One and Only – Slice #15 — IRISH`s Story

irish-one-and-only-new

One and Only

With EXO’s Byun Baekhyun and Red Velvet’s Yeri Kim

Supported by EXO, TWICE, and NCT Members

A fantasy, sci-fi, romance, and life story rated by PG-16 in chapterred length

DISCLAIMER

This is a work of fiction. I don’t own the cast. Every real ones belong to their real life. And every fake ones belong to their fake appearance. The incidents, and locations portrayed herein are fictitious, and any similarity to or identification with the location, name, character or history of any person, product or entity is entirely coincidental and unintentional. Any unauthorized duplication and/or distribution of this art without permission are totally restricted.

©2016 IRISH Art&Story All Rights Reserved


“Mencintaimu? Ya aku mencintaimu. Walaupun kita berbeda.”


Previous Chapter

Prologue || Chapter 1 || Chapter 2 || Chapter 3 || Chapter 4 || Chapter 5 || Chapter 6 || Chapter 7 || Chapter 8 || Chapter 9 || Chapter 10 || Chapter 11 || Chapter 12 || Chapter 13 || Chapter 14 || [NOW] Chapter 15

██║ ♫ ♪ │█║♪ ♫ ║▌♫ ♪ │█║♪ ♫ ║▌♫ ♪ ║██

In Baekhyun’s Eyes…

Johnny memang tak mengucapkan banyak hal aneh lagi. Tapi Ia begitu antusias untuk mengetahui seperti apa Yeri. Kupikir Ia tadinya mengikuti kami, nyatanya Ia hanya mengikuti signal pada chip-ku.

“Kau tahu Owner-mu tumbuh dengan menyeramkan.” ucap Yuta santai sementara Ia tengah berusaha memulihkan sistemnya.

“Ah, Wendy?” Johnny berucap tak kalah santai, Ia sibuk memainkan dua buah koin logam ditangannya.

“Ya.”

Johnny menghembuskan nafas panjang, dan menatapku.

“Pendapatmu benar soal satu hal ini Grey. Sara punya kepribadian lebih baik daripada Wendy.”

Aku mengalihkan pandanganku. Memoriku tentang gadis yang tak lain adalah adik Wendy itu benar-benar buruk.

“Kurasa sekarang aku bisa menuduh Wendy sebagai oknum yang membuat Sara mati.” ucap Johnny membuatku menatapnya.

“Kenapa?”

“Jangan tersinggung Grey. Kau memang Humanoid kesayangan Greek. Tapi sejujurnya kau tak begitu banyak tahu. Kau pernah dengar penelitian terakhir milik Greek?” tanya Johnny

“HmP-I?” ucapku

Johnny baru saja akan membuka mulutnya dan bicara saat kudengar pembicaraan rendah diluar.

Aku tersentak saat mendengar isakan tangis diluar. Dengan segera aku beranjak membuka pintu, dan mendapati dua orang gadis—Jihyo terluka parah dan Ia ada dibopongan Suho—lalu dimana…

“Yeri.” ucapku mencari keberadaan Yeri yang tak ada diantara mereka

Suho menatapku dengan penuh rasa bersalah.

“Apa yang terjadi padanya?” ucapku menyadari ada yang salah pada ekspresi mereka, Jihyo mungkin menangis karena kesakitan diwajahnya, tapi Suho, ada apa dengan ekspresinya?

“Ia dan Sana mengalihkan perhatian Sentry, dan dua Humanoid Pemburunya. Mereka—” tak menunggu Suho selesai dengan kalimatnya aku segera melesat pergi.

Kudengar langkah cepat dibelakangku, tapi aku tak lagi peduli tentang siapa yang mengi—

“Dia ada di pergudangan.” Johnny, aku mengenali suaranya.

Johnny bisa berlari lebih cepat daripada aku, dan Ia secara otomatis bisa sampai di tempat itu dengan lebih cepat.

“Ah, diakah gadis itu?” langkah Johnny terhenti, aku menyusul ke sebelahnya, dari tempatku berdiri aku bisa melihat Yeri dan Sana bersembunyi dibalik sebuah palang besi besar.

“Salah satu dari mereka.” ucapku

“Gadis berambut pirang itu bukan?” ucap Johnny membuat langkahku terhenti, tadinya aku hendak menyusul Yeri.

“Bagaimana kau tahu?” tanyaku

“Hanya firasat,” jawabnya membuatku bertanya-tanya

“Kau tahu kita tak bisa mengatakan ‘firasat’ seperti ucapanmu, Johnny.”

Johnny tergelak.

“Baiklah, pertama, karena Ia berambut pirang, seperti Wendy, aku tahu kau tidak suka manusia berambut gelap, lalu kedua, karena Ia punya wajah yang menggemaskan, ah, berapa usianya, Ia tampak se—”

“Tujuh belas tahun.” potongku cepat

“Ah, seusiaan dengan Sara, seharusnya, jika Ia masih hidup.” ucap Johnny

“Berhenti menyamakan mereka berdua.” ucapku akhirnya

“Baiklah, aku tak bermaksud menyinggung DMS-nya.”

“Dan jangan bicarakan Syndrome itu sedikitpun dihadapannya karena aku tak—”

“Baekhyun…” ucapanku terhenti saat kudengar gumaman Yeri, aku melemparkan pandangan ke arahnya, dan kudapati Ia tengah menatapku.

Tanda vitalnya tentu berubah tidak stabil, dan seperti yang sebelumnya, perubahan tanda vitalnya terdengar menyenangkan.

“Ah… Lihat caranya menyebut namamu dan perubahan tanda vitalnya, sangat penuh dengan nuansa romantis.” ucap Johnny.

“Ayolah, sejak kapan kau bersikap semanusia ini?” sindirku sambil melangkah ke arah Yeri.

“Kau baik-baik saja?” ucapku saat sampai dihadapannya

Yeri mengangguk-angguk cepat, melihat luka di pipinya membuatku teringat bahwa Ia tadinya di kejar oleh dua Humanoid.

“Kemana Humanoid yang mengejar kalian?” tanyaku

“Entahlah, mereka tidak muncul sedari tadi, padahal mereka tampak begitu ingin menangkap kami.” ucap Sana menyahuti

“Mungkin mereka sudah pergi…” Yeri berucap

“Oh… Kurasa tidak semudah itu. Humanoid Pemburu tak pernah pergi tanpa hasil. Dan Baekhyun, kurasa kita harus beritahu yang lainnya untuk segera pergi dari tempat ini.” Johnny angkat bicara.

“Memangnya kenapa?” ucapku sambil menatapnya

Johnny menunjuk ke atas, dan Ia sendiri juga tengah mendongak. Saat aku mendongak, aku sadar ada sebuah helikopter berwarna gelap beberapa kilometer diatas kami, dengan suara yang kedap, dan satu manusia, juga dua humanoid ada disana.

“Sentry,” ucap Johnny sambil tertawa pelan, “Ia sekarang tahu ada seorang Humophage disini.” sambungnya.

“Kau pikir kau sendiri bukan Humophage?” kataku sambil mencekal erat lengan Yeri, juga Sana, karena dari sikap kekanak-kanakkannya, Johnny tampak tak ambil pusing dengan keadaan ini.

“Aku?” Johnny menatapku, lalu Ia tersenyum pada Yeri, “Apa aku terlihat seperti Humanoid?” tanya Johnny padanya.

Yeri tampak menyernyit, memperhatikan Johnny, sampai Ia kemudian menggeleng pelan.

“Yeri?” tanyaku, kali ini Yeri menatapku, “Baek, matanya tidak seperti Humanoid,” ucap Yeri pelan, dan… ragu.

Aku menatap Johnny, sekarang Ia menatapku dengan sepasang mata gelap, tanpa ada kilatan nano disana. Bagaimana Ia bisa melakukannya?

“Ada tiga Outsider, dan seorang Humophage. Ayo Baekhyun, kita harus segera pergi. Kau tidak mau menghadapi serangan mereka dari atas sana bukan?”

Aku menarik Yeri dan Sana dengan cepat, tak lagi ingin mendengarkan ucapan Johnny, sementara ini tak lagi ingin mempertanyakan keadaannya walaupun aku sudah sangat curiga.

Kudengar Johnny bersiul pelan dibelakangku, sementara sensorku jelas melacak helikopter itu mengikuti kami.

Sial.

“Kita tidak bisa kembali ke sana sekarang, mereka bisa menangkap kita.” ucapku

Johnny tertawa pelan.

“Kau butuh bantuanku? Biasanya kau menghadapinya sendiri,” ucapannya membuatku mendengus, “Ayolah Grey, berhenti menjadi angkuh seperti dulu, kau tahu kita bisa menghadapi mereka bukan?”

“Jangan bercanda.”

“Apa yang Ia bicarakan Baek?” tanya Yeri

“Baekhyun dan aku dibuat dengan satu paket penyerangan. Kita sekarang tengah diikuti helikopter Humanoid Pemburu. Aku menawarkan Baekhyun untuk menyerang helikopter itu bersama, tapi Ia sepertinya tidak mau.”

“Johnny, tutup mulutmu.”

“Johnny?” kali ini Yeri berucap, ah, Ia pernah mencuri-dengar pembicaraanku bersama Wendy, saat kami dimobil, dan Ia bertingkah seolah Ia tertidur dan aku tak tahu Ia mendengarkan pembicaraan kami, sungguh… lucu.

“Ia tahu tentangku?” Johnny tampak antusias menatap Yeri, sementara Yeri menatapnya khawatir.

Apa Ia merasa takut seperti saat Ia melihat Yuta?

“Ya… Baekhyun pernah membicarakanmu bersama Wendy,” ucap Yeri

“Saat kau menguping pembicaraan kami?” ucapku membuat Yeri tersenyum kecil, ah, Ia akhirnya tersenyum.

“Aku tidak menguping,” sanggahnya

“Aku adalah Humanoid Wendy, yang dinonaktifkan beberapa bulan sebelum Grey di nonaktifkan. Ah, kau sekarang hidup menggunakan nama yang Sara berikan, haruskah aku menggunakan nama yang sama?”

“Nama?” Yeri lagi-lagi berucap penasaran

“Ya. Youngho. Dan dia Baekhyun. Nama itu diberikan Sara pada kami.”

“Ah…” Yeri bergumam pelan, sementara kudengar dengungan helikopter terdengar makin dekat.

“Mereka terbang diketinggian 1200 meter sekarang,” terang Johnny

“Kemana mereka membidik senjatanya?” tanyaku

Johnny mendongak, dan menggumam.

“Hmm, ke arah kita tentu saja. Masih tak ingin melawan Grey?” tanyanya

Aku menatap Yeri, membuatnya bertanya-tanya pada sikapku.

“Ada apa?” tanyanya kujawab dengan gelengan pelan, “Kalau kau melihatku membunuh beberapa orang Humanoid dan manusia… Apa kau akan membenciku Yeri? Apa kau akan takut padaku?” tanyaku membuat tatapan Yeri membulat.

Johnny tergelak.

“Yeri, Humanoid ini jatuh cinta padamu.”

“Johnny!”

Yeri menatapku, dan menatap Johnny, sementara Sana tampak tersenyum penuh arti. Sial. Kenapa Johnny tak bisa menjaga mulutnya?!

“B-Benarkah?” ucap Yeri setelah Ia terdiam sekian lama, tanda vitalnya semakin berubah tidak stabil.

Aku baru saja akan membuka mulut saat aku ingat bahwa kami berada dalam keadaan tidak mengenakkan yang tidak memungkinkan kami untuk bicara tentang hal penting.

“Kita harus bicara berdua saja nanti Yeri. Nanti, tidak sekarang.”

“T-Tapi…”

“Yeri-ah, mereka mungkin memburu kita, jadi, sekarang aku hanya perlu kau tidak melihat aku melakukan semuanya, mengerti?”

Yeri diam, tapi Ia kemudian dengan patuh mengangguk.

“Aku akan memejamkan mataku.”

Tanpa sadar aku tersenyum, dan menepuk lengannya pelan.

“Masalah ini akan selesai dalam waktu singkat. Sana, bawa Ia ke tempat lain yang lebih aman.”

Sana mengangguk cepat, dan menarik lengan Yeri menjauhiku juga Johnny. Sementara sekarang Johnny bersiul pelan.

“Kalian pasangan yang sangat menggemaskan.” ujarnya membuatku mendengus pelan, ucapan kekanak-kanakkan apa yang sekarang Ia ucapkan?

“Menggemaskan?” ucapku sambil menatapnya.

Johnny hanya memasang senyum lebarnya, dan Ia membuka telapak tangannya.

“Mau melemparkan listrik pada mereka?”

Tidak sulit bagiku dan Johnny—terutama bagiku karena aku bisa mengakses beberapa cara menyerang musuh walaupun tidak berarti aku membunuh mereka—untuk menyerang helikopter kecil itu.

Aku tak yakin apa Yeri masih akan bicara padaku jika Ia melihat semua ini, semua yang kulakukan, tapi aku lebih tak bisa lagi membiarkannya terluka karena ulah Sentry.

“Kau masih jadi prajurit tangguh seperti dulu.” ujar Johnny

Aku meliriknya sekilas.

“Kau bahkan belum diciptakan saat aku menjadi prajurit.”

Ia mengangkat bahunya ringan.

“Tidak mau menemuinya?” tanya Johnny sambil melemparkan pandangannya ke arah dua orang yang sedari tadi menunggu serangan kami berhenti.

Yeri.

Aku bisa melihatnya menutupi wajahnya dengan tangan, benar-benar enggan melihat semua hal buruk yang kulakukan bersama Johnny.

“Kau tahu apa obat paling ampuh untuk DMS?” ucapan Johnny membuatku menatapnya dengan alis berkerut.

“Apa itu?”

“Membuat kenangan sebanyak mungkin dengan memori lamanya. Dan buat memori baru itu membencimu. Aku yakin kau adalah orang yang sepenuhnya membangunkan memori baru itu.”

“Jadi untuk sekarang, kusarankan kau untuk mengungkapkan apa yang kau rasakan pada gadis itu, dan abaikan Ia saat memori barunya muncul.”

Aku tersentak.

“Maksudmu… Aku harus mengatakan pada Yeri bahwa aku menyukainya, dan mengabaikannya saat Sara muncul?”

Johnny mengangguk.

“Hanya dengan merasa tidak dibutuhkan, memori baru itu akan lenyap. Saat Ia melihat memori lamanya, memori milik Yeri, Ia akan merasa sakit hati dan mungkin membencimu, atau malah berusaha mengakhiri hidupnya.”

“Tapi kau tak perlu khawatir, disaat memori baru itu lemah, seperti saat Ia memiliki pikiran terburuk untuk bunuh diri, memori lamanya akan kembali menguasai.”

Aku terhenyak. Bagaimana bisa aku mengatakan pada Yeri tentang ketidak stabilan yang kurasakan dan mengabaikannya saat Ia berpikir bahwa Ia adalah Sara? Terutama membayangkan Ia mungkin akan berusaha mengakhiri hidupnya lagi sungguh membuatku tak nyaman.

“Apa cara itu akan benar-benar berhasil?” ucapku akhirnya

“Aku yakin tak ada cara lain selain kenangan itu sendiri.”

Aku menatap Johnny dalam diam.

“Kau pernah kehilangan seseorang karena DMS, bukan?”

██║ ♫ ♪ │█║♪ ♫ ║▌♫ ♪ │█║♪ ♫ ║▌♫ ♪ ║██

Keadaan kaku aneh tercipta diantara aku dan Johnny saat kami kembali. Dan Yeri terus-terusan menatapku dengan penuh tanda tanya dalam pandangannya. Sementara aku tahu Ia tidak mungkin begitu saja melupakan ucapan Johhny padanya tadi.

Sial, kondisi ini menjebakku.

Kulihat mulut Yeri akan membuka dan bertanya, tapi aku segera menggeleng cepat, memberinya tanda untuk menahan semua pertanyaan itu agar tak terlontar ditempat dan waktu tidak tepat.

Johnny benar, aku harus menjelaskannya. Dan berdasarkan keadaan Yeri sekarang, juga keadaan yang sudah benar-benar terlihat secara nyata ini, aku bisa menyimpulkan bahwa tidak ada jalan lain selain menjelaskannya pada Yeri.

Hanya saat kami berdua tentu saja. Aku tak menginginkan telinga-telinga lain mendengarkan pembicaraan serius ini sementara aku tahu keadaan Yeri tidak sedang dalam keadaan stabil.

“Aku akan keluar sebentar, bersama Yeri.” ucapku akhirnya

Senyum kecil muncul diwajah Johnny, sementara Yuta tampak bersiap melontarkan komentar tajam seperti yang biasanya Ia lakukan. Aku menatapnya, memperingatkannya, dan Ia tampak tidak begitu mengindahkanku.

“Beberapa orang akan kembali sebagai pasangan setelah ini,” komentarnya sungguh ingin membuatku melemparka—

Akh!” aku sedikit terkejut karena Yuta mengerang kesakitan, kulihat kilau listrik tipis disekitar sana.

Listrik?

Segera kualihkan pandanganku ke arah Johnny, dan kudapati Ia tengah tersenyum simpul, kedua alisnya terangkat, dan aku tahu Ia yang sudah memberi Yuta peringatan secara langsung.

“Yeri-ah, kajja,” ucapku disahutinya dengan anggukan

Banyaknya orang-orang baru dalam perjalanan ini kuyakini membuat Yeri bertanya-tanya dan menganalisis semua orang satu-persatu didalam benaknya. Dan seperti yang kukatakan pada Yeri, kami membutuhkan pembicaraan pribadi.

Hanya aku, dan Yeri.

Dan Ia pasti cukup berani untuk menceritakan semua yang ada dibenaknya padaku—tidak termasuk dalam beberapa hal yang membuatnya takut dan dikiranya akan membuatku terusik tentu saja.

Aku menggamit lengan Yeri, menciptakan ketidak stabilan lagi pada tubuhnya yang menjadi irama indah bagi radarku sekarang. Ah… Yeri.

Kami keluar dengan cepat, sementara cahaya matahari tampak mulai merambati permukaan bumi, kubawa Yeri ke bagian jalan yang lebih sepi. Melihat tumpukan besi tua didekat sana, aku mendudukkannya, sementara Ia menatapku dengan pertanyaan yang pasti sudah menumpuk dalam benaknya.

“Banyak yang ingin kau tanyakan bukan?” tanyaku

Ia mengangguk, dan menarik nafas juga membuangnya dengan irama yang konstan sebelum Ia akhirnya berucap.

“Mengapa ada banyak orang lain bersama kita?” ucapnya memulai, “kurasa kau bilang aku tidak boleh mudah percaya pada orang lain, tapi… ada tiga orang baru bersama kita. Apa kau mengizinkan yang lainnya membawa mereka begitu saja?”

“Lalu bagaimana denganku? Kenapa kau selalu melarangku saat aku akan membawa seseorang bersama kita? Dan juga… siapa Humanoid yang tadi bicara itu? Kenapa Ia terlihat tidak menyukaiku? Baekhyun, apa sesuatu sudah terjadi?”

Ia menatapku dengan sepasang mata gelapnya yang berkaca-kaca. Seolah sepasang keindahan itu akan pecah seperti kristal, inilah yang paling membuatku tak bisa menahan gejolak aneh dalam chip-ku.

Saat aku tahu Yeri akan menangis.

“Apa masih ada lagi?” tanyaku, aku bisa mengingat dengan baik semua pertanyaannya, tentu saja bukan hal sulit bagiku untuk menjawab semuanya.

Yeri kembali bicara.

“Aku sangat takut Baekhyun-ah. Karena aku tiba-tiba saja bermimpi buruk tentang gadis itu. Mimpi ini bahkan lebih menakutkan daripada bermimpi tentang Irene, atau keluargaku.”

“Aku… Aku… Aku sangat takut jika membayangkan—”

“Membayangkan aku akan meninggalkanmu?” potongku membuat sepasang kristal itu pecah, Yeri benar-benar menangis.

“Ya…” lirihnya sementara sekarang suaranya tenggelam dibalik tangisan.

Tanpa bisa kucegah aku bergerak merengkuh Yeri ke dalam pelukanku, membiarkannya menangis pada tubuh yang penuh dengan sensor ini. Sehingga aku bisa tahu semua emosi yang Ia rasakan hanya dengan merengkuhnya seperti ini.

Dan seperti keanehan lainnya, tubuh ini juga bereaksi terhadap tindakanku. Entah karena ini pertama kalinya aku merengkuh Yeri dalam kesadaranku tentang ketidak stabilan emosi yang kurasakan padanya, atau karena memang seperti ini lah yang akan terjadi pada Humophage cepat atau lambat, aku… tahu aku bisa merasakannya.

Sebuah perasaan ketika aku sungguh merasa chip ini terbakar habis didalam dan ingin meledak. Dimana sepasang tanganku tak ingin melepaskan Yeri dari rengkuhanku, dan kulit ini tak ingin berhenti berkontak fisik dengannya. Telinga ini tak ingin berhenti mendengar suaranya, dan sensor yang tak ingin berhenti mendengar degupan jantungnya.

Penciumanku kini tak ingin berhenti membiarkan sensornya dipenuhi oleh aroma strawberry dari rambut Yeri, bercampur dengan bau samar air matanya, juga tanah basah didekat kami.

Dan yang terakhir… dirinya. Berada didekat Yeri selalu membuatku bisa mencium jelas bau manis vanila, dan mawar tercium setiap kali aku berada didekatnya. Dan aroma ini benar-benar unik, miliknya, milik Yeri.

“Sudah berulang kali kukatakan padamu bahwa aku tidak akan meninggalkanmu bukan?” ucapku membuat tangis Yeri berhenti sebentar, Ia menatapku dengan sepasang matanya yang berkaca-kaca.

“Tapi mimpi itu—”

“Kau lebih percaya mimpi buruk daripada ucapanku?” potongku halus.

Yeri menggeleng pelan, Ia mengusap wajahnya yang basah karena air mata. Dalam keadaan seperti ini entah mengapa aku tak bisa melihatnya sebagai Outsider disaat Ia bahkan terlihat sangat lemah dan rapuh sekarang.

“Tidak, aku percaya padamu. Tentu saja aku percaya padamu.” ujarnya terbata-bata, Ia kemudian tampak berusaha mengatur emosinya sendiri.

Aku tahu itu karena aku bisa merasakan perubahan emosinya.

“Tapi Baekhyun…” Ia kembali berucap

“Ya Yeri?” ujarku menunggunya

Ia menatapku, dengan sepasang kristal gelap yang masih terluka itu. Dahinya berkerut, tanda bahwa Ia merasa bingung, atau tak mengerti.

“Humanoid yang tadi bersamamu… Apa maksud ucapannya?” akhirnya Yeri mengucapkan pertanyaan yang kuyakini sedari tadi mengganggu pikirannya.

Ucapan Johnny.

“Kau mengingat ucapannya?” tanyaku

Yeri mengangguk pelan.

“Ya. Dia bilang kalau kau…” menggantungkan kalimatnya, Yeri tampaknya menungguku melengkapi kalimat itu, atau Ia ragu untuk mengatakannya sendiri dengan mulutnya.

“Dia benar.” ujarku

“Eh?” Yeri membulatkan matanya

“Aku jatuh cinta padamu, Yeri.”

۩۞۩▬▬▬▬▬▬ε(• -̮ •)з To Be Continued ε(• -̮ •)з ▬▬▬▬▬▬▬۩۞۩

.

.

.

Cuap-cuap by IRISH:

Tiada hari tanpa cuap-cuap. Itu peribahasa khas Irish. EHEM. Btw, welkam new poster!

Can i be honest? Chapter ini adalah chapter yang paling ngebuat aku pengen jambak seorang Byun Baekhyun. KBBI syndrome happened to me! (re: KBBI adalah julukan khas Baekhyun, Karena Baekhyun Boncabai Internasional)

OMFG si robot ini akhirnya kubuat ngungkapin perasaannya, setelah 15 chapter. Kurang dahsyat dan lemot apa coba perkembangan perasaan si robot ini. Bukan robot Rish, Humanoid, EHEM. Ya pokoknya begitulah, intinya aku berbahagia sama mereka yang KEHIDUPANNYA TAK AKAN KUBUAT MUDAH. HAHAHAHAHAHA. 

Sekian cuap-cuap darikuhh~~ salam peluk cium~

Anyway, ada yang berencana mantengin gerhana matahari pagi ini? Kali aja alien model anak eksoh nyasar di bumi BUAHAHAHAHA /ditendang satu kecamatan/

.

Show! Show! Show! Let’s come to my SHOW!

[ https://beepbeepbaby.wordpress.com/ ]

Sincerely, IRISH.

139 tanggapan untuk “One and Only – Slice #15 — IRISH`s Story”

  1. untung si jhonny ‘kelepasan ngomong’ pas mrk lg lari dr kejaran heli itu ^.^ trus suka sm kjailan si yuta pas Bakery Lover mo kluar bntr itu 😀 wkt da eclipse tu cm nonton dr tv cz di langit jekardah kaga kliatan -_- cb beneran da alien/humanoids cem anak2 eksoh yg ‘nyasar/mampir’ ke bumi ya Rish 😀 indah’ny dunia, bertebar namja2 ganteng.. aduh.. confession’ny itu.. sudah sngt readers nanti2kan!! Akhr’ny.. 😀
    iih, itu si wendy dr kcl emang udah ga beres ya otak & kepribadian’ny =_=” dsr gesrek tuh org!! k.z.l bgt ma dy!!

  2. huwaaa papih chicago..aaaaaaahhh jangan senyum” gaje piiihhh…membuat daku tersepona pada pesenomamuu.ea
    amjaaay bayangin si chicago senyum bikin aing tambah klepek”
    wooah akhirny cabe ngungkapin juga perasaannya sama yerii…btw aku lebih suka hubungan mereka dibikin rumit” gt wkaka#ketawa evil…boar lebih greget gitu ada getir”nya dulu baru yg cuitcuit…

    1. XD papih chicago ini siapa? johnny yak? XD wkwkwkwkwkwk ya Allah iya akhirnya ada yang sehati sama aku yang suka nyiksa cast XD

  3. Ooooo, jadi gitu caranya. Semangat buat baekyeri cooocuittt.. akhirnya baek brani, itu semua karena kakak jhony. Iihh lucu deh liat kak jhony godain baekhyun.. Hahaha, mian ya kak, sebenernya mau kone dari tadi, tapi dari chap 8 *kayaknya sih* aku gak bisa ngepost komen kak, ke pending muluk, jadi aku coba komen paginya. Gak papa kan kak? Gak perlu di jawab semua kok, karena udah di jelasin di next chapternya.. Fighting kak lanjutin ffnya..

    1. XD gitu cara? cara apa ini XD wkwkwkwkw /efek lupa sama isi fanfiksi sendiri/ XD kwkwkwk
      BUAHAHAHA IYA SI JOHNNY DEMEN GODAIN ORANG YA XD KUSUKA XD

  4. Gw terlalu senang sampai lupa mau ngomong apa.
    Ayolah rish… Kenapa kau selalu membuat ff dengan kisah cinta yg rumit??. Dan darimana juga kau mendapatkan ide seperti ini???
    Wae?
    WAe?
    WAE??
    WAE?!!!

  5. Kak irish cepet di next dong kak ff nya;) udah gak sabar pengen baca yang chapter 17:’))) aku pengen liat kelanjutan yeri sama baekhyun:)) jenal dipercelat postnya:))) gomawo

  6. Kak irish cepet di next dong kak ff nya;) udqh gak sabar pengen baca yang chapter 17:’))) aku pengen liat kelanjutan yeri sama baekhyun:)) jenal dipercelat postnya:))) gomawo

  7. Kak irish,kau membuat kehidupan yeri menyedihkan.tapi nggak apa,dengan begitukan baek jadi ngungkapin perasaannya yang sebenernya…tapi juga,jangan buat yeri menjadi sara. Oke kak irish.??

    Pokoknya aku ngefans kak irish.

  8. Oemji baeeeek. Km udah gede ya nak sekarang. Betewe chapter ini banyak romance nya daripada cluenya (kuis kale clue) Gpp lah buat iklan, biar gk tegang terus gara2 mikir ujian kompre.

    Ini ff mau km bikin berapa chapter rish? Jangan banyak2, ntar skripsiku gak kelar2 😭😭😭😭

  9. yaamoun akhirnyaaaa baekhyunn rasanya pengen…. ihhh greget deh
    kenapa lama banget sih bilang kalo baekhyun jatuh cinta sama hyeri bener greget banget
    ditunggu selanjutnya irish
    hwaiting! ^^

  10. OMAYGAT KAK IRISHHHHHHH♡
    lama gak baca karya kak irish sekalinya nemu aku jatuh cinta lagiii :3
    aku baca maraton 15 slices dari jam 11 malem~_~v

    BAEKHYUN-YERI UNYU SEKALEE DISINI sampe senyum2 sendiri (untung bacanya dikamar -_-)
    bts DMS itu kayak kepribadian ganda gak sih ._.)?

    AYO SEMANGAT KA LANJUTIN FF NYA ♡ AKU TUNGGU DENGAN SETIA LAF LAF

    1. OMAYGAT XD salah apa ff ku sampe bisa bikin orang jatuh cinta? XD wkwkwkwkwk jangan marathon ntar sakit mata loh XD wkwkwkwkw thanks yaa

  11. OMG…. Chap ini paling sweet bagi ku… Bahkan orang2(?) yang baru pertama melihat Baek-Yeri aja paham kalo mereka saling jatuh cinta.. astagah… tp Baek butuh beberapa chap buat menyadari feelnya(?) sendiri. Irish sang penulis bener2 smart ya mainkan emosi reader. hahahaha 😀
    Humanoid itu bagai manusia setengah robot. bukan robot sepenuhnya. Begitu kan??

    Btw.. Qsuka sama poster barunya. KEREN ABIS!!!!

  12. Kan !!!T.T

    Udh ketinggalan banyak banget :” tapi dibandingkan yg kajima ff ini lebih menenangkan hati :v KARENA MOMENNYA LEBIH BANYAK BHAKK :V

    Walaupun..
    Yaa…
    Gitu..
    Sama sama greget…

    AAA -_- penyakit apaan lagi itu kakk~ unik bangettt…. rumit banget hidup cast2nya :v kak Irish baik dehh

Tinggalkan Balasan ke yuiah Batalkan balasan