Yearning

Yearning

Author: Cca Tury

Cast: OC | Baekhyun | others.

Rating: G

Genre: Fluff, Friendship, AU.

———————–

“Kau tak kerja?” Tanya ibu ketika aku memasuki ruang makan keluarga. Ibu sedang memasukkan kimchi buatannya kemarin kedalam toples sedang. Sepertinya dia akan membaginya pada tetangga sebelah kami.

Aku menggeleng, menjawab pertanyaan ibu yang tadi, “ini hari sabtu, eomma. Bahkan kantorpun tak ada yang buka. hari ini aku libur. Aku ingin tidur sampai puas.” Jawabku sambil menelan telur dadar buatan ibu diatas meja makan. Aku tersenyum.

“Kudengar Baekhyun pulang kerumah hari ini…” Ucapan ibu perlahan membuat kunyahan dimulutku melemah. Lalu tersenyum miring tanpa diketahui ibu.

Orang itu pulang juga kerumah. Sudah sejak kakak laki-lakinya menikah, dia hanya datang sekitar 2 jam lebih, kemudian pergi lagi karena jadwalnya sangat padat. Bahkan saat perayaan Chuseok, dia hanya datang sesaat, pun aku tak sempat berkata-kata dengannya. Dia terlalu sibuk dengan ketenarannya sebagai idol yang baru saja naik daun di tahun 2013 itu. EXO, membuatnya benar-benar melupakanku.

Namun sebenarnya aku tak punya hak sama sekali untuk kesal akan dia yang melupakanku karena sungguh aku dan dia tak memilik hubungan spesial apapun. Aku dan dia hanya dekat—atau bisa disebut sangat dekat—karena kami hidup bersebelahan sejak lahir. Byun Baekhyun, benar-benar bukan siapa-siapaku.

Aku baru saja akan keluar dari ruang makan ketika ibu menahan, “Ya! Kau mau kemana? Antarkan ini kerumah Baekhyun…” Ucap ibu sambil menepuk-nepuk toples sedang yang terisi penuh dengan kimchi buatannya kemarin.

Aku membulatkan mata, tak mungkin kan aku mengantarkan dengan penampilan yang seperti ini. “Eomma! Aku belum mandi! Eomma saja yang antar!” Seruku malas. Walau aku tak peduli Baekhyun melupakanku, tapi bukan berarti aku akan seperti ini kerumahnya. Bagaimana kalau Baekhyun mentertawaiku.

Ya! Biasanya juga kau tak pernah mandi kesana!” Bentak ibu.

Itu biasanya, hari ini luar biasa. Baekhyun ada dirumah itu dan aku tak mau menemuinya. “Aku tak mau! Eomma saja!” Ucapku dan mulai melenggang.

“SHIN JI SHIN!” Teriak ibu menahanku kembali. Aku menghela nafas berat. Berbalik masuk keruang makan dan mengangkat toples penuh itu.

Aku harus kerumah keluarga Byun.

***

“Oh, Shin wasseo?” Ujar ibu Baekhyun ketika aku masuk kedalam rumah melalui pintu belakang. Kebiasaanku ketika memasuki rumah Baekhyun.

Eomma, aku membawakan kimchi” ucapku dan meletakkannya diatas meja yang ada didapur. Jangan tanya kenapa, karena memang sejak dulu aku memanggil ibu Baekhyun dengan sebutan ‘eomma‘ begitu juga Baekhyun dengan ibuku.

“Eum. Letakkan disitu, nanti eomma bongkar. Sana masuk keruang makan. Ada abeoji disana…” Ucap ibu Baekhyun sambil mengeluarkan piring dan gelas dari dalam lemari. Aku tersenyum dan meraih piring gelas itu, membawanya masuk menuju ruang makan.

Benar ada ayah Baekhyun diruang makan, dengan kopi hitam panas dan juga koran ditangannya, sendiri saja, tak ada yang lain. Tak ada Baekboem oppa serta istrinya disini karena memang mereka sudah pindah keapartemen baru mereka. Pun Byun Baekhyun, aku tak melihat batang hidungnya.

annyeonghaseyo abeoji…” Sapaku sambil meletakkan piring dan gelas tadi, menyusunnya diatas meja makan.

“Oh, Shin datang…” Ayah melipat korannya dan menyeruput kopi hitamnya. “Mana anak itu… Jam segini belum bangun…” Gumam ayah dengan dirinya sendiri membuatku berkerut dahi. “Shin, coba kau naik keatas. Bangunkan Baekhyun, dia dirumah dari tadi malam…” Ucapan ayah membuatku membelalak dan berekspresi seolah berkata ‘Eh, aku?’.

Namun ayah sepertinya tak bisa memaknai arti raut mukaku. Setelah berkata ‘Ne‘ panjang, aku melangkah naik ke lantai atas rumah keluarga Byun dan menghela nafas.

***

“Baek! Baek!” Aku mengetuk sembarangan pintu kamar Baekhyun dan menyerukan namanya. Entahlah mengapa aku sedikit bergetar dan gugup. Padahal hal seperti ini dulu sering kulakukan. Bahkan aku tak segan-segan menendang bokongnya jika dia tak mau bangun dari tempat tidur. Ah, mungkin ini efek karena aku sudah lama tak bertemu.

“Baek, ayah memanggil!” Teriakku. Namun nihil dan memaksaku memutar knop pintu kamarnya itu. Seperti biasa, Baekhyun tak pernah mengunci kamarnya kapanpun dan apapun. Dulu dia beralasan karena jika tiba-tiba saja gempa datang, dia bisa langsung lompat dan membuka pintu, tak perlu susah-susah memutar anak kuncinya segala.

Ragu-ragu aku masuk kedalam kamarnya dan menutup kembali pintunya dengan punggungku.

Bisa kulihat rambut abu-abu kekuningan Baekhyun menyembul diujung selimut yang menutupi hampir seluruh badannya. Aku menghela nafas dan mendekati ranjangnya. “Baek! Baek! Ayah menyuruhmu turun…” Ucapku menggoyangkan badannya yang tertutup selimut itu.

“Eummm….” Gumamnya malas. Dia menggeliat didalam selimut.

Aku menarik selimut yang menutupi badannya, “OMO!” Seruku dan kemudian menutup kembali tubuhnya sembarangan. Aku berbalik dan menggeram. “YA! KENAPA TAK PAKAI BAJU!” Teriakku. Bisa kudengar cekikikannya dibalik selimut itu.

Aku menghela nafas kasar, “Bangun Baek! Aku tahu kau tak tidur! Ayah menyuruh untuk sarapan!” Bentakku masih memunggunginya.

Namun, tiba-tiba saja kurasakan tanganku ditarik olehnya sehingga membuatku oleng dan jatuh diranjangnya. Byun Baekhyun memelukku sembarangan. Aku mendelik mata,

YA! APA YANG—”

Bogoshipo, Shin Ji Shin…” Gumamnya dengan mata tertutup dan tersenyum, masih dengan posisi tidurnya. Sungguh membuatku membulat mata dan bungkam seketika.

Namun hanya beberapa detik, karena setelahnya,

Nwa!” Bentakku sambil meronta minta dilepaskan. “Ya! Igeo annwa!!” Teriakku lagi membuatnya terkekeh dan melepaskan pelukannya. Dia membuka mata dan bangkit dari baringnya.

Ya! Aku merindukanmu. Apa kau tidak?!” Ucapnya.

Aku tersenyum miring, “Utgigo ittne?” Ucapku dan beranjak dari ranjangnya itu, “Cepat pakai bajumu dan bangun…” Tambahku.

“Berbaliklah. Aku akan pakai baju!” Perintahnya membuatku menurut. “Jangan mengintip!” Serunya lagi sukses membuatku tersipu kecil.

Kebiasaan lama lagi. Hal seperti ini dulu sering sekali terjadi. Aku yang sembarang masuk kamarnya yang tak pernah dikunci itu saat dia sedang sibuk memasang seragam sekolahnya dipagi hari atau melepas baju seragamnya sepulang sekolah atau lagi sedang melepas baju sepakbolanya disore hari selesai latihan. Sungguh, dulu tak ada kecanggungan sama sekali. Tapi entah kenapa sekarang menjadi terasa berbeda. Aku tak bisa mengontrol detak jantungku.

“Kau tak kerja?” Pertanyaan yang sama yang dilontarkan ibu tadi. Aku menghela nafas lagi.

“Ini sabtu Baek, bank negara mana yang buka?” Ocehku.

“Oh, benar juga… Oi, aku sudah selesai, berbaliklah…” Ucapnya. Lagi-lagi aku menuruti perintahnya. Kulihat dia sudah duduk diranjang dan sedang membongkar tas yang bermotif logo boyband EXO dimana-mana. Dia menepuk-nepuk ranjang mengisyaratkanku untuk duduk. Aku menurut lagi.

Ya! Kenapa kau tak pernah mengirim pesan untukku?” Tanyanya masih fokus membongkar tasnya itu.

“Kau pun bahkan tak melakukan hal yang sama…” Ucapku.

“Aku sibuk—”

“Nah, aku tak mau mengganggumu. Makanya tak mengirimimu pesan” jawabku padanya yang sudah menjejerkan album-album EXO diatas ranjang. “Untuk apa ini?” Tanyaku padanya yang mulai menandatangani album-album itu.

“Untukmu…hehehe” ujarnya mendongak sekilas melirikku dan kembali menandatangani album-album itu.

“Apa tak ada tanda tangan dari Kai atau tidak D.O? Aku suka mereka berdua…” Ucapku menghentikan gerak tangan Baekhyun. Dia menatapku dengan tatapan tajam.

Ya! Yang kenal denganmu itu aku! Kenapa malah ngefans dengan mereka!” Bentaknya membuatku terkekeh.

“Mereka itu keren. Kai sangat keren jika menari, dan D.O suaranya pun sangat keren…” Ujarku sambil mengangguk-angguk.

Ya! Suaraku lebih bagus dibanding D.O! Eish! Aku juga bahkan bisa menari!” Dia terlihat kesal dan kembali menunduk menyelesaikan tandatangannya. Aku masih terkekeh.

“Baek, aku menonton acaramu…” Ucapku.

“Acara yang mana?” Tanyanya sambil masih fokus dialbum-album itu.

“EXO Showtime”

“Oh, aku keren, kan?” Ucapnya narsis.

“Eum. Sangat keren sehingga membuatku tertawa tak terkendali. Apalagi saat kau masuk kedalam rumah hantu itu, aku tak tahu jika kau seperti bibi penjual ikan dipasar tradisional kita. Hahaha…kau sangat cerewet” ucapku antusias. Dia hanya menghela nafas jengah.

“Aku jadi teringat saat SMP, ketika kau ketakutan kutarik-tarik masuk kedalam sana. Tak menyangka saja sekarang kau berani masuk sendirian kesana…hahaha” tambahku lagi tak bisa mengontrol tawaku.

“Diamlah! Jangan mengejekku!” Ucapnya mendongak lagi. Tampaknya dia sudah selesai dengan tanda tangan itu.

“Apa kau akan lama disini?” Tanyaku mengganti topik pembicaraan.

“Tidak. Sebenarnya aku ada shoot nanti malam. Member yang lain menginap dihotel. Aku meminta managerku mengantar pulang. Aku rindu ibu dan ayah…” Ucapnya tersenyum dan menyerahkan album-album itu untukku. Aku menerimanya.

“Dan kau… Aku juga rindu kau…” Tambahnya kemudian sukses membuat rona pipiku berubah memerah. Sungguh, terasa hangat disana.

“Aku langsung kembali ke Seoul besok subuh setelah shoot selesai.” Ucapnya. Aku mengangguk-angguk sambil tertunduk. Menyembunyikan rona merah dimukaku.

“Ohya…” Dia kembali membongkar tasnya, dan mengeluarkan syal hijau dari sana. Dia memasangkannya di leherku.

Ya! Untuk apa? Bahkan kita akan memasuki musim semi!” Ucapku menatap syal hijau itu. Warna kesukaanku.

“Sebenarnya ini akan kuberikan untukmu saat natal, namun jadwalku sangat padat hingga tak pulang. Aku juga lupa mengirimkannya… Ya sudah, jadi kuberikan sekarang saja” ucapnya, membuatku tersenyum.

Gomawo…” Ucapku. Dia mengangguk-angguk.

Dia beranjak dari ranjang dan berjongkok dengan punggung didepanku. “Ayo naik…” Ucapnya menyuruhku naik dipunggungnya. Lagi-lagi kebiasaan lama. Dia selalu menggendongku saat keluar dari kamarnya. Aku terkekeh kecil lagi dan naik keatas punggungnya. Baekhyun mengangkat tubuhnya dan mulai berjalan,

“Baek, aku suka hairstylemu sekarang. Abu-abu kekuningan…”

“Oya, terimakasih”

“Lalu kapan kau akan mengenalkanku dengan Kim Kai?”

“Tidak akan pernah”

“Dengan D.O?”

“Bermimpi saja kau…”

YAAA!!”

***

Fin.

17 tanggapan untuk “Yearning”

  1. Udah baca si dulu,tapi ga tau kenapa kangen aja pengen baca lagi. Baek bertingkah kya gini bkin greget cewenya ihhh!! Jaman2 debut rambutnya so so so cute(?) haha

Tinggalkan Balasan ke bae Batalkan balasan