[EXOFFI FREELANCE]The One Person Is You Season 2 (Chapter 3)

FF The One Person Is You Season 2 - Chapter 3.jpg

The One Person Is You Season 2

Tittle            : The One Person Is You Season 2 (Chapter 3)

Author        : Dancinglee_710117

Main Cast        :

  • Park Chanyeol (EXO)
  • Lee Hyojin (OC)
  • Kim Myungsoo / L (INFINITE)
  • Park Jiyeon (T-ARA)

Other Cast        :

  • Bang Yongguk (B.A.P)
  • Kang Rae Mi (OC)
  • Oh Sehun (EXO)
  • Park Yoora (OC/Chanyeol sister)
  • Kim Jong In / Kai (EXO)
  • Kim Hyoyeon (SNSD)
  • Choi Jun Hong / Zelo (B.A.P)
  • Kim Himchan (B.A.P)
  • Jung Yong Hwa (C.N. BLUE)
  • And other you can find in the story

Genre        : Romance, Comedy, Drama, Friendship, Family, Sad, and other

Rating        : T

Length        : Chapter

~Happy Reading~

*Author POV*

“Park Chanyeol?”

“Tentu saja! Kau pikir siapa?, heran ya, selama tiga tahun aku di Thailand kau sama sekali tak menghubungiku lagi, dan begitu aku kembali nomor poselmu sudah kau ganti… ck ck ck!”

Hyojin mendengus pelan, “Kau menelpon ada urusan apa?. Jangan bilang hanya untuk mengatakan omong kosong tadi?”

“Geeezz anak ini benar-benar…” nada bicara Chanyeol terdengar kesal.

“A-anak? Kau panggil aku ‘anak’?. Memangnya aku ini anakmu?!”

Hyojin mendengar helaan nafas Chanyeol yang berat, menunjukkan bahwa pria itu lelah atas perdebatan yang selalu muncul jika bicara dengan Hyojin.

“Aku menelponmu bukan untuk bertengkar… bisa keluar sekarang? Aku didepan gerbang kampus.”

“Memangnya ada ap- yak! Park Chanyeol! sialan dia matikan sambungannya!” umpat Hyojin, “Kenapa sih dengan orang ini?”

Berpikir tentang apa maksud Chanyeol tadi malah membuat kepalanya pusing. Dia tidak ingin menyakiti otaknya, sudah cukup gadis itu sibuk memikirkan tugas serta pekerjaan, dia tak ingin memikirkan apapun lagi selain dua hal itu. Belum lagi keberadaan mata-mata Lee Dae Ryeong yang terus saja mengawasi gerak-geriknya sudah cukup menguras energi Hyojin.

Yah, alasan lain mengapa Hyojin kembali menumpang dirumah Jong In adalah Lee Dae Ryeong. Meski sudah bertemu dengan Rae Mi, sang anak kandung, lantas berbahagia dengan keluarga barunya. Namun Presdir Lee masih saja menganggu Hyojin dengan mengirim anak buah untuk membuntutinya. Gadis itu tak ingin keluarganya kembali diancam oleh si kakek kejam. Jadi Hyojin harus segera mencari tempat persembunyian yang lebih baik dari rumah Jong In, jika tidak, sahabatnya juga bisa menjadi sasaran tuan Lee.

“Sehun-ah!” panggil Hyojin kepada Sehun yang baru keluar dari kelas. “Kemarin pulang tanpa pamit dulu huh?”

“Maaf, ada masalah dengan ibuku, dia marah karena aku pindah jurusan tanpa sepengetahuannya.” Jawab Sehun dengan senyuman miris, seolah menunjukkan pada Hyojin bahwa dia merasa sedih dengan kehidupannya sendiri.

“Bersemangatlah sedikit!” seru Hyojin sambil memukul punggung Sehun, “Dunia tak akan berakhir hanya karena ibumu marah-marah kan?”

Sehun tersenyum simpul meski agak sedikit dipaksakan, setidaknya menunjukkan rasa terima kasih atas semangat yang Hyojin berikan kepadanya.

“Oh iya, apartemen yang kau pesan itu… sudah aku siapkan.”

“Benarkah?” Hyojin mulai sumringah, “Harganya benar-benar yang paling murah kan?”

Sehun berdecak, “Kenapa memikirkan harga? Kau tinggal dirumah Jong In dengan percuma, jadi setidaknya biarkan aku membantumu pula tanpa biaya!”

“Hoi! Aku tak ingin menyusahkan temanku.” ucap Hyojin seraya merangkul lengan kanan Sehun, “Setidaknya berikan aku pekerjaan untuk mengganti biaya sewa hehehe…”

Sehun mengerutkan wajah, nampak tak senang karena Hyojin memaksa melakukan hal yang tidak perlu. Padahal jika gadis itu mau, Sehun akan berusaha untuk membeli apartemen tersebut agar sahabatnya itu bisa hidup lebih layak setelah bertahun-tahun mengalami siksaan berat oleh kakeknya.

“Bukankah, kau pikir dunia itu kejam? Sampai memberikan kita takdir yang sama sekali tak ingin kita jalani?”

Hyojin menghela nafas, perkataan Sehun membuatnya ingin tertawa tapi tawa penuh kesedihan.

“Jika memang begitu, maka tidak ada yang akan bahagia didunia ini. Setiap orang hanya bisa merasakan kesedihan, kemarahan, ketakutan… hal-hal semacam itu.”

“Tapi bahkan beberapa orang menjalani kehidupan yang sesuai dengan keinginan mereka.” Sehun biacara dengan penuh rasa iri, “Maksudku adalah, ada orang yang sudah bahagia sejak lahir, dan ada seseorang yang diciptakan untuk menderita sampai akhir hayat mereka. Kenapa seperti itu? bukankah itu tak adil?”

Hyojin berhenti berjalan, sebenarnya ia mulai merasa tak nyaman dengan arah pembicaraan Sehun. Ia paham betul bagaimana sikap kawannya itu, dan yang paling Hyojin benci adalah watak yang selalu suka mengeluh, membandingkan kebahagiaan orang lain dengan kebahagiaannya.

“Kenapa kau jadi mirip dengan Bang Yongguk yang dulu ya?” guraunya agar suasana tak tegang, dan sebelum Sehun protes atas candaannya, gadis itu segera mengeluarkan pertanyaannya. “Hal apa yang paling kau benci atas takdirmu?”

“Eoh? Semua. Tentang bagaimana ibuku selalu memintaku melakukan apapun yang dia inginkan, tentang diriku yang harus susah payah menjadi yang terbaik padahal aku tak menginginkannya, bahkan aku punya banyak ayah karena ibuku sering gagal dengan pernikahannya, tapi sekalipun aku tak bisa menganggap mereka sebagai ayah.”

Hyojin menginjak kaki Sehun kuat-kuat, meluapkan amarah yang dia tahan sejak Sehun mengungkit soal takdir menyedihkannya.

“Yak! sakit!”

“Kau tak melihatku? Betapa kejam takdir yang aku miliki?. Hoi Sehun-ah! Setidaknya kau punya banyak uang untuk dihabiskan, teman yang baik seperti aku dan Jong In, jangan lupa dengan antrian wanita yang berbaris untuk mendapatkanmu!” Ucap Hyojin dengan nada tinggi, “Sudah jangan dibahas lagi, kalau kau merasa hidup itu tak adil, lalu bagaimana dengan ayam?”

“Apa hubungannya dengan ayam?” tanya Sehun setengah tertawa.

Hyojin harus berjinjit untuk merangkul leher Sehun, menyeretnya untuk kembali berjalan sembari menyelesaikan ucapannya.

“Ayam itu binatang, yah kita tahu itu, mereka tak punya pemikiran selayaknya kita. Tapi mereka juga makhluk hidup, jadi pernahkan kau mendengar keluhan mereka soal kejamnya kehidupan?. Hidup hanya sebentar dan manusia yang mengambil hasilnya!” ujarnya penuh semangat.

“Jangan lupa juga dengan ulat!, mereka harus menerima cacian dari para manusia yang menganggapnya jelek, tapi dia tak menyerah, dia berusaha menahan lapar dan haus untuk menjadi kepompong, tak peduli badai atau kejahilan manusia yang menyerang, dia tetap fokus pada satu tujuan yaitu menjadi kupu-kupu yang cantik.”

“Lalu kenapa? Dia pasti bahagia kan setelah menjadi hewan cantik yang disukai banyak orang?” ucap Sehun seraya melepas rangkulan Hyojin dari lehernya.

“Tepat sekali!, tapi apa itu bertahan lama? Setelah itu bukannya mereka akan mati dalam waktu dekat? Padahal sulit sekali menjalani proses untuk menjadi kupu-kupu yang memiliki sayap indah.”

“Jadi maksudmu?”

“Dimanapun juga kehidupan itu sama, persis seperti cerita atau sastra. Memiliki pembukaan, munculnya konflik, klimaks, penyelesaian konflik, lalu penutup atau akhir cerita. Kehidupan juga seperti itu, hanya saja kita sebagai penulis dan pemainnya, kita juga tidak bisa berbuat seenaknya atau membuat skenario sesuai keinginan kita. Karena… kehidupan jadi tidak menyenangkan. Kalau kau tahu akhir cerita lebih dulu, menurutmu apa yang akan terjadi?”

“Awalnya memang menyenangkan, tapi aku yakin setelahnya akan membosankan.”

Hyojin tersenyum mendengar jawaban dari Sehun. “Dan kau tahu sendiri jawabannya!. Karena itu, cepat temui gadis sebaik diriku agar kau bisa menerima takdir dengan lapang dada, oke?”

Sehun membalas senyuman sahabatnya itu. Baginya, Hyojin terlihat sangat cantik jika menjelaskan sesuatu dengan semangat menggebu seperti ini, mengatakan padanya bahwa hidup tak selamanya buruk sama seperti apa yang gadis itu jalani selama ini. Ia acak rambut Hyojin pelan, tak peduli dengan segala protes dan teriakan sahabatnya itu.

“Oke, oke , aku paham sekarang dan tak akan banyak mengeluh. Jadi, mau kencan denganku hari ini?”

“Oook…urasa tidak, sepertinya tidak bisa hari ini. Si Park Chanyeol sialan itu tiba-tiba menelpon dan meminta bertemu digerbang kampus.” Wajah Bahagia Hyojin berubah muram, mengingat ajakan makan siang dari Sehun tak bisa ia terima, padahal ia belum sarapan sejak selesai bekerja.

“Hmm, jadi kau sudah punya kekasih sungguhan ya?” ledek Sehun sambil bersedekap, wajah jahilnya membuat Hyojin sebal meski pipinya memerah dan tak terlihat menakutkan untuk Sehun.

“Bicara apa kau ini, sudah ya! Nanti telpon aku lagi!” Hyojin berjalan mundur seraya melambaikan tangan kepada Sehun.

Sehun pun balas melambai pada Hyojin, “Sampai jumpa lagi, sayangku!” ucapnya dengan keras dan nada manja.

Beberapa mahasiswa yang lewat mengira dua orang itu pasangan kekasih. Tentu saja mereka meledek Hyojin, menganggapnya tak pantas untuk Sehun, dan pria itu sudah dihipnotis sampai bisa jatuh hati pada gadis aneh semacam dirinya. Tapi toh keduanya sama-sama tak peduli, persahabatan mereka tak akan terhenti hanya karena cemoohan orang lain atau bahkan gossip murahan yang sudah sering mereka dengar. Setidaknya itu hal yang selalu Sehun-Hyojin- Jong In yakini sehingga persahabatan mereka masih bertahan sampai sekarang.

***

“Ayolah! Katakan padaku siapa tadi yang kau hubungi?”

Myungsoo menggelengkan kepalanya dengan tegas, tidak berniat menjawab pertanyaan Jiyeon yang menurutnya kekanakan.

“Lagipula, kenapa kau harus tau?”

Jiyeon memasang wajah cemberut andalannya, “Kita kan teman, dan aku cuma penasaran gadis mana yang sial sampai ditelepon oleh seseorang sepertimu!”

“Oh nona Park, aku paham betul kalau kau cemburu, tertulis diwajahmu kok!” goda Myungsoo, menunjuk muka Jiyeon dengan jari telunjuknya.

“Hei! Aku tidak-” Jiyeon berhenti melangkah karena Myungsoo juga melakukannya. Pandangan mata Myungsoo terarah lurus kedepan. Penasaran, Jiyeon turut melihat apa yang pria itu lihat. Tak ada yang menarik, hanya beberapa orang berlalu lalang dikoridor, dan sepasang pria-wanita yang nampak mesra layaknya kekasih.

Jiyeon heran kenapa Myungsoo rela membuang waktu untuk menyaksikan kemesraan pasangan tersebut. Kemudian matanya memicing, melihat lebih jelas sang wanita yang rupanya dia ingat.

“Gadis dibandara?”

Begitu si wanita melambai lantas pergi meninggalkan sang pria, barulah Myungsoo kembali berjalan, kearah yang sama dengan wanita tadi.

“Myungsoo-ya!”

Panggilan Jiyeon hanya menjadi angin lalu untuk Myungsoo. Pria itu sama sekali tak berbalik atau bahkan menyahut.

“Sepertinya dia gadis yang akan merebut Myungsoo darimu.”

Kedatangan Bora yang tiba-tiba membuat Jiyeon terkejut, apalagi perkataan Bora tadi membuat perasaannya jengkel.

“Apa kau datang hanya untuk mengatakan ini?”

“Terserah kau mau menganggapnya apa, tapi sepertinya gadis itu punya arti khusus untuk Myungsoo.”

Jiyeon bersedekap, menatap Bora dengan penuh amarah. “Bagaimana bisa dia menjadi spesial? Kau tahu kan kalau Myungsoo selalu dekat dengan banyak wanita, tapi dia tak pernah serius dengan mereka!”

“Jiyeon-ah…” Bora mulai menyeringai, “Sejak kapan Myungsoo bereaksi terlebih dahulu?. Dia dekat dengan banyak wanita, wanita yang mengejarnya, bukan dia yang terlihat terobsesi dengan wanita.”

Jiyeon berbalik, menatap punggung Myungsoo yang semakin menjauh. Ia merasa tak nyaman, tangannya terkepal tanpa sebab, cara Myungsoo melihat wanita tadi sejak pertemuan mereka dibandara, serta bagaimana Myungsoo menutupi siapa yang dia hubungi tadi membuat Jiyeon curiga.

“Bora-ya, menurutmu gadis itu hendak mencuri Myungsoo dariku?”

Tak ada jawaban. Jiyeon menoleh, dan Bora sudah tak ada disana.

“Bora-ya! Jung Bora!”

Koridor benar-benar sepi, jadi Jiyeon pikir Bora pun sudah tak berada disana lagi.

“Sekali lagi, dia datang saat aku tak menginginkannya.”

***

“Apa yang kau lakukan?”

Pertanyaan Sehun dan kedatangannya yang tiba-tiba membuat Jong In ingin memecah kepala pria itu saat ini juga. Tapi dia paham situasi, dan tak sejahat itu sampai Jong In membunuh sahabatnya hanya karena ujian serta tugas yang menumpuk.

“Aku benar-benar tak paham soal hukum, jadi kenapa aku harus berada diuniversitas ini? bersama dengan kertas penuh soal menyebalkan?!” keluh Jong In. Ia menarik nafas panjang, lalu membuangnya perlahan, menenangkan diri dengan udara taman yang menyejukkan.

“Kau disini karena ingin membuat ayah dari nona Kim bangga dan menerimamu sebagai calon menantu.” Ujar Sehun santai, padahal Jong In cukup tersinggung dengan sebutan ‘nona Kim’ untuk kekasihnya yang selalu diucapkan oleh kedua sahabatnya.

“Yak! sudah aku bilang namanya Hyoyeon! Kim Hyoyeon. Kalian juga sudah bertemu dengannya, jadi jangan sebut dia nona Kim lagi!”

“Kenapa? Dia akan segera menjadi nona Kim -tunggu dulu!, marga kalian sama, apa ayah nona Kim akan setuju dengan hubungan kalian?”

Jong In mendengus pelan seraya kembali mengetik beberapa kata untuk melengkapi tugas rangkumannya.

“Entahlah, aku belum pernah bertemu dengannya, makanya aku berusaha untuk lulus lebih cepat dan bekerja di firma hukum keluarga Bang Yongguk, dan hei! Kubilang berhenti memanggilnya nona Kim kan?!”

“Lalu apa? Hyo noona? Namanya mirip dengan Hyojin jadi tak nyaman memanggilnya begitu.”

“Yah, terserah kau saja.” Kata Jong In, malas untuk berdebat. “Ternyata berjuang untuk cinta sesulit ini.” lanjutnya sambil sedikit menjambak rambut untuk menghilangkan sakit kepalanya.

“Kalau kau mau mengambil resiko untuk bersama Hyojin, mungkin tak akan sesulit ini memperjuangkan cinta.” Gurau Sehun, menahan tawa saat membayangkan jika Jong In dan Hyojin menjadi kekasih.

“Kami sudah bersama!, sebagai sahabat. Juga, apa menurutmu Hyojin itu mudah diperjuangkan?”

“Tentu saja bukan itu yang aku maksud!” seru Sehun.

“Sudah, lupakan. Kau sendiri? Tidak mencoba mencari gadis lain untuk dijadikan pasangan hidup?”

“Yak! aku masih muda, kenapa harus berpikir sejauh itu?”

“Setidaknya cari kekasih, jangan menggantungkan kebahagianmu pada Hyojin, dia juga harus bersama pria yang dia cintai. Dengar, diantara kita, cuma kau yang belum pernah jatuh cinta lagi selain dengan Hyojin. Atau jangan-jangan… kau mau bersaing dengan Chanyeol?”

“Lagi-lagi bicara omong kosong!”

“Ada Kang Rae Mi yang polos sekaligus menyebalkan, kakaknya Chanyeol juga lumayan, euh… siapa namanya? Yoora? Entahlah. Pokoknya aku hanya memberi nasehat sebagai orang yang lebih tua beberapa bulan darimu, cobalah menjalin hubungan dengan wanita selain Hyojin.”

“Nasehat macam apa itu…” Gumam Sehun seraya mengambil minuman Jong In yang tergeletak diatas meja.

“Yak!” teriak Jong In tak terima, “Aiishh! Aku harus antri lama untuk membelinya!”

“Tidak usah berlebihan!, nanti aku belikan yang baru!” ucap Sehun seraya kembali meminum bubble tea milik Jong In.

“Hooo orang kaya memang beda!”

***

“Heol! kau kemari naik skuter?”

Pertanyaan Hyojin membuat Chanyeol mulai berpikir negatif tentangnya.

“Kenapa? Apa aku terlihat miskin sekarang karena meminjam motor teman bukannya membawa mobil porsce seperti si kaya Chanyeol yang dulu?”

Hyojin mengangkat sebelah alisnya bingung, “Kau bicara apa sih?” tanyanya sama sekali tak mengerti maksud perkataan dari pria dengan skuter didepannya.

“Akhirnya kau menemukan sesuatu yang cocok buatmu.” Ujar Hyojin seraya mengelilingi motor yang Chanyeol naiki, “Ini keren kok!, aku selalu ingin naik skuter tapi aku tak bisa mengendarainya, sayang sekali bukan?”

“Payah!”

“APA?!”

“Iya kau payah!, sudahlah, jadi ikut atau tidak?”

Hyojin menaikkan sebelah alisnya, bingung.

“Kemana? Bukan tempat yang berbahaya kan?”

Chanyeol memasang poker face, “Kau pikir aku ini manusia macam apa sampai mengajakmu ke tempat berbahaya?, lagipula berbahaya seperti apa yang kau maksud?. Dulu saja kau mendatangi sarang preman dan sekarang khawatir aku membawamu ketempat berbahaya.”

“Iya, iya, tidak usah banyak bicara!” keluh Hyojin yang kesal mendengar segala ocehan Chanyeol. Tanpa basa-basi gadis itu naik keatas boncengan Chanyeol. “Jadi mau kemana kita?”

“Aku mau bertemu dengan anggota band.” Jawab Chanyeol seraya memberikan helm kepada Hyojin.

*Hyojin POV*

“Ma-maksudmu bertemu dengan B-B-B-Baekhyun?!”

“Bukan hanya Baekhyun, tapi juga yang lainnya… kenapa hanya Baekhyun yang kau ingat?”

Tidak, tidak!, TIDAAAK!. Aku tidak mau bertemu dengan pria aneh yang berwajah imut tapi sifatnya minus itu!. kenapa Chanyeol harus mengajakku bertemu dengannya sih?! Apa dia ingin melihatku mati muda?!.

“Jadi pertanyaanku diabaikan?”

Sebaiknya aku tak mengatakan apapun pada Chanyeol bahwa selain di apartemennya, kami -aku dan Baekhyun- juga pernah bertemu ditempat lain, membahas dirinya, bahkan mengatakan bahwa aku mencintainya didepan Baekhyun!. Tunggu, pria itu tidak mengatakan sesuatu yang aneh mengenai diriku pada Chanyeol kan?.

“Yak! Kenapa kau hanya ingat nama Baekhyun diantara anggota band yang lain?”

“Ya ampun Park Chanyeol… kenapa juga kau harus peduli- AAAKH!”

Aku merasa sesuatu menghantam kepalaku sampai kepalaku rasanya mau copot!. Apa itu? manusia? Hantu? Manusia setengah hantu? Atau… ALIEN?!. Aku mendongak, memastikan tidak ada UFO yang lewat, lalu menoleh ke kanan juga kiri, berdoa agar tak ada makhluk halus yang tiba-tiba muncul didepan wajahku dengan rupa menyeramkan.

“Sunbae…”

Kenapa pria itu ada disini?. Buru-buru aku turun dari motor, melepas helm dan terkejut mendapati helm pinjaman dari Chanyeol retak dibagian belakangnya.

“Gila… bagaimana bisa sampai begini?”

“Hyojin-ah! Ada apa?”

Chanyeol ikut turun dari motor dan melihat helm yang kupegang menjadi cacat.

“Waaah… sampai retak begini…”

Dia tidak akan meminta ganti rugi padaku kan?. Tadi Chanyeol bilang ini motor pinjaman, jangan-jangan ia pinjam pada temannya yang kaya raya dan harga helm ini sama dengan satu buah mobil?!. Aarrrghh! Bagaimana ini? kenapa juga si Myungsoo itu memukul kepalaku dengan batu sebesar kepalan tangan?. Lihat pula wajahnya yang tak menunjukkan rasa bersalah!.

“Kau mau membunuhku ya?!”

Sepertinya Chanyeol mulai paham situasi saat ini, jangan sampai dia ikut emosi lalu menghajar Myungsoo begitu saja. Euh… sepertinya aku tak perlu khawatir seperti itu, Chanyeol bukan Yongguk yang mudah marah lantas memukuli sembarang orang.

“Apa dia pelakunya? Yang memukul kepala -maksudku helm ini?” bisik Chanyeol. Yah, pria ini cukup rasional dengan bertanya lebih dahulu sebelum meluapkan emosinya.

“Kurasa iya.” Jawabku dengan berbisik.

“Bagaimana sih? Kan kau yang dipukul?”

“Apa karena aku korbannya otomatis aku tahu siapa pelakunya?. Aku bukan dukun!”

“Setidaknya pastikan! Kau tahu kan aku meminjam motor sekaligus helmnya Baekhyun! Jika dia minta ganti rugi bagaimana?!”

“Punya Baekhyun?!. Kenapa tidak bilang dari awal sih?!”

“Sudah selesai?” potong Myungsoo, menghentikan perdebatan kecil kami. “Kita kerjakan tugas pertama untuk observasi pasien hari ini.” Ujarnya santai dengan senyumannya. Dia tidak merasa bersalah ya? Aku hampir saja mati jika helm milik Baekhyun tak kebal oleh hantamannya!.

“Sebenarnya apa sih maumu? Kau tidak sadar hampir membunuhku?!”

Myungsoo membuang batu ditangannya kesembarang arah, “Mauku? Kan tadi sudah aku bilang, kita kerjakan tugas observasi mencari pasien sekarang, apa masih kurang jelas?. Lagipula masih hampir, kau masih sehat kan sekarang?” katanya dengan seringai yang membuatku sedikit merinding. Dia psikopat ya?, bisa bicara seperti itu dengan enteng!. Aku kira hanya trio pembuat masalah yang bisa sekejam itu, apa virusnya sudah menyebar sampai jurusan psikologi ya?.

“Apa harus sekarang? Bukankah tugas itu baru diberikan tadi oleh dosen Im?”

“Tenggat waktunya hanya satu minggu. Kau yakin bisa mendapatkan pasien, melakukan observasi, lantas membuat laporan dengan sisa waktu 7 hari dari sekarang?”

“Ta-ta-tapi…”

Aku merasakan sesuatu tengah menyentuh tangan kiriku. Kukira serangga terbang, rupanya tangan Chanyeol toh.

HUH?! CHANYEOL MEMEGANG TANGANKU?!.

“Kita berangkat sekarang, anggota yang lain pasti sudah menunggu.”

Perasaanku saja atau nada bicaranya terdengar dingin?. Atau mungkin penunggu disini sedang merasuki tubuh Chanyeol, ya bisa saja…

“Lee Hyojin!, kau ikut denganku atau gagal dalam mata kuliah dosen Im?”

Myungsoo sunbae mengancamku?, a-aku diancam?. Wow, berani sekali dia!.

“Kau sudah punya janji denganku duluan kan?”

Aku menatap Chanyeol heran, apa firasatku soal kerasukan itu benar? Tatapan matanya itu… sumpah aku jadi sedikit takut.

“Kau tidak mungkin merelakan nilai penting dari dosen Im hanya demi berkencan dengan pria yang hanya memakai motor bobrok bukan?” tanpa aku sadari Myungsoo sunbae sudah memegang tangan kananku yang bebas, mengancamku sekali lagi dengan menambahkan ejekan untuk Chanyeol.

Chanyeol mendengus, rupanya ia merasa tersindir dengan perkataan Myungsoo sunbae. “Sepertinya kau mengatakan sesuatu yang buruk tentang motorku, apa pendengaranku benar?”

Euh… apa mereka akan mulai bertengkar? Haruskah aku teriak sekarang?.

“Jadi kau merasa ada yang salah dengan telingamu?” ledek Myungsoo sunbae yang tak terintimidasi dengan mata tajam Chanyeol, padahal aku sudah merinding melihatnya tadi. Tapi seringaian Myungsoo sunbae juga lumayan. Lumayan membuat bulu kudukku naik.

“A-apa?!. Yak! kau pikir siapa dirimu bisa mengatakan hal seperti itu huh?!”

“Memangnya kenapa?, apa orangtuamu petinggi di Korea? Orang terkaya didunia?”

Ya ampun… apa harus bertengkar didekatku?. Kurasa aku harus pergi ke dokter telinga setelah ini.

“Jika iya kenapa?!”

“Hah! Manusia sombong, motor bobrok seperti itu kau mengaku sebagai anak raja?”

“Siapa bilang aku anak raja-”

“Woy! Bisa diam tidak?!. Sunbae… kau mau mengambil posisiku sebagai lawan debat Park Chanyeol eoh?!”

Bagus, mereka sudah bisa diam sekarang. Huft… semoga pendnegaranku masih berfungsi dengan baik sampai usiaku tua nanti.

“Hyojin-ah! Sekarang kau putuskan, ikut aku yang sudah kau kenal sejak lama atau dengan dia yang baru kau temui dibandara kemarin?”

Entah kenapa, tapi aku ingin menjerit dalam hati. Yak! kata-kata dan ekspresi Chanyeol saat ini terlihat kekanakan tapi imut heol!. Eh?! Apa yang barusan aku katakan?, sadarlah Hyojin! Dia masih menganggapmu sebagai teman!.

“Kau akan terkejut jika tahu berapa lama aku mengenal gadis ini.”

Eh? Myungsoo sunbae bilang apa tadi?.

“Begini saja, Lee Hyojin, kau akan pergi dengan pria ini, atau mengerjakan tugas yang berhubungan dengan masa depanmu?”

“Yak! aku juga merupakan bagian dari masa depan Hyojin!”

Bi-bi-bi-bi-bicara apa sih si telinga lebar ini?!. Jangan biarkan dirimu salah tingkah Hyo! Jangan!.

“M-ma-ma-maksudku-” tuh kan! Dia mulai gelagapan, pasti yang dia katakan tadi cuma sesuatu yang spontan, yah, anggap saja begitu.

“Apa-apaan dengan kata-kata anehmu tadi.” Ucapku berusaha terlihat tenang, tak terpengaruh atau kelihatan bahagia dengan kalimatnya tadi.

Aku menggamit tangan Myungsoo sunbae, dan ia tampak terkejut. Lalu aku tarik tangan kiri Chanyeol, lantas menyatukannya dengan tangan kanan Myungsoo sunbae. Kuhela nafasku saat mereka memberiku tatapan bingung. Tapi tenang saja, dengan ini masalah akan beres! Problem solved lah!.

“Dengan ini aku resmikan hubungan kalian menjadi cinta yang suci dihadapan Tuhan, amin.”

Buru-buru Chanyeol dan Myungsoo melepas tautan tangan mereka dan memasang ekspresi jijik satu sama lain. Tahan rasa gelimu Hyojin-ah, meskipun ini lucu tapi sedikit aneh karena kau ‘menikahkan’ pasangan sesama jenis. Hahaha, iya ini cuma candaan tapi aku merasa sedikit keren hehe.

“Sekarang kalian sudah resmi.”

“Kau sudah gila ya?!” marah Chanyeol seraya membersihkan telapak tangannya.

“Gila bagaimana?. Aku melihat kalian saling memandang dengan seduktif jadi kupikir kalian saling mencintai, tapi kan yah, hubungan sesama jenis disini masih menjadi hal yang tabu, jadi aku paham bagaimana perasaan kalian.” Kataku sok bijak sambil mengangguk-anggukan kepala.

Myungsoo berdecak seraya menatapku heran, bagus, setelah ini dia pasti menghindariku dan tak mau terlibat apapun dengan gadis konyol sepertiku. Memang, kau harus bertingkah gila supaya terhindar dari masalah. Aku harus menerima penghargaan untuk ini!.

“Jujur saja, kau masuk jurusan psikologi untuk menyembuhkan mentalmu kan?”

Sialan!. Memangnya mentalku kenapa?!. Tidak bisa kubiarkan, aku merasa dilecehkan sebagai wanita keren!.

“YAK! kenapa kau menginjak kakiku!”

“Maaf Chanyeol, aku sudah menyakiti kekasihmu.” Ujarku santai setelah membalas dendam pada Myungsoo sunbae.

“A-apa?!” Chanyeol hendak protes, sepertinya aku harus segera pergi dari sini.

“Hoi! Kau mau kemana?!”

“Ada pekerjaan di café, sampai jumpa!”

Benar, seharusnya seperti ini Hyojin-ah!, kau tidak bisa memilih antara pergi dengan Chanyeol atau mengerjakan tugas bersama Myungsoo sunbae. Jadi pilihan terbaik adalah kabur, aku memang pandai!.

“Dia tidak akan mati hanya karena kakinya diinjak ‘kan?” tanyanku pada diri sendiri dengan cemas, tiba-tiba aku merasa khawatir tanpa sebab. “Ahahaha tidak mungkin hahahaha…” aku tertawa, tapi masih ragu.

“Lagipula kenapa mereka seperti itu sih?, aku merasa seperti drama saja tadi. Iya drama tentang perebutan pembantu karena aku selalu berada diantara pria yang ingin memanfaatkanku.”

Tunggu! Sesuatu terlintas dipikiranku, mungkin kedengarannya tidak mungkin tapi aku merasa imajinasiku selalu terasa nyata.

“Jangan-jangan… mereka memang sudah jatuh cinta sejak pertemuan dibandara? Lalu aku dijadikan pihak ketiga untuk mempersatukan kasih mereka? Oh tidak… bagaimana bisa Chanyeol berubah menjadi… aaarrrgghhh bagaimana ini?!”

*Author POV*

Yah, Hyojin dan pemikiran konyolnya. Bahkan jika dia menjadi lulusan terbaik semasa SMA, atau mempunyai otak sepandai Albert Einstein mungkin imajinasinya tidak akan bisa hilang meski menggunakan metode hipnotis sekalipun. Padahal wanita manapun pasti rela menggantikan posisinya, direbutkan oleh dua pria tampan sekaligus. Dan alasannya pasti bukan sekedar tugas atau pertemanan.

Tapi itulah dia, jika tidak membayangkan hal-hal aneh nan konyol pastilah itu bukan Lee Hyojin yang selama ini dikenal oleh teman-temannya.

“Hyojin-ah!”

“Eoh? Rae Mi-ya!”

Melihat Rae Mi yang melambai kearahnya dengan senyuman hangat ciri khasnya, Hyojin pun segera menghampiri gadis itu, merangkulnya, menunjukkan bahwa ia merasa nyaman berada didekat Kang Rae Mi.

“Sedang apa kau melamun tadi?”

“Bukan melamun, cuma memikirkan kejadian lucu!”

“Benarkah? Apa itu?”

Hyojin tersenyum dan menjawab pertanyaan Rae Mi tanpa melihat kepada lawan bicaranya.

“Cinta terlarang”

“Apa?”

“Bukan apa-apa, tidak penting kok!, sebaiknya kau temani aku ke kantin sekarang. Sebelum bekerja aku mau sarapan dahulu.”

“Kau belum makan? Mau aku belikan kimbab?”

“Tentu saja!” bahagia Hyojin begitu mendengar sesuatu yang gratis diberikan padanya. “Kang Rae Mi memang teman terbaik!”

“Jika aku tidak mentraktirmu, apa aku tetap menjadi teman terbaikmu?” tanya Rae Mi. Hyojin sadar, ekspresi dan nada bicara temannya itu merupakan sarkasme, tapi dia tak peduli toh hanya sindiran tak serius.

“Orang yang membelikanku makan adalah temanku!” ucapnya dengan mudah lalu berlari menghindari cubitan Rae Mi.

Tanpa kedua gadis itu sadari, ada orang lain yang menyaksikan kebersamaan mereka. Ia mengepalkan tangan kuat-kuat, tapi kemudian mengulas sebuah senyuman miring begitu kalimat terakhir Hyojin terdengar olehnya.

“Teman ya?”

~To Be Continue~

Maaf ya pembaca sekalian atas ketidakpuasannya pada Chapter 2 T.T *bow* saat pembuatannya author sedang flu berat. Mata rasanya perih karena pilek dan kepala pusing jadi gak bisa fokus sama cerita dan gabis nge-feelinnya(?) terus ada banyak masalah yang buat author gabisa bikin scene komedinya. Apalagi author juga kecanduan komik Conan jadinya terlalu kebawa suasana seriusnya. Belum lagi author sekarang jarang ketemu temen author yang sama konyolnya kayak Hyojin.

Iya, saya terinspirasi karakter Hyojin dari dia -temen author- plus sifat konyolnya author sendiri hehe. Tapi akhir-akhir ini jaraaaang banget ketemu karena udah lulus dan dia sibuk urusan kuliah. Karena itu author merasa kurang bisa bikin scene komedi untuk saat ini tapi bakal diusahakan biar pembaca senang kok.

Pengennya sih hiatus dulu sementara sampe sembuh total dan masalah kelar, tapi author sayang pembaca dan gak tega mengabaikan kalian *bow*ditendang*jadi author MOHON MAAF YANG SEBESAR-BESARNYA ya dan semoga kalian masih betah membaca FF amatir ini T.T *bow*. Karena itu author kirim dua chapter sekaligus, semoga sudah kembali seperti semula dan bikin pembaca ngakak berjamaah. Oh iya, kali ini mini ff/pojok author ada di chapter selanjutnya yeth. Sekali lagi author minta maaf yeth~ *DEEPBOW*

RCL Juseyoooo~~~~

18 tanggapan untuk “[EXOFFI FREELANCE]The One Person Is You Season 2 (Chapter 3)”

  1. Akhirnyaaaa, hyojin yang konyol balik jugaaa wkwkwk udah ga sabar mau tau lanjutannyaaaa 😀
    Gws kaaaa, cepet ketemu juga sama temennya yang kaya hyojin dari segi tingkah hehe

  2. Akhirnya up juga ni epep, udah kngen bgt sma si hyojin yg konyol nya mntak ampun, ngakak bgt sumpah bacanya:D tapi author kpan chanjin jadian nya, baper truz tiap baca, kasin hyojinnya…

    udah lah kbanyakan, Semangat author:):*

  3. Huweeee akhirnya muncul juga ff kesayangan ekek
    Demi kuping lebarnya chanyeol, hyojin konyol banget pemikirannya 😀
    Itu yang ngintip jiyeon ya? Apa bukan? Ah tapi kayanya jiyeon dah -lah maksa :D-
    Kapan sih chanyeol ngungkapin perasaannya, padahal tadi udah kelepasan ngomong begitu di depan myungsoo. Kalo ga gerak cepet bisa diembat/? nih hyojinnya -yaelah bahasanya XD-

  4. Waah gak sabar nih.. Kapan chanyeol dan hyojin jadian!? Apalagi ada orang ketiga yg mulai muncul (myungsoo). Huhu.. Sedih scenes chanyeol-hyojin dan raemi-yongguk dikit doang! ;( . Siapa yg ngintip mereka? Penasaran banget thor! Ditunggu yaa chapter selanjutnya. Cepat sembuh n semangat! .

  5. Wkwkwk.. Lucu thor, sumpah hyojin konyol bgt! Enaknya jd hyojin direbutin 2 cowok ganteng hehe.. Tapi sedih iih scenes raemi sedikit doang, trs yongguk nya juga gak muncul! Hiks ;( . Trs siapa yg ngintip hyojin-raemi tuh? Jiyeon kah? Penasaran!! ><". Ditunggu chapter 4 nyata thor. Gws n fighting! :Dd .

  6. aku suka kekonyolan hyojin…pengen aku tiru dikehidupan nyata boleh gk author-nim??? *blinkblink*
    //aneh memang,,harusnya yg ditiru yg baik” bkannya yg konyol”..lah tapi cerita ini ada yg baik??? orng konyol semuaa……… *dilirikk sadis sama author*
    maap”… hehehe

    aku tu terhibur bngt lho….
    penasaran siapa yg ngintipin hyojin raemi??? cwe or cwo???
    msalah percintaan sehun jg msh gelap,,blm ada titik terang..

  7. huhu gws ye thorr.
    sudah meningkat sih dr pd yg kemaren 😊 tingkatin lg ye thor hehe (kurang puas *😅 mianhae) biar bs ngakak maksimal lg, cie-cie.in cinta segitiga hyo-chan-guk 😅 , ngiri sama persahabatan mereka. keep writing thor 😊 hwaiting!! 💪💪

  8. Ah aku baper sma sehun tentang perasaan nya sma hyojin seandainya bukan sahabat aku lebih suka sehun sama hyo hehe semoga aja jadinya sama unnie nya chanyeol ..

    makin rame nih chanyeol vs myungsso oke aku tunggu moment mreka berdua rebutin hyojin.

    next next tenang thor aku sealu bca kok.. semangat tapu chapter ini kurang panjnag tapi memuaskan kok GWS ya thor.

Tinggalkan Balasan ke tya Batalkan balasan