Always Beside You (Chapter 7)

always-beside-you-poster_2

Title : Always Beside You (Chapter 7)

Author : @XOXO_fanK/  @HunWoo27

Main Cast : Oh Sehun

 Luhan

 Lee Yoo Ra (OC)

Support Cast : EXO

Length : Chaptered

Rating : PG

Genre : Fluff, Romance, Sad

Disclaimer : Story and plot in this fanfic originaly made by me. Sehun is MINE.

Author’s note : I’ll be waiting for your comment readers because I’m a newbie, write a short message like “author semangat/ next thor” better than you leave comment box empty. One comment = One Support for author. Don’t be a plagiator guys. Thank you ❤

Author mau minta maaf kalau updatenya lama karena terkadang inspirasi menghilang begitu saja dan juga kemarin-kemarin author sibuk dengan tugas-tugas kuliah, karena sekarang libur author akan bekerja keras untuk menyelesaikan FF ini. Kalau ada silent reader disini, sepertinya author berencana untuk part terakhir akan author password dan reader yang comment di 7 chapter yang berhak dapet passwordnya. Tetapi ini baru rencana saja ☺ di blog ini baca gratis, ga perlu ngeluarin uang untuk tulisan-tulisan author yang dibuat dengan sepenuh hati, alangkah baiknya kita menghargai dengan comment dan memberi semangat untuk author2 disini.

Thank you so much to Art Fantasy (mxlennx) artfantasy1st.wordpresss.com for a good poster 🙂

Happy Reading !!

***

Yoo Ra langsung mengeluarkan buku dari tasnya setelah Sehun menutup pintu mobilnya dan menaruh kursi roda Yoo Ra di bagasi.

Sehun membuang nafasnya dengan berat, Yoo Ra menoleh ke arah pandangan Sehun. Di luar Jiyeon sedang melambai-lambaikan tangannya, menghalangi mobil Sehun yang hendak melaju.

Sehun menurunkan kaca mobilnya, gadis itu berlari menghampiri Sehun “Aku ingin menumpang sampai lampu merah, bolehkah?”

Sehun menoleh ke arah Yoo Ra, Yoo Ra hanya mengangkat bahunya lalu kembali focus dengan buku yang di pegangnya. “Masuklah” Sehun mengijinkan gadis itu menumpang hingga lampu merah.

“Omong-omong, apa hubungan kalian berdua? Ku dengar dari pertama kali Yoo Ra masuk sekolah, Yoo Ra datang bersamamu”

Sehun diam, ia hanya focus dengan jalanan, sebetulnya ia malas menanggapi gadis yang sedang duduk di bangku belakang mobilnya.

“Aku tinggal di rumah Sehun, orang tuaku berteman dengan appa Sehun, aku tinggal di rumahnya sampai oppa-ku dimutasi ke Seoul” Yoo Ra berbicara dengan santainya tanpa melepaskan pandangannya dari bukunya.

Jiyeon tersenyum mendengar penuturan Yoo Ra “Yoo Ra, bagaimana keadaan keluarga Jong In? kau masih sering menghubungi mereka?”

Yoo Ra kini menghentikan aktivitasnya, ia mengepalkan tangannya, kehadiran Jiyeon benar-benar merusak konsentrasi belajarnya “Itu bukan urusanmu” Jawab Yoo Ra singkat.

“Sepertinya kau masih belum melupakannya? Atau kau sudah melupakannya dan mencoba membidik lelaki lain?” Jiyeon menunjukkan senyum menyebalkannya sambil melihat spion mobil Sehun.

“Ku bilang itu bukan urusanmu” Yoo Ra mulai kesal dengan Jiyeon.

“Baiklah, itu memang bukan urusanku, aku hanya ingin tahu”

Sehun menepikan mobilnya ketika sudah sampai di lampu merah yang dimaksud Jiyeon. “Ah sudah sampai rupanya” Jiyeon memegang pundak Sehun dan menyondongkan badannya “Gomawo, Sehun”

Sehun segera menginjak pedal gas mobilnya ketika Jiyeon turun dari mobilnya “Haruskah kau belajar juga ketika sedang di dalam mobil?”

“Aku hanya membaca beberapa materi sejarah korea, aku takut tidak sempat membacanya nanti. Materi kimia, ada tiga bab lagi yang belum aku pelajari” Yoo Ra menarik nafasnya dalam.

“Masih ada hari minggu, aku akan membantumu”

Yoo Ra tersenyum mendengar pernyataan Sehun, walaupun ia berbicara dengan nada dinginnya tetapi ia senang dengan sikap Sehun yang baik padanya.

***

“Sehun, aku sudah menyelesaikannya” Yoo Ra menggeser buku tulisnya ke arah Sehun dan terkejut melihat Sehun yang sudah terlelap. Yoo Ra tidak membangunkan Sehun karena ia berfikir Sehun pasti kelelahan dan lagi besok mereka akan memulai ujian mereka.

Yoo Ra kembali menatap wajah Sehun, mimik wajahnya yang dingin hilang ketika ia sedang tertidur. Yoo Ra mulai merasa berdebar ketika ia menatap wajah Sehun lebih cermat, Yoo Ra segera sadar dari lamunannya dan membereskan bukunya. Ia kembali menatap Sehun, tidak mungkin Yoo Ra membiarkan Sehun tertidur dengan posisi seperti ini, badannya bisa sakit.

Yoo Ra menggerakkan tangannya hendak membangunkan Sehun “noona” Sehun bergumam pelan sambil sedikit menggeser kepalanya, tetapi ia tidak terbangun. Tangan Yoo Ra melayang di udara, ia mengurungkan niatnya membangunkan Sehun, Sehun sedang bermimpi – bermimpi tentang Seo Yeong.

***

Yoo Ra membuka matanya dan melihat jam masih menunjukkan pukul 12 malam. Ia menggigit bibirnya dan mencoba berpindah ke kursi rodanya. Ia merasa tidak tenang, ia takut Sehun masih tidur dengan posisi duduk di meja belajar.

Yoo Ra membuka kamar Sehun dengan perlahan dan ia mendapati Sehun masih terlelap di atas meja belajar.

“Sehun, Sehun, irona” Yoo Ra sedikit mengguncang tubuh Sehun. Sehun bergerak dan mulai mengangkat tubuhnya.

Sehun mengucek matanya “Kau sudah menyelesaikan soalnya?” Sehun membuka matanya menatap Yoo Ra.

Ne, kau harus pindah ke ranjangmu, badanmu bisa sakit” Yoo Ra segera memutar kursi rodanya dan pergi meninggalkan Sehun. Ia pikir ada yang tidak beres dengannya, lagi-lagi ia berdebar hanya karena ia melihat Sehun yang baru saja bangun dari tidurnya.

***

Luhan menyejajarkan tubuhnya dengan Yoo Ra, ia mengacak poni Yoo Ra gemas “Kau siap ujian hari ini?”

Ne oppa” Yoo Ra tersenyum simpul pada Luhan. Yoo Ra tidak yakin kenapa hal ini terjadi, hanya saja detakan jantung yang berlebihan itu kini tidak pernah lagi muncul ketika Yoo Ra berhadapan dengan Luhan.

Sehun berjalan mendahului Yoo Ra dan Luhan. Luhan mendorong kursi roda Yoo Ra dan membantu Yoo Ra masuk ke dalam mobil Sehun.

“Bisakah kau berhenti memasang wajah seperti itu?” Sehun berbicara seraya  menyalakan mesin mobilnya “Sebegitu bahagianya kah kau mendapat semangat dari hyung?” Sehun menginjak pedal gas dan melajukan mobilnya keluar dari pekarangan rumahnya.

Yoo Ra menundukkan kepalanya “Aku sudah bilang aku akan berusaha melepaskan perasaanku pada Luhan oppa

“Benarkan?” Sehun menatap jalanan dengan focus.

“Bukankah itu maumu?”

“Hey! Baiklah, aku minta maaf soal sikapku beberapa waktu lalu. Tentang perasaan, kau akan sulit mengontrolnya”

Betul sekali Sehun, termasuk perasaanmu pada Seo Yeong eonni, Yoo Ra bergumam dalam hati sambil mengingat bagaimana Sehun semalam bermimpi tentang Seo Yeong.

***

Yoo Ra mengeluarkan kotak pensil dan mempersiapkan peralatan yang ia akan gunakan untuk ujian, Yoo Ra sedikit tegang karena hanya satu minggu saja persiapan untuk ujiannya kali ini. Yoo Ra menaruh kotak pensilnya ke dalam laci dan terkejut melihat apa yang ada dalam lacinya.

“Ada apa Yoo Ra?” Chanyeol menghampiri Yoo Ra yang membeku sambil menatap isi laci mejanya.

Igeo?” Yoo Ra meneteskan airmatanya, ia tidak menyangka ada orang yang berbuat sejahat ini padanya.

Chanyeol membelalakkan matanya ketika melihat ponsel Yoo Ra yang dirampas oleh seseorang yang mengerjai Yoo Ra ada dalam satu plastik dengan bangkai tikus yang berlumuran darah.

“Ini sebuah terror, kita tidak bisa membiarkan ini” Chanyeol berbicara dengan nada tinggi membuat Baekhyun, Na Ra dan Doo Ri yang sedang belajar dengan Sehun menoleh menatap Chanyeol.

Na Ra menghampiri Chanyeol dan melihat isi laci Yoo Ra “Kita harus benar-benar melaporkan ini pada komite sekolah” Na Ra hendak berjalan tetapi tangannya ditahan oleh Yoo Ra.

“Sudahlah Na Ra, nanti saja setelah ujian. Kau focus saja dengan ujianmu Na Ra” Yoo Ra menutup kembali lacinya.

***

Baekhyun mendorong kursi roda Yoo Ra dengan pelan sambil berjalan menyusuri koridor bersama dengan teman-temannya.

“Sepertinya orang itu sudah merencanakan terror yang ia lakukan padamu Yoo Ra” Chanyeol mengacak rambutnya sedikit frustasi setelah melaporkan kejadian bangkai tikus di laci Yoo Ra tadi pagi, Chanyeol merasa kesal karena pelaku menggunakan hoodie dan topi sehingga tidak terlihat wajah pelaku saat mereka memastikannya di tayangan CCTV. Ditambah lagi orang itu sangat cerdik, setelah melakukan hal itu ia tidak masuk ke toilet ataupun ke dalam ruangan kelas, ia pergi meninggalkan sekolah sehingga ia benar-benar tidak bisa di lacak.

“Bahkan dia datang pagi-pagi buta, apa kau mencurigai seseorang Yoo Ra?” Na Ra menoleh melihat mimik wajah Yoo Ra yang terlihat masam, Yoo Ra hanya menggeleng menjawab pertanyaan dari Na Ra.

***

Sehun melirik wajah Yoo Ra yang tidak bergairah, Sehun sedikit iba melihat keadaan Yoo Ra “Ice cream akan membantu memperbaiki mood, bagaimana kalau kita mampir di kedai ice cream terlebih dahulu?”

Emm” Yoo Ra mengangguk pelan merespon ajakan Sehun.

Sehun menepikan mobilnya di salah satu kedai ice cream, dengan sigap Sehun turun dan segera berlari ke arah bagasi untuk mengambil kursi roda Yoo Ra.

Yoo Ra menatap Sehun dengan debaran jantungnya yang tidak normal, Sehun membantu Yoo Ra berpindah ke kursi rodanya, membuat tubuh mereka dalam posisi yang sangat dekat sehingga Yoo Ra dapat mencium wangi farfum yang digunakan Sehun.

Sehun mendorong kursi roda Yoo Ra ke meja yang paling dekat dengan pintu kedai itu. “Kau pilihlah ice cream yang kau suka, aku akan membayarnya”. Yoo Ra mengangguk pelan sambil menatap deretan menu yang ada di genggamannya.

Sehun melambaikan tangannya pada pelayan yang berdiri diujung ruangan. “Satu chocolate and vanilla cheese ice cream

“Aku ingin vanilla and matcha ice cream with chocochip toping” Yoo Ra tersenyum pada pelayan itu.

Ponsel Sehun berdering, matanya sedikit membulat ketika melihat layar ponselnya. Sehun berdiri dan sedikit menjauh ketika ia mengangkat panggilan dari seseorang yang tidak diketahui Yoo Ra.

“Yoo Ra, tunggu sebentar, ada sesuatu yang perlu ku urus” Sehun segera menyambar kunci mobilnya “Kau tunggu disini, aku akan segera kembali” Sehun pergi sebelum Yoo Ra dapat bertanya kemana perginya Sehun.

***

Yoo Ra melihat jam tangan yang melingkar di tangannya, sudah hampir dua jam ia menunggu namun Sehun tak kunjung datang. Meja-meja di sekitar Yoo Ra sudah beberapa kali berganti pengungjung tetapi Yoo Ra masih saja duduk sambil membaca bukunya.

Yoo Ra menatap ice cream Sehun yang sepenuhnya sudah mencair, akhirnya ia memutuskan untuk menghubungi Sehun karena hari hampir sore dan Yoo Ra sudah sedikit bosan duduk di tempat itu.

Yeobseo?” Yoo Ra bersuara ketika ia sudah terhubung dengan Sehun.

“Yoo Ra? Astaga maafkan aku, aku akan menelepon taxi, kau pulang menggunakan taxi saja, ne?” Sehun tidak membiarkan Yoo Ra bertanya dimana ia sekarang, apa yang sedang ia lakukan?

Ne” Setelah Yoo Ra menjawab Sehun langsung memutuskan panggilannya dengan Yoo Ra. Yoo Ra mengangkat tangannya untuk memanggil pelayan, mengeluarkan sejumlah uang dan membayar ice cream yang telah ia dan Sehun pesan.

***

Yoo Ra terbangun dari tidurnya dengan kepala yang sedikit pusing, banyak kejadian yang terjadi hari ini, ia melihat jam yang bertengger di dinding kamarnya sudah menunjukkan pukul 7 malam. Setelah Yoo Ra sampai di rumah ia langsung tidur karena pikirannya terus memburu memikirkan Sehun.

Terdengar ketukan pintu dari luar yang membuat Yoo Ra terbangun dari lamunannya. “Masuklah” Yoo Ra sedikit berteriak agar terdengar hingga keluar kamar.

Luhan masuk sambil tersenyum pada Yoo Ra “Baru bangun tidur?”

Yoo Ra mengangguk pelan sambil menggeser tubuhnya “Saatnya makan malam?”

Ne, eomma, appa sudah menunggumu” Luhan membantu Yoo Ra berpindah ke kursi rodanya.

“Sehun?” Yoo Ra menatap Luhan ketika ia tidak mendengar Sehun menunggunya juga di meja makan.

“Ia sedang mandi, kami baru saja sampai”

“Apa yang terjadi? Kalian bersama?” Yoo Ra menatap Luhan.

Eemm, tadi siang Seo Yeong kecelakaan dan aku sedang di ruang operasi, Sehun membantunya dan menemaninya hingga aku datang”

“Oh, apa Seo Yeong eonni baik-baik saja?” Yoo Ra sedikit khawatir dengan keadaan Seo Yeong.

Ne, hanya luka kecil di kepala, ia tidak apa-apa” Luhan terseyum tipis pada Yoo Ra “Ku dengar ada yang mencoba berbuat jahat padamu hari ini?”

Yoo Ra hanya mengangguk lalu menundukkan kepalanya, begitu banyak hal yang menimpanya akhir-akhir ini, begitu rumit hingga Yoo Ra merasa bahwa ia sangat lelah dengan kehidupannya.

“Aku akan datang ke sekolah besok bersama eomma” Luhan memegang pundak Yoo Ra “Ini sudah kedua kalinya dan ini tidak bisa dibiarkan, dan juga eomma sudah menelepon orangtuamu, akhir pekan ini mereka akan datang bersama oppa-mu”

Yoo Ra lagi-lagi mengangguk pelan dan semakin menundukkan kepalanya, menutupi matanya yang sudah dipenuhi dengan cairan bening, emosinya mencuat begitu mudah ketika Luhan membahas tentang kejadian tadi pagi.

Luhan memeluk Yoo Ra untuk menenangkan perasaan gadis itu, Luhan tahu Yoo Ra sedang mencoba menahan tangisnya.

Eomma dan appa menunggu kalian” Yoo Ra segera menoleh kearah pintu dimana suara itu terdengar, mata Yoo Ra membulat dan mendorong Luhan untuk melepaskan pelukannya, ia terkejut melihat Sehun sedang bersandar di pintu sambil mengeringkan rambutnya dengan anduk kecil di tangannya.

“Kau sudah selesai mandi? Cepat sekali” Luhan bangkit dari ranjang Yoo Ra.

“Bukan aku yang lama tetapi kau yang terlalu lama memanggilnya untuk makan malam” Sehun bergumam sambil berjalan meninggalkan Luhan dan juga Yoo Ra.

***

Sehun menghentikan mobilnya di samping mobil Baekhyun seperti biasanya, ia menoleh ke arah Yoo Ra lalu diam sejenak “Yoo Ra” Yoo Ra menoleh dan menatap Sehun dengan tatapan penuh tanya.

“Aku penasaran dengan teman yang kau bicarakan saat kau dikurung di laboratorium kimia” Sehun menyipitkan matanya “Ku rasa kejadian kemarin sudah keterlaluan dan ku pikir teman yang kau tak sebut namanya itu ada hubungannya dengan kejadian ini”

Yoo Ra terdiam, ia berfikir sejenak, ini tidak mungkin ulah Jong Dae karena ia ingat betul tangan itu adalah tangan seorang gadis. Bukan! Bukan Jong Dae pelakunya. Yoo Ra menggigit bibirnya, tentang kejadian itu Yoo Ra sudah mengatakan semuanya pada keluarga Oh, orangtuanya dan juga teman-temannya, tetapi satu hal yang tidak ia ceritakan yaitu Jong Dae mengirim pesan padanya, Yoo Ra hanya menceritakan bahwa ia sedang menunggu seorang teman. Yoo Ra hanya takut semuanya menjadi rumit jika ia mengatakan Jong Dae mengiriminya pesan, kala itu ia takut Sehun makin berfikiran buruk terhadapnya, ia juga takut teman-temannya akan berperilaku buruk pada Jong Dae.

“Aku pikir ini tidak ada hubungan dengan orang itu” Yoo Ra masih tampak berfikir.

“Apa ada yang kau sembunyikan?” Sehun menatapnya dengan menyelidik, apa ini? Sehun sedang memperhatikan Yoo Ra? Apa Sehun khawatir dengan Yoo Ra? “Jika kau menutupi sesuatu, kau tidak akan pernah tahu siapa pelakunya”

Yoo Ra menggenggam tali seatbelt yang masih melintang di tubuhnya “Jong Dae, mengirimiku pesan hari itu, ia bilang ada yang ingin ia bicarakan, aku menunggunya tetapi ia tidak kunjung datang dan gadis itu muncul mendorongku masuk ke laboratorium”

“Jong Dae? Jadi kau menunggu Jong Dae? Kenapa kau menutupinya? Apa kalian ada hubungan?” Sehun bertanya dengan nada sinis.

“Tidak, aku tidak memiliki hubungan apapun dengannya”

“Apa kau sudah bertanya pada Jong Dae tentang hal itu? Maksudku dia mengirimmu pesan dengan nomor ponselnya kan?”

“Aku belum berbicara apapun padanya, aku tidak menemuinya di sekolah karena seminggu yang lalu dia mengikuti turnamen basket”

Sehun hanya mengangguk pelan lalu keluar dari mobilnya dan membantu Yoo Ra berpindah ke kursi rodanya.

***

Sehun duduk di taman sekolahnya sambil menatap lelaki yang duduk di sebelahnya. “Sepertinya kita belum saling mengenal, apa yang ingin kau bicarakan?” Lelaki itu balik menatap Sehun.

Emm, kenalkan aku Oh Sehun aku siswa baru semester ini, teman sekelas Yoo Ra, ada beberapa hal yang ingin ku tanyakan padamu”

“Aku Kim Jong Dae. Apa mengenai Yoo Ra?” Jong Dae menautkan alisnya.

“Ya, apa kau dengar sekitar dua minggu yang lalu Yoo Ra terkunci di laboratorium kimia?”

Jong Dae kali ini mengerutkan keningnya “Aku tidak tahu, bagaimana bisa? Aku hanya mendengar kemarin ada yang menerornya dengan bangkai tikus”

“Itu kasus kedua” Sehun menjawab dengan tenang “Hari jumat seminggu sebelum ujian tengah semester apa kau mengiriminya pesan?”

Eo? Jumat? Tidak aku tidak mengiriminya pesan apapun, apa dia menerima pesan dariku?” Jong Dae sedikit kebingungan.

Ne, hari itu kau mengirimnya pesan untuk bertemu di depan laboratorium kimia” Sehun menyandarkan punggungnya mencobar rileks.

“Sungguh, aku tidak mengiriminya pesan! Dan kenapa aku harus berbuat buruk padanya? Ayolah bahkan aku menyukai gadis itu, mana mungkin aku berbuat buruk pada Yoo Ra” Jong Dae sedikit tertuduh, ia sungguh tidak melakukan apapun.

Sehun tertegun beberapa detik mendengar pengakuan Jong Dae, ia menyukai Yoo Ra “Tapi Yoo Ra bilang nomor itu adalah nomor ponselmu”

“Sebentar, sepertinya ada yang tidak beres disini. Pertama, aku tidak mengiriminya pesan dan kedua, Yoo Ra yakin bahwa itu adalah nomor ponselku, jadi……” Jong Dae terdiam sejenak “Ada seseorang yang menggunakan ponselku untuk mengirim pesan kepada Yoo Ra dan berbuat jahat padanya”

“Aku tahu bukan kau pelakunya, Yoo Ra sangat yakin pelakunya itu adalah seorang gadis dan juga CCTV ruang kelas kemarin juga menunjukkan itu seorang gadis, hanya saja ia wajahnya tidak terlihat karena ia menggunakan topi dan hoodie”

“Hari jumat? Hari itu adalah pelajaran olah raga di jam terakhir, aku meninggalkan ponselku di dalam laci mejaku” Jong Dae sedikit berfikir keras untuk memecahkan teka-teki ini. Tiba-tiba Sehun bangkit membuat Jong Dae sedikit terkejut lalu Sehun menepuk pundaknya dan berlari meninggalkan Jong Dae.

***

“Seonsaengnim!” Sehun menopang tubuhnya ke dinding dengan nafas yang terengah-engah.

“Sehun?” Luhan menatap adiknya bingung, tiba-tiba ia muncul di ruangan komite sekolah dengan keringat yang bercucuran di keningnya.

Eomma, hyung” Sehun menatap keluarganya yang sedang membicarakan terror Yoo Ra tempo hari ke komite sekolah “Seonsaengnim, aku ingin menjelaskan sesuatu, tapi bolehkah aku melihat CCTV hari jumat di kelas Kim Jong Dae”

Luhan bangkit dan menarik Sehun agar duduk bersama mereka “Ada apa Sehun? Kenapa kau…”

“Ini menyangkut terror Yoo Ra, hyung” Sehun memotong kata-kata Luhan.

“Bisa kau ceritakan dulu, kami tidak bisa memperlihatkan tayangan CCTV tanpa alasan yang jelas” Kim Seonsaengnim, ketua komite sekolah menatap Sehun mencoba meminta penjelasan.

“Hari dimana Yoo Ra di kunci di laboratorium, orang yang ditunggunya adalah Kim Jong Dae. Hari itu Yoo Ra mendapat pesan dari Jong Dae untuk bertemu dengannya, tetapi nyatanya Jong Dae tidak pernah  merasa mengirim pesan pada Yoo Ra” Sehun menjelaskan dengan cepat “Hari itu Jong Dae berada di ruang olah raga, ia meninggalkan ponselnya di laci, pelaku itu menggunakan ponsel Jong Dae untuk menghubungi Yoo Ra”

Kim Seonsaengnim berdiri dari tempat duduknya lalu berjalan ke arah computer di sudut ruangan. Tak lama menunggu layar plasma sebesar 36inci di ruangan itu memperlihatkan tayangan CCTV di kelas Jong Dae pada saat jam olahraga.

Sehun terkejut melihat seorang gadis yang masuk ke dalam kelas Jong Dae, ia sesekali menoleh ke arah pintu memastikan tidak ada orang yang melihatnya. Ia membuka salah satu tas yang ada disitu lalu menutupnya kembali dan dengan terburu-buru membuka laci meja, mengambil sebuah ponsel dari sana.

Jadi gadis itu pelakunya? Kenapa gadis itu berbuat jahat pada Yoo Ra? Sehun membatin dalam hati.

Sekali lagi, aku ragu dengan hatiku – Lee Yoo Ra

48 tanggapan untuk “Always Beside You (Chapter 7)”

  1. Pasti si jiyeon pelakunya…
    Aduh sehun jahat banget ninggalin yoora gitu aja padahal kan yoora lagi sakit.. Ijin baca next chap eonie..

  2. tadi sih niatnya mau sempetin baca ff ini, tapi pas baca ngga taunya di bagian awal ada part pas sehun sama yoora belajar bareng. Entah setan darimana, aku malah jadi pengen belajar. Kebetulan yang aneh 😀 :v Buat author, tetep semangat yahhh…

  3. Hm.. Spertix sehun mulai mnyukai yoora dhh😂😂😂
    Ah akhrx ktahuan jg sp yg mneror yoora. Aku rasa jiyeon pst. Sp lg coba😒😒😒

  4. aku ragu kalo pelakunya jiyeon (?) aku udh baca ff ini tapi gak kenapa aku penasaran sama pelakunya, aku udh agak lupa alur nya

  5. itu jiyeon yang neror yoora kan?? wuih jahat banget sih jiyeon ke yoora.. gak tau orang lagi sakit malah dijahatin…. keep writing author!!

  6. Jiyeonnya nyampah deh~ Kyaknya jiyeon yg neror.. Cantik sih cantik, tapi sikapnya sampah bgt 😕
    Btw, fast updates and keep writing ya thor.. Aku suka bgt sama ff ini 😍😍

  7. hy, aku d sini readers baru
    mian buat authornya karena aku baru comment d part ini 🙂
    ff nya bagus bnget thor, tdinya aku cmn iseng buat cri ff sehun eh mlh mnyimpng k ff ini, thor lnjut chapt yaa, trus jgn kapok ya thor klo ada readers baru yg bru coment kya aku

  8. Pasti jiyeon pelakunya.soalnya kan cuma dia yang gak suka sama yoo ra.
    Jadi penasaran sama kisah selanjutnya.di tunggu ya kelanjutannya.tetap semangat..

  9. jiyeon kah pelakunya? penasaran…. di tunggu next chapternya… gomawo for nice story dan semangat buat author di next chapter nya 🙂

  10. Pasti yg jahat ama yoo Ra si Jiyeon ya,jahat banget sih.emng si yoo ra salah apa ama Jiyeon.atau Jiyeon suka ama sehun karna sehun selalu deket ama yoo ra jadi Jiyeon berniat jahat ama yoo ra.dan sehun mulai suka ama yoo ra yaa
    Penasaran ama kelanjutannya
    Fighting!!!✊✊

  11. itu sebenernya karena tanda *** dari satu kejadian ke kejadian lainnya hilang 😦 aku ga ngerti kenapa kek gtu 😦 jadi emang agak ga nyambung kalo dibaca.. maklum aku hanya freelance ga bisa edit2 langsung di WP ini :””)

  12. ceritanya makin seru thorr aku suka, sejujurnya thor sedikit kritik gapapa ya wkwk //kritik orang aja mending sendirinya bisa bikin ff// maaf thor ehehe bukannya sok tau tapi sedikit masukan aja gitu. pas di chapter 5 jujur aku agak bingung thor sama alurnya kaya berasa di potong, bahasanya sederhana jadi gampang dipahamin tapi buat alurnya sedikit membingungkan kaya lagi adegan ini belom selesai tapi tiba2 ke adegan selanjutnya. tapi yaudahlah yak wkwkwk udh kelewat ini:) //udah baca gratis masih aja ribet-,-// maaf thor cuma sedikit masukan doang aku ehehe ga bermaksud apa2:) tapi aku suka sama ceritanya, fighting thor aku tunggu next chapternya nde jebbal:)

    1. itu sebenernya karena tanda *** dari satu kejadian ke kejadian lainnya hilang 😦 aku ga ngerti kenapa kek gtu 😦 jadi emang agak ga nyambung kalo dibaca.. maklum aku hanya freelance ga bisa edit2 langsung di WP ini :””)

  13. Kenapa semakin konflik ugh apalagi melihat sehun yang belum move on dari seo yeong. Kasihan kan yoora sudah ia move on dari luhan ke sehun tapi mereka berdua tak tau apa yang dirasakan yoora hanya sehun yang tau yoora menyukai luhan dulunya
    Jiyeon semakin menjadi-jadi ya menyebalkan tau gak sih .
    Next chapternya ya

  14. Apa mungkin pelakunya Jiyeon, soalnya sikapnya ke Yoo Ra nyebelin dan dia ada rencana jahat ke Yoo Ra. Sehun perhatian bgt ke Yoo Ra entar suka lho. Bagus author kelanjutan ceritanya, keren seru. Ditunggu chapter selanjutnya. Keep writing. Author gimana caranya dpt pwnya?

  15. Aishh nyebelin banget sih tu pelakunya.. pasti jiyeon dari sikapnya yg jahat ke yoo ra. Tapi bisa jadi teman dekatnya malah.. aish bingung.. di next ya thor!! Ditunggu banget next chapnya!! Kekeke ^^

  16. Siapasih pelakunyaa?! Ngegantuung nih thor. Bikin penasaran. Apa sebenarnya jiyeon yah? Aah molla-,- keep writing thoor. Ditunggu next chap nyaa~~

  17. Jiyeon jiyeon jiyeon pasti jiyeon yang udah jahatin yoo ra . Karena aku yakin jongdae gak jahat gitu deh ya , sedangkan jiyeon karakternya jd misterius bgt di hapter ini .. seakan2 dia tuh udah dicaplok jd penculiknya gt thorrrr …. keep writing and thankyou !!

  18. Aku suka ff kamu, cerita nya makin menarik, aku rasa wanita itu jiyeon, tapi trkadang ntah lah bisa saja shabat yoora sendiri krna dia menyukai sehun trus dia iri, ah imajinasi ku sdh brmain, wah kamu mau ngasih pasword ya gimana cara dptin pw nya, trus kalau aku kurang komen nya tlng kasih tau aku ya

    1. caranya akan ku kasih tau 1 chapter sebelum end..
      FF ini aku udah tulis sampe chapter 11 tapi baru ku kirim sampe chapter 8 😉
      9-11 aku blm baca ulang :” aku sangat menyadari kalau FFku ini penuh dgn typo. dan aku juga blm tau ini sampe chapter brp, tapi ga akan sampe 20 keknya..

  19. Baguss minnn aku suka banget ceritanyaaaa :)) ditunggu yah part selanjutnya min :))) oh ya min,part akhirnya di kasih pw yah? Gmna caranya supaya dapetin pw nya min? Mohon balasannya yah minn :)) makasihh

    1. baru rencana sih ini di PW. kalo respon makin menurun dr satu chap ke chap lainny aku bakal password dgn ktentuan comment min. 7chap.
      nyebelin sih ya kalo di PW *krn aku juga prnh jadi reader*
      kalo jadi di Pw aku bakal kasih tau 1 chapter sblm end 🙂

Tinggalkan Balasan ke denia Batalkan balasan