[EXOFFI FREELANCE] DRAFT (Chapter 19)

newposterdrafttt

Tittle: DRAFT
by Tyar
Chapter | School life, Friendship, Romance | T
Cast
Sehun – Irene – Kai – Seulgi – With SM Artists.
Disclaimer: Cerita ini murni terlahir dari otak tyar yang rada geser.
#Beberapa plot terinspirasi dari potongan-potongan drama korea dan anime.

Find my another story – [https://nakashinaka.wordpress.com/]

Enjoy^

List: [Prolog | Chapter 1 – Chapter 16]

-17-

Sebuah dentuman musik Be Natural dari girlgroup 90-an –S.E.S mulai mengudara memenuhi ruangan latihan sore itu. Hanya ada tim kompetisi yang tersisa di sana. Kini Sehun, Kai, Kystal, dan sang pelatih tengah memperhatikan Irene yang mulai menarik sebuah kursi mendekati kursi lain. Lantas gadis itu mulai menggerakkan tubuhnya bersama Seulgi di hadapan cermin utama. Keduanya mengalir bersama musik. Menghayati latihan terakhir itu dengan sebaik-baiknya.

Sementara ketiga lainnya diam memperhatikan, sambil menunggu giliran mereka yang mengambil alih koreografi. Sehun berdiri dengan tegang. Setiap kali memulai latihan dengan Be Natural, Seulgi dan Irene selalu saja mengalami peningkatan. Dance mereka semakin mengalir dan enerjik. Dan benak Sehun selalu tak berhenti berkata, bukankah itu terlalu mature? Melihat Irene begitu menjiwai gerakan di atas kursinya sebagai properti. Dan jangan tanya lagi bagaimana ekspresi Kai yang selalu ada di pinggirnya memperhatikan Seulgi, sahabatnya itu selalu hampir tak berkedip.

Setelah bagian Seulgi-Irene selesai. Kai, Sehun, dan Krystal pun masuk, mengambil alih posisi. Mulai mengalir bersama musik lain yang berputar untuk mereka.

Itu hanya sebagian dari koreografi yang akan mereka tampilkan. Masuk dengan intro yg dibelah menjadi 2 kelompok, kemudian dilanjut dengan gerakan inti.

Selesai formasi pertama, Sehun mendekati Irene yang tengah menghabiskan isi botol minumnya.

“Irene.”

Gadis itu menoleh, memasang tatapan super polos dengan peluh yang bercucuran dari dahi sampai ke lehernya. Kini Sehun menelan ludah. Merasa aneh dengan dirinya sendiri.

“Perhatikan lagi gerakanmu itu, Irene.”

Lawan bicaranya mengerutkan kening, “Ada apa dengan gerakanku? Apa ada yang salah?”

“Yang menonton nanti, bukan cuma perempuan. Semua laki-laki pasti akan memperhatikanmu juga.”

Irene diam. Lagi-lagi Sehun mengucapkan hal yang terdengar ambigu. Sudah berhari-hari Irene berusaha menetralkan dirinya seperti biasa ketika bersama dengan Sehun dan Kai, namun kenapa kalimat canggung itu kembali terdengar di telinganya. Irene merengut.

“Gerakannya memang seperti itu, Sehun.” jawabnya dengan nada protes.

“Tapi itu terlalu –“ Sehun menggantungkan kalimatnya, dia rasa kata selanjutnya akan terdengar sangat aneh untuk didengar. Dia menggaruk kepalanya, “ng. Bagaimana, ya, aku mengatakannya?”

Irene mndengus lagi, “Itu hal yang biasa, Sehun. Koreografi Be Natural masih terbilang mending ketimbang yang lainnya.”

“Tetap saja –“ Sehun tak mau kalah. Dia sudah seperti kekasih yang tak rela jika lekukan tubuh ramping gadisnya bisa menggoda para mata pria hidung belang di festival dance nanti.

“Sudahlah. Lagipula aku kan, punya 2 bodyguard di sampingku. Benar?” Irene tersenyum, tangannya meraih handuk dari nakas di dekat mereka lalu mengusap lehernya perlahan tanpa mengalihkan pandangan dari Sehun. Lelaki itu menelan ludah lagi dibuatnya.

Lalu dia menghela nafas pelan, “Terserah kau saja.”

<<>>

 

Irene tampak mengagumkan dengan balutan serba hitam. Kaos lengan panjang dan celana ketat, sebuah cardigan hitam tipis membalut pinggangnya. Ditambah sepatu dengan warna senada. Dan –entah kenapa, tanpa diketahui siapapun saat ini Irene sudah membiarkan rambut panjangnya tergerai begitu saja. Anehnya, itu tampak nyaman baginya. Sama sekali tidak menghambat konsentrasi Irene dalam menari. Menambah kesan seksi di setiap gerakan lekukan tubuhnya.

Partnernya tak kalah menawan. Dengan kaus tipis putih dan celana hitam, Seulgi terlihat sangat manis. Juga terlihat berani dengan rambut yang diikat tinggi di atas kepala. Bisa dipastikan, saat ini semua mata berbinar memandang penampilan dua gadis mengagumkan itu. Changmin tersenyum bangga, siapapun pasti akan meneriakinya pelatih yang nakal. Membuat setiap pasang mata yang berada di sana nyaris tak berkedip.

Sehun, Kai dan Krystal masuk mengambil alih. Mata para lelaki semakin berbinar menemukan satu perempuan lain di tim itu. Mata gadis-gadis tak kalah berbinarnya, melihat 2 laki-laki sememawan Sehun dan Kai. Seperti baru melihat 2 pangeran sempurna turun dari singgasana.

Koreografi pertama sukses dibawakan dengan lancar. Kelimanya kembali ke ruang tunggu dengan peluh yang membanjiri kepala sampai kaki. Sehun terus saja menatap punggung Irene yang berjalan di depannya sampai mereka tiba.

“Irene, kemana ikat rambutmu?” tanya Sehun. Gadis itu baru saja membuka tutup botol kemudian berbalik menghadap Sehun.

“Kau tidak lihat? Ikat rambutku putus saat baru memasuki panggung.” jawabnya santai. Dia kemudian meneguk isi botol ditangannya dengan rakus.

“Kau nyaman dengan itu?”

“Mau bagaimana lagi? Musiknya sudah terlanjur berjalan. Aku harus profesional, kan? Tidak ada pilihan lain.”

Sehun ingin tersenyum mendengar jawaban gadis itu. Namun bibir dan wajahnya terasa begitu kaku.

“Kau benar-benar ceroboh.” gumam Sehun kemudian. Lalu dia merebut botol minum milik Irene dan meneguknya sampai habis.

Ya! Aish.” desahnya sebal. Irene melipat kedua tangannya didada. “Kau pikir ikat rambut putus itu kemauanku?” dengusnya lagi.

“Bukan itu. Maksudku, kau membuat semua mata laki-laki seperti hampir keluar. Kau benar-benar tidak bisa menjaga gerakanmu.”

“Kenapa kau hanya peduli padaku? Seulgi juga melakukan hal yang sama.”

Sehun mengangkat bola matanya, seolah-olah berpikir sesuatu. Membuat Irene harap-harap cemas. Bodoh, dirinya tiba-tiba berharap sesuatu di saat seperti ini.

“Karna Seulgi sudah punya Kai.” jawab Sehun singkat. Irene diam menatap lelaki itu. Kemudian dia mendengus gemas. Menahan diri untuk tidak berkomentar apa-apa lagi.

“Carikan aku minum. Aku masih haus.” pinta Irene seenaknya.

“Cari saja sendiri.” Sehun menjulurkan lidahnya lalu berjalan meninggalkan Irene dan mendekati pelatih Changmin yang sedang menyerukan semangat.

<<>>

 

Sebuah kehampaan kembali menyambut Bae sajangnim kala ia membuka mata pagi tadi. Kehampaan selalu saja menyambutnya setiap pagi. Istrinya pergi ke Busan sejak 2 hari lalu. Anak tirinya –siapa yang tahu. Anak tiri itu sangat tidak bisa diandalkan. Dan anak gadis semata wayangnya.. pria paruh baya itu hanya bisa menghela nafas ketika mendapati Irene sudah tidak ada di kamarnya. “Ini sabtu. Kemana dia?”

Sebelum benar-benar pergi ke Hongkong siang ini, yang dilakukannya hanyalah melakukan aktivitas normal yang dilakukan kebanyakan ayah setiap sabtu. Meneguk secangkir kopi sambil membaca koran pagi di kursi halaman depan rumahnya yang luas. Memulai sarapan di meja makannya yang lebar sendirian. Begitu hampa.

Dia sadar betul bahwa bukan seperti ini kehidupan idealnya. Tapi semua karir ini tak bisa di buangnya begitu saja. Di tunda, atau di batasi. Tidak, tidak semudah itu. Hidup bahagia bersama Irene hanyalah salah satu impian idamannya yang belum tercapai. Hatinya selalu terpojok setiap kali dia menatap mata Irene yang begitu mengingatkan dirinya pada mendiang ibu Irene. Dia menyayangi anaknya. Tapi tidak paham bagaimana cara menunjukkannya, selain ingin memberi rencana terbaik untuk kebaikan anaknya itu. Namun gadisnya tidak pernah bisa memahaminya. Mungkin belum. Namun ia selalu yakin Irene jauh lebih bisa diandalkan ketimbng anak tiri lelakinya. Meskipun saat ini pada kenyataannya, tidak sama sekali. Entah kenapa, semua ketakutan itu membuat Tuan Bae selalu merasa tidak percaya pada apa yang Irene jalani. Selalu takut akan sesuatu hal yang sulit sekali dijelaskan.

Pria itu menekan sebuah nama kontak di layar ponsel, lalu menyambungkannya.

“Ya, Bae sajangnim?” sebuah suara yang tenang menyambutnya.

“Irene tidak ada di rumah, Kapala Sekolah. Mungkin kau punya petunjuk dia pergi kemana hari ini?” tanyanya dengan sopan.

“Irene tidak bilang? Seingatku, hari ini adalah final kompetisi dance, sajangnim.”

Pria itu diam beberapa detik. Lalu menghela nafas, “Ah, ya. Dia tidak bilang apapun. Apakah siswa bernama Oh Sehun itu juga bersamanya?”

“Ya, mereka adalah tim.”

Ayah Irene bergeming lagi beberapa saat, memikirkan sesuatu yang tiba-tiba saja terbesit di otaknya.

“Kepala Sekolah, bisakah kau kirim lokasi kompetisi? Juga alamat rumah Oh Sehun?”

Kali ini, giliran kepala sekolah yang bergeming. Ia nampak berpikir dengan bimbang. Pasalnya, Sehun adalah siswa yang sangat dijaga privasinya sesuai pesan dari orang tua Kai yang menjadi wali muridnya selama ini.

“Maafkan aku, sajangnim. Aku hanya bisa memberimu lokasi kompetisi. Mengenai rumah Sehun, aku tidak bisa.”

Dugaan sajangnim benar,  lantas ia menghela nafas pelan, “Baiklah, Kepala sekolah. Terima kasih.”

<<>>

 

Meski sempat bersitegang, tapi semua kembali berjalan demgan baik. Tim Changmin berhasil menampilkan semua koreografi dengan sangat baik. Meski begitu, dua tim lainnya pun memiliki potensi yang tak kalah baik. Itu cukup menjadi persaingan yang sengit antar 3 SMA.

Namun Irene, Seulgi, dan Krystal segera bersorak riang. Memekik bahagia kala mendengar nama sekolah mereka disebut untuk menduduki posisi pertama. Untuk pertama kalinya, club dance sekolah akhirnya mampu merebut posisi itu. Changmin dan Kai tak kalah girang, memasang senyum dengan bangga, sementara Sehun si muka tembok hanya bertepuk tangan santai dan menanam rasa bangga untuk dirinya sendiri dalam hati. Mereka pun bersama-sama naik ke atas panggung. Berdiri di pusat perhatian, antara juara 2, 3, dan harapan. Ada perasaan pesimis yang berkecamuk dalam diri mereka ketika nama sekolah mereka tak kunjung disebut. Namun semua terbayar sudah. Dengan penuh bangga, Changmin dan kelima anak didiknya mempersembahkan penghargaan dan gelar itu untuk sekolah dan club dance mereka.

“Kau –maksudku, kita berhasil, Seulgi.” suara berat Kai mengagetkannya dari belakang ketika mereka sampai di bawah panggung. Kemudian memberi senyum sebagai balasan.

“Hm. Kita berhasil.”

“Kita harus adakan pesta makan-makan, nih!” seru Krystal semangat.

“Setuju! Aku sudah sangat lapar.” Irene ikut berseru sepakat.

Changmin tertawa kecil, “Baiklah, baiklah. Aku akan traktir kalian hari ini.”

<<>>

 

Dia menatap layar ponselnya bimbang. Irene masih saja tak bisa dihubungi. Sementara dirinya sudah berada di perjalanan menuju bandara Incheon. Bae sajangnim baru saja akan mengirim supir untuk menjemput Irene di lokasi kompetisi, sampai sesuatu yang menganggunya membuat ia mengurungkan niat itu. Sepertinya dia harus mengirim seseorang yang lain dan bukannya supir.

Sebuah nada sambung yang nyaring pun menyambut telinganya tepat setelah ia memanggil sebuah nomor.

“Kris Wu, temui aku di bandara Incheon.”

<<>>

 

Pria berjaket kulit itu kini membuka permen lolipopnya –sebagai pengganti rokok yang tak bisa ia hirup di dalam mobil mewah itu. Dengan santai, dia masuk ke dalam mobil dan menjatuhkan diri di samping sang pemilik mobil.

“Lama tidak bertemu, sajangnim.” sapanya. Lawan bicaranya tak membalas, selain mengangguk singkat.

“Kau ingat anakku Irene, kan?” tanyanya kemudian.

“Tentu saja. Ada apa dengannya?”

“Aku harus ke Hongkong untuk 2 hari kedepan. Aku tidak bisa menghubungi Irene. Jadi aku ingin kau mengawasinya mulai hari ini,” tangannya segera menggeser-geser layar ponsel, mengirim sesuatu pada pria selengean di sampingnya, “Irene mungkin sudah tampak berbeda sejak terakhir kau lihat.”

Kris mengangkat sebelah alisnya sembari tersenyum lebar, “Kau benar. Dia semakin cantik sekarang.”

“Cari dia di alamat yang aku kirim.”

“Dan siapa laki-laki tampan ini? Pacarnya?” sergah Kris memotong kalimat ayah Irene.

“Bukan. Tapi Irene selalu bersamanya. Aku juga ingin kau mengawasi anak ini. Temukan dimana dia tinggal. Temukan dimana Irene selalu menginap jika dia tidak pulang. Lakukan cara apapun yang kau mau.”

Kris mengangguk-anggukkan kepala, memasang ekspresi seolah-olah itu bukanlah pekerjaan sulit.

“Dan ingat, jangan tinggalkan jejak.”

“Itu sangat mudah, sajangnim. Kau sangat tau hasil pekerjaanku selalu bersih tanpa jejak.”

Setelah itu, ayah Irene segera memanggil asisten kepercayaannya untuk menjemputnya di mobil dan pergi bersama menuju pintu keberangkatan.

Sementara supirnya diminta untuk mengantar Kris menuju lokasi Irene berada.

Bae sajangnim pastikan ini adalah yang terakhir. Untuk menjawab beberapa kecurigaan yang selama ini selalu ia tepis. Untuk benar-benar mengetahui apa yang Irene lakukan di luar rumah.

<<>>

 

Ini adalah hari terbaik bagi Irene. Bisa menjuarai kompetisi dance dan menghabiskan waktu bersama tim dan pelatih Changmin di restoran hanwoo sederhana yang tak jauh dari tampat kompetisi. Membicarakan banyak hal bersama pelatih mereka yang menyenangkan, saling bergurau kemudian tertawa bersama. Meskipun Sehun yang duduk disampingnya hanya bersikap datar seperti biasanya.

Diam-diam Irene tersenyum. Semalam, ketika dirinya iseng membenahi isi ransel yang selalu ia terlantarkan begitu saja, dia menemukan sebuah gantungan katak imut yang beberapa waktu lalu didapatkannya karna Sehun berhasil mendapat banyak poin dalam permainan memanah. Bentuknya yang kecil, dan lokasinya yang terlalu dalam Irene simpan dalam ransel, membuatnya melupakan keberadaan benda itu. Hadiah yang seharusnya menjadi hal paling manis saat ini. Detik itu juga ia menyematkan katak kecil itu di salah satu seleting ransel, dan membawanya ke tempat kompetisi.

Tapi Sehun bukanlah Sehun kalau dia menyadari hal kecil itu. Lelaki itu kadang-kadang memang sangat tidak peka. Dia sama sekali tak menyinggung soal katak kecil itu. Namun Irene tak mempermasalahkannya. Hari terbaik tetaplah hari terbaik.

Kamsahamnida, Changmin ssaem!”

Kelimanya membungkukkan badan sebagai ucapan terima kasih karna pelatihnya itu sudah mentraktir.

“Istirahatlah di rumah dan selamat menikmati hari minggu besok.” ucap Changmin di hadapan mereka. Kemudian melirik jam yang melingkar di pergelangannya, “aku ada urusan jadi aku akan pergi sekarang.”

Pria jangkung itu pun segera melangkah pergi meninggalkan mereka sembari melambai kan tangan.

Tak lama dari itu, seseorang tiba-tiba datang ke hadapan mereka dengan sebuah motor.

Heol.” cibir Irene ketika melihat siapa yang ada di balik helm merah itu.

“Lee Taemin?” tanya Kai penasaran.

Mwo?” dengusnya.

Yaa. Sudahlah. Kau kesini untuk menjemputku. Bukan bertengkar dengan mereka.” seru Krystal sembari menjitak kepalanya lalu segera naik di belakang Taemin.

“Kalian pacaran?” tanya Irene asal.

“Kalau iya, kenapa?” lagi-lagi jawaban Taemin malah mengundang jitakan dari gadis dibelakangnya.

“Jangan bicara sembarangan, bodoh. Cepatlah, ibuku sudah menunggu.”

Melihat Taemin yang tak bisa melawan Krystal membuat Irene tertawa terbahak-bahak.

“Aku duluan.” motor Lee Taemin pun melesat membawa Krystal dari sana.

“Kalau begitu, aku akan mengantarmu, Seulgi.” ucap Kai tiba-tiba dengan percaya diri. Gadis itu tertawa.

“Minseok oppa akan menjemputku juga, sunbae. Dia sudah berjanji akan memberiku hadiah kalau aku bisa memenangkan kompetisi ini. Mian.”

Kali ini Irene lagi-lagi tertawa terbahak-bahak. Membuat Kai semakin merengut. “Tidak apa-apa. Aku akan menemanimu menunggunya.”

“Kalau begitu, ayo kita pulang sekarang.” Sehun yang sejak tadi tak bersuara tiba-tiba menyahut, menarik lengan Irene dengan wajah polos.

Yaa! Kalian mau bersenang-senang lagi tanpa aku, oh?”

“Bukankah menemani Seulgi lebih menyenangkan daripada bersama kami?” cibir Sehun datar. “Ayo.” kemudian segera menarik Irene meninggalkan tempat itu.

Sejajalan menuju halte bus, tawa Irene masih tersisa. Sampai butiran-butiran air keluar dari ujung matanya. Sehun yang ada di sampingnya hanya melirik sambil sesekali menggelengkan kepala.

“Bagimu itu sangat lucu?” tanyanya pelan.

“Apanya?” balas Irene sambil mengusap ujung matanya, kemudian menghabiskan sisa tawanya dengan pelan. “Hari ini sangat menyenangkan.”

“Benarkah?”

“Kau tidak merasakannya?”

“Aku? Biasa saja.”

Irene berdecak, “Kau bisa rasakan perbedaan manis dan asam, kan?”

“Tentu saja.”

“Bahagia itu manis, Hun. Sedih itu asam.”

Heol, daebak. Sejak kapan kau merasakan hidup dengan lidahmu?” cibir Sehun santai. Membuat Irene memberi tinjuan keras ke lengannya.

Irene baru saja akan berbicara lagi, sampai Sehun memotongnya.

“Diamlah. Jangan bicara apapun. Aku sedang berusaha menahan senyumku.”

Gadis itu pun diam beberapa saat. Lalu kembali menyahut, “Lihat!” Irene melompat tepat ke depan Sehun, memunggunginya sambil menggoyangkan ranselnya.

Sehun menghentikan langkahnya, menatap kelakuan Irene yang tak dapat di pahaminya. Sampai gadis itu menoleh lalu menghadap Sehun dengan wajah merengut. “Kau tidak menyadarinya?”

“Apa?”

“Ini,” Irene berbalik kembali, menunjukkan gantungan katak itu dengan menggoyangkan ranselnya lagi, “hari ini aku baru memakainya, Sehun.”

Sehun diam memperhatikan sejenak. Benar. Katak itu, gumamnya dalam hati. “Lalu kenapa?”

“Ish.” Irene melipat tangannya di dada, menatap Sehun dengan ketus. Sebenarnya dia kesal juga dengan dirinya sendiri. Sehun benar, lalu kenapa? Apa masalahnya?

“Punyamu mana?” tanya Irene akhirnya.

Sehun tampak berpikir, ia penasaran juga. Kemudian meraih ransel dari punggungnya dan mencoba mencari benda kecil itu dari bagian saku kecil di bagian depan ransel. “Ah,” sebuah katak kecil pun ia angkat di hadapan wajah Irene, “ada.”

Gadis di hadapannya segera memasang wajah berbinar, lalu dengan girang ia berseru, “Pakai, pakai!”

Tanpa menjawab apapun Sehun pun menggantungkannya di ransel miliknya, lalu mengembalikan ransel ke posisi semula.

“Kau puas? Sekarang kita kembaran, itu kan yang kau mau?” sahut Sehun acuh tak acuh.

Irene membalasnya dengan senyuman lebar, kemudian kembali mensejajarkan langkahnya kembali bersama Sehun.

Nyaris, Sehun nyari tersenyum dibuatnya.

<<>>

 

Kris meraih rokok yang terjepit di kedua belah bibirnya, melepasnya lalu membuangnya ke tong sampah di dekatnya sembari berdiri santai di balik tembok sebuah gedung sederhana. Sesekali ia melirik, memastikan incarannya masih tak jauh dari jangkauan mata. Menguntit 2 anak SMA sama sekali bukan pekerjaan sulit. Ini seperti hanya main-main baginya. Pekerjaan hiburan dengan bayaran yang besar. Siapa yang akan menolak?

Di halte sana, ia melihat Irene sudah menaiki bus, dan meninggalkan lelaki bernama Sehun itu sendirian. Baiklah, ketimbang mengawasi anak dari bosnya, Kris lebih tertarik pada Sehun. Laki-laki yang katanya selalu bersama Irene.

Ia pun mendekati target tanpa menimbulkan kecurigaan, persis seperti orang yang sama-sama sedang menunggu bus di halte. Kemudian ikut menaiki bus yang sama seperti yang Sehun naiki. Lalu berbaur dengan sekitar. Benar-benar mnutup kemungkinan timbulnya kecurigaan orang lain.

Kris sangat dingin dan lurus untuk masalah seperti ini. Cara apapun akan ia lakukan agar misi penguntitan berhasil tanpa jejak dan tanpa tercium. Lelaki bernama Oh Sehun itu masih terjangkau di matanya, sejauh ini masih tak mengundang kecurigaan apapun.

Semua berjalan santai bahkan nyaris membosankan bagi Kris, sampai sesuatu berhasil membuatnya tertarik. Ketika Sehun memasuki sebuah gedung apartemen.

“Jadi dia tinggal di apartemen?” pria itu mengeluarkan kacamata hitam lalu memakaikannya dengan mantap, “Menarik juga.”

<<to be continued>>

Ini (gak) penting banget:

Tyar is back!!

Masih ga yakin juga draft masih setia ditunggu atau engga, mungkin sepertinya untuk chapter ini akan sepi pengunjung karna kemunculannya yang tiba-tiba. Jadi kemana aja aku selama ini? Kayaknya cukup lama. Atau lama banget? Wkwk. Kemarin-kemarin itu aku hiatus, gaes. Hiatus. Kenapa? Tiba-tiba?

Iya, tiba-tiba. Hoek.

Aku menghilang dari sehabis lebaran.

;Sabtu pertama: EXOFFI libur lebaran, menutup pengiriman freelance ;Sabtu kedua: Laptopnya keburu rusak. Bener-bener rusak. Jadi mau gimana lagi, kan? Laptop rusak mah udah bhabhay gabisa nge-ff. Pfftt. Jadi memutuskan untuk hiatus ;2 minggu kemudian aku UAS ;2 minggu kemudian selesai UAS liburan semester, laptop sekarat kabarnya gak bisa sembuh ;seminggu kemudian akhirnya aku dapet komputer baru beli bekas. Gapapa yang penting ada alhamdulillah T—T ;datanya belum balik semua. Jadi panitia ospek. Jadi nulisnya ketunda terus ;bukannya nerusin draft ane malah bikin FF baru di forum sebelah /plak plak/ ;sabtu lalu mau kirim tapi EXOFFI libur lagi karna anniv ;akhirnya sekarang deh baru bisa kirim update-an, dalam kondisi sedang sakit /curhat/

Yeaaaaaah jadi begitulah. Tapi yasudahlah yaa yang penting draft sudah kembali walopun cuma se chapter karna authornya bandel banget wkwkwkwkwk. Maafin, ya. Kalo gak dimaafin gak akan lanjut nih. /plak/

EXCITED FOR RV COMEBACK GAAESSS??!!! /SALAH LAPAK /ditendang.

30 tanggapan untuk “[EXOFFI FREELANCE] DRAFT (Chapter 19)”

  1. uwa sehun mulai elihatan nih gerak geriknya. cieee couple.an, gue semakin suka,, panjangin lagi ya 🙂
    gak harus sih, cuma sdikit berharap 😀
    fighting thor

  2. Kris-nya jadi tertarik gitu sama sehun, nanti si kris malah lebih tau fakta sehun dari pada irene. Seru kak…. 😅

  3. Tiba2 kris wu disebut2 jd baper :” wkwkwkwk
    Lutchu bgt ya sehun sama irene :”
    Polos gitu. Jauh dari gambaran anak sma di sinetron2 indo. Kok aku bisa tau? Yaiyalah tau emak suka nonton gituan waks :”
    Duh author-nim orang sibuk ya :”
    Yg penting sudah kelar uas sekarang wkwk
    Lanjut lagi ya thor!!! Keburu penasaran sama prolog nya. Masak iya ntar irene ninggalim sehun :” segitu jahatkah babenya irene :”

  4. Appanya irene ngeselin banget
    Gemes banget sama sehun irene><
    Mereka saling sayang tapi ngga ada yang mau ngungkapin
    Next chapter panjangin ya author;)
    Ditunggu banget^^

  5. Lama banget ampe satu bulan eh salah dua bulan kayaknya belum update, tapi ngak papa karena setiap chapter draft mengandung kadar gula yang tinggi hingga membuat orang lupa kalo ff ini jarang update… kjjkkkkk keep writing and fighting ya tyar 😉

  6. akhirnya setelah penantian yg panjang………..muncul juga FFnya
    pokoknya FF ini makin seruuuuuuuuuu………
    terus lanjutkan karyanya thor…sy ma setia menunggu

  7. Ya ampun, Author…!!!
    Akhir nya ff nya dilanjut juga 😆
    Setelah kurang lebih 2 bulan nunggu sampe lumutan 😆 *ok lebay*
    Tenang aja kok, selalu setia nunggu kelanjutan ff ini. Dan juga karya2 Author yg lain nya ^^

  8. ya ampunnnn, akhirnya draft kembali lagi, seneng banget tyar, aku selalu tunggu update nya karena penasaran banget sama kelanjutan ff ini, next chap panjangin lagii dan lebih so sweet lagi yaaaa, tetap semangat nulisnyaaa authorr

  9. yehet akhirnya muncul lagi. kelamaan nunggu ff ini. sampai pngen jadi siders lagi. tapi untungnya gc jadi.
    aahhhhh makin over aja ni sehun sama irene. lanjut thor lanjut……..

  10. Kyaaaaaaaaaaaaa,,Tyar,,slamat datang kembali,,, senang rasanya DRAFT kembali,,,, selama ini aku menantimu,/ lebay/serius!
    – yaaaa smoga bukan niat buruk,klo skrng Ayah Iren,penasaran dengan SeHun! Aku ko khawatir ya! – Tyar jangan d bikin ribet dong,,Sehun ma iRen,yg ribet perasaan mereka ak,yg lum bissa jujur ngaku klo mereka tuh saling menyayangi..
    Hejeheee…

  11. ini sumpah lama bngt muncul ke permukaan…
    sekalinya muncul eeehhh sehun udh sewot aja sama irene,, cieee yg mulai overprotect
    ada cast baru…kris jadi spy jadi”an suka ngemut lolipop hahahaha…
    oke” updateny jngn lama” dong… sehun entar jamuran…haha

  12. Kyaaaa akhirnya muncul juga draft 19 kurang lama thor post nya haha. Cie menang lomba. Kurang panjang thor ceritanya tapi tetep greget. Next chapter ga boleh lama2 yaa trus momen HunRene KaiSeul dibanyakin. Btw gws authornim😗😗😗 syeneng author kambek🤗

Tinggalkan Balasan ke VeeHun ^^ Batalkan balasan