EXCEPTION – 7th [final] — IRISH’s Tale

EXCEPTION

|   starring by EXO`s Chanyeol; Sehun; Baekhyun with OC`s Sarang   |

supported by Hello Venus & Lovelyz Members  |

|  AU x Fantasy x Melodrama x Romance  |  Chapterred  |  PG-17  |

—  exception:time passes—love changes

[ 2nd Story of Evening Sky © 2016 ]

2017 © Little Tale and Art Created by IRISH

dedicated for un-real-like fantasy

Previous Story: PrologueChapter 1 — Chapter 2 — Chapter 3Chapter 4Chapter 5 — Chapter 6

♫ ♪ ♫ ♪

In Sarang’s Eyes…

SRASH!

Ugh…” sekuat tenaga aku berusaha menahan rasa sakit yang sekarang—

“—Sarang. Kau… seorang peralihan?”

Kubuka mataku begitu kudengar pertanyaan Jongin. Sekarang pandanganku bersarang pada luka di perutku—peluru Baekhyun. Tapi tidak, bukan itu yang sekarang menjadi perhatianku.

Aku memang tidak memahami keadaan yang sekarang kuhadapi, tidak juga kupahami apa yang terjadi padaku. Tapi aku tidak bisa berdiam saat aku sudah menyadari apa yang terjadi pada orang lain di tempat ini.

Sehun. Dia bukan manusia.

Dengan sisa tenagaku, aku berusaha bangkit dan mendekati Jongin sementara dia masih menatapku dengan pandangan nanar, tak percaya pada keadaanku yang juga sebenarnya tidak aku pahami.

Aku merebut pisau di tangan Jongin dan merangkak mendekati Sehun yang sudah kepayahan. Bisa kulihat bagaimana Baekhyun sekarang membidikkan senjata ke arah Sehun, dan Sehun juga menyadarinya. Sehingga Sehun berusaha untuk beringsut menjauh tapi—

SRAT!

—aku menahannya. Kutancapkan pisau di tanganku sekuat mungkin di kaki Sehun. Kudengar erangan kesakitannya sementara dia berusaha mengalihkan tanganku—yang masih mencengkram erat pisau tersebut—sebelum akhirnya—

SRASH!

—sebuah peluru menembus dada Sehun, menjatuhkannya.

“Sehun, aku tidak tahu kalau selama ini kau adalah seorang vampire…” kataku, menyadari bahwa alasan yang membuat Sehun menjauh saat melihat siapapun di tempat ini terluka bukan karena dia tidak menyukai aroma darah melainkan karena dia pasti tidak bisa menerima fakta bahwa dirinya sendiri juga merupakan makhluk yang sama dengan mereka semua.

Melihat cara Mijoo menatap Sehun tadi, sudah jelas kulihat Mijoo menatap Sehun dengan cara yang begitu lembut, dan tak ada keinginan sedikit pun untuk melukai. Sementara Sehun terus berkeras bahwa Mijoo berusaha membunuhnya.

Sekarang aku mengerti. Mijoo bukannya hendak membunuh Sehun, tapi berusaha menandainya. Dan jika kutarik satu kesimpulan besar, aku juga berubah menjadi peralihan karena hal yang sama.

Chanyeol pernah menandaiku.

BLAAARRRR!!

Itu suara ledakan terakhir yang kudengar sementara aku masih terbaring kepayahan di dekat Sehun. Samar-samar, kulihat Yixing berjalan ke arahku. Apa… mereka memenangkan peperangan?

“Peluru ini benar-benar sempurna, karena ada darah peralihan di dalamnya.” kudengar Yixing berkata, rupanya dia juga sudah tahu tentang senjata yang Baekhyun buat. Dan Baekhyun juga sudah tahu tentang aku yang merupakan seorang peralihan karena aku berkelakar padanya mengenai Chanyeol yang menandaiku.

Alasan mengapa aku tidak membutuhkan darah adalah karena Chanyeol sudah pernah memberikanku darah saat kami dulu masih perada di Gedung Penyembuhan. Sehun juga pasti sudah pernah mendapatkan darah Mijoo, sehingga selama di tempat ini dia tidak pernah terlihat tertarik pada darah, apalagi membutuhkannya.

Selama ini, aku sudah jadi begitu lugu dan naif.

Baekhyun menyembunyikan ratusan rahasia dariku dan aku bahkan tidak menyadari apa yang sudah terjadi pada diriku sendiri. Semua orang meninggalkanku dan menyebutku sebagai pengkhianat padahal aku sudah jadi seorang yang sama seperti mereka.

Aku dengan begitu bodohnya berkeras untuk menjadi seorang manusia tanpa tahu kalau identitas manusiaku sudah begitu lama mati.

“Dia juga akan mati.” kukenali suara Chanyeol di dekatku. Ah, dia sudah bersama dengan seseorang lainnya yang akan membuatnya bahagia, bukan?

Pada akhirnya, garis kehidupanku memang diciptakan untuk tidak pernah bahagia.

“Aku tidak bermaksud memanfaatkanmu, Sarang. Tapi aku tahu kau juga tidak akan menerima fakta ini jika aku memberitahumu.” kali ini Baekhyun yang bicara, lantas kurasakan lengan Baekhyun melingkar di tubuhku, tanpa sedikit pun rasa enggan menyentuhku, dia malah membawaku ke tempat yang lebih bersih, disandarkannya tubuhku di dinding sementara dia menatapku iba.

“Seperti dugaanku, kau memang tidak tahu kalau kau sudah jadi seorang peralihan saat vampire menandaimu.” kata Baekhyun, diusapnya darah yang mengotori wajahku, selagi tangannya bergerak menekan luka di perutku. “Rasanya pasti sangat menyakitkan, bukan? Maaf, aku tidak bermaksud membiarkanmu terbunuh karena darahmu sendiri.” kata Baekhyun.

Memang, bukan salahnya. Kalau saja aku membiarkan Jongin terluka sudah pasti keadaanku tidak akan berubah seburuk ini. Tapi sekarang aku tidak bisa berpikir jernih, syaraf-syaraf penggerakku saja sudah begitu sulit dikendalikan.

Rasa sakit yang seharusnya muncul saat Baekhyun menekan luka di perutku bahkan sudah tidak terasa. Apa begini rasanya mati?

“Chanyeol, kita harus membawanya.” suara Jin, terdengar bergetar karena menahan tangis, sementara aku sendiri memejamkan mataku, mengatur nafas selagi membaginya dengan sisa rasa sakit yang masih kurasakan di tubuhku.

Darah di dalam tubuhku sekarang seolah berkhianat, mereka berbalik menyerangku dengan rasa sakit dari dalam. Mencubit dan menggigit tiap inci tubuhku dengan rasa sakit kecil yang membekas.

“Aku tidak sudi membawa bangsa peralihan bersamaku.” kali ini Chanyeol yang bicara.

“Chanyeol, kau tidak bisa begitu. Dia juga jadi seperti ini karena ulahmu.” Baekhyun memberikan pembelaan. Seolah pendengaranku sudah bertambah tajam, bisa kudengar bagaimana Chanyeol mendengus kasar, dia pasti begitu muak melihatku.

“Aku sudah menawarkan pilihan untuknya. Dia memilih untuk tetap menjadi seperti itu. Lagipula, bukankah kematian memang jadi akhir bagi manusia? Dia ingin mati bersama bangsanya, sejak dulu. Jadi biarkan saja dia mati dengan menyedihkan di sana.” dengan arogan Chanyeol berkata, dan sekarang kurasakan lengan Baekhyun yang mencekal tubuhku mengeras.

Dia pasti menahan amarahnya.

“Sialan kau, Park Chanyeol. Aku akan—”

“—Sudah, Baekhyun.” aku menahan Baekhyun begitu kurasakan dia hendak bergerak, pasti ingin menyerang Chanyeol atau minimal menghadapinya. Dari karakter Baekhyun yang misterius dan penuh rahasia, aku tak bisa menduga apa yang akan dia lakukan pada Chanyeol.

“Dia tidak menganggap nyawamu berharga dan kau masih ingin membelanya?” tanya Baekhyun padaku. Memangnya, semenyedihkan apa keadaanku sekarang sampai Baekhyun bisa berkata begitu?

“Aku bukan membelanya, aku tidak ingin kau melakukan hal-hal yang pada akhirnya percuma.” lirihku, perlahan kubuka mataku, dan kupandangi Baekhyun yang sekarang menatapku dengan ekspresi kaku di wajahnya.

“Tinggalkan saja aku di sini Baekhyun. Dia benar, aku memang ingin mati bersama dengan bangsaku. Jadi… sepertinya begini akhir dari perang yang sudah kutakutkan.” kataku segera membuat Baekhyun membuang pandang. Hal yang kemudian memberiku peluang untuk memandang Chanyeol.

Sisa kinerja jantungku masih berdegup tidak karuan karenanya. Bukan karena aku masih mencintainya, tapi karena ini adalah sisa dari perasaanku yang entah sejak kapan, sudah membeku dan akhirnya hancur.

“Jangan berpikir seperti itu Sarang! Kami akan lakukan apapun untuk menyembuhkanmu!” Kei memelukku.

Nafasku terputus-putus, seluruh tubuhku mulai terasa kaku dan mati rasa.

“Ayo kembali. Kita sudah menang.” kalimat terakhir dari Chanyeol akhirnya membuatku menyerah.

Percuma berharap untuk hidup lebih lama saat tidak seorang pun menginginkan keberadaanmu.

“Tinggalkan aku disini… kumohon.” aku memandang satu persatu wajah yang kukenal di sana. Berharap mereka akan bisa bahagia setelah semua ini berakhir. Atau, setidaknya mereka akan jadi lebih kuat setelah ini, jika saja perang kembali terjadi.

“Sarang, kau sudah menyelamatkan nyawaku dua kali, aku tidak bisa membiarkanmu di sini!” teriak Jin lantang.

“Sudahlah, Jin. Bukankah semua manusia pada akhirnya juga akan mati? Kau tahu, aku tidak akan melupakanmu. Jin, Kei… kalian adalah dua orang sahabat terbaik dalam hidupku. Mari kita bertemu dan berteman kembali… saat aku terlahir kembali.”

“Sarang!” teriak Jin. Sedangkan Kei terduduk di lantai penuh darah, menangis tersedu-sedu meski tak ada air mata yang keluar dari maniknya.

Beberapa lama aku masih mendengar suara mereka sampai aku benar-benar tidak mendengar apapun. Aku berusaha bernafas normal. Rasa sakit di perutku benar-benar menusuk.

Kulihat bagaimana Chanyeol melenggang pergi, diikuti dengan vampirevampire lain yang hanya bisa menatapku iba sementara mereka tak bisa berbuat apa-apa. Jin dan Kei ditarik pergi oleh dua vampire tidak kukenal di sana. Mijoo sendiri tampak meratapi kematian Sehun.

“Kau pikir istilah ‘terlahir kembali’ itu benar-benar ada?” kudengar pertanyaan Baekhyun saat kusadari dia masih duduk di sisiku.

“Kau tidak percaya itu, bukannya kau sudah hidup sangat lama, Baekhyun?” tanyaku, mengingat rasa sakit tidak lagi kurasakan, aku hanya menunggu waktu sampai akhirnya kesadaranku benar-benar hilang.

“Aku pernah bertemu dengan beberapa orang yang serupa dengan orang lain dalam masa laluku. Tapi mereka tidak mengenaliku, Sarang. Meski nama mereka sama, dan keadaan fisik mereka sama, mereka adalah orang yang berbeda.

“Mereka tidak mengingatku, tidak juga ingin mengenalku. Bagaimana bisa aku membayangkan bertemu denganmu lagi dalam keadaan seperti itu? Aku mungkin akan sangat marah pada diriku sendiri karena tidak bisa berbuat apa-apa sekarang.” Baekhyun berkelakar.

“Kalau begitu, kupastikan kalau aku akan mengingatmu, Baekhyun.”

“Kau tidak bisa akan bisa begitu. Jika kau terlahir kembali, kau hanya akan menjadi seseorang yang baru, dengan kehidupan dan ingatan yang baru.” bantah Baekhyun.

Aku tersenyum samar, menatap puing-puing kehancuran juga mayat-mayat yang sekarang ada di sekeliling kami dengan pandangan muram.

“Kau benar, aku mungkin tidak akan ingin mengingat semua ini.”

“Dan kau juga tidak akan ingat siapa saja yang pernah menaruh hati padamu.” perkataan Baekhyun sekarang tanpa sadar membuatku tersenyum kecil.

“Apa kau juga begitu? Menaruh ketertarikan padaku?” pertanyaanku berhasil memunculkan sebuah tawa dari Baekhyun. “Ya, kau tahu itu? Tapi aku paham, perasaanmu sudah terkurung oleh Chanyeol, karena dia sudah pernah menandaimu.”

“Kalau begitu, mari bertemu lagi saat aku terlahir kembali, Baekhyun. Aku akan mengingatmu, dan aku akan ingat ketertarikan yang sudah kau berikan padaku. Saat itu… saat aku tidak lagi terikat dengan Chanyeol… bukankah kita mungkin akan punya kehidupan yang lebih baik?”

Baekhyun terdiam, tidak menyahut.

“Semenyedihkan inikah akhir kehidupan yang kau inginkan, Sarang?” tanyanya.

“Maaf…” ucapku pelan. “Kau tidak menginginkan hidup?” lagi-lagi Baekhyun bertanya. “Untuk apa aku bertahan hidup? Aku sudah tidak punya siapa-siapa…”

“Kau tidak ingin menjadi sepertiku, Sarang-ah?”

“Hidup dalam waktu lama… dengan masa lalu seperti ini?”

Baekhyun terdiam. Lantas dia bangkit, berdiri di hadapanku sebelum dia ulurkan tangannya padaku.

“Raih uluran tanganku jika kau memang masih ingin hidup, Sarang. Akan kulakukan apapun untuk menyelamatkanmu. Kau bisa memulai kehidupanmu yang baru, aku bahkan akan membantumu untuk bersama dengan Chanyeol lagi.” tuturnya.

Aku menggeleng, tersenyum simpul pada Baekhyun.

“Tinggalkan aku, kumohon. Kita pasti akan bertemu lagi, Baekhyun.”

“Sungguh?” Baekhyun memastikan.

“Ya, aku akan mengingatmu. Aku akan menjalani kehidupan yang lebih baik daripada saat ini. Aku akan mengingat kalian semua, aku janji.”

Akhirnya Baekhyun menyerah. Dia tersenyum muram, dan mengangguk.

“Baiklah kalau begitu, aku akan menghancurkan tempat ini Sarang, untuk memastikan semua orang yang ada di sini musnah. Dan… aku akan menunggumu. Kuharap kita benar-benar akan bertemu kembali, suatu hari.”

Usai mengatakan hal itu, Baekhyun melangkah meninggalkanku, begitu cepat sampai kusadari aku sudah sendirian, dengan beberapa orang lainnya yang juga sudah tidak bernyawa. Kulihat bagaimana api berkobar dari bagian depan gedung, dengan cepatnya merambat ke bagian dalam gedung dan memanggangku hidup-hidup.

Tubuhku tidak merasakan sakit, tapi aku bisa merasakan bagaimana kulitku mengelupas, darahku berceceran di lantai, sampai akhirnya kesadaranku perlahan terenggut. Aku akan mati…

Dan aku akan terlahir kembali, sebagai seorang Sarang yang tidak memiliki kehidupan menyedihkan seperti ini.

Aku akan kembali…

.

.

.

.fin

.

.

.

IRISH’s Fingernotes:

Eits, jangan diclose hanya karena ini fingernotes. Di bawah masih ada alternate ending, LOL. Aku sengaja buat fingernotes pendek dulu di awal, karena aku tahu kalian semua enggak akan menerima ending begini.

Huh, padahal aku bahagia banget pas ngetik ending di atas itu. Tapi aku sudah bisa tebak kalo kalian akan berseru “SEKUEL” kalo enggak ya pada misuh-misuh alias mengumpat padaku kalo hal itu terjadi.

So… di bawah ini adalah alternate ending dari cerita ini. Selamat membaca!

.

.

.

.alternate ending.

In Sarang’s Eyes…

Dia ada di sana, lagi. Memasang raut muram saat menunggu malam berganti dengan mentari yang menantang. Aku tahu, dia tidak suka matahari, tapi mengapa masih juga menantang seperti itu?

“Sarang, apa yang kau lihat?” aku menoleh saat kudengar sebuah tanya masuk ke dalam pendengaranku. Rupanya sejak tadi sahabatku—Sejung—memerhatikan tindakanku.

“Baekhyun, aku sedang melihatnya.” kataku.

Hey, jangan macam-macam. Dia itu seorang vampire, kau tahu?” kata Sejung.

“Aku tahu, memangnya aku tidak melihat kalau dia seperti itu karena dia seorang vampire? Tapi kau juga tahu ‘kan, sejak dulu aku sangat sering memimpikan Baekhyun. Padahal, saat itu aku belum pernah bertemu dengannya.” tuturku.

Sejung hanya memutar bola mata. “Itu bukan karena kau tidak pernah bertemu dengannya. Tapi karena kau pernah bertemu, tapi melupakannya begitu saja.” bantah Sejung hanya kusahuti dengan anggukan cuek.

Dia tidak tahu, memangnya aku sepelupa itu? Aku memang sebelumnya tidak pernah bertemu dengan Baekhyun. Tapi dia begitu sering muncul di dalam mimpiku. Kami seolah tengah sama-sama ada di tengah hutan, di bawah minimnya cahaya rembulan.

Ah… sudah seperti film-film romansa-thriller saja. Di mimpiku Baekhyun jelas terlihat seperti vampire, dan bahkan netra berwarna merah darahnya terlihat jelas di bawah pantulan cahaya rembulan. Tapi dia tidak terlihat seolah berusaha membunuhku. Padahal manusia sepertiku, Sejung dan yang lainnya, adalah mangsa para vampire, bukan?

“Aku ingat perkataan kakekku, vampire itu ada yang punya kemampuan mendengar pikiran seseorang. Kau cukup beruntung karena dia tidak bisa mendengar apa yang kau pikirkan tidak bisa didengarnya. Kalau saja dia tahu, kau itu orang paling mesum yang memikirkan hal kotor tentangnya.” ledek Sejung segera membuatku terkekeh pelan.

“Jangan bodoh, aku tidak pernah memikirkan hal kotor tentangnya. Dia saja yang terlalu tampan dan memikat. Tidakkah kau lihat? Aku yakin seratus persen, walaupun dia bukan seorang vampire dia pasti terlihat sangat tampan.”

Mendengar perkataanku, Sejung malah bergidik ngeri. “Astaga, tunggu saja sampai kau melihat penampilan vampirevampire itu saat berubah menjadi sosok aslinya. Mereka tidak lebih baik daripada monster.” tandas Sejung.

Ah, benar. Keadaan mereka kudengar memang sangat mengerikan ketika berubah menjadi wujud aslinya.

██║ ♫ ♪ │█║♪ ♫ ║▌♫ ♪ │█║♪ ♫ ║▌♫ ♪ ║██

Aku tidak seharusnya ada di luar malam ini. Tapi aku tertidur di perpustakaan dan terbangun saat malam datang. Ugh. Apa aku sudah menjelaskan tentang keadan kami? Kami, sisa manusia yang ada di dunia ini, akhirnya harus berbagi dunia dengan para vampire.

Karena mereka tidak bisa hidup di pagi dan siang hari saat matahari masih memamerkan diri, maka kami para manusia akan beraktifitas saat matahari masih ada. Ketika malam hari, saat bulan berkuasa, dunia ini dimiliki oleh para vampire.

Seiring berjalannya waktu, mereka jadi sangat sensitif terhadap matahari. Sedangkan kami para manusia masih bisa hidup di malam hari karena memang… dunia ini sepertinya dulu ditujukan untuk kami.

Ugh. Baekhyun. Dia ada di sana. Astaga, bagaimana dia bisa terlihat begitu tampan? Pelataran universitas ini saat malam akan berubah menjadi lahan kehidupan para vampire. Dan di depan salah satu kelas, kulihat Baekhyun berdiri dengan dua temannya—satu pria dan satu wanita—mereka bercengkrama dengan begitu serius sementara aku berdiri mematung di tempatku berada.

Pertama, aku harus menghindari angin, karena jika angin berembus, aroma darahku akan menyebar di area ini dan secara otomatis mereka akan menyadari—

WHUSH!!

—keberadaanku.

Sial. Timing angin ini luar biasa sekali.

Sekarang, tatapan beberapa orang vampire di dekatku malah bersarang padaku. Mereka menatapku seolah hendak memangsa, tapi kemudian kukumpulkan keberanian untuk melawan tatapan mereka.

Takut tak akan membantu sama sekali.

“Wah, wah, apa yang dilakukan seorang manusia saat malam hari begini?” kudengar suara seorang vampire di dekatku.

“A-Aku tidak berusaha mengganggu kalian, sungguh. Aku tadinya belajar di perpustakaan sampai aku tertidur dan terbangun di malam hari. Aku sudah akan memasang jaketku erat-erat agar kalian tidak terganggu karena aroma darahku dan—” ucapanku terhenti saat kusadari mereka tak akan berusaha mengerti apa yang tengah berusaha kusampaikan.

Di mata mereka, aku tak lebih dari seorang santapan malam ini.

“Da-Darahku tidak enak, aku seorang vegetarian.” kataku kemudian memancing tawa dari dua vampire yang ada di dekatku. Apa yang menurut mereka begitu lucu? Lagipula, kudengar memang darah para manusia vegetarian tidak terasa lebih enak daripada manusia lain yang memakan semua jenis makanan.

“Dia mangsaku.” aku berjengit kaget saat tiba-tiba saja kudengar suara lain. Apa-apaan? Siapa yang baru saja seenaknya mengatakan—

“—B-Baekhyun?”

Benar, Baekhyun yang baru saja berkata begitu. Apa maksudnya? Apa dia menginginkan darahku? Apa selama ini aku sudah terpesona olehnya karena dia memang mengincarku sebagai mangsanya?

“Lihat? Dia bahkan tahu namaku. Dia adalah mangsaku. Ah… tidak percuma juga selama berbulan-bulan aku memasang jebakan indah untukmu, iya ‘kan Sarang?”

Dia tahu namaku? Tidak, tunggu. Apa spekulasiku benar? Apa Baekhyun memang benar-benar sengaja membuatku terpana olehnya untuk hal ini? Karena dia akan menjadikanku mangsanya?

Sial. Kenapa juga aku dengan bodohnya terlena?

“Aku sudah mengawasi pikirannya selama beberapa bulan terakhir. Dan dia memang jatuh cinta padamu Baekhyun. Tidak salah lagi, kedatanganmu di mimpinya pasti sangat membuatnya terpesona.” aku menyernyit saat kudengar vampire wanita—yang tadi kupikir teman Baekhyun—berkata.

“A-Apa maksudnya itu?” tanyaku hati-hati.

Bagaimana mereka bisa tahu tentang mimpiku? Dan Baekhyun juga tahu tentang aku yang memerhatikannya selama ini? Padahal dia bersikap seolah tidak tahu. Apa ini memang jebakan?

“Mijoo, sudahlah. Kita tinggalkan saja mereka berdua. Baekhyun sudah menahan diri selama berbulan-bulan untuk tidak menghabisi gadis itu. Sekarang biarkan Baekhyun menikmati makan malamnya.” vampire laki-laki yang juga teman Baekhyun itu berkata.

“Kau benar Sehun, lebih baik kita tinggalkan mereka agar bisa bersenang-senang.” vampire wanita bernama Mijoo itu berucap.

Dia dan si vampire laki-laki kemudian pergi. Beberapa vampire di dekat kami juga beringsut menjauh. Seolah sudah tau apa yang akan terjadi setelah ini, dan mereka tak mau ikut campur.

Baekhyun masih bergeming, menerorku dengan tatapannya selagi aku memutar otak. Berpikir, Sarang, berpikir. Bagaimana cara melarikan diri darinya? Pintu perpustakaan tidak jauh dari tempatku sekarang berdiri, dan berlari ke dalam perpustakaan adalah opsi penyelamatan diri pertama.

Apa yang akan kulakukan jika usahaku gagal? Apa aku akan benar-benar mati malam ini? Karena menjadi korban dari seorang vampire yang selama ini kukagumi dalam diam? Ah… menyedihkan sekali.

“Tidak akan jadi menyedihkan, bukan hanya kau yang diam-diam memerhatikanku. Tapi aku juga selama ini selalu memerhatikanmu.” aku tersentak saat kudengar Baekhyun bicara.

Dia… mendengarku?

“Sangat jelas. Semua yang kau pikirkan saat diam-diam memandangiku dari jendela asramamu ketika malam akan berganti pagi juga kudengar dengan jelas.” sahutnya.

Aku tersentak. Jadi, selama ini dia sudah tahu? Dia mendengar semua yang aku pikirkan tapi berpura-pura tidak tahu?

“Apa aku akan mati setelah ini?” tanyaku akhirnya. Memikirkan kemungkinan bahwa Baekhyun melepaskanku adalah suatu hal yang tidak mungkin. Malah, sekarang aku rasanya ingin menangis.

Bukan karena takut, tapi karena malu. Dia sudah tahu semua pikiran konyolku tentangnya, dan mimpi-mimpi aneh itu, lalu sekarang dia mengungkap segalanya dan membuatku jadi satu-satunya orang bodoh.

“Bisa dikatakan begitu. Aku memang akan membunuhmu,” Baekhyun berucap dengan santai, lantas dia melangkah ke arahku, dan tersenyum simpul sebelum melanjutkan. “…, tapi aku akan memberikan kehidupan yang baru untukmu, Sarang.”

Aku menyernyit. “Apa maksud—ah…” aku tersentak, dengan cepat otakku menganalisis keadaan kami sekarang. Baekhyun seorang vampire, dan dia katakan dia juga memerhatikanku diam-diam.

Sedangkan aku seorang manusia yang sudah jelas secara membabi buta menaruh ketertarikan padanya. Kemungkinan lain apa selain hal itu yang akan terjadi padaku saat Baekhyun mengatakan hendak membunuhku tapi juga memberiku kehidupan baru?

“Sarang.”

“Ya?” refleks mulutku menyahut saat Baekhyun memanggil. “Apa kau mengingatku?” tanyanya membuatnya menyernyit bingung. Mengingatnya? Apa maksud Baekhyun sekarang?

“Mimpi yang kau alami, pasti bagian dari kenanganmu di kehidupan sebelumnya. Jadi… apa kau mengingatnya? Kehidupanmu dulu… saat berada di dekatku?” aku tersentak. Baekhyun tengah berusaha menjelaskan maksud dari mimpi-mimpi yang terjadi padaku.

Mimpi yang terlihat begitu jelas… dan terasa nyata itu… bagian dari kehidupanku? Kehidupanku sebelumnya? Apa itu masuk akal? Tidak, coba pikirkan dulu Sarang. Sejung katakan dia pernah menemukan sosok wanita yang punya fisik serupa dengannya di buku sejarah.

Padahal Sejung bukan keturunan dari sosok dalam sejarah itu. Artinya, teori tentang kehidupan dan terlahir kembali… benar-benar ada?

“Apa kita—maksudku… kalau kehidupan sebelumnya itu benar-benar ada. Apa kita… kau, dan aku… saling mengenal?” tanyaku hati-hati.

Baekhyun terdiam sejenak, dia lantas tersenyum simpul sebelum kembali buka suara. “Apa saja yang kau ingat di dalam mimpimu?” tanyanya.

“Ah, banyak. Hutan-hutan, gedung gelap yang terlihat mengerikan… sekelompok vampire yang dikurung di dalam penjara bawah tanah dengan bau menyengat tak sedap… lalu ada kesakitan…” aku terdiam sejenak, sementara Baekhyun menunggu.

“Pernah, aku mimpikan diriku tengah kesakitan. Lalu—”

“—Kau katakan kau menginginkan kehidupan yang lebih baik. Ada banyak vampire yang mengelilingimu, tapi kau tidak ingin bersama dengan mereka. Kau mungkin tidak tahu, karena kau bukan Sarang yang ada di masa lalu. Tapi… aku ada di sana, menyaksikan kematianmu.

“Kau katakan, kita akan bertemu kembali, selagi kau akan terlahir sebagai Sarang yang baru, yang menjalani kehidupan menyenangkan. Kau juga berjanji akan mengingatku, mengingat vampire lain yang jadi sahabatmu. Lalu di sinilah aku menemukanmu.

“Sebagai Sarang yang baru, yang menjalani kehidupannya tidak dengan cara lebih baik dari dulu. Kau masih terjebak bersama orang-orang yang tidak kau sukai, di tengah kehidupan yang kau benci juga.”

Aku terdiam mendengar penuturan Baekhyun. Bagaimana dia mengetahui segalanya? Karena dia mendengar apa yang kupikirkan? Atau karena semua yang diucapkannya benar? Apa aku… memang seorang yang dikenalnya dan mengenalnya di kehidupan yang lalu?

“Apa… yang terjadi padaku, dulu?” Baekhyun menatapku seolah enggan memberitahu. Apa kehidupanku dulu menyedihkan? Lebih menyedihkan daripada kehidupan yang sekarang kujalani?

“Ya, setidaknya kehidupanmu dulu lebih menyedihkan. Saat itu, kau mati karena memilih untuk menolak bantuan dariku. Kau katakan kau akan menerima keberadaanku saat kita bertemu lagi di kehidupan selanjutnya.

“Sekarang, aku sudah menemuimu. Dan seperti dulu, aku katakan aku akan membawamu ke tempat yang lebih baik, di mana kau bisa hidup berbahagia. Aku akan menciptakan kebahagiaan itu untukmu, agar kau tidak lagi menjalani kehidupanmu dengan penyesalan.”

Kembali, aku terdiam. Yang Baekhyun katakan sekarang terdengar tidak masuk akal sekaligus masuk akal. Aku bahkan sekarang merasa ragu, pada kehidupan yang selama ini sudah aku jalani.

Hidup menyendiri tanpa keluarga, tanpa sanak saudara. Aku yang dibuang oleh kedua orang tuaku ketika masih bayi, dan tumbuh di dalam asrama yang sudah berubah menjadi tempat mengerikan karena sulitnya kehidupan.

Di kehidupanku sebelumnya, aku pasti juga mengalami hal yang sama menyedihkannya. Tapi saat itu aku menolak bantuan dari Baekhyun dan memilih untuk mati. Sekarang, dia jelas-jelas mengatakan akan membunuhku, tapi dia juga menawarkan kehidupan yang lebih baik untukku.

Tapi… apa aku—”

“—Apa aku akan menjadi seorang—”

“—Ya, kau akan jadi vampire, sepertiku.” kulihat samar kilatan merah di kedua manik Baekhyun. Selama sepersekian sekon membuatku takut, tapi juga membuatku merasa kagum. Ah, sial. Mengapa aku masih bisa terpesona padanya di saat seperti ini?

“Apa kau… kali ini juga tidak mengizinkanku untuk membantumu, Sarang?” aku tersadar dari lamunanku ketika kudengar Baekhyun lagi-lagi bertanya.

“Apa aku akan bisa bahagia?” tanyaku dijawab Baekhyun dengan sebuah senyum. Lantas, dia ulurkan tangannya padaku selagi bergeming. Dia tidak menjawabku dengan kata, tapi dia hendak membuktikannya.

Meski ragu, tapi kutemukan juga diriku terbius oleh ucapannya. Buktinya, entah sejak kapan tanganku sudah terulur meraih uluran tangannya. Kubiarkan Baekhyun menarikku, menyudutkanku selagi telapak tanganku berhasil menyentuh permukaan kulitnya yang dingin.

Tidak, Baekhyun bukannya melakukan hal-hal bernuansa romansa-thriller seperti dalam film yang pernah kutonton. Tapi dia langsung menyakitiku. Bisa kurasakan, bagaimana sepasang taringnya sekarang menembus permukaan leherku, sementara lengannya mencengkram lenganku kuat-kuat.

Kudengar deru nafas Baekhyun begitu dekat dengan telingaku, selagi rasa sakit akibat gigitannya sekarang berubah menjadi rasa sakit lain yang terasa menusuk tiap inci bagian dalam tubuhku.

Kesadaranku perlahan direnggutnya, bergantikan dengan rasa hampa, dan pasrah. Aku masih cukup terjaga saat aku bahkan tidak lagi membutuhkan tarikan dan hembusan nafas untuk mengisi paru-paruku.

Baekhyun mengangkat tubuhku sekarang, kudengar gedebuk pelan tas yang kubawa, dan bisa kulihat bayangan bulan yang sekarang memenuhi pandanganku. Mengapa aku tidak mati? Aku seharusnya mati jika seorang vampire menggigitku, bukan? Di film-film semuanya begitu.

Tapi kenapa aku masih terbangun?

“Kau tidak ingin mati, tapi kau ingin menjadi bagian dariku, Sarang. Kau pasti begitu ingin merasakan rasa sakit ketika menyambut kehidupan baru itu, jadi aku tidak bisa berbuat apapun jika kau tidak mati.”

“Aku… benar-benar tidak mati?” tanpa sadar bibirku menggumam, bayangan wajah Baekhyun sekarang tercetak jelas dalam pandanganku.

Kulit pucatnya, surai gelap juga manik merah kelamnya… kenapa dia begitu tampan bahkan saat aku sekarat seperti ini?

“Kau bukannya sekarat, kau sudah mati beberapa detik yang lalu, saat jantungmu berhenti berdegup. Dan ya, sekarang kau sudah terbangun di kehidupan barumu.”

“Mengapa… begitu konyol?” kudengar Baekhyun tertawa saat mendengar pertanyaanku. Memang, aku merasa apa yang terjadi padaku sekarang sangatlah konyol.

Seharusnya, aku mati, tidak sadarkan diri, lalu terbangun di tempat yang tidak kukenali dan Baekhyun sudah ada di sana. Aku kemudian menjadi vampire. Seharusnya begitu. Tapi mengapa aku masih terjaga? Tubuhku rasanya begitu lemah sekarang, tapi aku masih hidup.

Bagaimana rasanya mati? Mengapa aku tidak merasakannya?

“Jangan khawatir, tidak semua orang ingin merasakan kematian jadi kau seharusnya bersyukur karena tidak harus merasakan sakitnya kematian. Aku akan membawamu ke tempat keluargaku berkumpul, tetaplah terjaga kalau kau ingin.” Baekhyun lagi-lagi berkata.

Sementara aku dengan pasrah membiarkan diriku tetap berada dalam rengkuhannya. Perlahan-lahan, kesadaranku juga seolah pulih kembali. Rasa sakit yang tadi kurasakan menusuk tubuhku dari dalam perlahan-lahan menghilang.

“Apa aku sudah jadi vampire?” tanyaku membuat Baekhyun menatapku sejenak, dia biarkan pandang kami bertemu selama beberapa saat sebelum dia mengangguk.

“Melihat dari kedua matamu yang sekarang berwarna merah darah, jawabannya ya.” tiba-tiba saja Baekhyun bergerak menurunkanku, sontak membuatku berdiri dengan waspada.

“Apa yang kau lakukan? Aku masih lemah.” kataku tidak terima.

Baekhyun, hanya menyunggingkan sebuah senyum kecil. “Kau sudah sadar sepenuhnya, Sarang.” katanya sambil menunjukku dari atas sampai bawah.

“Aku pikir prosesnya akan sama seperti yang ada di dalam film-film. Tapi aku hanya merasa sakit saat kau gigit saja.” kataku. Baekhyun mengangguk-angguk pelan mendengarnya. “Aku tidak keberatan menyakitimu dengan cara seperti itu lagi.” katanya segera membuatku berjengit menjauh.

“Siapa bilang kau boleh melakukannya?” tanyaku.

“Kau adalah milikku sekarang, Sarang. Tidakkah kau ingat itu? Selain mengubahmu menjadi vampire, aku juga sudah menandaimu sebagai milikku. Jadi kau tidak akan bisa jatuh cinta pada pria manapun selain aku. Mengerti?”

Kenapa sekarang perkataannya terdengar seperti sebuah ancaman?

“Itu bukan ancaman, tapi peringatan. Waktu sudah berlalu, dan cinta juga berlalu. Dulu kau terjebak dalam cinta konyol yang berakhir tragis. Sekarang, tidak akan kubiarkan kau jatuh hati pada orang lain selain aku.”

“Istilah yang benar itu, waktu berlalu, cinta berganti.” ralatku.

Baekhyun mengangkat bahunya acuh. “Ya, sejenis itu. Yang jelas kau sepertinya sudah memahaminya. Ayo, kita masih harus berjalan cukup jauh. Sehun dan Mijoo menunggu kita di ujung kota.”

Aku merengut mendengar ucapan Baekhyun. “Tapi aku lelah berjalan.” kataku segera membuat Baekhyun menghela nafas panjang. Tanpa bicara apapun dia lantas kembali menarikku ke dalam gendongannya.

“Jangan salahkan aku jika aku akan benar-benar menyakitimu lagi.” ancamnya membuatku mengangkat bahu tak peduli. Masa bodoh, kalau diingat-ingat, tadi adegan romansa-thriller yang ada di film itu juga sedik-banyak benar-benar terjadi.

Meski hanya sebentar, dan disebut Baekhyun sebagai cara untuk menyakitiku. Segera, aku buka mulut untuk menyahuti Baekhyun.

“Kalau caramu menyakitiku sangat romantis seperti tadi, aku tidak keberatan.”

“Rupanya, dengan cara itu aku bisa menyakitimu sekaligus menjadikanmu milikku. Bukankah begitu?”

Aku menatap Baekhyun, meski ekspresinya masih terlihat sama, aku tahu ada kelegaan dalam ekspresinya. Waktu berlalu, cinta berganti. Mungkin, aku yang ada di kehidupan lalu, memang begitu menyedihkan dan bahkan mungkin bukannya jatuh cinta pada Baekhyun, melainkan pada pria lain.

Tapi, waktu sudah berlalu, meski aku terlahir kembali, tapi ternyata cinta yang akan kurasakan dan mengukungku, bisa berganti.

Dan di kehidupan ini, kuyakini Baekhyun adalah pria yang akan kucintai.

“Bukan hanya kau, tapi juga aku. Aku akan mencintaimu juga, jadi kita tidak perlu mengharapkan waktu lain, atau cinta lainnya. Kita hanya akan berharap waktu berlalu tanpa adanya cinta yang berganti.”

Aku tersenyum mendengar ucapannya, tentu saja, jika kami jatuh cinta kami mungkin tidak akan menemukan cinta yang berganti lagi. Karena di kehidupan ini, aku sudah menentukan pilihan yang kuketahui akan berujung pada kebahagiaanku, bukannya penderitaan.

“Omong-omong, ucapanmu benar juga. Darahmu sungguh pahit karena kau seorang vegetarian, aku sangat tidak tahan. Menurutmu, setelah jadi vampire apa darahmu masih akan terasa sepahit tadi?”

— FIN —

hold me on: Instagram | Wattpad | WordPress

24 tanggapan untuk “EXCEPTION – 7th [final] — IRISH’s Tale”

  1. aaaaaa..baek mah emng cucok jd vampire..sini gigit aku bek..ikhlas dunia akherat mah klo baek yng gigit hahhhahhahahaa
    irish, another great story from y!!! :*

  2. ini udah final bener rish???
    jadi akhirnya sama baek… sehun beneran vampir trus sma mijoo?
    chanyeol kek mana?

    yaa udin lahhhh…

    aku gk pernah kecewa sama cerita dirimu rish, always bagus.. menarik!!!
    sukaa bet pokoknya…

  3. FIN~
    GGWP sumpah ka rish ❤
    endingnya akhirnya sama Baekhyun ❤ entah kenapa tiap cast baekhyun slalu gampang ngayalinnya ❤
    wah wah bakal mimpi indah inimah malem ini xD

  4. Ane suka kali endingnyakak Rish.. akhirnya sarang Ama Baek.. Baek juga sabar amat nunggu sarang terlahir kembali.. dan kematian sarang itu kaya Phoenix ga sih kak Rish?? Di bakar lalu lahir lagi

  5. Awalnya sdah mau berkata kasar setelah sarang mati dan “Fin” what the..
    But ternyata ka Irish memang memahami para readers hihi…
    An amazing ff ka Irish!!!!
    Gosenghaesoyo!!!!!!!

  6. Ahh..
    Tolong aku plis tolong.
    Aku pengen jadi Sarang aja deh wkwk, gapapa ngelangsa awalnya, tapi kan endingnya so sweet banget😚

  7. Sudah dipastikan diriku cuma bisa cengar cengir deh.. Tiap denga-eh baca kata-kata dari si cabe..
    Karna ini ff udah kelar jdi gk sabar nunggu kelanjutan dari Game Over sama springflakes…

  8. Gak tau mau ngomong apa,😂,, endingnya bkin senyum2 sendiri,, aduhhh my Chabe ku, mkin cinta deh sma kmu…😍😘

    Akhirnya ff irish ada jga yg gugur …😂

    Hwaiting Rhis😊💪

  9. Walaupun dikehidupan sebelumnya sarang menjalani kehidupan yang menyedihkan dan dikehidupan yang selanjutnya sarang masih menjalani kehidupan yang menyedihkan setidaknya sekarang dia punya baekhyun dan baekhyun pasti selalu ada untuk sarang karna sarang mengambil keputusan yang benar. Akhirnya ending juga dan cerita nya happy ending dengan sarang yang berpasangan sama baekhyun

  10. Aaaa/ceritanya teriak/ si cabe ya lord romantis bat si cabe..
    Si cahyo pengen gua gampar ih, tapi entar kalo gua gampar entar gantengnya berkurang dong ‘-‘

    Happy ending 🙂 :*

  11. Wae ??? Yak BYUN BAEKHYUNN!!!! Kau ini nakal sekali membuat jantungku gak karuan. Kak irish benar2 hebat. Ceritanya ini lo buat aku deg degan. Baekhyun sepait apa darahnya sarang ?? Hihihi. Ending yg membahagiakan

  12. Tuh kah… tuh kan…. si baekhyun tau aja kalo sarang itu peralihan.
    Kak rish… kenapa chanyeol jadi dingin dan menyeramkan kek gitu? Jadi gak peduli sama sekali ke sarang habis dia dapet cewek baru. Apa jangan jangan chan kena pelet yah?

    Endingnya aku suka kak. Apalagi pas sarang metong di bakar baekhyun wkwk /sadis banget njir 😂
    Ku tunggu cerita cerita barunya ya kak, salam ketchup sayang 😗😙😘😚

  13. wkwkwkkwkw asik plot twistnya kak uhuhuhuuu jadi padahal dulu di awal yunmi tim chanyeol, tapi yunmi fleksibel kok XD uhuhuhuuu T~T baekk~
    udah exception gausa sequel” lagi deh kak, entar dari baek jadi pindah ke chen XD ._.v

  14. Waduh pait hmmmm
    harusnya mas baekhyun nggigit aku aja maaaas, aku omnivora kok maaaas
    btw mbak irish, I LOVE YOU FUUUUULLLLL
    yaampooon si sarang bisa bahagia sama bacon beuuuuh terharu
    detik detik kematiannya beneran bikin nyesek
    w pikir si reinkarnasi sarang bakal terlepas jauh dari baekhyun, tapi untungnya nggak yaaaaa
    aiiih baekkie emang peka dueeeh
    aku lanjut baca dulu ya mbak

  15. Irish salam kenal ya..aq reader baru..dan aku sangat suka sm karya2 kamu..terutama exception ini..yah..semingguan aq jadi silent reader sih..hihi..maaf ya.
    btw..endingnya bagus bgt,,akhirnya sarang bahagia sama baek..
    Terus berkarya ya dalam imajinasi yang tak terbatas..semangat

  16. Ending nyaa bener² sukaaa 🙂 makasih kak author udah bikin ff seru ini 🙂 semoga lain waktu bisa bikin ff se seru ini 🙂

  17. Oalahh… akhirnya rish, akhirnya.
    sekian lama si Cabe menjomblo, dia akhirnya dpt sarang.
    Ane dr awal udah ngira si sarang gak bakal sma siapa2 *krna hatinya udh milik cahyo dn si caplang udah ada yg punya. Cma gak nyangka aja bakal dibuat reinkarnasi.
    stidaknya, klw Game over sma OAO cintanya kandas di sini nggak.
    Aq tinggal menunggu springflakes… harap2 cemas ama Chunhee.
    Terima kasih rish, ffmu selalu terbaik ^^

Tinggalkan Balasan ke dee Batalkan balasan