Bye Bye Love

bye bye love

Author : fydiamond (also known as Intaaany)

Tittle : Bye Bye Love

Genre : Sad romance, angst, friendship.

Rating : PG

Length : Ficlet

Main Casts :

–          Kim Jong In

–          Kim Hyun Ah (4Minute)

Support Casts :

–          Byun Baek Hyun

–          Park Ji Yeon (T-ara)

∞∞∞

Entah bagaimana caranya, kau kembali. Kau kembali mengisi hari-hariku yang dilanda kehampaan. Dahulu kau menghilang tanpa jejak. Tanpa meninggalkanku sepatah kata pun. Membuatku sulit mencerna apa yang telah terjadi. Kini, kau kembali dan mengembalikan degupan jantung itu lagi. Kau kembali membuyarkan konsenterasiku ketika berhadapan denganmu. Membuatku kehabisan kata-kata, dan yang terparah membuat tubuhku seolah kaku untuk digerakkan ketika kau menyapaku hampir setiap pagi.

Cinta pada pandangan pertama. Mungkin itu kalimat yang tepat untuk menggambarkan perasaanku padamu.  Kau begitu terlihat menonjol dengan segala pesonamu. Kau mampu membuat setiap wanita yang kau tatap menjadi lemas seketika. Namun, sungguh kau memilih waktu yang salah untuk kembali. Ketika aku sedang mencoba untuk bangkit dan mengubur dalam-dalam perasaanku padamu. Ketika aku udah memiliki pengganti yang tak kalah mempesona darimu.

Nuna, maukah kau menemaniku makan siang?” Kai, cinta pertamaku yang lebih muda dua tahun dariku menawariku makan siang? Aku gila jika aku menolaknya. Kuanggukkan kepalaku sebagai jawaban. Tak lupa kukirimkan pesan singkat pada kedua sahabatku untuk tidak menungguku pulang bersama mereka.

Kami tiba di sebuah café bergaya Eropa klasik, dengan interior yang seperti di tahun 70-an. “Nuna, apakah benar bahwa selama ini kau menyukaiku?” tanya Kai tanpa basa-basi ketika pelayan baru saja berlalu. Aku tercengang. Apa yang harus kujawab? “Kau mau aku mengatakan yang jujur atau sebaliknya?” tanyaku dengan nada suara sesantai mungkin. Aku tidak ingin terlihat gugup di hadapannya. Kai memutar bola matanya. “Tentu saja jawaban jujur” ujar Kai yang kemudian menyeruput lemon teanya. Tuhan, aku benar-benar gugup sekarang. Tapi ini akan terus membebaniku jika tidak mengatakannya, kan? “Ya, aku menyukaimu, sejak lama, Jongin” ujarku pada akhirnya dan sukses membuat Kai tersedak minumannya.

°

°

°

Sejak saat itu, Kai jadi sering menghubungiku. Aku menjadi semakin bingung. Apakah aku harus tetap menjalani hubunganku sedangkan perasaanku kembali pada Kai? “Mantapkan hatimu dulu, sayang” ujar Baekhyun padaku. Dia memang salah satu sahabat terbaikku. “Aku rasa kau harus secepatnya menetapkan pilihan sebelum kau menyakiti dua hati, dear” timpal Jiyeon. Entah mengapa saat ini aku merasa seperti akulah adik kecil mereka. Kugenggam tangan Baekhyun dan Jiyeon bersamaan. “Aku tidak tahu siapa yang harus kupilih” ujarku menahan tangis. Jiyeon langsung memelukku. Baekhyun mempererat genggaman tangannya. “Aku yakin kau bisa, Hyuna-ya” ujar Baekhyun lagi.

Kuberanikan diri untuk bertemu dengan kekasihku. Mengakhiri hubunganku dengannya. Mungkin ini yang terbaik. Karena akan sama saja jika diteruskan. Aku menyakiti dua hati. Hatiku, dan juga hatinya.  Kekasihku menerimanya dengan dewasa. Membuatku kagum padanya. Ia mengelus rambutku. “Hubungi aku jika ada masalah, ya? Aku akan membantumu dengan senang hati” ujarnya. Perasaan lega sekaligus merasa bersalah menyelimuti hatiku. Apakah jalan yang kupilih sudah benar? Entahlah.

**

Kai menghampiriku ketika aku baru saja duduk di kantin. “Kudengar kau putus dengan Tabi hyung, apa itu benar?” tanyanya. Aku mengangguk dengan santainya. “Jangan bilang jika itu gara-gara aku” ujarnya lagi. Aku menghela nafasku panjang. “Tidak, aku memang ingin mengakhirinya, apa kau masih ada urusan? Jika tidak aku harus pergi sekarang, aku ada kelas pagi ini” ujarku dan langsung pergi meninggalkannya.

Setelah aku selesai dengan semua kelasku hari ini. Kuputuskan untuk menonton pertunjukkan seni yang diadakan mahasiswa fakultas seni. Aku tahu bahwa Kai akan ada di sana. Fakta bahwa ia pandai menari. Membuatnya selalu di elu-elukan. Tepat waktu sekali, ketika aku tiba di sana. Kai akan menampilkan pertunjukkannya. Ia mengambil mikrofon dari standnya. “Aku ingin menari dengan seseorang yang begitu special untukku, Nona Kim Hyun Ah, would you mind to dance with me?” ujarnya dan menatap tepat padaku. Semua pandangan mata tertuju padaku. Otakku masih belum mampu mencerna kejadian ini, dan Kai menarikku ke atas panggung. Musik upbeat yang mengalun memberiku sedikit energi. Aku sudah lama tidak menari. Sedikit kaku ketika harus menari lagi. Kuhentakkan tubuhku seirama dengan musik, dan Kai. Ia benar-benar makhluk Tuhan yang terindah. Ketika ia menari, ia terlihat seperti patung hidup yang begitu menawan. Musik selesai.

Kai menahanku yang berusaha turun dari panggung. Ia berlutut di hadapanku, dan menggenggam tanganku. “Be mine?” ujarnya. Aku terkejut. “Kai, jangan bercanda!” seruku padanya. Ia menatapku dengan matanya yang errr sulit untuk kujelaskan. “Aku tidak bercanda, aku memang tidak bisa bersikap romantis seperti pria pada umumnya, tapi aku bersungguh-sungguh, yes or no?” ujarnya lagi. Kuhela nafasku. Berusaha menetralkan detak jantungku yang tidak bisa kuajak kompromi. “Yes” jawabku pada akhirnya.

Tanggal yang begitu berharga untukku. 15 Juni 2013, aku resmi menjadi kekasih cinta pertamaku. Jika ini mimpi, kumohon jangan bangunkan aku. Karena ini adalah mimpi terindah yang pernah kualami. Kai begitu baik padaku. Getaran itu masih sama. Bahkan setelah aku menjadi kekasihnya. Getaran yang selalu membuatku merasa nyaman.

Hubunganku sudah menginjak usia satu bulan. Selama sebulan penuh. Majalah universitas selalu berisi artikel tentang aku dan Kai. Entahlah apa yang mereka fikirkan sehingga mereka selalu menaruh artikel tentang aku dan juga Kai. Sebegitu istimewanyakah hubungan kami? Tidak. Kami hanya manusia biasa. Bahkan ketika Kai hampir menciumku. Menjadi artikel terheboh se-universitas. Tidak sedikit yang tidak menyukai hubunganku dengan Kai. Beberapa di antaranya menerorku dengan surat kaleng atau pesan-pesan berisi sesuatu yang menurutku benar-benar tidak penting.

19 Agustus 2013, Kai mengirimiku pesan singkat untuk menemuinya di sebuah café. Sesampainya di sana, aku langsung disambut pelukan hangatnya. Terasa sangat nyaman sehingga aku tidak ingin melepaskannya. “Hey, aku ingin jujur padamu, kau boleh marah atau pun benci padaku, ini adalah hari terakhirku berada di Seoul, aku akan pergi ke Amerika bersama kedua orangtuaku. Aku juga tidak akan pernah kembali lagi ke Korea, pesawatku akan berangkat pukul tujuh malam ini, kau harus menghapus namaku dari hatimu, maaf menyakitimu, tapi kau adalah kekasih terakhirku, kuharap kau juga akan menjadi yang terakhir suatu saat nanti” ujarnya. Sungguh ini adalah pukulan terbesar bagiku. Aku berusaha sekuat tenaga menahan air mataku. Aku tersenyum padanya. Senyum yang sangat-sangatlah kupaksakan.

I am okay, Kai, I understood it, thanks for being my best ever” ujarku dengan nada bergetar. Kai bangkit dari duduknya. “Aku mencintaimu Hyuna noona” ujarnya sebelum pergi meninggalkan café ini. Kupandangi siluetnya yang sedang menyeberang jalan melalui kaca hingga ia benar-benar berlalu dari

pandanganku.

Malam harinya, Baekhyun dan Jiyeon berkunjung ke rumahku. Hanya pada mereka aku mampu bercerita segalanya. Aku menangis di pelukan mereka. Jiyeon terus menenangkanku. Sedangkan Baekhyun, entahlah ia sibuk dengan ponselnya.

“Kim Hyun Ah, berhentilah menangis!” seru Baekhyun padaku. Dapat kulihat dari ekor mataku. Jiyeon memberikan deathglare terbaiknya pada Baekhyun. Baekhyun mendengus kemudian ia menghampiriku di sudut tempat tidurku. “Hyuna-ya, listen to me, Kai sudah sangat baik padamu, ia sudah mengajarkanmu banyak hal” ujar Baekhyun. Aku menatap ke arahnya. “Dia sudah mengajarkanmu cara menunggu orang yang kau sayang, dia mengajarkanmu untuk mengejar mimpimu hingga tercapai, dia yang mengajarkanmu untuk setia, dia mengajarkanmu untuk tegar, dia mengajarkanmu untuk melupakan, dia juga mengajarkanmu untuk mengalah pada egomu yang ingin dia selalu berada di sisimu, apa aku benar?”

Aku mengangguk, membenarkan perkataan Baekhyun. Jiyeon mendekatiku dan merangkulku. “Jangan lupa, bahwa dia juga sudah mengajarkanmu untuk mempertahankan perasaanmu walau kau tidak tahu apakah ia akan kembali atau tidak, benar, kan?” ujar Jiyeon. Aku tersenyum pada mereka. Bukankah sudah kukatakan bahwa mereka adalah sahabat terbaik di dunia? Pada akhirnya, aku kehilangan Kai. Aku tidak tahu kali ini ia akan kembali atau tidak.

Ponselku bergetar. Ada sebuah pesan masuk dari Kai.

 

From : Kai

Noona, ingat aku ya? Jangan melupakanku. Bye<3

Aku tersenyum kecut membaca pesannya. Kemudian kupandangi beberapa figura foto yang terpampang di meja riasku. Fotoku bersamanya. Aku mendapat banyak pelajaran beberapa bulan terakhir ini. Kupeluk kedua sahabatku yang masih menatapku. “Terimakasih banyak, kalian adalah salah satu anugerah terindah dalam hidupku” ujarku.

                                      

                                       “Thanks for taught me many things, Jongin

END

12 tanggapan untuk “Bye Bye Love”

Pip~ Pip~ Pip~