduk di sofa yang berbeda dari Kris, ekor matanya tak berhenti mencuri pandang ke arah Kris. Laki-laki itu tampak tengah menahan senyuman.

 

“Baeki, persedian minuman kita habis. Temani aku ke swayalan depan. Yoong kau tunggu di sini sebentar ya” lalu Chanyeol menarik lengan kecil milik Baekhyun tanpa menunggu jawaban, tanpa sempat melihat Yoona yang tengah bersiap mengeluarkan kata-kata.

 

BRAK.

 

Terdengar suara pintu di tutup dari luar. Memaksa Yoona menelan kembali kata-katanya sebelum di ucapkan, meninggalkan gadis itu berdua hanya dengan idolanya.

 

“Halo Yoona, kita bertemu lagi” Yoona menoleh ke arah Kris yang sedang tersenyum padanya.

 

“kau.. kenapa tidak memberitahuku kalo ternyata kau tahu aku sahabat Chanyeol dan Baekhyun?” Yoona mengeluarkan pertanyaannya sejak tadi. Pertanyaan yang sudah ia siapakan bila bertemu Kris di dorm tepat saat Chanyeol dan Baekhyun mengajaknya untuk mampir ke sini.

 

“apa perlu?”

 

“apa tidak perlu?” Kris terkekeh pelan mendengar Yoona balik bertanya.

 

“tidak ada alasan apapun Yoona” jawab Kris di sela-sela tawanya. Lagi, Yoona mengerjapkan kelopak matanya. Berkali-kali.

 

Melihat sang idola yang tertawa karna ulahnya sendiri menyebabkan jantung Yoona berdetak semakin cepat. Sangking cepatnya ia sedikit khawatir Kris bisa mendengarnya.

 

Yoona tidak bisa melepaskan pandangan mata dari sang idola. Seulas senyum manis terlukis melengkapi wajah cantik gadis itu. Biarlah, bila yang lainnya menganggap ini terlalu cepat tapi ia sudah menjadi pengagum laki-laki tampan ini sejak satu tahun yang lalu.

 

Jatuh cinta. Yoona sadar, kali ini perasaannya terhadap Kris bukan hanya sebagai fan dan idola. ia ingin memiliki Kris untuk dirinya, utuh. Akal sehat dan logikanya pasti sudah lenyap. Tapi bisa apa? cinta sedang memenuhi setiap inci dari rongga tubuhnya..

***

Ternyata, rencana yang telah di siapkan sang pencipta untuk kedua makhluk ciptaannya merupakan sebuah rencana indah yang mampu melukis seulas senyum manis di wajah Yoona setiap hari. Bila dulu setiap pagi ia akan menambah beberapa menit bergelut di kasur sebelum akhirnya bangkit menuju kamar mandi dengan langkah menggerutu, maka sekarang tidak.

 

Jatuh cinta.  Dua kata itu sanggup menjungkir balikkan hidup Im Yoona.

 

Setahun hampir berlalu sejak perkenalan keduanya, tak ada satu malampun yang di lewatkan tanpa telpon ataupun pesan-pesan singkat manis dari sang idola. ia sendiri sedikit heran, di tengah padatnya jadwal EXO mempromosikan mini album mereka Kris selalu menyempatkan diri bahkan hanya untuk mengirim sebuah pesan singkat.

 

Pernah sekali ia di buat tertawa geli oleh telpon dari Kris. Pagi itu, Kris yang menghubunginya dengan suara khas orang bangun tidur mengomeli Yoona panjang lebar karna sang gadis belum beranjak dari kasur. Menurut Kris, Yoona sudah terlambat ke sekolah.

 

Yoona yang di marahi seperti itu menatap jam dinding kamar tidurnya dengan banyak kerutan di dahi sebelum tawanya meledak. Jelas saja Kris marah-marah mereka sedang berada di negara yang berbeda dan di negara tempat Kris sekarang memiliki waktu yang lebih cepat beberapa jam dari waktu Seoul.

 

Di sela-sela tawa, Yoona menyadari satu hal. Kris perduli padanya, laki-laki itu mengamati detail aktifitas hari-harinya. Mengetahui hal itu, tidak salah kan kalo ia berharap lebih?

 

Yoona mengamati pantulan dirinya di cermin. Memastikan kombinasi pakaian yang di kenakan terlihat sempurna. Di bacanya sekali lagi pesan singkat yang di kirim Kris tadi pagi sembari melenggang keluar apartmennya.

 

From: Kris

Yoong! Aku sudah kembali ke Korea. Bisakah kita bertemu sore ini di taman biasa? i miss you, a lot..

***

Yoona merapatkan mantelnya. Sudah hampir dua jam sejak waktu pertemuan mereka namun sosok Kris tak kunjung tampak. Yoona mengetukan ponsel ke dagunya berkali-kali. Walaupun ingin, ia terlalu takut untuk menghubungi Kris duluan. Mungkin Kris masih harus melakukan sesuatu makanya ia bersikeras untuk terus menunggu tanpa bertanya.

 

Hanya saja, dua jam berlalu dan Kris tidak datang membuat harapannya yang tadi mengembang seketika meredup. Ia menggigit bibir bawah, terus meyakini diri bahwa Kris akan datang. Kris tidak akan membohonginya lagi.

 

Keyakinannya menang..

 

Ia memang tak menunggu untuk satu hal yang tak pasti. Laki-laki itu muncul dengan masker, kacamat serta topi untuk menyamarkan identitasnya. Yoona bahkan butuh waktu tambahan untuk mengenali sosoknya.

 

“kau sudah lama menunggu?” Kris duduk di sisi Yoona sambil melepas maskernya. Gadis itu hanya tersenyum lirih.

 

“maaf yoong, manager memanggilku dan Suho” tau-tau tubuh Yoona menegang, kedua lengan Kris menggenggam kedua lengannya yang jauh lebih kecil dengan lembut.

 

“kau mau memaafkanku kan?” Kris mendekatkan wajahnya ke wajah Yoona, sedikit menunduk tentunya. Seketika wajah Yoona memerah di pandangi sedekat itu oleh sang idola, ia mengangguk patuh tanpa kata-kata menghasilakan sebuah senyum kelegaan di wajah tampan Kris.

 

“ayo!” Kris menggenggam erat sebelah tangan Yoona, menuntun langkah mereka ntah kemana dan Yoona hanya bisa mengikuti Kris dengan perasaan bahagia, penuh bahagia.

***

Beberapa jam kemudian setelah menghabiskan waktu bersama Kris mengantarkan Yoona ke apartemen sang gadis. Yoona baru mau memasukkan kartu ke slot pintu ketika Kris menahan sebelah lengannya.

 

“yoong” ia berbalik mendapati Kris tengah menatapnya, seperti berfikir.

 

“ada apa Kris?” butuh beberapa detik sebelum pertanyaannya terjawab. Kris menarik nafas dalam.

 

“aku, tidak tahu mengucapkan ini dengan benar, tak ada penjelasan panjang lebar yang akan kulakukan setelah hampir seharian aku berfikir tentang ini…” Kris berhenti bicara, sedangkan Yoona masih sabar menunggu kalimat laki-laki di hadapannya dengan perasaan bingung. Sekali lagi Kris menarik nafas dalam.

 

Im Yoona, would you be my girlfriend?” Yoona mengerjapkan matanya berkali-kali dengan cepat, bola matanya membulat. Ia masih mencerna seuntai kalimat Kris barusan, ah sebenarnya ia sedang meyakinkan diri sendiri bahwa ia tidak sedang bermimpi, bahwa Kris benar-benar meminta ia untuk menjadi kekasihnya.

 

“yong, are you listening?” Kris mendekatkan wajahnya pada wajah Yoona. Ia bahkan sudah melepas kacamata dan topi yang di gunakan sebagai alat penyamaran.

 

Dan tiba-tiba jantung Yoona kembali berdetak tak tahu diri, terlalu kencang. Seakan ingin meloncat keluar dari tempatnya.

 

Nafasnya sesak karna terlalu senang dan wajahnya..  oh ia berani bertaruh pasti sudah berubah sangat merah. Menyadari fakta terakhir, kedua lengannya langsung beralih ke wajah, menutupi rona merah di sana.

 

Kris menarik wajah dari Yoona, mencoba memahami apa yang terjadi pada gadis di hadapannya dan ketika ia mulai menyadari apa yang terjadi, wajah tampan itu menyeringai jahil ke arah Yoona.

 

“jangan menatapku seperti itu Kris!” erangnya. Bukannya berhenti Kris malah semakin menggoda Yoona, di dekatkan lagi wajahnya ke wajah Yoona.

 

“ada apa dengan wajahmu yong?” di tariknya kedua lengan Yoona yang menuutpi pipi gadis itu, sebenarnya Yoona memberikan perlawan. Hanya saja, tenaga di lengan Kris melebihi tenaganya sendiri.

Yoona benar-benar mati kutu, ia menunduk dalam-dalam tak ingin wajah memerahnya di ketahui Kris tapi sepertinya terlambat.

Tawa Kris pecah..

“Jangan menertawaiku!” protes Yoona mengangkat kepala serta memasang ekspresi jengkel di wajahnya. Masa bodoh bila rona merah itu masih di sana, toh Kris juga sudah tahu.

 

“Wu yi fan!” sebelah lengan Yoona terangkat melihat tawa Kris yang tak kunjung reda, maksudnya ingin memberi sebuah pukulan ke dada bidang Kris, tapi laki-laki keturunan Cina-Kanada itu malah menarik tubuh mungilnya ke dalam pelukan, mengurungkan niat sang gadis yang kini membeku.

 

“maafkan aku Yoona tapi wajahmu itu tadi terlihat lucu, sangat menggemaskan” tawa Kris mulai mereda. Yoona masih bungkam.

 

“kau tidak perlu menjawab pertanyaanku, aku sudah tau pasti jawabnnya” di eratkan pelukannya pada Yoona dengan kedua kelopak mata tertutup rapat.

 

Yoona mendengus pelan menyadari betapa percaya dirinya Kris tapi perlahan kedua lengannya terangkat membalas pelukan Kris, erat.

—–To Be Continued—–

A/N: Firtsly thankyou buat para readers yang uda ninggalin komen. Aku pamit hiatus dulu, senen depan udah mulai uas. sekiranya ada yang penasaran dengan kelanjutan fanfic ini bisa langsung cek di wp pribadi aku ya ~ happy reading! – Genie.

3 tanggapan untuk “Periculum [Chapter 2]”

Pip~ Pip~ Pip~