The Princess & The Knight (Chapter 10)

TPTK 3Title        : The Princess & The Knights
Author         : Kim Na Na
Length         : Series
Main Cast     : All EXO Member
Song Min Young (OC)
Other Cast     : Find it 🙂
Genre         : Historical Romance, Fantasy, School Life
Rating         : PG-15

Ch 1 | Ch 2 | Ch 3 | Ch 4 |Ch 5

Ch 6 | Ch 7 | Ch 8 | Ch 9 

Hei mian lama update  soalnya lagi sibuk persiapan lebaran. Ah author juga ucapkan mohon maaf lahir batin untuk semuannya. Dan tinggal 1 chapter lagi sebelum ff ini berakhir. Ok langsung aja happy reading dan jangan lupa komennya ditunggu untuk chap selanjutnya

Silla, 368 M

Suara musik terdengar di jalanan ibukota Silla. Seluruh warga memadati jalanan. Bunga-bunga ditaburkan ke jalan. Semua warga bersuka ria karena keberhasilan Silla merebut ibu kota Bakchae.

“Putri Se Young tiba!” seru seorang prajurit mengumumkan bahwa sebentar lagi Putri Se Young akan melintasi jalan itu. Warga bertambah riuh. Setiap orang mengucapkan pujian untuk Putri Mahkota Silla itu. Panji kerajaan diangkat tinggi-tingi.

2 tahun berperang dengan Bakchae, akhirnya Se Young berhasil menduduki ibu kota Bakchae dan mengklaimnya sebagai daerah jajahan Silla. Dia mendapat bantuan dari Geogoryeo, tentu saja berkat usaha Kaisar Go Jang.

Akhirnya rombongan Se Young melintas. Se Young tersenyum kepada setiap orang dari atas kuda perangnya. Meskipun mengenakan baju perang yang berkilauan, tetap saja tidak mengurangi kecantikannya. Keduabelas pengawalnya berada di sekelilingnya. Diikuti dengan prajurit-prajurit yang berhasil bertahan dalam perang.

“Hidup Putri Se Young! Hidup Kaisar! Mansae!” seru para rakyat. Musik berbunyi lebih keras. “Mama, setelah ini kita akan menuju istana. Kaisar telah menunggu.” gumam Yi Fan. “Arasseo.” balas Se Young.

Tidak lama kemudian, mereka memasuki gerbang istana. Sambutan di istana pun tidak kalah meriah. Panji-panji kerajaan menghiasi seluruh sudut istana. Bahkan Putra Mahkota Mun Mu telah menunggu adiknya di bawah tangga menuju balairung utama istana.

Se Young menghentikan kudanya dan langsung turun untuk memeluk Pangeran Mun Mu. “Orabeoni!” serunya. Sudah 2 tahun ini ia tidak melihat kakaknya. Kakanya bertambah tampan dibandingkan 2 tahun lalu.

Pangeran Mun Mu membalas pelukan Se Young. “Se Young, bogoshipda. Kajja, abamama telah menunggu.” katanya. Dan rombongan pun memasuki balairung istana. Kaisar telah duduk di atas tahta menunggu Putrii kesayangannya itu tiba.

“Se Young memberi hormat pada Yang Mulia!” seru Se Young. Dia berlutut di hadapan Kaisar diikuti seluruh pasukannya. “Geurae geurae, berdirilah. Hari ini suasan hatiku benar-benar baik. Kemarilah Putri.” kata Kaisar. Dia melambaikan tangan, isyarat agar Putri mendekat.

Perlahan Se Young mendekat ke arah Kaisar. “Bagaiman keadaanmu? Apakah terluka?” tanya Kaisar. “Animida. Abamama tidak perlu khawatir.” jawab Se Young. “Baiklah kalau begitu aku tidak akan menahanmu terlalu lama. Kau perlu istirahat. Nanti malam kita akan mengadakan pesta kemenangan.” ujar Kaisar.

“Kamsahamnida, abamama.” balas Se Young sambil tersenyum. Dia sangat menyayangi ayahnya. Selain kakanya, Kaisar adalah orang yang paling dirindukannya selama 2 tahun ini.

Kaisar bangkit dari tahtanya dan meninggalkan balairung diikuti oleh beberapa kasim dan prajurit. Se Young menundukkan kepala sekali lagi sebelum Kaisar pergi. Se Young menghampiri pasukkannya.

“Kalian boleh beristirahat terlebih dahulu. Nanti malam kita akan menghadiri pesta Kaisar.” perintah Se Young. Pasukan pun bersorak riang lalu segera meninggalkan balairung. “Kajja, kita kembali ke pavilliun. Aku sudah ingin segera bertemu dengan tempat tidurku.” kata Se Young.

Dia dan keduabelas pengawalnya meninggalkan balairung dan menuju pavilliun Se Young. Di tengah perjalanan dia bertemu dengan Permaisuri, ibu Putri Se Young dan Pangeran Mun Mu. Se Young menunduk memberi hormat.

“Selamat datang Putri.Selamat atas kemenanganmu. Maaf tidak bisa menyambutmu di balairung.” ucap Permaisuri. “Kamsahmanida. Tidak apa, ada orabeoni dan Kaisar yang menyambutku. Bagaimana keadaan eommonim?” tanya Se Young.

3 tahun ini kondisi kesehatan permaisuri menurun. Kaisar sudah meminta tabib untuk merawatnya, tapi sepertinya agak sulit untuk sembuh. Tapi Se Young senang karena hari ini keadaan Permaisuri terlihat lebih baik.

“Keadaanku lebih baik akhir-akhir ini karena mendengar kemenangan Putri. Aku sangat lega mendengar kau selamat.” jawab Permaisuri. Se Young tersenyum mendengar ucapan Permaisuri.

“Oh Putri Myung Yang!” seru Se Young saat melihat Putri Myung Yang berdiri dibelakang permaisuri. Putri Myung Yang adalah saudara tiri Se Young. Karena Selir Do Hee meninggal saat Putri Myung Yang masih kecil, Permaisuri yang mengasuhnya seperti anaknya sendiri..

Se Young segera berlari dan memeluk Putri Myung Yang. “Bogoshipoyeo.” seru Se Young sambil memeluk erat Myung Yang. “Putri jangan seperti itu. Putri Myung Yang kesakitan.” gurau Permaisuri.

Kebalikan dri Se Young yang kuat dan terkesan tomboy, Myung Yang tipe putri yang anggun. Dia tidak bisa bermain senjata apa pun. Jenis putri yang hanya bisa menyulam dan bermain musik di dalam istana. Kepandaiannya pun jauh dibawah Se Young.

“Mianhae, aku terlalu senang melihatmu. Di medan perang tidak ada yang sepertimu. Melihatmu di sini, aku merasa benar-benar kembali ke istana.” kata Se Young sambil melepaskan pelukannya.

“Gwenchana. Selamat atas kemenangan Putri. Putri benar-benar hebat.” puji Putri Myung Yang. “Jangan terlalu memuji. Ini juga berkat bantuan Kaisar Go Jang. Dia memberikan pasukan yang hebat untuk membantuku. Ommo, aku lupa mengirim surat kepadanya. Aku harus segera menulisnya.”

Putri Myung Yang hanya tertawa pelan. Dia tidak suka kedekatan Se Young dengan Go Jang. Dia menyukai Kaisar Go Jang saat kunjungan kenegaraan Go Jang 4 tahun yang lalu. Tapi ternyata Go Jang telah dekat dengan Se Young.

Sejak saat itu rasa sayang pada Putri Se Young berubah menjadi kebencian dan rasa iri mulai menggerogotinya. Dia tidak berani mengatakan yang sebenarnya karena dia tahu jika dia melwan Se Young dia pasti kalah. Myung Yang hanya bisa membenci Se Young diam-diam.

“Myung Yang, ayo kita kembali ke Istana Dalam. Biarkan Se Young beristirahat.” ujar Permaisuri. “Ne, Mama.” balas Myung Yang. Se Young pun kembali menuju pavilliunnya setelah memberi hormat sekali lagi.

“Putri, hamba telah menyiapkan air untuk mandi.” ujar salah satu dayang istana. “Aku akan mandi sebentar lagi. Aku ingin menulis surat dulu.” balas Se Young. Dia segera mengambil selembar kertas dan kotak tintanya.

Tangannya bergerak lincah dia tas kertas. Tidak perlu waktu lama, surat untuk Go Jang selesai ditulis. Se Young tersenyum puas melihat hasil kerjanya lalu segera melipat surat itu. Dia berdiri dan berjalan ke seberang ruangan, tempat sebuah sangkar besar berdiri.

“Sudah lama kau tidak terbang jauh. Sekarang kau akan membantuku.” gumam Se Young. Dia mengeluarkan elang yang ada di dalam sangkar. Elang itu hinggap di lengan Se Young lalu mematuk pelan daun telinga Se Young untuk menunjukkan sayang.

“Bawakan ini ke Go Jang. Akan ada kelinci segar untukmu saat pulang nanti.” kata Se Young. Dia mengarahkan sapu tangan Go Jang ke arah elang itu agar dia mengenali baunya. “Cepatlah kembali.” kata Se Young lalu melepaskan elang itu keluar jendela.

“Surat apa itu?” tanya Se Hun tiba-tiba dari belakang Se Young. “Ucapan terima kasih untuk Go Jang. Juga memberitahunya bahwa aku telah sampai ibu kota Silla dengan selamat.” jawab Se Young. “Oh.” balas Se Hun datar.

Tahun demi tahun berlalu dan perasaan Se Hun tidak berubah. Dia tetap mencintai Se Young tapi tidak bisa mengungkapkannya. Dan akhir-akhir ini dia menjadi kesal karena kedekatan Go Jang dan Se Young.

Se Hun            tahu Se Young tidak memiliki perasaan pada Go Jang, tapi tetap saja itu mengesalkan. “Putri, apa anda tidak berniat mandi? Airnya akan segera menjadi dingin.” kata Se Hun mengingatkan.

“Ne aku akan segera ke sana. Se Hun bantu aku melepas baju perang ini.” perintah Se Young. Dan kepolosan Se Young tetap saja tidak berubah.

****

Pesta berlangsung meriah. Bahkan suasana gembira keluar dari tembok istana. Suara tawa Kaisar memenuhi balairung istana. Hingga bulan semakin meninggi, pesta belum berakhir juga.

“Abamama, ini semakin larut. Sebaiknya anda segera beristirahat.” ucap Mun Mu. “Aish jangan seperti itu. Aku masih ingin minum lagi. Bahkan matahari saja belum muncul.” racau Kaisar tidak jelas.

Se Young hanya bisa menggelengkan kepalanya. Ayahnya mudah sekali mabuk. “Orabeoni, tolong bawa abamama ke kamarnya. Aku akan mengurus para pejabat.” kata Se Young. “Gurae, tolong ya Se Young.” kata Pangeran.

Pangeran membawa Kaisar ke kamarnya diikuti beberapa pengawal dan pelayan. Setelah perjuangan yang berat akhirnya Pangeran Mun Mu berhasil membaringkan ayahnya di ata tempat tidur Kaisar.

“Aah kenapa aku harus disini? Pesta penobatan Se Young belum selesai.” igau Kaisar. “Apa maksud ayah?” batin Mun Mu. Kaisar melihat putranya lalu tertawa. “Mun Mu bergembiralah. Adikmu akan menjadi ratu negara ini. Hidup Se Young Hwang Hu!” seru Kaisar.

Inilah perkataan yang paling ditakutkan Mun Mu. Semakin bertambahnya hari, Kaisar semakin kagum dengan Se Young. Bahkan apa pun yang dia lakukan akan segera tertutup dengan kehebatan-kehebatan Se Young.

Dulu dia tidak menyadari rencana Kaisar. Sekarang dia sadar bahwa sejak awal Kaisar mengiginkan seorang ratu bukan seorang raja. Seluruh suku di Silla tunduk dibawah kekuasaan Se Young karena Kaisar menjadikan putra-putra kepala suku sebagai pengawal Se Young. Dan Kaisar bertambah gembira saat mengetahui Se Young berhasil mengendalikan pemerintahan Geogeoryeo secara tidak langsung karena berhasil mendekati Kaisar Go Jang.

Dan baru satu bulan yang lalu Se Young berhasil menaklukan Baekchae dan memperluas daerah kekuasaan Silla. Benar-benar pencapaian luar biasa untuk seorang putri. Perlahan Mun Mu menyadari bahwa dia tidak akan pernah terlihat selama Se Young masih ada

Dia menyayangi Se Young. Sangat. Tapi dia juga tidak ingin menyerahkan tahta Kaisar pada adiknya. Dia lebih berhak menjadi Kaisar dibanding adiknya. Dia harus segera mencari cara agar dapat menjauhkan Se Young dari tahta Kaisar.

****

Hari demi hari berlalu tanpa ada suatu kejadian yang berarti. Hingga datang sebuah surat bahwa Kaisar Go Jang akan segera tiba di ibu kota Silla. Istana kembali heboh menyambut Kaisar Geogeoryeo.

“Aissh, aku masih ingin istirahat. Kenapa orang itu sudah datang.” omel Se Young. Dia sedang berjalan menuju balairung istana. Kali ini dia memakian pakaian selayaknya seorang putri, bukan baju zirah ataupun baju berlatihnya.

“Putri sendiri kan yang menyuruhnya datang.” sahut Se Hun. “Ani. Itu tidak mungkin. Aku sebal jika orang itu datang. Selalu saja ‘Se Young Se Young’. Apalagi aku harus memakain pakaian ini jika dia datang. Aissh menyebalkan.” lanjut Se Young. Dia tidak suka harus memakain pakaian putri yang berlapis-lapis dan penuh ornamen sepeti yang sekarang dia pakai.

Se Hun hany bisa mendengus. Yeoja yang dia sukai baru pulang dari medan perang, tentu saja Go Jang ingin segera menemuinya. Tapi sepertinya Se Young tidak menyadarinya. Satu lagi kebodohan Se Young selian menjahit, yaitu tidak menegerti sama sekali tentang hubungan percintaan.

“Kaisar Go Jang tiba!” seru seorang kasim. Pintu balairung terbuka lebar. Sekelompok pengawalyang dipimpin oleh Eulji Mundeok masuk terlebih dahulu sebelum diikuti oleh Go Jang. Dibelakangnya rombongan kasim dan pelayan serta beberapa petinggi Geogeoryeo mengikutinya.

“Yang Mulia selamat atas kemenangan anda.” kata Go Jang. “Hahaha itu berkat bantuan putriku yang hebat dan tentu saja bantuan anda. Silla harus berterima kasih atas bantuan anda.” balas Kaisar sambil tersenyum. Go Jang hanya tersenyum lalu segera mencari sosok Putri Se Young.

Dia segera tersenyum lebar saat melihat sosok Se Young yang duduk di deretan Putri dan Permaisuri. Dengan cepat dia berjalan ke arah Putri Se Young. “Putri selamat atas kemenangan anda. Anda benar-benar hebat.” puji Go Jang.

“Itu juga berkat anda. Saya pasti akan membalas kebaikan anda.” sahut Se Young. “Tenang saja, akan ada kejutan untukmu hari ini.” kata Go Jang.

Se Young mengedikkan kepala karena bingung dengan perkataan Go Jang. Sebelum sempat bertanya, Go Jang sudah pergi untuk duduk di kursi tamu. Perjamuan pun dimulai. Musik mengalun dan hidangan pun disajikan.

Se Hun yang duduk di belakang Se Young harus menghela napas berkali-kali. Go Jang tidak berhenti memuji Se Young. Sesekali mengangankat cawan ke arah Se Young. Ingin sekali Se Hun meneriakan agar Go Jang menghentikan sikapnya itu, tapi itu tidak mungkin.

Perjamuan berlanjut hingga matahari mulai terbenam. Dilanjutkan dengan jamuan yang lebih serius dan tertutup. Hanya anggota keluarga kerajaan, Kaisar Go Jang, dan Eulji Mundeok saja yang hadir di Pavilliun Musim Panas. Se Young membawa Se Hun ikut serta sebagai pengawalnya, sedangkan kesebelas pengawalnya yang lain berjaga di luar.

“Yang Mulia, musim panas akan segera berakhir dan musim gugur (masa panen) akan datang. Dengan kemenangan Silla kali ini, sepertinya kita tidak usah menanti musim gugur. Tapi tentu saja, Silla perlu mengingat beberapa bantuan bukan?” ucap Go Jang sambil menyesap tehnya. Kaisar mengangkat sebelah alisnya ketika tahu arah pembicaraan.

“Apa pun yang anda inginkan.” balas Kaisar. “Musim panas adalah saat matahari (kaisar) sedang berada tinggi di langit. Tapi ketika musim gugur, bulan (permaisuri) akan mengambil tempatnya. Bagaimana jika matahari bertemu (pernikahan) dengan bulan terlebih dahulu agar mereka bisa bersama-sama di langit.”

Kaisar berdeham. Dia tidak ingin memberikan putrinya, terutama Se Young kepada Kaisar musuh. Se Young harus menjadi ratu di Silla. Bukan di negara yang lain.

Se Young mendengus kesal. Ini sudah kesekian kalinya Go Jang berkata seperti itu. Tapi dia cukup terkejut karena Go Jang berani berkata langsung pada Kaisar. Se Young menggerak-gerakan kakinya gusar menunggu jawaban Kaisar.

Putri Myung Yang menunduk melihat dalam-dalam cangkir tehnya. Dia tidak ingin melihat Go Jang harus menikahi Se Young. Myung Yang yakin rasa cintanya pada Go Jang lebih besar dibanding Se Young. Myung Yang tahu Se Young tidak pernah mencintai Go Jang. dalam hati dia meruntuki Se Young. Kenapa dia tidak pernah dilihat sedikit pun oleh Go Jang padahal dia lebih baik daripada Se Young.

Pangeran Mun Mu tersenyum. Akhirnya ada alasan untuk menjauhkan Se Young dari kedudukan ratu. Dia harus mendukung Go Jang sehingga semuanya lancar. Dengan begini tahta kembali ditangannya.

Sedangkan Se Hun mengepalkan tangannya kuat-kuat. Dia tidak ingin melepaskan Se Young. Tapi dia tahu kedudukannya tidak cukup tinggi hingga bisa menjadi pendamping Se Young.

“Apa anda tidak pernah memikirkan keuntungan-keuntungan jika aku dan Se Young bersatu. Silla dan Geogeoryeo bisa hidup berdampingan sehingga meminimalkan perang. Kita akan sama-sama menghadapi Kekaisaran Tang dan meredam perdagangan Gaya.” bujuk Go Jang.

Kaisar kembali berdeham. “Ini bukan hal yang bisa langsung diputuskan. Aku harus memikirkannya tidak hanya sebagai seorang Kaisar tapi juga sebagai seorang ayah. Aku harap anda bisa memahami.” kata Kaisar. Go Jang tersenyum lalu meletakan cangkirnya.

“Tenang saja, aku tidak akan memaksa anda menjawab secepatnya. Aku akan ada di Silla selama 2 minggu. Aku harap anda bisa memberikan jawaban dalam waktu itu.” balas Go Jang.

****

Se Youmg berjalan-jalan di taman dekat pavilliunnya. Hal yang selalu dilakukannya ketika banyakhal yang harus dipikirkan. Dia menghela napas sambil menatap pantulan bulan di kolam.

“Aku tahu kau pasti di sini.” kata sebuah suara. Tanpa menoleh pun dia tahu itu adalah Go Jang. “Kau tidak suka kejutanku?” tanya Go Jang. Dia menghampiri Se Young yang berdiri di atas jembatan.

“Bukannya tidak suka, tapi aku belum memikirkan hal itu. Masih banyak hal yang ingin kulakukan. Tidak bisakah anda menarik kembali permintaan itu?” pinta Se Young. Dia menatap Go Jang dengan wajah memohon.

Itu bukan alasan Se Young sebenarnya. Go Jang juga tahu hal itu. Alasan Se Young sebenarnya adalah karena dia menyukai Se Hun. Tapi dia tidak mungkin bersama dengan Se Hun. Se Hun bukanlah kalangan bangsawan apalagi kerajaan. Terlalu banyak hal yang harus dikorbankan jika dia bersama dengan Se Hun.

Go Jang mengepalkan tangannya. Dia tidak akan meyerahkan Se Young hanya pada pengawal rendahan seperti itu. Dia harus mendapatkan Se Young, apa pun caranya. Bahkan cara yang terburuk pun akan dia tempuh.

“Putri, apa kau ingat berapa pasukan Geogeoryeo yang aku berikan pada perang dengan Bakchae? Itu hanyalah sebagian kecil dari pasukanku. Aku bisa mengerahkan pasukan yang jauh lebih besar untuk menghancurkan Silla.” kata Go Jang.

“Yang Mulia!” seru Se Young. Dia tidak menyangka Go Jang akan sekejam ini. Sepertinya Go Jang serius dengan ucapannya.

“Jika kau masih memikirkan negaramu seperti yang kau ucapkan saat kita pertama kali bertemu, aku yakin kau tahu apa yang harus kau lakukan. Kau tidak usah khawatir. Kau masih bisa melakukan apa pun yang kau ingin di Geogeoryeo. Asal kau mau berada di sampingku, aku akan memenuhi apa pun permintaanmu.” lanjut Go Jang.

Go Jang melepas mantel yang ia kenakan dan memakaikannya ke Se Young. “Malam semakin dingin. Sebaiknya kau cepat masuk ke dalam. Mianhaeyeo. Tapi aku melakukan ini agar aku bisa bersama denganmu. Kumohon mengertilah.” kata Go Jang.

Se Young tidak menjawab. Se Young melepaskan mantel yang diberikan Go Jang dan mengembalikannya. “Aku tidak butuh kebaikan seperti ini.” bentaknya. Dia menatap galak Go Jang lalu segera masuk ke pavilliunnya. Dia muak melihat wajah Go Jang.

Go Jang hanya bisa menatap punggung Se Young sambil memegangi mantelnya. Dia tahu perkataannya sangat keterlaluan. Tapi hanya itu satu-satunya cara agar Se Young mau menerima tawarannya.

“Kenapa anda berkata seperti itu?” kata Se Hun. Se Hun mendengar semuanya dari balik gerbang di dekat jembatan.

“Mudah saja, agar aku bisa memilikinya. Ah, aku ingin memberi tahu satu hal padamu. Jika Se Young menerimaku, dan dia pasti menerimaku, aku harap kau dan kesebelas temanmu tidak usah mengawal Se Young di Geogeoryeo. Bahkan saat Se Young dalam perjalanan ke Geogeoryeo kau tidak perlu ikut. Kau cukup tinggal di sini saja.”

Se Hun mengernyitkan wajahnya. Dia tidak suka dengan rencana Go Jang. “Apa kau ada maksud lain? Kenapa kau melarang kami?”. “Tentu saja. Aku tidak menyukai kalian terutama kau. Aku tidak ingin melihat kau disamping Se Young lagi.”

Go Jang berhenti sejenak lalu memetik setangkai bunga. “Bunga ini indah sekali. Tapi jika disekelilingnya ditumbuhi rumput liar yang tidak indah, dia akan tertutupi. Dan aku harus menyingkirkan ‘rumput liar’ itu.

Apa kau pikir aku tidak tahu bahwa kau menyukai Se Young? Berani sekali seorang pengawal menyukai seorang putri mahkota. Jika kau tahu diri, sebaiknya kau tidak usah mengikuti Se Young ke Geogeoryeo.”

Se Hun tidak bisa membalas. Di tahu, sangat tahu, bahwa dia tidak mungkin bersama Se Young. Tapi dia juga tidak ingin pergi dari sisi Se Young. Melihatnya dari jauh saja sudah cukup bagi Se Hun.

Go Jjang hanya tertawa mengejek lalu pergi meninggalkan Se Hun begitu saja. Dia puas membungkan pengawal yang ia nilai terlalu tidak tahu diri itu.

****

“Abamama, aku mendukung rencana Go Jang. Pernikahan ini akan menguntungkan kedua pihak.” bujuk Pangeran Mun Mu.

“Tapi aku berencana menjadikan Se Young sebagai seorang ratu. Jika dia menerima tawaran Go Jang maka rencanaku akan hancur semuanya.” balas Kaisar.

“Tapi jika abamama menolak, Geogeoryeo pasti akan mengerahkan pasukannya. Apa lagi pasukan Geogeoryeo masih memenuhi ibukota Bakchae. Mereka akan dengan mudah merebut Baekchae dari tangan kita. Dengan begitu kemenangan Se Young akan sia-sia.”

Kaisar menghembuskan napas dengan berat. Dia tidak bisa memikirkan jalan keluar dari masalah ini selain dengan menikahkan Se Young dengan Go Jang. “Aku akan berpikir beberapa hari lagi. Aku tidak ingin ada yang menggangguku hingga waktu pengumuman keputusan.”

****

“Aku sudah berpikir tentang pernikahan Go Jang dan Se Young.” kata Kaisar dihadapan seluruh menteri dan Go Jang beserta seluruh pejabat tinggi Geogeoryeo. “Aku akan menikahkan Putri Se Young dengan Kaisar Go Jang. Tapi dengan satu syarat. Anak mereka, baik seorang putri maupun seorang pangeran, akan menjadi penerusku. Aku tidak meminta anak pertama, tapi anak selanjutnya harus menjadi pewarisku. Aku akan memegang pemerintahan hingga cucuku siap untuk memerintah.”

Seluruh balairung istana ribut merespon kebijakan Kaisar mereka. Se Young hanya tertawa getir. Dia tahu inilah jalan keluar yang paling baik. Se Hun hanya bisa mengepalkan tangan. Kaisar Go Jang tersenyum puas. Pangeran Mun Mu terkejut dengan keputusan ayahnya yang di luar dugaan. Jika begini tetap saja tahta naga tidak akan jatuh ke tangannya. Sedangkan Putri Myung Yang meninggalkan balairung diam-diam untuk menyebunyikan tangisannya.

“Baiklah aku setuju. Aku berterimakasaih karena anda sudah memikirkan ini dengan baik. Saya akan menyruh utusan kembali ke Geogeoryeo untuk mengurus semuanya. Pada bulan ke-8, saya sendiri yang akan mengawal Putri menuju Geogeoryeo.” kata Go jang sambil memberi hormat pada Kaisar.

****

Suara pecahan terdengar dari kamar Pangeran Mun Mu. Dia melampiaskan rasa kesalnya dengan membanting semua barang yang bisa dia raih. Kenapa ayahnya tidak mau menyerahkan tahta kepadanya? Kenapa harus Se Young?

Sebuah ide terlintas di otaknya. “Se Young jangan salahkan aku jika aku berbuat begini. Kau dulu yang memulai ini semua. Aku akan menghabisimu.”

****

Go Jang tersenyum sendiri ketika mengingat kejadian di balairung. Dia benar-benar bahagia. Sebentar lagi dia akan selalu bersama Se Young. Go Jang benar-benar tidak sabar menanti 1 bulan lagi.

“Mundeok.” seru Go Jang. Eulji Mundeok yang berjaga di depan segera masuk ke ruangan Go Jang. “Kau yang akan mengurus pengawalan Se Young. Kuharap kau bisa melakukan sebaik mungkin.” perintah Go Jang.

“Algaesseumnida.” Go Jang memerhatikan Mundeok. “Tidak biasanya kamu langsung menurut ketika aku perintahkan.” sindir Go Jang.

Mundeok adalah jendral yang sangat dekat dengan kakak Go Jang. Ketika kakak Go Jang diturunkan dari jabatan Putra Mahkota dan diasingkan, dialah orang yang paling membenci Go Jang. Dia tidak pernah melaksanakan perintah Go Jang begitu saja, selalu menentang rencana Go Jang.

“Saya akan selalu melaksanakan perintah anda. Lagi pula saya sudah melupakan kejadian itu. Saya bersumpah setia pada anda.” ujar Mundeok. Go Jang hanya tersenyum sinis lalu menyuruh Mundeok pergi dengan satu lambaian tangan.

“Dasar Kaisar bodoh. Dia malah menyerahkan tugas pengawalan kepadaku. Akan kubunuh Putri Se Young. Jika berhasil, akan terjadi peperangan antara Silla dan Geogeoryeo. Kaisar bodoh itu pasti mati. Hahahaha.”

****

Bulan purnama kembali muncul, menandakan satu bulan telah berlalu dan besok adalah hari keberangkatan Se Young ke Geogeoryeo. Bulan menghilang digantikan dengan matahari diiringi tangisan perpisahan untuk Se Young.

Se Young tidak tidur semalaman. Bahkan ketika pagi tiba, dia masih duduk di balik mejanya. Terlalu banyak hal yang ada di pikirannya. “Putri, waktunya anda pergi.” seru Putri Myung Yang. Dia akan ikut ke Geogeoryeo untuk mendampingi Se Young hingga pernikahan.

Se Young mengedarkan pandangannya sekali lagi. Dia akan merindukan ini semua. Istana tempat dia lahir, pavilliun yang diberikan Kaisar sebagai hadiah akil baliknya, bahkan setiap benda di kamarnya, dia pasti tidak akan lupa.

Se Young mengeluarkan pita yang diberikan Se Hun saat mereka pertama kali bertemu dari balik jubahnya. Andaikan mereka terlahir dengan takdir berbeda. Terlahir sebagai rakyat biasa yang tidak terikat peraturan istana. Mereka pasti bisa bersama.

Se Young tersenyum pahit lalu meletakan pita itu diatas meja. Melihat pita itu hanya akan membuatnya bertambah sedih. Se Young bangkit berdiri lalu berjalan ke arah pintu keluar. Setelah melihat sekali lagi ke dalam kamarnya, dia menggeser pintu kayu itu.

Seluruh pengawalnya, kecuali Se Hun ada di situ. “Wae? Kemarin kita sudah berjanji agar tidak sedih. Kenapa sekarang kalian berwajah seperti itu?” kata Se Young saat melihat seluruh pengawalnya berwajah sedih .

“Kami pasti akan selalu menungu anda. Kami akan sering mengunjungi anda di Geogeoryeo.” kata Yi Fan. Se Young tersenyum. “Aku pasti akan merindukan kalian di sana. Kalian sudah aku anggap seperti kakakku sendiri. Gomawo untuk semuanya selama ini. Aku benar-benar menyayangi kalian.” kata Se Young. Dia berusaha menahan air mata yang siap keluar kapan saja.

“Kajja, kita harus segera ke gerbang utama.” kata Se Young. Mereka pun berjalan menuju gerbang utama kerajaan, tempat rombongan Kaisar Go Jang sudah menunggu. Se Young sedikit kecewa karena tidak bisa melihat Se Hun untuk yang terakhir kalinya.

“Mama!” seru Se Hun. Dia berlari menghampiri Se Young “Se Hun! Dari mana saja kau?” tegur Joon Myun. Tapi Se Hun tidak mempedulikan. Dia mengeluarkan sebuah kantung jimat. “Ini jimat dari klan harimau agar anda selalu bahagia. Dimana pun anda berada, aku berdoa agar anda selalu bahagia, Putri.” kata Se Hun.

Se Hun mengatakan itu sambil tersenyum. Berusaha menahan dirinya untuk tidak memeluk Se Young dan menahannya agar tidak pergi. Hanya ini yang bisa dia lakukan sekarang untuk sang Putri. Putri yang amat dia cintai.

Se Young menerimanya. Kenapa Se Hun tidak bisa membiarkannya untuk melupakan sosok Se Hun?. “Gomawo. Aku akan menjaganya.” kata Se Young. Para pengawal lain hanya bisa terdiam. Mereka tahu perasaan kedua orang ini, tapi tidak ada yang bisa mereka lakukan.

Mereka pun kembali menuju gerbang utama. Di sana sebuah tandu sudah menunggu untuk membawa Se Young. Seluruh keluarga kerajaan dan para pejabat telah menunggu Se Young. Rombongan Kaisar Go Jang juga sudah menunggu dengan kuda-kuda mereka.

“Abamama, saya pergi dulu.” pamit Se Young. Kaisar hanya mengangguk. Putri yang paling ia sayangi akhirnya pergi meninggalkannya. Se Young berpamitan dengan Permasuri dan juga Pangeran Mun Mu. Juga dengan para pejabat yang sudah ia anggap seperti keluarganya sendiri.

Se Young memberi hormat kepada seluruh keluarga kerajaan dan para pejabat istana yang berdiri dilatar belakangi oleh istana. Dia merasa berat harus meninggalkan mereka semua. Orang-orang yang ia sayangi, tanah yang sangat dia cintai, dan kerajaan yang dilindunginya melebihi dirnya sendiri. Dia tidak ingin pergi, tetapi itu tidak mungkin.

Setelah mengucapkan salam perpisahan dengan semuanya. Se Young menaiki tandu. Diikuti dengan Kaisar Go Jang dan pasukannya menaiki kuda mereka masing-masing. “Berangkat!!” seru Mundeok dan rombongan pun mulai bergerak.

Se Young bisa mendengar suara-suara musik untuk mengantarnya saat melalui jalanan utama ibu kota Silla. Seluruh warga gembira menyambut pernikahannya. Se Young tertawa pahit. Di saat semua warganya bahagia , dia malah harus menahan kesedihannya.

Rombongan telah meninggalkan ibu kota dan berjalan menembus gunung. Se Young hanya berdiam di tandunya. Dia tidak ingin untuk berbicara dengan siapa pun sekarang.

Se Young membuka sedikit jendela kecil yang ada disamping tandu. Se Young ingat dia dan Se Hun sering sekali berlatih di hutan ini. Mereka melewati waktu dimana tidak ada batasan antara putri dan pengawal. Se Young ingin kembali ke saat-saat itu.

Melihat hutan itu, Se Young teringat akan kantung jimat yang diberikan Se Hun. Perlahan dia membuka kantung itu dan menuangkan isisnya. Sebuah jimat, sebuah ikat kepala dan selembar kertas meluncur ke pangkuan Se Young.

Se Young mengambil kertas itu dan membukanya. Dia terkejut saat melihat tulisan Se Hun diatasnya. “Putri selamat atas pernikahanmu. Aku berharap agar kau bahagia. Aku kembalikan ikat kepala yang dulu kau berikan padaku. Aku tidak pantas untuk menerima hadiah seperti itu dari seorang Putri. Aku mengembalikannya bukan karena membenci Putri. Aku menyukai Putri, sangat menyukaimu. Tapi aku tahu dimana posisiku. Aku hanyalah seorang pengawal, tugasku hanya selalu melindungimu. Selamanya.

Se Young menggengam erat ikat kepala itu sambil menangis. “Pabbo, kenapa kau tidak memberi tahuku sejak dulu.” isak Se Young. Jika saja Se Hun mengatakan lebih cepat, dia akan lebih memilih untuk meninggalkan istana bersama Se Hun. Jauh dari persoalan negara dan intrik kerajaan.

“Benar-benar bodoh.” isak Se Young Air mata terus mengalir tanpa bisa dia tahan lagi. “Aku juga menyukaimu, bodoh.”

****

Matahari mulai tenggelam. Karena kota selanjutnya masih cukup jauh, mereka terpaksa berkemah di tengah hutan. Tenda-tenda mulai didirikan. Se Young mendapat satu tenda yang cukup besar yang akan digunakannya bersama dengan Putri Myung Yang.

Para dayang memasak untuk makan malam sedangkan para prajurit berjaga di sekitar perkemahan. Perekemahan didirikan di tempat yang cukup strategis. Pepohonan mengelilingi tanah kosong itu seperti sebuah benteng. Jalan menuju tempat itu hanya satu, yaitu jalan yang baru saja dilalui oleh mereka. Jadi tidak mungkin ada serangan atau apa pun dari arah lain. Itu pemikiran Go Jang tapi dia salah.

Se Young ingat dirinya pernah berkemah dengan kakaknya dan para pengawalnya di daerah sekitar sini. Se Young tersenyum saat melihat sebuah jalan rahasia yang terletak dibalik semak-semak dan pepohonan. Itu adalah jalan rahasia yang dulu dia dan kakanya gunakan ketika menemukan tempat ini. Mungkin hanya mereka saja yang mengetahui jalan itu, pikir Se Young.

“Putri.” panggil Go Jang dari balik punggung Se Young. “Apa yang kau lihat?” tanya Go Jang. “Animida, hanya saja aku ingat saat aku dan kakaku tersesat kami pernah berkemah di tempat ini juga. Saat itu kami melewati jalan ini.” cerita Se Young.

“Jangan ceritakan pada yang lain. Aku ingin jalan ini hanya menjadi rahasiaku dan kakakku.” tambah Se Young. Go Jang hanya tersenyum. “Algaesseumnida. Aku tidak akan menceritakan pada yang lain. Tapi ada sayaratnya, kau harus mau menemaniku berjalan-jalan.”

“Kenapa sekarang kau suka memakai syarat.” kata Se Young berpura-pura kesal. Go Jang tertawa lalu mengajak Se Young berjalan di pinggir hutan. Se Young mengikuti di belakang Go Jang. Mereka saling melontarkan lelucon dan tertawa bersama tanpa memedulikan para parjurit dan pejabat yang melihat mereka.

“Putri, aku tahu aku tidak sopan mengatakan ini disaat kau sedang sedih. Tapi aku benar-benar bahagia hari ini. Bahkan aku tidak akan tidur malam ini karena aku terlalu takut kalau ini semua hanya mimpi.” kata Go Jang. Mereka sedang duduk di sebuah batu besar dipinggir hutan. Melihat bunga-bunga musim panas yang bermekaran

Se Young tersenyum lemah. Dia tahu Go Jang benar-benar menyukainya, tapi dia tidak bisa membalas perasaannya. Seakan tahu pikiran Se Young, Go Jang melanjutkan perkataannya. “Aku tahu kau tidak memiliki perasaan suka padaku. Aku tidak akan memaksamu. Aku akan menunggu hingga kau benar-benar menyukaiku. Asal kau selalu disampingku itu sudah cukup.”

Air mata Se young kembali mengalir. “Jeoseonghamnida.” isaknya. Go Jang berdiri lalu berlutut di bawah Se Young. Dia mengulurkan tangannya dan mengusap air mata yang mengalir di pipi Se Young. “Uljimma. Aku tidak ingin melihatmu menangis karena aku.” gumam Go Jang.

Se Young mengangguk dan memasakkan diri tersenyum meskipun air mata terus mengalir. Mereka tidak sadar saat itu Putri Myung Yang melihat mereka dengan penuh kemarahan dari kejauhan.

****

“Putri, ini makan malam untukmu.” kata Putri Myung Yang saat Se Young kembali ke tendanya. Dia sudah menunggu Se Young sejak lama. Dia menunggu sambil mendinginkan amarahnya setelah melihat Go Jang dan Se Young sore tadi.

“Kamsahmanida, tapi aku baru saja makan bersama dengan Kaisar Go Jang. Itu untukmu saja. Aku liaht kau belum makan apa pun sejak tadi. Lihat wajahmu saja sudah suntuk seperti itu karena menahan lapar.” canda Se Young.

Tapi Myung Yang tidak menganggap itu sebagai candaan. Dia benar-benar merasa kesal dengan Se Young. Myung Yang mengambil sebuah cangkir dan membantingnya ke tanah. Membuat Se Young terkejut.

“Kau pikir kenapa aku seperti ini. Ini semua karena kau. Kaulah yang membuatku seperti ini!” teriak Myung Yang. “Myung Yang, wae ire?” tanya Se Young yang terkejut karena tindakan Myung Yang.

Myung Yang melepas tusuk kondenya. “Kau merebut Go Jang dariku. Aku lebih menyukainya dibanding dirimu. Tapi kenapa Go Jang malah lebih memilih Putri kasar seperti dirimu! Aku sudh tidak tahan lagi. Aku akan membunuhmu!” teriak Myung Yang dan langsung menghambur ke arah Se Young.

Tentu saja Myung Yang bukanlah tandingan Se Young. Dengan cepat Se Young menghindar. Se Young mebuat jarak antara dia dan Myung Yang semakin jauh. “Myung Yang, ini bukan seperti dirimu. Aku tidak ingin melukaimu. Kumohon berhentilah!” seru Se Young.

Di saat suasana sedang tegang tiba-tiba Se Young mendengar teriakan. Se Young segera keluar dari tendanya dan melihat perkemahan sudah dilalap api. Beberapa orang bersenjata menyerang para prajurit dan membunuh setiap dayang istana.

Orang-orang itu adalah orang-orang suruhan Mundeok. Mereka menyamar menjadi prajurit-prajurit Geogeoryeo dan menyerang perkemahan di malam hari. “Andwe. Aku harus menolong mereka semua.” pikir Se Young. Tapi sebelum Se Young sempat menolong dia mendengar sebuah teriakan dari belakang.

“Se Young! Kubunuh kau!” seru Myung Yang. Dia berniat menyerang Se Young dari belakang. Se Young segera menghindar, tapi tanpa sengaja dia menjatuhkan sebuah obor di dekatnya. Teriakan Myung Yang dan jatuhnya obor membuat seorang perampok melihat ke arah Se Young. “Itu Putri Se Young. Bunuh dia!” seru perampok itu.

Se Young segera berdiri dan berlari menyelamatkan diri. Dia berlari menghindari panah-panah yang diarahkan kepadanya. Se Young berlari lebih cepat. Se Young melihat sebuah tenda yang terbuka dan dengan segera masuk untuk bersembunyi.

Para pengejarnnya berlari melewati tenda itu. Se Young dapat bernapas lega. Tapi dia harus segera melarikan diri dari sini. Se Young teringat dengan jalan rahasianya. Perlahan dia keluar dari tenda itu. Setelah memastikan keadaan aman, dia segera berlari ke arah jalan rahasia yang hanya diketahui dia dan kakaknya.

“Kenapa begini? Kenapa semua orang ingin membunuhku?” batin Se Young. Dia tidak tahu kenapa semua orang hari ini bersikap aneh. Myung Yang yang biasanya selalu tertawa sekarang ingin membunuhnya

Pangeran Mun Mu melihat itu semua dari balik pepohonan. “Ternyata tidak hanya aku yang ingin membunuhmu, Se Young.” gumamnya. Dia segera menuju ke arah Se Young. Dia tahu jalan yang harus dilaluinya agar bisa menghadang Se Young.

Se Young terus belari sambil sesekali menoleh kebelakang. Sepertinya para pengejarnya tidak tahu jalan ini. Tiba-tiba Se Young mendengar suara gemerisik rumput dari depannya. Se Young sudah siap bertarung jika itu adalah pengejarnya, tapi ternyata Pangeran Mun Mu lah yeng keluar dari semak-semak.

“Orabenoni! Kenapa kau bisa ada di sini?” tanya Se Young. Dia sudah berniat berlari ke arah Mun Mu sebelum dia menyadari ada sesuatu yang aneh dengan kakaknya. Mun Mu menyadari hal itu.

“Wae? Bukannya kau selalu berlari memelukku jika kita bertemu.” tanya Mun Mu. Dia berjalan mendekat ke arah Se Young. “Apa yang ingin Orabeoni lakukan?” tanya Se Young. Dia mundur perlahan.

“Aku hanya ingin membunuhmu. Tenang saja, untuk adik yang palin aku sayangi, aku tidak akan kasar. Hanya luka sedikit dan kau akan langsung melihat surga.

Kepala Se Young serasa dihantam kayu. Bahkan sekarang kakak yang paling disayanginya pun ingin membunuhnya. “Wae? Apa aku berbuat salah pada orabeoni?!” seru Se Young. Air mata mulai mengalir di pipinya. Dia tidak tahu kenapa segalanya berubah hari ini.

“Kau masih bertanya? Kaulah yang merebut tahta Kaisar dariku. Karena ada kau, abamama tidak pernah melihatku. Sekeras apap pun usahaku, aku tidak pernah terlihat. Apa kau tahu sebutanku? ‘Pangeran yang tidak berguna’. Itu semua kareana kau!” seru Mun Mu.

Se Young jatuh tertududuk. Kakinya tidak bisa menahan tubuhnya lgi. Tanpa dia sadari selama ini dia melukai perasaan banyak orang. Ini semua karena dirinya. Air mata terus mengalir tanpa bisa berhenti. Dia benar-benar merasa berslah pada kedua saudaranya.

“Sekarang kau sudah tahu kesalahanmu? Akan kubunuh kau lalu aku akan mendapatkan tahta Kaisar.” kata Mun Mu dia sudah bersiap mengayunkan pedang ketika sebuah panah nyaris mengenai wajahnya. Tapi dia behasil menghindar, sehingga panah itu melesat melewatinya.

“Se Young! Se Young! Kau tidak apa-apa?” tanya Go Jang. Dialah yang menembakkan anak panah tadi. Se Young tidak bisa menjawab. Dia masih terkejut dengan apa saya yang barusan terjadi.

“Aah Sang Pangeran datang. Kebetulan sekali aku ingin membunuhmu juga. Dengan begini aku bisa mendapatkan Silla dan juga Geogeoryeo sekaligus.” kata Mun Mu.

Dalam sekejap Mun Mu dan Go Jang terlibat dalam pertarungan pedang. Kemampuan berpedang Go Jang cukup bagus, tapi tidak cukup kuat untuk mengalahkan Mun Mu. Go Jang mengayunkan pedangnya ke arah Mun Mu. Mun Mu berhasil menghindar dan menyabetkan pedangnya ke arah kaki Go Jang.

Go Jang langsung terjatuh bersama dengan erangan kesakitan. Kakinya mengeluarkan banyak darah. “Lemah.” gumam Mun Mu. Go Jang menggeram dan menghunuskan pedang dengan kekuatan yang tersisa. Dengan mudah Mun Mu menapik pedang itu. Pedang Go Jang terlempar dari tangannya.

Pangeran Mun Mu mengambil pedang itu dan berjalan mendekati Go Jang. Dia mengarahkan pedang itu ke arah leher Go Jang. “Akan kuhabisi kau terlebih dahulu, baru akan kuhabis adikku yang manis.” bisik Mun Mu.

Mun Mu mengangkat pedang itu tinggi-tinggi dan berniat menghujamkan ke jantung Go Jang. Melihat hal itu, tanpa pikir panjang Se Young langsung berlari dan memeluk Go Jang. Pedang Mun Mu pun menembus punggung Se Young.

Go Jang berniat berteriak tapi Se Young memberi isyarat agar dia diam. Se Young roboh menimpa Go Jang dengan pedang Go Jang menancap di punggungnya.

“Ha ha ha, kau sendiri yang memilih untuk mati Se Young. Bukan aku yang membunuhmu. Hahaha dengan ini aku mendaptak tahta Kaisar. Hahahaha.”. Mun Mu tertawa keras-keras. Dia puas dengan apa yang sekarang ia lihat.

“Hahaha akulah sang Kaisar. Hahaha.” Mun Mu tertawa lalu berjalan meninggalkan Se Young dan Go Jang sambil tetap tertawa.

Tanpa sengaja Myung Yang melihat itu semua. Dia harus menutup mulutnya sendiri agar tidak berteriak. Dia tidak menyangka Mun Mu akan sekejam itu. Myung Yang yang ketakutan pun segera meninggalkan tempat itu dan tanpa sengaja meninggalkan tusuk kondenya.

Setelah Mun Mu cukup jauh, Go Jang segera melihat keadaan Se Young. ‘Se Young ireona.” Go Jang lalu memerikasa denyut nadi di leher Se Young. Air mata mengalir saat mengetahui bahwa denyut nadi Se Young tidak terdengar. “Se Young mianhaeyeo. Mianhaeyeo.” isaknya sambil tetap memeluk Se Young.

****

Air mata mengalir dari pipi Min Young saat melihat semua kejadian itu. Dia tidak mengenal siapa pun dalam ingatan yang diperlihatkan seperti sebuah film oleh Hwan Eung. Tapi hatinya bisa merasakan kesedihan yang dirasakan oleh Se Young.

“Min Young, mianhae. Ini semua salahku. Seharusnya aku tidak memaksakan keinginanku. Kau pasti masih bisa hidup jika aku tidak memaksamu.” gumam Kyu Hyun. Melihat kembali kejadian di saat itu, dia kembali merasakan hatinya sakit. Dia merasa semua ini bermula dari rencananya.

Min Young menggelengkan kepala. “Ini bukan salahmu, ini juga bukan salah siapa pun.” isaknya. Dia akhirnya menyadari arti permintaan Hwan Eung. Dendam ini bukanlah karena kesalah seorang saja. Permainan nasib saja yang membuat mereka seperti ini.

“Kau sudah tahu apa yang terjadi 1900 tahun yang lalu?” tanya Yun Ho. Min Young mengangguk. “Mun Mu berhasil membnunuhmu. Dia menyalahkan Geogeoryeo atas kematianmu. Silla berhasil menaklukan Geogeoryeo.

Tapi Permaisuri meninggal karena bersedih atas kematianmu. Kaisar meneruskan tahtanya kepada Mun Mu dan pergi mengasingkan diri. Myung Yang terus berusaha mendaptakan Go Jang. Karena Go Jang tidak pernah melihatnya, dia akhirnya bersatu dengan Mundeok untuk membenci Go Jang dan hidup abadi dengan kekuatan siluman.

Mun Mu manjadi Kaisar hanya sesaat sebelum diberontak oleh salah satu menteri. Sebutan ‘Pangeran tidak berguna’ terus melekat padanya hingga akhir. Karena itu dia masih menyimpan dendam padamu hingga akhir hidupnya.” jelas Yun Ho.

“Tapi itu 1900 tahun yang lalu. Kenapa dia masih membenci Min Young sekarang? Bukannya ingatannya sudah hilang saat terlahir kembali?” desak Kyu Hyun.

“Akan kutunjukkan kejadian 4 tahun yang lalu.”

****

Seoul, April 2010

“Samcheon! Eomma dan appa akan pulang!” seru Min Young. Hari ini papa dan mamanya baru saja kembali dari urusan pekerjaan di luar negeri. “Jinjayeo? Apa samcheon harus mengantarmu ke bandara?” tanya pamannya.

“Jika samcheon tidak repot.” gumam Min Young. “Tentu saja aku akan mengantarmu. Yeobeo! Aku akan mengantar Se Young ke bandara.” kata paman Min Young memberitahu istrinya. “Ne. Min Young pasti sudah sangat rindu pada orang tuanya.” sahut istrinya.

Akhirnya Se Young dan pamannya menuju bandara Incheon dengan menggunakan mobil paman Min Young. “Min Young, nanti ceritakan apa saja prestasimu pada eomma dan appa, arachi?” kata paman Min Young saat mobil mereka berhenti di lampu merah.

“Geureomyeon, aku sudah berusaha keras menjadi anak baik selama ini.” balas Min Young dengan bangga. Pamannya hanya tertawa. “Oh sudah hijau.” dan mobil pamannya pun kembali berjalan.

Tapi sebuah truk besar muncul dari arah kiri dengan kecepatan tinggi. Truk itu langsung menghantam mobil paman Min Young hingga menyeretnya beberapa meter. Paman Min Young tewas seketika sedangkan Min Young mengalami luka serius.

****

“Kenapa aku tidak ingat kejadian ini?” tanya Min Young. “Ingatanmu akan hari itu hilang. Bibi dan orang tuamu sepakat untuk tidak membuatmu ingat demi kesehatanmu. Kau hanya diberitahu bahwa pamanmu meninggal karena keclakaan.

Tapi Dong Hae tidak bisa menerima hal itu. Dia menganggap kaulah yang membunuh ayahnya. Keluarganya jatuh miskin dan harus pindah ke Amerika, tempat kerabat ibunya bersedia menanpung mereka. 2 tahun kemudian ibu Dong Hae meninggal karena bekerja terlalu keras untuk menghidupi anaknya.

Dong Hae benar-benar membencimu. Dia menganggap semua ini karena kau. Di saat seperti itu Mundeok dan Myung Yang muncul. Dia membuat Dong Hae ingat akan kejadian 1900 tahun yang lalu. dan dia berhasil membuat dendam Dong Hae berlipat-lipat hingga berniat membunuh kedua orang tuamu dan kau.” jelas Yun Ho.

Min Young terduduk lemas. Bulir-bulir air mata tidak bisa berhenti mengalir dari pelupuk matanya. Dia tidak tahu harus berbuat apa sekarang. Ini semua sanggup membuat kepalanya meledak. Kyu Hyun menatap iba ke arah Min Young.

“Tidak ada waktu untuk menangis. Sekarang Dong Hae sudah mempersiapkan pasukannya untuk melawan para pengawalmu. Kau harus segera kembali untuk menghentikan semua ini.” ujar Yun Ho.

Min Young tetap duduk dan menggelEngkan kepala. “Ani. Aku tidak boleh melawannya. Aku tidak bisa mengalahkannya. Dia kakak yang paling aku sayangi.” racaunya. Kyu Hyun tahu pasti sulit bagi Min Young untuk melakukan apa pun pada Dong Hae. Tapi ini bukan waktu yang tepat untuk berlarut dalam kesedihan.

“Min Young, dengarkan aku. Kau tidak akan melawannya. Kau hanya perlu mengatakan bahwa kau tidak berniat bebrbuat seperti itu dan kau menyayanginya. Kau tidak akan menyalahkannya atas kematian orang tuamu. Katakan itu agar semua ini berakhir.” kata Kyu Hyun.

“Jeongmalyeo? Aku hanya perlu mengatakan itu?” bisik Min Young. “Ne, katakan itu. Aku yakin dia tidak membencimu sepenuhnya.” balas Kyu Hyun. Tiba-tiba Kyu Hyun merasakan suatu perasaan tidak enak. Sepertinya Dong Hae berhasil menemukan para pengawal Min Young.

Dengan cepat, Kyu Hyun menggendong Min Young. “Sunbae, tolong bawa kami kembali. Aku akan mengurus Min Young. Aku memiliki firasat tidak enak.” kata Kyu Hyun cepat. “Baiklah. Aku akan mengembalikan kalian. Aku berharap kalian bisa melakukan yang terbaik.” balas Yun Ho.

Kyu Hyun dan Min Young merasa seperti di sedot ke dalam sebuah lubang dan semua menjadi gelap.

****

Di saat yang sama Dong Hae dan pasukannya sudah menemukan tempat persembunyian yang Hwan Eung buat untuk kedua belas pengawal adiknya. Sebuah bangunan terbengkalai di luar kota Seoul. Tapi dia tahu tempat ini adalah tempat dia membunuh Se Young 1900 tahun yang lalu.

Dong Hae menatap bangunan itu sambil tersenyum. Dibelakangnya berdiri Mundeok dan Eun Hae yang merupakan perwujudan Myung Yang. Pasukan yang terdiri dari berbagai siluman ganas sudah siap untuk menyerang.

“Ternyata kau harus berakhir di tempat yang sama seperti 1900 tahun yang lalu. Aku akan membunuhmu sekarang juga Song Min Young.”

TBC

Eotte?  Aku berusaha untuk membuatnya sebaik mungkin . Semoga tidak mengecewakan. Nanti malam aku akan mengepost extra chapnya. Thx for reading and stay tune  🙂

98 tanggapan untuk “The Princess & The Knight (Chapter 10)”

  1. keren ff historicalnya….ff nya beehhh…keren keren…nggak tau mau ngomong bagusnya tu gmna lagi…baguusss buanget….
    Smngat thor..buat yg keren2 lgi ff nya

  2. keren,keren ….
    daebak,daebak ….
    seru,seruu ….
    anjirrr …. ffnya behhh … top lah pkoknya …
    sukses dehh bwat ff mu unnie,
    lanjut ya …..
    mian,klo aku jrang2 komen unnie,soalnya aku ngg tw mw ngomong ap lagi,psti aku jwabnya keren,daebak,seru … nah emnk bener ffnya kyk gitu …. hehe .. 🙂

  3. Benar semua asumsinya wkwkwk~
    Mundeok dalang dr semuanya krn dr 1900 tahun lalu sampai skg blom meninggal,, makna cerita untuk chap ini benar” membuka hati nurani
    Daebak Kim Na Na or himawarihime~

  4. huwaaaa…daebakkk…
    ini ceritanya menarik banget…
    cerita masa lalu nya juga masuk akal, ga dibuat2,,,
    tapi cuma diceritain dikit ya sehun sama se young di masa lalu nya 🙂
    lanjut ya thorrr,,,suka nih,,,hehehe
    gomawoyo…

  5. Annyonghaseo~ aku reader baru, aku nemu ff ini hari ini dan langsung baca dari chapter awal dan komen dichapter ini. Tapi sayang banget udah mau end yaa(?) Ceritanya seru banget(y) aku baru nemu ff yg historycal kerennya kyk gini. Ngomong” END nya happy atau sad(?) kalo bisa jgn sad yaa… aku paling benci sama yang namanya sad ending.. So, happy ending aja yaaa hehehehe…
    Keep writing and fighting yooo!!! Next chapter sangat ditunggu~

  6. Ternyata banyak bgt misterinya ganyangka, jangan lama-lama ya thor chapter selanjutnya:3 chapter selanjutnya terakhir ya? Semangat thor fighting

  7. Astaga gak nyangka klo ternyata donghae yang membunuh min young di masa lalu… Dan semua kejadian masa lalu berkaitan dengan masa sekarang.. Hebat banget thor keren

  8. tebakan ku bener!! *lompat2 girang*
    tp kasian minyoung 😦 huaaa…..
    smg HAPPY ENDING!!!! SEHUN MINYOUNG!!!!

  9. Jadi tambah penasaran sama chap selanjutnya atau chap endingnya.. Mudahan akhirnya jadi happy ending,, keren banget thor,, lanjut!! Fighting thor!!

  10. Authooorrrrrr…crta ny bnr” daebakk..Trnyta donghae pmbnuh ny se young..
    Dr awal udh menduga si eunhae itu jg udh trlibat sih.
    Tp ttap qren crta ny

    Ending ny sma sehun yaahhh thoorrrrr..haruuussss#maksa 😀

    Next ny di tunggu bgt author..Keep writing..Fighting
    😀

  11. sudah saya duga kalo donghae yg ngebunuh wkwk soalnya pergi tiba tiba kemaren 😀 wkwk next thor extra chapternya sama chapter terakhir 😀 seruuuuu

  12. Seriusss bagusss banget thoorrr,ditunggu nextnyaaa,hwaa udah mau selesai masalahnya semoga minyoung menang ters bahagia sama sehun:))

  13. Bagus banget thor…. Buat penasaran dan pengen cepat lanjut ke chap brikutnya… Alur dan konteks tlisannya keren …. Daebak!!!

  14. Keren ffnya *.*
    Nnti chap trakhir panjangin ya. Nanti min young sama kyuhyun atau sehun? Jawab ya thor 😀

  15. Kerennn
    Aku klo komen pasti g tau hrs komen apa lagi hehe
    Ff nya bikin aku ckck ._.
    Pokoknya terus berkarya thor ‘-‘)b

  16. What?? Jadi donghae itu antagonis! Ya ampun di kirain donghae itu baik terus bakalan bantuin minyoung, kyuhyun malah ga dapet peran epil di sini padahal kan pada tau sifat nya kyupil gimana ㅋㅋㅋ
    Makin seru cerita nya thor… dilanjut ya..^^
    Fighting!☆☆☆

  17. flashbacknya keren thor , skr jelas deh apa yg terjadi sblumnya .
    ga nyangka mun mu yg ngebunuh . tdnya mikir beneran gojang yg ngebunuh eh ternyata , gojang bener2 cinta sama se young .
    penasaran penasaran sama lanjutannya !!

  18. Otte?? Semakin seru min! >< Ya ampun aku ga nyangka, kakanya min young sendiri yg membunuh adiknya sendiri karena egonya 😥 yak nemo oppa ku hiks

  19. Ternyata pangeran mun mu yg bunuh se young,gara2 perebutan tahta..
    Ditunggu chap selanjutnya ya thor..
    Semoga happy ending…

  20. Ternyata pangeran mun mu yg bunuh se young,gara2 perebutan tahta..
    Ditunggu chao selanjutnya ya thor..
    Semoga happy ending…

  21. Ternyata prince mun mu yg bunuh se young,, ya bisa dibilang gtu lahh ya.. Haha perkiraanku salah,, daebak! Author jjang!
    Sedih bgt kisah cinta nya sehyoung dulu,, jadi dimasa skrg mereka harus brsatu.. Jebal author-nim.. Ne?
    Keren keren!! Next chap ditunggu!

  22. Tuh kan bener donghae. Aku udah ngerasa dari awal kalo ini gara2 perebutan tahta. Makin penasaran thor, lanjut. Nanti minyoung terbunuhkah? Jangan thor, kasian sehun 😦 ditunggu thor, fighting! ^^

  23. dikira aku yang bunuh bukan dong hae, taunya…
    gara-gara masalah tahta jadi kayak gitu..
    Nice author! Lanjutkan ya

  24. Awalnya aku kira saudara tirinya yg ngebunuh ternyata donghae ckckck bener” aku ke kecoh
    author bisa bgt ngecoh pembacanya daebak

    di tunggu next chapter thor
    fighting 😉

Tinggalkan Balasan ke miichan34 Batalkan balasan