[EXOFFI FREELANCE] The Sound of The Rain-Chapter 1

picsart_01-07-06-33-21

Title       : The Sound of The Rain-Chapter 1

Au thor : Whitecreamy

Main cast            : Lee Shin Young/Rose (OC), Byun Baekhyun, Oh Sehun

Support cast       : EXO Members and others

Genre   : Angst, Sad, Romance, Family, Action

Rating   : G-PG 17

Length  : Multichaper

Disclaimer          : I only own the story

Poster by ByunHyunji @Poster Channel

♥♥♥

CHAPTER 1

I’ll still be waiting for you till forever

As I will keep hiding my tears

Would you come back to me

(SM THE BALLAD – Miss You)

Lee Shin Young menutup novel yang dia baca setelah sampai di halaman tujuh puluh lima. Ia melihat ke arah jam dinding, dua puluh menit menuju pukul  empat sore. Gadis itu lantas segera bangkit dari kasur setelah meletakkan novel nya di atas meja. Ia bergegas menuruni anak tangga menuju lantai bawah dimana kamar mandi berada. Terkadang saat sedang asyik membaca novel ia jadi lupa waktu.

Lee Ji hyun berada di ruang tengah saat Shin Young melintas. Si gadis manja yang berusia satu tahun lebih muda darinya itu tengah asyik menonton acara musik sambil menikmati keripik kentang kemasan jumbo. Shin Young hanya melihat nya saja, sama sekali tidak berniat untuk menyapanya.

Shin Young memutar gagang pintu kamar mandi berulang kali, tapi pintu sama sekali tidak terbuka. Bukannya berburuk sangka atau apa, tapi Shin Young menduga bahwa Ji Hyun lah pelakunya. Memangnya siapa lagi kalau bukan dia, gadis itu satu-satunya yang tidak suka dengan keberadaan Shin Young di rumah ini. Akhirnya, dia memutuskan untuk kembali ke kamar. Sekali lagi dia mengacuhkann keberadaan Ji Hyun. Tapi suara Ji Hyun berhasil menghentikan langkah nya.

“Itu hukuman karena kau tidak mau mengerjakan tugas kuliah ku.” Ucap Ji Hyun tanpa mengalihkan fokus nya dari layar kaca.

Tiada kata yang terlontar dari bibir Shin Young untuk membalas ucapan Ji Hyun. Kesal? Tentu saja Shin Young kesal dengan ulah si tuan puteri  itu. Apalagi, ini bukan kali pertama . Hukuman lain pernah Shin Young dapatkan karena tidak sanggup memenuhi keiinginan sang puteri raja. Shin young memilih menahan amarahnya saja. Perlakuan buruk tidak harus dibalas dengan perlakuan buruk, bukan? Hal itu hanya akan membuat kita sama buruk nya.

♥♥♥

“Jadi, si tuan puteri itu mengerjaimu lagi?” Rae Jin sangat marah saat mendengar cerita Shin Young tentang ulah si tuan puteri itu.

“Heem, dia benar-benar tidak bosan mengerjaiku.” Ucap Shin Young sambil mengeluarkan handuk dari lokernya. Ia memutuskan untuk mandi di tempat kerja saja.

“Sebaiknya, kau beri si manja itu sedikit pelajaran. Aku rasa sedikit pukulan di wajah manis nya bukan masalah.”

“Aku bukan orang yang suka menyelesaikan masalah dengan kekerasan.”

“Kalau begitu biar aku saja yang memberinya pelajaran. Bukan masalah bagiku untuk memukul orang seperti dia.”Rae Jin menggulung lengan kemeja panjang nya hingga ke siku, seolah siap untuk bertarung.

“Lakukan saja kalau berani.”tantang Shin Young

“Tentu saja aku berani. Aku bukan kau yang hanya diam ketika ditindas.” Tegas Rae Jin sebelum Shin Young akhirnya berjalan menuju kamar mandi.

Pintu kamar mandi telah tertutup. Namun Shin Young tidak segera menyalakan shower. Gadis itu hanya termenung. Ia merenungkan kalimat terakhir Rae Jin. Aku bukan kau yang hanya diam saat tertindas.

♥♥♥

Shin Young tidak ingat kapan pertama kali ia tiba di rumah keluarga Lee. Seingatnya, saat itu ia berusia 14 tahun. Tuan Lee Jae Ha-ayah angkat nya seorang karyawan di bank swasta . Ia menjabat salah satu posisi strategis di kantornya. Seorang kepala keluarga yang bijaksana juga seorang ayah penyayang yang akan melakukan apapun untuk puterinya.  Nyonya Lee, seorang perempuan yang sangat lembut dan ibu yang selalu siaga mendengar keluh kesah anak nya.  Bertahun-tahun ia tinggal bersama orang tua angkat nya dan belum pernah satu kalipun tuan atau  nyonya Lee memperlakukan nya dengan buruk. Mereka sangat perhatian pada Shin Young. Mereka bahkan menyayangi Shin Young seperti puteri mereka sendiri. Sedangkan Ji Hyun, gadis itu telah mengibarkan bendera perang sejak Shin Young menginjakkan kaki di rumah itu. Dia menyambut Shin Young dengan senyuman yang menyembunyikan segala kelicikan.

“Shin Young, kau harus makan yang banyak agar tubuhmu sehat,hm…” Nyonya Lee menambahkan beberapa lauk ke mangkuk Shin Young.

“Terimakasih, Nyonya Lee.” Jawab Shin Young lirih.

“Panggil aku ibu mulai sekarang. Kau mengerti?”

Shin Young hanya mengangguk sebagai jawaban. Tiba-tiba rasa sakit menjalar di jari-jari kaki nya. Shin Young meringis lalu melihat ke bawah. Kaki Ji Hyun tepat berada di atas jari-jari kakinya. Meremas dan menginjak jari kaki nya dengan kuat. Rasa nya sakit dan Shin Young ingin sekali menangis. Ia melirik kea rah Ji Hyun, gadis itu mengunyah makanannya dengan tenang seolah tidak terjadi apapun.

“Shin Young, kau baik-baik saja nak?”ayah angkat nya tampak menyadari ada yang aneh dengan Shin Young, buru-buru gadis itu mengangkat wajahnya lalu tersenyum menyembunyikan penderitaannya.

“Apa kau tidak menyukai makanannya?”Tanya Nyonya Lee

“Makanannya enak.”jawab Shin Young

“Kau sungguh tidak apa-apa kan?”nyonya Lee tampak khawatir dengan wajah Shin Young yang mulai pucat.

“Mungkin Shin Young masih lelah. Sebaiknya, kau beristirahat setelah ini.”ucap tuan Lee.

“Dia tidak akan tidur bersama ku kan?”Ji Hyun tiba-tiba menyela pembicaraan.

“Ehm, karena ibu belum menyiapkan kamar untuk Shin Young, jadi kau berbagi kamar dengan Shin Young dulu.”

“Aku tidak mau.”jawab Ji Hyun dengan nada tinggi.

“Ji Hyun…kau tidak boleh seperti itu. Mulai sekarang Shin Young adalah saudaramu. Kalian harus menjadi saudara yang baik.” Tuan Lee mencoba menengahi.

“Aku tidak mau. Titik.” Jawab Ji Hyun dengan nada suara yang penuh dengan penekanan. Mengabaikan sopan santun, gadis itu langsung meninggalkan meja makan dan masuk ke kamarnya. Tuan dan nyonya Lee hanya bisa menggeleng pasrah dengan kelakuan anak gadisnya tersebut.

“Aku bisa tidur dimana pun. Di sofa atau pun di lantai bukan masalah bagiku.”ucap Shin Young akhirnya.

Tiada hari yang menyenangkan setelah itu. Hubungan harmonis selayaknya adik dan kakak mustahil tercipta diantara mereka. Shin young tidak pernah menyalahkan ataupun membenci Ji Hyun dengan segala perlakuan buruknya. Memangnya siapa Shin Young, dia hanyalah pendatang baru di keluarga ini. Mungkin bagi Ji Hyun dia hanyalah parasit. Karena, bila tidak ada Shin Young  seluruh kasih sayang tuan dan nyonya Lee akan tertumpah untuk Ji Hyun seorang. Gadis itu tidak perlu berbagi kasih sayang dengannya kan? Ya… walaupun Shin Young tidak pernah mengharapkan kasih sayang yang sama selayak nya yang tuan dan nyonya Lee berikan untuk Ji Hyun.

“Nona, apa kau bisa membantuku mencari buku tentang bercocok tanam?” lamunan Shin Young buyar saat seorang pelanggan mendadak muncul di hadapannya.

“Oh, maaf…apa ada yang bisa aku bantu?”tanya Shin Young dengan sedikit gelagapan namun masih menjaga  kesopanannya.

“Apa kau bisa membantuku mencari buku tentang bercocok tanam?”

“Tentu saja. Mari aku tunjukkan tempatnya.”

♥♥♥

Sepuluh menit yang lalu Shin Young telah menyelesaikan pekerjaannya. Dia berjalan menyusuri pedestrian menuju halte bus. Biasanya saat ia masuk shift malam seperti ini,ia akan menunggu bus bersama Rae Jin. Kebetulan arah rumah mereka sama. Tapi sepertinya malam ini cukup spesial bagi sahabatnya itu, sang kekasih menjemputnya sekaligus mengajak nya makan malam terlebih dahulu sebelum mengantarnya pulang.

Membicarakan soal kekasih, hingga saat ini Shin Young belum pernah memiliki seorang pacar. Dulu saat masih sekolah, ia tidak memiliki banyak teman laki-laki. Kalaupun ada, jumlah nya bisa dihitung dengan jari. Shin Young bukanlah tipe gadis yang serius memikirkan tentang cinta ataupun pacar. Bukannya ia tidak laku hanya saja Shin Young sedikit menutup diri dari kaum adam. Padahal, sebenarnya ada banyak anak laki-laki yang diam – diam mengaguminya. Shin Young yang cantik dan pandai di bidang seni musik. Sifatnya yang pendiam dan sedikit misterius membuat ketertarikan sendiri di mata para pria. Tapi sayang nya, gadis itu sangat susah di dekati. Mungkin itu yang membuat para lelaki akhirnya mundur teratur.

Tapi ada satu orang yang berhasil mendekati Shin Young. Namanya Oh Sehun. Mahasiswa Universitas Seoul yang dua tahun lebih tua dari nya. Rupawan, cerdas, dan baik hati. Tipe ideal seluruh kaum hawa di bumi. Kedekatan mereka diprakarsai oleh salah seoang teman Shin Young di klub musik. Namanya Oh Sena yang tak lain adalah adik Oh Sehun.

Sebagai gadis normal, Shin Young memang terpesona dengan semua kelebihan yang dimiliki Sehun. Tapi entah mengapa rasa itu hanyalah sebatas terpesona saja, tidak bisa menimbulkan getar –  getar aneh di tubuhnya. Sehun pernah menyatakan perasaanya, tapi Shin Young dengan tegas menolak. Dia hanya ingin hubungan mereka tidak lebih dari sekedar adik kakak. Tapi Sehun tidak menyerah. Ia mencoba lagi tapi kembali gagal. Entah bagaimana cara meluluhkan hati Shin Young, karena sepertinya gadis itu membuat benteng khusus untuk memasuki kerajaan hati nya.

Shin Young memutuskan untuk mampir ke minimarket terlebih dahulu. Ia membeli beberapa cup ramen, camilan dan kebutuhan pribadi nya. Setelahnya, baru ia duduk manis menunggu bus datang. Sambil menunggu, Shin Young mengeluarkan ponsel nya. Ia memutar beberapa lagu anak-anak yang ada di ponselnya. Sesekali ia ikut menyanyikan lagu-lagu tersebut. Lagu anak – anak membuatnya merasa dekat dengan oppa.

Oppa, aku percaya kau sedang berada di suatu tempat. Kita pasti akan bertemu kan oppa. Aku akan selalu menunggu oppa.  

♥♥♥

Seorang laki-laki berlari dari kejaran beberapa pria berbadan kekar. Tubuh kecil nya bergerak lincah melompati kayu-kayu yang berserakan di gudang tua tersebut. Dengan sigap, ia meruntuhkan tumpukan kardus untuk menghalangi laju para pria yang mengejarnya.

“Sialan ! berhenti kau ! atau aku akan membunuhmu !!”teriak salah satu dari tiga orang tersebut.

Laki-laki itu sama sekali tidak merasa terancam. Ia hanya terus berlari mencari jalan keluar dari tempat ini. Tiba-tiba seorang pria berbadan tinggi muncul menghadangnya. Dengan sigap, orang itu langsung menerjang pria bertubuh kecil itu. Menghimpitnya ke tembok. Kedua tangannya berada di leher pria bertubuh kecil itu. Mencekik nya.

“Berikan USB nya…”

Lelaki yang sedang dalam keadaan terjepit itu hanya menyeringai. Ia sama sekali tidak takut. Apapun akan ia lakukan untuk mempertahankan benda kecil yang sekarang ada di saku celananya. Maka dengan sekuat tenaga, pria kecil itu melepas kedua tangan musuh nya dari leher. Dengan satu gerakan cepat, dia membenturkan kepala nya dengan kepala si pria tinggi, sekaligus menendang laki-laki itu hingga tersungkur ke tanah.

Dengan cepat ia berlari meninggalkan gudang tua tersebut sambil memperbaiki masker dan topi nya. Begitu sampai di jalan raya, ia mendapati sebuah bus berhenti di sebuah halte. Tanpa ragu, ia segera memasuki bus tersebut. Bus pun melaju, meninggalkan seorang perempuan yang bersandar di kursi tunggu halte. Sepertinya, ia tertidur.

♥♥♥

Shin Young berjalan dengan gontai menyusuri jalan yang tampak sepi. Hampir tidak ada orang lewat. Apalagi malam juga telah larut. Ini semua karena dirinya yang malah asyik mendengar musik sampai tertidur di halte bus. Alhasil, dia terpaksa menaiki bus yang rute nya sedikit jauh dari tempat tinggalnya. Kini ia harus berjalan kaki paling tidak satu kilometer karena sudah tidak ada pemberhentian bus.

Ponselnya bergetar. Ibu menelpon. Baru Shin Young akan menjawabnya, ponselnya mati karena lowbat. Aish, sial sekali…ibu pasti sangat cemas sekarang. Shin Young pun mencoba menghidupkan ponselnya. Lagi-lagi karena terlalu fokus, secara tidak sengaja ia bertabrakan dengan seseorang. Kantong belanja nya terjatuh dan isinya tumpah semua.

“Maaf.” Ucap orang itu yang ternyata seorang laki-laki. Dia membantu Shin Young memunguti belanjaannya.

“Tidak apa – apa tuan. Maafkan aku karena tidak berhati-hati.”ucap Shin Young memasukkan cup ramen kembali ke kantong belanjannya tadi.

Laki-laki itu tidak menjawab. Selesai memunguti belanjaan Shin Young, dia pergi begitu saja. Shin Young memperhatikan kepergian pria yang memakai jaket kulit, topi dan masker itu. Dia tampak berjalan dengan tergesa-gesa. Sesekali ia melihat ke kanan dan kiri seolah memastikan bahwa keadaan cukup aman. Dia kemudian masuk ke sebuah gang sempit.

Shin young penasaran dengan laki-laki misterius itu. Tapi ia segera memupuskan rasa penasaran nya itu. Ia memutar tubuh, hendak berjalan lagi saat ia merasakan kaki nya menginjak sesuatu. Ia melihat kebawah dan menemukan sebuah benda kecil berwarna hitam. Shin young mengambil nya. Sebuah USB. Mungkinkah benda ini milik pria tadi yang tidak sengaja terjatuh? Shin young mengamati benda kecil berwarna hitam tersebut. Sepertinya, Shin Young harus mengembalikan USB ini pada pria tadi.

♥♥♥

Shin Young kecil terlihat tengah mengerjakan PR matematika. Ia membaca soal tentang bangun datar itu berulang kali dan mencoba untuk memecahkan soal uraian tersebut. Tapi ia tidak kunjung mendapatkan jawabannya. Gadis kecil itu melihat ke arah oppa nya yang juga sedang belajar. Tapi seperti nya oppa sedang serius . Dia lantas mencoba menyelesaikan soal itu lagi,bukannya menghitung dengan benar, dia malah mencorat coret kertas nya asal. Sebal. Frustasi.

“Apa kau sudah selesai mengerjakan PR  mu, Rose?”suara sang kakak tiba-tiba terdengar dari jarak yang dekat. Ia memutar kepalanya dan ternyata kakak sedang berdiri di belakangnya.

“Aku bisa mengerjakannya sendiri kok. Aku tidak perlu bantuan oppa.”jawabnya dengan tegas.

“Kau yakin?”

“Tentu saja.”gadis kecil itu lalu mencoba mengerjakan soal itu lagi. Tanpa ia sadari oppa masih berdiri di belakangnya. Mengamati sang adik yang sedang kesusahan mengerjakan soal-soal itu. Laki-laki kecil itu tertawa. Menertawakan adiknya yang sok gengsi. Tidak mau menerima bantuannya. Padahal jelas-jelas dia tidak bisa mengerjakannya.

“Kau salah mengggunakan rumus, Rose.”ucap sang kakak akhirnya. Ia tidak tega melihat adiknya yang malang itu. Dia kemudian menarik kursi satunya lalu duduk di sisi Shin Young. Dia pun mulai menjelaskan pada Shin Young bagaimana cara mengerjakan soal itu. Yang pada akhirnya malah oppa yang mengerjakan semua PR itu.

“Rose…”

“Hm…”

“Maafkan oppa.”laki-laki kecil itu meletakkan bolpoin nya . Ia memandang Shin Young,”Oppa tidak bermaksud membela Min Jung. Tapi…”

“Iya, aku tahu maksud oppa.”gadis kecil itu memotong perkataan oppa nya dengan cepat.

Yeah…sebenarnya Shin Young sedang marah pada kakaknya. Penyebabnya ialah kejadian tadi siang di sekolah. Shin Young memukul wajah Min Jung-teman sekelasnya. Alasannya,karena Min Jung menertawakannya yang tidak bisa mengerjakan soal matematika dari Kim Songsaengnim. Padahal soalnya sangat sederhana. Shin Young yang tidak terima dengan ejekan Min Jung langsung naik pitam dan memukul wajah Min Jung. Kalau saja tidak ada guru yang sedang lewat mungkin Shin Young bisa tidak terkendali. Mereka berdua pun di bawa ke ruang guru. Setelah dinasehati, Min Jung pun meminta maaf. Tapi Shin Young tidak mau memaafkannya.

Oppa yang mengetahui hal tersebut mencoba menasihati Shin Young. Nampaknya, ejekan Min Jung sudah terlanjur masuk ke hati. Shin Young hanya diam saat dinasihati. Tapi dari raut wajahnya,jelas terlihat ia masih mendendam.

“Jadi, apa artinya kau sudah memaafkan Min Jung?”

“Molla.”

“Rose, dengarkan oppa…” oppa mengambil tangan adiknya, lantas menggenggam erat. Oppa juga menatap Shin Young walaupun gadis itu memalingkan wajahnya,”Saat teman mu menghinamu, kau balas menghina nya.  Itu tidak baik. Karena itu akan membuat mu sama buruknya dengan mereka. Kau mengerti?”

Oppa memperhatikan wajah Shin Young. Walaupun dari samping, tapi oppa tahu, gadis kecil itu tampak menyesal dan sedang mati-matian menahan tangisnya.

“Lagi pula Min Jung juga sudah minta maaf kan?”

Shin Young mengangguk.

“Kau harus memaafkannya,hm? Karena oppa tidak ingin memiliki adik yang pendendam. Oppa tahu kau memilki hati yang cantik dan tulus, jadi maukah kau memaafkan Min Jung?”

Lagi-lagi Shin Young mengangguk. Dari samping tampak air mata meleleh di pipinya.

“Mawar memang berduri, tapi durinya bukan  untuk menyakiti. Iya kan, Rose?”

Detik berikutnya, tangis pecah. Shin young menyesali perbuatannya. Tidak seharusnya ia memukul Min Jung. Seharusnya ia memaafkan Min Jung. Shin Young sebenarnya sudah menyadari itu sedari  pulang sekolah. Tapi ego membuatnya tidak bisa berpikir dengan jernih. Oppa menggeser kursi nya menjadi lebih dekat dengan Shin Young. Ia menarik adiknya dan langsung memeluknya. Membiarkan adik kecilnya itu menumpahkan seluruh air mata di dada kecil nya.

Sejak saat itu, Shin Young selalu mengingat nasihat oppa. Nasihat itulah yang membuatnya bertahan dari segala perbuatan buruk Ji Hyun.

To be continue

10 tanggapan untuk “[EXOFFI FREELANCE] The Sound of The Rain-Chapter 1”

  1. Ada sedikit typonya

    Kalo soal ceritanya sih bkin kepo
    Krn kebuka dikit” jd makin kepo dan bny tanda ????????????

    Aku tunggu ksh berikutnya 🙂

  2. uhhh msh belum jelas aja pertemuan baekhyun sm shin young msh abu abu msh misterius tapi kira2 baekhyun itu org apa yaa ko nyampe dikejar2 gitu apa karakter dia ala ala bad boy gitu kalo iya aku paling sukaaaa. antara yakin jg engga kalo oppa nya shin young itu baekhyun kalo beneran iya brrti bukan oppa kandung lah yaa. oke ditunggu chapter ke dua

    1. Hai…shin young memang rose . 🙂 klo oppa nya silakan menebak dan ikuti terus kisah nya ya. Thx for reading

Tinggalkan Balasan ke whitecreamy Batalkan balasan