[EXOFFI FREELANCE] The Last Game (Chapter 1)

sasas

The Last Game

Author Oh Fhat

Length Chapter 1

Genre Family

Rating One Star

Main Cast

Kai, Sehun, Chanyeol (Exo-K), Suzy (Miss-A)

Summary

Sebuah Cerita Yang Menggelitik Akan Masa Lalunya. Sebuah Keluarga Yang Berusaha Memecahkan Suatu Kebohongan Besar.

Disclaimer

FF Ini Asli Hasil Dari Perkembangan Imajinasi Gue, So Jangan Copas Ya, Kalo Copas Bilang Gue, Biarr Gue Tahu Kalo Nama Si Copasnya JJJ

Note

Ini Kedua Kali Gue Ngepost, So Kasih Saran Ya Kakak, Kasih Nasehat Sekalian Biar Gue Cepet Berkembangnya. So Enjoy Ya Bacanya. Kasih Komen Juga Biar Seru Ok,

 

“Berlarilah, berlarilah kau sejauh mungkin dalam petualangan hidupmu. Temukan hal terindah dan terburuk dalam hidupmu. Simpan semuanya dalam memori kehidupanmu. Jangan sampai terbuang jika kau tidak menginginkannya hilang dalam hidupmu. Sadarilah bahwa semua itu adalah kado spesial dari Tuhanmu.

Bebaskan! Bebaskan seluruh emosi hidupmu. Biar ia terbang bersama angin yang seakan memenuhi rongga dadamu.

Biarkan! Biarkan emosi itu terurai dan mengalir bersama nafasmu.

Nafas kehidupanmu.

Milikmu.”

-K

Kai terdiam mengamati tulisannya. Mungkinkah dirinya dapat seperti yang ia tulis? Kai tidak tahu. Yang iya tahu kehidupan itu terlalu sesak. Seperti menghimpit dadanya Begitu sulit untuk bernafas hingga rasanya dirinya tidak mampu untuk berlari. Jangankan berlari, berjalan saja dirinya sudah sangat kelelahan. Yang dia butuhkan sekarang adalah sebuah sandaran. Sandaran untuk segalanya.

Sandaran?

Mungkinkah ada?

Kai menekuk bibirnya. Pikirannya benar benar naif. Haruskah dirinya tertawa? Tidak. Tidak akan. Itu hanya membuat dirinya semakin tersiksa.

Hyung,” seseorang memanggilnya dari balik pintu kamarnya. “Bolehkah aku masuk?”

“Masuklah,” Kai menutup note-booknya lalu menoleh ke belakang. Adiknya sedang berdiri disana membawa bantal dan selimut. Kai mengerutkan keningnya.

“Rumah sebesar ini terlalu sepi, aku tidak bisa tidur karena itu. Bolehkah aku tidur bersamamu? Aku akan tidur di bawahmu dan tidak akan mengganggumu, hanya ingin tidur saja.” Sehun menatap kakaknya penuh harap. Namun Kai hanya menatapnya tanpa ekspresi dan terdiam.

Detik-detik berlalu dan Kai masih terdiam.

“Maaf, aku akan keluar kalau begitu. Sepertinya kau sedang sibuk sekarang, jadi aku tidak akan mengganggumu.” Ucap Sehun pasrah, dia segera berbalik keluar. “ Dasar pelit,” gerutu sehun.

“Tunggu,” Kai bersuara membuat langkah Sehun terhenti. “ Kau boleh tidur disini. Diatas bersamaku.” Sehun berbalik kembali dengan wajah senang. “Terima kasih, hyung.” Sehun membungkukkan badannya.

Sebenarnya dirinya ingin memeluk Kai, tetapi apakah Kai mau untuk menerimanya? Kai yang selalu bersikap dingin membuat dirinya mengurungkan niatnya. “Sekarang, tidurlah. Dan jangan berisik,” Perintah Kai sebelum dia kembali berkutik dengan note-booknya.

Sehun meletakkan bantalnya di atas ranjang Kai. Ranjang Kai memang besar dan masih sama seperti 10 tahun yang lalu. Dari baunya, coraknya, masih bisa dia rasakan. Kamar Kai juga masih sama. Hanya letak barang barangnya yang berbeda. Foto mereka berdua masih terpajang di dinding kamar Kai. Jauh sebelum ini Sehun telah mengira kalau kakaknya telah membuangnya. Dengan gembira ia sadari kalau ternyata ia salah.

Sehun melirik ke arah meja tempat Kai masih berkutat. Sehun mencari-cari sesuatu di atas meja, matanya menjelajah namun tidak dia temukan barang yang dicarinya. Apakah Kai telah membuangnya? Sehun ingin bertanya. Tetapi dia urungkan niatnya kembali. Baru sekarang dirinya bisa merasakan kamar Kai, seharusnya dia bersyukur dan tidak mengganggu kakaknya kembali. Sehun menatap langit langit kamar. Dia berbisik dengan menutup mata. Sebuah do’a mengalun pelan dari bibirnya.

“Semoga selalu terdengar untuk orang orang yang aku sayang…” bisiknya lirih sebelum perlahan matanya tertutup dan terdengar dengkuran halus dari bibirnya.

Kai terpaku sebentar sebelum menoleh ke belakang. Dilihatnya Sehun telah tertidur di sana. Kai menghela napas sebelum bangkit dari duduknya untuk menyelimuti Sehun. Ia pandangi siluet adiknya yang berkulit putih pucat itu.

Semoga kau benar benar nyaman dan bermimpi indah…

***

Diraihnya ponselnya. jam dua belas malam. Kai terjaga dan terduduk di depan note-book selama tiga jam. Tidak terasa tenggorokannya telah kering. Kai berdehem beberapa kali untuk mengurangi rasa kering di tenggorokan. Kai mengambil minuman kaleng di depannya.

“ Ya, kosong,” kata Kai saat mengambil kaleng minuman itu yang terasa ringan di tangannya. “ Aku akan mengambil beberapa minuman untuk sampai pagi nanti,”Kai berdiri dan berbalik untuk keluar kamar. Diliriknya sehun telah tertidur pulas. Sampai selimut yang di pakai jatuh kebawah berantakan. Kai mengambilnya dan menyelimutkan pada sehun. Bukan apa apa. Tetapi semoga kau tidak kedinginan.Kai menatap sehun. Kenapa Setiap melihat wajahmu kenangan pahit itu selalu datang di depanku.? Sampai sekarang aku tidak tahu mengapa,? Bukan karena aku membencimu. Kau salah. Aku tidak pernah membencimu. Hanya saja belum ada tabir penghalang kenangan itu dan aku belum bisa menerimanya. Suatu saat kau akan mengerti sehun.

Kai tidak ingin berlama lama dengan perasaannya. Dia segera pergi ke dapur. Rasa kering di tenggorokannya telah membuatnya merasa sakit. Ada beberapa minuman di lemari es. Dia mengambil sekaleng minuman untuk meredakan rasa sakit pada tenggorokkannya sejenak. Segar. Tenggorokkannya terasa basah sekarang. Lalu dia mengambil lima kaleng untuk dibawanya ke kamar. Disaat mengambil kaleng terakhir sehun mendengar langkah kaki di ruang tengah. Dia tidak perlu menengok ke sana. Dia sudah tahu siapa orangnya. Dan Tidak perlu menyapanya. Kai menaiki tangga dengan tangan penuh minuman kaleng dan sedikit camilan.

“Kai,”

Kai tidak menoleh ataupun menjawab pada orang yang memanggilnya. Dia terus berjalan ke atas.

“KAI,!!” teriak orang tersebut yang tidak lain ibunya. Moon Gayoung merasa jengkel dan marah atas sikap anak tertuanya. “ Kenapa kau tidak menjawab,? Apakah kau bisu,? Seperti inikah ajaran park seon kepadamu,? “ moon gayoung berkata sinis. “ sungguh memalukan,”

Kai sempat terhenti namun dia kembali berjalan dan menutup pintu kamarnya. Berharap dia tidak akan mendengar suara itu lagi, Dan Berharap tidak merusak mimpi indah sehun. Kai menghembuskan nafas dan menoleh ke arah Sehun yang terlelap dalam petualang mimpinya.

Di ruang tengah moon gayoung terduduk meratapi kehidupannya. Lalu dia berteriak, menangis histeris, membanting tas, dan memecahkan vas bunga di depannya. Semuanya berantakan karenanya. “ Maafkan aku,” ucap moon gayoung di sela sela tangisnya.

***

Mentari mulai mengintip dari arah timur. Sang embun telah menunggunya sedari tadi. Hanya untuk meminta sedikit cahaya darinya. Untuk membuat sebuah pesona di pagi hari. Walaupun hanya sekejap. Itu tidak mengapa. Yang terutama tugas dirinya sebagai embun terpenuhi. Lalu terlihatlahTetesan embun turun dari daun ke daun lain. Bagaikan hujan Kristal membelai sang bumi yang terlelap dalam tidurnya. Memberikan rasa nyaman kepadanya. Terima kasih mentari. Sang embun berbisik pada mentari. Sama-sama Mentari mejawab dengan tersenyum. Lalu ia Memamerkan sinarnya ke segala penjuru. Untuk membangunkan semua makhluk dari peraduannya. Bahwa pagi telah datang.

“ Humfth…” perempuan itu memoletkan tubuhnya. Lalu mematikan jam beker dan berbegas untuk pergi mandi. “Berantakan sekali.” Ucapnya saat melihat bayangan dirinya dalam kaca. Dia mengambil sikat gigi dan memberi pasta gigi di atas bulu sikatnya. Kemudian dia berkumur lalu menyikat giginya. Pagi itu dia menyikat gigi sambil berdendang ria. Ternyata perasaan tadi malam saat melihat konser music bersama kakaknya masih terbawa sampai sekarang. Sesekali dia bernyanyi sambil berjoget, melompat, sampai meloncat loncat seperti seekor kelinci yang kelaparan.

“ Ibu, kenapa dengan keran di kamar mandiku,!!!” Teriak hye mi saat tahu kerannya tidak mengeluarkan air. Padahal seluruh mulutnya penuh dengan busa.

“ Kenapa memangnya,?” Teriak ibu.

“ Airnya tidak keluar,”

Ibu yang sedang memasak berteriak kembali. “ Pakailah keran di dapur,”

“ Haruskah aku mandi disana juga,?”

“ Boleh, Asal kau tidak menumpahkan airnya ke lantai,” jawab ibu asal.

Hye mi pergi ke dapur dengan membawa handuk dan sabun. “ Bisakah Ibu keluar,? Aku mau mandi disini,!”

Ibu memukul kening Hye Mi dengan tutup panci. “ Kenapa kau masih bodoh, 12 tahun aku menyekolahkanmu, tetapi kau tidak hafal berapa jumlah kamar mandi di rumah ini, pergilah kau ke kamar mandi chanyeol,”

“ Tunggu,” Hye mi menyipitkan matanya. “ kenapa dengan kamar mandi yang lain,?” Tanya Hye mi.

“ Kau juga tidak tahu,!” ibu memukul kening hye mi kembali. “ kau lupa keran di kamar mandi semuanya rusak semalam kecuali punya chanyeol, itu karena ada perbaikan saluran air di tetangga sebelah, makanya nanti aku pergi kesana untuk protes pada mereka, bisa bisanya mereka membuat keluarga kita menderita gara gara air,” omel ibu sambil mengaduk sayur.

“ Ibu kalau mau protes, protes saja, tidak apa apa, ibu masih punya hak buat protes, aku mau mandi dulu,” kata hye mi lalu berjalan ke kamar chanyeol.

“ Memangnya aku tidak tahu, aku tidak bodoh,” kata ibu sambil mematikan api api kompor.

“ Oppa, numpang mandi,” Hye mi bertoleh kanan kiri masuk ke kamar chanyeol. Kamar chanyeol sepi. lalu dia berbelok ke kamar mandi chanyeol. “ Kemana dia,? Tumben sudah bangun, aaiisshh… biarlah,” Hye mi menutup pintunya.

***

Sehun melangkahkan kakinya ke ruang kelas. Kelas belum ramai. Hanya ada empat orang di dalamnya. Semuanya pun keluar saat dirinya meletakkan tas di atas meja.

Kapan? Kapan semuanya akan berhenti? Haruskah aku menunggu lebih lama lagi? bukan ku lelah, Bukan ku untuk menyerah. Bukan ku untuk berputus asa. Hanya saja aku merindukan hal yang dulu untuk kembali datang. Jika itu benar benar datang, aku tidak akan membutuhkan kesempurnaan. diakhir nanti.

“Sehun, apa yang sedang terjadi,?”

Sehun menoleh ke arah asal suara. Disana hye mi berdiri dengan melipat tangan di depan. Sehun tertawa. “ Memangnya apa yang sedang terjadi,?”

“ Kenapa kau duduk sendiri di pojok belakang,?” hye mi menatap sehun menyelidik.

“ Memang ini sarangku,”

“ Oh ya,” ucap hye mi kembali ke tatapan biasa lalu dia berjalan ke arah bangkunya. Dasar bodoh umpat sehun.

“Sehun,” panggil Hye mi.

“Hm,”

“ Kau tahu tadi malam aku melihat konser the four,” kata hye mi semangat. “ aku bisa melihat oppa kim tan dengan dekat, seperti aku berdiri tepat di depannya, rasanya aku ingin di peluk dengan oppa ouuhh…oppa,” sehun bergidik ngeri saat hye mi memperagakan kissnya. “ dan apakah kau tahu? Tdi malam oppa terlihat handsome, yaaa… tmpan sekaliiii… ingin rasanya aku menjadi istrinya,”

Korban boyband korea. bisik sehun sendiri.

“ Hei sehun, kenapa kau diam saja,?” Hye mi melotot marah.

“ Iya aku tahu,” sehun membuang muka ke cendela lalu menatap hye mi kembali.

“ Jadi kau pergi ke sana,? Tetapi kenapa aku tidak bertemu denganmu,?”

“ Aku tahu dari televise,” Sehun teringat saat mengubah channel tevenya.

“ Sial,” Gerutu hye mi.

Sehun merasa bosan dalam kelas lalu dia bangkit dari duduknya dan melihat lapangan basket yang sepi dari pemainnya. “Dan asal kau tahu,” ucap sehun menghampiri hye mi. Dia membungkuk dan berbisik. “ Tidak ada cowok keren dan tampan di dunia ini selain aku,” Lalu sehun pergi keluar kelas.

Hye mi menatap sehun geram. “ SEHUUNN!!”.

Yang di panggil hanya tersenyum menang.

***

Aku ingin bermain. Sehun menatap lapangan bola basket. Beberapa siswa berlalu lalang disana. Ya, sepagi ini mana mungkin ada orang yang bermain basket. Kalau ada orang bermain pasti dia gila.

“ Main yuk,!”

Sehun menoleh ke belakang. Oh si kembar telah berdiri disana. Mungkin dia gila sama seperti adiknya yang dia temui di kelas.“ Aha, kau,” tapi dia memang gila sehun menahan senyum.

“ Kenapa,? Kau takut,?” tantang chanyeol.

“ Iya takut, takut melihat kekalahanmu dalam permainan nanti,” sehun merebut bola dari chanyeol. “ aku tidak mau melihatmu menangis sambil berjongkok, seperti tahun lalu,”

“ Hei, kau,!….Aiiisshh…kau selalu mengungkit hal itu,”

“ Haahahhaa…,” sehun melepas tawanya. Tawa yang dia inginkan. Terimakasih chanyeol. “ Kalau begitu kalahkan aku,”

Mula mula chanyeol menghadang sehun yang siap mencebloskan bola ke ring. Lalu sehun mendribrel bola ke arah samping. Chanyeol membuntuntinya. Hal itu adalah peluang terbaik sehun untuk memasukkan bola dalam ring. Dan masuk. Terlihat chanyeol kesal terhadap kawannya itu. “ kau mengelabuiku,”

“ Makanya lihat, dan cari solusinya,”

“Sudah setahun penuh aku melihatmu bermain,”

“ Jangan hanya melihat cara bermainku yang keren tapi lihat trik apa yang aku pakai,” sehun kecolongan bola. Sekarang dia berganti menghadang chanyeol.

“ Ok. Mari kita bermain,”

Mereka tersenyum lalu bermain basket saat siswa yang lain tengah berdatangan ke sekolah. Sesekali ada siswa yang tertawa saat melihat duel mereka. Bagaimana tidak mereka bermain seperti halnya anak kecil yang sedang berebut permen. Terkadang chanyeol yang tertawa dan sehun cemberut kesal. Lalu berganti sehun yeng tertawa dan chanyeol marah marah tidak jelas. Iya, pemandangan pagi seperti itu dijadikan sarapan tawa bagi orang yang melihatnya.

“ Haahh…”

Mereka terduduk di pinggir lapangan. Peluh mereka telah membasahi seragam sekolah. “ kau tidak hebat,” kata chanyeol.

“ Iya, tetapi kau masih kalah sedikit dariku,” sehun merapatkan jari telunjuk dngan jempolnya.

Chanyeol berdehem. “ Jadi, kau mengakui bahwa sekarang diriku lebih hebat darimu,”

Sehun menoleh lalu mendaratkan tangannya ke kepala chanyeol,

“ Belum,” Tatap sehun tajam. “ Kau tadi hanya hebat dalam menghadang, itu peringkat yang kau miliki sekarang, tapi untuk urusan yang lain tetap saja aku yang hebat, kau mengerti,?”

“ Aku akan mengerti nanti saat aku bisa mengalahkan kehebatanmu,”

“ Coba saja,” tawar sehun. Sehun menatap jam besar di atas. Pukul telah menunjukkan jam tujuh tepat. “ Kenapa belum ada bel masuk….?” Tanyanya heran.

“ Teng..teng..teng..teng..”

Sehun mengangkat sebelah alisnya lalu menoleh ke arah chanyoel. Chanyeol telah berdiri menggendong tas. “ firasatmu tidak terlalu buruk,” chanyeol mengulurkan tangannya. Sehun menerimanya bersahabat. Mereka bergegas masuk ke kelas. Pagi itu sehun kembali merasa tenang dan telah melupakan kesedihannya sejenak. Walaupun hanya sebentar itu sudah cukup baginya.

***

Kai terbangun dari mimpinya. ia merasa hangat. Akan selimut yang menutupinya. Sehun?. Kai menoleh ke belakang. Tempat tidurnya telah rapi. Jam berapa ini?

“ Sepuluh,” katanya saat melihat jam di ponselnya. Kai melemaskan otot ototnya. Haruskah aku berangkat ke sekolah? kai mendengus pelan. Aku bosan dengan namanya bersekolah. Sekarang aku ingin minum kopi. Kai bergegas untuk mandi. Dia ingin semuanya segar. Tubuhnya, fikirannya dan perasaannya. Dia tidak peduli akan dinginnya air yang dia pakai. Asal itu dapat mendinginkan segala yang dia rasa, itu tidak masalah. Kai mengeringkan tubuhnya dengan handuk. Akan seperti inikah diriku untuk selamanya? Kai bergidik ngeri dengan fikirannya. Kalau memang itu yang terbaik, tidak masalah. Kai mengusir perasaan takutnya. Aku akan melakukannya. Demi kamu.

Linenya berbunyi. Kai meraih ponselnya.

Sehun : kai bisakah kau datang ke sekolah?

Kai : untuk apa?

Sehun : hadir saja.

Kai :ijin.

Sehun : tetapi ini hari pertama kau masuk kelas tiga?

Kai menutup ponselnya. Dia benar benar membutuhkan kopi sekarang. Bukan sekolah.

Disekolah.

Sehun menatap layar ponselnya. Dia tahu kai tidak akan membalas pesannya. Haruskah aku mencari dan menyusulnya? Sehun memutar mutar ponselnya. Dia bimbang hingga dia memutuskan untuk mencari kai. Aku harus mencarimu.

“ Hei, sehun! Mau kemana kau,?” Chanyeol menghadang langkah sehun. “ Kau tidak tahu apa? sebentar lagi wali kelas baru kita datang,” chanyeol mencoba mengingatkan.

“ Mau ke kamar kecil,”

“ Benarkah,?” Hye mi ikut menghadang jalannya. Si kembar gila rutuk sehun. “A ku tidak percaya, dengan muka kau begitu,? Kau kenapa sih,? Benarkah kau mencoba menahan pipis dari tadi pagi hingga membuat kau terlihat berantakan hari ini,?” hye mi menatap sehun tajam dan menelisik.

“ Eh, apa,?” chanyeol terkejut. “ Benarkah,?”

Hye mi melempar tatapan tajamnya ke saudara kembarnya. Bodoh.

“ Memang, dan sekarang aku ingin sekali pipis,” sehun melafalkan kata pipis pelan dan tajam. Tatapannya menusuk ke dua mata hye mi. hye mi merasa ketakutan dengan tatapan itu. Sepertinya Bocah ini sedang dalam masalah.

“ Jadi bisakah aku pergi sekarang, Atau aku akan menumpahkan seluruh pippisku disini?” Tatapan sehun semakin tajam.

“ EIts, No, jangan…silahkan kau pergi,” chanyeol menggeret hye mi untuk member jalan pada sehun. “ hayo, silahkan …” chanyeol tersenyum pada sehun. Sehun membalasnya sengan tatapan sama. Tajam dan menusuk. Membuat dirinya salah tingkah. Chanyeol menyenggol lengan saudaranya setelah sehun menghilang dari kelas. “ Dia kenapa,?”

Hye mi terdiam. Dia masih menatap pintu keluar. “ Hye mi, Apa yang terjadi,?” Chanyeol mencari tahu. Tetapi yang dia dapat hanya tatapan hye mi sama halnya tatapan sehun. Hye mi kembali ke kursinya. Cahnyeol hanya bisa menghembuskan nafas panjang dan berkata . “ Apa ada yang salah dengan sarapan pagi mereka,?” Tanya chanyeol sendiri. “ Mungkin saja,” chanyeol mengankat bahunya.

Sebenarnya dia kenapa sih,? pikir hye mi. ada yang aneh, apakah itu semua di sebabkan oleh ayahnya yang menghilang satu tahun lalu,? Mungkin itu bisa terjadi. Hye mi mengerutkan kening. Jadi, dia merasa kesepian. Seharusnya aku menemaninya. Ya menemaninya. Hye mi bangkit dari bangkunya, lalu dia keluar menyusul sehun.

“ Hei adik kau mau kemana,?” Chanyeol menneriakinya. “ Hei,adik Apakah sarapan buatan ibu tidak ccocok untukmu,?” ucap chanyeol kesal. Sikap sehun dan adiknya membuat dirinya penasaran. “ Apa mereka sedang berantem,? Apakah hye mi dan sehun sedang menjalin hubungan,? Oh, tidak, kenapa harus aku yang kalah dari hye mi,” gerutu chanyeol.

Diluar kelas hye mi membuntuti sehun. Dia bisa melihat punggung sehun di sana. haruskah aku mengikutinya, hye mi bimbang. Tetapi untuk apa,? Membuang buang waktu saja. Hye mi berbalik. Apakah dia benar benar kesepian?kasihan, aku ingin menemaninya. Hye mi berbalik lagi. Dia melihat sehun berhenti dan mengecek ponselnya. Lalu sehun berbalik dengan tersenyum. Dan itu membuat hye mi harus bersembunyi di balik tanaman sekolahnya. dia tersenyum, jadi dia tidak kesepian. Hye mi melihat sehun berbelok ke arah toilet. Bodohnya diriku, sehun tidak kesepian, dia tidak membutuhkan seseorang untuk menemaninya dan dia benar ingin pipis ke toilet, dia tidak bohong sama sekali, benar kata oppa aku merasa salah dengan sarapan tadi pagi, aku harus bilang pada oppa. Hye mi memukul mukul kepalanya. Lalu berjalan ke arah kelas dengan cemberut.

Di balik toilet sehun melihat hye mi telah pergi. Kenapa dia membuntutiku? Untuk apa? Dia benar benar aneh. Linenya berbunyi.

Kai : kau tidak harus mencariku, aku akan datang ke sekolah, tetaplah disitu.

Sehun : bisakah aku pegang kata katamu?

Kai : aku hyeong kamu,

Sehun : aku tahu, dan aku minta maaf.

Sehun teringat kejadian tadi malam. Saat ibu dan kakaknya bertengkar di lantai bawah.

Kai : untuk?

Sehun : tadi malam aku mendengarnya,

Kai : kau tidak perlu minta maaf, kau hanya perlu membiasakannya

Sehun : haruskah?

Kai : hah, kau memang adik yang bodoh. Kau tidak perlu khawatir

Sehun : jangan mengataiku seperti itu. Kau tidak ingat siapa yang terpandai di rumah dan di sekolah.

Kai : aku tahu, jangan lupa obati jarimu

Sehun menggerakkan jari telunjuknya. Disana ada bekas luka tergores sesuatu. Iya, tadi pagi dia yang membersihkan serpihan kaca di lantai bawah.

Sehun : aku ingin kau yang mengobatiku

Kai : belum cukupkah umur 17 tahun untuk mengobati luka sendiri?

Sehun tertawa.

Sehun : belum, Karena kau belum mengajariku.

Kai : sudahlah, masuk kelas sana

Sehun menatap ponselnya. Sekarang dia merasa tenang. Walaupun dia tahu hyeongnya terlambat ke sekolah. yang terpenting kai masuk sekolah.

***

Di kedai kai menyeruput kopinya . Dia menatap layar ponselnya. Setidaknya caranya itu dapat mencegah sehun untuk menyusulnya. Saat kai membaca pesan, sehun mendengar kejadian tadi malam, dia merasa miris. Seharusnya kau tidak mendengarnya. Aku harap kau tidak mendengarkan lebih jauh lagi. Kai menghembuskan nafasnya.

“ Kau tidak masuk sekolah ?” Tanya pemilik kedai tersebut.

Kai mengulum senyumannya. Seorang nenek di depannya ini sudah tak asing lagi baginya. Jiwanya bagaikan malaikat. Kai selalu memberikan waktu yang terbaik untuknya.

“ Sebentar lagi, masih ada yang harus aku tanyakan padamu,”

Nenek terkekeh pelan. “ Apalagi yang akan kau tanyakan? Kau selalu seperti itu setiap bertemu denganku” perempuan itu mengelus bahu kai. Kai menggenggam sebelah tangan nenek.

“ Oke sekarang aku tidak akan bertanya lagi. Tetapi sekarang aku ingin membuat janji denganmu,”

“ Haha, Kau ini..cara bicaramu seperti mau menyatakan cinta dengan kekasihmu.”

Mereka tertawa. Tertawa, ya suatu yang sangat ganjil dalam diri kai.

“Aku hanya ingin kau tetaplah disini,”

Beberapa detik setelah kai berkata itu, nenek yang bernama yumi itu menatap wajah kai lekat lekat. Dari kedua mata kai terpancar rasa kehilangan yang teramt dalam. Yumi tak kuasa untuk melihatnya. Memang, sebentar lagi dia akan pindah ke rumah anaknya. Dia tidak akan lagi bekerja karena usiaanya yang sudah tua. Dan dia sangat tahu betul tentang keadaan keluarga kai. karena anak tersebut selalu bercerita dan meminta sebuah solusi darinya. Inilah yang selalu dikhawatirkan olehnya.

“ Tenang,” hanya itu yang dapat nenek katakan.

Sesuatu berkecamuk dalam diri kai. sangat hebat dan mampu membuat dirinya runtuh dalam waktu itu. “ Aku tahu ini lancang, maafkan aku,”. Dan waktu itu kai membiarkan buliran air matanya berjatuhan secara perlahan. Kai tidak mampu untuk berkata kata lagi yang dia lakukan hanya menangis di pangkuan sang nenek.

***

nah, sampai sini dulu ntar kita lanjutin lagi. mohon kritik dan sarannya ya kak.

makasih^^.

salam.

 

15 tanggapan untuk “[EXOFFI FREELANCE] The Last Game (Chapter 1)”

  1. Masih bingung sih… tp asli makin penasaran.
    Kasi-Sehun ada masalah apa sih?
    Hyemi-Sehun jg?
    Please next chapternya jgn lama-lama dong chingu 😉

  2. hai.. aku reader baru di sini.. salam kenal 🙂
    ceritanya masih teka teki jd bikin penasaran..
    apa yg terjadi sama keluarga sehun-kai? mereka kakak adik tp seumuran?
    suzy-chanyeol-sehun-kai sahabatan?
    ditunggu kelanjutannyaaa..

  3. Aku masih bingung hubungan kai-sehun kenapa? Saudara angkat? Trus nenek itu siapanya kai? Kai-sehun itu suka hyemi gitu ta?
    Krn ini masih chap 1, aku msih nggk ngrti. Next chap plisss…

Tinggalkan Balasan ke welcomemyfhat Batalkan balasan