[Ficlet] Too Much by ShanShoo

a3cde73aeafc07092788847c26696d85

-ShanShoo’s present

Sehun x OC

(http://ikhsaniaty.wordpress.com/)

-o-

 

Pagi hari sebelum jam menunjuk tepat ke angka tujuh, Eunhee mengawali harinya dengan mengonsumsi roti isi dan secangkir teh hangat yang ia buat di konter kantin, bersama sang bibi penjaga kantin. Kendati berkata kalau Eunhee tidaklah harus membuat makanannya sendiri, gadis itu tak pernah mau mendengarkan. Menurutnya, sibuk bersama bibi Kim di area kantin adalah sebuah kesenangan tersendiri baginya. Hitung-hitung membunuh waktu penat yang bisa saja meledakkan isi kepalanya kalau Eunhee mengingat tugas akhirnya yang belum ia serahkan pada dosen pembimbing untuk dikonsultasikan.

Sepasang sepatu keds berwarna hitam putih itu kini melangkah bebas ke arah deretan bangku panjang, tempat para mahasiswa menghabiskan waktu sembari mencecap makanan terenak di wilayah Fakultas Kesenian. Kedua tangannya menggenggam setiap sudut nampan berisi roti isi sayur plus daging beserta teh manis yang masih panas. Oke, setidaknya hari ini ia tidak akan pingsan begitu saja lantaran terlalu banyak mendapat berbagai macam koreksian serta corat-coret besar yang membingkai indah skripsinya. Dan kalau boleh jujur, menjadi seorang mahasiswa tingkat akhir bukanlah hal paling mengenakkan di muka Bumi.

Kalaupun Eunhee berniat untuk kabur saja dari pandangan sang dosen pembimbing, Eunhee pasti bisa melakukannya. Namun ketika netranya bertemu pandang dengan sepasang manik gelap milik Oh Sehun di hadapannya, niatan itu seakan minggat ke planet tetangga dan tak akan pernah kembali lagi. Eunhee tak mungkin melaksanakan niat tak terpuji itu karena ia masih punya harga diri, mengingat sang kekasih yang rupawan di hadapannya saat ini adalah mahasiswa paling teladan yang Fakultas Seni punya.

Diiringi dengan senyum selamat pagi yang merekah serta aroma maskulin miliknya yang menyesaki indera penciuman, Sehun mendudukkan diri di hadapan Eunhee, bersitatap dalam jarak dekat dengan sang gadis kemudian mengusak kecil puncak kepalanya.

“Tidak mau menawariku sarapan pagi, nih?” Sehun berdecak geli, sementara Eunhee sibuk mengunyah kasar roti isinya. “Bahkan kau kelihatan tak ingin berbagi roti isimu bersamaku,” ocehnya lagi, yang membuat Eunhee berusaha menyeimbangkan pernapasannya yang cukup sesak lantaran memaksakan diri untuk menelan bulat-bulat rotinya.

“Kau bisa pesan sendiri,” itu jawabnya, begitu Eunhee menghela napas panjang dan menatap Sehun dengan malas. Setelahnya, Sehun mengangguk menyetujui.

Padahal, tanpa Sehun meminta pun, laki-laki bertubuh tinggi atletis serta pemilik senyuman paling manis yang Eunhee lihat pasti akan pergi ke area dapur kantin tanpa diminta, lalu membuat sarapannya sendiri tanpa sanggup bibi Kim bantah. Karena, omong-omong, Sehun dan Eunhee sama-sama sudah terbiasa melakukan hal itu sejak sepuluh bulan terakhir, dan sejak tiga bulan lamanya mereka mendeklarasikan hubungan sebagai sepasang kekasih.

Eunhee memutuskan untuk diam sejenak, menunggu Sehun selesai membuat sarapannya. Ketika telinganya mendengar derap langkah sang kekasih, ia lekas mendongak menatap Sehun yang kembali menduduki tempatnya di seberang meja.

“Roti isi dan teh manis juga?” tanya Eunhee begitu maniknya mengamati sarapan pagi Sehun.

Laki-laki itu mengangguk kecil. “Sekali-sekali tidak apa-apa, dong, kalau menu sarapan kita sama.” Katanya, menjungkitkan kedua sudut bibirnya lagi sembari meminum sedikit teh manisnya. “Tapi, omong-omong, teh manisku tidak semanis yang kaupikirkan, lho,”

Kedua alis Eunhee bertemu di tengah. “Tumben?” katanya. “Biasanya kau itu selalu banyak memasukkan gula ke dalam tehmu,” komentarnya dengan nada mantap. Mengingat kebiasaan Oh Sehun yang cukup buruk itu.

“Memang,” Sehun menyahuti sembari mengangguk membenarkan, “Tapi hari ini―dan mungkin seterusnya, aku tidak akan memasukkan banyak gula ke setiap minuman yang kukonsumsi,” selepas menjawab pertanyaan gadisnya, Sehun mulai memakan roti isinya perlahan, tidak seperti Eunhee yang memakannya dengan tidak perasaan. Lagi pula, tidak baik juga makan terlalu cepat, karena bisa saja kau akan tersedak dan kesulitan bernapas.

“Kenapa?” well, bukan berarti Eunhee tak senang dengan perubahan kecil yang Sehun buat. Sungguh, Eunhee senang bukan main. Jadinya, Eunhee tak perlu terlalu mengkhawatirkan kondisi kesehatan Sehun perihal kebiasaan buruknya yang satu itu. Setidaknya, perjuangan Eunhee tak sia-sia untuk terus menasehati kekasihnya tentang hal itu selama beberapa bulan terakhir.

Yang ditanya lekas menaikkan matanya dan mencari netra cokelat milik Eunhee. Didapatinya seraut wajah penuh rasa penasaran yang mungkin saja sejenak menghilang dan kembali lagi manakala gadis itu mengajukan pertanyaan kedua. Sebelumnya, Sehun berdeham beberapa kali. Senyumannya menghias parasnya yang rupawan. Kunyahannya telah berhenti dan Sehun menelan kunyahan rotinya secara perlahan, sekaligus mengulur waktu untuk membalas pertanyaan Eunhee.

“Soalnya aku baru mencerna nasehatmu sekarang, Eunhee.” Sahut Sehun pada akhirnya. Oke, jawabannya memang tepat, karena Eunhee menginginkan jawaban itu atas pertanyaannya. Namun perihal senyuman Sehun yang terasa ganjil malah membuat Eunhee kurang puas.

“Yakin, nih, karena nasehatku itu?”

Sehun mengangguk lagi. “Kau pernah bilang, kan, kalau terlalu banyak mengonsumsi gula bisa berdampak negatif pada kesehatanku?”

“Ya,” sahut Eunhee, singkat. “Lalu?”

“Makanya, aku mengurangi porsi gulanya. Karena aku baru ingat, ternyata senyumanmu juga terasa begitu manis sampai-sampai kadar gula darahku meningkat drastis.”

Sontak saja, Eunhee merasa kedua pipinya menghangat dan jantungnya bertalu begitu cepat. Bibirnya bungkam, tak tahu harus berkata apa, sementara Sehun di hadapannya menunjukkan kekehan ringan yang terdengar nyaman di telinga.

“Kenapa? Mau disangka menggombal, begitu?”

“Eh?” manik Eunhee mengerjap cepat, berusaha mengabaikan tatapan menggoda Sehun.

“Tapi sayang, itu bukanlah gombalan.” Kata Sehun, lalu melanjutkan. “Kalau kau tak percaya, nih, coba saja teh punyaku. Rasanya tidak terlalu manis, kok.”

Sepertinya, suhu hangat di pipi Eunhee meningkat secara perlahan, sehingga menimbulkan semburat merah yang tak sanggup ia tutupi. Maka, untuk menyamarkan kegugupan sekaligus perasaan bahagianya, Eunhee memilih menjejalkan roti isi milik Sehun pada sang empunya, berharap jantungnya tak terus berdetak cepat hingga terlepas dari soketnya.

“Iya, aku percaya!” sahut Eunhee, yang segera disusul dengan senyuman lebar keduanya serta gelak tawa yang saling memantul pada setiap penjuru kantin.

-oOo-

Thanks for reading 🙂

Mind to drop some review then? 😉

21 tanggapan untuk “[Ficlet] Too Much by ShanShoo”

  1. Hai penulis, salken yak aku saras. Mau ngomingin tulisan kamu menurut sudut pandangku ..

    Title (2/5)
    Too much. Kalau dipikir lagi kata ini sedikit timpang, maksudnya kurang kata sifat atau kata yg bisa melengkapinya jadi kalimat simpleks minimalnya. Okee..

    Poster (2/5)
    Belum bisa dibilang poster juga karena cuma gambar sehun yg lg nunduk. Alasan pribadi authornya karna sehun keliatan unyu ya di gambar ini? Hehehe xD coba aja kalo pilih sehun yg lg senyum menawan gitu pasti lebih nyambaung dengan isi ceritanya wkk xD

    Plot, flow (4/5)
    Alur dan jalan ceritanya maju, mengalir dengan santai. Enak dibaca.

    Characterization (4/5)
    Entah kenapa walaupun lebih banyak penjelasan karakter si cewek di ff ini, aku lebih mudeng sama karakterisasi sehun hanya dengan tindakan dan omongannya dia. Bagus.

    Spelling, diksi (3/5)
    Diksinya ringan, enak dibaca. Ada satu dua di percakapan yang nyelipin bahasa non-baku santai yang menurutku bikin lebih enak dibaca, misalnya tambahan ‘…nih’.

    Terus typo-nya ada di penggunaan huruf setelah percakapan. Ini contohnya : “Sekali-sekali tidak apa-apa, dong, kalau menu sarapan kita sama.” Katanya, menjungkitkan kedua sudut bibirnya lagi sembari meminum sedikit teh manisnya.

    Seharusnya, jika setelah dialog menggunakan kata kerja, itu pakainya huruf kecil dan sebelun tanda petik, pakai tanda baca koma. Jadi yang benar seperti ini, “Sekali-sekali tidak apa-apa, dong, kalau menu sarapan kita sama,” katanya, menjungkitkan kedua sudut bibirnya lagi sembari meminum sedikit teh manisnya.

    Overall (8/10)
    Ficlet manis tanpa adanya konflik. Oh sehun menggombal. Bahasa santai yang enak dibaca. Bagus kok aku suka. Keep writing buat authornyaa ..

    1. Hai, Kak Saras! Di sini Isan, salam kenal juga ^^
      Huhu lagi2 kuterharu dengan masukan2 tentang kepenulisan dari para senpai :””)
      Untuk poster dan judul emang gak direncanain(?) dulu, soalnya bingung jugaxD
      Dan untuk kalimat sama tanda baca juga aku emang kurang ahli(?) cukup rumit juga ya belajar tentang tanda baca /atau akunya aja yang rumit?/ :””)
      Makasih, Kak, udah mau kasih sarannya ^^ /xo

  2. Haloo, ShanShoo. Ceritanya kok pas banget sama hidup keseharianku. Apalagi di kalimat ini:
    Dan kalau boleh jujur, menjadi seorang mahasiswa tingkat akhir bukanlah hal paling mengenakkan di muka Bumi. Hahahaha cuman dalem cerita kan ada yang nggombalin nih. Sedangkan pasanganku ngga bisa ngegombal. *curhat :v

    1. Laki-laki itu mengangguk kecil. “Sekali-sekali tidak apa-apa, dong, kalau menu sarapan kita sama.” Katanya, menjungkitkan kedua sudut bibirnya lagi sembari meminum sedikit teh manisnya. “Tapi, omong-omong, teh manisku tidak semanis yang kaupikirkan, lho,” = Laki-laki itu mengangguk kecil. “Sekali-sekali tidak apa-apa, dong, kalau menu sarapan kita sama,” katanya, menjungkitkan kedua sudut bibirnya lagi sembari meminum sedikit teh manisnya. “Tapi, omong-omong, teh manisku tidak semanis yang kaupikirkan, lho.”
    2. “Soalnya aku baru mencerna nasehatmu sekarang, Eunhee.” Sahut Sehun pada akhirnya. = “Soalnya aku baru mencerna nasehatmu sekarang, Eunhee,” sahut Sehun pada akhirnya.
    3. “Tapi sayang, itu bukanlah gombalan.” Kata Sehun, lalu melanjutkan. “Kalau kau tak percaya, nih, coba saja teh punyaku. Rasanya tidak terlalu manis, kok.” = “Tapi sayang, itu bukanlah gombalan,” kata Sehun, lalu melanjutkan, “Kalau kau tak percaya, nih, coba saja teh punyaku. Rasanya tidak terlalu manis, kok.”

    Ada 3 koreksi dariku ya. Coba belajar lagi tentang EYD. Lalu, diksinya juga diperbanyak lagi. Aku baca, banyak banget gunain kata “Kata” ya? Kata itu bisa juga ucap, ungkap, tutur, cetus, dsb.

    Atau bisa juga diganti begini (aku ambil satu contoh dari fiksi kamu ya):

    Kedua alis Eunhee bertemu di tengah. “Tumben?” katanya. = Kedua alis Eunhee bertemu di tengah. “Tumben?” herannya. = Kedua alis Eunhee bertemu di tengah. “Tumben?” kagetnya.

    Oiya, judulnya kok kayaknya nanggung banget yah. “Too Much” yang artinya Terlalu Berlebihan. Kenapa ngga “Mr. Lebay” aja? Kan lucu. Wkwkwkwk :v

    Oke, yang di atas sekadar sharing ya. Penyampaian dalam kamu bercerita udah lumayan, tapi tolong ditingkatkan lagi ya. EYD sudah lumayan baik. Diksinya harus ditambah lagi perbendaharaannya. Semangat!! Semoga jadi penulis yang handal lagi. :3

    Salam kasih,
    WhitePingu95

    1. Hai kaaak! Eheheh iya kehidupannya Eunhee di sini emang related banget sama kehidupanku yang sekarang, yg pusing 7 keliling sama tugas akhir :”””)

      DUUUH MAKASIH BANYAK KAAAAK BUAT SEMUA KOREKSIANNYAA 😘😘😘😘
      Suka seneng kalo ada yg ngoreksi sampai ke akar2nya(?) tuh 😂😂😂😂 lumayan dapet ilmu baru juga ^^
      Iya aku emang masih lemah sama EYD xD jadi malu xD
      Ya Alloh, amiiin, mudah2an kesampaian jadi penulis andal :”””3
      Sekali lagi makasih banyak kak 😘
      Salam hangat, dari Isan ❤

    2. Wkwkwk aku juga bacanya sambil berlari dari tugas akhir. Hahahaha :’))
      Sama-sama. Kita belajar bareng di sini. Kalo misal belum faham, bisa kontak aku langsung. Semangat terus!! XD

    3. Oke kak, makasiiiih ^^
      Huhu seneng banget ini dinotis senpai x)
      Jujur aja, aku udah tau nama WhitePingu95 ini udah cukup lama, dan aku ini fans kakak semenjak aku belum mulai buat nulis x)
      Duuuh kak Pingu ILY laah ❤

    4. Oh tidaaakkk… jangan teruskan itu. Wkwkwkwk mari kita berteman, jangan ada fans di antara kita. Mari kita saling mengagumi dan saling sayang. *sejenak baper :v

Tinggalkan Balasan ke jesikaaa10 Batalkan balasan