[EXOFFI FREELANCE] Memory (Chapter 5)

Memory

Title : Memory Chapter 5

Author : @kimjd7 [IG]

@kimJhwa [Twitter]

@kimjaehw [Wattpad]

  • follow^^ [coment bakal fllbck]•

Lenght : Chaptered

Genre : Married-Life, Angst, Sad?, Romance?

Rating : PG-15 [bisa berubah]

Cast : Oh Sehun [EXO], Kim Hyejin [OC]

Additional Cast : [find by yourself]

Summary : Simbiosis parasitisme itulah kata lain penggambaran hubungan kita, dimana aku yg mendapat keuntungan sedangkan kau harus merugi

Disclaimer : 1000% karya sendiri

Author Note’s : No Bash !! No Plagiat !!

Selalu tinggalkan komentar ya untuk pembelajaran juga penyemangat author 😘

°

°

Hampa, itulah yang kurasakan saat tangan ku meraba sisi ranjang kulihat posisi bantal dan guling yang masih sama seperti semalam. Jadi dia tidak pulang? lalu kemana dia?, cepat-cepat ku ambil ponsel ku dinakas memeriksa apakah pesan yang berkali-kali ku kirim padanya semalam dibalas

 

sedetik kemudian aku menghembuskan nafas kecewa karena nihil tak mendapati balasan apapun darinya. Pintu kamar ku terbuka “sudah bangun?” bibi sung mendekat pada ku dengan membawa nampan berisikan bubur dan segelas susu “apa yang nona rasakan sekarang? apa demamnya sudah turun” punggung tangannya menyentuh dahi ku

 

“sudah lebih baik bibi”. Dia menyuapkan bubur pada ku “apa tuan muda belum menghubungi mu?”. Aku menggeleng lemah “mungkin dia lupa pada ku”

“itu tidak mungkin, dia kan sangat mencintai mu nona”. Aku diam tak menyahut

 

Benarkah sehun mencintai ku? Apa perasaannya nyata untuk ku? Atau hanya fantasi dan harapan ku?. Tidak, kenapa aku begitu percaya diri apa aku sudah jatuh cinta padanya?

 

sendok yang bergoyang-goyang didepan wajah ku mengembalikan pikiran ku yang berkeliaran “jangan melamun nona itu tidak baik apalagi ini masih pagi”. Aku mengedip-ngedipkan mata ku malu “semalam bibi tidur dimana?” tanya ku mengalihkan pembicaraan. “di situ” tunjuknya pada kasur lipat di sebelah ranjang tidur ku

 

semalam aku melarang bibi sung pulang karena sehun belum kembali, aku menunggu sehun sampai tengah malam tetapi batang hidung pria itu belum juga terlihat dan ujungnya tak ada pilihan lain selain bibi sung menginap disini menemani ku

 

“maafkan aku bibi karena membuat mu tidur tidak nyaman”. Bibi sung tertawa kecil “kata siapa itu tidak nyaman? bagi ku itu sangat nyaman bahkan tadi rasanya bibi enggan bangun”

 

dia membukakan tablet obat dan mengeluarkan butir-butir berwarna kuning dan putih sebelum menyerahkannya padaku “minum obat yang teratur agar nona cepat sehat, apa nona tidak bilang pada tuan muda jika sakit?”. Aku melirik bibi sung kemudian menggeleng “aku hanya demam biasa, aku tidak ingin membuatnya khawatir”

 

Ping

Bunyi tanda pesan masuk pada ponsel ku. Dalam hati aku berharap pesan itu dari sehun

 

From : 057** ** **

‘lollipop, aku disekitar mu’

 

spontan aku melempar ponsel ku setelah membaca isi pesan itu, dada ku berdebar kencang, tubuh ku gemetar, sekelebat mimpi pahit itu membayangi ku. “nona kau tidak apa-apa?” suara bibi sung menampar ku hingga tersadar kembali, aku menengok pada bibi sung dan menunjuk ponsel ku dengan gugup

 

bibi sung mengambilnya dan beralih menatap ku “apa yang nona pikirkan? mungkin ini salah kirim”. Mata ku berkaca “tapi itu membuat ku cemas bibi, siapa disekitar ku? aku sangat takut jika orang itu yang mengirimnya”

 

bibi sung menepuk lembut punggung ku “dia di penjara nona tidak ada yang perlu kau cemaskan sekarang, mungkin itu tuan muda yang ingin memberi mu kejutan” ujarnya membuat ku sedikit merasa tenang

 

Tak berselang lama ganggang pintu kamar ku berbunyi sehun dengan wajah acak-acakannya masuk bersama langkahnya yang gontai, bibi sung melirik ku “sudah ku bilang kan itu kejutan tuan muda” bisiknya cekikikan. Aku diam melihat sehun yang terlihat sangat kacau “oppa” panggil ku lirih mendirikan tubuh

 

“bibi bisa tinggalkan kami, aku ingin bicara dengan hyejin” suara berat sehun mengintrupsi bibi sung untuk keluar.”kau baik-baik saja?” tanya ku khawatir. Sehun menatap ku dingin sorot matanya begitu tajam mengintimidasi dia mendekat pada ku “oppa kau ke-”

 

“emh” aku meronta kala sehun mencium ku dengan paksa, ciumannya begitu kasar dan menuntut, ku dorong tubuhnya agar menjauh dari ku namun gagal karena dia mencekal tangan ku

 

tubuh ku lemas, air mata ku berdesakan meluncur membasahi pipi. Tidak ada kelembutan pada ciumannya kali ini dia terlalu kasar

 

perlahan sehun melepas cekalannya, kesempatan itu kugunakan mendorong tubuhnya menjauh dari ku “kau mabuk oppa” pekik ku yang mencium bau alkhohol dari mulutnya. Sehun mendekati ku lagi kini sorot matanya melembut “maaf”gumamnya nyaris tak terdengar

 

“sebenarnya apa yang terjadi?” aku memberanikan diri bertanya. Tak ada jawaban darinya tetapi tubuh ku dibuat terkejut lagi karena tiba-tiba saja dia memeluk ku erat “op-pa”

 

“Kim jiyeon” lirihnya yang mampu membuat saraf ku berhenti bekerja aku terdiam seribu bahasa lidah ku kelu untuk menimpali air mata ku berangsur meleleh. “kim jiyeon itu kau kan?” tanyanya parau

 

sehun melepas pelukannya dan beralih menatap ku “jawab aku hyejin?”. Aku balik menatapnya “apa se-sakit itu oppa?” tanya ku menggantung membuat alisnya bertaut “apa se-sakit itu sampai membuat mu se-kacau ini?” lanjutku memperjelas. Sehun hanya diam

 

jujur saja hati ku terluka melihat sehun yang tiba-tiba datang dengan kelopak matanya yang sembab menghitam, kondisi fisiknya yang begitu acak-acak an memperlihatkan frustasinya yang begitu kentara dan yang lebih melukai ku lagi latar belakang frustasinya adalah masa kelam ku

 

“memang tidak selamanya aku bisa menyembunyikan itu dari mu” aku menarik nafas dalam sebelum melanjutkan bicara “kau boleh meninggalkan ku, aku tidak akan menahan mu karena aku sudah cukup tau diri jika tidak pantas untuk mu”

 

“jadi kau menyuruh ku pergi?” ucap sehun. “aku tidak menyuruh mu pergi juga tidak menyuruhmu tinggal, tapi aku merelakan mu jika kau ingin meninggalkan ku” aku mengusap air mata ku yang enggan saja berhenti menetes

 

“kenapa kau tidak memberitahu ku?” tanyanya dengan suara serak

 

“aku sudah ingin memberitahu mu jauh sebelum kita menikah tapi aku tak bisa menyakiti orang tua ku yang begitu berharap pada mu” aku menunduk “dan setelah kita menikah aku sangat ingin memberitahu mu karena tak berharap ada kebohongan dalam hubungan kita tapi sekali lagi aku tidak bisa” ucap ku menghela nafas berat

 

“kenapa?” mata ku melirik sehun yang sudah ingin meluncurkan air matanya yang mumupuk di kelopak mata. “karena aku takut jika kau tau kau akan meninggalkan ku”

 

sehun terlihat terkejut mendengar jawabanku dia akan membuka mulutnya menimpali tapi aku menyelanya lebih dulu “tapi aku sudah sadar oppa aku memang pantas kau tinggalkan bahkan sejak awal tidak seharusnya kau menikah dengan wanita kotor seperti ku” sambung ku dengan terisak

 

hati ku sakit sangat sakit, akal ku bahkan tak sampai membayangkan apa jadinya jika sehun meninggalkan ku. Jujur saja aku takut kehilangan sosok sepertinya

 

“katakan apa kau mencintai ku?” sehun menggenggam tangan ku. Mulut ku tak dapat bicara tapi pertanyaan sehun sudah terjawab dengan anggukan kepala ku

 

“semalam aku sudah memikirkan semuanya dan keputusan ku adalah aku akan selalu bersama mu sampai kau sendiri yang meminta ku pergi” sehun menyunggingkan senyumnya. Aku terperangah tak percaya “kenapa begitu?”

 

“karena aku mencintai mu dan kau juga tidak ingin kehilangan aku” katanya percaya diri. “kau mencintai ku?”

 

“ya tuhan jadi selama ini kau belum mengerti perasaan ku kepada mu? kau benar-benar tidak peka padahal kode dari ku itu sudah sangat jelas”

 

“oppa apa kau yakin dengan apa yang kau katakan barusan?”

 

sehun mengangguk sebelum menarik ku kedalam dekapannya “jika aku tidak mencintaimu harusnya sejak awal aku meninggalkan mu saat tau kau itu aneh dan dingin tapi buktinya aku tetap disamping mu kan” katanya setengah berbisik ditelinga ku

 

aku mengangguk kemudian membalas pelukannya dan menumpahkan air mata haru ku yang tak bisa tertahan lagi “kau bau oppa, cepatlah mandi” aku melepas pelukannya. Sehun mengerucutkan bibirnya “aku masih ingin memeluk mu”

 

tanpa ku sadari aku tersenyum “setelah mandi kau bisa memeluk ku”. Dia membulatkan mulutnya melihat ku “apa kau baru saja tersenyum?”

 

“sudah cepatlah mandi” aku mendorong-dorong tubuhnya karena tidak ingin dia melihat wajah ku yang memerah malu. “iya aku mandi tapi berjanjilah kau akan murah senyum pada ku dan tidak akan menghidari pelukan ku”

 

“baiklah baiklah” sahut ku sebal dan setelahnya bayangan tubuh sehun hilang dibalik pintu kamar mandi

 

~

 

Jari ku mengetuk-ngetuk pelan layar ponsel membuatnya menyala lalu mati, menyala lalu mati dan terus saja begitu “kenapa belum tidur?” suara khas sehun memenuhi pendengaran ku, kasur yang kutiduri sedikit memberat

 

aku menengok ke samping dimana sehun sudah nyaman dengan posisi berbaringnya dia menepuk-nepuk lengannya yang telentang “kemarilah” ucapnya. Aku menurut meski sebenarnya rasa ketakutan ku masih sedikit ada tapi aku mencoba menangkisnya lagi dan mulai belajar membiasakan diri

 

kepala ku bergerak-gerak mencari posisi yang nyaman pada tangannya yang menjadi bantal “apa aku tidak berat?”. Sehun menggeleng lalu tersenyum “apa kau tidak keberatan menceritakannya pada ku?”

 

aku sudah tau kemana arah dan maksud pertanyaan sehun. “jika kau keberatan kau ti-”

 

“27 september 2003, waktu itu aku duduk dibangku kelas 3 saat jam istirahat ada security di sekolah yang sering dipanggil paman kim mengajak ku ke kamar mandi, dia menipuku dengan mengatakan akan memberiku lollipop jika mau ikut dengannya” aku mengambil nafas sejenak sebelum melanjutkannya

 

“aku menurutinya dan kau bisa menebak sendiri apa yang dilakukannya pada ku, saat itu aku masih berumur 9 tahun jadi aku tidak mengerti apa itu seks” air mata ku menetes mengingatnya

 

“yang ku tau hanyalah apa yang dilakukan paman itu pada ku membuat kemaluan ku sakit dan berdarah, aku tidak berdaya oppa mulut ku disumpal kain tangan ku diikat, dia juga menyiksa ku” Sehun merengkuh pinggang ku “dia memukuli ku, menjambak rambut ku dan seringkali puntung rokoknya dia sasarkan pada permukaan kulit ku” mata ku terpejam kala kelebatan suram itu melintas di ingatan

 

“tidak jarang dia juga melayangkan tamparannya pada ku”

 

“apa tidak ada yang curiga setelah melihat mu keluar dari kamar mandi dengan keadaan seperti itu?” sehun bertanya pelan

 

“dia membersihkan darah ku juga merapikan penampilan ku oppa, lalu setelahnya menggendong ku ke ruang kesehatan jadi semua orang mengira aku sakit dan paman kim yang menolong ku di kamar mandi” aku menarik nafas dalam-dalam mencoba mengurangi rasa sesak didada ku

 

“aku tidak berani mengadu tentang hal itu pada siapapun karena paman kim mengancam akan mengirim ku ke neraka dengan kata lain membunuh ku”

 

“lalu bagaimana hal itu terbongkar?”

 

“tidak lama bibi sung menaruh curiga karena melihat ada lebam juga luka bakar ditubuh ku, meringis perih saat buang air, tidak mau memakai celana dalam dan berjalan dengan kaki mengangkang”

 

“aboenim dan eommanim?” aku tertawa miris mendengar perkataan sehun dengan nada bertanya

 

“mereka sibuk dengan pekerjaannya bahkan ketika aku menangis tidak mau sekolah eomma memarahi ku dan malah mengantarkan aku ke sekolah laknat itu sampai kejadian itu terulang lagi” isakan ku semakin dalam

 

“lalu jongdae hyung?”. Aku membuka mata ku melirik sehun yang memandangi ku intens dengan wajah pilu “sejak kecil dia tinggal bersama halmoni di mokpo dan karena kejadian naas yang menimpa ku jongdae oppa kembali ke seoul untuk menemani ku”

 

ibu jari sehun mengusap lembut pipi ku yang basah “jangan dilanjutkan jika kau tidak sanggup” ujar sehun pelan. Aku menggeleng “aku harus memberitahu mu semuanya oppa, aku tidak ingin lagi menyembunyikan apapun darimu”

 

“setelah bibi sung curiga dia mencoba bertanya pada ku tapi aku tidak paham dengan maksud bibi sung dan akhirnya dia memanggil dokter seojun ayah seohyun eonni agar memeriksa kemaluan ku tanpa sepengetahuan keluarga ku” air mata ku melesak keluar lagi

 

“hasil pemeriksaan itu membuktikan ada infeksi pada kemaluan ku dan membuat selaput darah ku pecah akhirnya semuanya terbongkar jika aku positif menjadi korban pelecehan seksual, keluarga ku marah saat diberitahu bibi sung dan melaporkannya pada polisi, jelang sehari setelah keluarga ku melapor paman kim ditangkap”

 

sehun mengelus-elus kepala ku “pada waktu itu aku masih kecil jadi aku tidak mengerti arti kegadisan dan setelah beranjak remaja aku mengerti semuanya dan itu membuat ku membenci diri ku sendiri, aku berfikir aku sudah tidak memiliki masa depan lagi”

 

kecupan kecil sehun singgah di puncak kepala ku “aku sempat mengiris pergelangan tangan ku oppa”

 

“maksudmu kau bunuh diri?” nada tanya sehun seperti terkejut

 

“iya, aku depresi oppa karena paman kim brengsek itu aku harus kehilangan masa kecil juga masa depan ku, semua orang memandang ku remeh bahkan tak sedikit yang membicarakan ku sampai hal itu membuat ku takut keluar rumah, tidak ada yang mau berteman dengan ku hanya jongdae oppa dan seohyun noona yang menemani ku” intonasi bicara ku meninggi dan melemah di akhir

 

sehun semakin merengkuh pinggang ku erat “bagaimana dengan trauma mu?”

 

mata ku nyalang menerawang langit-langit kamar “aku benci gelap karena setiap dia melakukan itu padaku kamar mandi dalam keadaan remang-remang gelap, aku takut dengan alat pel karena benda itu yang paman kim gunakan untuk memukul ku, dan tisu gulung di kamar mandi”

 

aku menghela nafas ku sebelum melanjutkan “benda hina itu yang dia gunakan membersihkan kemaluan ku dari cairan menjijikkan miliknya”

 

kulit ku meremang aku menggosok-gosok kasar kulit ku “aku kotor oppa aku membenci jiyeon aku benci” teriak ku tak tahan. “hentikan hyejin hentikan” sehun memegang tangan ku dan memeluk ku erat

 

aku terisak keras “kau tidak harus bersama ku oppa, aku tidak bisa memberi mahkota ku pada mu kegadisan ku sudah direnggut orang lain aku cacat oppa aku menjijikkan”

 

“aku tidak peduli” suara sehun tegas “dengar, aku sudah bersumpah didepan tuhan untuk selalu bersama mu dalam sehat ataupun sakit, senang maupun duka dan aku tidak akan melanggar sumpah itu” tuturnya

 

aku menghapus kasar air mata ku “tapi nyatanya aku hanya bisa menyakiti mu oppa aku masih takut jika kau mendekati ku, aku tidak normal”. Dia menyisir rambut ku dengan jarinya “apa kau tidak ingin sembuh?”

 

“aku ingin tapi itu sulit, sudah dari kecil aku mendapatkan perawatan psikis tapi sampai sekarang aku masih saja trauma, semua terapi yang kujalani hanya bisa mengurangi efek traumanya tapi tidak dapat menyembuhkan” ujar ku putus asa

 

“jangan menyerah aku akan selalu bersama mu dan berusaha membatu sebisa mungkin jadi jangan menganggap kau tidak normal ataupun kotor, arraseo?”

aku membalas rengkuhan sehun “gomawo oppa”

 

“ada yang ingin ku tanyakan lagi” suara sehun samar ku dengar. Aku memandangnya “tanyakan saja”

 

“bagaimana kim jiyeon menjadi kim hyejin?”

 

“kim jiyeon dikenal bodoh dan menyedihkan oleh semua orang dan itu membuat ku membencinya jadi aku memaksa aboeji dan eomma mengganti nama ku, seorang pastur memberkati ku dengan nama kim hyejin”

 

Ping

sehun melirik ku “ponsel mu berbunyi”. Aku mengambil ponsel ku yang menampakkan notifikasi satu pesan masuk

From : 057** ** **

‘lollipop, aku disekitar mu”

aku terhenyak melihat pengirim dan isi pesan yang sama seperti pagi tadi. Aku menoleh pada sehun yang memandangi ku. sehun disini bersama ku tangannya tidak bermain ponsel sejak tadi dan nomor ini bukan nomornya. Lalu siapa yang mengirim pesan ini pada ku?

 

jantung ku mulai berdetak tak beraturan, keringat dingin ku mulai memenuhi pelipis “ada apa?” suara sehun yang menangkap ketakutan ku. “op-pa” gugup ku menyerahkan ponsel ku padanya

 

mata sehun mencermati layar ponsel ku lalu melihat ku “memangnya ini nomor siapa?” tanya sehun belum mengerti. “aku juga tidak tau tapi pagi tadi sebelum kau datang ada pesan masuk yang isi juga pengirimnya sama seperti itu ku kira itu kau”

 

“tidak, nomor ku tidak ku ganti dan sejak tadi aku juga tidak memainkan ponsel kan”

 

“a-ku takut”

 

“maksudmu?”

 

“aku takut dia kembali oppa”

 

“siapa?”

 

“paman kim”

 

 

~Tbc😇

 

 

 

17 tanggapan untuk “[EXOFFI FREELANCE] Memory (Chapter 5)”

  1. Ihhhhh sehun suamiable masa depan bngt ya wkkwkwkwkkwk pengertian bngt dah, saat dia tahu semuanya dia gk ninggalin hyejin yaampun so sweet….. 😍😍😍 pa hyejin bisa sembuh ya??? Trus apa orang itu bakal balik lg???? Yaampun jgn sampe knapa napa hyejin nya kasian 😥😥😥 seneng bngt thor bacanya, chapter ini jelasin sisi sehun yg gentle sebagai suami yg tetep setia sama hyejin dalam keadaan sulit
    Author jjangggg….. 👍👍👍👍

  2. Sumpah sehun so sweet banget…setia sama hyejin sabar banget lagi…seandainya gw punya cowo kek lu mungkin gw dah bahagia tiada terhingga #sorryalaywkwk .Semoga hyejin cepet sembuh dan bisa jadi keluarga yang bahagia tanpa gangguan si pedopil aminnn.Btw tuh no sapa ya?! Penasaran gw fix gw penasaran…Next chapter di tunggu sangat thorrr,author lope u 😘😁😅

  3. Jdi bneran 😥 yaampun Sehun sabar bgt ama Hyejin,,
    ortunya Hyejin jg g tanggap gtu ama anaknya, sampe kjadian 2kali 😥
    bang Jongin yg sabar yaa bang, dsni jdi paman pedo :’
    authornim update nya jgn lama” yaa, penasaran haha, fighting!!! :*

  4. akhirnya hyejin mau cerita juga ama sehun, seenggaknya kalo dia takut kan bisa ngadu ama sehun., kasihan banget ya masa kecil hyejin, q g’ bisa bayangin anak kecil yang digituin,,,
    ahhh semiga g’ ada kejadian.spt ini

    1. Iya teh harus hati-hati udah banyak kasus pedofilia di indonesia dan kbanyakan yg jadi pedofil itu pas waktu kecilnya pernah jdi korban

Tinggalkan Balasan ke jayanti Batalkan balasan