[EXOFFI FREELANCE] She Is Male (Chapter 5)

poster-she-is-male

She Is Male – Chapter 5 | Lifen

Title : She Is Male

Cast : Oh Sehun & Kim Lisa(OC)

Other Cast : Find by yourself

Author : Lifen

Length : Chaptered

Genre : Romance, Married Life, Crossdress

Summary :

Hal lain yang membuatnya benar-benar gila adalah menerima kenyataan bahwa ia telah menikahi seorang pemuda berwujud gadis lugu.

Di lain tempat.

‘Tunggu ketika aku kembali nanti! Aku akan melayangkan tinju terbaik ku tepat di wajahmu.’

Jongin menyeringai kecil ketika mengingat betapa antusiasnya Lisa ingin menghajar-nya ketika dia tahu tentang situasi yang membuat dirinya semakin tidak waras oleh sosok Sehun. Pria itu kini tengah berada di dalam pesawat pribadi berlabel KIM Airways , terbang menuju Seoul setelah selesai melakukan perjalanan bisnisnya di Thailand.

“Kris Wu?” ucapnya ketika mengangkat ponselnya yang berdering.

“Dude..Maaf mengganggu waktumu, Aku hanya ingin mengklarifikasi info bahwa Cho Kyuhyun berada dekat di sekitar adikmu.”

Cho Kyuhyun…

“Awasi dia, Kita tidak akan tahu apa yang dia lakukan. Dia akan menyusahkan pasangan idiot itu. Jika perlu lakukan apapun atau aku akan menggantung’mu.” Ucapnya tegas.

Kris yang sudah lama mengenal sosoknya pun merasa sedikit terperanjat dengan sikap obsesif.

“Yah! Kau menakutiku , junior sialan. Kau hobi sekali memberi perintah pada orang yang lebih tua. Baiklah, akan ku hubungi kau nanti sialan!”

***

Lisa sendiri begitu sulit menerima kenyataan bahwa ia telah menikahi Sehun enam bulan yang lalu. Tanpa prosesi pertunangan yang romantis, Sehun justru merengek padanya tepat di depan pagar rumah keluarga Kim agar mereka bisa segera menikah. Parahnya lagi Sehun memakai pakaian serba hitam dan mengenakan masker berserta topi untuk memanjat pagar besi kediaman keluarga Kim. Bahkan Lisa mendapat banyak keluhan dari beberapa tetangga tentang teriakan idiot Sehun.

Dia menyebalkan.

Saat itu Lisa baru saja kembali dari pertemuan keluarga di sebuah restoran mewah untuk membahas perihal perjodohanya. Ya tentu Lisa bersyukur karena calon suaminya tidak bisa hadir dalam pertemuan. Dengan perasaan yang gembira Lisa menolak menikah. Dia masih cukup waras untuk menolak di jodohkan dengan bocah yang masih SMA. Dengan perasaan lega Lisa meninggalkan pertemuan yang dia anggap merugikan itu. Lisa berjalan kaki menuju halte bus. Sehun dengan pakaian sekolahnya tiba-tiba saja datang dan mencegatnya lalu mengaku sebagai calon suaminya. Lisa sempat berfikir Sehun menderita gangguan jiwa. Lisa bertanya-tanya apa jaman sekarang banyak gadis muda yang mempunyai kelainan seksual. Entah kenapa Lisa menurutin Sehun untuk berbicara di caffe terdekat.

Dengan mata sembab seperti habis menangis, gadis itu bukan! laki-laki itu, memintanya untuk menjadi pengantinya. Lisa hampir gila mendengar semua penjelasnya. ini cukup gila namun setidaknya jangan menyeret seseorang dalam ke gilaan. Tentu Lisa menolak dan pergi begitu saja meninggalkan Sehun sedirian di caffe dan berujung dengan insiden Sehun panjat pagar besi.

Jujur saja, sekarang Lisa berfikir jika Sehun seorang bocah SMA yang terlalu bersemangat untuk mencoba menjalani program kehamilan. Satu-satunya hal yang patut disyukurinya adalah Lisa yang menahan diri untuk tidak menendang kepalanya dan berakhir di ruang perawatan dokter.

Tapi bagaimanapun juga, Sehun tetaplah Sehun. Bocah berusia 18 tahun yang menggemaskan dan aneh. Seperti badai yang tiba-tiba mengacaukan dunianya, Lisa mengira bahwa Sehun adalah alien dari planet lain yang datang ke bumi untuk menculiknya.

Lain hal dengan Sehun. Dia tidak pernah merasa hidupnya sebahagia ini. Mereka menginap di Mission Glad Jeju, memilih ruangan yang didesain khusus hanya untuk dua orang dengan sebuah master bed yang di hadapannya terpampang jelas televisi flat screen. Semuanya sudah tertata seapik mungkin. Sehun mengambil ponsel di meja nakas dan memasukan–nya di saku celana. Lisa duduk diam di pinggir ranjang, kedua mata Lisa tidak bisa lepas dari sosok sang suami. Lisa menghela napas, ia mengacak rambutnya frustasi. Dan harusnya Lisa juga bercanda untuk menikahi seorang Bocah yang 7 tahun lebih muda darinya. Namun kenyataannya justru harus menerima kenyataan bahwa suaminya yang memiliki hobi Crossdresser berubah menjadi pangeran tampan yang jauh lebih mengkhawatirkan.

“Dasar bocah menyebalkan.”

“Noona aku juga mencintaimu.” Ujar Sehun diselingi kekehan kecil. Sehun tiba-tiba saja berdiri di samping Lisa membuat wanita itu terlonjak dan wajahnya kian memerah.

“S-sejak kapan kau di sini?!”

Sehun memiringkan kepalanya dan meletakkan jari telunjuknya di dagu,

“Mm… sejak tadi?”

“Sehun-ah…”

“Ya.. Kenapa menatapku seperti itu?”

“Ah, tidak ada.” Lisa segera memalingkan wajah dan mengatur ekspresinya menjadi datar kembali. “Aku mangkir kerja dan sekarang aku harus berada disini bersamamu selama tiga hari. Ini sungguh tidak rasional.”

Lisa mencoba membuka percakapan. Sehun tertawa mendengarnya.

“Bukankah ini bagus. Kita bisa liburan.” Sehun menghela nafas. “Dan aku bisa memulai memperbaiki segalanya saat ini. Hobi buruk’ku yang hampir membuat keluargaku malu.” jelas Sehun dengan senyuman getir.

Pernyataan Sehun membuat Lisa terhenyak atas sikap buruknya pada Sehun. Bukan hanya dirinya saja yang merasa terbebani. Sehun jauh menderita.

Lisa menatap iba. “Sejujurnya kau tampak sangat hebat di mataku.” Ungkapnya penuh penekanan.

“Kuanggap itu sebagai pujian.”

Sehun ikut duduk disebelah Lisa.

“Bagaimana menurutmu? Kau suka?”

“Apanya?”

“Tempat ini.”

“Oh, it’s so beautiful, kau benar mungkin aku harus berterimakasi pada Jongin. Jika bukan karena ulahnya kita tidak akan ada disini.”

Sehun meraih dagu Lisa.

“Terkadang aku berpikir kau sering mengumpat dibelakangku karena lelah menghadapi semua sikapku selama ini. Apa menikah denganku membuatmu merasa sangat terbebani Noona?”

Sehun sadar Lisa adalah lenteranya, peti harta karunnya yang paling berharga. Dia tidak akan bisa mencapai titik perubahan jika saja Lisa tidak muncul untuk membuka pintu hatinya dan membuatnya meninggalkan hobi buruknya itu.

“Tidak terlalu. Aku suka ketika kau mempersulit hidupku.”

Sehun terkekeh pelan.

“Memangnya kau ini apa? Seorang masokis?”

“Bisa jadi .” Jawab Lisa asal kemudian tersenyum manis.

Bocah itu tersenyum saat melihat Lisa yang menutupi wajahnya yang memerah, ia dengan sengaja mendekatkan wajahnya dengan wanita itu. Lalu dengan perlahan ia meraih tangan wanita itu dan mencuri sebuah ciuman di bibir Lisa. Dia benar-benar terkejut saat Sehun mencium bibirnya, matanya terbelalak lebar dan Lisa merasa sebentar lagi dia akan meledak. Namun saat dirinya mendorong Sehun untuk menjauh, bocah itu justru menekan tengkuk Lisa seolah-olah mengisyaratkan Lisa untuk tidak melawan. Lisa tidak pernah mengira jika seorang bocah 18 tahun lebih muda darinya bisa melakukan french kiss.

Rasanya ini agak terlalu… panas?

Diam-diam Sehun tersenyum penuh kemenangan. Dengan sengaja tangannya menyusup ke dalam piyama tidur yang Lisa kenakan. Lisa hampir berteriak saat merasakan tangan Sehun menyentuh dadanya.

“C cup huh?” Sehun itu menyeringai.

“K-kau! Berani-beraninya-”

“Akan lebih baik jika ukurannya berubah menjadi F.” Sehun tersenyum polos. Lisa merasa telinganya memerah karena Sehun mengatakan hal itu tepat di sebelah telinganya. Belum lagi dengan sengaja memperberat suaranya dan meniup tengkuk Lisa.

Bocah menggemaskan itu kemudian menarik Lisa.

“Tentu saja hal itu akan sangat membantu dalam pelaksanaan program kehamilan, aku benar kan?”

“Berhenti membuka kancing kemejaku brengsek! Ku bilang berhenti— Kyaaaaaaaaaaaaaaa!!!”

Namun Sehun sudah mengklaim bibir wanita itu, memiringkan kepala untuk mengatur posisi agar tidak ada satupun celah yang terlewatkan. Mulut Lisa otomatis terbuka, memberikan akses bagi Sehun ketika tubuh mereka jatuh bersamaan ke atas ranjang. Mengalungkan kedua lengannya ke leher Sehun sebelum meraih rambut pria itu dan mengacak-acaknya lebih parah.

Sehun merasa senang bahwa Lisa tidak menolaknya lagi. Sehun mulai memberanikan dirinya bermain sedikit lebih liar lagi. Lisa bisa merasakan dirinya bereaksi terhadap perlakuan Sehun, berusaha menelan balik desahan karena tidak ingin menciptakan suara-suara absurd yang bisa memicu naiknya gairah mereka.

Panas tubuhnya menyatu dengan Sehun. Darahnya mengalir deras ke area wajah ketika lutut Sehun menahan kedua kakinya.

“Sehun-ah..”

Suara Lisa keluar begitu saja. Namun Sehun mengabaikan’nya. Lisa memejamkan mata saat ciuman Sehun berpindah dari garis rahang menuju lekuk lehernya.

“Aku menginginkanmu, nyonya Oh. Sekarang.” bisik Sehun. Dia menyentuhkan bibirnya di atas permukaan kulit Lisa yang terekspos.

Lisa mencengkram erat selimut di bawahnya ketika Sehun dengan agresifnya membuat jejak disepanjang leher, menandai semua bagian tubuhnya yang sensitif dengan kissmark.

“Ah—” Sebelum erangan itu sempat lolos, Sehun sudah kembali meraup bibirnya. Sebelah tangan pria itu sudah nyaris mencapai pengait dibelakang punggung Lisa jika saja ponsel sialan itu tidak berbunyi.

Sehun tampak tidak berniat menjawabnya sama sekali.

“Angkatlah.”ucap Lisa setelah menjauhkan wajahnya dari serangan bibir Sehun.

“Dammit.” Sehun memaki dan mengeluarkan ponselnya dari saku celana. Dan menempelkanya di telinga.

“Jongin.. ”

***

Pusat perbelanjaan Jeju

20:00 KST

Hujan deras di sertai kilat petir yang meramaikan langit hitam malam ini. Mampu membuat siapapun bergegas mencari tempat berlindung. Termasuk Lisa yang sedang berjalan di pusat pertokoan. Terbesit perasaan gelisah yang menyelimuti benaknya atau hanya perasaanya saja. Entahlah…

Dari kejauhan sepasang mata elang seorang pria terlihat memperhatikan setiap gerak-gerik Lisa yang sedang berteduh di depan sebuah toko. Namun Lisa tidak menyadarinya.

Jangan pergi kemanapun tanpa Sehun…’

“Jangan bercanda,  kau kira aku ini anak kecil Jongin. Cih berlebihan. Apa yang dia cemaskan. ” umpat Lisa.

Terlihat kedua tanganya meneteng beberapa tas belanjaan yang terlihat setengah basah terkena air hujan. Lisa berfikir membelikan beberapa barang untuk Sehun. Mungkin hal ini yang bisa membuat Sehun senang.  Tentu Lisa tidak sabar untuk segera sampai di hotel tempat mereka menginap.

Namun saat ini Lisa tampak kesal menunggu hujan reda. Sesekali dirinya terlihat menempelkan ponsel pintarnya ke telinga, ia mencoba menghubungi Sehun yang berada di hotel.

Dari kejauhan Pria di dalam mobil itu menyeringai.

“Sehun-ah angkat telponku.. ” hela nafas “Apa dia tertidur karena itu—” Lisa menggantung’kan kalimatnya. Pipinya terasa panas saat mengingat kejadian sore itu. Kemudian ia mematikan sambungan ponselnya.

Aku sudah tidak waras.  Batinnya.

Untuk sekian kalinya Lisa menghela nafasnya kasar, kemudian memaksakan diri menembus derasnya air hujan untuk memberhentikan taksi. Sebuah taksi pun berhenti tepat di depannya, tanpa berfikir panjang Lisa masuk ke dalam taksi itu. Dengan bibir menggigil kedinginan Lisa menyebutkan tujuan, taksi itu melaju kencang. Raut wajah Lisa masih terlihat kesal. Tentu saja. Dia benci hujan.

Sopir taksi itu melirik ke arah kaca dengan seringaian dan tatapan mistisnya yang tak pernah hilang. Tapi Lisa tidak peduli. Matanya tengah sibuk tertuju pada jalanan  yang sedang ia lewati.

Ini bukan jalan menuju hotel. Batin Lisa.

“Ahjussi, sepertinya kau salah jalan. Ini bukan jalan menuju hotel?!” Ujar Lisa heran.

“Memang benar, Agassi. Ini bukan jalan menuju tempat yang kau tuju. Tapi ini jalan menuju tempat seseorang yang harus kau temui,”

Sekejam wajah Lisa memucat. Dia tak mampu berfikir. Tenggorokanya tercekat. Dengan tangan gemetar ia pun membuka pintu taksi tersebut tanpa pikir panjang dan nekat meloncat ke luar hingga dirinya jatuh berguling-guling di aspal jalanan yang kasar. Supir itu menghentikan laju mobilnya dan keluar untuk kembali membawa Lisa. Terlihat Lisa sudah berdiri dengan tubuh gemetar hebat. Seluruh tubuhnya basah kuyup oleh guyuran air hujan. Ia tidak punya waktu merasakan rasa sakit yang menjalar di sekujur tubuhnya. Kemudian ia berlari tertatih dengan tubuh yang penuh luka akibat terjatuh tadi. Lisa berlari tanpa tahu arah dan tujuan, ia hanya ingin menyelamatkan dirinya dari Supir taxi yang terus mengejarnya di belakang.

BRUK!!!

Lisa terjatuh dan meringis kesakitan setelah lelaki itu memukul tepat di tengkuknya. Sopir taxi tu menjambak rambutnya kasar hingga kepalanya menengadah menghadap pria itu. tanpa peduli tangis dan rintih kesakitan Lisa, pria itu pun membekap mulut dan hidung Lisa dengan sapu tangan yang sudah lebih dulu diberi obat bius hingga Lisa tak sanggup lagi mempertahankan kesadarannya.

Terlihat sopir taxi itu sedang mencoba menghubungi seseorang dengan ponselnya.

***

Di kediaman Villa mewah terlihat pria itu menyeringai. Terlihat dia berjalan perlahan menaiki tangga lantai atas menuju ke sebuah kamar yang terletak di bagian ujung lorong. Di sana terdapat pintu yang dikunci rapat-rapat dengan kunci gembok serta rantai yang terbelit-belit. Dengan sabar, ke dua tangan pria itu membuka kunci serta lilitan rantai-rantai itu.

Kau sudah sadar rupanya.  Batin pria itu.

Lisa yang semula terlihat berusaha keras melepaskan diri itu akhirnya terdiam. Ketika mendengar suara decitan pintu terbuka dan langkah kaki memasukin ruangan. Lisa duduk di atas ranjang. matanya tertutupi lilitan kain, kedua tangannya di ikat diantara tepian besi yang mengelilingi ruangan. kedua kakinya pun juga diikat oleh tali. Terlihat bekas merah di sekitar tangan serta kakinya yang memperlihatkan betapa keras usahanya untuk terbebas dari jeratan penculik bengis itu.

“Tolong lepaskan aku…” pinta Lisa dengan suara parau.

Sehun-ah tolong…

Pria itu berjalan menghampiri Lisa di ranjang. Kemudian dia duduk di tepian ranjang lalu satu tanganya yang bebas menyentuh dagu Lisa, memandangi setiap inchi wajah wanita yang tidak pernah ia temui selama ini. Seluruh tubuh Lisa bergetar hebat. Darah berdesir cepat. Detak jantungnya tak beraturan. Dia ketakutan. Tapi pria itu tidak peduli.

“Kau pasti berusaha keras untuk berteriak meminta tolong. Sayang sekali. Tidak akan ada yang mampu mendengar teriakanmu.”

Dahi Lisa mengkerut, matanya yang tertutupi kain itu terpejam kuat. Ia bisa mengenali dengan jelas pemilik suara itu. Dia tidak percaya pria itu berani melakukan hal senekat ini. Pria itu dapat melihat kain yang menutupi mata Lisa basah, dia pasti menangis lagi. Ia lalu menyentuh pipi Lisa sambil menunjukkan seringaiannya yang tak mungkin dapat dilihat Lisa dalam kondisi seperti ini.

“Kau milikku Kim…” bisik pria itu tepat di telinga Lisa.

Cho Kyuhyun..

Lisa menelan ludahnya sendiri setelah mendengar penuturan pria yang ternyata begitu tergila-gila padanya. Lisa semakin takut, Kyuhyun yang menculiknya. Dia pasti tak waras lagi.

“SIALAN! KAU CHO KYUHYUN!! BERANINYA KAU LAKUKAN INI PADAKU!!”

Kyuhyun tertawa keras.

“Kau masih bisa mengingat’ku,” ujar Kyuhyun sembari memegang tangan Lisa yang gemetar.

“Tutup mulutmu! Dan singkirkan tangan kotormu dariku!!” Ujar Lisa sengit.

“Bukankah..  Kau menyukai setiap sentuhan’ku Kim, ”

“Lepaskan aku Kyuhyun!!!  Kau akan ber’urusan dengan Jongin!”

Untuk sekian kali Kyuhyun kembali menyunggingkan senyumnya, merasa lucu dan kesal dengan perkataan Lisa.

“Bisa kita mulai ke’senangan ini baby… ”

Bunyi terbukanya pisau lipat terdengar jelas di telinga Lisa, permukaan pisau yang dingin berhasil menyentuh kulit wajahnya. Kyuhyun mengendus kulit wajah Lisa dan berakhir dengan hembusan nafas di telinga wanita itu.

“A-ap-apa yang akan k-kau lakukan? Terkutuk kau Kyuhyun jangan lakukan itu!” pinta Lisa ketakutan.

“Ssshh….” Kyuhyun menempelkan telunjuknya di bibir Lisa.

“Kau milikku dan takkan pernah menjadi milik orang lain, Kim.”

Tubuh Lisa bergemetar hebat saat telinganya menangkap suara resleting celana yang sengaja dibuka. Lisa berontak pada setiap sentuhan menjijikkan yang dilakukan Kyuhyun terhadapnya, tapi pergerakannya yang terbatas oleh ikatan tali membuatnya tak sanggup melakukan apapun lagi untuk menghindar.

“Jangan! Jangan lakukan itu! kumohon jangan!” pinta Lisa dalam tangisnya.

SRET!!

Kyuhyun merobek dress mini berwarna biru laut yang dikenakan Lisa hingga pahanya yang sedikit lebih mulus dari anggota tubuhnya yang lain itu terpampang begitu jelas.

“SEHUN!!!”

TBC

Hello ketemu lagi….

Sebelumnya aku minta maaf ya telat update.

Dan cerita ini kurang memuaskan. Sebenarnya aku sedikit sibuk. Maaf kalo perlu pembenahan disana sini ato typo di sana sini.  Aku bakalan berusaha lebih baik lagi.

See ya….

11 tanggapan untuk “[EXOFFI FREELANCE] She Is Male (Chapter 5)”

    1. Eh baru liat komenan authornya :v yaaaaaaaaaaaaaaah kenapa ko gak diapdet di sini :”)

  1. waaaa jgn sampe lisa diapa apain ma khuhyun.. endingnya gantung bgt
    sehun cpt dateng n selamatin lisanyaaa..
    bikin penasaran thor, next next >.<

  2. Sehun dimana ? Kenapa nggak ada didekat lisa. Semoga lisa nggak diapa-apain sama kyuhyun dan sehun cepat nolong lisa.

  3. akhirnya update juga ff ini…..
    sudah kutuggu lama bgt. akhirnya muncul.
    semakin seru nih ceritanya… penasaran.
    itu pada kata “Sehun!!”, lisa itu sdang teriak memanggil sehun atau sehun udah dateng ya??? penasaran bgt.
    kyuhyun oppa jahat bgt. orang dia yg udah mutusin lisa. kenapa gk boleh klo lisa sm orang lain. lisa udah jadi istri sehun tau…..

    semangat untuk lanjutin nulisnya. fighting!!!

Tinggalkan Balasan ke Calsy Batalkan balasan