[EXOFFI FREELANCE] The Wolves and Soulmate (Chapter 5)

img_20160117_121538-1

 

The Wolves and Soulmate

Tittle : The Wolves and Soulmate

Author: candypinknet

Length: Multichapter

Genre: Fantasy—Romance—Drama—Family

Rating: Teenager

Main Cast : Oh Sehun & Ahn Nina (Original Cast)

Additional Cast : EXO member—Ahn Sojin—Ahn Edison—Kang Aurora—and many more

Summary: Setelah meniup lilin ulang tahunnya yang ke-19, hidup Ahn Nina perlahan-lahan mulai berubah. Berawal dari mimpi setiap malam tentang serigala abu-abu, lelaki berparas tampan yang tak ia kenal dan perang keluarga Canis Lupus.

Disclaimer : The story is belong to me.

Note : Cerita ini udah gue publish di wattpad & cover by @penguin_guard

Sorry for any typo(s) and nice to meet you guys!

BAB 5– Kedai dan Cerita

Mobil berhenti di depan kedai sepi yang terlihat cukup tua. Nina memandangi bangunan kedai itu; tua, rapi, banyak tanaman hias, dan suasana aneh. Iya, aneh. Nina merasakan bangunan tersebut bukan bangunan biasa; ada yang aneh dan Nina akan mencari tahu.

“Sungguh? Ini tempatnya?”

“Ya.”

“Apa namanya?” Tanya Nina semakin heran, karena dia tidak menemukan identitas nama kedai tersebut sama sekali. Sehun keluar dari mobil, menutup pintu, lalu beralih ke pintu mobil dimana Nina berada di dekatnya, dan membukanya. “Perhatikan baik-baik. Kau pasti akan bisa membacanya.”

Nina menyembunyikan rasa kagetnya ketika Sehun membuka pintu mobil untuknya. Dia keluar dari mobil dan menghindari kontak mata. “Terimakasih.”

“Terlalu awal untuk mengatakannya, tapi sama-sama.” Balas Sehun sambil mendahuluinya. Nina bertemu pandang dengan Kris yang hanya menatap mereka berdua datar dan tiba-tiba merasa merinding. Nina langsung buru-buru mengekori Sehun di belakangnya.

“Kau sudah bisa menemukan nama kedai ini?”

“Um,” Nina langsung memperhatikan bangunan kedai lebih teliti lagi. Nina hanya memandang dinding berwarna batu bata merah tua itu dan berpikir; “Dimana tulisannya? Aku tidak melihat satu huruf pun.” yang membuat Nina menghela nafas berat. “Aku tidak melihat apapun.”

“Sungguh?”

“Ya-” Nina langsung terdiam ketika dinding yang tepat berada di atas pintu kedai tersebut berubah perlahan-lahan; dari samar-samar menjadi terlihat sangat jelas. Huruf yang bertuliskan hangul 만월 atau manwol yang berarti bulan purnama. “Bulan purnama?”

Sehun terdiam mendengarnya dan bersikap seperti biasa lagi. “Kau bisa membacanya?”

“Ya,” Balas Nina santai. “Kenapa?”

Kris berdeham keras yang membuat suasana menjadi sunyi. “Lebih baik kita masuk sekarang.”

  • ••

Sehun melirik pintu kamarnya yang terbuka dan menampilkan sang Ayah yang memasuki kamarnya. Sang Ayah duduk di tepi kasurnya. “Ada yang ingin Ayah bicarakan.”

“Tentang apa?”

“Gadis yang kau lihat di cawan air.” Sehun bangun dari kasurnya dengan penasaran. “Dia-siapa? Apa Ayah tahu?”

“Ayah tidak tahu. Ayah hanya tahu kenapa hanya kau yang bisa melihatnya.”

“Kenapa?”

“Ikatan. Kau dan dia punya ikatan.”

Sehun hanya diam mendengarnya. Dia tidak mengerti apa yang di bicarakan Ayahnya sendiri. Sehun baru saja ingin membuka mulut; menanyakannya lebih dalam lagi, tapi sang Ayah sudah bangun dari duduknya. “Kau bisa mencari gadis itu sendiri. Dan sebenarnya, hanya kau yang tahu bagaimana cara menemukannya.”

  • ••

“Jadi, ada makanan apa saja di sini?” Tanya Nina sambil duduk dan mengamati desain interior yang menarik perhatiannya. Tapi, dia sedikit heran, karena kedai hanya berisi mereka bertiga saja. “Kemana yang lainnya?”

“Yang lainnya? Maksudmu seperti koki, kasir, dan lain-lain?”

Nina mengangguk mendengar ucapan Kris. Kris hanya tertawa pelan. “Kokinya di hadapanmu sendiri. Jika kau mau tahu.”

“Apa?” Nina tersentak kaget mendengarnya. Di hadapannya persis adalah Kris seorang, sedangkan Sehun sedang sibuk melihat isi kulkas. “Kau pasti bercanda. Tampang sepertimu bisa masak?”

“Kau meremehkanku?” Tanya Kris dengan wajah songongnya. Nina mengangguk. “Aku tidak percaya.”

“Sudahlah. Lebih baik hyung masakan dulu saja untuk kami. Kami lapar,” Kata Sehun sambil membawa jus jeruk dingin untuk mereka bertiga. “Tenang saja, masakan dia tidak kalah enaknya dengan restaurant mewah.”

“Aku malah makin tidak percaya-”

“Tidak usah makan kalau begitu.”

“Jahatnya.”

Sehun hanya tertawa pelan melihat Nina dan Kris yang bertengkar. Tidak di mimpi dan kenyataan, mereka berdua sama saja, batin Sehun geli.

  • ••

Jam dindingnya menunjukan waktu pukul set penghuni rumah masih terlelap, kecuali Sehun yang tiba-tiba terbangun dari tidurnya dan memilih untuk meminum segelas air dingin di dapur. Sehun berjalan menuju dapur sambil menguap lebar dan mengumpat dalam hati; kenapa bisa-bisanya aku terbangun?

“Sebentar lagi aku berusia sembilan belas tahun. Tapi, aku merasa masih berusia tujuh belas tahun.”

Sehun berhenti.

Suara apa itu? Batinnya sambil merinding.

“Dan tahun depan kau akan berusia dua puluh tahun! Rasanya baru kemarin aku mengendongmu saat masih bayi.”

Sehun mendekati asal suara tersebut dengan perasaan takut dan juga gugup. Tangannya meraih gagang pintu dan mendorongnya. Sehun menelan ludah tanpa sadar ketika menyadari bahwa asal suara tersebut berasal dari cawan air.

“Aku saat masih bayi dan sekarang tidak ada banyak bedanya kok. Jangan sedih-“

“Kau pikir aku sedih?! Tidak, tentu saja. Kapan kau akan ke Seoul?”

Sehun melihat cawan air dan menemukan gadis yang tempo hari ia lihat. Gadis itu sedang menelpon seseorang sambil mengerjakan entah apa itu di laptopnya. Sehun memperhatikan gerak gerik gadis tersebut.

“Bagaimana keadaan disana?”

“Seperti-” Gadis itu kaget ketika melihat sang Ayah yang tiba-tiba memasuki ruangan. Sehun mengernyitkan dahinya. “Ayah! Kau mengagetkanku. Ada apa?”

“Tidak-”

Sehun tersentak kaget ketika sang Ayah bertemu pandang dengannya. Ayahnya menyadari keberadaannya. Dia menyadari keberadaanku. Ayahnya memandangnya tajam dan seketika semua gambar menghilang berganti menjadi air biasa. Sehun menghela nafas berat.

Bagaimana bisa?

  • ••

“Bagaimana bisa kau menemukanku?”

Sehun berhenti mengunyah makanannya. Dia tidak bisa memandang gadis di depannya, karena dia tidak akan bisa berbohong. “Tiba-tiba saja ketemu. Aku melihatmu dalam mimpi dan akhirnya seperti ini.”

“Lebih baik kau diam dan makan saja.” Kata Kris yang membuat Nina cemberut mendengarnya. “Aku penasaran.”

“Hati-hati dengan rasa penasaranmu. Bisa-bisa kejadian seperti ini lagi terulang. Kami bisa menyelamatkanmu, karena keberuntungan juga.” Balas Kris tak mau kalah.

“Sudahlah, hyung. Sebaiknya kita selesaikan makan dan langsung pergi lagi.”

“Pergi kemana?”

“Kerumahmu.”

  • ••

Halo! Maaf ya telat update. Sebenernya, gue rajin kok ngirim email yg lanjutan ff ini, cuman gue kira fanfict gue ini belum dipost sama sekali L makanya gue nggak ngirim minggu lalu dan nunggu terus. Dan rupanya udah. Maaf ya telat.

Buat yg minta wordnya banyakin, aduh maaf. Sesungguhnya ini aku bener-bener tinggal copas dr wattpad aku dan ngga aku edit dsbnya lagi. Buat yg udh baca dari wattpad, pasti tau kok awal-awal chapter bener-bener dikit banget. Tapi, tenang aja, sekarang udah panjang kok. Penasaran? Cek wattpad aja, haha.

Makasih semuanya. Sampai berjumpa di bab selanjutnya!

 

 

6 tanggapan untuk “[EXOFFI FREELANCE] The Wolves and Soulmate (Chapter 5)”

  1. Sehun punya ikatan apaan ama Nina? Ikatan batin/?
    Bapaknya Nina tau si Sehun lagi ngeliatin? Emejing, mereka makhluk apaan sih?
    Ditunggu nextny.

  2. ini msik bingung deh,tapi kyakx restoran itu restoran punysnya keluarga sehun deh,trus ap ikatan nina ama sehun??:-P :-O 😛 :-O 😀 :-O

Pip~ Pip~ Pip~