[SUHO BIRTHDAY PROJECT] Lost Boy – Ander

[SUHO BIRTHDAY PROJECT] Lost Boy – Ander

LOST BOY

Ander

The gift for Suho from me

Kim Junmyeon & Son Wendy

Fantasy||fulff||G

Note; Inspired by film Peter Pan. But, the main idea is mine.

“I want to tell you, something the impossible.”

There was a time, I was alone

Nowhere to go and no place to call home

Wendy,duduk dibingkai jendela kamarnya. Suasana malam dingin, bintang-bintang berkedip, dan netranya memperhatikan bulan sabit. Wendy tersenyum. Ia tidak tahu jika malam musim gugur, ditambah angin yang serasa menyentuh bulu romanya.

Wendy menarik nafas dalam. setiap malam adalah suasana paling tenang –dengan hati berantakan, pening dikepala, semua itu hilang saja sekarang.

‘kita putus’

“that damn you!”. Wendy tak mengerti. Orang bilang, cinta itu ‘indah’. Apalagi ‘cinta pertama’,katanya.

“cinta itu menyakitkan”. Wendy melewati batasnya. Mencintai teman sekelasnya, murid kaya dan populer, itu salahnya. Wendy tersenyum miris. menatap bulan lebih baik dari membayangkan.

Then one night, as I closed my eyes

I saw a shadow flying high

He said,

Wendy menyerngit. Ia berpikir penglihatannya mulai kabur. Bulan tampak tak biasa. “Tidak mungkin!”. Wendy mengusap matanya berkali-kali. Dan dilihatnya lagi, tak ada apapun dibulan. “Benarkan!”

Wendy memejamkan matanya lama. Setelah ia membuka matanya,

“Hai Aku Junmyeon. Aku si-Pan.” Wendy terpaku. Ia melongo dan pria dihadapannya hanya tersenyum manis. ditambah lagi, pria itu memakai setelan hijau juga. Dan itu ‘aneh’.

“siapa kau?” Wendy yakin jika ia bermimpi. “Ma-mau apa kau?” wendy berjalan mundur perlahan. Dan pria asing itu, seperti melayang dengan kaki yang tidak menyentuh lantai. Angin malam masuk beruntun kekamarnya.

“Apa kau sendirian? Ikutlah denganku! Hari ini adalah ulang tahunku.Aku berjanji kau takkan pernah sendirian.” Wendy tak merespon. Junmyeon, pria itu mengulurkan tangan ke Wendy.

As we soared above the town that never love me

Soon enough we reached Neverland

Peacefully my feet hit the sand

And ever since that day…

Wendy rasa tubuhnya digerakkan tanpa perintah otaknya. Tangannya dingin, gemetar, dan jantungnya seperti meledak. Wendy ketakutan.

Junmyeon tersenyum melengkung karena Wendy menerima ajakannya. Tangan mereka saling bertautan. Wendy menatap Junmyeon, pria itu, dengan firasat was-wasnya. Ia tidak sampai berpikir, ada pria aneh yang melayang dikamarnya, mengajaknya, dan bicara dengannya.

Wendy tercekat, menahan nafasnya karena merasakan sandalnya terlepas. Ia menunduk kebawah. Benar saja. kakinya sudah tidak menyentuh lantai, Wendy melayang diudara. Ah~ baru pertama ini Wendy terbang.

“Kau terbang, Wendy.” Junmyeon terus menarik Wendy dengan kedua tangannya keluar kamar lewat jendela. Wendy takut, ngeri, terkejut, dan senang. Ia bisa terbang. Wendy tersenyum penuh lebar kearah Junmyeon.

Tibalah mereka ditengah-tengah langit kota. Wendy mengeratkan pegangan tangannya. Ia meremas tangan Junmyeon. Wendy tidak mau mati karena hal konyol.

Junmyeon semakin membuat Wendy terkejut, karena Junmyeon terbang memutari langit. Wendy memejamkan matanya dan itu lucu bagi Junmyeon.

“Waaaaah…” Wendy berteriak kencang. Sementara Junmyeon memperhatikan perubahan raut wajah Wendy. Junmyeon tertawa kencang, menggema diantara awan-awan, “Hahahaha….Wendyyy”.

Mereka berhenti dipinggir awan, dan Wendy masih meremas tangan Junmyeon. Junmyeon tersenyum melengkung lagi lalu langit berubah menjadi hijau kebiruan dan setengah orange, suasana kota dibawah mereka berubah menjadi sebuah pulau hijau yang berkilauan dikelilingi laut biru kelam. Wendy takjub dan terkejut. Sesuatu yang pernah ia mimpikan.

“Mau kesana?” Junmyeon menoleh kearah pulau dibawah mereka. Junmyeon tersenyum melengkung lagi, ia melihat wajah Wendy berseri-seri.

“Apakah indah?” wendy bertanya dengan masih tersenyum. ia tertawa lepas melihat sekitarnya. Begitu indah!

Junmyeon melayang dengan menukik kebawah kearah pulau, menyebabkan Wendy berteriak kencang, “AAAA…”

“Buka matamu Wendy.” Junmyeon terkekeh geli. Wendy masih takut dan jantungnya berantakan. Sekejab Wendy membuka matanya lebar. Karena pemandangan pulau ini yang indah. Semuanya hijau, berkilauan, pasir pantai yang lembut, dan banyak mahkluk elf berterbangan disekitar mereka. Serbuk-serbuk dibawah sayap elf bersinar, berjatuhan saat mereka terbang, dan mungilnya tubuh elf yang mangkir duduk dibahu Wendy.

“itu Elf. Mereka sangat dipercaya di neverland. Dan kami percaya elf.”

“Mereka sangat cantik.” Lirih Wendy sambil memperhatikan elf yang berterbangan. Sebenarnya Junmyeon tidak butuh ucapan Wendy yang tadi. Ia ingin Wendy bilang yang lain.

Junmyeon melepas genggaman tangannya dengan Wendy. Ia sedikit mundur dan menatap Wendy tajam. Wendy menyerngit, ia bingung dengan sikap Junmyeon.

“Neverland adalah rumah bagi bocah hilang sepertiku. Dan bocah hilang sepertiku bebas. Kau bisa berkencan denganku. Jika bosan, kita main dikayu. Atau kita dikejar kapten hook.” Junmyeon tersenyum lagi. ia maju sampai sangat dekat.

Wendy kaget karena wajah Junmyeon sangat dekat dengannya.

He sprinkled me in pixie dust and told me to believe

Believe in him and believe in me

Together we fly away in a cloud of green

To your beautiful destiny

Junmyeon tiba-tiba menaburkan serbuk emas diwajah Wendy. Jadinya, Wendy merasakan matanya agak sakit dan terbatuk.

“Percayalah padaku dan percayalah pada Elf”. Wendy membuka matanya, dan tak sadar jika ia melayang diudara. Junmyeon yang melihat, mengangguk-ngangguk sambil tersenyum lebar. Inilah yang dirinya inginkan.

Wendy memberanikan dirinya untuk melayang lebih jauh dan ia berputar-putar diantara pohon.

“Ini menyenangkan, aku menyukainyaaaa” Segera Junmyeon mengikuti Wendy diatas. Ia tertawa juga. Tapi, Junmyeon bersedekap dan menatap tajam ke Wendy.

Junmyeon meraih pinggang Wendy dan mereka berdansa sambil melayang. Wendy terhanyut, ia mengaitkan tangannya dileher Junmyeon. Dibawah bulan purnama yang besar, dengan elf yang berterbangan, Junmyeon serasa Wendy menarik jiwanya. Lama mereka berdansa dan berputar-putar diudara,juga elf yang menjatuhkan serbuk mereka, Junmyeon menarik tengkuk Wendy untuk meraihnya. Dan terjadilah. Junmyeon mencium bibir Wendy tanpa ditolak. Sekitar 5 menit, lalu tautan mereka terlepas.

You’re my perfect story book

Wendy terlihat sedih. ingin turun kebawah tapi Junmyeon menggenggam tangannya. Mata Wendy berair, hidungnya merah. Junmyeon mengerti, tapi ia yakin bahwa Wendy tak bisa seperti dirinya. Wendy memejamkan matanya, berharap ia bisa kembali. Ini tidak nyata, ini hanya buku fantasy Wendy, ia punya keluarga.

Wendy membuka matanya. dan sekarang, Wendy sudah ada dikamarnya lagi. wendy tersenyum miris. bukan! Ia lupa bilang pada Junmyeon tadi, “Selamat ulang tahun, Junmyeon.”

Wendy menoleh pada bukunya. bukunya sudah selesai, wendy yang menentukan akhir ceritanya, dan wendy merasakannya, merasakan Junmyeon masih disini. Tadi, semuanya, ada didalam bukunya.

Wendy lalu menulis, ‘THE END’.

“Ini nyata,Wendy. Ini aku, Junmyeon. Si-Pan.”

Forever a lost boy at last

And for always I’ll sing

“Karena aku adalah pemeran utama bukunya”

THE END

Pip~ Pip~ Pip~