( FF COMPETITION ) Yeol (Malaikat Anti Kebencian)

yeol

Title : Yeol (Malaikat Anti Kebencian)

Author : Arintyawidd

Lenght : oneshoot

Ratting : PG

Genre : Family, Lil bit Fantasy

Main Cast :

-Park Chanyeol (Yeol)

-Yoon Boomi (OC)

“Ck, sudah kubilang aku tidak mau bersekolah diasrama!”aku menatap kesal kedua orangtuaku.

“Sayang, kehidupan asrama tidak seburuk yang kau pikirkan,”eomma berjalan kearahku dan mengusap tanganku lembut.

“Appa hanya menginginkan yang terbaik untukmu, sayang. Appa ingin kau mandiri,”jelas Appa padaku.

“Menginginkan terbaik untukku atau mau mengusirku dari rumah? Ck, kalian jahat padaku,”dengan ketus aku berjalan meninggalkan kedua orangtuaku dan menutup pintu dengan keras.

Brakkk…

Suara hantaman pintu terdengar jelas. Sengaja kulakukan untuk menunjukkan ketidaksetujuanku terhadap rencana gila Eomma dan Appa. Asrama? Sekolah macam apa itu? Dalam pikiranku asrama adalah penjara dalam bentuk sekolah. Tidak ada pelayan pribadi yang mau membawakan keperluanku, tidak boleh nonton TV, dan yang lebih parah ada aturan jam malam. Itu yang membuatku semakin memberontak untuk masuk asrama.

***

“Untuk apa sih, Eomma dan Appa merencanakn hal gila itu kepadaku?”dengusku kesal saat perjalanan menuju sekolah.

“Mungkin orangtua nona punya maksud tersendiri, demi kebaikan nona,”Tuan Kang, sopir pribadiku tiba-tiba ikut buka suara.

“Ck, tau apa kau? Sudah diam!”bentakku.

“Maaf kalau saya lancing, nona. Mungkin kehidupan asrama akan lebih menyenangkan dari sekolah biasa,”Tuan Kang lagi-lagi buka suara, semakin membuatku sebal.

“Hya, sudah diam. Fokus saja dengan kemudinya!”mood hari ini benar-benar sudah dirusak oleh supir bodoh itu.

***

“Kudengar kau akan dipindahkan keasrama, Bom?”tanya Soohyun saat kami tengah menikmati sore di salon langganan kami.

“Ck, aku tidak mau membahas itu. Moodku sudah kembali membaik hari ini. Jangan kau rusak lagi,”ucapku datar sembari menikmati rambutku dipijit dengan minyak zaitun.

“Tapi kalau aku jadi kau, akan kuterima tawaran orangtuamu itu. Kupikir sekolah asrama di Seoul itu keren dan—,”Soohyun menghentikan omongannya karena aku meliriknya tajam.

“SEMUANYA MENYEBALKAN!”dengan kesal aku merogoh dompet dan membanting sebuah kartu ATM kemeja salon. Tanpa berkata sepatah katapun aku berjalan keluar, menghiraukan tatapan aneh orang-orang yang memandangku.

Aku berjalan entah kemana. Kepala ini seakan muncul uap panas yang tidak dapat lagi ditahan. Semua orang menyuruhku untuk masuk asrama. Eomma, Appa, Sahabatku Soohyun, bahkan supir pribadiku berani berkata agar aku masuk asrama. Semua ini gila.

Sembari mengatur emosi yang sebentar lagi akan meledak, kuputuskan untuk duduk disebuah bangku dihalte Bus dekat Salon. Tak peduli rambutku yang masih basah dengan minyak zaitun, aku mengepalkan kedua tangan, menahan emosi.

“Ck, kalian menyebalkan! Aku benci kalian! Aku benci!”aku berteriak sekuat tenaga.

Tringggg….

Langit berubah gelap, dedaunan dipohon seakan layu, waktu seakan berhenti. Orang-orang yang beraktivitas disekitar halte bus mendadak berubah menjadi patung. Aku hanya bisa menelann ludah. Takut. Yang kulakukan hanya mencengkeram ujung rok.

“Oh, God! Kenapa ada lagi? Hah, tugasku memang tidak ada habisnya,”sebuah suara mulus membuat jantungku berdegup kencang.

“Hya! Kk-kau siapa?”dengan sedikit gemetaran aku bertanya.

“Heisss, baru pertama kali bertemu kau sudah berani membentakku,”ucapnya sambil berjalan mendekatiku. Sosoknya aneh. Seorang pria tingigi memakai tuxedo hitam dan dasi kupu-kupu yang senada. DItambah sepasang sayap putih dan poni yang menjuntai. Makhluk apa ini? Tanyaku dalam hati.

“Tidak perlu bertanya makhluk apa.”ucap makhluk aneh itu. Kemudian ia mengeluarkan sebuah Tab, mirip seperti Tab punyaku kemudian berkata,”Yoon Bomi, usia enam belas tahun, pada pukul 4.15 PM mengucapkan kata kunci aku benci. Benarkah itu kau yang melakukan?”

“Awww..”aku mencoba mencubit kedua pipiku, kupikir hanya mimpi, tapi ternyata tidak.

“Hhh, manusia memang selalu begini. Pura-pura lupa jika melakukan kesalahan. Perkenalkan, aku Yeol. Malaikat Anti Kebencian yang bertugas di distrik ini,”

“Kau gila!”aku beranjak dari tempatku duduk. Berjalan meninggalkan pria gila itu. Namun baru beberapa langkah, sosoknya sudah muncul lagi dihadapanku.

“Nona Yoon Bomi, benarkah anda yang pada pukul 4.15PM mengucapkan kata sandi aku benci? Cukup jawab ya atau iya,”pria gila itu mulai lagi.

“Hya, jalan halangi langkahku pria gila! Aku mau pulang!”

“Mohon maaf, kau tidak bisa pulang sebelum kau menjawab pertanyaanku,”pria bersayap putih itu tersenyum dipaksakan.

“Memangnya kau siapa berani melarangku, hah?”aku mencoba menginjak kakinya namun apa yang kulihat benar-benar diluar akal sehat. Pria gila itu terbang.

“Sudah kubilang, aku adalah Malaikat Anti Kebencian distrik ini. Tugasku adalah mencoba menyadarkan orang-orang dari kebencian. Kau adalah tugas ke1432 yang diutuskan kepadaku,”

“…..”aku lemas. Lemas bercampur takut lebih tepatnya. Pria didepanku benar-benar bukanlah seorang manusia. Ia masih terbang diudara dan mengepakkan sayap putihnya.

“Nona Yoon Bomi?”

“Aku belum mau mati. Jangan ambil nyawaku,”aku terduduk sambil menitikkan air mata. Apa yang kutakutkan akhirnya terjadi. Aku dijemput ajal.

“Isss, dasar manusia. Sudah kubilang, aku adalah Malaikat Anti Kebencian. Tugasku menyadarkan orang-orang dari kebencian. Dan beberapa saat yang lalu kau mengucapkan kata sandi AKU BENCI,” “Dan yang lebih parah kau mengucapkan itu untuk kedua orangtuamu, sahabatmu, dan seorang lagi ehm Kang Hyunsik, supir pribadimu yang setia mengantarmu pergi selama ini,”cerocosnya.

“K-kenapa kau bisa tau?”aku mengelap air mataku.

“Hhhh, Nona Yoon Bomi, aku ini Malaikat Anti Kebencian, aku bahkan sudah ada disini sebelum kau lahir,”

“La-lalu apa yang kau inginkan dariku?”

“Selama satu bulan kedepan kau akan terus kuawasi. Jika kau masih menumbuhkan kebencian terhadap orang lain selama satu bulan itu, mohon maaf, kau harus dikembalikan kepada pemilikmu,”malaikat itu tersenyum aneh kepadaku.

“Pemilikku? Siapa pemilikku?”

“Hhuh, jadi selama ini kau belum pernah mendengar ungakapan, anak adalah titipan yang paling berharga ddari Tuhan?”

“……”aku mencoba mencerna kata-katanya.

“Haih, kau lama sekali. Itu berarti pemilikmu adalah Tuhan. Kau akan dikembalikan dan berarti kontrak hidupmu akan berakhir didunia ini. Karena kau telah melakukan kesalahan fatal dengan menumbuhkan rasa benci terhadap kedua orangtuamu. Dan satu lagi, kau harus membuatku yakin bahwa kau mau menjadi anak yang manis, tidak membentak orang dengan sesuka hati, dan mandiri.”

“…..”aku hanya bisa diam.

***

“Sayang, bagaimana dengan tawaran Eomma dan Appa tempo hari tentang asrama? Eomma yakin, kau sudah memikirkannya dengan matang,”ucap Eomma saat aku sedang melahap sarapanku.

Mendengar kata asrama, uap panas kembali mengepul dikepalaku. Namun, aku berusaha mengontrol diri karena Yeol, malaikat dengan senyum aneh itu, melirikku dengan tajam. Perlu diketahui, seminggu ini dia selalu berada disekitarku. Kecuali saat aku didalam kamar mandi tentunya.

“Ehm, eomma. Aku perlu berfikir beberapa hari lagi,”aku tersenyum simpul.

“Dari apa yang Appa lihat, seminggu ini kau tidak pernah marah lagi jika kamimembahas soal sekolah asrama. Sepertinya dalam beberapa hari kedepan aka nada berita baik darimu,”Appa ikut menimpali.

***

                        “Ck, aku sudah terlambat! Cepat antarkan aku kesekolah!”aku masuk mobil dengan buru-buru. Sedetik kemudian wajah Yeol dan senyum anehnya itu sudah berada tepat dihadapanku.

“Ingat, kembali ke pemilikmu, nona,”

“Tuan Kang, bisa antarkan aku kesekolah? Aku sudah terlambat,”aku mengubah nada bicaraku menjadi lebih manis, meskipun didalam hati menahan kesal.

“Tidak perlu kesal. Lama-lama kau juga akan terbiasa,”ucap Yeol yang kini sudah berpindah posisi duduk disebelahku, mengelap sayapnya dengan hati-hati.

***

“Hya, bagaimana mungkin kau menghilangkan kartu ATMku? Ck, kau pasti telah menghabiskan semua isinya lalu kau berbohong agar kau terlihat tidak bersalah kan? Sudahlah akui saja, Soohyun-ah. Kau sama saja seperti teman-teman yang—–,”ucapanku terhenti saat sosok Yeol muncul dan dengan wajahnya yang aneh, ia melipat tangan didada sambil menggelengkan kepala.

“Soohyun-ah, katakan yang sesungguhnya. Aku tidak akan marah,”aku mengatur ulang nada bicaraku kepada Soohyun, diakhiri dengan sebuah senyum tipis.

***

“Tuan Kang! Lama sekali eoh, ppali jemput a—-,”lagi-lagi sosok Yeol sudah berdiri disampingku. Sambil memainkan kedua sayapnya ia bergumam.

“Kembali ke pemlikmu, nona,”

“Tuan Kang, maksudku kau ada dimana sekarang? Bisa menjemputku? Aku sudah selesai kelas dan ingin segera pulang,”aku bermanis-manis.

Setelah menutup sambungan telepon aku berkacak pinggang, menatap tajam Yeol yang masih asik memainkan kedua sayapnya.

“Tuan Malaikat Anti Kebencian, aku membentak supir itu karena ia terlambat menjemputku. Ini tidak termasuk dalam perjanjian,”ucapku dengan nada sok manis kepadanya.

“Selalu ada rahasia dibalik rahasia, nona,”ucapnya datar.

“Ck, sepertinya aku salah mengajakmu bicara,”

***

            Beberapa menit kemudian Tuan Kang datang, ia membukakan pintu dengan tergopoh-gopoh. Seragamnya penuh peluh dan mukanya terlihat berbeda. Aku merasa bersalah.

“Tuan Kang? Waeyo? Mian jika tadi aku tidak sabaran menunggumu,”kata maaf tiba-tiba terucap begitu saja dari mulutku.

“Tidak nona, tidak apa-apa,”Tuan Kang hanya fokus mengemudi sembari mengusap peluhnya.

Perjalan pulang terasa panjang tidak seperti biasanya. Aku mengamati jalanan sekitar dan terasa aneh. Rumahku tidak melewati kantor pusat pemerintahan. Ini seperti jalan menuju rumah sakit pusat.

“Tuan Kang, mau kemana kita? Ini tidak seperti jalan pulang kerumah,”

“Maafkan sayan, nona. Maafkan saya,”tiba-tiba Tuan Kang sudah berlinang air mata.

***

            Aku diam saat dipapah Tuan Kang keluar dari UGD. Aku hanya bisa menutup mulut rapat saat tadi kulihat wajah eomma dan appa bersimbah darah. Bahkan kedua tangan ini masih terdapat sisa darah mereka saat aku mengusap dan meronta dihadapan tubuh eomma dan appa.

“Nona Yoon Bomi, aku sudah berusaha semaksimal mungkin. Namun luka akibat kecelakaan Nyonya Yoon dan Tuan Yoon sangat parah,”ucap dokter saat aku terduduk lesu dilobby rumah sakit.

“Nona, maafkan saya. Seharusnya saya yang mengantar Tuan dan Nyonya untuk pergi kesekolah asrama anda. Tapi Tuan dan Nyonya menolak dan memerintahkan saya untuk standby dirumah jika sewaktu-waktu anda menelpon untuk dijemput. Tapi tidak lamasebelum saya pergi untuk menjemput nona, ada panggilan dari pihak polisi dan akhirnya—-“aku meninggalkan Tuan Kang dan penjelasannya yang menusuk dada.

Aku berjalan seperti orang linglung keluar rumah sakit. Air mata teru saja keuar, pikiranku kacau. Aku benar-benar sendiri. Aku tidak siap dengan dunia ini tanpa Eomma dan Appa disisiku.

“Selalu ada rahasia dibalik rahasia, nona Yoon Bomi.”Yeol tiba-tiba muncul disampingku. Kali ini wajahnya datar. Senyum anehnya juga lenyap. Mungkin ia merasakan apa yang kurasakan sekarang.

“Kau benar, selalu ada rahasia dibalik rahasia. Tapi kenapa harus Eomma dan Appa yang pergi?”aku menghentikan langkah dan menatap Yeol.

“Kau adalah malaikat kan?” “Kumohon kembalikan Eomma dan Appa, kembalikan seperti semula. Kembalikan!”aku terisak sambil berlutut dihadapan Yeol.

“Omo, Yoon Bomi-ssi, aku bukan Tuhan. Aku hanya menjalankan tugas agar kau tidak mudah membenci orang lagi. Masalah kedua orangtuamu, itu semua sudah ada yang mengatur,”Yeol membantuku berdiri. Entah kenapa aku beralih memeluk Yeol. Aku butuh orang tempatku menumpahkan air mata. Kurasakan hangat saat aku memeluk Yeol, kupikir karena ia seorang malaikat, ia akan melakukan sesuatu, ternyata tidak.

“Hya! Kenapa tiba-tiba kau memelukku? Haih, jasku mulai kusut,”ucapnya datar.

“Kembalikan orangtuaku. Tolong sampaikan ke Tuhan, aku tidak membenci mereka. Aku menyayangi mereka, jebal”air mataku tak bisa lagi kutahan.

Tiba-tiba dunia gelap.

***

“Sayang, bangun. Bomi-ah, bangun sayang,”suara eomma yang lembut membuatku membuka mata. Surga. Akhirnya aku bertemu eomma disurga. Semuanya putih.

“Eomma. Apakah kita dipertemukan di Surga?”aku berucap lirih.

“Sayang, ini eomma sayang. Appa dan eomma disini,”

Aku membuka kedua mata secara penuh. Bau obat yang tajam segera menyadarkanku bahwa ini bukanlah surga, melainkan ini rumah sakit.

“Eomma apa yang terjadi?”aku memeluk eomma kuat. Aku takut akan kehilangan eomma.

“Tenang sayang. Tadi kau pingsan dihalte bus dekat Salon. Seorang pemuda lalu mengantarkanmu ke rumah sakit dan menghubungi eomma. Ayo ucapkan terimakasih untuknya,”ucap eomma sambil mengusap pelan bahuku. Aku melepas eomma dan melihat sosok pemuda dengan seragam SMA berdiri disamping eomma. Ia melontarkan sebuah senyum yang aneh dan ia memakai dasi kupu-kupu hitam sama seperti…

“Yeol!!”

18 tanggapan untuk “( FF COMPETITION ) Yeol (Malaikat Anti Kebencian)”

  1. whoaaa mskipun singkat, tp ini feel nya ngena bgt !
    aq rasa Yeol cocok jd mlaikt dsni, aplgi mngingt bhwa dlm kenyataanpun Yeol emg pnyebar happy virus..
    tetep berkrya ya thooor…

  2. ay-yay!!!
    kaya nya aku butuh series deh!! (series beda kan dengan sequel??)
    bikin Yeol tugas dengan orang yg berbeda2 donk thor!!
    jadi ada variasi cerita nya juga,, otte??
    yakin, lebih menarik deh thor!!!
    bikin ya! bikin ya!! bikin ya thor!!! jeballll *puppy eyes*

  3. Suquel geh,thor*ngamuk nih. Seru loh ceritanya cuma sayang …. NGEGANTUNG 😀 Semoga menang hehe…maaf gak bisa banyak koment

Pip~ Pip~ Pip~