TRUE LOVE (Chapter 8)

TL2

TRUE LOVE

Tittle : True Love (Part 8)
Author : Jellokey
Main Cast :
Kim Jong In (Kai EXO-K)
Oh Sehoon (Sehun EXO-K)
Luhan (Lu Han EXO-M)
Kim Joon Myun (Suho EXO-K)
Kang Jeo Rin (OC)
Shin Min Young (OC)
Support Cast :
Wu Fan (Kris EXO-M)
Park Chanyeol (Chanyeol EXO-K)
Kim Min Ra (OC)
Jang Mi Sun (OC)
and others
Length : Chaptered
Genre : Romance, Family, School Life
Rating : PG-17

“Gamsahamnida, ajjushi.” Kai langsung menatap yeoja yang berada di samping ahjummanya. Kedua orang itu saling menatap terkejut. Tapi tidak untuk Kai, ia langsung tersenyum melihat siapa yang dijodohkan dengannya.
“Karena semua sudah di sini, mari kita ke ruang makan. Ahjumma sudah meyiapkan makanan yang spesial untuk menyambut kalian.” Kata Nyonya Kang.
“Bagaimana pendapatmu?” Bisik Tuan Kim pada Kai.
“Tidak buruk.” Jawab Kai singkat.
“Apa itu artinya kau menrima perjodohan ini?” Kai hanya tersenyum menanggapi pertanyaan Appanya. ‘Aku tidak perlu memikirkan cara lagi untuk membuat kau menjadi milikku, baby.’ Batin Kai. Ia tersenyum pada Jeo Rin yang duduk berhadapan dengannya. Sedangkan Jeo Rin, ia merasa hidupnya tidak ada gunanya lagi karena ia dijodohkan dengan Kai.

*************
Makan malam antara dua keluarga itu berjalan lancar. Tuan Kim dan Nyonya Kang asyik menceritakan kehidupan mereka sebelum mereka bertemu kembali. Keluarga Nyonya Kang pindah ke New York saat Jeo Rin berumur dua tahun. Appa Jeo Rin meniggal karena kecelakaan saat ia berumur tujuh tahun. Sedangkan orang yang akan dijodohkan, Jeo Rin memakan makanannya dengan tidak nafsu. Kai terus melihat ke arahnya sambil tersenyum.
“Jadi apa keputusan kalian?” tanya Tuan Kim begitu selesai makan.
“Aku menolak perjodohan ini.” Kata Jeo Rin tegas.
“Kau ingat apa yang eomma katakan, nak?” Jeo Rin langsung terdiam. Harapannya saat ini adalah Kai menolak perjodohan. ‘Dia pasti menolak. Playboy sepertinya mana mau dijodohkan.’ Pikir Jeo Rin.
“Bagaiman denganmu, nak?” tanya Tuan Kim pada Kai. Kai tersenyum manis membuat ia terlihat beribu kali lebih tampan.
“Aku menerima perjodohan ini.” Kata-kata Kai membuat Jeo Rin menatapnya. Rasanya dunia berhenti berputar bagi Jeo Rin.
“Akhirnya kita berbesan, Jong Mun-ah.” Nyonya Kang senang.
“Masakan ahjumma enak sekali. Apa Jeo Rin juga pandai memasak seperti ahjumma?” Kai mencari perhatian pada calon mertuanya. Nyonya Kang tersenyum.
“Tenang saja, Kai. Jeo Rin bisa diandalkan dalam hal ini. Kau tidak salah menerima perjodohan ini. Jeo Rin calon istri yang baik.”
“Kami sudah membicarakan ini sebelumnya. Kalian akan bertunangan setelah Jeo Rin lulus sekolah.” Kata Tuan Kim.
“Dinikahkan besok juga tidak apa.” Ujar Kai polos.
“Uhuk!” Jeo Rin hampir menyemburkan minumannya.
“Hahaha… bercandamu tidak lucu, nak.” Tuan Kim tertawa tidak menyangka dengan kata-kata Kai.
“Jeo Rin-ah, ajak Kai berkeliling rumah ini. Sekalian mengakrabkan diri.Walaupun satu sekolah, eomma yakin kalian tidak kenal dekat.” Suruh Nyonya Kang pada Jeo Rin sebelum ia fdan Tuan Kim menuju ruang tamu. Jeo Rin menatap Kai kesal yang dibalas senyuman manis Kai. Ia lalu menggeser Kursinya kasar dan berjalan menuju kolam renang. Kai mengikutinya dari belakang.
“Aku tidak menyangka kalau yeoja yang dijodohkan denganku itu kau, baby. Padahal aku sudah menolak perjodohan ini.”
“Kenapa kau datang?”
“Aku hanya ingin menuruti appaku. Dan aku tidak menyesal.”
“Aku akan mencari cara agar perjodohan ini dibatalkan. Silahkan mengelilingi rumah ini sendiri.” Jeo Rin meninggalkan Kai.
“Kesempatan ini tidak akan aku sia-siakan, baby.” Kai menyeringai.

**************
“Kau kenapa, Jeo Rin-ah?” tanya Misun melihat Jeo Rin tidak bersemangat.
“Kau ada masalah?” sambung Min Young.
“Ani. Nan gwenchana.” Jeo Rin melihat Kai dan teman-temannya di sudut kafetaria. Melihat tawa bahagia Kai membuatnya kesal. ‘Hidupku benar-benar hancur. Joonmyun oppa meninggalkanku, dan sekarang aku dijodohkan dengan namja brengsek itu.’ Batin Jeo Rin.
“Bagaimana dengan Kris, Misun-ah?” Jeo Rin mengalihkan pembicaraan.
“Aku tidak peduli. Kalau benar dia menyukaiku, seharusnya dia tidak berhubungan dengan para yeoja centil itu.”
“Sudahlah. Tidak ada gunanya membicarakan kawanan namja brengsek itu.”
“Kau benar, Min Ra-ya.” Sahut Jeo Rin. Lagi. Entah kenapa Jeo Rin selalu melihat Suho dengan Eun Na. ‘Apa mereka pacaran?’ batin Jeo Rin. Ia masih tidak rela Suho meninggalkannya. Ingin sekali Jeo Rin menyeret Kai ke hadapan Suho agar namja itu mengakui kalau dia menjebak Jeo Rin. Tapi itu mustahil.
************
Berhari-hari Jeo Rin tidak bersemangat menjalani aktivitasnya. Yang ia lakukan tidak berarti apa-apa. Kai yang melihat Jeo Rin seperti itu hanya diam. Bukan dia tidak peduli pada Jeo Rin. ‘Mungkin Jeo Rin belum bisa menerima perjodohan ini.’ Pikir Kai. Kai menekan bel rumah Jeo Rin. Pintu terbuka dan yang membuka pintu adalah Han ahjumma.
“Tuan Kai.” Han ahjumma mempersilahkan Kai masuk dan mengambila alih koper yang dibawa Kai. Beberapa hari ke depan Kai akan tinggal di rumah Jeo Rin. Ide itu bersal dari Tauan Kim dengan alasan karena Kai selalu sendiri di rumah, padahal ia sudah biasa. Dan Nyonya Kang dengan senang ahti mengizinkan Kai menginap di rumahnya. Ia bahkan menyuruh pembantunya merapikan kamar di sebelah kamar Jeo Rin sebagai kamar Kai.
“Jeo Rin mana, ahjumma?” kata Kai begitu melihat kamarnya yang berada di lantai dua.
“Nona sedang berenang, Tuan.”
“Berenang? Malam-malam begini?” Kai heran mendengar orang uang berenang di malam hari.
“Ne. Itu sudah menjadi kebiasaan nona sejak umur sepuluh tahun. Saya permisi, Tuan”
“Gamsahamnida, ahjumma.” Kata Kai lalu ia menuruni tangga dan berjalan menuju kolam renang. Kai tersenyum di ambang pintu melihat Jeo Rin yang berenang. Cahaya bulan dan lampu dari rumah menjadi penerangan Kai untuk melihat Jeo Rin. Kai berjalan sambil membuka kancing kemejanya satu per satu. Berhenti di pinggir kolam, membuka kemeja, kaos dalam dan sepatunya. Sepertinya Jeo Rin tidak menyadari kehadirannya. Kai menyadari satu hal saat ia mau membuka kancing jeansnya. Jeo Rin belum naik ke permukaan sejak ia berjalan menuju kolam. Kai langsung melompat ke kolam takut terjadi sesuatu pada Jeo Rin. Ia menyelam dan mendapati Jeo Rin berada di dasar kolam memeluk lutut dan memejamkan matanya. Kai langsung menarik Jeo Rin ke permukaan.
“Apa yang kau lakukan, hah? Kau mau mati?” Kai emosi.
“Apa pedullimu? Kau sudah menghancurkan hidupku! Kau membuatku kehilangan harga diri dan Joonmyun oppa! Dan sekarang aku dijodohkan denganmu! Tidak ada gunanya aku hidup!” sahut Jeo Rin tak kalah emosi. Sebenarnya menenggelamkan diri di dasar kolam merupakan kebiasaan Jeo Rin ketika ia memiliki masalah yang berat. Ia berpikir itu bisa mendinginkan kepala dan hatinya walau hanya sesaat.
“Aku mohon jangan bicara seperti itu, Rin-ah.” Kata Kai lembut sambil memeluk Jeo Rin. Jeo Rin langsung mendorong tubuh Kai.
“Kenapa? Kenapa kau menerimqa perjodohan ini? Tangis Jeo Rin. Kai menghapus air mata Jeo Rin dan memeluk Jeo Rin erat.
“Karena aku mencintaimu.”
“Kau pikir aku percaya dengan namja brengsek sepertimu?”
“Aku benar-benar mencintaimu. Sangat mencintaimu. Aku tidak pernah merasakan hal ini seperti ini sebelumnya pada yeoja mana pun.” Jeo Rin menatap Kai yang sungguh-sungguh. Kai juga menatap Jeo Rin. Tatapan itu tidak bohong.”
“Buktikan padaku.” Kata Jeo Rin akhirnya.
“Baiklah. Aku akan berubah untukmu.” Kai tersenyum lembut. Menangkupkan kedua tangannya di wajah Jeo Rin. Mendekatkan wajahnya ke wajah Jeo Rin lalu menempelkan bibirnya di bibir Jeo Rin lama. Menunggu reaksi Jeo Rin. Kai mulai menggerakkan bibirnya karena tidak ada perlawanan dari Jeo Rin. Melumat bibir Jeo Rin lembut menyampaikan perasaannya. Kai terus melumat bibir Jeo Rin sampai akhirnya Jeo Rin balas melumat bibir Kai. Jeo Rin memejamkan matanya menikmati ciuman Kai. Satu menit, dua, tiga menit, ciuman lembut itu berubah menjadi panas. Kai menggigit bibir bawah Jeo Rin membuat Jeo Rin membuka mulutnya, membuat Kai bebas menjelajahi mulut Jeo Rin. Jeo Rin meremas rmabut hitam Kai. Ia tidak tahu kenapa ia bisa merespon Kai sampai sejauh ini. Dinginnya air kolam tidak berarti buat mereka. Bahkan air kolam itu sudah berubah panas sama seperti ciuman mereka. Jeo Rin melepas tautan bibir mereka. Napasnya terengah-engah. Ini ciuman terlama dan terpanas yang pernah ia lakukan. Dahi mereka masih saling menempel. Kai tersenyum pada Jeo rin lalu mengecup bibir Jeo Rin.
“Saranghae, baby.” Jeo Rin hanya tersenyum. Ia tidak bisa menjawab Kai sekarang. Dia belum yakin dengan namja itu. Dan lagi, di hati dan pikirannya masih ada Suho. Mengenai ciumannya dengan Kai ia bingung kenapa ia bisa menerima ciuman itu.
“Kau masih mau berenang? Ini sudah malam. Lebih baik kau berenang di pagi atau sore hari. Kau bisa sakit kalau berenang malam-malam begini, baby.” Kata-kata Kai membuat Jeo Rin takjub.
“kau cerewet.” Jeo Rin mengetahui satu sisi Kai, perhatian. Dan itu hanya Kai lakukan pada Jeo Rin.
“Kau tahu namaku, baby?”
“Namamu Kai.”
“Nama asliku?”
“Kim Jong In.”
“Aku pikir kau tidak tahu. Panggil aku Jong In, oppa juga tidak apa-apa. Jangan panggil aku Kai atau memanggilku dengan panggilan formal.”
“Wae?”
“Karena kau spesial.” Kai mengecup bibir Jeo Rin lagi.
“Jongin.” Kai tersenyum Jeo Rin memanggil namanya.
“Kau masih mau berenang?”
“Ani. Aku sudah selesai.” Mereka pun berenang menuju pinggir kolam, lalu naik. Kai baru menyadari kalau Jeo Rin memakai bikini biru. Dengan cepat ia mengambil baju handuk dan memakaikannya pada Jeo Rin.
“Waeyo?” Jeo Rin membetulkan handuknya.
“Kau bisa kedinginan.” Jawab Kai setengah bohong setengah jujur.
“Kau tidak berpikiran yang aneh-aneh kan?”
“A.. ani. Aku mau berubah, baby.” Jeo rin memberikan handuk pada Kai.
“Kenapa kau bisa di sini, Jongin-ah?” Kai mengalungkan handuk yang diberikan Jeo Ri di lehernya. Lalu mengambil pakaian dan sepetunya.
“Appa menyarankanku untuk menginap di sini dan ahjumma mengizinkan. Aku bisa menginap di sini selama yang kumau.” Mereka masuk ke dalam rumah, menaiki tangga menuju kamar mereka.
“Jangan kunci pintunya, baby.”
“Aku akan mengunci pintu. Kau berbahaya.”
“Aku tidak akan macam-macam sebelum kita mengucap janji di hadapan Tuhan.” Jeo Rin tidak mempedulikan Kai, ia langsung masuk ke kamarnya.

*****************

“Baby, irreona!” Kai mencium pipi Jeo Rin. Ia sudah mengenakan seragamnya. Tidak ada reaksi dari Jeo Rin, Kai malah terpaku memandang wajah Jeo Rin. Ia mengelus pipi lembut.
“Kalau bisa aku ingin melihat wajahnya setiap bangun tidur.” Kai terus manatap Jeo Rin.
“Eunggh…” Lenguh Jeo Rin. Ia membuka matanya, menyesuaikan dengan cahaya yang ada di kamarnya, lalu merenggangkan badan.
“Morning!” ucap Kai dengan senyumnya.
“Sejak kapan kau ada di sini?” Jeo Rin langsung menarik selimut sampai ke lehernya.
“Aigoo… Baby, kau berpikir aku tidur di sini semalam? Aku baru beberapa menit yang lalu di sini. Membangunkanmu. Cepatlah mandi, lalu kita sarapan.” Jeo Rin tetap di tempat tidur.
“Kau mau aku mandikan?” goda Kai. Jeo Rin meluruskan tangannya, membuat Kai bingung.
“Gendong?” kata Kai ragu. Jeo Rin tersenyum lalu mengangguk.
“Aku sedang malas jalan.” Ucap Jeo Rin manja. Jeo Rin tidak tahu kenapa ia bersikap seperti itu pada Kai. Padahal sebelumnya ia benci setengah mati pada Kai. Kai menarik tangan Jeo Rin, memeluknya dan mengangkat tubuh Jeo Rin, membuat Jeo Rin melingkarkan kakinya di pinggang Kai.
“Kau berat, baby.” Kai berjalan menuju kamar mandi.
“Jinjja? Turunkan aku!” Jeo Rin menatap kesal pada Kai.
“Aku bercanda, baby.” Kai mnegecup bibir Jeo Rin, menurunkan Jeo Rin dari gendongannya.
“Mandilah.” Kai membuka pintu kamar mandi.
“Aku akan menunggumu di sini.” Ucap Kai begitu pintu tertutup.
“Ya! Kim Jongin, keluar dari kamarku.”

*****************

“Jongin-ah, aku diantar supir saja.” Kata Jeo Rin begitu keluar dari rumah.
“Wae?”
“Aku tidak mau orang-orang tahu kalau kita dijodohkan. Terutama teman-temanku.” ‘Dan Suho. Cepat atau lambat Suho akan tahu, baby.’ Batin Kai.
“Arraseo. Aku akan mengikutimu dari belakang.” Kai membukakan pintu mobil untuk Jeo Rin lalu menutup pintu mobil dan berjalan menuju mobilnya.

****************

Begitu sampai di sekolah, Kai langsung memarkirkan mobilnya dan mengejar Jeo Rin yang sudah masuk ke gedung sekolah. Ia mengikuti Jeo Rin dari belakang sampai Jeo Rin tiba di kelasnya. Misun yang melihat Kai mengikuti Jeo Rin merasa heran. ‘Apa Jeo Rin tidak merasa ada yang mengikutinya?’ pikir Misun.
“Jeo Rin-ah, dari tadi Kai mengikutimu.” Misun menunjuk Kai yang berbelok menuju tangga.
“Aku tidak tahu.”
“Kau harus ahti-hati, Jeo Rin-ah. Sepertinya Kai punya rencana buruk padamu.”
“Ne.” Balas Jeo Rin singkat lalumasuk ke dalam kelas. ‘Bagaimana kalau Misun dan yang lain tahu aku dijodohkan dengan Jongin” batin Jeo Rin.

**************

From: 0106444221
Nanti kau pulang bersamaku, baby.

Sebuah pesan masuk ke handphone Jeo Rin dari nomor tak dikenal.

To: 0106444221
Nugu?

From: 0106444221
Kau tidak mengenalku? Aku rasa hanya aku yang memanggilmu ‘baby’.

To: 0106444221
Jongin? Dari mana kau tahu nomorku?

From: 0106444221
Ne. tidak penting aku tahu dari mana. Sudah keharusan bagiku untuk mengetahui semua tentangmu. Aku menunggumu di parkiran 

******************

“Kenapa lama sekali?” tanya Kai begitu Jeo Rin masuk ke mobilnya.
“Mian. Aku harus menghindari teman-temankku, Jongin-ah.”
“Kau harus dihukum karena sudah menbuatku kelaparan.” Kai menarik tengkuk Jeo Rin dan mencium bibir Jeo Rin. Melumat bibir bawah Jeo Rin. Ia selalu menikmati perlakuan yang ia berikan pada Jeo Rin. Jeo Rin mendorong Kai.
“Cepat jalankan mobilnya. Kau lapar kan?” kai langsung menyalakan mobil dan melesat meninggalkan sekolah dengan kecepatan tinggi.
“Pelan-pelan, Jongin-ah.”
“Aku lapar, baby.” Kai menghentikan mobilnya begitu matanya menangkap sebuah restoran. Mereka pun makan di restoran itu.

****************

Setelah makan di restoran mereka pergi ke game center, mall, dan terakhir mereka menikmati suasana sore di taman kota sambil makan es krim. Saat bersama Kai bukan rasa benci lagi yang Jeo Rin rasakan. Ia tidak tahu apa yang ia rasakan, tapi ia meyakinkan dirinya kalau Kai itu seperti teman.
“Kenapa kau tidak mau teman-temanmu tahu kalau kita dijodohkan, baby?” tanya Kai saat mereka berjalan di taman sambil bergandengan tangan dan Jeo Rin tidak menolak.
“Kau pasti bisa menebak seperti apa reaksi mereka. Dan lagi, aku masih kelas satu tapi sudah dijodohkan. Konyol sekali.”
“Bukan karena Suho?” Jeo Rin terdiam. Ingin sekali ia mengatakan kalau itu penyebabnya, tapi mulutnya terkatup rapat.
“Aku tidak menyangka kalau kalian akan jalan bersama seperti ini.” Suara yang Jeo Rin kenal menghentikan langkahnya dan Kai. Suho berdiri di depan mereka dengan Eun Na.
“Atau jangan-jangan kau sudah melakukan ini sejak masih bersamaku, Jeo Rin.” Suho tersenyum sinis. Jeo Rin menggeleng keras. Ia hendak melepas genggaman tangan Kai tapi Kai malah semakin menggenggam tangannya erat.
“Ck… Aku seperti namja bodoh yang masih mencintai yeoja yang mengkhianatinya. Selama ini aku salah menilaimu.”
“Oppa, jebal. Percaya padaku. Aku tidak seperti yang kau pikirkan.”
“Kajja, Eun Na. aku tidak mau melihat mereka.” Suho menarik tangan eun Na. Air mata yang sedari tadi ditahan Jeo Rin keluar.
“Baby…”
“Aku mau pulang..”

***************

Sampai di rumah, Jeo Rin langsung menuju kamarnya. Tidak ia pedulikan Kai yang memanggilnya. Kai pun maklum. ‘Mungkin ia ingin menenangkan diri.’ Pikirnya. Sampai makan malam pun Jeo Rin belum keluar dari kamarnya. Kai yang berada di ruang makan memutuskan untuk memanggil Jeo Rin.
“Baby, keluarlah. Kita makan malam.” Kata Kai sambil mengetuk pintu kamar Jeo Rin.
“Baby…” Masih tidak ada jawaban. Kai menghela napas. Ia kembali ke ruang makan. Ia makan senndirian. Setelah selesai makan, ia menyiapkan makanan untuk Jeo Rin dan membawanya ke kamar Jeo Rin. Kai langsung membuka pintu kamar Jeo Rin karena yakin Jeo Rin tidak mengunci kamarnya. Gelap. Jeo Rin tidak menyalakan lamu kamar. Kai menekan saklar yang berada di samping pintu. Matanya langsung tertuju pada gundukan yang tertutup selimut di tempat tidur. Kai brjalan menuju tempat tidur lalu duduk di tepinya. Meletakkan nampan di meja kecil smaping tempat tidur Jeo Rin.
“Baby, bangun. Ini sudah malam. Kau harus makan.” Kata Kai lembut.
“Aku tidak lapar.” Suara serak Jeo Rin. Ternyata dia tidak tidur.
“Tapi kau harus makan.”
“Aku bilang aku tidak lapar!” bentak Jeo Rin dari balik selimut. Kai menghela napas. Ia membuka selimut dan mendapati Jeo Rin masih memakai seragam sekolah dengan posisi membelakanginya.
“Kau belum mengganti seragammu?” melihat Jeo Rin yang terus diam, Kai membalikkan tubuh Jeo Rin menghadapnya. Betapa terkejutnya Kai melihat mata Jeo Rin yang sembab. Jeo Rin memalingkan wajahnya.
“Kau ahrus makan.” Masih tidak ada jawaban dari Jeo Rin.
“Apa ahrus memakai caraku agar kau mau makan?” Jeo Rin masih diam. Kai pun menarik Jeo Rin, mendudukkannya. Menangkupkan tangannya di wajah Jeo Rin. Menatap ke dalam mata Jeo Rin yang berkaca-kaca.
“Lupakan namja itu. Kau punya aku sekarang, Rin-ah.” Kai mencium mata kanan Jeo Rin lama, lalu mata kirinya. Ia menatap Jeo Rin lagi. Sakit melihat Jeo Rin seperti ini. Kai sadar ia egois, menghancurkan kebahagiaan yeoja yang ia cintai. Tapi ia tetap tidak peduli. Kai juga ingin bahagia.
“Saranghae, baby..” Kai mencium bibir Jeo Rin.
“Saranghae..” Kai menghapus air mata Jeo Rin, lalu memeluknya. Jeo Rin kembali menangis di pelukan Kai. Kai mencium puncak kepala Jeo Rin.
“Menangislah. Tapi setelah ini aku tidak mau melihatmu menangis lagi.” ‘Karena kau akan membuatmu melupakan namja itu.’ Sambung Kai dalam hati. Tangisan Jeo Rin sudah mulai mereda. Kai melepas pelukannya.
“Lihat… yeojaku jelek sekali.” Jeo Rin mengerucutkan bibirnya. Kai tersenyum.
“Sekarang makan.” Kai menyendok makanan lalu menyuapi Jeo Rin. Jeo Rin terdiam lalu membuka mulutnya.
“Good girl…” Kai terus menyuapi Jeo Rin sampai selesai.
“Mandilah. Kau bau.”
“Aku mau berenang.”
“Tidak ada lagi berenang malam-malam.” Kai berdiri, mengambil nampan hendak berjalan tapi terhenti karena ujung kaosnya ditarik Jeo Rin.
“Gomawo, Jongin-ah.” Kai tersenyum. Sepertinya Jeo Rin sudah bisa menerimanya.

******************

“Hei! Apa kau sudah tahu? Kai dan Kris oppa sekarang mengabaikan yeoja yang mendekati mereka.” Seorang yeoja bicara dengan teman yang ada di hadapannya. Meja mereka bersebelahan dengan meja Jeo Rin, Min Young, Min Ra, dan Misun.
“Ada apa dengan mereka? Berarti tidak ada lagi trio playboy.” ‘Jongin benar-benar membuktikan ucapannya.’ Batin Jeo Rin. Min Young dan Min Ra tidak peduli dengan gosip itu. Sedangkan Misun? Entahlah. Ia tidak tahu apa yang ia rasakan sekarang. Tanpa sengaja Jeo Rin bertemu pandang dengan Kai. Kai tersenyum pada Jeo Rin dan Jeo Rin balas tersenyum pada Kai.
“Kau senyum pada siapa, Jeo Rin-ah?” tanya Min Young.
“Ti.. tidak ada.” Jawab Jeo Rin gugup.

*************
“Min Young-ah, aku mau memberitahu satu rahasia padamu.” Saat in Jeo Rin dan Min Young sedang duduk di bangku penonton lapangan basket, min Young memaksanya berada di tempat itu melihat tim basket EXO berlatih. Kai tentu sangat senang dengan adanya Jeo Rin. Dulu Jeo Rin sering sekali berada di tempat ini untuk menyemangati Suho. Tapi sekarang tidak lagi.
“Tapi kau jangan bilang siapa-siapa, eo?”
“Eo. Apa?” tanya Min Young penasaran.
“Aku dijodohkan.”
“Mwo?” Min Young terkejut.
“Eomma menjodohkanku dengan anak temannya. Aku tidak bisa menolak.”
“Kau sudah bertemu orangnya?” Jeo Rin mengangguk.
“Bagaimana orangnya?”
“Secara fisik dia sempurna. Umurnya dua tahun lebih tua dariku. Hanya saja sifatnya sedikit buruk.” ‘Dan orang sedang bermain basket di sini.’ Sambung Jeo Rin dalam hati.
“Jadi kau menerima perjodohan ini begitu saja?”
“Aku tidak bisa menolak, Young-ah.” Min Young menepuk pundak Jeo Ri.
“Aku kan mendukung apapun keputusanmu.” Kata Min Young.
“Youngie..” Ternyata Sehun yang lainnya sudah selesai latihan. Jeo Rin terus melihat ke arah Suho berharap Suho akan melihatnya. Tapi tidak. Suho malah pulang bersama Lu Han tanpa mempedulikannya.
“Ayo pulang.” Ajak Sehun pada Min Young.
“Jeo Rin-ah, ayo pulang.” Ajak Min Young.
“Aku dijemput. Lagipula aku tidak mau mengganggu kalian.”
“Kalau begitu kami duluan.”
“Annyeong, Jeo Rin-ah.” Setelah Min dan Sehun pergi Kai mendekati Jeo Rin.
“Jeo Rin, jangan mau didekati Kai. Dia sudah dijodohkan.” Kata Chanyeol.
“Siapa yang mau dijodohkan dengannya?” balas Jeo Rin.
“Kai, kami duluan.” Kata Kris sambil menarik Chanyeol.
“Ada angin apa kalian mau latihan?”
“Lu Han, dia ahli sekali membujuk kami. Tapi dalam urusan cinta dia benar-benar payah.” Kata Kai sambil merangkul Jeo Rin. Mereka berjalan menuju parkiran.
“Aku mau tanya sesuatu padamu, Jongin-ah.”
“Malhae.”
“Apa kau punya masalah dengan Joonmyun oppa? Saat latihan tadi dia berbicara dengan yang lain. Tapi saat denganmu tidak. Bahkan melihatmu saja dia enggan.”
“Aku hanya tidak menyukainya. Sudahlah, jangan bicarakan dia lagi.” Kai membukakan pintu mobil untuk Jeo Rin. Lalu berjalan menuju pintu pengemudi dan melajukan mobilnya menuju rumah Jeo Rin.

**************

“Kalian sudah pulang?” tanya Nyonya Kang begitu melihat Kai dan Jeo Rin di ruang tamu.
“Eomma? Kapan pulang?” kata Jeo Rin sambil memeluk eommanya.
“Baru saja. Baguslah kalau kalian sudah akrab. Naiklah. Eomma menunggu kalian di ruang makan.” Kai dan Jeo Rin menaiki tangga menuju kamar mereka.

**************

“Bagaimana hubungan kalian?” tanya Nyonya Kang begitu Kai dan Jeo Rin duduk di kursi makan.
“Baik, ahjumma.”
“Ahjumma tidak menyangkan kalian bisa sedekat ini hanya dalam waktu beberapa hari.” Setelah perkataan Nyonya Kang ini mereka fokus makan.
“Jeo Rin-ah, bagaimana keadaan di sekolahmu? Maksud eomma masalahmu.” Suara Nyonya begitu selesai makan.
“Aku sudah tidak peduli lagi dengan masalah itu. Yang penting aku tidak kehilangan mahkotaku, eomma.” Kai menatap Jeo Rin lalu menggenggam tanga kana Jeo Rin seolah mengatkan ‘mianhae.’
“Eomma tahu kau masih mendapat cercaan dari siswa di sekolahmu, karena itu eomma memutuskan untuk memindahkanmu ke New York.”

TBC…………………

Happy Bacon Day ^^ comment ya, chingu ^o^

97 tanggapan untuk “TRUE LOVE (Chapter 8)”

  1. Si namja bad boy yg terkenal playboy berubah menjadi namja yg lembut, pengertian dan..romantis hehe. Mwo? Jeorin mau dipindahin ke New York? Padahal mereka baru aja deket, masa mau dipisahin -_- Eonni, ini bener-bener bagus banget ceritanya 🙂

  2. aigoo knp jd smkin rumit ya.. kasian suho..
    kai bener2 deh.. jeo rin jg jd plin plan bgni…
    mwo k new york?
    gk salah…
    aigooo…
    iktan pusing.. @.@

Tinggalkan Balasan ke Monica Ginting Batalkan balasan