Relationship – Foreigner

Relationship_Foreigner

*Foreigner©Zulaipatnam__

Judul : Foreigner Dalang : Zulaipatnam

Gendre : Drama | Romance Leght : Vignette 2K+ Rated : PG | R

Cast : Kim MinSeok | Han GaYoon

CoCast : SooHe | Bang YongGuk

Disclaimer:

{©NgalagaIngZulaipatnam}

 

*Foreigner©Zulaipatnam{BelumDisobek}__

“Siapa bapaknya?” Hening kala itu. GaYoon terlalu takut untuk mengatakan kejujuran pada YongGuk. Ia tak bisa sembarangan bilang ‘Aku hamil dan tidak tahu dengan siapa.’ Pada mantannya sendiri, bisa-bisa cap sebagai jalang muncul dijidat GaYoon saat itu juga.

Menggeleng kaku, GaYoon menyibukkan diri memilin ujung kaos YongGuk. Tadi malam ia mampir kerumah pria Bang ini karena terjebak hujan lebat tanpa bawa payung. YongGuk menatap prihatin, tak percaya jika GaYoon sanggup melakukan hal seperti itu dengan pria lain. Dulu saat mereka bersama, satu-satunya hal yang YongGuk ingat hanya berciuman singkat. Cukup itu.

“Orang tuamu?” Kembali menggeleng. “Mereka belum tahu, YongGuk. Cuma kamu.” Tegas GaYoon, menunjukkan jika posisi YongGuk teramat istimewa sampai menjadi orang pertama yang tahu jika ia hamil.

*Foreigner©Zulaipatnam__

YongGuk mengajak GaYoon kesalah satu rumah temannya di Busan, mereka akan berlibur untuk 1 minggu kedepan. Bentuk hiburan yang bisa YongGuk tawarkan untuk GaYoon. Mereka turun dari kereta, GaYoon menenteng kopor seorang diri, sementara YongGuk memilih membawa ransel. Berjalan bersama menuju Taxi charter.

“Aku tidak pernah tahu kamu punya teman di Busan.” Tanya GaYoon penasaran, selama perjalanan dari Seoul dengan kereta KTX, ia tak sempat membicarakan hal ini karena tertidur oleh evek obat anti mabuk. “Kita pisah sudah 3 tahun GaYoon. Kamu kira 3 tahun itu saya gag punya teman baru apa?” Tertawa ringan, GaYoon setuju akan argument YongGuk. Yah, berpisah 3 tahun bukan waktu yang singkat untuk mendapatkan komunitas baru.

Tahu-tahu kopor yang ia seret pinda tuan, dilihatnya YongGuk berjalan lebih dulu, membawa kopornya menuju Taxi yang sudah menunggu didepan pintu keluar. Dari belakang, GaYoon seolah meruntuki kebodohannya melepas YongGuk hanya karena. Dia tidak punya kerjaan.

*Foreigner©Zulaipatnam__

Yang dimaksud YongGuk bukanlah penginapan murah, melainkan mansion tua didekat pantai, teman YongGuk seorang pebisnis muda. Sekedar itu yang GaYoon tahu, ada beberapa mobil berjejer disana, YongGuk bilang itu milik beberapa teman yang juga diundang.

Memasuki ruang tamu, seorang pria turun dari lantai, memanggil nama YongGuk antusias, mengalihkan focus GaYoon yang menikmati arsitek klasik mansion. Seorang pria bertubuh mungil turun dari tangga, mengumbar senyum cerah namun tiba-tiba menghilang saat menatap GaYoon.

“Dia temanku, yang kubilang ditelpon kemarin.” Buru-buru YongGuk menjelaskan, pria tadi, terlihat amat tak nyaman. “Tidak apa-apa kan aku mengajaknya?” YongGuk memastikan, sekarang malah GaYoon merasa tidak enak, dia seperti orang asing yang tidak diharapkan.

Menatap teman YongGuk, GaYoon menarik nafas dalam-dalam sebelum mengenalkan diri. “Naneun GaYoon imnida.” Ucapnya mencoba biasa, meski jelas perasaan tak enak menghinggapi perempuan satu ini. Mengangguk faham, pria tadi mendekati YongGuk untuk memberi pelukan selamat datang. “Senang kamu bisa datang, kawan.” Ungkapnya bahagia, GaYoon memegangi kopornya, menunggu instruksi lain dari sang pemilik rumah. “Senang ketemu kamu, MinSeok.”

MinSeok?

GaYoon menatap lekat pria dihadapan YongGuk. Pria yang memiliki mata bulat dan pipi gembil itu nampak tak asing sekarang.

“Kita pernah bertemu sebelum ini?” Tanya GaYoon tanpa tedeng aling-aling. Sejenak mata MinSeok terkesiap tak percaya. “Kamu ingat?” Tandasnya memastikan. GaYoon mengangguk. Dia sekarang tahu siapa bapak jabang bayi didalam perutnya.

*Foreigner©Zulaipatnam__

Kim MinSeok. Tidak salah lagi, GaYoon lah yang pertama sadar, dia ingat bagaimana desah dan teriakan namanya digaungkan sepanjang malam.

“Kamu gag perlu tanggung jawab!” Cegah GaYoon saat itu, mereka memilih berbicara empat mata, meninggalkan YongGuk dengan perasaan campur aduknya. Saat itu, MinSeok hendak membuka mulut, entah apa yang ingin pria itu ucapkan namun GaYoon sudah mengantisipasi lebih cepat. Taku ia akan mendengar ‘Lebih baik kamu gugurkan saja kandungannya.’ Dia tidak mau.

Mengurungkan niat, MinSeok mundur beberapa langkah dari sofa maroon yang GaYoon tempati. Ia mundur menuju jendela besar, mengalihkan pandang pada ombak ditepian pantai yang menyeret pasir kedalam. “Kalau saya mau tanggup jawab bagaimana? Kamu masih mau menolak?” Tercekat akan perkataan MinSeok, Gayoon mencoba menguatkan pendirian.

“Aku bisa jadi single parent.” MinSeok mendesah dalam, tak menyangka perempuan yang ia tiduri begitu keras kepala. “Saya sungguh-sungguh mau tanggung jawab, Gayoon. Apa kamu masih gag ngerti?”

“Tapi aku gag perlu tanggung jawab kamu!” Penolakan ini sudah cukup, MinSeok menjauh dari jendela, pergi melewati GaYoon, “Kamarmu ada dilantai 2, paling ujung.” Sebelum ia pergi keluar, menutup pintu dengan pelan. Meninggalkan GaYoon.

*Foreigner©Zulaipatnam__

Ada sekitar 20 lebih orang dimeja makan, menyantap makan malam dengan cengkrama hangat sambil bertanya kabar satu sama lain. Berbeda dengan mereka, GaYoon terus-terusan risih saat MinSeok mengamatinya terlalu berlebihan, membuatnya seperti kijang ditengah kawanan singa.

“Ada hubungan apa kamu sama MinSeok?” GaYoon terperanjat, garbu menancap seketika pada daging bulgokinya. Ia menoleh kesamping, seorang serupa MinSeok menatap GaYoon penuh harap. “Ah, saya kakaknya MinSeok. SooHe.” Menjulurkan tangan, GaYoon menerima dengan ragu, ia bencin liburan musim panas tahun ini.

“Jadi, apa kamu perempuan yang dihamili MinSeok?” Membulatkan mata, GaYoon bersedia menampar mulut SooHe. Hanya saja, ia sudah terlanjur jadi pusat perhatian ke 20 lebih individu disana. Desas-desus mengenai MinSeok dan GaYoon tiba-tiba terdengar seperti dengungan lebah. Menundukkan kepala dalam-dalam, GaYoon ingin pergi dari sana, menenggelamkan dirinya dipantai dekat mansion lalu mati dengan tenang.

“Diamlah nuna!” Gertak MinSeok meredam suaranya. SooHe mengalih pandang pada MinSeok dengan kesal. “Aku cuma bertanya, apa salahnya? Toh, dia sebentar lagi akan jadi bagian keluarga. Bukan begitu Gayoon?”

*Foreigner©Zulaipatnam__

Dicegat langkah GaYoon yang turun dari tangga, MinSeok mengambil alih kopor ditangan, menarik lengan GaYoon untuk menurutinya. “Kamu mau pulangkan?” Tebak MinSeok cepat, GaYoon enggan menjawab. YongGuk ada dibelakang mereka, menatap tak percaya jika MinSeok adalah bapak dari bayi GaYoon. Sekarang ia mengutuk diri sendiri karena mengajak GaYoon turut serta.

“Saya antar sampai stasiun.” Imbuh MinSeok membuat GaYoon tak karuan, dia bisa pergi sendiri ke stasiun. GaYoon masih hafal jalan kesana, tidak perlu diantar segala, ia rebut kembali kopor ditangan, menolak secara halus. “Biar aku pergi sendiri, kamu gag perlu repot-repot MinSeok!”

“Saya gag mau ada apa-apa sama kamu, GaYoon!” Sedetik jantung GaYoon mencelos mendengarnya. MinSeok memperhatikan dirinya. Pipi perempuan itu bersemu merah jambu.

*Foreigner©Zulaipatnam__

Tidak ada liburan musim panas, hal melegakan dalam hidup GaYoon. Ia ingat bagaiman MinSeok menemaninya menunggu kereta datang, pria itu tak membicarakan apa pun, namun dengan setiap gelagat yang diberikan, GaYoon merasa pilihannya untuk menolak niatan baik MinSeok adalah pilihan bodoh.

Malam ini, GaYoon membeli banyak ramyun, menutup diri dari lingkungan selama sisa seminggu masa cutinya untuk menghabiskan koleksi novel dan film. Menarik nafas dalam, ia sudah 2 hari tidak membalas pesan dan panggilan dari YongGuk. Dilempar ponselnya keatas sofa, ia lebih suka berselonjoran di karpet dengan memeluk bantal. Membaca setiap paragraph novel ditangan. Tiba-tiba, ponsel GaYoon berdering nyaring, difikirnya itu YongGuk, oleh karenanya dibiarkan saja. Tapi, deringnya terus berulang-ulang sampai ia kehilangan konsentrasi akan bacaan novel.

Sebuah nomor asing tertera dilayar, buru-buru ia usap dan mendekatkan ketelinga. Suara seorang perempuan menyapa dengan riang.

*Foreigner©Zulaipatnam__

Esok harinya, GaYoon bersiap dengan naik lift, ia sudah membuat janji dengan Hyuna. Sementara waktu dia akan menginap disana untuk menghindari SooHe dengan ide gilanya. Baru ia tekan tombol lift, pintu besi dihadapan sudah terbuka, dan sosok tak asing memaksa GaYoon mundur teratur.

“Hay.” Sapa MinSeok dengan senyum lebar, GaYoon tak percaya pada apa yang ia lihat. “Sedang apa kau disini?”

“Memastikan jika calon istriku tidak kabur.” Terasa ada bayonet yang menodong didepan mata, GaYoon tak tahu jika MinSeok akan datang keapartemennya. “YongGuk yang memberikan alamat apartemenmu.” Ujar MinSeok saat melihat tampang horor GaYoon.

MinSeok keluar dari lift, mendekati GaYoon untuk menanyakan dimana pintu apartemen sang calon istri. Ogah-ogahan GaYoon menunjukkan alamatnya, ia mengambil langkah seribu untuk mendekati tangga darurat, turun dengan cepat meski MinSeok meneriaki namanya berkali-kali. Yang ada dikepala GaYoon adalah pergi jauh-jauh, tidak mungkin ia menerima lamaran MinSeok dengan begitu cepat. Orang tuanya bisa curiga. Well, meski ada sisi di hati GaYoon yang berjingkat tahu pria berpipi gembil itu tiba-tiba nongol dibalik pintu lift.

*Foreigner©Zulaipatnam__

“Jangan cuma berfikir tentang kamu, fikirkan bayi kita!” Hardik MinSeok ketus, GaYoon baru bisa ditangkap setelah lantai 4. Ngos-ngosan, keringat mengucur deras diwajah MinSeok yang terlihat geram akan aksi kekanakan GaYoon. “Bagaimana kalau tadi kamu jatuh lalu keguguran? Bodoh sekali!” Kembali MinSeok meneriaki GaYoon.

Tak mau diam saja, GaYoon mengambil inisiatif untuk menantang MinSeok. Dihentakkan pergelangan tangan yang tengah dicengkram MinSeok secara cepat sebelum ia tantang dengan menaikkan dagu. “Bukannya kalau aku keguguran itu lebih baik. Kamu gag perlu terpaksa menikah dan kita sama-sama bebas.”

Bukannya mendapat anggukan setuju atau respon kelegaan, MinSeok menunjukkan ketidak setujuannya dengan menatap GaYoon lama. Sebelum ia mengatakan beberapa kata yang membuat GaYoon sadar. MinSeok teramat serius padanya. “Dia butuh saya, GaYoon. Please?”

*Foreigner©Zulaipatnam__

Malam itu, orang tua GaYoon terlihat bingung saat masuk restoran mewah, mereka bahkan kaget melihat meja pesanan dengan 5 orang yang sudah duduk disana. GaYoon ada diantaranya, mengenakan gaun berenda warna pastel dengan rambut ponytail. Sejenak GaYoon tersenyum canggung saat Ibunya duduk, Ayahnya memberi salam dengan kikuk.

“GaYoon tidak pernah cerita kalau sudah punya pacar pada kami.” Itu yang diucapkan Ibunya saat Tuan Kim menerangkan kedatangan mereka ke Seoul. Jauh-jauh dari Busan dan terpaksa meng-cancle beberapa rapat penting hanya untuk memuaskan keinginan putra kecil mereka. Kim MinSeok.

Dilirik GaYoon yang mencoba menampilkan tampang meyakinkan. “Ini kejutan Eomma.” Cicit GaYoon ragu. Menggeleng tak faham, Ibunya kembali bersua. “Kejutan yah kejutan tapi, kamu memberikan kejutan mau menikah, GaYoon!! Eomma dan Appa tidak kenal luar dalam dengan pacarmu ini.” Kekhawatiran wajar bagi seorang Ibu sebelum melepas putrinya pada orang lain.

“MinSeok orang baik, Eomma. Dia tidak akan mengecewakanku.” Tak percaya dengan perkataan GaYoon, MinSeok cepat-cepat menata debar jantungnya. SooHe yang melihat semu merah jambu di raut sang adik hanya mendengus kecil sambil berdecak ‘Picisan.’

“GaYoon benar, Nyonya. Lagipula putra kami sudah mapan, dia pengusaha muda dan punya showroom mobil sebagai penghasilan.”

“Putri saya tidak bisa bahagia hanya dengan harta, Tuan Kim.” Sela Ayah GaYoon cepat, menegaskan jika bukanlah harta yang mereka permasalahkan saat ini.

“Kalian harus menyetujui GaYoon dan dongsaengku, Nyonya dan Tuan Kim. GaYoon sudah hamil 2 bulan.” Celetukan tak bertanggung jawab itu keluar dari bibir manis SooHe. Tercengang, kedua bola mata orang tua GaYoon melotot mau copot.

“Lusa kalian nikah!” Pekik Ayah GaYoon tanpa tedeng aling-aling. SooHe tersenyum puas, sementara GaYoon menunduk amat dalam saking takutnya.

*Foreigner©Zulaipatnam__

Tidak semua yang MinSeok bayangkan, dia tiba-tiba terbangun di jam 3 subuh saat mendengar GaYoon muntah-muntah, lampu kamar mandi menyala, menunjukkan siluet istrinya. Menyusul dengan langkah malas, MinSeok menyaksikan GaYoon terbungkuk-bungkuk diatas toilet dengan menyalakan kran agar semua muntahannya langsung tersedot . Sudah 2 minggu mereka menikah, MinSeok terpaksa pindah ke Seoul dan mencari tempat usaha baru sebagai investasi jangka panjang. Tinggal diapartemen kecil GaYoon dan harus memenuhi kebutuhan GaYoon yang terasa aneh. Dipijatnya tengkuk GaYoon lembut, muntahan GaYoon bukan main banyaknya, meski MinSeok jijik, mau bagaimana lagi. Dia harus jadi suami yang bertanggung jawab kan?

“Sudah baikan?” Tanyanya memastikan saat tak ada lagi muntahan yang keluar, GaYoon mengangguk, meraih handuk dan mengusap bibir dengan cepat sebelum beranjak untuk kembali keatas ranjang. “Terimakasih.” Ucapnya sebelum berlalu dengan lemas.

Melihat keadaan sang istri yang amat lemah, ide gila terbesit diotak si pipi gembil, ia angkat tubuh GaYoon dalam satu kali hentakkan. Meninggalkan pekik tertahan saat gendongan ala bridal style ia berikan. “Lain kali, bangunkan aku kalau merasa tidak enak.” Pinta MinSeok berbisik sebelum mengecup pipi GaYoon singkat.

*Foreigner©Zulaipatnam__

GaYoon masih tak faham akan roda hidup. Dipagi hari, ia tidak langsung bangun dan melesat kedapur. Tidak untuk hari ini, dipandanginya tampang polos MinSeok saat tertidur, mendapati setiap dengkuran kecil dari suaminya adalah hal paling nyaman yang GaYoon dapatkan setiap malam. Ia merasa tidur dengan anak kucing.

Tersenyum sendiri, GaYoon mengulurkan tangan mengelus pipi MinSeok. Merasakan betapa kenyal kulitnya dan dorongan untuk mencubit tiba-tiba menyeruak cepat. “Auw..!!” Adu kesakitan MinSeok. Ia bangun dengan cepat, mengelus pipinya yang merah dengan mendengus sebal. “Kenapa dicubit?” Tanyanya kesal.

“Ngidam.” Seru GaYoon mencari alasan, dia juga tak tahu kenapa melakukan hal tersebut. Insting bayi. “Itu cuma alasanmu, Love.” Ralat MinSeok masih mengelus pipi gembilnya. GaYoon terkikik senang, dia jauhkan tangan MinSeok, mengganti tugas untuk mengelus pipi sang suami.

“Sudah tidak sakit?” Tanya GaYoon memastikan, MinSeok diam sesaat, ia pandangi GaYoon yang begitu luar biasa cantik pagi ini. Mengangguk kecil, MinSeok menarik pinggang istrinya mendekat, menghapus jarak diantara keduanya.

“Kau mau apa?!!” Pekik GaYoon kaget. Seringai kecil tergambar jelas diroman lugu MinSeok. Didekatkan bibirnya pada telinga sang istri. “Morning kiss.”

*Foreigner©Zulaipatnam{SudahDisobek}__

Ini sebenarnya FF req dari teman saya di Malaysia sono (gag tahu dia ngerti kata-kata saya atau tidak) setelah dia baca di catatan FB, akhirnya saya post aja ini FF di EFI.

Semoga aja kalian juga suka, secara ini FF terlalu flat tanpa ada apa-apa yang jelas didalamnya.

Terimakasih untuk perhatiannya. Assalamu’alaikum wr.wb

22 tanggapan untuk “Relationship – Foreigner”

    1. sip. saran diterima, say.
      gegara baca novel indo kebanyakan, keikut bahasa gag baku mereka jadinya. okelah, siap laksanakan.

  1. typo hehe
    jalan ceritanya terlalu cepat dan ada beberapa jalan cerita yg masih ngegantung thor hehe tapi sebetulnya ini bagus kok 🙂 fighting!

    1. emang aneh sengaja cepat. malam-malam kena insom jadilah ini FF plus dikejar ama req yang udah menahun. gitu, say

  2. Sequel dong thor:3 ini sweet gitu eh tiba-tiba end ._.
    Kan jarang banget ya ada ff main cast nya ma bby Xiumin >u<

Pip~ Pip~ Pip~