Our Love Story in Seoul High School (Chapter 4)

Gambar

Tittle            : Our Love Story in Seoul High School  (Chapter 4)

Author         : Choi_Inji (Lee Junghee)

Length         : Chaptered

Genre          : romance, school life, family, sad (gagal), humor (maybe), gaje (banget)

Rating          : General

Main cast    :

–          Choi Inji                       (OC)

–          Kim Hyo Na                (OC)

–          Nam Jiyoung              (OC)

–          Choi Junghee              (OC)

–          Hwang Ahra                (OC)

–          Park Minjung               (OC)

–          Byun Baekhyun          (Exo K)

–          Lee Byung Hun           (Teen Top)

–          Lee Jinki                      (SHINee)

–          Lee Chunji                   (Teen top)

–          Park Chanyeol            (Exo K)

–          Kim Myungsoo            (Infinite)

Others cast : find it by your self

List Chapter: 1 l 2 l 3

Hai Chingudeul J, aku balik lagi..

Wah wah, ternyata ada yang komen author ini fans.a westlife.. ya.. bukan fans, Cuma suka lagunya aja. Apalagi yang ada di ff ini.

Masih seperti biasa, disini aku gak ngasih side-side.an ya… biar kalian nebak sendiri si ini di-couple.in ama siapa. Ingat ya, ada 6 Couple. Ok J .Gomawo ^^

Warning       : Typo banyak dan berserakan dimana-mana.

DON’T PLAGIAT and DON’T BASH okJ”

~Happy Reading~

 

“suara siapa itu? merdu. Ya, merdu sekali.” Ucap baekhyun pada dirinya sendiri. Baekhyun pun berusaha mengintip dari jendela. Sedetik kemudian, ia tahu siapa yang menyanyi. Baekhyun pun membelalakkan matanya.

“Inji?”

Chapter 4

“Inji?” tanya baekhyun pada dirinya sendiri. Tentu saja ia tak percaya bahwa Inji mempunyai suara yang merdu.

‘i lay my love on you, it’s all i wanna do

everytime i breathe i feel brand new

you open up my heart

show me all your love, and walk right through

as i lay my love on you’

………………..

Baekhyun yang tersadar dari tadi mengintip dari jendela, ia pun memutuskan untuk masuk.

‘as i lay my love on you

as i lay my love on you’

masuknya baekhyun, dan selesainya lagu yang dinyanyikan Inji, mendapat tatapan yang penuh was-was. Kecuali Jung seongseonim.

“waaahh.. lihat murid-murid. The king of music datang kemari. Apa kau berkunjung untuk melihat-lihat? Atau ada keperluan lain?” tanya jung seongseonim.

“ahahaha.. gomawo jung seongseonim. Sebenarnya, aku hanya ingin memberikan tas ini kepada yeoja babo.. eh maksudku, Inji. Ya, choi Inji.” Ucap baekhyun.

“waaahh… seorang byun baekhyun bisa berbaik hati kepada choi Inji.” Ucap salah seorang yeoja.

Baekhyun pun memberikan death glarenya pada yeoja itu. kemudian ia kembali tersenyum pada jung seongseonim.

“geurae. Silahkan. Aku tak melarangmu. Jika kau ingin berkunjung pun tidak apa-apa.” Ucap jung seongseonim.

“gamsahamnida seongseonim!” ucap baekhyun sambil membungkuk. Baekhyun pun segera melangkah menuju Inji dengan senyuman mautnya. Sedangkan Inji, ia hanya menatap baekhyun penuh keheranan. Hyona dan Jiyoung saling menggenggam tangan satu sama lain. Why? Mereka takut jika ada perang dunia ke tiga (?).

“igo!” ucap baekhyun sambil menyerahkan tas Inji kepada Inji.

“kau ingin aku berterima kasih lagi kan?” sindir Inji.

“ani.. tapi, bukankah lebih sopan jika kau berterima kasih setelah ada orang yang membantumu?”

“bukannya aku tidak sopan, tapi.. cukup 1 kali saja aku mengucapkan terima kasih padamu. Mr. Byun.”

“terserah apa katamu, ms. Choi.” Ucap Baekhyun sembari pergi dengan berjalan santai. Namun tak berapa lama, baekhyun pun berbalik.

“oiya, BTW, kita bisa berduet. Suaramu lumayan juga.” Ucap baekhyun lalu melanjutkan jalannya yang tadi (?).

apa? Menyebalkan sekali dia. Lumayan? Ya.. aku akui suaraku pas-pasan. Tapi, siapa juga yang mau berduet dengannya. Cuih.. tak sudi.’ Batin Inji.

Istirahat

BRUKK

Beberapa buku terlepas dari tangan seorang yeoja manis berambut panjang berwarna hitam agak kemerahan yang di kucir manis jadi dua hingga buku itu terjatuh.

“ah, mianhae. aku tak sengaja. Biar kubantu ne.” Ucap seorang namja berpostur tubuh tinggi dengan rambut pirangnya.

“gwaenchana. Gamsahamnida.” Ucap yeoja tadi sambil mengambil buku-buku yang berjatuhan. Namja yang menabrak tadi juga mengambil buku-buku itu.

“igo.” Kata namja itu seraya menyerahkan buku-buku yang diambilnya.

“gamsahamnida.” Kata yeoja itu sambil membenarkan posisi buku-bukunya. Yeoja itu pun menoleh pada namja tinggi itu. mata yeoja itu terbelalak.

“kk..kau.. bukankah kau namja yang baru masuk dalam gengnya baekhyun itu?” tanya yeoja itu.

“ne. Choneun park chanyeol imnida. Kau bisa memanggilku chanyeol.” Chanyeol memperkenalkan diri seraya mengulurkan tangannya.

“aa.. mianhae, aku tak bisa membalas jabatan tanganmu. Aku tak mau buku ini terjatuh lagi.” Jawab yeoja itu.

“oh ne, aku yang seharusnya minta maaf. Mianhae. Oh ne, bolehkah aku membantumu? Kau mau kemana?” tanya chanyeol.

“ah ne, aku ingin mengembalikan buku ini ke perpustakaan. Gamsahamnida.” Jawab yeoja itu. chanyeol dan yeoja itu pun berjalan menuju perpustakaan.

SKIP

Setelah mengembalikan buku-buku ke perpustakaan.

“hey, kau belum memperkenalkan dirimu.” Ucap chanyeol.

“ah ne. Hwang ah ra imnida. Kau bisa memanggilku ahra, chanyeol-ssi.” Ucap ahra memperkenalkan diri.

“jangan formal begitu. anggap saja aku teman biasa. Ah ya, kau kelas apa? Aku sering melihatmu tapi tak pernah tau kau ini siapa dan kelas apa. Hehe.” Ucap chanyeol sambil mengelus tengkuknya. Ahra terkekeh geli.

“aku kelas XII A. Kau?” tanya ahra.

“aku kelas XII C. ternyata dekat juga ya. Ah, ternyata aku terlalu malu untuk berkenalan dengan murid kelas lain. Apalagi yeoja.” Jawab chanyeol jujur. Ahra masih terkekeh geli.

“kau, kenapa kau mau ikut gengnya bacon itu?” tanya ahra. Bacon adalah julukan ahra untuk baekhyun.

“aku hanya ingin mencari suasana baru dengan bergabung di geng itu. ternyata memang seru. Setiap hari pasti selalu ada yang aneh dan mengasyikkan.” Ucap chanyeol girang.

“jinjja? Seperti apa? Menjaili kaum yeoja?” tanya ahra penuh selidik.

“ani. Bukan hanya menjaili kaum yeoja, tapi juga menjaili yang lain. Seperti guru, tukang kebun, osis, dan masih banyak lagi.” Jawab chanyeol polos.

“hahaha.. kalian benar-benar kurang kerjaan. Tukang kebun saja kalian jaili. Hey ingatlah, kita ini sudah kelas XII, jadi harus belajar dengan giat. Berhentilah untuk menjaili orang-orang.” Ucap ahra.

“ne. Haha.. tapi menjaili seseorang sangat mengasyikkan.” Ucap chanyeol.

“hemm.. tapi, aku merasa kasihan pada in ji. Dia sering dijaili oleh si bacon. Aku tak tahu apa maksudnya. Tapi dia senang sekali menjaili Inji.” Ucap ahra.

“oh iya, tadi dia membawakan tas Inji yang ketinggalan di kelas ke ruang musik loh.” lanjut ahra.

“Jinjja? Inji? Oh, yeoja yang tomboy itu ya? Yang kemarin terlambat itu?” tanya chanyeol. Ahra mengangguk.

“mm.. molla. Mungkin saja, baekhyun itu menjailinya karena…” chanyeol nampak berfikir. Kemudian menoleh pada ahra. Ahra ternyata juga berfikir. Kemudian menoleh pada chanyeol hingga mereka saling menatap. Kemudian mereka saling menyeringai.

“KARENA BAEKHYUN MENCINTAI IN JI” teriak mereka serempak. Untung saja sepi, jadi mereka tak menjadi pusat perhatian.

“ahahahahahahahahaha..” tawa mereka.

“ya benar. Haha. Baekhyun menyukai in ji.” Ucap chanyeol sambil memegangi perutnya karena tertawa.

“ya. Mana mungkin baekhyun sering sekali menjaili in ji jika tidak mencintai in ji. Hahaha.” Ahra dan chanyeol semakin meledakkan tawanya dan berjalan bersama menuju kelas mereka masing-masing.

-.-.-.-.-.-.-

“in ji, kau mau kemana?” tanya jiyoung tiba-tiba begitu melihat inji hendak berjalan keluar.

“ingin ke perpustakaan. Wae?” tanya inji.

“aku ikut ya?” ucap jiyoung memohon. Inji hanya mengangguk. Mereka pun berjalan menuju perpustakaan.

Di perpustakaan

Inji sibuk mencari buku yang akan dipinjamnya, sedangkan jiyoung masih sibuk membaca novel yang baru saja diambilnya. Merasa agak bosan, jiyoung meletakkan bukunya di meja dan mendongakkan kepalanya.

DEG DEG

Jantung jiyoung berdebar.

‘oh my god, apa ini mimpi? Malaikatku ada di hadapanku sekarang? Apa aku tidak bermimpi? Apa benar aku tidak bermimpi?’ batin jiyoung

Ya, namja yang sekarang ada di hadapannya itu jinki alias Lee Jin Ki. Namja itu sedang sibuk membaca ensiklopedia.

“young-i, aku ingin kembali ke kelas sekarang. Bagaimana denganmu?” tanya inji mengagetkan jiyoung.

“aa..ah ne. Aku juga akan kembali ke kelas bersamamu. Kajja.”

Skip

Diperjalanan, jiyoung masih terbengong sambil senyum-senyum sendiri. Inji merasa aneh pada jiyoung.

“ya jiyoung-ah! Kau kenapa ha? Aneh sekali kau ini. seperti, seperti ha, seperti orang gila.” Ejek inji.

“enak saja kalau bicara! Aku tidak gila. Aku masih sehat jasmani dan rohani.” Balas jiyoung.

“ne,ne. Habis kau senyum-senyum sendiri tak jelas begitu. kau kenapa ha?”

“mem..memangnya aku tadi senyum-senyum sendiri?” tanya jiyoung. Inji mengangguk.

“ah nothing.” Ucap jiyoung.

“ha? Jadi kau senyum-senyum sendiri tak ada sebab? Wah, temanku ini memang benar-benar harus dibawa ke rumah sakit jiwa. Kajja beli obat sebelum bertambah parah.” Ucap inji sambil menarik jiyoung.

“INJI!” teriak jiyoung sambil melepaskan tangannya yang ditarik inji.

“AKU TIDAK GILA. AKU MASIH WARAS. KAU TAHU WARASKAN?” teriak jiyoung. Inji pun tertawa.

“makanya beritahu aku apa sebabnya kau senyum-senyum sendiri. Tak mungkin kau senyum-senyum sendiri tanpa sebab. Tell me please!” ucap inji memohon. Jiyoung menghela nafas sebentar.

“geurae. Tapi apa kau mau berjanji untuk tidak memberitahu kepada siapapun tentang rahasiaku selama ini? tapi jika aku sudah mengijinkanmu, kau boleh bercerita kepada orang yang kau kehendaki. Karena kau tahu, rahasia ini benar-benar aku jaga sampai saat ini dan tak ada satupun yang tahu tentang rahasia ini. aku hebatkan? Aku hampir saja membocorkan rahasiaku yang selama ini kujaga dengan baik. Kau tahu, pada waktu itu..”

“kau ingin memberitahuku apa itu rahasiamu atau bercerita padaku tentang rahasiamu yang hampir bocor?” tanya inji kesal. Jiyoung tertawa kecil.

“hehe. Mian. Aku bersemangat sekali. Tapi kau janji ya tidak memberitahu kepada siapapun?” tanya jiyoung.

“ne. Yakseok.” Ucap inji sambil menngacungkan kelingkingnya ke hadapan jiyoung. Jiyoung mengaitkan kelingkingnya dengan kelingking inji bertanda setuju.

“geurae. Mm.. tapi benarkan?” tanya Jiyoung kurang yakin. Inji mendengus kesal.

“memang aku pernah membocorkan rahasiamu?”

“mmm.. ani.. hehe”

“TELL ME NOW!!” bentak Inji.

“uuu.. tidak usah marah-marah begitu. geurae.. rahasiaku adalah..” inji semakin menajamkan pendengarannya karena penasaran.

“Rahasiaku adalah, mm.. aku mencintai jinki.” Ucap jiyoung lirih.

“mwo? aku tidak dengar.” Ucap inji sambil mendekatkan telinganya ke mulut jiyoung.

“aish jinjja. Aku mencintai jinki.” Ucap jiyoung agak keras. Inji membelalakkan matanya.

“mwo? kau mencintai si kutu buku itu?” tanya inji yang melonjak kaget dengan keras. Jiyoung pun langsung membekap mulut inji.

“sstt… jangan keras-keras.” Ucap jiyoung lirih. Inji mengangguk. Jiyoung melepaskan bekapannya.

“kenapa kau mencintai si kutu buku itu?” tanya inji penasaran.

“hey, kau juga kutu buku. Sesama kutu buku tidak boleh mencaci.”

“yayaya.. tapi dia ktu buku sejati. Aku tidak.”

“jinjja? Buktinya kau mendapat gelar ratu buku di sekolah ini!”

“haish.. sudahlah jangan dibahas. Kau belum menjawab pertanyaanku tadi. kenapa kau mencintai jinki?”

“molla. Tapi kalau dipikir-pikir, dia tampan, lucu juga. Pintar apalagi.” Ucap jiyoung memuji jinki. Inji mengangguk-angguk mengerti.

“ya, dia tampan, lucu dan pintar. tapi, dia itu gengnya nappeun namja (julukan inji untuk baekhyun). Dia itu terlalu jail. Atau jangan-jangan, kau suka saat mereka menjailimu?” tanya inji penuh selidik. Yang ditanya malah cengengesan.

“dasar jiyoung. Ya sudah, mengurusi jinkimu itu nanti saja. Yang penting kita ke kelas dulu. Habis ini pelajaran jang seongseonim. Aku tak mau dihukum hanya karena terlambat masuk kelas. Jebal.” Ucap inji. Inji dan jiyoung berlari kecil menuju kelas mereka.

~~~

HENING

“hening sekali… apa sudah masuk?” tanya jiyoung.

“molla”

“atau jangan-jangan… karena kita keasyikan megobrol, kita tidak dengar bel berbunyi?”

“lebih baik, kita percepat jalan kita.” Saran Inji. Bukan berjalan, namun berlari. Ya, merek berdua berlari menuju kelas.

Di tengah perjalanan

“omo! Hosh.. hosh.. kita pasti terlambat inji.” Ucap jiyoung ngos-ngosan. Inji dan jiyoung semakin mempercepat larinya.

pintu kelas

“hosh..hosh..” inji dan jiyoung ngos-ngosan. Mereka mengidarkan pandangannya ke kelas.

Hening. Para murid menoleh pada jiyoung dan inji, namun kemudian melanjutkan aktivitas mencatatnya.

“untung jang seongseonim belum datang.” Ucap jiyoung sambil menyeka keringat yang ada di dahinya.

“ehem…ehem..” suara dehaman yang ternyata berasal dari jang seongseonim. Jiyoung dan Inji berbalik dan terkejut.

“aa..aaa… jang seongseonim, anda sudah datang. Silahkan. Baru saja kami ingin menghampiri anda tapi kami urungkan. He.” Bohong jiyoung.

“jinjja? Kenapa diurungkan?” tanya jang seongseonim.

“aaa… karena..karena.. ah iya! Karena kami melihat jang seongseonim kemari. Hehe” bohong jiyoung lagi.

“o, kalian menghampiriku dan melihatku dari arah barat? Padahal kantor guru ada disebelah timur?” tanya jang seongseonim.

“aa… jinjja? Ah, mungkin tadi yang jang seongseonim lihat bukan kami, melainkan murid lain.” Bohong jiyoung lagi dan lagi.

“JANGAN BOHONG PADAKU NONA NAM.” Bentak jang seongseonim yang membuat seluruh murid di kelas XII A mengindik keluar.

“Kau ini pintar sekali ya mencari alasan dan berbohong. Aku sudah berada di kelas sebelum kalian datang. Dan aku hanya keluar sebentar. Kalian pikir aku bodoh? Aku tak mau tahu, sekarang kau dan juga Inji, harus berdiri di depan tiang bendera dengan posisi hormat menghadap bendera. Dan kalian boleh berhenti sampai nanti aku meminta kalian berhenti.” Perintah jang seongseonim yang mulai emosi.

“sekarang seongseonim?” tanya jiyoung polos.

“menunggu besok kalau bulan ada dua. YA SEKARANGLAH!” bentak jang seongseonim. Jiyoung dan Inji pun segera berlari menuju lapangan untuk berdiri di depan tiang bendera. Sesampai di sana, jiyoung dan Inji menuruti apa perintah Jang seongseonim.

Teettt…

Istirahat

Jiyoung melihat ke arah Inji yang sedari tadi diam dan tak berbicara satu katapun. ‘apa dia marah padaku?’ batin jiyoung.

“mm.. inji-ya, apa kau marah padaku?” tanya jiyoung hati-hati. Inji masih terdiam.

“mm..mianhae. aku.. ya.. aku tahu, harusnya aku tak berbohong seperti itu. mian.. maafkan aku ya inji. Aku tahu aku memang salah.” Ucap jiyoung tulus. Inji masih terdiam.

“inji? Kau marah sekali ya padaku? Aku benar-benar minta maaf. Inji-ya, nan jeongmal..”

“WAA… SI YEOJA BABO DIHUKUM.. BWAHAHAHAHA.” Teriak seorang namja siapalagi kalau bukan baekhyun. Jiyoung menoleh, sedangkan inji tetap pada posisinya.

“ya byun baekhyun! Diamlah! Kau benar-benar menyebalkan!” ucap jiyoung yang masih mengangkat tangannya dengan posisi hormat.

“waaahh, kau juga dihukum. Hahahaha.” Tawa baekhyun semakin meledak. Ia dan teman-temannya lebih tepatnya hanya bersama jinki dan L.Joe mendekati jiyoung dan inji. Jinki mendekati jiyoung sambil menyerahkan sebotol air.

“igo!” ucap jinki sambil menyerahkan sebotol air itu. jiyoung mengernyitkan dahinya.

“kau pasti haus, minumlah ini!” ucap jinki lagi.

“mm.. mian, tapi aku tidak boleh merubah posisi tanganku. Ya, setidaknya, sampai guru killer itu kembali.” Ucap Jiyoung.

“aku mengerti. Kalau begitu, aku akan menemanimu sampai guru killer datang.” Perkataan jinki membuat jiyoung berbunga-bunga. Ia senang sekali diperhatikan oleh malaikatnya. Namun ia tahan rasa senangnya itu. gengsi.

“mm.. gomawo.” Ucap jiyoung. Lee jinki tersenyum pada jiyoung sedangkan L.Joe senyum-senyum tak jelas karena melihat kedua sosok itu (jiyoung dan jinki).

“ahahahaha.. kau dihukum yeoja babo? Yeoja disiplin sepertimu dihukum? Bisa juga ya? Ahahahaha. Oh, mungkin karena kau terlalu tomboy. Bwahahahahaha. Oh, atau, kau tak cantik sehingga kau dihukum. Bwahahahaha.” Tawa bekhyun meledak. Inji yang daritadi diolok diam saja dan tetap pada posisinya. Sedangkan jiyoung, jinki dan L.Joe kini beralih menghadap mereka berdua.

‘dia kenapa? Apa dia terlalu emosi? Tapi biasanya ia langsung marah-marah. Kenapa dengannya? Atau dia sudah bosan berdebat denganku?’ batin baekhyun.

“baekhyun! Jangan mengganggu Inji! Bisakah sehari saja kau tak muncul dihadapannya?” bentak jiyoung masih dengan posisinya.

“hey, yeoja centil (julukan baekhyun untuk jiyoung)! Yang aku ganggu yeoja babo. Bukan kau. Kenapa jadi kau yang marah-marah?”

“Inji itu temanku. Berhenti memanggilnya yeoja babo. Dan berhenti memanggilku yeoja centil. Aku bukan YEOJA CENTIL!”

“wow..wow..wow.. calm down! Kalau tak mau diejek ya sudah. Aku juga malas mengejekmu!”

Jang seongseonim datang. “kalian sudah bisa menghentikan hukuman kalian. Lain kali, jangan terlambat. Dan khusus untuk nona nam, jangan pernah berbohong, apalagi denganku atau kau akan kuhukum lebih berat dari ini.” jang seongseonim pun pergi.

Jiyoung dan inji menurunkan tangannya.

“ah, pegal sekali tanganku.” Keluh jiyoung.

“igo.” Ucap jinki sambil menyerahkan handuk.

“untuk mengelap keringatmu.” Ucap jinki lagi.

“mm.. gomawo.” Ucap jiyoung sambil mengambil handuk.

“igo.. sekarang kau bisa minum.” Ucap jinki.

“uuuuhhh… kurasa disini aku hanya jadi obat nyamuk ya? Lebih baik, aku pergi saja. Bye bye!” pamit L.joe.

“jiyoung, aku duluan!” ucap inji singkat padat dan jelas. Jiyoung menatap Inji dengan cemas.

“ada apa dengan yeoja babo itu?” tanya baekhyun tiba-tiba.

“nan molla. Mm.. mungkin dia marah padaku. Karenaku, dia juga ikut dihukum.” Ucap jiyoung sambil menunduk sedih. Baekhyun mengejar inji yang belum jauh.

Jinki kembali menatap Jiyoung dan memberikan botol minuman kepada Jiyoung. Jiyoung ragu untuk mengambilnya, namun akhirnya, ia ambil juga.

“mmm.. gomawo.”

“Minumlah.” Dengan ragu, Jiyoung meminum minuman pemberian Jinki. Selang beberapa detik, jiyoung membulatkan matanya dan memuntahkan minuman yanga ada di mulutnya.

“HOEKK..”  jiyoung mengelap mulutnya dan menatap tajam jinki.

“kau memberiku minuman apa?” teriak Jiyoung.

“AHAHAHAHA.. heh.. kau ini mudah sekali tertipu ya?” ucap jinki sambil tertawa lepas. Jiyoung yang melihatnya pun langsung merasa jengkel.

“KAU BERI AKU MINUMAN APA?” bentak jiyoung. Jinki malah semakin tertawa. Jiyoung makin jengkel.

“JAWAB AKU JINKI!!!”

“ahahaha.. hah, capek menertawaimu. Oh iya. Itu minuman, mm.. ya, hanya air dengan jeruk nipis.” Ucap jinki.

“lalu kenapa asam sekali?” tanya jiyoung.

“karena disitu kumasukkan 5 buah dan tanpa gula!” ucap jinki jujur sambil memasang senyumnya.

“tanpa gula? Kau gila? Aish.. kau.. kau menyebalkan!”

Jiyoung pun berlari meninggalkan jinki. Jinki yang melihat itu pun langsung mengejarnya. Rasanya ia tidak puas dengan kejahilannya barusan.

~~~

“HEY YEOJA BABO!!” Panggil baekhyun yang masih mengejar Inji. Sedangkan yang dipanggil hanya diam dan melanjutkan jalannya. Baekhyun berhasil mengejar inji dan berjalan beriringan dengannya.

“kau dengar aku tidak? Atau kau ini tuli dan bisu?” tanya baekhyun mengejek. Inji masih diam dan terfokus pada jalan. Baekhyun melihat wajah inji.

‘pucat? Iya, dia pucat sekali.’ Batin baekhyun.

“kk..kau..kau tidak apa-apa?” tanya baekhyun khawatir. Khawatir? Lebih tepatnya panik. Inji masih diam.

“HEY YEOJA BABO, KAU INI PUNYA MULUT ATAU TIDAK HAH? JAWABLAH PERTANYAANKU!” bentak baekhyun. Inji memberhentikan langkahnya dan menatap tajam bekhyun dengan wajah pucatnya. Baekhyun terkejut karena inji menatapnya seperti itu.

“APA AKU HARUS MENJAWAB SEMUA PERTANYAANMU? DAN KAU TANYA APA AKU PUNYA MULUT ATAU TIDAK? KAU TAK BISA LIHAT? ATAU JANGAN-JANGAN KAU YANG TAK PUNYA MATA? BISAKAH KAU TAK MUNCUL DIHADAPANKU SEHARI SAJA? AKU SUDAH BOSAN BERDEBAT DENG..”

BUKK..

Sebuah bola basket menimpa kepala Inji. Inji pun terjatuh. Baekhyun yang menyadari itu langsung menatap tajam orang yang melempar bola basket itu.

“HEY KAU BABO. HATI-HATI KALAU MAIN BOLA. KAU LIHAT? ADA YANG PINGSAN DISINI. CEPAT PERGI ATAU AKU AKAN MENGHAJARMU.” Bentak baekhyun. Setelah yang bermain bola basket pergi, baekhyun melihat Inji dan kemudian dia berjongkok.

“Yeoja babo? Ireona. Jangan pingsan disini. Hey, Yeoja babo!” Inji masih tak bergeming.

“Aigoo… INJI IREONA!” teriak baekhyun.Inji tetap tak bergeming.

.

.

.

.

TBC

Gimana? Penasaran? Hehe. Ini udah aku banyakin loh.. semoga suka. Seperti biasa. Aku hanya ingin bilang “PLEASE RCL and DONT BASH

 

18 tanggapan untuk “Our Love Story in Seoul High School (Chapter 4)”

Pip~ Pip~ Pip~