[EXOFFI FREELANCE] (Summer : Mirage) Begin Again – Chapter 4

summer.jpg

[Summer: Mirage] Chapter 4 – Begin Again

 

Author                  : Muftonatul Aulia & Hanifah Harahap

Genre                   : Romantic, Friendzone, Memories, Angst, Drama

Length                  : Multichapter

Rating                   : General

Main Cast            :

  1. Park Chanyeol (21 th)
  2. Byun Baekhan(OC) (21 th)
  3. Byun Baekhyun (20 th)
  4. Oh Sehun (21 th)

Credit Poster: Gyuskaups@ Indo Fanfictions Arts
PLEASE, NO PLAGIAT! THIS STORY IS REAL FROM OUR MIND

DON’T BE A SIDERS GUYS

Fanfic ini juga kami publish di blog pribadi kami parkjunjinchanchan.blogspot.co.id

Previous Chapter:

Chapter 1 | Chapter 2 | Chapter 3

 


 

Chanyeol duduk di sofa kamar Baekhan dan Baekhyun yang terkesan lembut dengan warna-warna pastel. Baekhyun menghempaskan badannya dan duduk di sampingnya sementara Baekhan duduk di kursi setengah bola miliknya.

“Kurasa aku mulai menyukai kamar ini,” kata Chanyeol sambil melihat-lihat isi kamar. Ya, warnanya yang lembut pastilah memikat hati banyak orang. Baekhan tersenyum memandangi adiknya yang benar-benar pandai men-desaign kamar.

“Kau bisa meminta bantuan Baekhyun jika kau ingin melakukan re-design kamarmu,” ujar Baekhan dengan sungguh-sungguh. Baekhyun yang mendengarnya hanya mengernyitkan dahi.

Chanyeol tertawa kecil. “Sayangnya Baekhyun tak akan pernah mau ke rumahku lagi. Ya, ‘kan?” kata Chanyeol pada Baekhyun yang sedang menyenderkan punggungnya dengan malas-malasan.

“Entahlah,” jawab Baekhyun cepat “Aku akan ke bawah sebentar”

Baekhyun bangkit dari sofa dan meninggalkan Chanyeol dan Baekhan di kamar. Baekhan memeluk bantal sofa erat-erat ketika Baekhyun menutup pintu kamar. Apa yang harus ia lakukan sekarang? Baekhan memainkan jari-jarinya yang lentik dan berusaha untuk tidak melihat wajah tampan Chanyeol.

Chanyeol mengeluarkan handphone-nya dan memainkannya sebentar.

“Baekhan.”

Baekhan menoleh pada Chanyeol dengan perasaan tak yakin.

Lelaki itu berdiri dan mengedarkan pandangannya pada isi kamar. “Aku akan pulang, bisakah kau mengantarku ke depan?”

Baekhan mengangguk dan berjalan keluar kamar diikuti oleh Chanyeol. Mereka berpapasan dengan Baekhyun ketika akan menuruni anak tangga.

Hyung, apa kau akan pulang?” tanya Baekhyun sambil menggaruk kepalanya.

“Ya. Lagipula ini sudah malam,” jawab Chanyeol. “Woonnie pasti menungguku dengan risau. Dia takut kalau di rumah sendirian.”

“Oh, baiklah,” kata Baekhyun sambil memperhatikan Baekhan dan Chanyeol. Sepertinya ia mengerti jika Baekhan akan mengantarkan Chanyeol ke depan. Baekhyun lalu berjalan menaiki tangga dan masuk ke dalam kamar.

Sampainya di halaman depan rumah keluarga Byun yang luas, Chanyeol mengeluarkan kunci mobil dan sedikit memainkannya. Baekhan memegangi lengannya sambil melihat ke arah mobil Chanyeol yang terparkir rapi.

“Baekhan, a.. apa kau berpacaran dengan Oh Sehun?” tanya Chanyeol dengan nada serius. Matanya memandang Baekhan dengan lekat.

Baekhan menundukan pandangannya. Pertanyaan Chanyeol benar-benar membuat dadanya begitu sesak sekarang.

“Chanyeol, aku menyukaimu sejak SMA. Itulah alasanku kenapa setiap kali kau datang ke sini, aku selalu berada di dalam kamarku,” kata Baekhan sambil melangkah mendekati Chanyeol yang ada di hadapannya. Mata Chanyeol membulat ketika gadis itu menjawab pertanyaannnya.

“Tapi, aku tak yakin pada hatiku sendiri. Sehun selalu ada bersamaku dan sepertinya aku terjebak di antara kalian berdua.” Baekhan menghela napas dan tertawa getir.

“Ada kalanya aku menyesal karena telah menyukaimu. Tapi aku tak pernah menyesal telah mengenal Sehun,” katanya mengalihkan pandangan. “Dan sebenarnya.. Sehun sudah menyatakan perasaannya padaku beberapa waktu yang lalu. Dengan kondisi seperti ini, aku bertanya pada diriku sendiri apa yang harus aku lakukan? Apakah aku harus melupakanmu? Atau aku harus melanjutkan perasaanku padamu? Tapi, bukankah itu artinya aku menyakiti Sehun? Bukankah itu artinya aku egois dengan hanya memikirkan perasaanku sendiri secara sepihak?”

Chanyeol tersenyum pahit mendengar jawaban gadis itu.

“Aku tahu kau tak punya perasaan padaku, ‘kan? Kau menjadi dekat denganku hanya karena aku adalah nuna-nya Baekhyun. Aku harap kau tak memiliki perasaan sepertiku sehingga aku bisa melupakanmu karena―” Gadis itu menghela napasnya dalam-dalam, seperti itu adalah napas terakhir miliknya.

“Karena aku benar-benar mulai mempertimbangkan perasaan Sehun! Padahal, aku ingin bersahabat dengannya hingga kami menuju jalan kami masing-masing. Tapi aku sadar bahwa lelaki dan wanita tak akan pernah bisa jadi sepasang sahabat sejati, salah satu di antara mereka pasti ada yang menyimpan sebuah perasaan..”

Chanyeol diam di tempatnya dan seperti terpaku di tanah itu. Keringat dingin membasahi dahinya.

Bahwa lelaki dan wanita tak akan pernah bisa jadi sepasang sahabat sejati, salah satu di antara mereka pasti ada yang menyimpan sebuah perasaan..

A, apa maksudmu?

Tolong mengertilah kalau aku mencintai Oh Sehun. Aku bersamamu hanya untuk dekat dengannya, Chanyeol. Apa kau tak menyadarinya?

Tanpa sadar, Chanyeol menarik tangan Baekhan dan mendekapnya erat.

Jangan. Setelah tiga tahun bergulir seperti sebuah mesin, aku tak ingin sebuah masa lalu terulang lagi di tempat ini.

Aku tak ingin menjadi yang dikhianati dan mengkhianati lagi. Aku tak ingin melukai orang-orang yang selalu ada bersamaku, sahabatku satu-satunya lagi.

Ya, Park Chanyeol! Kamu kenapa?” Baekhan mencoba sedikit melepaskan pelukan Chanyeol yang erat itu. Tapi, badannya yang mungil itu tentu kalah dengan tangan Chanyeol yang kokoh.

Baekhan memandang sekelilingnya dengan mata yang sayu.

Sementara di balik balkon, Baekhyun yang sedang tiarap demi melihat mereka berdua membekap mulutnya kuat-kuat sambil mengarahkan kamera handphone-nya pada Baekhan dan Chanyeol.

~OoOo~

Sehun menunggu Baekhan di dalam mobilnya sambil mendengarkan sebuah lagu jazz yang sangat ia hapal. Mulutnya komat-kamit mengikuti alunan lagu dan suara si penyanyi dengan improvisasi yang sangat baik.

Lelaki berumur 21 tahun itu menoleh ketika seorang gadis dengan rambut sepunggung membuka pintu mobil dengan tergesa-gesa. “Apa kau sudah lama menungguku?” tanya Baekhan sesaat setelah ia duduk di sebelah Sehun.

Aniya. Aku bisa menunggu lama,jawab Sehun seraya memegang kemudi mobil dan bersiap memacunya. Sehun melirik ke kaca spion-nya.

Aku bisa menunggu lama..

“Oh.. mian. Tadi Baekhyun memintaku untuk menemaninya makan” jawab Baekhan berterus-terang dengan cowok jangkung itu. Sehun memundurkan mobilnya dan memacunya dengan kecepatan sedang.

“Dan kau bersama Chanyeol tadi?” tanya Sehun.

Ani” jawab Baekhan dengan dadanya yang sesak karena lelaki itu menyebutkan nama seseorang yang benar-benar ingin ia hapus dari hatinya.

“Sebenarnya ia berkunjung ke rumahku tadi malam dan menurutku dia sedikit bertingkah aneh. Hari ini, aku tak melihatnya di manapun. Baekhyun juga menanyakan Chanyeol padaku tadi,” sambung Baekhan. Ia tak mungkin mengatakan kepada Sehun apa yang terjadi antara dirinya dan Chanyeol tadi malam.

Ekspresi Sehun sedikit berubah. Apa sesuatu terjadi pada Chanyeol?

                “Ah, iya. Kita akan pergi kemana? Kau tak memberitahuku kemarin,”

Mozaik Caffe..” jawab Sehun sambil menoleh ke arah Baekhan.

Sehun lalu mengalihkan pandangannya pada jalanan kota Seoul yang rapi. Wajahnya seperti disepuh emas oleh sinar matahari sore hari. Baekhan menyipitkan matanya yang bulat. Sudah tiga tahun lebih ia menjalin hubungan persahabatan yang harmoni bersama Sehun. Ia mengerti bahwa Sehun memiliki perasaan pada dirinya dan ia mulai mempertimbangkan perasaan Sehun sepenuhnya.

Sehun, aku akan mulai menyukaimu sekarang. Jadi, kau tak perlu menghapus perasaanmu padaku seperti aku pada Chanyeol..’

 

Yixing sedang mengelus gitarnya ketika Baekhan membuka pintu caffe. Di belakangnya, Sehun berjalan dengan tegap. Yixing tersenyum dan melambaikan tangannya pada gadis periang itu.

“Baekhan!” sapa Yixing.

“Oh? Zhang Yixing!” kata Baekhan seraya berlari kecil menuju lelaki itu. Baekhan menarik kursi dan duduk tepat di depan Yixing. Ia melipat tangannya di atas meja seperti anak TK. Wajahnya benar-benar gembira melihat Yixing kini berada di depannya.

“Aku benar-benar merindukanmu. Bagaimana bisa kau melupakanku? Kau bahkan tidak pernah lagi menghubungiku,” protes Baekhan.

Yixing tersenyum kecil dan melihat Sehun yang baru saja duduk di sebelah Baekhan.

“Aku kehilangan semua kontak kalian saat aku liburan ke USA. Handphone-ku hilang entah kemana saat aku naik bus di sana,” jawab Yixing sambil terkekeh pelan. Ia ingat betapa cerobohnya ia waktu itu.

“Kau kuliah dimana?”

Yonsei Univesity,” jawab Yixing. “Apa kalian sudah berjanji untuk masuk jurusan Business Management di Seoul University?” sambung Yixing sambil menggoda Sehun.

Tentu Yixing tahu bahwa Sehun sangat ingin masuk jurusan seni. Tapi karena gadis itu memilih jurusan Business Management, akhirnya ia juga masuk ke sana demi bisa berangkat dan mengerjakan tugas bersama dengan Baekhan.

Aniya. Ini kebetulan saja,” jawab Baekhan cepat.

Baekhan baru menyadari bahwa ada tiga buah kursi kosong di meja ini. Baru saja ia akan bertanya pada Yixing, tiga orang lelaki muncul dari bagian dalam caffe dan duduk di hadapannya.

“Junmyeon? Ya, kau Junmyeon kan?” kata Baekhan dengan antusias ketika mendapati seorang lelaki dengan rambut hitam duduk di sebelah Sehun.

“Byun Baekhan, sudah lama tidak bertemu, ya? Wah.. kau semakin cantik sekarang. Pasti banyak yang suka denganmu” ujar Junmyeon seraya melirik ke arah Sehun.

“Hei kenapa kau memandangku seperti itu?” protes Sehun pada Junmyeon.

Baekhan terkekeh kecil mendengar perkataan Sehun tersebut. Ia melihat dua orang namja yang duduk di sebelahnya. Baekhan sedikit terkejut dengan kehadiran seorang namja yang duduk di samping Yixing dengan rambut seperti orang yang baru saja terkena setruman listrik yang dahsyat. Meskipun demikian, dia tampan.

“Jadi ini yang namanya Baekhan?” tanya namja berambut aneh tersebut.

Baekhan tersenyum kikuk dibuatnya. “Ne. Maaf, kau siapa?”

“Kim Jongin. Teman kuliah Yixing,” jawabnya sambil tersenyum lebar.

“Oh ya? Salam kenal, ya..” Baekhan tersenyum pada Jongin yang sedang memegangi rambutnya yang aneh.

Sehun melirik ke arah Kyungsoo yang sedang memainkan handphone-nya dengan tenang.

“Aku baru tahu kalau seorang calon dokter Seoul University ada yang jadi anggota band,” kata Sehun pada Kyungsoo dengan nada bercanda. Yixing sedikit tertawa mendengar perkataan Sehun.

“Kau calon dokter? Wah, aku ingin sekali masuk kedokteran dari dulu. Tapi, nilaiku tak memenuhi standar yang mereka tentukan. HAHAHA!” kata Baekhan antusias.

Baekhan melirik Sehun. “Sehun, kenapa kau tak masuk kedokteran? Kau kan pintar dalam pelajaran biologi,”

Sehun memutar bola matanya, mencari jawaban yang tepat untuk pertanyaan semacam itu. Yixing menunggu jawaban Sehun dengan ekspresi penasaran.

Apa yang akan Sehun katakan untuk menutupi kebohongannya masuk ke jurusan Business Management karena suka dan minat? Ya, Sehun tak menyukai pelajaran yang berhubungan dengan bisnis dan semua yang berhubungan dengan ekonomi, tapi untungnya ia memiliki otak yang cerdas sehingga bisa menyesuaikan dirinya. Mungkin akhir-akhir ini lelaki itu mulai menyukainya.

“Aku tak menyukai ilmu kedokteran,” jawab Sehun singkat.

“Oh, ya? Padahal kupikir kau akan tampak keren jika menggunakan jas dokter,” kata Baekhan berterus terang sambil membayangkan betapa kerennya Sehun mengenakan jas dokter dan berjalan dengan tegap di rumah sakit ternama. Baekhan berani taruhan kalau seandainya Sehun menjadi seorang dokter, maka rumah sakit akan penuh dengan pasien yeoja.

                “Baekhan-nuna. Kau tak mengingatku?” tanya Kyungsoo penasaran. Dengan mata bulatnya, Kyungsoo menunjukkan ekspresinya yang seperti anak kecil. Benar-benar lucu. Rasanya Baekhan ingin meremas wajah Kyungsoo itu.

Baekhan menggeleng pelan. Ia benar-benar tak mengingat calon dokter yang tampan ini. Oh, mungkin dia seumuran dengan Baekhyun.

“Aku Do Kyungsoo. Teman sekelas Baekhyun saat SMA tingkat 2. Kami juga mengikuti klub musik waktu SMA. Baekhyun sering memintaku datang ke rumah untuk mengajarinya beberapa pelajaran. Kami juga sering berlatih musik di ruang musik rumah kalian bersama Chanyeol hyung,” kata Kyungsoo menjelaskan dengan panjang lebar dengan wajahnya yang polos dan terkesan pendiam itu.

Baekhyun berpikir sejenak.  Mencoba mengingat semua namja yang pernah datang berkunjung ke rumahnya.  Terkadang ia bertanya mom-nya makan apa saat mengandungnya sehingga melahirkan seorang gadis yang pelupa?

“Oh! Do Kyungsoo yang itu!!” kata Baekhan ketika sudah merasa yakin akan ingatannya tentang Kyungsoo. “Yang belajar dengan Baekhyun di ruang perpustakaan rumah, ‘kan?”

Kyungsoo mengangguk pelan dan tersenyum tipis. “Ternyata nuna bukan seorang pelupa berat yang sering Baekhyun ceritakan,”

Hei, kenapa semua orang tahu tentang dirinya? Baekhan benar-benar menyumpah Baekhyun yang selalu saja menceritakan dirinya kepada teman-temannya.

“Baekhyun pernah bilang kalau nuna orang yang menyebalkan, ingin menang sendiri, pelupa, suka menendangnya, mudah marah, sensitif dan masih banyak lagi..” sambung Kyungsoo.

Baekhyun benar-benar seperti yeoja penggosip..

Junmyeon melirik ke arah panggung caffe yang kosong dan mulai menyadari suatu hal. “Sehun, kau bilang Baekhan akan menyanyi di sini kan?” tanya Junmyeon.

Ne,” jawab Sehun.

“Baiklah, Baekhan. Kau akan mengisi caffe ini kan hari ini?” tanya Junmyeon pada gadis itu. Baekhan menganggukkan kepala ke depan dan ke belakang mengikuti irama lagu Uptown Funk yang diputar pelan di caffe yang mulai penuh ini.

“Benarkah aku boleh menyanyi di sini?”

Junmyeon mengangguk pelan.

Baekhan berdiri dan berjalan menuju panggung caffe itu dengan hati yang senang, Sehun menarik tangan Baekhan dengan tangan kanannya. “Tentu tak sendiri,” kata Sehun sambil berdiri dan menuntun gadis itu menaiki panggung caffe.

Sehun meraih gitar dan duduk memangkunya dengan tenang. Ia sedikit memetik senarnya dengan nada lembut. Baekhan meraih microphone yang berdiri tegak dengan tiang penyangganya.

“Cobalah menyanyikan lagu yang lembut. Mereka pasti akan suka, suaramu juga lebih cocok dengan lagu-lagu seperti itu” kata Sehun.

“Bagaimana kalau Taylor Swift – Begin Again? Kita sering berlatih lagu itu kan?tanya Baekhan. Ia duduk di sebelah Sehun dan memutar kursinya ke arah Sehun.

“Pilihan yang bagus,” kata Sehun “Perlukah kita seorang pianis?”

Aniya. Aku hanya ingin berdua denganmu,” jawab Baekhan sambil tersenyum. Sehun sedikit tercengang dengan jawaban gadis itu. Sejak kapan Baekhan mulai mengatakan hal-hal seperti itu?

“Kita mulai?” Baekhan menggenggam microphone dengan jarinya.

Sehun tersenyum. Cowok itu membenarkan posisi microphone yang berdiri di depannya dan mulai memainkan gitarnya.

Took a deep breath in the mirror. He didn’t like it when i wore high heels but i do…

Turn the lock and put my headphones on. He always said he didn’t get this song but i do, i do..

Walked in expecting you’d be late but you got here early and you stand and wait, i walk to you..

You pull my chair out and help me in. You don’t know how nice that is, but i do..

And you throw your head back laughing like a little kid..

 I think it’s strange that you think i’m funny ‘cause he never did..

I’ve been spending the last 8 months thinking all love ever does

Break and Burn and End

But on Wednesday in the caffe, i watched it begin again…

 

Kim Jongin melonjak dari kursinya dan bertepuk tangan kuat-kuat ketika Baekhan dan Sehun mengakhiri lagu mereka dengan sangat lembut.

Ya, ada apa denganmu Jongin?!” teriak Kyungsoo melihat Jongin yang heboh sendiri di dalam caffe ini.  Kyungsoo menggeserkan gelasnya yang hampir saja tersenggol Jongin.

Jongin duduk dan tersipu malu. Ia meneguk minuman dinginnya yang disediakan oleh Yixing beberapa menit lalu.

“Ternyata bukan hanya rambutmu yang aneh, tingkah lakumu juga aneh!” celetuk Junmyeonun.

Ya! Ini adalah new style!” protes Jongin sambil mengelus rambut sampingnya dengan pelan

New style? Rambutmu itu sangat berantakan. Rasanya aku ingin membereskannya dengan cepat dan rapi,” kata Kyungsoo.

Baekhan meraih gelas yang sudah disediakan Yixing ketika sampai di meja. Hari ini benar-benar panas, padahal ia hanya memakai kemeja tipis dan rok di atas lutut. Baekhan kembali melihat Sehun yang duduk dengan tenang.

Ya, Baekhan! Daebak.. suaramu benar-benar bagus” Jongin mengacungkan dua jempolnya pada Baekhan.

Baekhan tersenyum kecil. “Sehun tidak dipuji, nih? Padahal permainan gitarnya sempurna sekali,”

Sehun yang sedang meminum minumannya tersedak dan batuk dengan hebat. Sehun menepuk-nepuk meja dengan tangan kanannya. Baekhan tertawa sejadi-jadinya seraya menepuk pundak Sehun dengan lembut.

Ya, ada apa denganmu Sehun?” tanya Baekhan tak henti-hentinya tertawa.

Sehun melihat ke arah Baekhan. Ia benar-benar tak habis pikir dengan gadis itu hari ini. Mendadak, gadis itu melontarkan berbagai pujian pada dirinya. Baekhan yang ia kenal adalah gadis yang paling enggan memuji dirinya yang tampan dan keren itu.

“Oh, Sehun!Mukamu memerah! Apa kau malu habis dipuji oleh gadis yang cantik ini?” celetuk Jongin seraya menunjuk wajah Sehun.

Baekhan memperhatikan wajah Sehun dan itu sungguh membuat wajah Sehun semakin memanas.

“Sehun, kau harus mengontrol ekspresi wajahmu dengan baik..” ujar Junmyeon terkekeh.

Ya. Ayo masuk ke dalam!” ajak Yixing dengan ekspresi meyakinkan.

-TBC-

Next Chapter

.

.

Bibirnya bergetar hebat menyebut nama orang itu.

“Dear

.

.

.

.

“Ya, Baekhyunnie! Kau dengar aku?”

.

.

.

.

Chanyeol tengah merangkul seorang gadis yang sedang memegang bunga mawar.

.

.

.

.

“Tolong beritahu Park Chanyeol kalau aku mencarinya,”

34 tanggapan untuk “[EXOFFI FREELANCE] (Summer : Mirage) Begin Again – Chapter 4”

  1. Ntah kenapa malah dukung Baekhan sama Sehun… mana Baekhan nya muji-muji Sehun mulu :v kan Sehun jadi merona malu :v kkkk

  2. Aahh bingung mau coment apa? Tpi entah knpa aku ngedukung.a Baekhan sama sehun bersatu, jdi pecahnya hub Sehun Chanyeol gara” cewe? Ada ya cewe kya gtu hufhuf. Next ya eon

  3. For the second time setelah yg pertama kalinya aku comment di chapter pertama. Aku. Suka. Banget. Di antara sekian lagu taylor swift dan yas begin again emang cocok banget buat mereka. Pliss siapapun, buat sehun sama baekhan aja:( lucu sih padahal aku tau cast utamanya chanyeol hehe, tapi they deserve to be a couple after a long time sama – sama nyakitin diri sendiri karna cinta sebelah tangan. Chanyeol-nya nanti sama aku aja wkwk, aku pengen tau dong Baekhyun-Sehun disini gimana? Apa mereka juga jadi rival karna Baek temenan sama Chan?

    1. berharapnya sih author yang dipeluk 😀 /ditimpukreaders/
      wait for next chapt ya ❤ /tebarcium/ /pelukteletabis/

Tinggalkan Balasan ke Seulbyul30 Batalkan balasan