GIDARYEO – 12th Page — IRISH’s Tale

GIDARYEO

| Kajima`s 2nd Story |

|  EXO Members |

| OC`s Lee Injung — Kim Ahri — Park Anna — Maaya Halley — Byun Injung — Lee Jangmi |

|  Crime  — Family — Fantasy — Melodrama — Supranatural — Suspense  |

|  Chapterred  |  Rated R for violence and gore, language including sexual references, and some harsh words and/or action   |

Disclaim: this is a work of fiction. I don’t own the cast. Every real ones belong to their real life and every fake ones belong to their fake appearance. Any similarity incidents, location, identification, name, character, or history of any person, product, or entity potrayed herein are fictious, coincidental, and unintentional. Any unauthorized duplication and/or distribution of this art and/or story without permission are totally restricted.

2017 © Little Tale and Art Created by IRISH

Show List:

Teaser Pt. 1Teaser Pt. 4 | 1st Page10th Page | 11th Page

♫ ♪ ♫ ♪

In Anna’s Eyes…

“Pikiran dan ucapanmu benar-benar sangat mudah ditelanjangi.”

Aku terdiam mendengar ucapan Baekhyun. Ia memang benar. Aku memang tak pernah berpikir panjang lebar tentang suatu hal. Mengapa aku harus memikirkannya berulang kali saat aku bisa langsung mengungkapkannya?

Aku baru saja akan bicara dan membantah saat tatapanku bertemu dengan Baekhyun. Ia menatapku… seolah marah.

“Aku menceritakan tentang kami bukan agar kau bisa bicara seperti ini pada kami. Kau mungkin menganggap remeh alasan Sehun berusaha membawa kami semua berkumpul, atau alasan yang membuat kami berpisah.

“Tapi bukankah sikapmu yang jauh lebih buruk?”

“A-Apa?” aku terkesiap mendengar ucapannya.

“Bersikap seolah kau baik-baik saja pada perilaku Sehun. Atau anggapan Injung padamu. Bersikap baik pada Kai seolah ia tak melakukan hal yang salah karena sikapnya. Dan bersikap seperti teman pada Kyungsoo.

“Juga tersenyum seolah kau menganggapku baik saat pikiranmu jelas mengatakan hal sebaliknya. Kau tidak merasa kau lebih buruk daripada kami semua?”

Aku bungkam. Apa aku bersikap seperti itu?

“Kau terus bersikap seperti itu. Tapi tak satupun dari kami mengeluhkannya. Jika kau berpikir disini bukanlah tempatmu, aku tidak keberatan membelikanmu tiket kembali ke Venezuela besok pagi.

“Dan kuharap kau tidak menyesali keputusanmu, karena sekali kau terlepas dari kami, tidak ada yang bisa menjamin apa yang akan terjadi selanjutnya.”

“Baekhyun, maaf mengganggu pembicaraan seriusmu, tapi dia sudah sadar.”

Baekhyun beranjak pergi meninggalkanku dan Kai. Sementara aku bisa melihat bayangan Injung dan Sehun juga beranjak pergi meninggalkan kami.

Mengapa sekarang ucapan Baekhyun terdengar seperti ancaman di pendengaranku?

“Baekhyun tidak mengancammu.” Kai berucap.

Aku mengalihkan pandanganku. Aku ingin bicara dan mendebat argumen mereka lagi tapi aku malas. Aku tak punya kalimat apapun untuk membantah.

“Tentu saja karena ucapan Baekhyun benar. Aku tahu kau merasa sangat tidak nyaman karena kami semua bisa mengetahui pikiranmu.”

Dan aku sangat merasa terganggu.

Kai menyernyit. “Kau tahu siapa yang mungkin lebih terganggu?” Aku menatap Kai. “Siapa?” tanyaku padanya.

“Mereka yang tak mendengarnya.”

“Aku bisa mendengar yang lainnya, tapi tidak denganmu.”

Aku tersentak.

Kenapa… ucapan Kai terdengar sama sepertinya?

██║ ♫ ♪ │█║♪ ♫ ║▌♫ ♪ │█║♪ ♫ ║▌♫ ♪ ║██

“Apa yang terjadi padamu?”

“Baekhyun-ah…”

Aku menatap gadis berambut kuning terang itu saat ia menangis dan memeluk Baekhyun erat. Sementara bisa kulihat Kyungsoo, Sehun, dan Kai, menyernyit ngeri? Ah, masa bodoh, kenapa aku harus memikirkan sikap mereka?

“Maaya, apa yang terjadi?”

“Mereka menyerangku…”

Baekhyun menyernyit.

“Bukankah kau punya kekuatanmu?”

Gadis—yang kurasa bernama Maaya itu—mengangguk pelan. Tapi ia kemudian menatap kami semua yang ada di ruangan ini.

“Mereka bilang aku bukan bagian dari mereka. Dan mereka menyerangku.”

Kudengar Baekhyun mendengus kesal. “Lalu kenapa kau terus bertahan bersama mereka? Sudah kukatakan untuk ikut denganku bukan?”

Gadis itu, menatap sekelilingnya—lagi—dan menyernyit.

“Aku… begitu takut.” katanya, suaranya gemetar ketakutan.

“Kenapa? Karena kau seorang A-VG yang berpihak pada kami?” kali ini Kyungsoo berucap, membuat yang lainnya menatap Kyungsoo, terkejut.

“Bagaimana kau tahu?” tanya Baekhyun.

Kyungsoo menghembuskan nafas pelan.

“Apa kau seperti Baekhyun?” tanya Kyungsoo pada gadis itu, tidak malah menjawab pertanyaan Baekhyun.

“Apa?” gadis itu tersentak.

“Kau bukan A-VG murni bukan?” tanya Kyungsoo.

Gadis itu mengangguk pelan.

“Aku mendengar pikiranmu,” ucap Kyungsoo kemudian, “Seharusnya A-VG yang bisa membolak-balik pikiran kami, tapi kau… kurasa kau bukan A-VG murni seperti yang lainnya, tapi aku bisa mendengar pikiranmu.

“Aku tidak tahu bagaimana dengan yang lainnya, tapi kau masih punya sisi manusia yang kuat.” ucap Kyungsoo menjelaskan

Gadis itu menatap Kyungsoo, lama, dan kemudian dia tersenyum.

“Kalau begitu, kau juga tahu aku bukan bagian dari mereka yang ingin melenyapkan kalian bukan?”

██║ ♫ ♪ │█║♪ ♫ ║▌♫ ♪ │█║♪ ♫ ║▌♫ ♪ ║██

Semua orang menghabiskan waktunya untuk menanyakan banyak hal pada Maaya. Tentu saja, kurasa mereka merasa sangat aneh saat seorang A-VG nyatanya membelot ke arah para VPGN.

Dan di saat seperti ini, aku tiba-tiba saja ingin sendirian. Aku tak mengenal siapapun di tempat ini. Orang tuaku? Kembali pada mereka sama saja mencari kematian untukku sendiri?

Pandanganku sekarang bersarang pada jam kecil yang ada di atas meja. Hari sudah menginjak siang, tapi aku terus mengurung diri di dalam kamar. Tatapanku tertuju ke arah koperku yang tak sering kubuka selama aku di sini.

Aku sungguh rindu Venezuela.

Aku rindu mengejar berita, mendengar ocehan bosku karena aku terlambat, atau karena aku hilang berhari-hari sementara dia menunggu berita dariku. Aku rindu apertemen kecilku.

Aku merindukan kehidupanku.

Tanpa sadar kuhembuskan nafas pelan, dan melangkah keluar kamar dengan membawa jaketku. Aku menuruni tangga tanpa minat untuk menatap ke arah mereka yang begitu sibuk di ruang utama.

Aku keluar dari pintu tanpa memikirkan apa ada dari mereka yang tahu aku keluar. Di sini memang bukan tempatku. Aku mungkin harus benar-benar mempertimbangkan tawaran Baekhyun yang hendak membelikan tiket pulang ke Venezuela.

Kubawa langkahku ke arah halte, dan duduk di sana. Tatapanku tertuju pada rumah besar yang sudah kutinggalkan. Kenapa tadi aku tidak sekalian saja membawa koperku keluar dari rumah itu? Bagaimana jika saat aku kembali rumah itu menghilang?

Ah masa bodoh. Aku juga tak punya banyak barang penting selama hidupku, dan tak banyak barang yang kubawa ke Seoul.

Aku ingin hidup dengan lebih normal.

Atensiku sekarang beralih pada sebuah bus yang berhenti di depanku, dan dengan cepat aku naik. Duduk di bangku paling belakang, dan bersandar di jendela, menatap rumah besar yang baru saja kutinggalkan.

Berulang kali aku menghembuskan nafas panjang. Bagaimana aku akan lari dari kehidupan menyedihkan ini?

“Lama tidak melihatmu.”

Aku tersentak saat seseorang bicara padaku.

“K-Kau…”

Dia. Bagaimana ia bisa ada di sini!?

“Kenapa Anna? Bersama dengan orang-orang itu membuatmu lupa padaku, bukan?” dia… Shadow of The Dark. Bagaimana bisa dia muncul di sini saat aku benar-benar merasa putus asa dan tak punya seorang pun untuk kutemui?

Aku menatapnya, sudut bibirnya melengkung membentuk senyum kecil. Tapi tunggu. Dia… tahu? Dia tahu aku tinggal bersama mereka yang baru saja disebutnya dengan nada aneh?

“Kau tahu… tentang mereka?” tanyaku hati-hati.

“Tentu saja. Kau pikir apa yang tidak kuketahui?” dia balik bertanya padaku. Pertanyaan yang pada akhirnya membuatku terdiam. Memang benar, dia tahu semuanya. Apa dia juga tahu bagaimana tidak nyamannya aku saat bersama dengan mereka yang sama sekalit tidak kukenal itu?

“Aku tak punya siapapun di sini, kurasa aku akan kembali ke Venezuela.”

“Benarkah?” tanya Shadow kujawab dengan anggukan pelan.

“Lalu bagaimana denganku?” sontak aku menatapnya begitu kudengar dia bertanya dengan nada kelewat santai.

“Apa maksudmu?” aku menatapnya, terkejut.

“Kau akan meninggalkanku juga?” tanyanya tanpa menatapku.

Meninggalkannya? Mengapa dia menggunakan metafora semacam itu untuk membicarakan soal keputusanku? Dia bahkan—

“—Aku bahkan tidak tahu kapan aku akan bisa bertemu denganmu. Yang ada, aku yang selalu jadi orang yang kau tinggalkan.” ucapku pelan.

“Begitu, ya?” gumamnya, kudengar bagaimana dia menarik dan mengembuskan nafas intens sebelum kurasakan bagaimana tangannya bergerak mencekal lenganku, menarikku paksa untuk berdiri.

“Apa yang kau lakukan?” tanyaku tidak mengerti.

Tapi bukan Shadow namanya kalau dia tidak melakukan hal-hal di luar nalarku. Lantas, dia menarikku mendekati pintu, kami menunggu beberapa saat sampai bus berhenti di halte berikutnya dan dia pun membawaku turun dari bus.

“Kemana kau akan membawaku?” kini kupahami dia sedang berusaha membawaku ke tempat lain, dimana kami bisa leluasa bicara berdua tanpa dia harus merasa orang-orang memerhatikan penampilan kelewat mencoloknya.

“Kalau kau tidak suka bersama orang-orang yang tak kau kenal, dan berniat meninggalkanku karena itu, aku tak bisa menerimanya.”

Aku mengerjap cepat.

“Kenapa tidak? Bukankah aku yang memutuskan?”

Shadow kemudian menghentikan langkahnya, dan lantas memandangku. Hal yang tanpa sadar membuatku berjengit mundur juga, tatapan semacam ini darinya selalu memberiku pertanda bahwa aku harus waspada.

“Jika kau pergi, bagaimana denganku? Aku sudah memutuskan untuk tinggal karena kau. Dan kau harus lakukan hal yang sama. Kau tidak boleh pergi, untukku.”

Apa ini? Kenapa jantungku justru berdegup beberapa hentakan lebih kencang saat dia bicara seperti itu? Harusnya, aku merasa takut, bukan?

“Kalau kau tidak mau tinggal bersama mereka, kau bisa tinggal denganku. Kalau kau khawatir karena tak bisa terus bertemu denganku, ikutlah denganku. Jadi kau akan terus bersamaku, Anna.”

 ██║ ♫ ♪ │█║♪ ♫ ║▌♫ ♪ │█║♪ ♫ ║▌♫ ♪ ║██

In Author’s Eyes…

Kondisi Maaya sudah membaik, tentu saja karena dia adalah seorang A-VG dia bisa menyembuhkan dirinya sendiri dengan cukup cepat. Tapi, sekarang dia justru terjebak di antara para VPGN yang begitu penasaran tentangnya.

“Ah, aku sempat melihat satu VPGN lain.” Maaya berucap kala dia dipaksa untuk duduk di ruang tengah kediaman Kai, sementara beberapa VPGN lain duduk di hadapannya.

“Benarkah? Apa mungkin… dia Suho atau Chanyeol?” tanya Sehun penasaran.

Maaya mengangguk pelan. “Park Chanyeol. Pemuda jangkung itu, bukan? Aku bertemu dengannya. Dia hidup bersama seorang A-VG juga.”

Sejenak, ucapan Maaya membuat keadaan di sana berubah canggung. Bagaimana tidak, siapa yang bisa menyangka jika Chanyeol tiba-tiba saja punya hubungan dekat dengan A-VG?

“Di mana dia tinggal?” tanya Sehun.

“A-VG itu, sepertimu juga?” kali ini Kyungsoo yang bertanya.

Sementara Kai sendiri memilih berdiri di ujung ruangan, menyandarkan tubuhnya di tembok selagi menjadi pendengar. Baekhyun duduk di sebelah Maaya, merapatkan proteksinya pada gadis yang baru saja pulih itu.

“Aku tidak tahu di mana dia tinggal. Tapi dia ada di sekolah yang sama denganku. Dulu, saat aku menyamar sebagai seorang murid sekolah. Dan aku sempat melihatmu juga—Kyungsoo—di sana, hanya beberapa hari sampai kau kemudian menghilang.

“Saat itu juga aku melihat A-VG wanita yang tinggal dengan Chanyeol. Setelah Kyungsoo pergi, dia terlihat sering datang ke sekolah hanya untuk menjemput Chanyeol. Aku mencoba mengikuti mereka, mencari tahu di mana mereka tinggal karena aku tahu, ada yang aneh dengan keduanya.

“Tapi kemudian hal ini terjadi. Mereka memergokiku, dan A-VG wanita itu menyerahkanku pada kelompok yang selama ini hidup bersamaku. Mereka mulai menyerangku begitu tahu aku berurusan dengan A-VG wanita itu.”

Sehun dan Kyungsoo sama-sama terdiam mendengar penuturan Maaya. Sekon kemudian, Kai sudah hendak buka suara kalau saja Kyungsoo tidak mendahuluinya.

“Apa Chanyeol masih bersekolah di sana?” tanya Kyungsoo dan dijawab dengan gelengan pelan oleh Maaya.

“Tidak. Ia pindah sekolah beberapa hari setelah kau pergi. Tapi aku sering bertemu dengannya dan—oh, kemana dia akan pergi?” Maaya menatap ke arah Anna yang sekarang melangkah keluar dari rumah.

“Bagaimana kalau kita mencari Chanyeol?” Baekhyun berucap mengalihkan perhatian Kai dan Kyungsoo yang sekarang sama-sama memperhatikan Anna.

“Kurasa Baekhyun benar, ada baiknya kita segera mencari Chanyeol, dan membawa Ahri kesini. Kita tidak tahu jika saja A-VG lain—aku tidak bicara tentangmu Maaya—mungkin akan mencoba menyerang kita seperti dulu.”

“Sudah kukatakan jika terjadi perang lagi aku akan pergi bukan?” ucap Baekhyun.

Sementara Maaya menatap pemuda itu, dengan kebingungan yang sarat dalam pikirannya. Dan seolah tersadar pada pikiran Maaya, Kyungsoo terkesiap.

“Baekhyun… Jangan bilang… Kau masih menyimpan dendam pada Xiumin?” ucap Kyungsoo membuat Baekhyun tersentak.

“Sudah kukatakan untuk tidak memikirkannya, Maaya.” ucap Baekhyun dingin.

“Ah, maaf…” Maaya segera tertunduk.

“Byun Baekhyun, jawab aku. Kau masih ingin membunuhnya?” ulang Kyungsoo.

“Bukan hanya Xiumin. Tapi juga Jongdae. Jika aku tidak bisa membunuh mereka yang sudah membuat adikku menderita, dan membuat kehidupanku jadi seperti ini… Setidaknya aku harus membuat mereka kehilangan seseorang yang paling berharga dalam hidup mereka juga.”

   Baekhyun berdiri, dan melangkah meninggalkan semua orang yang ada disana dan sekarang menatapnya tak percaya.

“Aku tidak pernah tahu Baekhyun masih menyimpan dendam seperti itu.” ucap Sehun.

“Aku bahkan tidak tahu dia bisa dendam pada seseorang,” imbuh Injung.

Maaya tersenyum tipis mendengar opini-opini tersebut. “Bagaimanapun, Baekhyun dulunya juga seorang manusia. Dia masih punya banyak perasaan seperti itu.”

Kyungsoo kali ini menyarangkan tatapannya pada Maaya.

“Sudah berapa lama kau mengenalnya?”

“Aku? Aku yang menyelamatkannya di akhir perang itu. Keadaannya sangat mengerikan saat aku menemukannya, tapi aku tahu… dia masih ingin hidup. Jadi aku membantunya, menyembunyikannya dari A-VG lain.

“Dan saat dia sudah pulih, dia terbangun dengan menyimpan dendam seperti itu. Baekhyun sering berkata kalau dia hendak membunuh dua A-VG yang sudah membuatnya menderita, tapi aku tahu dia tidak benar-benar serius.

“Dia bukannya ingin membunuh mereka dalam artian harfiah. Dia ingin menyadarkan dua A-VG itu pada kesalahan mereka dan membunuh dendam yang ada dalam dirinya sendiri.”

██║ ♫ ♪ │█║♪ ♫ ║▌♫ ♪ │█║♪ ♫ ║▌♫ ♪ ║██

In Injung’s Eyes…

Aku tidak mengerti bagaimana Maaya bisa menjadi satu-satunya orang yang menyelamatkan Baekhyun di akhir perang itu. Tapi semua ucapannya sama sekali tidak terdengar seperti kebohongan, tentu saja karena Kyungsoo juga tidak bereaksi apapun, ia mendengar pikiran gadis itu bukan?

Ada satu hal yang membuatku merasa aneh, kenapa Baekhyun bersikap sangat protective padanya? Seolah dia tak ingin Maaya terluka sedikit pun karena… kami? Entahlah. Aku menilainya seperti itu.

Ia menjauhkan Maaya dari siapapun di rumah ini yang ingin bicara atau mendekatinya. Baekhyun melindungi gadis itu. Dan ini aneh, maksudku, aku tak ingat Baekhyun pernah bersikap seperti ini dulu, apa beberapa tahun ini dia berubah karena berada disekitar seorang A-VG yang membelot pada VPGN? Entahlah.

Hari sudah menginjak sore, dan Anna belum juga kembali. Aku mulai mengkhawatirkan keadaannya, terutama karena tak seorang pun bicara dengannya setelah perdebatan semalam.

Ia tak mungkin pergi begitu saja tanpa bicara apapun bukan?

Hanya Kai dan Kyungsoo yang terlihat mengkhawatirkannya, maksudku, dua orang itu sedari tadi mondar-mandir di depan pintu, sesekali melemparkan pandangan mereka ke arah halte bus yang terletak di jarak pandang jendela rumah ini, mereka pasti menunggu Anna.

Mereka berdua.

Baekhyun sedari tadi sibuk dengan Maaya, hanyut dalam pembicaraan yang tak akan kumengerti dan tak ingin kucuri dengar. Sehun juga tampak sibuk dengan pemikirannya, dan kemarahannya karena semalam aku terus memikirkan tentang Luhan.

Ah. Darahku bahkan berdesir saat memikirkan nama itu.

Mengingat senyum lembut itu, cara bicaranya, tersenyumnya, Luhan… Jika Baekhyun yang sudah kami semua pikir mati diperang itu saja masih hidup, itu artinya ada kemungkinan Luhan juga masih hidup bukan?

Benar bukan? Itu artinya aku masih bisa bertemu dengannya bukan?

Aku tanpa sadar menghembuskan nafas panjang saat sadar aku begitu menginginkan kepastian tentang keadaan Luhan sekarang. Jika Maaya seorang A-VG, apa mungkin dia bisa tahu tentang hal semacam itu?

██║ ♫ ♪ │█║♪ ♫ ║▌♫ ♪ │█║♪ ♫ ║▌♫ ♪ ║██

In Anna’s Eyes…

Aku menatap bingung rumah bernuansa putih yang ada jadi tempatku bernaung sekarang. Rumah mungil ini hanya terdiri dari satu ruang depan dan dua buah kamar di ruang tengah. Apa selama ini Shadow tinggal di sini? Mengapa dia harus tinggal di temapt dengan keadaan sangat mencolok begini?

Sangat kontras dengan penampilannya.

“Disini kau bersembunyi selama ini?” tanyaku.

Ia melangkah mendekatiku, membuatku mendongak menatapnya. “Ya, kenapa? Tempat ini terlalu terang?” tanyanya.

Aku menggeleng.

“Tempat ini benar-benar berbeda darimu. Kupikir, kau akan bersembunyi di tempat gelap seperti gua, atau tempat lain yang terlihat mengerikan.” ucapku membuatnya mengalihkan pandangannya ke arahku.

“Memangnya aku terlihat mengerikan?” pertanyaanya sontak membuatku terkesiap.

“Tidak, bukan begitu maksudku. Kau tahu aku tidak menganggapmu mengerikan, tapi orang-orang mungkin berspekulasi seperti itu. Ingat? Kau adalah Shadow of The Dark, semua orang di Venezuela takut padamu dan menganggapmu mengerikan.

“Tapi bukan aku yang menganggapmu mengerikan, sungguh. Aku bahkan—”

“—Aku tahu, Anna.” Shadow memotong ucapanku dengan sebuah kalimat singkat, diikuti tawa pada akhirnya.

“Apa?” aku menatapnya tidak mengerti.

“Aku tahu kau tidak menganggapku mengerikan. Dan ucapanmu juga benar adanya.” Shadow berkata, tapi dia lantas melangkah ke arahku, menyejajari tubuhku selagi tatapannya terus bersarang padaku.

“Mengapa menatapku begitu? Apa aku… mengucapkan hal yang salah?” tanyaku hati-hati.

Ia menggeleng pelan, dan menarik kain gelap dari saku pakaian yang dikenakannya. Tanpa kuduga dia tiba-tiba menutup mataku, membuatku semakin bertanya-tanya pada tindakannya.

“Apa yang kau lakukan?” tanyaku tak mengerti.

“Aku mau melepas topengku. Dan aku tak mau kau melihatku.” ucapannya tanpa sadar lagi-lagi membuat jantungku melompat tidak karuan.

“Memangnya kenapa? Apa… kau seseorang yang kukenal?” tanyaku.

Aku mendengar suara tawa pelannya.

“Kenapa kau menanyakan lagi pertanyaan yang pernah kau tanyakan?” ucapnya membuatku teringat bahwa aku pernah bertanya padanya seperti itu.

“Tapi apa kau benar-benar orang yang kukenal?” ulangku.

“Kita memang sudah saling mengenal bukan?” aku tersentak saat suaranya terdengar sangat dekat. Bisa kurasakan bagaimana jemarinya menyentuh anak rambutku yang terurai di dekat telinga, sementara deru nafasnya masuk dengan teramat jelas dalam pendengaranku.

“Kau tahu aku tidak bicara tentang hal itu.” jawabku, berusaha untuk tidak mengeluarkan ucapan apapun dalam nada gugup padahal sekarang keadaanku sungguh tidak bisa kukendalikan.

Ia tertawa pelan, lagi-lagi kudengar tawanya begitu dekat denganku, dan perlahan, jemarinya menyentuh jemariku. Jemarinya bahkan masih begitu kukenali. Dia bimbing langkahku sementara aku membiarkan diriku jatuh ke dalam genggamannya.

“Anna”

“Ya?”

“Jika kukatakan aku menyukaimu, apa kau percaya?”

Aku menyernyit. “Apa kau akan mengatakannya?” tanyaku. “Jawab dulu.” dia menegaskan.

Beberapa saat aku terdiam saat mendengar ucapannya. Sebelum akhirnya aku tersenyum dan mengangguk. “Kurasa, ya, aku percaya padamu.” ucapku.

“Bagaimana jika kau harus kehilangan hal paling berharga dalam hidupmu karena aku menyukaimu?”

Aku terdiam. “Apa kau akan menghamiliku atau semacamnya?” tanyaku membuat tawa pelan lagi-lagi lolos dari bibirnya.

“Kau tahu aku tidak bicara tentang hal vulgar itu.” jawabnya membuatku tanpa sadar mengembuskan nafas lega. Apa aku baru saja secara tidak sadar memikirkan hal terburuk yang mungkin akan terjadi pada seorang wanita jika berurusan dengan pembunuh?

“Apa aku akan mati jika kau menyukaiku?”

Kurasakan jemarinya sekarang mengelus pipiku.

“Bukan itu, Anna.”

“Lalu apa?”

Aku masih menunggu jawabannya saat tiba-tiba saja kurasakan sesuatu yang lembap dibibirku. Bibirnya.

“K-Kau…”

Aku tak sempat menyelesaikan kalimatku saat ia menarik tengkukku, menciumku lembut. Aku memejamkan mataku walaupun mataku sudah tertutup, membiarkan ia menyarangkan kuasa atas diriku.

Saat dia melepaskan ciumannya, kurasakan bagaimana dia dengan lembut menautkan jemarinya pada jemariku.

“Kurasa… kau benar-benar tidak keberatan jika aku menyukaimu bukan?”

██║ ♫ ♪ │█║♪ ♫ ║▌♫ ♪ │█║♪ ♫ ║▌♫ ♪ ║██

In Maaya’s Eyes…

“Kau tidak mau membicarakannya denganku?”

Baekhyun mendongak, menatapku dan menggeleng pelan.

“Tentang apa? Tidak ada yang perlu dibicarakan.”

Aku menghembuskan nafas panjang. Baekhyun selalu menyembunyikan masalahnya, menyembunyikan pikirannya walaupun dia sudah tahu aku bisa mengetahui apa yang dia pikirkan.

“Bukankah dia menarik perhatianmu?” tidak lantas menjawabku, Baekhyun justru membuka konversasi lainnya.

“Siapa?” aku menyernyit menatap Baekhyun.

“Do Kyungsoo.”

Aku tertawa pelan mendengar ucapannya.

“Kau juga mengetahui keberadaannya karena aku bicara tentang seorang VPGN bernama Kyungsoo bukan?” kataku.

Memang benar. Sedari dulu Baekhyun tak berusaha untuk menemukan keberadaan teman-temannya yang lain, sampai ketika aku bicara tentang VPGN itu—Do Kyungsoo—yang ada di sekolahku, Baekhyun mulai sering mengingat tentang kehidupannya dulu, masa lalunya yang selama bertahun-tahun berusaha dia lupakan.

Ia bahkan terus mengingat gadis yang mirip dengan adiknya itu, Lee Injung.

“Kau tahu aku terus ingat pada mereka yang membunuh adikku saat aku melihat Injung.” ucap Baekhyun pelan. Ya. Aku tahu. Tentu saja aku tahu. Aku tahu isi pikiran Baekhyun lebih baik daripada siapapun.

“Jangan memikirkan hal-hal aneh selama kau di sini. Kyungsoo bisa tahu pikiranmu dengan mudah. Kau tidak ingin terjebak dalam masalah karena pikiranmu, bukan?” ucap Baekhyun kusahuti dengan anggukan pelan.

“Aku akan menjaga pikiranku, jangan khawatir.”

“Baguslah. Aku tak ingin bersikap aneh di depan mereka karena kau. Jadi, kurasa kau juga bisa diterima dengan lebih baik di sini daripada bersama temanmu yang lain.” ucap Baekhyun lagi-lagi membuatku teringat pada beberapa orang yang selama ini hidup denganku.

“Ya, semoga saja begitu. Tapi Baekhyun-ah, kau tidak mengkhawatirkannya?”

“Siapa lagi kali ini?” Baekhyun menyernyit

“Anna.”

Baekhyun mengerjap cepat, tampak terkejut.

“Kenapa aku harus mengkhawatirkannya? Dia sudah punya Kyungsoo dan Kai yang selalu khawatir padanya.”

“Kau tahu aku tak bicara tentang itu.”

“Maaya!” sergah Baekhyun kesal.

Aku tertawa pelan. “Kenapa? Kau merasa bersalah karena berucap sangat kasar padanya semalam? Aku tahu kau merasa marah semalam karena ia berucap seperti itu. Tapi kurasa, ucapanmu juga sedikit keterlaluan.

“Dia benar, berada di posisinya sungguh tidak mengenakkan, saat ia jadi satu-satunya orang yang tidak tahu apa-apa tapi harus terus dilibatkan dalam urusan serumit ini. Tidakkah kau merasa kasihan padanya?”

██║ ♫ ♪ │█║♪ ♫ ║▌♫ ♪ │█║♪ ♫ ║▌♫ ♪ ║██

In Author’s Eyes…

Seorang pemuda melangkah pelan melintasi jalanan kosong di pinggiran kota Seoul. Sesekali pemuda itu menghembuskan nafas panjang, ia mengeluarkan sebuah kalung kecil dari dalam saku celananya, dan tersenyum samar saat melihat kalung itu.

Pemuda itu kemudian menghentikan langkahnya di sebuah halte, tatapannya segera tertuju pada gadis yang duduk sendirian di sana, memeluk lengannya karena dinginnya suhu kota Seoul yang bahkan tak bisa dirasakan pemuda itu.

Dengan langkah pendek pemuda itu melangkah ke arah si gadis, mengambil tempat duduk di sebelahnya, walaupun ia tahu gadis itu tak menyadari keberadaannya sebab si gadis sekarang sudah hampir terlelap, kepalanya bahkan hampir terantuk tiang halte jika saja suara mesin dari bus yang baru saja datang tidak membuatnya terbangun.

Sontak, pria itu beranjak pergi, mengawasi si gadis yang sekarang tergopoh-gopoh masuk dari pintu belakang bus dan duduk di barisan depan. Sementara si pria diam-diam mengikuti langkah gadis itu, duduk di bagian belakang bus selagi maniknya lekat mengawasi si gadis yang lagi-lagi hendak terlelap.

Tak lelah, pria itu memperhatikan si gadis selama hampir tiga jam perjalanan. Sampai akhirnya gadis itu turun dari bus dan melangkah ke arah sebuah rumah dengan design kuno.

Pemuda itu tersenyum samar, memperhatikan rumah itu selagi dia masih ada di atas bus.

Tanpa sadar, senyum yang tadi sempat terukir di wajah si pria sekarang ditelannya. Ekspresinya berganti dengan raut muram sekaligus marah lantaran menangkap eksistensi seorang pria yang menyambut kedatangan si gadis ke rumah tersebut.

“Kau katakan kau akan bisa dengan mudah mengenaliku karena kita saling mengenal, Anna. Tapi kenapa kau tidak sadar pada keberadaanku di dekatmu saat aku tidak mengenakan topeng?”

۩۞۩▬▬▬▬▬▬ε(• -̮ •)з To Be Continued ε(• -̮ •)з ▬▬▬▬▬▬▬۩۞۩

IRISH’s Fingernotes:

EH YA LORD, that’s so close… Anna, kalo aja aku baik, aku bakal jadiin kamu seseorang yang berhasil memberontak dari rasa penasaran ini dan ngegampar si Shadow selagi buka penutup mata, jadi kamu bakal bisa liat muka Shadow sekaligus ngeliat hasil gamparanmu. Tapi apa daya, Anna, aku lebih demen bikin kamu jadi anak polos nan melodrama kayak gini.

Ini aku lagi dalam mode semangat ngetiknya, dan berhubung bentar lagi ultah Kreaseu, aku mau nyempilin dia dulu ah di chapter berikutnya, itung-itung beramal sama mantan yang made in China. Karena mantan yang made in Indonesia sudah sering bikin gamon, sesekali mantan made in China yang bikin gamon.

Kalo ada Kris berarti ada Jangmi dong ya, ada Chanyeol juga. Atau sepaket sama ChenAhri. Jangan deh, kalo kebanyakan nanti bikin khilaf. Khilaf ngetiknya, maksud aku. Dan aku lagi enggak mau berbaik hati bikin satu chapter panjang-panjang karena aku tau kalian bakal tetep bersembunyi di balik tirai yang dalemnya berisi zonk, alias kalian lebih demen jadi siders.

Yah, aku nasehatin aja sih kalo kalian kebiasaan jadi siders di fanfiksi, kalian juga akan terbiasa jadi sidersnya si do’i. Lumayan sih kalo kalian hanya jadi penonton hubungan bahagia si gebetan, salah sendiri kebiasaan jadi siders, ya kan?

Nah, sekian dulu dariku. Sampai ketemu di chapter berikutnya!

Salam kecup, Irish.

hold me on: Instagram | Wattpad | WordPress

33 tanggapan untuk “GIDARYEO – 12th Page — IRISH’s Tale”

  1. Mbak Irish btw kok ga ketemu chapter 13 nya jangan berhenti dong mbak..
    Jan gantungin si doi mbeakk mbwaaaak hwaa apa terjadi sesuatu mbak?

  2. wah yg ngomong terakhir sapa tuh?? shadowny ada dua ato gmn ya?😃.. misteri nya byk bgt, tpi aku suka.. ka irish jjang, fighting ya ka lanjutinnya😂

  3. Cerita ini aq baca waktu hamil 3 bulan, skrg usia anakq uda 3 bulan blm ada lanjutannya thor? Semangat ya, aq suka dan penasaran 😁

  4. Kak Irish FF buatan kakak selalu aja jjang~😍😍
    Bikin penasaran menggebu-gebu kak…
    Tapi aku masih penasaran siapa shadownya? Ku berharap shadownya kai hehe
    Fighting kak😆ku tetap menunggu chapter selanjutnya, biar aku gak mati penasaran gini kak wkwk 😂😂

  5. Kak Irish FF buatan kakak selalu aja jjang~😍😍
    Bikin penasaran menggebu-gebu kak…
    Tapi aku masih penasaran siapa shadownya, kai? Baekki? Atau Kyung-soo?
    Fighting kak😆ku tetap menunggu chapter selanjutnya, biar aku gak mati penasaran gini kak wkwk 😂😂

  6. Shadow itu vpgn apa a-vg sih kak? Trus shadow itu siapa sih? Pertama kali nebak pasti baekhyun, tapi waktu di chap ke berapa itu waktu kai jemput kyungsoo, kok ada baekhyun di situ? Langsung jadi gregeeet
    Tapi setelah itu masih yakin kalo shadow itu si baek, walaupun baekhyun bisa denger pikirannya anna, sedangkan shadow itu nggak(terbiasa dapat kejutan gak masuk akal di sebuah cerita).
    Tapi walaupun begitu, aku tetep konsisten kalo shadow itu si baekhyun, ditambah temenku juga yakin pada hal yang sama(ya elah, bahasanya formal amat). Tapi kalau kak irish udah ngebongkar siapa tuh shadow dan ternyata bukan baekhyun, walau kecewa pasti teteo aku tunggu publishnya, jadi cepet2 publish, ya kak!
    Trus adegan yang terakhir ituuuu…. yang anna disambut di depan rumahnya kai, itu siapa yaaa..
    Kai, kah? Atau kyungsoo? Jangan2 baekhyun? Bener2 ditunggu loh, kak publishnya.
    Trus ada lagi, one and only itu gimana kabarnya, trus ff terbarunya kak irish itu yang judulnya dream, aku jadi penasaran,
    So, semangat ya kak nulis sama publishnya

  7. Kesel ih sm kata2 백 ke anna 😒
    Pas anna kluar rmh ktmu shadow di bis, di rmh tu da vpgn smua, fixed jd smua vpgn di rmh 세훈 tu bkn shadow. & krn irish mo munculin 크리스 spaket sm jangmi jd 크리스 jg bkn shadow 😞 Luhan smakin kuat di list puncak sbg ‘terduga’ shadow. Klo smp trnyt shadow tu suho/umin/even 첸 it’s so.. unxpected! Trus klo luhan trnyt bnrn shadow (yg sk sm anna) injung pasti sdih. Bc da yg suspect 세훈 mgkn shadow (yg labil dr injung-ahri trus skrg anna) it’s so.. unacceptable, no! Asik sndiri menganalisa sp sbnr’ny si shadow ini 😅
    백 sok overprotected gt ke savior’ny, maaya a.k.a irene 😏 jd kbayang scene oao yg 180 drajat kbalikan’ny. Klo mrk bnrn mranin ff2 irish ni di tv drama pasti confusing ya bwt mrk 😋 di oao jd enemy di gidaryeo jd friend. Ah.. mo siap2 mnyambut 크리스 akuh 😘

  8. Eumm.. Aku penasaran beut sotd saposehh, xiuminkah? Yixing?- Tidak. Tidak. Kurasa tidak. Wajah bang jabLay tak cocok jika menjadi SOTD 😂😅. Wajah malaikat kelakuan iblis. Itu tidak benar.

  9. kirain si baek it Shadow..ternyata buka…yelahhh bisa amat bkin orang penasaran tujuh turunan..
    fighting yes,,terus aja bikin kepo..udah kecanduan gegara shadow dan baek 😀

  10. Gemes ya lord!
    Itu si shadow buka topeng woy😲
    Penasaran yang jadi shadow itu sapa, jangan-jangan xiumin
    Tolong beri hikmah ke kak irish biar cepet-cepet ngasih tau sapa tuh shadow :v

  11. Baek-injung moment juseyooo~~~~
    Heol kenapa di chap ini aq mikir lagi lo sotd ini xiumin ?? Segera buat pencerahan irish ttg siapa sotd ini

  12. anna gak jadi tinggal bareng SOTD???
    dia udah ngelepas topeng, auranya ya pasti beda lah, mana bisa ngenalin coba.. SOTD mah ada” aja
    tapi sumvah penesaran loh dia ini siapa.. gak mau nebak” lagi, biar makin greget.. nebak” trus, nanti salah mlah bikin otakku bundet… irish mah suka bikin otak hayati jadi down seketika kalo baca critanya….

  13. Gemes gue sama anna😭😭
    Tapi greget sumpah moment shadow anna😂

    Baek mah malu malu anj*ng,,, sok sok ga peduli gituuh..😂 cih, keduluan aja baru tau rasa lu baek..

    Itu rumah kuno apaan kak?? Chen-ahri? Kok ada anna? Berarti shadow anna saling kenal yah kak??? Ahh teuing…. aku pusying,,, kutunggu chapter selanjutnya aja ya kak😚😚😚❤❤❤❤❤❤❤❤❤

  14. Ahh.. irish hobi kali bikin penasaran, disaat lagi enak baca eh tiba tiba ketemu tbc jadi kecewa.. cepat update nya y irish, itu shadow kapan di ungkap? Berasa udah ubanan aku nunggu nya.. pokoknya semangat deh buat irish.. Di tunggu lanjutannya..

  15. Hubungan anna dan shadow sudah mengalami perkembangan, dan shadow gak akan rela kalo anna pergi ke venezuela karna dia sudah menyukai anna. Masih tetap penasaran siapa sebenarnya shadow of the dark ?

  16. krna blm baca dri awal aq rada gk ngerti kehidupan para vpgn di masa lalu. tp keingintahuan q ttg siapa itu sosok shadow membuat q mengikuti gidaryeo. aq baru baca chapter waktu ana di bawa oleh sehun dan kai. jga saat ana mencium shadow. penasaran banget sm shadow!!!
    Maaf rish lebih di banyakin peran shadow dan anna nya krna suka cerita yg ada romantis2 nya.

  17. Klw di Kajima ‘Luhan’ yang aq tunggu, di Gidaryeo malah si Cabe. Akhirnya, ada tanda2 Ahri akan muncul. Karakter favrtku yg ngenes amat hdupnya, aplg saat aq tw bhwa Injung nolak Ahri buat hdp sma2. Udah orang yg dicintai plus disayangi pada pergi dn berpaling pada cwek laen, saudaranya sendiri nolak dia pula. Aku tahu sih Injung gak kalah sedih hdupnya, tp kn saat itu dia pnya Sehun sma Luhan. Dn Oh Sehun, wah! nih orang tetap aja labil dr kajima smpai gidaryeo. Apalah gunanya drimu hdup beratus-ratus tahun, Oh Sehun.
    Shadow, ukhh… siapakah dirimu? yg membuat Anna plus reader’s baper tingkat dewa. Aku gak mw nebak2 dn berhrap, ntar gak sesuai dgn yg diriku pikirkn. Siapapn Shadow, aku bakal setuju.
    PS: kecuali Sehun, entah kenapa aq udah kesal bnget ama nih bocah. Rsnya klw Sehun yg jd Shadow, itu adalah bukti yg bner2 kuat klw dia tngkt labilnya udah akut banget. Dr Ahri ke Injung trs Anna pula, Wah! sangat luar biasa klw itu Sehun pndah hati ke sana-sini.

  18. Sapo se si Shadow???! Baekhyun? Apa mungkin aja… Itu bayangannya Anna aja —kan sesuai nama ‘shadow’ gitu—? Kan di kamus emba, gak ada yang gak mungkin :’v Terus², greget pas moment Shadow buka topeng, tapi malah di skip. Kan pasti ada sesuatunya gitu :’v

    Intinya, sangaaat amat kutunggu ini cerita. O, sama one and only, GAME OVER (ini capslock nunjukin gregetnya aku pada karya emba yg satu ini :’v), lies? Pokok yang tokohnya Chen ama D.O itulo (lupa judul), WINGS juga kutunggu, Anak ibu kost, Oh juga Hol(m)es itu apa khusus birthday project??

    Pokok aku tunggu.

    Salam dari Zky^^

  19. Gue yg lebih frustasi mencari tau siapa itu Shadow,di banding anna,,, rasa penasaran gue udah sampai di ubun2… Ohh irish, tolong katakan siapa itu Shadow😣 aku gak kuat terus berspekulasi yg pada akhirnya selalu salahhh😩

    Hwaiting Rhis😊😍

  20. Ekspektasiku tiba” menyatakan kalo si shadow ini Luhan di chapter ini, kemarin ngiranya si shadow itu Chen. Terus kemarinnya kemari itu suho atau mungkin chanyeol. Tau ah… Ekspektasiku mengungkap identitas si shadow ini selalu berubah tiap chapter, nggak konsisten aku ya…hahahaa…

  21. weehhh siapa neeh waduuu shadow orang dalem? kalo yunmi jadi anna yunmi pake penutup matanya di jidat biar keliatan XD Ato kalo kepo bgt siapa shadow bisa dicoba cium satu-satu dr vpgn dalem rumah itu wkwkwk

Tinggalkan Balasan ke ishamudya ramadhani Batalkan balasan